• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Pendidikan dan Perpustakaan Nasional di Timor Leste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Pendidikan dan Perpustakaan Nasional di Timor Leste"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Pentingnya Pendidikan dan Perpustakaan Nasional di Timor Leste

Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup kita dan memungkinkan kita untuk mencapai potensi-potensi yang kita miliki. Pendidikan juga merupakan elemen vital dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.

Timor Leste sebagai sebuah negara baru, memprioritaskan pendidikan sebagai elemen kunci untuk masa depan negara, dimana jumlah populasi muda Timor Leste yang tinggi mendukung hal tersebut. Median age di Timor Leste berusia 18,5 tahun dengan hampir 45% masyarakatnya berusia antara 0-14 tahun1. Jelas generasi muda ini menawarkan peluang besar dalam penyediaan sumber

daya manusia dan tenaga kerja yang dinamis guna membangun bangsa Timor Leste sendiri. Dalam hal ini pemerintah menghadapi tantangan tertentu dalam mengambil langkah-langkah yang tepat di bidang pendidikan. Pemerintah harus meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara memperluas investasi dalam sistem pendidikan nasional terkait ketersediaan infrastruktur dan tenaga pengajar guna memberikan akses ke pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Timor Leste.

Perpustakaan nasional merupakan sebuah sarana infrastruktur pendidikan yang penting untuk diimplementasikan di Timor Leste. Fungsi perpustakaan nasional ini sendiri juga selain sebagai tempat dimana disimpannya buku, publikasi, audio, video, dan segala dokumentasi mengenai Timor Leste, merupakan simbol pendidikan nasional yang mencerminkan kualitas pendidikan bangsa Timor Leste. Sebuah simbol yang memiliki makna kuat di dalamnya dalam menumbuhkan budaya membaca yang menyenangkan dan rasa nasionalisme melihat sebuah perpustakaan nasional juga menyimpan unsur-unsur kebudayaan dan sejarah di dalamnya. Perpustakaan nasional Timor Leste ini diharapkan nantinya selain menjadi aset yang membanggakan karena mengandung nilai-nilai lokal dalam perancangannya, juga diharapkan mampu mendobrak kemajuan pendidikan negara dan membantu perkembangan literasi dan budaya membaca bangsa, sebuah perpustakaan nasional yang digemari dan dikunjungi oleh banyak pihak melalui perancangannya yang menarik dan menyenangkan.

(2)

2 Kondisi yang memprihatinkan terlihat di tempat koleksi buku-buku dan arsip disimpan saat ini. Koleksi tersebut memang sudah direncanakan untuk segera dialokasikan atau dipindah ke Perpustakaan Nasional nantinya tetapi tidak adanya ruang untuk mengkondisikan penyimpanan barang-barang tersebut saat ini yang menyebabkan koleksi diletakkan tidak beraturan. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas koleksi nantinya.

Gambar 1.1 Kondisi koleksi buku nasional yang memprihatinkan yang disimpan di SEAC Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

Berdasarkan kondisi inilah kebutuhan akan Perpustakaan Nasional yang fungsinya diintegrasikan dengan fungsi penyimpanan arsip, sangatlah urgent, agar koleksi-koleksi yang sudah ada sekarang memiliki tempatnya sendiri sesuai standard-standard yang ada.

Gambar 1.2 Kondisi koleksi arsip nasional yang memprihatinkan yang disimpan di kantor “Arquivo Nacional” saat ini

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

Pentingnya meningkatkan literasi di Timor Leste juga menjadi faktor yang dilihat dalam perancangan perpustakaan nasional. Jumlah persentase literasi masyarakat dewasa Timor leste mencapai 58,3% pada tahun 20142, mengalami kenaikan dalam satu dekade terakhir. Perpustakaan

(3)

3 nasional harus turut membantu mengangkat literasi bangsa dan menyediakan program-program yang mendukung hal tersebut di dalam perancangannya.

Diagram 1.1 Persentase jumlah literasi masyarakat dewasa Timor Leste (2014) Sumber : QUANDL, diagram.

1.1.2.

Kebutuhan Akan Sebuah Institusi Budaya di Timor Leste

Timor Leste sebagai negara yang baru mendapatkan kemerdekaan nya pada tahun 2002 merupakan sebuah warna baru di benua Asia. Sebuah negara kecil, dengan luas sekitar 15.000 km2 yang membagi wilayahnya dalam satu pulau dengan salah satu provinsi di Indonesia, dengan jumlah penduduknya yang kurang lebih 1 juta orang dan memilki total 16 bahasa daerah ini dalam satu dekade terakhirnya telah melakukan banyak hal yang wajib dibutuhkan dalam proses pembangunan suatu negara baru. Tak luput hal ini mencakup aspek kebudayaan masyarakatnya yang sangat kaya dan penuh dengan sejarah yang panjang.

Kebutuhan akan sebuah sarana kebudayaan dalam suatu negara adalah hal mutlak yang harus dimiliki guna membentuk atau menaungi karakter sebuah masyarakat. Seringkali kebudayaan juga terbentuk dari lingkungan sosial yang ada. Apabila seseorang berada di lingkungan yang kental akan kebudayaan maka kepribadian orang tersebut akan sesuai dengan kebudayaannya Karena kebudayaan sendiri yang menciptakan kepribadian masyarakat dimana kepribadian tersebut dapat berupa sifat, tingkah laku, cara berfikir maupun cara berbicara. Kebudayaan tersebut juga bersifat turun temurun sehingga memiliki sebuah cerita di dalamnya.

(4)

4 Perpustakaan Nasional Timor Leste (Biblioteca Nacional de Timor Leste) sedang dalam proses untuk diimplementasikan sebagai salah satu prioritas utama pemerintah di sektor budaya. Menurut Sekretaris Negara di Bidang Kebudayaan Timor Leste, Virgilio Smith (2010), perpustakaan nasional ini nantinya akan berperan sebagai “titik kutub” untuk seluruh perpustakaan dalam negeri. Beliau menambahkan kebanyakan perpustakaan yang ada terletak di sekolah-sekolah, sebagian melalui inisiatif komunitas tertentu atau inisiatif dari badan-badan internasional yang ingin membantu dalam hal pendidikan nasional. Yang dibutuhkan sekarang, menurutnya adalah sebuah titik pusat yang mengkordinir dan mengatur seluruh aktivitas perpustakaan dalam negeri, yaitu kebutuhan akan sebuah perpustakaan nasional.

Berdasarkan kesepakatan pemerintah dengan sebuah perusahaan minyak yang beroperasi di Laut Timor, pada tahun 2007, Perpustakaan Nasional Timor Leste diharapkan menjadi investasi atau gebrakan besar dalam sektor budaya negara dimana perpustakaan ini nantinya akan dibuka untuk semua kalangan publik, dengan penerapan konsep yang sustainable, dilengkapi dengan fasilitas belajar, bermain dan rekreasi dan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada masyarakat akan sejarah negaranya sendiri dan bagaimana masa depannya dalam membantu menciptakan sebuah identitas budaya nasional.

1.1.3.

Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030

Timor Leste Strategic Development Plan adalah sebuah visi Timor Leste untuk 20 tahun mendatang yang dimulai dari tahun 2011 hingga 2030 guna mencerminkan aspirasi masyarakatnya dalam membangun sebuah negara yang solid dan sejahtera.

Timor Leste SDP ini merupakan lanjutan dari visi-visi yang telah diangkat oleh negara sejak tahun 2002, yaitu pada Timor Leste 2020, Our Nation Our Future yang merupakan landasan rencana pembangunan negara pada tahun tersebut. Selain itu Timor Leste SDP juga berangkat dari aspirasi ribuan masyarakat Timor Leste dalam Summary Strategic Development Plan, from Conflict to Prosperity, pada tahun 2010.

Dokumen Timor Leste SDP mencakup tiga area yaitu social capital, infrastruktur pembangunan dan ekonomi. Social capital mengangkat isu sosial yang mencakup kesehatan dan pendidikan agar membentuk kualitas sumber daya manusia nya. Infrastruktur pembangunan membahas kebutuhan Timor Leste dalam segi pembangunan yang sustainable, berkembang dan terintegrasi satu sama lain. Bagian terakhir yaitu ekonomi membahas perekonomian negara yang

(5)

5 modern dan lapangan kerja untuk semua orang. Ketiga aspek ini nantinya akan digabungkan dalam pembahasan pembentukan rangka institusional yang efektif di Timor Leste.

Gambar 1.3 Fokus pembahasan dalam Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030 Sumber : Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030, pdf.

Dalam Timor Leste SDP ini dibahas mengenai isu pembangunan Perpustakaan Nasional Timor Leste dimana fungsinya akan digabungkan dengan fungsi kearsipan nasional. Isu ini dibahas pada Part 2, Social Capital, dalam pembahasan mengenai Culture and Heritage. Perpustakaan dan Arsip Nasional dianggap mempunyai peran penting dalam preservasi sejarah dan memperkenalkan budaya kontemporer kepada masyarakat. Tempat ini adalah tempat untuk mendapatkan informasi dan tempat yang menarik pengunjung lokal maupun internasional yang ingin mempelajari tentang budaya Timor Leste.

