• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

0

KARYA TULIS

“JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION)”

DISUSUN OLEH KELOMPOK V:

1. RIKA PUSPITA (10411733000103)

2. NADYA OKTAVIANI C. (10411733000020)

3. SOMA WIJAYA (10411733000099)

4. TUBAGUS REZA (10411733000108)

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Negara adalah merupakan Subjek Hukum Internasional. Pengertian ini

mengandung makna bahwa Negara berperan sebagai pemegang segala hak dan

kewajiban dalam hukum internasional, pemegang hak istimewa procedural untuk

mengadakan tuntutan di depan Mahkamah Internasional dan juga sebagai pemilik

kepentingan yang diatur oleh hukum internasional.

Pengertian Negara dalam Konvensi Montevideo menyebutkan unsur-unsur

yang harus ada pada suatu Negara agar dapat disebut sebagai suatu Negara yang

dapat termasuk dalam subjek hukum internasional adalah Negara yang

mengandung unsur-unsur sebagai berikut;

1. Penduduk yang tetap (a permanent population)

2. Wilayah yang pasti (a defined territory)

3. Pemerintah (gooverment)

4. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara

(3)

2

Negara mikro adalah Negara kecil atau mini yang ditinjau dari aspek

wilayahnya, penduduknya atau dari kemampuan ekonominya yang kecil. Negara

mikro merupakan entitas kecil yang mengakui diri sendiri sebagai Negara yang

berdaulat dan mandiri, tetapi sebagaian besar Negara berdaulat tidak mengakui

Negara mikro, termasuk kerorganisasian supranasional.

Dalam mekanisme kenegaraan, dibeberapa Negara mikro merilis koin mata

uang, bendera, perangko, paspor, medali, symbol, dan barang lainnya. Negara

mikro juga menunjuk kepala Negara sendiri dan mengklaim kependudukan

sendiri.

Menurut hukum internasional, Negara mikro berhak ada, dimana

keberadaannya itu termasuk pada hak menentukan nasib sendiri dari tiap bangsa.

Tetapi bedanya Negara mikro dengan Negara normal adalah Negara mikro tidak

dapat menikmati hak-hak internasional tertentu, salah satunya adalah tidak

diperbolehkan menjadi anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dengan

asumsi bahwa Negara mikro terlalu berat untuk menjadi anggota PBB dan dapat

melemahkan kedudukan PBB.

Negara mikro adalah Negara yang diakui hanya oleh hukum kebiasaan

(4)

3

definisi sebagai Negara dengan pengakuan internasional terbatas. Dikarenakan

Negara mikro tergolong Negara kecil sehingga hanya diakui secara de facto dan

(5)

4

BAB II

KAJIAN TEORI

Negara merupakan subyek hukum internasional sebagaimana yang

dijelaskan oleh Mochtar Kusumaatmadja didalam bukunya bahwa; “Negara

adalah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik, dan telah demikian

halnya sejak lahirnya hukum internasional. Bahkan, hingga sekarang pun masih

ada anggapan bahwa hukum internasional itu pada hakikatnya adalah hukum

antar Negara.“ (2003 : 98)

Negara sebagai subjek hukum internasional menurut Hans Kelsen (2007 : 272)

dapat dideskripsikan dari beberapa tinjauan berikut :

1. Pengakuan sebagai Negara ; pengakuan suatu komunita sebagai suatu

Negara, hukum internasional umum menentukan kondisi-kondisi yang

mendasari suatu tata sosial sebagai negara hukum ineternasional, atau

kondisi-kondisi suatu komunita sebagai suatu Negara, sebagai subjek

hukum internasional. Jika Negara adalah subjek hukum internasional, maka

hukum internasional harus menentukan apakah suatu Negara itu dapat

(6)

5

mensyaratkan eksistensi hukum dari Negara yang diakui tindakan ini

disebut deklaratif. Negara yang telah diakui oleh hukum internasional maka

sudah terikat dengan hukum internasional.

