TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
S U R A B A Y A
ANALISA PERBANDINGAN
KESTABILAN BELOK DAN ARAH
KENDARAAN ANTARA DAIHATSU
XENIA TYPE 1.3 DELUXE(Xi) DAN
TOYOTA AVANZA TYPE 1.3 E
Oleh :
JIHAN KHALIDY N.
2198 100 124
LATAR BELAKANG
Dalam memilih kendaraan masyarakat hendaknya mengetahui
karakteristik dari kendaraan tersebut, baik secara subyektif maupun obyektif. Penilaian secara subyektif kendaraan meliputi bentuk
kendaraan, desain eksterior dan interior. Sedangkan penilaian secara obyektif dari kendaraan meliputi keamanan, kenyamanan, handling, percepatan, ekonomi. Pada dasarnya ada 5 jenis
karakteristik kendaraan secara obyektif yaitu :
Kenyamanan Keamanan Handling Percepatan Ekonomi
PERMASALAHAN
Pada tugas akhir ini penulis akan
membandingkan mengenai stabilitas kendaraan
pada saat berbelok antara Daihatsu Xenia type 1.3
Deluxe (Xi) dan Toyota Avanza type 1.3 E .
Pada tugas akhir ini akan dianalisa
kestabilan belok dengan mengunakan analisa skid
dan guling pada tingkat kecepatan dan sudut
kemiringan jalan tertentu.
TUJUAN
1. Menganalisa kestabilan kendaraan tersebut terhadap
skid dan guling pada saat belok.
2. Mencari kecepatan kritis maksimum sebelum
mengalami skid (Vs) dan guling (Vg)
3. Mencari sudut side slip (β) dan radius belok nyata
kendaraan (Rn)
4. Mencari nilai koefisien understeer kendaraan(Kus)
5. Menyimpulkan apakah kendaraan mengalami
BATASAN MASALAH
1. Massa kendaraan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Wt (berat
total kendaraan), Ws (berat badan kendaraan/sprung mass),
Wu (berat roda dan poros/unsprung mass).
2. Analisa dilakukan secara teoritis tidak dilakukan eksperimen.
3. Analisa perilaku arah kendaraan dilakukan pada saat
kendaraan belok pada jalan datar, kemiringan tertentu,
kecepatan tertentu dan percepatan nol.
4. Sudut chamber pada roda sangat kecil dianggap nol sehingga
chamber thrust diabaikan.
5. Titik tangkap gaya serang angin berimpit dengan titik berat
kendaraaan.
6. Analisa dilakukan dengan kecepatan 20 km/jam, 40 km/jam,
60 km/jam dan kemiringan jalan 0˚, 5˚, 10˚.
Posisi Titik Berat Kendaraan
Wt = Wf + Wr
a =
b =
Tinggi titik berat kendaraan
hr =
h = r + hr
Wr Wf Wr b a + + ) ( Wr Wf Wf b a + + ) ( d W b W b a Wf θ tan . ) . ) (' ( + −Posisi Titik Berat Sprung Mass
Lf =
Lr = L - Lf
Beban yang diterima suspensi:
Wsf = Wsr =
Penurunan suspensi akibat massa sprung
Xsf = Xsr =
Penurunan suspensi di titik berat sprung X = Xsf + Ws L Wur a Wt. − . Ws L Lr Ws L Lf Ksf Wsf Ksr Wsr ( − ) Xsf Xsr L Lf
Tinggi titik berat sprung
hs =
Tinggi titik berat sprung akibat pengaruh suspensi
hs’ = hs – X
Tinggi titik berat total akibat pengaruh suspensi
ht =
Tinggi sumbu guling
rc = ht + Zs – Sr Sr = hf + (hr – hf) Ws hur Wur huf Wuf ht Wt. −( . + . ) Wt hur Wur hs Ws huf Wuf . + . + . b a Xs a + −
Radius Belok
Kondisi Ackerman
: kondisi dimana belum terjadi sudut
slip αf = 0 dan αr = 0
Rack =
57,29
β = arc tan (b/R)
Radius Putar Nyata
Rn =
57,29
β = arc tan(tanαr+b/R)
f b aδ
+ r f f L α α δ − +Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal pada sprung mass
Fs =
Fsy = Fs.cosβ
Fsx = Fs.sinβ
Gaya sentrifugal pada unsprung mass
Fuf =
Fur =
Gaya sentrifugal total pada kendaraan
Ft =
Fty = Ft.cosβ
Ftx = Ft.sinβ
R V Ws. 2 R V Wuf . 2
R
V
Wur
.