Perpustakaan dan Arsip Nasional akan menjadi institut berkualitas tinggi yang akan menyokong pendidikan nasional. Perpustakaan ini akan dibuka untuk publik dan mendukung jaringan perpustakaan-perpustakaan lainnya di dalam negeri. Sebanyak 3000 buku telah diberikan oleh Portugal’s Impresa Nacional da Casa Moeda dan ratusan ribu lainnya oleh berbagai macam institut termasuk di dalamnya audio dan video dokumentasi. Perpustakaan ini akan dibangun dengan menggunakan standar-standar internasional.

1.1.4.

Arti Sebuah Kebanggaan Nasional di Timor Leste Guna Menumbuhkan Rasa

Nasionalisme Bangsa

(6)

6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa merasa bangga akan negara sendiri membuat kita merasa bangga akan diri kita sendiri. Kebanggaan nasional adalah rasa cinta dan pengabdian seseorang terhadap kebangsaannya atau negaranya. Hal ini juga dikenal sebagai patriotisme atau juga nasionalisme karena kebangaan nasional terkait juga dengan ideologi politik.

Rasa kebanggaan nasional bervariasi dimensi dan bentuk nya tergantung pada negara masing-masing. Timor Leste sebagai sebuah negara baru masih sangat rapuh dalam proses pembangunan nya yaitu memiliki resiko besar dalam pembentukan karakter bangsa. Jika dilihat melalui data statistik pada Timor Leste 2020, Our Nation Our Future, yang dimana aspirasi bangsa Timor Leste dikumpulkan melalui sebuah proses pendataan yang terbuka dan partisipatif dengan melibatkan 980 komunitas masyarakat, 498 kabupaten, dan jumlah total 38,293 masyarakat lokal (laki-laki, wanita, anak-anak), tampak prioritas akan pendidikan sangat diutamakan dan bagi mereka, pendidikan dianggap adalah jawaban untuk masa depan bangsa yang maju dan sejahtera3. Lalu

apakah sebuah kebanggaan nasional bagi Timor Leste itu diharapkan tercermin pada pendidikan dan budaya nya?

(7)

7 Diagram 1.2 Persentase aspirasi masyarakat untuk Timor Leste 2020 di 4 distrik utama. Pendidikan

menjadi prioritas utama kalangan masyarakat dari total 13 distrik di Timor Leste. Sumber : East Timor 2020, Our Nation Our Future, diagram.

Jika Indonesia mempunyai Monumen Nasional dan Gedung DPR, Australia memiliki Sydney Opera House, Amerika Serikat memiliki Patung Liberty atau Perancis dengan Menara Eiffel nya, kemudian bagaimana dengan Timor Leste? Mungkin yang diharapkan menjadi elemen kebanggaan bagi masyarakat Timor Leste bukanlah sebuah monumen atau tempat perbelanjaannya (mall), atau gedung politik yang mewakili sebuah partai, atau istana kepemerintahannya, melainkan sebuah tempat dimana bisa diakses banyak orang untuk belajar atau sekedar berkunjung dan secara fisik membanggakan yang membuat orang senang karena menganggap inilah elemen kebangaan mereka, yaitu sebuah Perpustakaan Nasional.

Diagram 1.3 Representasi simbol pride di berbagai negara. Perpustakaan Nasional Timor Leste diharapkan menjadi simbol pride bagi masyarakatnya.

(8)

8 Untuk saat ini mungkin elemen fisik yang bisa dibanggakan adalah Istana Negara (Palacio do Governo) yang tak lebih adalah sebuah bangunan peninggalan bangsa kolonial dengan arsitekturnya yang bersifat Indische (Eropa). Menciptakan sebuah elemen landmark negara yang mencerminkan identitas bangsa berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dan perilaku masyarakat nya sangatlah vital guna menumbuhkan rasa kebanggaan nasional akan bangsa dan menunjukkan kepada negara lain akan sebuah simbol negara yang hanya dimiliki oleh negara itu sendiri.

1.2

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Nasional yang di dalam perancangannya mengandung nilai-nilai kebudayaan lokal guna mengangkat nasionalisme/patriotisme bangsa dan juga perancangan yang playfull dan dinamis guna mengangkat inisiatif, kreativitas dan budaya membaca yang menyenangkan bagi bangsa Timor Leste.

1.3

TUJUAN PENULISAN

Mendapatkan rumusan konsep perancangan bangunan perpustakaan yang diintegrasikan dengan fungsi penyimpanan arsip dalam menciptakan sebuah sarana pendidikan yang menyenangkan, ramai dikunjungi dan membanggakan (nation’s pride).

1.4

SASARAN

1. Pemahaman dan pengaplikasian standar-standar arsitektur perpustakaan dan pusat penyimpanan arsip.

2. Identifikasi studi kasus

3. Identifikasi lokasi terpilih perpustakaan dan pusat penyimpanan arsip. PERPUSTAKAAN

NASIONAL PLAYFULL & CREATIVE LOCAL WISDOM

(9)

9 4. Pemahaman kajian arsitektur dan kebudayaan Timor Leste

5. Menganalisis masalah terkait dan merumuskan konsep dasar perancangan untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas rancangan Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Timor Leste yang playfull dan mengandung nilai-nilai lokal di dalam perancangannya.

6.

1.5

LINGKUP PEMBAHASAN

Pembahasan dititik beratkan pada pemecahan masalah-masalah arsitektural Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Nasional di Timor Leste. Dalam prosesnya akan dititik beratkan pada pengaplikasian unsur-unsur budaya yang didapat dari analisis mengenai arsitektur dan kebudayaan Timor Leste dan pemahaman mengenai sebuah perpustakaan yang playfull dan nyaman dalam desain perancangan Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Nasional Timor Leste.

1.6

METODE PENELITIAN

Kegiatan penelitian dikelompokan berdasarkan sumber data sebagai berikut : 1. Studi Literatur

Mempelajari teori – teori terkait bangunan perpustakaan dan bangunan kearsipan, dengan berbagai sumber baik laporan penelitian, artikel berita, buku, dan website.

2. Observasi langsung

Melakukan pengamatan di sekitar kawasan terbangun. Produk berupa gambar, foto, dan wawancara dengan tujuan mendapatkan data terperinci dari lokasi/site.

3. Studi Kasus

Kegiatan studi kasus dilakukan dengan studi komparasi mengenai bangunan perpustakaan dan kearsipan yang ada di beberapa negara dan kasus yang mengacu pada desain perancangan perpustakaan di era modern ini dan penerapan konsep budaya sebagai faktor kebanggaan nasional.

1.7

SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belaang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan, lingkup pembahasan, tujuan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka berpikir.

(10)

10 Bab ini berisi tentang studi literatur, kasus yang berhubungan dengan perpustakaan dan arsip beserta contoh kasus penerapannya.

Bab III Kajian Arsitektur dan Kebudayaan Timor Leste

Berisi tentang kajian arsitektur dan kebudayaan yang terdapat di Timor Leste beserta analisis dan contoh kasus penerapannya. Kajian ini dibahas guna menemukan elemen-elemen budaya yang bisa diterapkan di dalam desain perancangan Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Nasional.

Bab IV Tinjauan Lokasi dan Konsep Rancangan

Bab ini berisi paparan konsep lebih detail dan penerapannya pada bangunan yang ingin dikembangkan pada site yang sudah ditentukan di kawasan kota Dili tepatnya di area tengah kota yaitu Aitarak Laran berdasarkan rumusan masalah, analisis, dan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Konsep perancangan Perpustakaan dan Pusat Penyimpanan Arsip Nasional Timor Leste ini akan difokuskan dalam upaya menciptakan sebuah ikon nasional yang dapat menimbulkan rasa memiliki, familiar dan bangga sekaligus sebuah ikon nasional yang mampu mendobrak kemajuan pendidikan nasional dengan konsep playfull dan dinamis agar menimbulkan rasa ketertarikan bagi masyarakat Timor Leste sendiri. Pada bab ini juga dibahas proses transformasi bentuk tradisionla Timor Lest eke dalam desain perancangan perpustakaan yang kontemporer.

1.8

KEASLIAN PENULISAN

Tabel 1.1 Tabel keaslian penulisan

Judul Penulis Konsep Lokasi Tahun

Perpustakaan Umum Kota Cirebon Dengan Konsep Learning Commons

Rifan RIdwana Perpustakaan umum dengan penerapan konsep learning commons

Cirebon 2014

Librascape (Library As Playscape) Redefinisi Peran Perpustakaan Modern

Dengan Metode

Superimpsition

Bryan Reinhard Barata

Peran perpustakaan pada jaman modern ini dengan penekanan konsep playscape

Jakarta 2013

Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul Dengan Metode Pendekatan Dynamic Building Envelope

Hutomo Jatikusuma

Perpustakaan dengan metode pendekatan dynamic building envelope

Bantul 2013

Perancangan Perpustakaan Kota Sebagai Pemicu Perkembangan Sumbu Baru Kota Depok

Shandy Cahyo Nugroho

Perpustakaan sebagai pemicu

(11)

11

1.9

KERANGKA POLA PIKIR

Diagram 1.4 Diagram kerangka pola pikir perancangan Perpustakaan Nasional Timor Leste

(12)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN PERPUSTAKAAN

2.1.1.

