1 BAB II
KAJIAN REPERTOAR
A. Periode Barok
1. Sekilas mengenai periode Barok
Periode Barok atau sering disebut zaman basso continuo dalam sejarah musik dimulai dari sekitar tahun 1600-17501. Istilah Barok biasa dipakai oleh para sejarawan dalam bidang musik untuk mengklasifikasikan musik yang diciptakannya pada tahun tersebut. Istilah ini juga dipakai dalam bidang seni lukis, seni patung, dan arsitektur. Kata Barok hanya bersifat istilah untuk mempermudah definisi dari suatu gaya pada masa tersebut.2 Terdapat beberapa karakteristik musikal pada periode ini yakni; tekstur musik homofonis dan polifoni mendominasi, instrumen Bassoo continuo dan instrumen keyboard seperti organ dan harpsikord berperan penting sebagai penggerak harmoni tonal, bentuk musik yang sering digunakan yaitu A B A dan A B, ritardando dan ritenuto digunakan hanya bagian kadens, dan penggunaan rubato jarang digunakan3
Komposisi-komposisi yang digubah dalam instrumen keyboard adalah
toccata (atau prelude), fantasia dan fuga. Di dalam periode Barok terdapat
komposer-komposer ternama, diantaranya adalah Claudio Monteverdi, Henry Purcell, G.F. Handel, J.S. Bach, dan lainnya. Penyaji memilih satu karya
Prelude and Fugue karya dari J.S. Bach yang akan dimainkan sebagai
perwakilan dari periode Barok.
1 Karl-Edmund Prier, Sejarah Musik jilid 2, cetakan keempat. (Yogyakarta: Pusat Musik
Liturgi, 2014), 7
2 Dr. Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik jilid 1 (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia,1998), 170
3 Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara (Jakarta: Yayasan Musik Gereja,
2
2. Johann Sebastian Bach beserta Analisis Prelude and Fugue no. 6 BWV 875
Johann Sebastian Bach merupakan salah satu komposer penting pada periode Barok. Johann Sebastian Bach adalah seorang komponis Jerman penggubah musik untuk instrumen organ, harpsikord, klavikord, dan juga untuk orkestra. Johann Sebastian Bach lahir di Eisenach, Jerman pada tanggal 21 Maret 1685. Bach memperoleh pendidikan musik dari ayahnya, Johann Ambrosius dan kakaknya, Johann Christoph. Pada saat orangtua Bach meninggal pada tahun 1695, dia pindah ke Ohrdruf dan diasuh oleh kakak laki-lakinya, Johan Christoph. Pada saat di Ohrdruf, Bach melanjutkan pendidikannya ke sekolah Lyceum. Pada umur lima belas tahun, Bach terpaksa keluar dari rumah kakaknya karena jumlah anggota keluarga mereka terus bertambah. Melalui perantaraan pemimpin musik sekolahnya, Bach dijadikan anggota penyanyi koor di kota Luneburg. Pada tahun 1717 Bach diangkat menjadi Kapelmaster4 oleh pangeran Leopold. Di masa itu Bach mulai tekun menciptakan karya-karya instrumental. Pada tahun 1723 Bach diangkat menjadi direktur musik gereja St. Thomas di Leipzig. Dalam sejarah hidupnya, Bach banyak membuat karya-karya instrumental maupun cantata yang berisi pujian-pujian kepada Tuhan dan juga sebagai pengiring maupun pemimpin musik dalam gereja.
Salah satu karya Johan Sebastian Bach yang dipilih dalam resital adalah Prelude and Fugue No. 6 in D minor, BWV 875 from The Well-
Tempered Clavier book II. Prelude merupakan sebuah pembukaan yang
menghantarkan suasana menuju Fuga, karya ini bertekstur polifoni tiga suara. Sementara dalam sejarah musik, Fuga diartikan sebagai kejar-kejaran/ pemburuan dan kanon diartikan sebagai hukum, ketaatan5. Johan Sebastian Bach menyusun dua buku Prelude dan Fuga yang setiap bukunya terdapat 24 karya, masing-masing memiliki tonalitas yang berbeda sesuai urutan kromatis dimulai dari C dengan mayor dan minornya. Prelude dan Fuga ini disusun
4 Pemimpin musik 5 Prier, 12.
3
untuk latihan piano anak dan istrinya, Anna Magdalena dalam melatih tonalitas lagu yang berbeda-beda.
