• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4

(2)
(3)
(4)

4

1831 . . . Failed in business

1832 . . . Defeated for Legislature

1833 . . . Failed in business again

1835 . . . Sweetheart died

1836 . . . Nervous breakdown

1840 . . . Defeated for Land Office

1843 . . . Defeated for Congress

1848 . . . Defeated for Senate

1855 . . . Defeated for Vice President

1860 . . . Elected President of the United States

Who is this ?

Abraham

Lincoln

(5)

• Mempelajari salah satu karakter yang

perlu dikembangkan sebagai calon

wirausahawan yaitu senantiasa

berorientasi pada tindakan

• Memahami tindakan dan sikap yang perlu

dimiliki untuk dapat menjadi pribadi yang

berorientasi pada tindakan

(6)

Ciri-ciri Pengusaha

:

Mampu Mengambil keputusan dan Bertindak Cepat

Orientasi PDCA (Plan, Do, Check and Action)  Menghindari

- NATO (No Action Talk Only)  hasil : gosip, konflik

- NADO (No Action Dream Only)  hasil : visi, karya seni - NACO (No Action Concept Only)  hasil : teori, falsafah

asumsi Hipotesa / testing Test dan kumpulan data Keputusan Kumpulan data tujuan

NACO

akademis,

logika formal

(terlalu

berhati-hati

) Loop Akademis

(7)

8 Habits of Highly Effective People

(Stephen Covey)

1. Proaktif

2. Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind)

3. Dahulukan Hal yang Utama

4. Berfikir Menang – Menang (win – win )

5. Memahami Untuk Dipahami

6. Sinergi

7. Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan Kekuatan

8. Menemukan Keunikan dan Membantu Orang Lain

(8)

Stephen R. Covey's book:

“The 8 Habits of Highly Effective People”

Fairness (Berkeadilan)

Integrity (Integritas)

Honesty (Kejujuran) and

Dignity (Harga Diri)

(9)

Habit 1 :

P r o a k t i f

(Be Proactive)

• Hidup kita ini tidak “terjadi begitu saja”; disadari atau tidak, hidup ini kita rancang secara hati-hati.

• Oleh sebab itu, pilihan berada di tangan kita: bahagia atau sedih, tegas atau ragu-ragu, sukses atau gagal, berani atau takut dst.

• Setiap momen atau situasi, selalu menyediakan pilihan. Dan dalam memutuskan mengambil pihan yg mana, momen atau situasi tadi memberi kita kesempatan yg sempurna utk melakukan sesuatu secara berbeda utk menghasilkan hasil yg lebih positif.

(10)

Pelajaran dari simbolisasi ini: Lebih baik proaktif, bertindak cepat mengenali lapangan dan memiliki pertimbangan yang „Good‟, daripada sesuatu yang lambat meskipun dengan pertimbangan yang „Great‟

(11)

• Menjadi proaktif berarti kitalah yg bertanggung jawab atas diri kita. Kita tdk dapat menyalahkan orang tua atau kakek-nenek atas segala kelemahan yg kita miliki atau masalah yg kita hadapi.

• Orang yg proaktif rmenyadari bahwa mereka adalah orang yg

response-able, yg tdk menyalahkan faktor keturunan, situasi dan

kondisi yg ada. Mereka sadar betul bahwa bagaimanapun tingkah laku mereka, itu terjadi atas pilihan mereka sendiri.

• Sebaliknya orang yg reaktif sangat sering dipengaruhi oleh lingkungan

sekitarnya. Menurut mereka tingkah laku yang buruk adalah produk

dari lingkungan eksternal. Saat cuaca bagus, mereka merasa baikan. Namun saat terjadi cuaca buruk tingkah laku dan performan mereka menjadi jelek dan mereka salahkan cuaca atas itu.

• Memang semua kekuatan eksternal dapat berperan sebagai stimulus atas respon kita. Namun yg harus disadari adalah bahwa terhadap semua stimulus kita memiliki kebebasan utk memilih respon yg

(12)

• Salah satu hal terpenting yg kita pilih adalah apa yg kita katakan.

Bahasa adalah indikator yg baik utk menunjukkan bagaimana kita

melihat diri sendiri.

> Orang yg proaktif menggunakan :

I can, I will, I prefer, etc.