Pengertian Perpustakaan

Kata perpustakaan di dalam bahasa Yunani Kuno adalah βιβλιοϑήκη, yang terdiri dari βιβλίον (biblion) - "buku", dan ϑήκη (theca) - "deposito", yang diartikan sebagai sebuah ruang fisik dimana tersimpan buku, dokumen-dokumen, dan berbagai macam koleksi.4 Bagaimanapun, definisi

tradisional mengenai “deposito buku” tersebut sekarang diperbarui menjadi ruang/lingkungan fisik/virtual yang ditujukan sebagai tempat penyimpanan informasi yang membantu kebutuhan akan penelitian dan tugas-tugas atau untuk meningkatkan kebiasaan membaca publik, sebagaimana informasi-informasi tersebut tertera dalam material kertas atau dalam material digital seperti CD, DVD, kaset, pdf atau doc word. Penulis menemukan banyak pengertian dan definisi tentang perpustakaan yang didapat dari berbagai sumber dengan hasil sebagai berikut :

 Perpustakaan yaitu kumpulan bahan tercetak dan non cetak dan/atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai. 5

 Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti buku atau kitab.6 Pada

perkembangannya kata pustaka yang ditambahi awalan per- dan akhiran –an menjadi sebuah institusi atau tempat yang menyediakan referensi bacaan kepada umum.

 Perpustakaan adalah sebuah bangunan atau ruangan yang mempunyai koleksi buku, publikasi ilmiah, dan terkadang film dan rekaman musik untuk digunakan atau dipinjam secara umum atau eksklusif.

 Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.7

4 Disadur pt.wikipedia.org

5 Menurut International Federation of Library Association and Institution (IFLA) 6 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJ, Purwadarminata 7 Diambil dari UU Perrpustakaan Bab I Pasal 1 via www.pemustaka.com

(13)

13 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dapat diartikan secara luas sebagai salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis, untuk dipergunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sarana belajar yang menyenangkan.

2.1.2. Pola Dasar Perpustakaan

Terdapat dua jenis pola perpustakaan, yaitu :

1. Perpustakaan Open Stack (Terbuka)

Perpustakaan dimana pengunjung dapat mencari dan mengambil sendiri koleksi konten yang dibutuhkan dengan fasilitas bantuan yang tersedia. Pada waktu tertentu, perpustakaan dengan sistem ini akan mengalami jam sibuk dimana banyak pengunjung yang memenuhi rak-rak koleksi konten.

2. Perpustakaan Closed Stack (Tertutup)

Perpustakaan dimana pengunjung tidak dapat mengakses sendiri koleksi konten yang dibutuhkan tetapi harus menghubungi dan melalui bantuan pihak perpustakaan. Pola semacam ini sering diterapkan pada perpustakaan besar yang menyimpan koleksi konten langka atau yang mudah rusak.

2.1.3. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan dalam teorinya terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan spesifikasi pengguna dan konten, sistem kerja hingga lokasinya yang terbagi menjadi :

1. Perpustakaan Universitas (University Libraries) 2. Perpustakaan Kampus (College Libraries) 3. Perpustakaan Sekolah

4. Perpustakaan Umum 5. Perpustakaan Rumah Sakit

6. Perpustakaan Penjara atau Perpustakaan Lembaga Permasyarakatan 7. Perpustakaan Khusus

(14)

14 Pada Laporan Pra-Tugas Akhir ini, penulis akan membahas secara khusus perpustakaan nasional yang akan menjadi salah satu fungsi utama dari perancangan ini.

Perpustakaan Nasional berfungsi sebagai perpustakaan induk suatu negara yang terhubung dengan perpustakaan-perpustakaan lainnya di negara tersebut, dimana nantinya akan menyusun rencana nasional hingga menentukan kebijakan-kebijakan tertentu di bidang perpustakaan. Berikut hubungan antar berbagai jenis perpustakaan menurut IFLA ( International Federation Library Association) :

1. National Libraries (NL) 2. University Libraries (UL) 3. Public Libraries (PL) 4. School Libraries (SL) 5. Community Libraries (CL)

Diagram 2.1 – Berbagai jenis perpustakaan menurut IFLA (Internatioal Federation Library Association)

Sumber :Planning and Design of Library Buildings. Godfrey Thompson, 1989, h.1-12

Perpustakaan nasional sendiri berdasarkan IFLA adalah8 :

“National libraries have special responsibilities, often defined in law, within a nation's library and information system. These responsibilities vary from country to country but are likely to include: the collection via legal deposit of the national imprint (both print and electronic) and its cataloguing and preservation; the provision of central services (e.g., reference, bibliography, preservation, lending) to users both directly and through other library and information centres; the preservation and

(15)

15 promotion of the national cultural heritage; acquisition of at least a representative collection of foreign publications; the promotion of national cultural policy; and leadership in national literacy campaigns.” Perpustakaan Nasional pada intinya memiliki prioritas utama sebagai tempat dimana disimpannya buku, publikasi, audio, video, dan segala dokumentasi mengenai suatu negara. Pada umumnya terkoneksi langsung dengan pemerintah dimana pemerintah memiliki tanggung jawab mengumpulkan (baik membeli atau preservasi) segala publikasi, baik oleh penerbit lokal maupun internasional, yang membahas hal-hal terkait negara tersebut. Berikut adalah karakteristik perpustakaan nasional pada umumnya :

1. Koleksi buku, jurnal, peta, etc mengenai negara.

2. Memiliki koleksi buku dan jurnal yang banyak dan memiliki beberapa koleksi spesial. 3. Fokus kepada riset/penelitian.

4. Tempat untuk mencari referensi, bukan meminjam buku.

5. DIlengkapi oleh banyak fasilitas pendukung (pusat konservasi, penyimpanan arsip, toko buku, ruang pameran)

6. Koleksi karya cetak atau non cetak, film, manuskrip, peta, etc yang berhubungan dengan peninggalan sejarah negara.

7. Di beberapa negara berkembang, berfungsi sebagai pusat peminjaman buku antar perpustakaan-perpustakaan lainnya.

2.1.4. Tujuan Perpustakaan

Perpustakaan adalah sarana pendidikan yang aktifitas utamanya adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian sebuah perpustakaan adalah :

1. Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.

2. Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia (ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.

3. Sebagai agen perubahan (agent of changes) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktiitas ilmiah lainnya. 4. Menjadi jembatan informasi bagi pengguna.

(16)

16 5. Menjadi media atau sarana pendidikan yang efektif dan inovatif terhadap lingkungan

yang beragam.

6.

Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat (long life education).

2.1.5. Fungsi perpustakaan

Fungsi perpustakaan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan tetapi pada dasarnya fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat belajar mandiri. Baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, perpustakaan dapat dimanfaatkan untuk tempat belajar. Di sekolah, perpustakaan dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, mengenalkan berbagai macam bacaan, dan,meningkatkan minat baca siswa agar gemar membaca. Di luar sekolah, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh mereka yang sudah bekerja untuk menambah ilmu dan keterampilan mereka.

2. Fungsi Penyimpanan (Arsip)

Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang diterimanya. Tujuan ini nampak pada perpustakaan nasional. Perpustakaan nasional menyimpan semua terbitan tercetak yang diterbitkan di negara bersangkutan. Sebagai contoh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berfungsi menyimpan terbitan yang dihasilkan di Indonesia beserta terbitan tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri. Hal ini didasarkan pada Undang-undang Deposit yaitu UU No. 4 Tahun 1990 tentang Wajib Simpan Karya Cetak dan Rekam. Pelaksanaan UU ini diatur oleh PP No. 70 Tahun 1991 yang isinya menyatakan tentang kewajiban setiap penerbit, pencetak, dan produsen untuk mengirimkan contoh terbitan, baik cetak maupun terekam kepada Perpustakaan Nasional dan atau perpustakaan lain yang ditunjuk.

3. Fungsi Informatif

Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya informasi yang dibutuhkan pengguna dapat dicari di perpustakaan. Setiap pengguna tentu membutuhkan

(17)

17 informasi yang berbeda-beda. Mungkin mereka membutuhkan informasi tentang obyek wisata, jadwal penerbangan, fasilitas kesehatan dan lain-lain. Oleh karena itu perpustakaan tidak hanya menyediakan informasi tentang koleksinya, melainkan juga informasi tentang lingkungan sekitarnya.

4. Fungsi Kultural

Perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan. Selain itu perpustakaan juga menyediakan bahan pustaka baik cetak maupun elektronik tentang kebudayaan antarbangsa. Hal itu bertujuan agar masyarakat dapat melestarikan dan dapat mengikuti perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa.