Tabel 2.1
Analisis Struktural Prelude and Fugue no. 6 in D minor BWV 875
Prelude Bagian Sub bagian Awal
birama
Akhir birama
Tonalitas Keterangan
A Tema I 1 8 D minor Terdapat tema I
pada birama 1-4, disusul sekuen pada
birama 5-8 dengan motif dan
counterpoint dengan
tangan yang berbeda.
9 17 D minor Episode menuju
tema II 18 21 A mayor Tema II Disusul pengembangan tema II pada birama 22-25
22 25 D minor Pengembangan dari
tema II
B Pengembangan 26 42 D minor Terdapat tema I
dalam dominan yang disusul pengembangan dari Bagian A pada birama 30 ke D minor A’ Pengembangan Tema I, coda 43 61 A mayor D minor Pada birama 43-46 muncul tema I dari
bagian A, Pada birama 57-61 tema II dari bagian A sebagai coda lalu
ditutup dengan perfect cadens ke D
4 Fugue Bagian Sub bagian Awal
birama
Akhir birama
Tonalitas Keterangan
A Tema I 1 2 D minor Subject pada suara
alto berupa triplet dan not
seperdelapan
3 5 D minor Muncul suara sopran
sebagai tema dan alto sebagai counter
subject
6 7/2 D minor Muncul suara bass
sebagai tema
7/3 10/3 D minor Tema II dengan
motif berupa not seperenambelas dalam suara alto,
bass, dan sopran secara bersahutan
B Pengembangan 10/3 12/2 D minor Suara sopran
sebagai tema utama yang tidak diselesaikan, sebagai
penghantar munculnya Tema II
12/3 13 D minor Tema II pada suara
alto, bass dan sopran secara bersahutan
14 16 D minor Tema I muncul
dalam alto dan bass sebagai counter
subject
17 18/2 D minor Transisi berupa
munculnya Tema I di suara alto dan bass secar terbalik
dan bersahutan
18/3 20 G minor Potongan Tema I
dalam G minor
21 25/2 D minor Transisi
5 B. Periode Klasik
1. Sekilas mengenai periode Klasik
Periode Klasik adalah suatu periode yang bernilai seni serta ilmiah tinggi, berkadar keindahan dan tidak akan luntur sepanjang masa.6 Periode Klasik berlangsung antara tahun 1750-1820. Pada abad 19 setelah J.S. Bach meninggal(1750), dipandang sebagai awal masuknya periode klasik. Karakter utama dari periode ini adalah kesederhanaan, bentuk yang simetris, dan ornamen yang teratur. Musik klasik berusaha untuk menciptakan suatu ―bahasa universal‖ yang dapat dimengerti tidak hanya secara lokal tetapi secara internasional. Tema-tema sonata dan simfoni mirip dengan lagu rakyat yang seimbang dalam melodi, ritmik dan harmonik7. Terdapat beberapa karakteristik musikal pada periode ini yakni; dominasi tekstur homofoni pada periode ini, Basso continuo telah ditinggalkan, bentuk musik yang sering digunakan yaitu sonata form, minuet trio, tema dan variasi serta rondo8.
Perubahan dinamika berlangsung secara bertahap. Terdapat beberapa komposer ternama dalam periode ini diantaranya adalah: W.A. Mozart, J. Haydn, dan L.v. Beethoven.
2. L.v. Beethoven dan Analisis Piano Sonata Op 2 no 1
Ludwig van Beethoven adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Beethoven dipandang sebagai salah satu komponis besar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan era klasik ke era romantik. Ludwig van Beethoven lahir di Bonn, 17 Desember 1770. Ayahnya, Johann van Beethoven yang bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn pada 1752, memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi anak ajaib seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada 26 Maret 1778, tetapi kepandaiannya tidak setara dengan Mozart pada usia yang sama. Beethoven belajar dengan guru komposisi
6
Prier, 76
7 Prier, 78
6
pertamanya yaitu Christian Gottlob Neefe, Neefe melihat bakat musik Beethoven dan mengajarinya memainkan komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi. Neefe juga membantu menerbitkan karya pertama Beethoven, dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi Mozart yang kedua seandainya dia meneruskan karirnya. Pada tahun 1787 Beethoven pergi ke Vienna untuk mencari Mozart dan memintanya sebagai guru. Beethoven terpaksa kembali ke Bonn untuk merawat ibunya yang sakit-sakitan. Ibunya meninggal beberapa bulan setelah itu, dan ayahnya meninggal pada 1792. Beethoven kembali ke Vienna untuk belajar dengan komposer terkenal, Joseph Haydn. Beethoven menghabiskan hidupnya di Vienna dari tahun 1792 sampai meninggalnya pada 1827.