2. Pengakuan de jure dan de facto; setelah berdiri suatu komunita baru yang

menuntut sebagai suatu negara, dalam banyak hal diragukan apakah fakta

tertentu itu sepenuhnya memenuhi syarat-syarat hukum internasional,

khususnya apakah komunita yang baru itu secara permanen efektif dan

merdeka. Jika tindakan pengakuan hukum dilakukan pada tahap ini

pengakuan de fakto. Jika pengakuan itu telah di umumkan maka terjadi

pengakuan secara de jure menurut hukum internasional.

3. Persamaan derajat dari Negara; diantara hak-hak fundamental Negara yang

yang memegang suatu peranan penting adalah hak persamaan derajat.

Persamaan derajat atau kedudukan yang sama dimuka hukum internasional

dianggap sebagai satu karakteristik esensial dari negara. Istilah “persamaan

derajat” sepintas tampaknya berarti bahwa semua Negara mempunyai

kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang sama. Namun demikian,

pernyataan ini jelas keliru, karena kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang

ditetapkan oleh perjanjian internasional menunjukan perbedaan besar

(7)

6

dimuka hukum internasional karena mereka sama-sama tunduk kepada

hukum internasional dan hukum internasional adalah sama-sama dapat

diterapkan kepada Negara-negara tersebut. Pernyataan ini mengandung

makna yang persis sama seperti pernyataan bahwa Negara-negara adalah

subjek hukum internasional atau bahwa Negara-negara tersebut

mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak dibawah hukum

internasional; tetapi ini tidak berarti bahwa kewajiban-kewajiban dan

hak-hak ini sama.

Negara mikro adalah Negara kecil atau mini yang ditinjau dari aspek

wilayahnya, penduduknya atau dari kemampuan ekonominya yang kecil. Negara

mikro merupakan entitas kecil yang mengakui diri sendiri sebagai Negara yang

berdaulat dan mandiri, tetapi sebagaian besar Negara berdaulat tidak mengakui

Negara mikro, termasuk kerorganisasian supranasional.

Dalam mekanisme kenegaraan, dibeberapa Negara mikro merilis koin mata

uang, bendera, perangko, paspor, medali, symbol, dan barang lainnya. Negara

mikro juga menunjuk kepala Negara sendiri dan mengklaim kependudukan

(8)

7

Menurut hukum internasional, Negara mikro berhak ada, dimana

keberadaannya itu termasuk pada hak menentukan nasib sendiri dari tiap bangsa.

Tetapi bedanya Negara mikro dengan Negara normal adalah Negara mikro tidak

dapat menikmati hak-hak internasional tertentu, salah satunya adalah tidak

diperbolehkan menjadi anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dengan

asumsi bahwa Negara mikro terlalu berat untuk menjadi anggota PBB dan dapat

melemahkan kedudukan PBB.

Negara mikro adalah Negara yang diakui hanya oleh hukum kebiasaan

internasional, didalam susunan Negara-negara berdaulat Negara mikro mendapat

definisi sebagai Negara dengan pengakuan internasional terbatas. Dikarenakan

Negara mikro tergolong Negara kecil sehingga hanya diakui secara de facto dan

tidak diakui secara de jure, hal ini disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki

oleh Negara mikro yang berbeda dengan Negara lain yang lebih sempurna

(9)

8 BAB III

PEMBAHASAN

Studi hubungan internasional secara tradisonal dipahami sebagai hubungan

antarnegara. Meskipun dewasa ini asumsi tersebut tidak sepenuhnya berlaku lagi,

namun disiplin ilmu ini masih menempatkan Negara sebagai salah satu unit

analisis yang penting. Sehingga, bagi yang hendak mendalami ilmu hubungan

internasional, seharusnya memahami dengan sejelas-jelasnya batasan-batasan

Negara, serta karakteristik dan kecenderungannya, baik tradisional maupun

kontemporer.

Dalam studi politik, Negara dipahami sebagai “suatu entitas yang

merupakan satu kesatuan, memiliki penduduk yang dikenali, berdiam pada suatu

wilayah atau teritorial dengan batas yang jelas, dan memiliki pemerintah yang

berdaulat.

