• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRAL-Z. Siti Khabibah, Farikhin, Bayu Surarso Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRAL-Z. Siti Khabibah, Farikhin, Bayu Surarso Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

84

INTEGRAL-Z

Siti Khabibah, Farikhin, Bayu Surarso Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275

Abstrak: Konsep mengenai integral-Z terkait dengan keberadaan derivatif kuat. Suatu fungsi F yang terderivatif kuat pada [a,b] dinotasikan dengan Fs(x). Jika dipenuhi suatu fungsi f sedemikian sehingga Fs(x)=f(x) maka f akan terintegral-Z pada [a,b]. Syarat cukup dan perlu suatu fungsi terintegral-Z adalah bahwa fungsi tersebut haruslah kontinu.

Kata Kunci: Derivatif kuat, Integral-Z

PENDAHULUAN

Dalam teori dasar Kalkulus dikenal beberapa teori mengenai integral, antara lain integral Newton, integral Riemann, dan integral Lebesgue.

Pada peralihan abad ke-19 para Matematikawan berpendapat bahwa sifat fungsi-fungsi kontinu dan teori integral Riemann tidak cukup untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan analisis. Kemudian sekitar awal abad ke-20 diperkenalkan suatu teori ukuran yang mendasari konsep integral Lebesgue. Integral Lebesgue sendiri tepatnya diperkenalkan pada tahun 1902. Sepuluh tahun kemudian matematikawan Perancis, A.Denjoy, menyajikan pengitlakan teori integral Lebesgue yang dikenal dengan teori integral Denjoy Khusus. Pada tahun 1960 Ralph Henstock memperkenalkan suatu definisi integral yang diberi nama integral Henstock.

Pada penulisan tugas akhir ini akan dibahas mengenai teori integral yang berkaitan dengan derivatif kuat yaitu integral-Z. Teori ini diperkenalkan oleh Lu Shipan pada awal abad ke-21.

DERIVATIF KUAT

Sebelum konsep integral-Z dibahas lebih jauh, terlebih dahulu akan diperkenalkan suatu derivatif yang berhubungan dengan konsep integral-Z yaitu derivatif kuat.

Definisi 1. Diberikan F:[a,b]

R dan x0∈[a,b]. Fungsi F(x) dikatakan terderivatif kuat ke Fs(x0) di x0, jika untuk setiap ε>0 terdapat δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]⊂(x0−δ,x0+δ) berlaku

)

(x

F

u

v

F(u)

F(v)

0 s

< ε Bilangan Fs(x

0) disebut nilai derivatif kuat di x0. Contoh 2 :

Diberikan F:[-1,1]

R dengan F(x)=x.Tunjukkan bahwa F(x) terderivatif kuat di x=0 dan Fs(0)=1. Penyelesaian :

Ambil sebarang ε>0 dimana terdapat δ=ε sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]⊂(−δ,δ) berlaku 0 1 1 1 1 ) ( ) ( = = − − = − − − u v u v u v u F v F

Karena [u,v] sebarang maka terbukti F terderivatif kuat di x=0 dan Fs(x)=1.♥

Teorema 3. Diberikan F:[a,b]

R dan x0∈[a,b], jika Fs(x0) ada maka nilai Fs(x0) tunggal. Teorema 4. Diberikan F,G:[a,b]→R fungsi yang terderivatif kuat di x0∈[a,b] maka a. fungsi αF terderivatif kuat di x0 untuk setiap α∈R dan

(αF)s(x0) = αFs(x0) b. fungsi F+G terderivatif kuat di x0 dan (F+G)s(x0) = Fs(x0)+Gs(x0) c. fungsi FG terderivatif kuat di x0 dan

(FG)s(x0) = Fs(x0)G(x0)+F(x0)Gs(x0)

(2)

85

SIFAT DASAR INTEGRAL-Z

Dalam pembahasan mengenai konsep integral-Z fungsi yang dibicarakan adalah fungsi yang kontinu yang bernilai real dan didefinisikan pada selang tertutup dan terbatas. Suatu partisi P pada selang [a,b] adalah suatu himpunan berhingga {a=x0,x1,……,xn=b} sedemikian sehingga a=x0<x1<……….<xn=b. Fungsi f:[a,b]

R dikatakan monoton naik pada [a,b] jika untuk setiap x,y∈[a,b] dengan x<y berlaku f(x)≤f(y). Fungsi

g:[a,b].

R dikatakan monoton turun pada [a,b] jika untuk setiap x,y∈[a,b] dengan x<y berlaku g(y)≤g(x). Fungsi f:[a,b]

R dikatakan terintegral-Z pada [a,b], f∈Z[a,b],jika terdapat fungsi F:[a,b]

R sedemikian sehingga Fs(x)=f(x) untuk setiap x∈[a,b]. Nilai integral-Z dari f pada [a,b] ditulis

Z

b

a

f(x)dx

=F(b)-F(a). Contoh 6 :

Diberikan fungsi f:[-1,1]

R dengan f(x)=1 untuk setiap x∈[-1,1]. Tunjukkan bahwa fungsi f ∈Z[-1,1] dan Z

− 1 1

)

( dx

x

f

=2 Penyelesaian:

Didefinisikan fungsi F:[-1,1]

R dengan F(x)=x untuk setiap x∈[-1,1], sehingga dipenuhi

y

x

y

F

x

F

(

)

(

)

=

untuk setiap x,y∈[-1,1]. Mengingat contoh 2 maka Fs(x)=f(x) pada[-1,1]. Jadi fungsi

f∈Z[-1,1] dan Z

− 1 1

)

( dx

x

f

=F(1)-F(-1)=2.♥

Teorema 7. Fungsi f:[a,b]

R dan f∈Z[a,b] maka nilai integralnya tunggal. Teorema 8. Fungsi f:[a,b]

R dan f∈Z[a,b] maka f∈Z[c,d] untuk setiap [c,d]⊆[a,b].