Salah satu karya Ludwig van Beethoven yang dipilih dalam repertoar resital adalah Piano Sonata Op 2 no 1 in F minor. Karya ini merupakan sonata pertama Beethoven yang disusun untuk gurunya, Joseph Haydn. Beethoven dengan berani menyalin karakteristik komposisi Joseph Haydn dan menuliskannya di seluruh gerakan pada sonata ini 9. Sonata ini memiliki empat gerakan, meliputi Allegro- Adagio- Minuet.Allegreto- Prestissimo.
9 Milton Cross, Encyclopedia of the great composers and their music volume II, new
7 Gerakan I: Allegro Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 0/4 8/3 F minor Tema I terdiri dari akor yang dimainkan
tangan kanan secara
ascending brokenchord dan
diberi hiasan
gruppetto. Birama
3-4 adalah sekuen dari birama 1-2. Pada birama 5-8, tangan kiri memainkan pola
yang sama dengan tangan kanan Transisi 8/4 20/3 Ab mayor Bertujuan untuk mengantar dari tonika F minor ke tonalitas Ab mayor tema II Tema II 20/4 48 Ab mayor Motif tema II terdapat pada birama 20/4—32 dimainkan secara brokenchord
Codetta 41/3 48/3 F minor Motif codetta terdapat di birama
41-42, berikutnya adalah imitasi motif
lalu diselesaikan di akord Eb7-Ab (perfect cadens) B Pengembangan Tema I 48/4 55/3 Ab Mayor Muncul tema I eksposisi dalam Ab mayor berupa ascending brokenchord
Tema II 55/4 80 F minor Muncul tema II
eksposisi dan pengembangannya
serta muncul tema dalam register bas
8
Transisi 81 100 C mayor Menggunakan
akord C (dominan) sebagai pedal poin
tuntuk kembali ke
tonika F minor pada Rekapitulasi
A’ Rekapitulasi
Tema I 101 115 F minor Tema I eksposisi
muncul kembali dalam tonalitas F
minor
Transisi 116 119/3 C mayor Menggunakan akord C (dominan) menuju ke tema II di akord F
minor Tema II 119/4 140/2 F minor Muncul tema II
eksposisi menuju
codetta Codetta 140/3 147 F minor Motif codetta
terdapat di birama140/3-147, berikutnya adalah
imitasi dari motif menuju ke CODA
CODA 148 152 F minor Coda diselesaikan dalam perfect cadens
Tabel 2.2
9
Gerakan II: Adagio
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 0/4 8/3 F mayor Tema I dimulai
dengan karakter Adagio yang tenang
dan banyak menggunakan not seperdelapan dengan tangan kanan sebagai
melodi
Tema II 8/4 16 F mayor Tema II memiliki
melodi pada tangan kanan dan iringan seperenambelas pada
tangan kiri Transisi
I
17 22 D minor Terdapat motif
tangan kiri not seperenambelas dan
double not
Transisi II
23 31 D minor Terdapat motif not
sepertigapuluhdua menghantarkan menuju bagian B B Pengembangan Pen
Tema I 32 38/3 F mayor Pengembangan tema
I Eksposisi dengan suasana lebih bergerak dengan lebih banyak munculnya not seperenambelas dan triplet
Tema II 39/4 47 F mayor Tema II, seperti tema II Eksposisi tetapi iringan tangan kiri menjadi sixplet dan
muncul pengembangan tekhnik 2x3 dan 3x4.