5. Fungsi Penelitian

Perpustakaan memiliki fungsi penelitian, artinya sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian. Umumnya fungsi ini terdapat di perpustakaan perguruan tinggi. Mereka memanfaatkan informasi yang ada di perpustakaan untuk keperluan penelitian ilmiah, seperti pembuatan makalah, skripsi, dan penelitian lainnya.

6. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai tempat dan sarana yang dapat memberikan kenyamanan dan hiburan pada penggunanya. Selain itu, saat ini perpustakaan juga dilengkapi dengan media audio visual (TV, VCD) begitu juga dengan media informatif seperti koran dan jurnal. Untuk beberapa perpustakaan, ada yang menyediakan taman, toko buku, warnet sampai mini-market. Pengguna pada akhirnya dapat memanfatkan perpustakaan secara maksimal tanpa harus berpindah tempat untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukannya.

2.1.6. Kegiatan Utama Perpustakaan

Perpustakaan memiliki jenis-jenis yang berbeda yang dikategorikan khusus sesuai fungsi dan luasan. Masing-masing perpustakaan mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda. Namun pada

(18)

18 dasarnya kegiatannya sama. Terdapat dua kegiatan pokok yang terjadi dalam perpustakaan, yaitu kegiatan pokok pustakawan/pengelola dan kegiatan pokok pengunjung.

 Kegiatan Pengelola 1. Pengadaan

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pegembangan koleksi. Pembaca akan bosan jika koleksi perpustakaan tidak lengkap. Untuk itu, kegiatan pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu ;

a. Pembelian

Pembelian dapat dilakukan langsung ke penerbit, agen buku, ataupun melalui pemesanan ke luar negeri. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, kita dapat melakukan pembelian melalui internet secara online.

b. Pertukaran

Tambahan bahan pustaka untuk suatu perpustakaan dapat diperoleh dengan cara pertukaran. Untuk melakukan kegiatan ini perpustakaan perlu memiliki terbitan buku sendiri, atau dari lembaga induknya, contohnya pemerintah yang dimana bisa dijadikan sebagai bahan pertukaran.

c. Hadiah/Donasi

Bahan pustaka dapat diperoleh dari hadiah suatu instasi, perusahaan,, ataupun dari peroarangan. Dengan adanya hadiah ini, perpustakaan dapat menghemat biaya pengadaan.

2. Pengolahan Bahan Pustaka

Setelah buku diterima, maka harus melalui proses pengolahan dahulu sebelum disajikan pada penggunanya. Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan di bagian pengolahan bahan pustaka adalah :

a. Pemberian nomor induk pada buku baru b. Pembuatan deskripsi bibliografi

c. Pengetikan lembar stensil/input dalam pangkalan data untuk pembuatan kartu katalog

d. Klasifikasi buku meurut subjek dan nomor klasifikasi

e. Penggadaan kartu katalog menggunakan mesin duplikator atau computer f. Penjajaran kartu katalog menurut aturan yang sudah ditetukan

(19)

19 g. Pemberian label

h. Penjajaran buku ke rak 3. Pelayanan

Koleksi suatu perpustakaan dapat dipergunakan oleh siapapun yang memerlukannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Kegiatan yang dilakukan pada bagian pelayanan bahan pustaka adalah :

a. Pembuatan kartu anggota b. Peminjaman buku

c. Pengembalian buku

d. Penagihan buku yang terlambat e. Layanan informasi

f. Statistik

 Kegiatan Pengunjung

Kegiatan para pengunjung perpustakaan diantaranya ialah : 1. Membaca koleksi di dalam perpustakaan

2. Mengakses arsip dan katalog yang disediakan, baik secara manual dan digital 3. Mengikuti peraturan perpustakaan

4. Peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan 5. Kegiatan tambahan lain seperti :

a. Membeli koleksi yang tersedia di toko buku perpustakaan

b. Melakukan aktivitas sosial seperti bertemu, rapat, dan lain sebagainya c. Melakukan aktivitas rekreatif di dalam perpustakaan

2.1.7. Standar Fungsional Perpustakaan

Perancangan perpustakaan membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk setiap jenis perpustakaan. Perancangan perpustakaan sekolah akan berbeda dengan perancangan perpustakaan rumah sakit, mulai dari konten hingga sirkulasi serta perancangan teknis strukturnya. Perancangan perpustakaan membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dari arsitek sehingga desain yang terbentuk nanti menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus diwadahi.

(20)

20

1. Jenis dan Pelaku Kegiatan

Pada umumnya terdapat dua jenis kegiatan dengan dua jenis pelaku dalam perpustakaan, yaitu :

a. User services

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh pengunjung atau pengguna fasilitas perpustakaan. Jenis dan letak perpustakaan akan menentukan pola kegiatan dan spesifikasi dari pengunjung.

b. Staff services

Kegiatan-kegiatan yang menjalankan fungsi sebuah perpustakaan sebagaimana mestinya. Skala dari perpustakaan akan menentukan program dan relasi ruangan serta jumlah staff yang akan mengelola perpustakaan.

2. Standar Kebutuhan Ruang

a. User services atau area untuk pengguna atau pengunjung perpustakaan

- Ruang baca (pada umumnya satu ruangan dengan koleksi buku)

Tabel 2.1 Persentase luasan kebutuhan area duduk perpustakaan (IFLA)

Jumlah Pengguna

% luasan area duduk Ruang baca umum Lounge Ruang baca khusus Auditorium Ruang kuliah dan pertemuan 100.000-200.000 75% 20% 5% 200-300 50-100 200.000-400.000 80% 15% 5% 250-300 100-200 400.000-700.000 80% 15% 5% 300-600 200-300

Sumber: Planning And Design of Library Buildings Edisi Ketiga, Godfrey Thompson, h. 202

(21)

21 - Ruang koleksi konten tertulis atau buku (biasanya ada pembagian berdasarkan jenis konten yang akan mempengaruhi layout serta gaya penataan, seperti bagian untuk buku sejarah dan bagian buku anak-anak) - Ruang baca khusus atau carrels (terletak terpisah dari ruang koleksi utama

karena membutuhkan suasana yang lebih kondusif untuk konsentrasi membaca)

- Ruang koleksi konten periodicals (majalah, koran, dsb) - Ruang koleksi konten dijital, seperti konten audio visual

- Ruang atau area administrasi pengunjung, untuk pelayanan seperti pendaftaran, keanggotaan perpustakaan, atau sirkulasi dan pengembalian buku

- Ruang pelayanan informasi perpustakaan - Ruang pelayanan referensi konten

Selain itu ada beberapa jenis ruang atau fasilitas tambahan perpustakaan seperti :

- Ruang komputer atau typing room, ruangan yang diperuntukkan untuk penggunaan fasilitas seperti mengetik, scanning hingga browsing internet - Ruang koleksi konten khusus, seperti ruangan khusus berisi koleksi peta atau

koleksi konten yang berasal dari penerbit tertentu atau berasal dari pemerintah

- Ruang penyimpanan arsip

Terdapat juga ruangan fasilitas untuk menunjang sebuah perpustakaan seperti :

- Toilet

- Ruang locker atau penyimpanan barang-barang pengunjung - Ruang fotokopi

- Toko buku

- Kafetaria atau kantin kecil

- Ruang seminar atau ruang diskusi untuk forum tertentu

- Ruang pameran, baik pameran karya tulis atau pameran hal lain

b. Staff services atau area yang akan digunakan untuk kegiatan pengelolaan perpustakaan

(22)

22 - Ruang kerja pengelola dan pegawai perpustakaan, jumlah dan besaran

relative tergantung kebutuhan

- Ruang administrasi konten untuk pendataan dan penyimpanan data konten dan property perpustakaan

- Ruang kerja, sebagai tempat pengelolaan konten dan property perpustakaan

- Ruang rekreasi atau ruang istirahat berupa ruang makan dan pantry - Toilet khusus staff

- Gudang barang

Tabel 2.2 Total area yang dibutuhkan berdasarkan jumlah staff (IFLA)

Jumlah Staff Area per staff Total Area

2 4 m

2

8m2 10 4m2 40m2 20 3m2 60m2 50 2.4m2 120m2 100 2.2m2 220m2 200 2m2 400m2

Sumber: Planning And Design of Library Buildings Edisi Ketiga, Godfrey Thompson,

h. 205

3. Sirkulasi Kegiatan Perpustakaan

Pola sirkulasi dari perpustakaan bisa berbeda-beda tergantung jenis dan skala perpustakaan. Terdapat berbagai jenis sirkulasi dalam perpustakaan, seperti sirkulasi pengunjung dan sirkulasi pendataan dan pengelolaan konten perpustakaan yang baru. Selain itu secara spesifik terdapat juga sirkulasi penerimaan dan penyewaan konten perpustakaan. Dalam beberapa perpustakaan, sirkulasi bisa berdasarkan jam operasional. Berikut adalah beberapa

rangkuman contoh

pembagian dan pola sirkulasi dalam sebuah perpustakaan :

(23)

23

Diagram 2.2 – Contoh layout pembagian ruang di perpustakaan umum

Sumber : Planning and Design of Library Buildings. Godfrey Thompson, 1974, h.31

4. Standar Layout dan Dimensi

Layout dan ukuran dimensinya diambil dari standar-standar yang berlaku di Inggris Raya. Berikut penjabaran layout beserta dimensinya :

(24)

24

Diagram 2.3 Diagram mnimal jarak clearances di ruang baca

Sumber : Planning and Design of Library Buildings, Godfrey Thompson, 1974, h.91

Diagram 2.4 Diagram jarak optimal di dalam ruang koleksi konten

(25)

25

Diagram 2.5 Jangkauan dewasa (atas), remaja (tengah, dan anak kecil (bawah)

Sumber: Planning and Design of Library Buildings, Godfrey Thompson, 1974, h.80

5. Hubungan Antar Ruang

Diagram 2.6 Contoh diagram hubungan ruang di dalam perpustakaan

(26)

26

Diagram 2.7 Diagram hubungan antar ruang beserta sirkulasi pengguna dan staff

Sumber : Planning and Design of Library Buildings, Godfrey Thompson, 1974, h.32

2.2

KAJIAN ARSIP

2.2.1.