> Orang yg reaktif menggunakan reactive language:

I can't, I have to, if only.

Orang

yg

reaktif

berkeyakinan

bahwa

mereka

tdk

bertanggungjawab atas apa yg mereka katakan atau lakukan

-menurut mereka

“they have no choice”.

(13)

• Daripada bereaksi atau mencemaskan konisi-kondisi yg tdk dapat mereka kendalikan, orang yg proaktif memfokuskan waktu dan energinya kepada hal-hal yg dapat mereka kendalikan.

• Masalah, tantangan dan kesempatan yg kita hadapi dapat dibagi atas dua wilayah: Circle of Concern (lingkaran kepedulian) and Circle of

Influence (lingkaran pengaruh).

• Orang yg proaktif memfokuskan energinya ke Circle of Influence. Mereka memilih mengerjakan hal-hal yg menurut mereka dapat mereka lakukan: misalnya tentang kesehatan, pengasuhan anak, masalah-masalah kerja dll.

• Orang yg reaktif memfokuskan upayanya terhadap Circle of Concern yaitu hal-hal yg tidak bisa mereka kontrol seperti: hutang nasional, resesi ekonomi, terorisme, kondisi cuaca dll.

• Mengetahui ke area mana energi kita diarahkan adalah salah satu langkah besar menjadi orang yg proaktif.

(14)
(15)
(16)

Habit 2.

Bermula Dari Ujung Pemikiran

(Begin with the End in Mind)

• Tidak Sekedar Tujuan, tetapi tujuan yg benar.

• Agar Mencapai Tujuan Yang Benar: Tuliskan

misi pribadi hidup Anda yg menggambarkan

tujuan dan citra diri.

• Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian

tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga

membentuk kebajikan dan filosofi hidup.

(17)

• Apa cita-cita anda saat kecil? Pertanyaan ini nampak

sedikit aneh tapi coba renungkan sejenak apakah anda

saat ini seperti yg anda inginkan

– seperti yg anda

impikan

– saat kecil yaitu melakukan apa yg ingin anda

lakukan?

• Sering seseorang menemukan dirinya merasa kosong

walau

sukses

meraih

kemenangan

karena

kesuksesan

tersebut

harus

dibayar

dengan

mengorbankan hal-hal yg lebih berharga bagi hidupnya.

• Bila “ladder” (tangga) kita tidak mengarah ke dinding yg

benar

maka setiap langkah akan membawa kita ke

(18)

• Habit 2 didasarkan kepada imaginasi yaitu kemampuan

melihat dlm pikiran apa yg saat ini tdk dapat kita lihat dengan

mata. Kebutuhan utk berimaginasi didasarkan kpd prinsip

bahwa segala sesuatu

diciptakan dua kali.

Yg pertama

tersipta adalah kreasi mental (mental creation) diikuti oleh

kreasi fisik (physical creation). Kreasi fisik terjadi setelah

kreasi mental, sama halnya dengan bangunan berdiri

setelah dibuat cetak birunya (blueprint).

• Bila

anda

tidak

berusaha

secara

sadar

untuk

menvisulisasikan siapa anda dan apa yg anda inginkan

dalam hidup, maka anda membiarkan orang lain atau

keadaanlah yg membentuk anda!

• Begin with the End in Mind memiliki makna agar kita

memulai setiap hari, setiap pekerjaan atau tugas dengan visi

yg jelas tentang arah dan tujuan yg ingin kita capai.

(19)

• Salah satu cara terbaik untuk mengaplikasikan Habit 2 ke

dalam hidup kita adalah dengan membuat Personal

Mission Statement (PMS). PMS ini akan membantu kita

fokus meraih apa yg kita ingin capai atau lakukan. Jadi

PMS adalah semacam rencana yg akan membantu kita

meraih sukses dengan (1) memberi kita keyakinan akan

siapa diri kita, (2) mengarahkan upaya-upaya kita fokus ke

sasaran, dan (3) mengubah ide kita menjadi dunia nyata.

• Memiliki PMS membuat diri kitalah yg menjadi pemimpin

atas hidup kita. Kitalah yg menciptakan nasib kita dan

kitalah yg menentukan apakah imajinasi kita bisa terwujud.