Transisi 48 58 F mayor Memiliki motif
sepertigapuluhdua dan triplet menuju
10
CODA 59 61 F mayor CODA Ditutup
dalam perfect cadens Tabel 2.3
11
Gerakan III: Minuet
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 0/3 10/2 F minor Motif tema I terdapat di birama 0/3-4/2, berikutnya adalah sekuens dari tema
Codetta 10/3 14/2 Ab
mayor
Penutup tema I dalam perfect cadens B
Pengembangan
Tema I 14/3 24/2 Ab
mayor
Tema II merupakan
double not yang
dimainkan bersahut-sahutan tangan
kanan dan kiri Transisi 24/3 28/2 F minor Transisi menuju
Rekapitulasi
A’ Rekapitulasi
Tema I 28/3 35/2 F minor Pengembangan dari
tema I Eksposisi, kepala tema dimainkan tangan
kiri dan tangan kanan memainkan
ornamen tril
CODA 35/3 40/2 F minor Penutup minuet
dalam perfect cadens Gerakan III: Trio
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 40/3 50/2 F mayor Tema I terdapat di birama 40/3-44, muncul melodi not seperdelapan di tangan kanan. Birama berikutnya merupakan sekuens tetapi melodi dibalik menjadi tangan kiri
B Pengembangan
Tema I 50/3 57/2 C mayor Pengembangan tema
eksposisi, iringan menekan not C oktaf
12
yang bas nya sebagai
pedal point.
Transisi 57/3 65 C mayor Merupakan
harmonik sekuens dengan jarak paralel 6 (3 kord) menuju ff kemudian turun ke p dalam rekapitulasi A’ Rekapitulasi Tema I & CODA
66 73 F mayor Tema I dari
eksposisi ditutup dengan perfect kadens
Tabel 2.4
13
Gerakan IV: Prestissimo
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 0 5/2 F minor Tema I dengan
iringan tangan kiri memainkan pola triplet dan arppegio,
tangan kanan memainkan melodi
dengan blok kord.
Motif I 5/3 12 Ab mayor Berupa melodi seperempat sebagai penghantar ke motif II
Motif II 13 21 G mayor Motif dari Tema I
dalam G mayor sebagai penghantar ke transisi C minor
Transisi 22 33 C minor Transisi berupa not
triplet dan memiliki 1 melodi oktaf diantara not triplet
dan kedua tangan
Tema II 34 49 C minor Tema II dengan
karakter cantabile, tangan kanan sebagai
melodi dengan not oktaf dan tanan kiri
memainkan pola triplet dan sebagai
akord
Codetta 50 58 C minor Codetta berupa
tangan kiri memainkan pola triplet dan arppegio
dan tangan kanan sebagai melodi dengan blok kord
B
Pengembangan
Tema I 59 86 Ab
mayor
Tema I berupa not seperempat dengan tangan kanan sebagai
melodi dan tangan kiri sebagai iringan
dengan akord dan dengan ritme 2-3-4
14 Pengem bangan Tema I 87 108 Ab mayor Pengembangan tema I dengan tambahan oktaf sebagai melodi
tangan kanan
Transisi 109 137 Ab
mayor
Muncul karakteristik bagian A, tangan kiri
memainkan pola triplet dan arppegio
A’ Rekapitulasi
Tema I 138 142/2 F minor Seperti Tema I
bagian A
Motif I 142/3 151 Ab
mayor
Seperti Motif I bagian A, tangan kiri
menjadi imitasi melodi tangan kanan Motif II 152 160 C mayor Motif dari Tema I
dalam C mayor sebagai penghantar
ke transisi F minor
Transisi 161 172 F minor Transisi berupa not triplet dan memiliki
1 melodi oktaf diantara not triplet
dan kedua tangan
Tema II 173 188 F minor Tema II dengan karakter cantabile,
tangan kanan sebagai melodi dengan not oktaf dan
tanan kiri memainkan pola triplet dan sebagai
akor
CODA 189 196 F minor berupa tangan kanan memainkan pola triplet dan arppegio
dan tangan kiri sebagai melodi dengan blok kord, diakhiri arppegio F
minor descending Tabel 2.5
15 C. Periode Romantik
1. Sekilas mengenai periode Romantik