Pengertian Arsip

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, arsip adalah simpanan surat-surat penting. Surat-surat pentig tersebut disimpan secara teratur dan sistematis karena mempunyai kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.

Menurut asal katanya9, kata arsip berasal dari Bahasa Yunani (Greek), yaitu archium yang

artinya peti untuk menyimpan sesuatu. Semula pengertian arsip itu memang menunjukkan tempat atau gedung tempat penyimpanan arsipnya, tetapi perkembangan terakhir orang lebih cenderung menyebut arsip sebagai warkat itu sendiri.

Arsip sering disebut juga dengan records ataupun file. Records, adalah setiap lembaran dalam bentuk maupun dalam wujud apapun yang berisi atau keterangan untuk disimpan sebagai bahan pembuktian atau pertanggungjawaban atas suatu peristiwa atau kejadian.

 Sifat Arsip

9 Disadur dari ulfarayi.wordpress.com

(27)

27 Arsip harus mempunyai sifat-sifat :

1. Informatif, artinya bahwa arsip itu dapat digunakan sebagai bahan/data dalam kegiatan dan arsip tersebut harus dapat menggerakkan baik individu maupun organisasi untuk berbuat sesuatu.

2. Dokumentasi, artinya bahwa arsip tersebut dapat dengan nyata dilihat dan dapat disebarluaskan dan juga dipertanggungjawabkan.

Sifat informatif dari arsip memunculkan karakteristik pemanfaatan arsip yang disebut dengan “Accesibility Archives”. Terdapat 3 prinsip dari Accesibility Archives10 :

1. Freely Accessible (open); informasinya terbuka, boleh dibaca siapa saja.

2. Classified (semi-closed); informasinya boleh diakses dengan persyaratan tertentu. 3. Not Freely Accessible (closed), meliputi :

- National Security (Military Document) - Privacy (Political Activity/Civil Status)

- Secret Protect by Law (Business Document, Scientific Research) - Special Case ( Paper from Head of State)

2.2.2.

Penggolongan Arsip

Arsip dapat digolongkan menjadi beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya, yaitu :

1. Memuat subjek atau isinya; termasuk dalam kategori ini antara lain adalah arsip keuangan, arsip kepegawaian, arsip pemasaran, dan arsip pendidikan.

2. Menurut bentuk atau wujudnya; termasuk dalam kategori ini Antara lain adalah surat, pita rekaman, piringan hitam, microfilm, foto, gambar peta, dll.

3. Menurut nilai atau kegunaannya; arsip sering dikatakan mempunyai 6 nilai (The Liang Gie;1979,215) yaitu : administrative value, legal value, fiscal value, research value, educational value, dan documentary value.

4. Menurut sifat kepentingannya; termasuk dalam kategori ini adalah arsip nonesensial, arsip yang diperlukan, arsip penting dan arsip vital.

5. Menurut fungsinya; termasuk dalam kategori ini adalah arsip dinamis, yaitu arsip-arsip yang masih sering dipergunakan secara langsung baik dalam organisasi

(28)

28 pemerintah ataupun swasta; dan arsip statis, yaitu arsip yang sudah tidak lagi dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.

6. Menurut tingkat penyimpanan dan pemeliharaannya; termasuk dalam kategori ini adalah arsip milik pemerintah seperti Arsip Nasional Pusat dan Arsip Nasional Daerah. Selain itu termasuk juga dalam kategori ini adalah Arsip Sentral (arsip makro) dan Arsip Unit (arsip mikro/khusus)

7.

Menurut keasliannya; termasuk dalam kategori ini adalah arsip asli, arsip tembusan, arsip salinan dan arsip yang berupa petikan.

 Arsip Media Baru

Merupakan arsip dalam bentuk fisik non-kertas, dikenal dengan nama arsip audio-visual atau machine-readable archives, atau juga electronic records. Arsip media baru dapa digolongkan sebagai berikut 11 :

a. Still Visual (gambar statik); seperti gambar (lukisan, miniatur, sketsa, poster, kartu pos), ffoto dan slides.

b. Moving – Images (citra bergerak); seperti film, video, laser disc. c. Audio (rekaman suara); seperti kaset, piringan hitam, compact disc.

d. Audio – Visual; gabungan antara audio (suara) dengan visual (citra) seperti pada film (motion pictures) dan video, laser disc.

(29)

29

Diagram 2.8 Siklus Penanganan Arsip

Sumber : Analisis Penulis, 2015

2.2.3.

Peran Arsip

Kearsipan mempunyai peranan sebagai “pusat ingatan”, sebagai “sumber informasi” dan sebagai “alat pengawasan” yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban dan penilaian.

2.2.4.

Persyaratan Umum

 Lay Out Spasial

Keseluruhan dari sistem penyimpanan, pengaturan, pengaksesan kembali arsip dan dokumen-dokumen yang ada menjadi pertimbangan utama. Kebutuhan ruang-ruang pokoknya antara lain :

a. Area Penyimpanan

Harus menyediakan ruang untuk sirkulasi berupa lorong cabang antar lemari penyimpanan dengan lebar 70-90 cm dan lorong utama dengan lebar antara 1,5 m sampai 2 m. Hal ini akan sangat tergantung pula pada kebutuhan pemakai. Rak penyimpan sebaiknya movable/mobile (dapat dipindahkan) untuk mengurangi jumlah lorong yang dibutuhkan. Pengaturan kelembapan yang optimal menjadi persyaratan utama untuk ruang ini.

b. Area Administrasi

Termasuk di dalamnya adalah ruang referensi dan ruang perkantoran umum. Ketersediaan alat-alat pendukung sangat dibutuhkan seperti perabot meja-kursi, mesin pengganda, microfilm reader, reader-printer, dll. Ruangan ini harus mampu mengakomodasi kegiatan pengunjung untuk mengakses arsip dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Untuk area perkantoran umum, haruslah atraktif dan merupakan area yang nyaman untuk bekerja dan mampu memberikan privasi bagi para penghuninya.

c. Area Penerimaan

Merupakan ruang penerimaan pada saat arsip dan dokumen-dokumen tiba pertama kali di lokasi dan pada umumnya bersebelahan dengan loading dock. Arsip dan dokumen yang berupa file dan refile, terkadang tidak semuanya dapat ditempatkan ke dalam rak penyimpanan. Karena arsip dan dokumen-dokumen

(30)

30 secara temporer ditempatkan di ruangan ini, keamanan yang sesuai juga harus bisa dipastikan.

d. Area Persiapan

Merupakan ruang dimana para petugas bekerja untuk mempersiapkan setiap arsip yang ada untuk ditempatkan ke dalam rak. Dimensi dari ruangan ini akan tergantung pada jumlah aktivitas yang berlangsung di dalamnnya beserta ukuran alat-alat pendukung yang digunakan.

e. Area Pendistribusian/Pengaturan

Ruangan ini harus terpisah secara jelas dengan area penerimaan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan pada pengaturan jadwal dalam menempatkan arsip. Setiap dokumen dan arsip yang hendak dimasukkan terlebih dahulu dimasukkan ke ruangan ini.

f. Ruangan-ruangan lain

Ruangan yang menaungi aktivitas pendukung seperti exhibition area, yang merupakan ruang untuk memamerkan mural, sculpture, dokumen-dokumen bersejarah, maket-maket; ruang kuliah/conference room; ruang rekreatif seperti restoran, kafetaria dan taman.

 Tipe Akses ke Koleksi Arsip

Penyimpanan arsip memiliki 3 macam metode pengaksesan, yaitu : 1. Open Access

2. Open Stack 3. Closed Stack

2.2.5.