2R
V
Wt
.
2Gaya Yang Terjadi Pada Ban
Gaya lateral yang terjadi pada tiap ban di jalan lurus
Fy.α1 = Fy.α2 = Fy.α3 = Fy.α4 =
Gaya lateral yang terjadi pada saat ban berbelok
F’yα1 = F’yα2 = Fyα1.cosδf + Ftx/4.sinδf F’yα3 = F’yα4 = Fyα3 = Fyα4
Gaya longitudinal yang terjadi pada saat ban berbelok
Fx1 = Ftx/4. cosδf - Fyα1.sinδf Fx2 = Ftx/4. cosδf – Fyα1. sinδf
Fx3 = Ftx/4 Fx4 = Ftx/4
Gaya normal statis
Ffst = Frst = ) ( 2 . b a Fty b + 2( ) . b a Fty a + L Wt b. L Wt a.
Defleksi Yang Terjadi Pada Suspensi
Kendaraan
θ = θ1 + θ2 Ks = ks1 + ks2 Kt = kt1 + kt2 Keq = teq = (t+d)/2 Mf = Mr = Mf = keqf.θf.teqf/2 Mr = keqr.θr.teqr/2 + + f L Lr r L Lf rc Ws rc Fsy L Lr θ θ . . + + r L Lf f L Lr rc Ws rc Fsy L Lf θ θ . . kt ks kt ks + .Analisa Perpindahan Beban
Perpindahan beban pada bidang lateral
F dinf = (Mr+Fuf.huf+Fsf.hf)/tf
F dinr = (Mr+Fur.hur+Fsr.hr)/tr
Perpindahan beban pada bidang longitudinal
M = Fsx.rc + Ws.rc.(ψ1+ψ2)
M = (keqf.Lf
2+ keqr.Lr
2)ψ
Ψ =
Fdin L = (Fsx.rc+Ws.rc.ψ)/L
rc
Ws
Lr
keqr
Lf
keqf
rc
Fsx
rc
a
m
.
.
.
.
.
.
2 2+
−
+
Perpindahan Beban Pada bidang Lateral
Momen yang terjadi pada kendaraan
M = Fsy.rc.cos (θ1+ θ2) + Ws.rc.sin (θ1+ θ2)
Karena θ1 + θ2 = 0
M = Fsy.rc + Ws.rc.(θ1 + θ2)
Mf =
Mr =
Fsf =
Fsr =
M L Lr M L Lf Fsy L Lr Fsy L Lf θ 1 θ 2 θf Fs y Ws M θ r r fGaya Normal Total Kendaraan
Roda 1 (roda depan sebelah dalam)
Fz1 = Ffst/2 – Fdinf + Fdin L/2
Roda 2 (roda depan sebelah luar)
Fz2 = Ffst/2 + Fdinf + Fdin L/2
Roda 3 (roda belakang sebelah luar)
Fz3 = Frst/2 + Fdinr - Fdin L/2
Roda 4 (roda belakang sebelah dalam)
Analisa Skid
Roda 1 dan 2
Fr1 = μ.Fz1 Fr2 = μ.Fz2
Fyαf = Fyα1 + Fyα2 Frf = Fr1 + Fr2 Fyαf < Frf maka roda tidak skid
Roda 3 dan 4
Fr3 = μ.Fz3 Fr4 = μ.Fz4
Fyαr = Fyα3 + Fyα4 Frf = Fr3 + Fr4 Fyαr < Frr maka roda tidak skid
Vfs = Vrs = + − + β δ β µ β δ ψ µ sin . sin . . 5 . 0 / ) sin . . . cos . cos . . ( / ) . . ( . f Wt L rc Ws f b Wt L rc Ws Ffst R + − β µ β ψ µ sin . . . cos . . ( / ) . . ( . . rc Ws a Wt L rc Ws Frst L R
Analisa Guling
Mf + Fsf.hf + Fuf.huf + Wuf.huf.θf < Fz2. tf/2
Mr + Fsr.hr + Fur.hur + Wur.hur.θr < Fz3.
tr/2
Maka kendaraan tidak guling
Vfg =
Vrg =
−
−
−
−
tf
huf
Wuf
tf
L
hf
Lr
Ws
L
rc
Ws
L
rc
Ws
tf
Mf
Ffst
R
/
)
.