Periode Romantik yang muncul setelah periode Klasik tidak memiliki batas waktu yang jelas, namun periode ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu; Romantik awal (1800-1830), Romantik tengah (1830-1850), Romantik akhir (1850-1890)10. Periode Romantik tetap mempertahankan dan mengambil alih seluruh aspek dalam musik Periode Klasik, namun terjadi suatu perubahan dan perkembangan yang berbeda-beda diantara para komposer romantik.11 Orang-orang pada periode Romantik menilai bahwa periode Klasik dinilai kuno12, ketinggalan zaman dan tanpa perasaan, dan musik Romantik diharapkan dapat mengungkapkan sikap batin, perasaan dan jiwa manusia. Tujuan utama musik intrumental periode Romantik yaitu dapat menyampaikan emosi yang murni tanpa menggunakan kata-kata. Instrumen organ pada periode Romantik tidak lagi setinggi pada zaman Bach. Jabatan organis merupakan tugas sampingan dan sering dipegang oleh orang pensiunan, maka kualitas komposisi organ pada periode Romantik juga sangat menurun dibandingkan dengan piano yang memiliki peningkatan tinggi. Periode ini banyak bermunculan para komposer piano terkenal diantaranya: Schubert, Schumann, Mendelssohn, Chopin, List, Brahms. Terdapat beberapa karakteristik musikal pada periode ini yakni; komposisi bertekstur homofoni menjadi dominan, harmoni yang kaya dan indah mendominasi, legato menjadi salah satu pembawaan yang dominan, serta frase melodi panjang menjadi karakteristik utama.13 Banyak karya dari periode Romantik yang digubah dalam bentuk tarian seperti Waltz, Mazurka, Polonaise, Ballade, Nocturne
dan Impromptu. 10 Prier, 126. 11 Prier, 127. 12 Prier, 157.
16
2. Felix Mendelssohn dan Analisis Song without Words
Mendelssohn merupakan komposer berkebangsaan Jerman, dia mempertunjukan kembali satu karya besar Bach berjudul St. Matthew Passion dan dia dipuji sebagai orang yang telah berjasa menghidupkan kembali karya besar yang terlupakan. Mendelssohn lahir di Hamburg, 3 Februari 1809-Leipzig 4 November 1847. Dia dikenal dan dikagumi sebagai komposer, konduktor, dan jugapianis. Lahir dari keluarga yang berkecukupan di Berlin, dia mendapatkan bimbingan musik oleh Carl Friedrich Zelter yaitu seorang rasionalisme abad 18 dan seorang penggemar Bach. Warisan Zelter adalah kepercayaan bahwa musik memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perasaan.14 Pada April 1829 Mendelssohn untuk pertama kalinya mengadakan konser di London, dan penonton sangat antusias dengan konsernya itu. Dia mengadakan serangkaian konser ke berbagai negara, dan sempat singgah di Paris untuk menjumpai orang-orang yang dikenalnya dan ketika itu dia berjumpa dengan komponis ternama, Franz List dan Frederich Chopin. Dia melanjutkan perjalanan konsernya sampai pada tahun 1832 dia harus mempersingkat perjalanannya karena dia tertular penyakit kolera dan kemudian dia kembali ke Berlin. Mendelssohn sembuh dalam waktu singkat. Tanggal 23 April 1832 dia berkunjung lagi ke London dan memimpin sejumlah konser dan juga mempublikasikan bagian pertama kumpulan lagunya dari Song Without Words. Dia rutin mengadakan konser sepanjang hidupnya hingga umur 38 tahun hingga dia mendapat kabar bawah kakak dari Mendelssohn, Fanny Mendelssohn meninggal. Berita tersebut menjadi pukulan berat baginya. Dia menarik diri dari masyarakat umum, serta berlibur berbulan-bulan di Swiss dan Jerman bagian Selatan. Pada tanggal 28 Oktober dia menderita stroke di Leipzig. Mendelssohn berada dalam koma dan meninggal sehari setelahnya dalam usia 38 tahun. Salah satu karya yang akan ditampilkan dalam resital adalah Song Without Words Opus 30 no 1 & 4.
Song Without Words merupakan seri judul lagu yang dibuat antara tahun 1829
17
dan 1845 yang dibuat dalam 8 volume yang masing-masingnya terdapat 6 karya dan didalamnya memiliki karakter yang berbeda-beda. Karya ini diyakini Mendelssohn dapat menggetarkan, mengekspresikan dan menyampaikan suatu perasaan dan emosi oleh pemain kepada pendengar.