Persyaratan Khusus

 Perencanaan Ruang Penyimpanan

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan ruang penyimpanan adalah berat dari peralatan penyimpanan dan faktor beban lantai itu sendiri. Kapasitas dukung lantai (floor load capacity) adalah berat dari total dokumen dan peralatan penyimpanan yang mampu didukung oleh lantai. Besaran ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan dokumen dapat ditentukan dengan menerapkan standar umum dimana 10-15 cm dari dokumen akan memerlukan ruang sebesar 3,5 cm2.

(31)

31

 Ruang Baca

Dibagi ke dalam 3 bagian : 1. Area Studi

Besaran dari ruangan ini akan ditentukan oleh banyaknya jumlah pengunjung yang akan diwadahi dan seberapa alokasi ruang untuk tiap pengunjungnya. 2. Carrels

Merupakan ruang studi yang lebih bersifat privat. Dibutuhkan untuk para pengunjung agar terhindar dari gangguan dan para pengunjung yang ingin memanfaatkan arsip/dokumen tertentu untuk jangka waktu yang lama.

3. Browsing Areas

Merupakan ruangan dimana para pengunjung dapat lebih bersikap santai/relax dan informal. Terkadang juga dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk saling bertukar informasi dan sekedar berbincang-bincang.

 Area Layanan Bagi Pengunjung

Mempunyai 3 fungsi utama :

1. Pengaturan pengambilan dan pengembalian arsip dan dokumen 2. Penyediaan bibliografi bagi para pengunjung

3. Pengawasan aktivitas pengunjung dan kontrol keamanan

2.3 STUDI KASUS

2.3.1 Studi Kasus Perpustakaan Umum & Nasional

2.3.1.1

Bibliotheca Alexandrina

Arsitek/perancang : Snohetta & Hamza Associates

Lokasi : Alexandria, Mesir

Klien : Ministry of Education, Mesir Luas area rancangan : 80.000 m2

(32)

32

Gambar 2.1 Tampak atas Bibliotheca Alexandrina

Sumber : archdaily.com, 2015

Bibliotheca Alexandrina merupakan refleksi dari perpustakaan jaman kuno yang pernah dibangun di Alexandria oleh Alexander The Great sekitar 2300 tahun yang lalu dimana puluhan abad kemudian menjadi salah satu sarana modern yang digunakan oleh pelajar, guru dan publik. Memiliki fungsi sebagai perpustakaan nasional, desain perpustakaan ini mengusung konsep timeless dan bold yang diharapkan mampu menjadi simbol baru dalam lingkup pengetahuan dan budaya Mesir.

a. Lokasi

Lokasi dari perpustakaan ini dibangun di sepanjang site bekas pelabuhan bersejarah kota Alexandria, tepat terletak di kawasan bersejarah kota. Bentuk denah nya yang melingkar mengikuti layout area sekitar pelabuhan. Kompleks site terdiri dari 3 bangunan utama yaitu eksisting Conference Centre, planetarium dan bangunan baru perpustakaan.

(33)

33

Gambar 2.2 Earth map Bibliotheca Alexandria

Sumber : Windows Map, 2015

Terdapat juga area plaza di tengah-tengah dengan konsep terbuka dimana ditanami dengan pohon olive, yang merupakan simbol utama perpustakaan, melambangkan kedamaian, pengertian, keterbukaan dan rasionalitas. Tampak dari perpustakaan adalah view ke arah laut dan Silsilah library di seberangnya.

Gambar 2.3 Siteplan

Sumber : Landmark Building – Reflection of the Architecture of Bibliotheca Alexandrina, Ismail Seralgedin, 2006

b. Tata Massa

Konsep tata massa bangunan ini memiliki bentuk seperti disc miring yang elegan. Simbol matahari terbit dianggap cocok dengan bentuk ini. Matahari terbit sendiri memiliki makna yang sangat besar dalam sejarah Mesir Kuno dimana melambangkan kemunculan suatu yang baru (ilmu). Struktur atap nya yang unik juga memberi kesan

(34)

34 jaman modern yang didominasi oleh teknologi. Perpustakaan ini mencoba menjadi suatu ikon yang abadi dan universal, dalam hal ini, konsep tersebut dianggap berhasil, dilihat dari ukurannya yang besar sekaligus menarik serta didukung oleh lokasi nya yang seakan seperti terdapat kesan “memerintah” sebuah kota pelabuhan, yaitu kota Alexandria. Kesan yang berbeda lagi akan dirasakan pada perspektif mata manusia. Kompleksitas tampak terlihat dari permainan material dan struktur hingga perbedaan levelling area interior ditambah dengan bukaan-bukaan yang terletak pada bagian atap dan detail-detail lainnya yang memberikan perpustakaan sebuah dinamisme yang kuat, terutama dari pendekatan eksterior. Di zaman dimana bangunan dimaksudkan untuk terkesan sangat baik melalui rendering arsitektural, Bibliotheca Alexandria mewujudkannya secara fisik dengan benar.

Gambar 2.4 Bibliotheca Alexandria terlihat seperti disc-shape yang memiliki makna layaknya matahari terbit, simbol pengetahuan pada jaman Mesir Kuno

Sumber : sacreddestinations.com, 2015

c. Konsep Zonasi

Perpustakaan ini memiliki total 11 lantai dengan tinggi 32 m dari garis jalan ditambah 12 m ke bawah, dimana terletak basement. Di sekeliling bangunan dilingkupi oleh fitur air berupa kolam yang memberikan kesan mengambang, tenang dan rileks. Ruang baca sangatlah spektakuler dengan luas total 20.000 m2 berkapasitas untuk 2000 pengunjung, salah satu yang terbesar di dunia, dan terbagi

(35)

35 dalam tujuh levelling lantai, sesuai konsep amphitheater yang diangkat. Repetisi bentuk terlihat di setiap levelling lantai ruang baca dimana terletak furniture kursi dan meja beserta rak-rak buku. Sebelum memasuki ruang baca, terdapat balcony yang merupakan entrance utama dimana di balcony memberikan view yang spektakuler ke arah seluruh ruang baca. Selain ruang baca dan ruang penyimpanan buku, Bibliotheca Alexandrina memiliki elemen ruang yang khusus seperti planetarium, manuscript and rare book exhibition gallery, antiques museum hingga grand conference centre.

Gambar 2.5 Studi fungsional tiap lantai Bibliotheca Alexandria

Sumber : Landmark Building – Relection of the Architecture of Bibliotheca Alexandrina, Ismail Seralgedin, 2006

d. Sirkulasi

(36)

36 Gambar 2.6 Aksono interior

Sumber : Landmark Building – Relection of the Architecture of Bibliotheca Alexandrina, Ismail Seralgedin, 2006

e. Details

Gambar 2.7 (atas ke bawah) Fasad dengan alfabet dari 120 bahasa; Plaza tempat aktivitas outdoor dan pertunjukkan; interior ruang baca

Sumber : Landmark Building – Relection of the Architecture of Bibliotheca Alexandrina, Ismail Seralgedin, 2006

(37)

37

2.3.1.2

Seattle Central Library

Arsitek/Perancang : Rem Koolhas & Joshua Prince-Ramus (OMA & LMN) Lokasi : 4th Avenue, Seattle, Washington, U.S.A.

Luas area rancangan : 38.300 m2 Tahun perancangan : 1999-2004

Gambar 2.8 Seattle Central Library Sumber : archdaily.com, 2015

Seattle Central Library merupakan perpustakaan yang menggunakan konsep “hyper-rational” dimana terjadi penyusunan program ruang atau studi fungsional terlebih dahulu sebelum mencapai konsep massa/bentuk, sebuah representasi program ke dalam bentuk massa bangunan. Hasil dari penjelasan tersebut menciptakan bentuk yang tidak biasa, irreguler, sekaligus menjadi landmark dikarenakan bentuknya yang tidak biasa

a. Lokasi

Perpustakaan ini terletak di kota Seattle dan merupakan perpustakaan cabang ketiga dari Seattle Public Library. Lokasinya berada tepat diantara 4th dan 5thAvenue,

di antara wilayah perkantoran.

b. Tata Massa

Berdasarkan konsep hyper-rational yang berangkat dari representasi program ruang ke dalam bentuk massa, bentuk perpustakaan yang tercipta merupakan kombinasi dari 5 fungsi program berbeda yang telah ditetapkan oleh sang perancang

(38)

38 yang ditransormasikan ke 5 massa berbeda sesuai masing-masing fungsi program. Bangunan ini, menurut OMA (perancang) dianggap seperti “five floating boxes captured like a butterfly net”.

Gambar 2.9 Model tata massa Seattle Central Library Sumber : google.com, 2015

c. Konsep Zonasi

Zonasi terbagi menjadi lima jenis. Lima jenis zonasi dari program dan fungsi tersebut merupakan hasil dari pengelompokkan beberapa ruang yang memiliki program dan fungsi yang relatif sama. Lima jenis zonasi tersebut (urutan berdasarkan dari lantai terbawah) : parking (parkir) yang berada di lantai basement, public space (ruang publik), information (area informasi), collection (area koleksi umum), dan administration (area pegawai perpustakaan).