(20)

Hiduplah dgn Kejelasan Tujuan

• Untuk menjadi sesorang yang berorientasi pada tujuan,

maka lakukanlah dalam hidup Anda langkah-langkah

sebagai berikut:

– Tetapkan tujuan akhir (misalnya: Hidup yang bahagia, sehat, terjamin secara ekonomi dan sejahtera);

– Tentukan langkah-langkah kecil untuk mencapai tujuan tersebut (misalnya: Menyelesaikan studi, bekerja selama 5 tahun, lalu

membuka usaha);

– Perhatikan setiap kemajuan yang sudah dicapai (misalnya: Melakukan evaluasi, lalu berevolusi, pindah usaha, merekrut manajer, memperbaiki proses produksi);

– Saat dapat mencapai goal, rayakanlah bersama karyawan dan keluarga; dan

(21)

Habit 3:

Dahulukan Hal Yang Utama

(Put First Things First)

• Agar dapat hidup secara seimbang, kita harus menyadari bahwa kita tidak mungkin melakukan atau meraih segala hal. Pd saat tertentu kita perlu mengatakan “tidak” terhadap beberapa hal agar bisa fokus berupaya meraih prioritas tertinggi.

Habit 1 mengatakan “Andalah yg bertanggungjawab. Andalah “creator“. Jadi, anda harus memilih.

Habit 2 adalah kreasi mental, artinya “Memulai yg terakhir di dalam pikiran” berkaitan dengan visi.

Sedangkan Habit 3 adalah kreasi fisik. Pada Habit 3 ini Habits 1 dan Habit 2 dipadukan. Proses ini harus berlangsung dari hari ke hari atau dari waktu ke waktu. Dalam prakteknya, Habit 3 berkaitan dengan berbagai pertanyaan yg merujuk kepada bagaimana mengelola waktu. Tapi, bukan hanya itu saja.

(22)

• Secara lebih luas, Habit 3 berkaitan juga dengan

managemen kehidupan: tujuan,

nilai, peran dan

prioritas kita.

• Apa itu “first things”? “First things” adalah hal-hal yg

kita anggap paling berharga bagi kita.

• Dengan menempatkan first things pd tempat utama

maka kita akan mengorganisasikan dan mengelola

waktu kita dan juga kejadian-kejadian dlm hidup kita

sesuai dengan prioritas yg telah kita tetap dengan

Habit 2.

(23)
(24)
(25)

Habit 4: Berpikir Menang-menang

(Think Win-Win)

• Berpikir Win-Win bukan maksudnya agar kita selalu menjadi orang baik, juga bukan berarti agar kita berupaya dengan cepat menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan; melainkan merupakan pola berinteraksi dan bekerjasama dgn orang lain berdasarkan karakter.

• Kebanyakan orang belajar menilai dirinya dengan membandingkan atau menempatkan dirinya sebagai pesaing terhadap orang lain. Keberhasilan selalu kita nilai atas konteks kegagalan orang lain : bila saya menang, anda kalah; bila saya kalah andalah yg menang.

• Dengan cara ini kita membuat hidup ibarat “zero-sum game”. Seolah-olah hanya ada sedikit “kue kehidupan”, jadi bila anda memperoleh banyak maka yg tersisa bagi saya hanya sedikit. Dengan pola pikir seperti itu kita menjadi berupaya keras agar orang lain tidak memperoleh apa-apa atau hanya sedikit. Semua kita memainkan permainan seperti itu, tetapi sampai dimanakah nikmatnya?

(26)

• Habit 4 (Win-win) melihat hidup ini sebagai arena kerjasama. Win-win adalah kerangka pikiran dan hati yg terus menerus mengupayakan kondisi saling menguntungkan pd semua interaksi manusia. Win-win berarti bahwa setiap kesepakatan atau solusi harus saling menguntungkan dan saling memuaskan. Ayo, kita berdua harus sama-sama makan kuenya dan merasakan nikmatnya!

• Orang atau organisasi yg mendekati konflik dgn perilaku win-win memiliki tiga karakter yg sangat vital :

> Integrity: berketetapan dgn perasaan yg benar, nilai dan komitmen. > Maturity: mengemukakan pendapat secara terbuka namun tetap

mempertimbangkan ide dan perasaan orang lain.