Song Without Words, Op.30 no.1
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi Tema I 1 5 Eb Mayor
Motif dari tema utama diawali iringan arpeggio dan
triplet Eb Mayor,
lalu muncul melodi didalam nya. 6 12 Eb Mayor Tema utama kemudian transisi menuju bagian B B Pengembangan Tema II 13 16 Gb Mayor Tema II berupa melodi di top notes
dan suara tengah berupa arpeggio dan
triplet 17 22 Gb Mayor Tema II kemudian transisi masuk ke Rekapitulasi A’ Rekapitulasi Tema I 23 29 Eb Mayor Pengembangan Tema I Transisi 30 35 Eb Mayor Transisi dengan kedua tangan arpeggio Eb mayor menuju CODA CODA 36 39 Eb Mayor Ditutup dengan arpeggio Eb mayor dan perlahan melembut hingga akhir Tabel 2.6
18
Song Without Words, Op.30 no.4
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 1 10 B minor Motif I dalam B
minor dalam not seperenambelas diiringi broken kord
Transisi 11 23 B minor Pengembangan
Tema I dan transisi ke D mayor
Motif II 24 43 D mayor Motif II dalam D
mayor
B
Pengembangan
Tema II 44 64 G mayor Pengembangan
Tema I dengan tonalitas G mayor
Transisi 65 72 B minor Terdapat motif
polifoni sebagai penghantar ke Rekapitulasi A’ Rekapitulasi Pengem bangan Tema I
73 91 B minor Pengembangan tema
I dan transisi menuju G minor Pengem bangan Motif II 92 119 G minor Pengembangan Motif II dalam G minor
Coda 120 147 B minor Coda ditutup dalam
Perfect Cadens Tabel 2.7
19
3. Sergey Rachmaninoff dan Analisis Prelude Op.23 no.5
Rachmaninoff dianggap sebagai salah satu pianis yang paling berpengaruh di pada abad ke 20. Rachmaninoff lahir di Onega, 1 April 1873 dan meninggal di California 28 Maret 1943. Ayahnya merupakan pensiunan tentara, dan ibunya adalah anak dari jenderal. Rachmaninoff dipersiapkan untuk masuk dalam tentara sampai ayahnya kehilangan masa depan keluarganya karena meninggal oleh pekerjaannya yang berbahaya. Aleksandr Siloti adalah sepupu Rachmaninoff, dia merupakan pianis dan konduktor yang hebat. Siloti menyarankan Rachmaninoff untuk berguru pada Nikolay Zverev di Moskow untuk mendalami piano. Pengajaran kedisiplinan yang diberikan Zverev membuat Rachmaninoff menjadi salah satu pianis virtuoso dalam abad 20. Edukasi dan teori musik juga didapatkannya saat menjadi murid di
Moscow conservatory. Pada umur 19 dia lulus dan memenangkan medali
emas dari opera Aleko. Ketenaran dan popularitasnya sebagai komposer dan pianis konser dituangkannya dalam karya Prelude C-sharp minor yang ditampilkannya dalam 26 September 1892 dan Piano Concerto no.2 in C
minor di Moskow dalam konser pertamanya 27 Oktober 1901. Sepanjang
hidupnya dia menyusun dan menampilkan banyak karya seperti simfoni, konserto piano, solo piano dan lainnya. Setelah revolusi Rusia pada 1917, dia pindah ke Amerika selama 25 tahun dia tidak pernah menguasai bahasa setempat. Rachmaninoff merindukan Rusia dan sisa hidupnya dihabiskan untuk membuat karya-karyanya.15
Prelude milik Rachmaninoff merupakan karya-karya awal atau
pengenalan yang ditujukan untuk solo keyboard dari karya-karya besar ciptaannya.16 Karya yang akan ditampilkan dari komposer ini adalah Prelude
Op.23 no.5 in G minor. Karya ini berkarakter alla marcia yang memberi
kesan kuat mengenai militer atau tentara yang juga melekat di dalam darah Rachmaninoff.