(
.
/
)
cos
.
.
.
(
/
.
sin
.
.
5
.
0
/
)
.
.
.
5
.
0
(
/
2
/
β
β
ψ
+
+
−
−
L
rc
Ws
tr
hur
Wur
tr
L
hr
Lf
Ws
L
rc
Ws
tr
Mr
Frst
R
/
sin
.
.
.
5
.
0
/
.
.
)
cos
.
.
.
(
/
.
.
.
5
.
0
/
2
/
β
β
ψ
Hubungan Antar Sudut Slip, Gaya Normal
dan Gaya Lateral
Untuk jenis ban bias ply :
α = 0.052817 (
F
y
α
)
0.90635
- 0.004633 ( F
z
)
Untuk jenis ban radial :
α
= 0.087935 ( F
y
α )
0.79008
−
0.005277 ( F
Metodologi Penelitian
1. Studi literatur dilaksanakan dengan mempelajari berbagai teori penunjang yang berkaitan dengan stabilitas kendaraan dari berbagai buku, makalah dan referensi lain.
2. Melakukan studi pustaka dari beberapa tugas akhir terdahulu. 3. Berikut adalah langkah – langkah perhitungan dan analisanya :
- Mencari data kendaraan
- Mencari posisi titik berat dan tinggi sumbu guling kendaraan. - Masukkan sudut belok(δf)
-Jika αf > 0, αr > 0 maka R = 57.29 β = arc tan(tanαr+b/R) r f f L α α δ − +
-Jika αf = 0, αr = 0 maka R = 57.29 β = arc tan(b/R)
- Mencari gaya sentrifugal yang terjadi pada kendaraan - Melakukan analisa perpindahan beban pada kendaraan
- Mencari gaya lateral dan longitudinal yang terjadi pada ban.
- Analisa guling dan kecepatan guling, jika guling stop, jika tidak analisa skid - Analisa skid dan kecepatan skid jika skid stop dan jika tidak dilanjutkan. - Mencari αf, αr, β, Radius belok nyata (Rn)
- Mencari Kus jika αf > αr maka understeer, αf < αr maka oversteer - Dilanjutkan sudut belok(δf) yang lebih besar
f L
Start
Data Kendaraan
Masukkan sudut belok(δf)
αf >0 αr >0 αf = 0 αr = 0
L
R
α
δ
−
=
L
R
δ
=
β = arc tan(tanαr+b/R) β = arc tan(b/R)
Gaya Sentrifugal
Analisa Perpindahan Beban
A B
Tidak Ya
A B
Karakteristik Ban Gaya Pada Ban
Analisa Guling Stop Analisa Skid Stop Mencari αf, αr, Rn dan β
(
Next δf Ya Ya Tidak TidakKESIMPULAN
1. Daihatsu Xenia type 1.3 Deluxe (Xi) kosong maupun Toyota Avanza type 1.3 E kosong cenderung lebih stabil sedangkan Daihatsu Xenia type 1.3
Deluxe (Xi) penuh maupun Toyota Avanza type 1.3 E penuh cenderung mengalami oversteer.
2. Pertambahan kecepatan dan sudut belok akan mengakibatkan kendaraan semakin mudah mengalami skid dan guling.
3. Pada kecepatan yang sama, sudut kemiringan jalan yang besar akan menunda terjadinya skid dan guling pada sudut belok yang lebih besar. Hal ini terjadi karena adanya kemiringan jalan akan mengurangi gaya sentrifugal kendaraan.
4. Pada semua kendaraan yang dianalisa kondisi skid dan guling lebih dahulu terjadi pada roda belakang.