> Abundance Mentality: keyakinan bahwa tersedia “banyak” yang cukup bagi setiap orang.

(27)

• Agar bisa berpikir dan bertindak win-win, kita tidak

hanya harus empatik, tetapi juga memiliki rasa

percaya diri; tidak juga cukup hanya penuh

pertimbangan dan sensitif aka tetapi juga berani

(be brave).

• Mampu menjaga keseimbangan antara berani dan

penuh

pertimbangan

adalah

esensi

dari

kedewasaan yg sebenarnya dan hal itu sangat

penting untuk bersikap win-win.

(28)

Berwirausaha pd dasarnya adalah

“berupaya untuk memenangkan kehidupan”

Jika saya,…

•Menang, Anda kalah (rugi),… Saya hanya menang sekali saja.

•Kalah, Anda menang,… Anda hanya bisa menang sekali saja.

•Kalah, dan Anda juga kalah,… Buat apa kita teruskan kerjasama ini?

•Menang dan Anda juga menang,… Kita akan berjalan beriringan,

(29)

Habit 5:

Memahami Untuk Dipahami

(Seek First to Understand, Then to Be Understood)

• Komunikasi adalah salah satu keterampilan yg sangat penting dalam hidup. Kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar membaca, menulis dan berbicara. Tapi, bagaimana dengan mendengar? Pelatihan apa yg telah anda ikuti agar mampu secara

benar-benar dan secara mendalam memahami orang lain?

• Seperti kebanyakan orang, usaha kita yg utama adalah bagaimana agar dipahami oleh orang lain; sudut pandang kita diterima atau dipahami orang lain. Untuk mendapatkannya, kita sering mengabaikan orang lain, berpura-pura mendengar, mendengar hanya sebagian dari pembicaraan orang lain atau mendengar namun tidak memahami secara betul apa yg diucapkan orang lain.

(30)

• Kenapa hal seperti itu terjadi? Karena kebanyakan orang

mendengar bukan dalam rangka

memahami, melainkan

untuk menyiapkan jawaban bagi orang yg kita dengar.

• Daripada mendengar orang lain, yg kita dengar sebenarnya

adalah diri di mana di dalam pikiran kita menyiapkan apa yg

mau kita katakan, pertanyaan apa yg mau kita ajukan, dll.

• Setiap yg kita dengar dari orang lain kita saring sesuai

dengan pengalaman hidup atau sudut pandang kita sendiri.

Kita cenderung membandingkan atau menilai setiap yg kita

dengar dari sudut pengalaman kita sendiri. Akibatnya kita

sering menyimpulkan secara prematur apa yg dimaksudkan

oleh orang lain sebelum mereka selesai berbicara.

(31)

• Ungkapan-ungkapan berikut sering kita gunakan:

“Oh, saya tau bagaimana perasaanmu. Saya juga merasakan hal yg sama." “Hal yg sama juga telah saya alami."

“Biar kukatakan apa yg saya lakukan saat menghadapi situasi yg sama”." • Karena sering mengacu ke pengalaman prbadi, kita cenderung memberi

respon dengan salah satu dari keempat cara berikut:

> Mengevaluasi: memberi penilaian, lalu kemudian menyatakan setuju

atau tidak setuju.

> Membuktikan: mengajukan pertanyaan dar sudut pandang sendiri. > Menasehati: memberi nasehat atau solusi bagi suatu masalah.

> Interpretasi: menganalisis motif dan perilaku orang lain berdasarkan

(32)

Habit 6: Sinergi = 1 + 1 > 2

(Synergize)

• Secara sederhana sinergis berarti “dua kepala lebih baik daripada satu kepala“.

• Sinergis adalah kebiasaan bekerjasama secara kreatif, yaitu .

teamwork, pikiran yg terbuka dan penjelajahan mencari solusi baru bagi

masalah lama (new solutions to old problems).

• Sinergisme tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suatu proses. Di dalam proses ini setiap orang mengajukan pengalaman dan keahliannya guna memperoleh hasil akhir yg jauh lebih baik dan lebih besar dibanding individu.