Gambar 2.10 Diagram zonasi Seattle Central Library Sumber : google.com, 2015

(39)

39 Gambar 2.11 Diagram studi fungsional Seattle Central Library

Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/e5/d1/85/e5d185b5c9b181c9f5e74ced111088ef.jpg, 2015

(40)

40 Gambar 2.12 Diagram konsep sirkulasi Seattle Central Library

Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/e5/d1/85/e5d185b5c9b181c9f5e74ced111088ef.jpg, 2015

e. Details

Program ruang Seattle Central Library bisa dibilang tediri dari dua atmosphere berbeda yaitu, zona “function” yang dikarakteristikan sbeagai area “stable” dan zona “attraction” yang dikarakteristikkan sebagai area “unstable”. Zona function terdiri dari area koleksi buku, ruang pertemuan, dan area administrasi. Sedangkan zona attraction terdiri dari area baca, area referensi dan learning centre.

(41)

41 Gambar 2.13 (atas ke bawah) Eskalator satu arah; Area baca publik; Area penyimpanan

koleksi buku Sumber : google,com, 2015

2.3.1.3

Kanazawa Umimirai Library

Arsitek/Perancang : Coelacant K&H Architects

Lokasi : Kanazawa City, Japan

Luas area rancangan : 23.311 m2 Tahun perancangan : 2011

(42)

42 Gambar 2.14 Kanazawa Umimirai Library

Sumber : archdaily.com, 2015

Perpustakaan Umimirai adalah sebuah perpustakaan umum di daerah barat Kanazawa, berjarak sekitar 20 menit dari pusat kota. Bangunan ini dirancang oleh Coelacant K&H Architects, sebuah biro arsitektur yang berbasis di Tokyo dan dibuka untuk publik pada tahun 2011. Menyesuaikan dengan karakteristik daerah Kanazawa yang tenang dan sunyi, Umimirai Library mencoba menerapkan sebuah konsep perpustakaan yang tenang dan damai, seperti hutan, dengan penerapan soft light di dalam interior bangunan menyerupai lembutnya cahaya matahari ketika memasuki hutan. Penerapan tersebut memberi kenyamanan fisik maupun psikologis pengunjung yang membuat pengunjung menikmati kegiatan internal perpustakaan.

a. Lokasi

Kanazawa Umimirai Library terletak di kota Kanazawa, wilayah barat Jepang, sebuah kota yang perlahan mulai mengikuti pesatnya alur urbanisasi. Perpustakaan umum ini dibangun di sekitar kompleks rumah tinggal dengan atmosfir yang tenang dan sunyi.

(43)

43 Gambar 2.15 Lokasi Umimirai Library

Sumber : Google Earth, 2015

b. Tata Massa

Gambar 2.16 View ke arah perpustakaan Umimirai Sumber : archdaily.com, 2015

Dengan bentuknya yang kotak, dengan ukuran 45m x 45m dan tinggii 12m, Umimirai Library memiliki konsep massa yang sederhana. Lubang-lubang kecil di bagian fasad berfungsi sebagai jendela yang memasukkan cahaya matahari pada siang hari, menerangi interior bangunan secara alami. Lalu pada malam hari cahaya lampu menonjol keluar bagaikan sebuah kapal pesiar pada malam hari. Efek soft light yang didapat pada siang hari memberi kesan interior yang sunyi, nyaman dan tenang serasa seperti di hutan, menciptakan hubungan antar ruang luar dan ruang dalam yang sempurna.

c. Konsep Zonasi

Bentuknya yang sederhana memiliki total 25 kolom dimana kolom-kolom tersebut secara desain menjadi pembatas antara rak-rak buku. Setengah bagian dari perpustakaan, yaitu area baca, memiliki tinggi plafon setinggi 12m, terinspirasi konsep monumental yang ada pada Bibliotheque Nationale di Paris karya Henri Labrouste. Area perpustakaan anak pada lantai 1 dilengkapi dengan area bercerita yang dinamis dan atraktif. Salah satu program ruang yang menarik adalah ruang

(44)

44 membaca koran yang terletak pada lantai 2. Kebutuhan ruang ini menjawab kebiasaan orang Jepang yang masih suka membaca koran.

Gambar 2.17 Studi fungsional Umimirai Library Sumber : archdaily.com, 2015

a. Sirkulasi

Entrance Umimirai Library ini diletakkan di pinggir berada pada lantai 1. Pada lantai ini merupakan area perpustakaan anak, yang berada dekat dengan multipurpose hall, meeting room dan ruang belajar kelompok. Pada lantai 2, ketika masuk pengunjung akan mengalami atmosfir yang berbeda antara area lantai 1yang rendah dan kecil dengan area baca yang tinggi dan besar berkesan monumental pada lantai 2. Sirkulasi memusat 3 lantai perpustakaan dihubungkan melalui lift dan tangga yang terletak pada bagian tengah berbentuk lingkaran.

(45)

45 Gambar 2.18 Interior area baca pada lantai 1

Sumber : archdaily.com, 2015

Gambar 2.19 Interior perpustakaan anak pada lantai 2 Sumber : archdaily.com, 2015

(46)

46 Sumber : archdaily.com, 2015

2.3.1.4 Perbandingan Studi Kasus

Hasil studi kasus yang dilakukan terhadap Biblioteca Alexandrina, Seattle Central Library dan Kanazawa Umimirai Library digabungkan ke dalam satu tabel dimana akan dibahas secara ringkas masing-masing perpustakaan berdasarkan lokasi, konsep utama, luasan total, special features, analisis zonasi hingga ekspresi/kesan yang ditampilkan oleh desain masing-masing. Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilihat kesamaan/kemiripan yang dimiliki dalam desain dan juga keunggulan masing-masing perpustakaan. Seperti pada pembahasan mengenai analisis zonasi, dapat disimpulkan bahwa ketiga perpustakaan meletakkan area membaca anak-anak berdekatan dekat bagian entrance dan biasanya terletak di lantai dasar. Kemiripan seperti ini yang patut dipertimbangkan dalam perancangan perpustakaan nantinya. Selain kemiripan, masing-masing perpustakaan tersebut juga memiliki beberapa program unggulan (special features) terkait program ruanag ataupun detail-detail. Seperti pada contoh Biblioteca Alexandrina, terdapat area untuk mengamati bintang atau disebut planetarium dimana feature ini digunakan untuk memperkaya studi literatur mengenai astronomi. Atau pada Seattle Central Library, sirkulasi pengunjung menggunakan eskalator satu arah yang hanya bisa naik, lalu turun menggunakan lift. Berikut tabel perbandingan studi kasus ketiga perpustakaan :

Tabel 2.3 Perbandingan Studi Kasus

ALEXANDRINA

SCL

UMIMIRAI

Lokasi

Daerah pesisir pantai dan pelabuhan. Tampak seperti “Welcome Gate” kota Alexandria.

Terletak di tengah kota, disekitari oleh bangunan-bangunan highrises. Daerah pinggiran kota Kanazawa, di dalam area perumahan dan industri-industri kecil. Rural area.

Konsep Utama

Timeless & Bold. Hyper-Rational (bentuk mengikuti fungsi program ruang).

Tenang, damai, like a forest. Hubungan ruang dalam dan luar yang sempurna.

Luasan Total

80.000 m2 38.300 m2 23.311 m2

Ekspresi

Iconic, Curve Dinamyc, Iconic Simple, Box

Special Features

Planetarium, Monumental Reading Hall, Entrepreuneur Corner, Fasad dengan 120 bahasa, roof top lighting

Hyper-rational, single escalator,

Monumental Reading Hall, dynamic form

Soft light effect, newspaper reading area, Monumental Reading Hall, Children telling story area

(47)

47 Tabel 2.4 Analisis Zonasi

Melalui Tabel 2.4, terlihat program ruang beserta zonasi vertikal masing-masing perpustakaan dimana secara diagram analisis bisa dirumuskan seperti berikut :

Diagram 2.1 Diagram program ruang hasil perbandingan ketiga studi kasus Sumber: Analisis Penulis, 2015

(48)

48 Secara garis besar, perpustakaan anak diletakkan di dekat entrance agar udah diakses oleh anak kecil bersama orangtua nya. Selain itu area kantor (front office, ME room, dll) juga terletak di lantai 1. Entrance juga biasanya disertai oleh “welcome gate” berupa pameran galeri atau arsip negara seperti foto, barang-barang bersejarah dan arsip-arsip digital. Pada lantai dua biasanya diperuntukkan untuk perpustakaan dewasa disertai dengan koleksi-koleksi buku yang bervariasi. Area membaca juga terletak di lantai dua yang menerapkan konsep pendekatan ruang interaksi publik disertai fasilitas campuran seperti fasilitas makan, bersantai dan outdoor. Area basement merupakan area service dan parkir kendaraan.