Batasan ini diadopsi dari Montevideo convention 1933 tentang The Right

and Duties of States. Konvensi ini secara tega mengkodifikasi kesepakatan

(10)

9

internasional, dengan menambahkan satu unsur lagi, yaitu pengakuan

internasional (The political existence of the states is independent of recognition by

the other states) yang dikenal dengan declarative theory of statehood.

Dengan demikian, dengan menggunakan pendekatan Konvensi Montevideo

ini, Negara-negara di dunia kemudian dapat dikelompokan dalam dua bagian,

yaitu:

1. Negara-negara dengan pengakuan penuh. Kelompok Negara ini

berjumlah 193 negara, yaitu 192 negara anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) dan Tahta Suci Vatikan (yang bukan anggota

PBB). Tentu saja tidak ada perdebatan dengan pengakuan

Negara-negara ini, dan masing-masing memiliki independensi dalam

hubungan internasional serta kesetaraan dalam hukum internasional.

2. Negara-negara dengan pengakuan terbatas. Terdapat 10 negara

dalam katagori ini, yang bukan anggota PBB, tetapi diterima sebagai

Negara menurut hokum kebiasaan internasional dan dengan

menggunakan preseden Konvensi Montevideo, Ke-10 negara itu

(11)

10

Sebanyak 4 negara yang diakui terbatas oleh beberapa Negara lain,

dan memenuhi klausal (d) dari Konvensi Montevideo, yaitu “memiliki

kapasitas untuk berinteraksi dengan Negara lain “ Negara-negara ini

bergabung dengan beberapa organisasi internasional yang diakui,

yaitu:

a. Palestina, yang memiliki hubungan diplomatik dengan lebih dari

100 negara di dunia.

b. Republik Demokratik Arab Sahrawi, yang diakui oleh lebih dari 81

negara anggota PBB dan diakui sebagai anggota Uni Afrika.

c. Republik Kosovo, yang diakui lebih dari 71 negara anggota PBB

(termasuk Republik Rakyat Cina).

d. Taiwan (atau Republik Cina), yang diakui oleh 22 negara anggota

PBB, dan Tahta Suci Vatikan. Taiwan pada awalnya diakui sebagai

wakil Cina di PBB, Namun pada tahun 1971 pengakuan tersebut

dicabut dan diserahkan ke RRC.

Sementara itu, sebanyak 6 negara memiliki unsur-unsur dasar Negara

(12)

11

memperoleh pengakuan internasional (tidak signifikan). Ke-6 negara

itu adalah:

a. Republik Abhkazia, yang diakui oleh 4 negara anggota PBB,

Negara Republik Transnistria, dan Republik Ossetia Selatan;

b. Republik Ossetia Selatan, yang juga diakui oleh 4 negara anggota

PBB, Republik Transnistria dan Republik Abhkazia;

c. Republik Transnistria (atau Pridnestrovskaia Moldavskaia

Republik), suatu wilayah yang dianggap dunia internasional

sebagai bagian dari Moldova dan mendeklarasikan kemerdekaan

pada tahun 1990. Negara ini hanya memperoleh pengakuan

Republik Abhkazia dan Republik Ossetia Selatan;

d. Republik Turki Siprus Utara, yang memperoleh pengakuan dari 1

anggota PBB (Turki), dan memiliki hubungan informal dengan 25

negara berdaulat lainnya.

e. Republik Nagorno-Karabakh, yang terletak didekat wilayah

Azerbaijan dan Armenia. Mendeklarasikan kemerdekaan pada

tahun 1991, namun hanya memperoleh pengakuan dari Republik

(13)

12

f. Republik Somaliland, yang sebelumnya merupakan wilayah Inggris

didaerah Tanduk Afrika, berbatasan dengan Somalia. Pada tahun

1991, klan-klan di daerah ini mendeklarasikan kemerdekaan,

dengan wilayah meliputi beberapa wilayah Somalia. Meskipun

Negara ini tidak memperoleh pengakuan yang dinyatakan

(declatarive) dari satu negarapun, namun ia ,memenuhi seluruh

klausul syarat-syarat Negara menurut Konvensi Montevideo 1933.