• Synergisme memungkinkan kita mencapai sesuatu yg akan culit dica[pai bila dicari sendiri-sendiri. Sinergisme merupakan perwujudan dari pendapat bahwa “the whole is greater than the sum of the parts”. Melalui sinergisme kita dimungkinkan memperoleh bahwa satu plus satu sama dengan tiga, lima, tujuh dst.

(33)

• Di saat orang-orang mulai berinteraksi secara murni dan

saling terbuka terhadap pengaruh masing-masing mereka

akan memperoleh cara pandang baru. Perbedaan akan

meningkatkan kemampuan kita menemukan pendekatan

baru secara eksponenial .

• Valuing differences is what really drives synergy. Do you

truly value the mental, emotional, and psychological

differences among people? Or do you wish everyone

would just agree with you so you could all get along?

• Many people mistake uniformity for unity; sameness for

oneness. One word--boring! Differences should be seen

as strengths, not weaknesses. They add zest to life.

(34)
(35)

Habit 7:

Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan

Kekuatan

(Sharpen the Saw )

• Menajamkan Gergaji berarti memelihara dan meningkatkan aset

paling berharga yg anda miliki yaitu: Anda (YOU).

• Hal itu berarti memiliki suatu program pembaruan yg seimbang

diantara

4 area kehidupan :

fisik, sosial/emosional, mental

dan spritual

.

• Here are some examples of activities:

> Physical: Beneficial eating, exercising, and resting

> Social/Emotional: Making social and meaningful connections

with others

> Mental: Learning, reading, writing, and teaching

> Spiritual: Spending time in nature, expanding spiritual self

(36)

• Dengan memperbaharui keempat area kehidupan tadi, anda menciptakan pertumbuhan dannperubahan pada hidup anda. Hal ini akan membuat anda tetap segar dan bugas untuk melanjutkan mempraktekkan keenam Habit yg lain. Anda harus meningkatkan kapasitas untuk mencari dan menangani tantangan baru di sekitar anda.

• Tanpa pembaharuan tubuh anda akan menjadi lemah, pikiran menjadi mekanis, emosi menjadi kasar, spirit menjadi tidak sensitif dan anda menjadi egois.

• Ingatlah bahwa setiap hari menyediakan kesempatan baru bagi anda untuk memperbaharui diri. Yg diperlukan adalah desire, knowledge, and skill.

(37)

Potensi diri, pada empat elemen utama

1. Pikiran (mind)

2. Tubuh

3. Hati

4. Jiwa

Dari perilaku efektif menjadi luar biasa. Mulailah dengan menemukan atau mengenali keunikan diri sendiri.

Habit 8. Temukan Keunikan Pribadi dan

Bantulah Orang Lain Menemukannya

(38)
(39)

Referensi

Dokumen terkait

• Pada 28 April 1915 , Pegawai Daerah Puteh menghantar Sarjan Che Wan untuk menangkap Tok Janggut kerana gagal membayar cukai. • Perbalahan berlaku menyebabkan Sarjan Che Wan

Penilaian tersebut meliputi berapa jumlah tenaga kader aktif mengikuti kegiatan, berapa peserta yang datang berkunjung teratur setiap bulannya, berapa kali olahraga

1. Susilo Andi Darma, SH., M.Hum. Nabiyla Risfa Izzati, S.H., LL.M. Rihma Nurohmah Tinjauan Yuridis Terhadap Pengecualian Jaminan Kesehatan Bpjs Bagi Penderita Gangguan Kesehatan

Berdasarkan pendapat Lifte dan Bird (dalam Davis & Thomas (l998), Seyfarty (l991), Bert dan Reynolds (l993), serta Sheerens dan Bosker (l997), dapat dikemukakan beberapa

Tugas TIM Penyusun Review Renja sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu adalah menyusun dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Tujuan penelitian ini agar masyarakat di kalangan umum baik diluar Lembaga Pemasyarakatan / di lingkungan sekitar dapat memahami pentingnya untuk bisa

Dengan penuh kesabaran, Allah menuntun dan menolong kita untuk menata persekutuan serta menyiapkan generasi yang melakukan kebenaran oleh karena nama-Nya.. Kuasa-Nya

3,6 Penelitian pada pasien UPI Anak yang ada mendapatkan pada kelompok pasien yang meninggal, hiperglikemia secara signifikan lebih intens , median KGD>150 mg/dL pada 48