(49)

49

BAB III

TINJAUAN PRIDE, ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN TIMOR LESTE

Dalam bab ini akan ditinjau teori dari national pride beserta kajian secara mendalam mengenai arsitektur Timor Leste beserta kebudayaan-kebudayaan yang menjadi ciri khas negara ini. Hal ini dilakukan guna menindaklanjuti latar belakang yang diangkat sebelumnya yaitu makna perpustakaan dan arsip nasional yang diharapkan menjadi sebuah simbol kebanggaan nasional Timor Leste. Melalui nilai-nilai budaya dan tradisional lokal yang diterapkan di dalam desain nantinya diharapkan mampu mewujudkan ambisi tersebut.

3.1 KAJIAN PRIDE

3.1.1

National Pride

Kebanggaan nasional atau national pride suatu bangsa adalah sebuah sikap yang terwujud, tampak pada sikap menghargai warisan budaya, hasil karya, dan hal-hal lain yang menjadi milik bangsa sendiri12. Kebanggaan nasional merupakan wujud positif dari suatu bangsa dimana seseorang merasa

bahagia akan dirinya karena individu tersebut merasa bahagia akan apa yang dimiliki oleh bangsa nya sendiri.

Terdapat empat macam dasar/sumber yang menimbulkan national pride : internal care (IC), nowadays achievement (NA), past achievement (PA) dan external power (EP)13. Rasa bangga akan IC

pada umumnya dirasakan di negara-negara yang memiliki sistem demokrasi yang kuat dan kesejahteraan sosial yang baik. Kemudian rasa bangga akan NA umumnya terjadi di negara-negara maju yang kuat secara ekonomi, sedangkan rasa bangga akan PA dirasakan di negara-negara yang kurang merasa bangga akan NA tetapi memiliki sejarah dan pencapaian yang membangggakan. Rasa bangga akan EP pada umumnya dirasakan di negara-negara yang memiliki sistem kemanan yang kuat (militer).

12 DIsadur wiktionary.org

13 Michel Meuders, Paul De Boeck, Anu Realo, 2009. The Circumplex Theory of National Pride, Katholieke

(50)

50

Diagram 3.1 Diagram empat macam dasar/sumber national pride

Sumber : The Circumplex Theory of National Pride, Michel Meuders, Paul De Boeck, Anu Realo, 2009, h.3

Sebuah negara meraih pencapaian-pencapaian tertentu dari bermacam-macam bidang seperti misalnya pencapaian secara ekonomi, teknologi, olahraga atau budaya. Masing-masing bidang tersebut bisa menjadi dasar kebanggaan nasional. Perbedaan yang terlihat adalah antara pencapaian yang diraih nowadays (NA) dan apa yang telah diraih di masa lalu atau past (PA). Beberapa negara merasa bangga atas pencapaian yang telah mereka lakukan di masa lalu sehingga hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik untuk diceritakan, sedangkan untuk beberapa negara hanya sedikit hal yang bisa dibanggakan di masa lalu tetapi mereka meraih pencapaian yang membanggakan saat ini atau kombinasi kedua nya dimana suatu negara memiliki pencapaian yang membanggakan di masa lalu dan pada saat ini.

Beberapa aspek bisa dihubungkan dengan dasar-dasar national pride seperti yang ditunjukkan pada diagram 2.10. Berdasarkan data analisis yang telah dilakukan14 , diagram 2.10 menunjukkan

probabilitas antara hubungan beberapa aspek denggan dasar-dasar national pride dimana satu lingkaran terdiri dari empat potongan masing-masing merupakan dasar-dasar national pride (IC, NA, EP, PA) yang terhubung dengan satu aspek tertentu. Aspek-aspek yang dibahas seperti pada misalnya demokrasi, pengaruh politik, pengaruh ekonomi, kesejahteraan sosial, pencapaian di bidang teknologi, olahraga, literatur dan kesenian, kekuatan militer, sejarah, dan keadilan sosial. BIsa kita lihat pada diagram 2.10, aspek-aspek seperti demokrasi (73), kesejahteraan sosial (86) dan keadilan sosial (67) terarah ke salah satu dasar national pride, yaitu internal care (IC), sedangkan aspek-aspek

14 Michel Meuders, Paul De Boeck, Anu Realo, 2009. The Circumplex Theory of National Pride, Katholieke

(51)

51 seperti pengaruh politik (68), pengaruh ekonomi (94) dan pencapaian di bidang teknologi (82) lebih condong ke rasa kebanggaan akan nowadays achievement (NA). Dasar-dasar national pride lainnya seperti external power (EP) mencakup aspek-aspek seperti kekuatan militer (96) sedangkan past achievement (PA) mencakup hal yang berkaitan dengan sejarah (90) seperti pencapaian di bidang olahraga (96) dan literatur/kesenian (98).

Diagram 3.2 Diagram hubugan antara beberapa aspek tertentu dengan dasar-dasar national pride

Sumber : The Circumplex Theory of National Pride, Michel Meuders, Paul De Boeck, Anu Realo, 2009, h.16

Melalui hasil analisis tersebut, dapat dikatakan empat macam dasar yang menimbulkan national pride mencakup aspek-aspek tersebut, seperti kita lihat pada tabel 3.1 :

(52)

52

Tabel 3.1 Hubungan dasar-dasar national pride dengan bermacam jenis aspek

Dasar-dasar national pride Aspek-aspek umum

Internal Care (IC) Demokrasi

Kesejahteraan Sosial Keadilan Sosial

Nowadays Achievement (NA) Politik

Ekonomi Teknologi

External Power (EP) Militer/Keamanan Negara

Past Achievement (PA) Sejarah

Olahraga Literatur Seni

Sumber : The Circumplex Theory of National Pride, Michel Meuders, Paul De Boeck, Anu Realo, 2009, h.16

Dalam kasus Timor Leste, sebuah negara baru yang meraih kemerdekaan nya pada tahun 2002, dasar-dasar yang menjadi nilai kebangggaan bagi masyarakatnya sebagai contoh adalah past achievement (PA) atas apa yang mereka miliki untuk dibanggakan seperti kekayaan budaya nya (adat istiadat, dansa tradisional, musik tradisional, rumah tradisional) dan tentunya atas perjuangan yang mereka raih dalam meraih kemerdekaan. Selain itu dasar national pride lainnya yang bisa diangkat adalah nowadays achievement (NA) dimana pendidikan menjadi aspirasi tertinggi masyarakat Timor Leste. Pencapaian yang telah dilakukan adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan literasi masyarakat dengan melengkapi sarana-sarana pendidikan yang kurang, salah satunya adalah rencana pembangunan Perpustakaan Nasional Timor Leste. Kombinasi kedua hal tersebut merupakan dasar dari national pride Timor Leste yang bisa diterapkan di dalam konsep perancangan Perpustakaan Nasional Timor Leste.

3.2 KAJIAN ARSITEKTUR TIMOR LESTE

Arsitektur Timor Leste sendiri bisa dikatakan terbagi dalam empat periode yang berbeda yaitu, periode sebelum penjajahan kolonial portugis, periode kolonial portugis, periode penjajahan Indonesia dan periode pasca kemerdekaan. Periode sebelum penjajahan berkaitan dengan arsitektur

Gambar

Diagram 1.4  Diagram kerangka pola pikir perancangan Perpustakaan Nasional Timor Leste
Diagram 2.6 Contoh diagram hubungan ruang di dalam perpustakaan  Sumber : Planning and Design of Library Buildings, Godfrey Thompson, 1974, h.32
Gambar 2.4 Bibliotheca Alexandria terlihat seperti disc-shape yang memiliki makna  layaknya matahari terbit, simbol pengetahuan pada jaman Mesir Kuno
Gambar 2.7 (atas ke bawah) Fasad dengan alfabet dari 120 bahasa; Plaza tempat aktivitas outdoor  dan pertunjukkan; interior ruang baca
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan prinsip antara mantan pejuang kemerdekaan rakyat Timor Leste dengan mantan anggota Polri menimbulkan tekanan psychologis dari masing-masing pihak sebagai

Penggunaan ekspatriat oleh perusahaan multinasional di Timor Leste benar-benar tidak bisa dihindari seperti yang dikatakan oleh Edstrom bahwa para ekspatriat dikirim ke

makna konsep dan tolok ukur “ defend the democratic legality ” sebagai tujuan police force dari PNTL sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi. Timor

mahasiwa yang berasal dari Timor Leste.8. 3 belas orang tersebut, enam orang

Dalam menyelesaikan dugaan tindak pidana penyadapan sebagaimana dikemukakan di atas, yang justru dijadikan rujukan pihak Timor Leste dalam mencari penyelesaian secara

Banco Commercio Timor- leste (BCTL), kegiatan yang di jalankan adalah membuat regulator bagi semua Bank, baik bank swasta asing maupun Bank lokal nasional dengan kegiatan lain

Mengingat pentingnya komoditas kopi Arabika bagi Timor-Leste, khususnya petani di subdistrito Ainaro Vila, maka menarik untuk diketahui pola saluran pemasaran yang terbentuk

Berdasarkan teori Suksesi Negara dan perjanjian internasional setelah Timor Timur merdeka, negara Indonesia tidak dapat melanjutkan lagi perjanjian Celah Timor