3. Entitas Lain.

Selain ke-203 negara tersebut, terdapat pula puluhan entitas politik

internasional yang setara dengan “Negara” (setidaknya memenuhi

unsur-unsur Negara menurut konsepsi ilmu politik). Terdapat 4

kelompok entitas dalam konteks ini, yaitu:

a. Negara-negara yang sebenarnya merupakan wilayah jauh dari

suatu Negara lain. Namun karena faktor jarak geografis

menyebabkan Negara-negara tersebut nyaris berada di luar

kendali Negara induknya dan cenderung independen.

b. Entitas setara Negara yang diakui menurut perjanjian

internasional (yaitu: Aland di Finlandia, Svalbard di Norwegia,

(14)

13

c. Wilayah Dependensi yang berada dalam wilayah kedaulatan suatu

Negara, seperti: Guam, Kepulauan Mariana Utara, Puerto Rico,

American Samoa, Virgin Island.

d. Negara mikro (micro nation, bukan micro states), yaitu entitas

kecil yang mengakui diri sendiri sebagai Negara berdaulat dan

mandiri, tetapi tidak diakui oleh Negara berdaulat manapun atau

organisasi supranasional apapun. Beberapa Negara mikro merilis

koin mata uang, bendera, perangko, paspor, medali, simbol, dan

barang lainnya. Mereka juga menunjuk kepala Negara sendiri dan

mengklaim kependudukan sendiri. Contohnya adalah Sealand dan

(15)

14 BAB IV

PENUTUP

Dalam studi politik, Negara dipahami sebagai “suatu entitas yang

merupakan satu kesatuan, memiliki penduduk yang dikenali, berdiam pada suatu

wilayah atau teritorial dengan batas yang jelas, dan memiliki pemerintah yang

berdaulat.

Batasan ini diadopsi dari Montevideo convention 1933 tentang The Right

and Duties of States. Konvensi ini secara tega mengkodifikasi kesepakatan

internasional tentang teori Negara yang kemudian diadopsi dalam ukum

internasional, dengan menambahkan satu unsur lagi, yaitu pengakuan

internasional (The political existence of the states is independent of recognition by

the other states) yang dikenal dengan declarative theory of statehood.

Negara mikro (micro nation, bukan micro states), yaitu entitas kecil yang

mengakui diri sendiri sebagai Negara berdaulat dan mandiri, tetapi tidak diakui

oleh Negara berdaulat manapun atau organisasi supranasional apapun. Beberapa

Negara mikro merilis koin mata uang, bendera, perangko, paspor, medali, simbol,

dan barang lainnya. Mereka juga menunjuk kepala Negara sendiri dan mengklaim

(16)

15 DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar Kusumaatmadja; Pengantar Hukum Internasional, Bandung, 2003, Alumni.

2. Hans kelsen; General theory of law and state (teori umum hukum dan Negara), alih bahasa; Drs, somardi, Jakarta, 2007, Bee Media Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahan merupakan suatu hal yang penting diketahui dalam menyelesaikan soal matematika, karena dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh siswa kita dapat

 Bantuan pengembangan usaha ekonomi bagi ODHA juga memiliki cakupan yang sangat kecil baik dari jumlah ODHA yang memanfaatkan, kualitas pelayanan yang rendah. karena tidak

Penelitian eksploratif dilakukan untuk mengumpulkan dan menginventarisasi vokalisasi alami tikus sawah pada rentang suara terdengar dalam kondisi alami di lapangan sepanjang

Karena dengan keterbatasan tenaga kerja yang ada dan sudah adanya penambahan tenaga kerja yang dilakukan pada proyek Pembangunan UPT Puskesmas Karangpucung maka alternatif

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perlindungan hukun terhadap perempuan sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga di

Tesis berjudul “PENGARUH CUSTOMER EXPERIENCE, SERVICE QUALITY DAN PRODUCT QUALITY TERHADAP CUSTOMER LOYALTY MELALUI CUSTOMER SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Pada metode wawancara ini peneliti menggali dan mengumpulkan data penelitian dengan melakukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab oleh responden

(1) Bidang Pengembangan Kelembagaan, Industri Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakatunit kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai unsur lini dalam pelaksanaan