15
https://www.britannica.com/biography/Sergey-Rachmaninoff diakses pada 18 Juli 2018
16 https://www.britannica.com/topic/Preludes-works-by-Rachmaninnoff diakses pada 18
20
Prelude, Op.23 no.5
Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 1 16 G minor Berkarakter Alla
marcia , tema utama
terdapat pada birama 1-9
ditutup dengan
perfect cadens pada
dominannya. Birama 10-16 terdapat pengulangan tema dengan pengembangan dan ditutup dengan perfect cadens. Pengem bangan 17 24 Eb mayor Pengembangan kelompok pertama, muncul motif dengan
blockchord dimulai
dari Eb mayor, dan terdapat modulasi sequence dari akor
tersebut berupa
circle of fifth B
Pengembangan
Tema II 35 49 G minor Terdapat melodi
yang mengalun pada tangan kanan dan tekhnik arpegio pada
tangan kiri (berupa
sixplet), dan muncul
polifoni pada suara tengah
Transisi 50 57 D mayor Kembali ke karakter
Alla marcia dalam
dominan, dan sedikit pergerakan kromatik menuju kembali tonalitas G minor. A’ Rekapitulasi Pengem bangan Tema I
58 83 G minor Tema utama dengan
21
Coda 84 86 G minor Muncul pergerakan
broken kord dari not
G oktaf bawah ke not G oktaf atas berjarak 3 oktaf Tabel 2.8
Analisis Struktural Prelude Op.23 no.5
D. Periode Modern
1. Sekilas mengenai periode Modern
Musik klasik pada awal abad pertengahan hingga akhir abad ke-19 didominasi oleh sistem tonal. Perkembangan musik merupakan reaksi dari periode sebelumnya. Periode Renaisans adalah reaksi dari abad pertengahan, Barok adalah reaksi dari Renaisans, Klasik dari Barok, Romantik dari Klasik. Berbeda dari yang lain, periode Modern abad ke 20 adalah reaksi terhadap keseluruhan periode sebelumnya. Hal tersebut karena musik Modern menolak sistem tonalitas. Bentuk dan tipe musik pada abad 20 ini lebih bervariasi, para komposer sangat bebas berekspresi dan berimajinasi, dan tidak terpaku pada suatu aturan tertentu.17 Modernisasi dalam bidang kesenian berkembang pesat khususnya sekitar tahun 1890 hingga 1918. Modernisasi sebagai gerakan baru dianggap memiliki arti penting karena menjadi bentuk reaksi keras terhadap kebudayaan abad 19 akhir. Para seniman abad 20 mengembangkan segala ragam idiomatika baru dalam kesenian mereka, mereka tidak mau terikat lagi dengan kaidah-kaidah seni yang baku. Karakter musik pada periode ini yakni; modus dan atonal mendominasi, perubahan dinamika terjadi secara ekstrim, melodi komposisi ini sering bersifat kaku dan tidak melodis
22 2. Amir Pasaribu
Amir Pasaribu lahir di Siborong-borong pada 21 Mei 1915, sebuah kota kecil dekat Haunatas, Laguboti, Balige, provinsi Sumatra Utara. Sang ayah sebagai orang Tapanuli senang akan musik, dan memiliki sebuah orgel pompa angin. Sejak kecil Amir sudah terbiasa bermain dengan orgel ini. Amir masuk sekolah HIS (Holandsch-Inlandsche School) pada tahun 1921 di desa Narumandu, namun tahun 1924 ia dikeluarkan karena sering keluar asrama mencari makanan di luar. Amir kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Raja Balige, kemudian sekolah dasar ELS milik misi Katolik, dan diteruskan ke HIS di Sibolga dari situ Amir mendapat pelajaran musik biola dan piano dari Frater Paulus dan Frater Gustianus. Kemudian ia melanjutkan ke sekolah Mulo di Tarutung, dan selesai tahun 1931. Tahun 1931 ia masuk sekolah guru HIK di Bandung dan lulus tahun 1934. Di HIK, sekolah memberi kesempatan kepada murid yang berbakat untuk belajar pada guru privat di luar sekolah.18 Amir mendapat kesempatan belajar piano dengan Willy van Swerss dan Joan Giessens. Pada masa revolusi Rusia, banyak guru musik Rusia yang datang ke Pulau Jawa, dan kesempatan ini ia belajar cello kepada Nicolai Varvolomejeff dan juga belajar komposisi pada James Zwaart. Pada tahun 1954-1957 ia menjabat sebagai direktur Sekolah Musik Indonesia (SMINDO) Yogyakarta. Banyak pemusik Indonesia yang lulus dari SMINDO ini. Pada tahun 1957 - 1968 Amir diangkat sebagai Kepala kursus jurusan Seni Suara; Lembaga Pendidikan Guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditingkatkan menjadi IKIP-UI (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia - kini Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta. Setelah pensiun, tahun 1968 – 1980 ia bekerja sebagai guru piano dan cello pada Pusat Kebudayaan Suriname (Cultureel Centrum
Suriname), dan tahun 1980 - 1995 ia menjadi guru privat piano di
Paramaribodan, di samping sebagai pemain cello Orkes Simfoni Paramaribo,
18
23
Suriname. Tahun 1995 ia kembali ke Indonesia, dan tinggal di Medan sebagai importir piano Petrof dari Czeko. Amir meninggal pada 10 Februari 2010. Komposisi piano Amir Pasaribu umumnya berupa karya pendek dan jumlahnya tidak terlalu banyak yang tersimpan hingga saat ini. Beberapa karya piano miliknya dapat ditemukan adanya pengaruh musik dari Jawa.19 Indihyang merupakan judul lagu yang akan ditampilkan penyaji. Indihyang adalah salah satu karya piano yang menggunakan idiom gamelan jawa sebagai dasar penggarapan komposisi. Karya ini dimainkan dalam F# minor dengan melodi yang sangat melodis karena didukung dengan pola iringan broken
chord. Indihyang Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Tema I 1 9 F # minor Tema utama dengan
tangan kanan sebagai melodi dan tangan kiri sebagai iringan dengan pola broken
kord. Pengem
bangan
10 17 F# minor Pengembangan tema
utama Transisi 18 21 F # minor Transisi ke A mayor
(relatif mayor)
B
Pengembangan
Tema II 22 40 A mayor Tema II dengan
tangan kanan melodi dan akord, dan tangan kiri triplet seperdelapan
Episode 41 70 F# minor Episode berupa pola akord sesuai circle of
fifth yang
bersahut-sahutan antara kedua tangan
19
Kartini RM Manalu dan Hendrik L. Simanjuntak (2018)., Idiom Musik Indonesia Dalam Komposisi Solo Piano Karya Amir Pasaribu. (Online)
24 A’
Rekapitulasi
Tema I 71 86 F# minor Tema utama seperti
Eksposisi
Transisi 87 90 F# minor Transisi ke A Mayor
Tema II 91 106 A Mayor Tema II dengan
pengembangan iringan tangan kiri menjadi seventhplet
CODA 107 109 A Mayor Penutup dengan
triplet akord A Mayor menuju ke oktaf atas
Tabel 2.9
Analisis Struktural Indihyang
3. Sergey Prokofiev dan analisis Diabolic Suggestion Op 4 no 4
Prokofiev lahir di Ukraina pada 23 April 1891. Dia merupakan komposer abad 20 yang menulis berbagai jenis musik seperti simfoni, konserto, musik film, opera, balet, dan musik program. Dia lahir di keluarga petani dan tinggal di desa. Ibunya seorang pianis dan juga guru pertamanya. Prokofiev mendapat guru teori dan komposisi pertama dengan Sergei Taneyev dan dia dipersiapkan untuk masuk ke konservatori di St. Petersburg. Belajar sejak 1904-1914 membuatnya lebih kreatif dan mendapatkan penghargaan
Anton Rubinstein Prize. Dia sangat antusias untuk memperoleh ilmu, dan
kemudian belajar komposisi pada Igor Stravinsky. Teater, puisi, dan lukisan juga berperan besar bagi perkembangan musik Prokofiev. Prokofiev meninggal di Moskow pada 4 Maret 1953. Karya yang akan dibawakan dalam resital adalah Diabolic Suggestion.
25 Diabolic Suggestion Bagian Sub bagian Awal birama Akhir birama Tonalitas Keterangan A Eksposisi
Intro 1 26 C Mayor Motif intro memiliki
suasana seram di isyaratkan dengan
tangan kiri yang bermain nada rendah
dan nada seperenambelas atonal di nada tinggi
yang dimainkan dengan cepat
Tema I 27 51 E minor Tema utama berupa
melodi pada tangan kiri yang bergantian dengan tangan kanan
B
Pengembangan
Pengem bangan II
56 94 C mayor Muncul tema utama
di tangan kiri dengan jarak 9 95 109 C Mayor Motif pengembangan dengan penambahan acciacatura A’ Rekapitulasi
CODA 110 125 E minor Muncul tema utama
untuk terakhir kalinya dan ditutup dengan not tunggal
tema utama.
Tabel 2.10