Teorema 9. Diberikan f:[a,c]

R. Jika f∈Z[a,b] dan f∈Z[b,c] maka f∈Z[a,c] dan berlaku

=

+

c b b a c a

f(x)dx

Z

f(x)dx

Z

f(x)dx

Z

.

Teorema 10. Jika f,g∈Z[a.b] dan α,β∈R maka αf+βg∈Z[a.b] dan Z

[

αf(x)

βg(x)

]

dx

b a

+

b a

f(x)dx

Z

+ β

b a

g(x)dx

Z

.

Teorema 11. Diberikan fungsi f,g∈Z[a.b]. Jika f(x)≥g(x) untuk setiap x∈[a,b] maka

b a

f(x)dx

Z

b a

g(x)dx

Z

.

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP

Teorema 12. (Syarat Perlu). Jika f∈Z[a,b] maka f(x) kontinu pada [a,b]. Bukti :

Diketahui f∈Z[a,b] berarti terdapat F:[a,b].

R dan Fs(x)=f(x) untuk setiap x∈[a,b] yaitu untuk setiap ε>0 terdapat δ1>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]⊂(x−δ1,x+δ1) berlaku

f(x)

u

v

F(u)

F(v)

<

2

ε

Ambil sebarang x0∈(x−δ1,x+δ1). Karena Fs(x0) ada maka terdapat δ2>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]⊂(x0−δ2,x0+δ2) berlaku

)

f(x

u

v

F(u)

F(v)

0

<

2

ε

(3)

86

Jika [u,v]⊂(x0−δ2,x0+δ2)∩ (x−δ1,x+δ1) diperoleh

)

f(x

f(x)

0 =

f(x

)

u

v

F(u)

F(v)

u

v

F(u)

F(v)

f(x)

0

+

f(x)

u

v

F(u)

F(v)

+

f(x

)

u

v

F(u)

F(v)

0

<

2

ε

+

2

ε

= ε

Dari uraian diatas, dipilih δ=min{δ1,δ2} sehingga untuk setiap ε>0 terdapat δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap x0 dengan

x

x

0 <δ berlaku

f(x)

f(x

0

)

<ε.

Hal ini berarti f(x) kontinu di x∈[a,b]. Karena x sebarang elemen pada [a,b] maka f(x) kontinu pada [a,b]. ♥ Teorema 13. (Syarat Cukup). Jika f:[a,b]

R kontinu pada [a,b] maka f∈Z[a,b].

Bukti:

Diketahui f kontinu pada [a,b] berarti f kontinu di setiap titik pada [a,b]. Ambil sebarang x0∈[a,b], untuk setiap ε>0 terdapat δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap x∈[a,b] dan

x

x

0 < δ berlaku

f(x)

f(x

0

)

< ε.

Karena f kontinu pada [a,b] maka f∈R[a,b] dan terdapat F:[a,b]

R dengan F(x)=R

x

a

f(t)dt

untuk setiap

x∈[a,b]. Untuk δ yang sama dipilih sebarang [u,v]⊂(x0−δ,x0+δ) sedemikian sehingga berlaku

)

f(x

u

v

F(u)

F(v)

0

=

u

v

u)

)(v

f(x

u

v

F(u)

F(v)

0

=

F(v)

F(u)

f(x

)(v

u)

u

v

1

0

=

u

v

1

v u v u 0

)dx

f(x

R

f(x)dx

R

=

u

v

1

v u 0

))dx

f(x

(f(x)

R

u

v

1

R

f(x)

f(x

)

dx

v u 0

<

u

v

1

R

v u

εdx

= ε Karena [u,v]⊂(x0δ,x0+δ) maka f∈Z[a,b].♥

Dari kedua teorema diatas dapat dibentuk suatu teorema baru yaitu

Teorema 14. Diberikan f:[a,b]

R, maka f∈Z[a,b] jika dan hanya jika f kontinu pada [a,b]. Teorema 15. Fungsi f:[a,b]

R ,f∈Z[a,b] maka f∈R[a,b] dan berlaku R

b a

f(x)dx

═Z

b a

f(x)dx

Teorema 15 tidak berlaku sebaliknya, yakni suatu fungsi yang terintegral Riemann belum tentu terintegral-Z. TEOREMA KEKONVERGENAN

Dalam mempelajari teori integral masalah yang cukup menarik untuk diteliti adalah kekonvergenan barisan fungsi yang terintegral. Pada teori integral-Z dikenal satu teorema kekonvergenan yaitu

(4)

87

Teorema 16. (Teorema Kekonvergenan Seragam). Diketahui fn:[a,b]

R , fn∈Z[a,b] dan

∞ → n

lim

fn=f seragam

pada [a,b] maka f∈Z[a,b] dan

=

∞ → b a b a n n

f

dx

fdx

lim

. Bukti :

Diketahui 1) fn∈Z[a,b], maka menurut Teorema 14 fn kontinu. 2)

∞ → n

lim

fn=f seragam pada [a,b] Dari 1) dan 2) maka f kontinu pada [a,b]. Karena f kontinu pada [a,b] maka f ∈Z[a,b]. Diketahui

∞ → n

lim

fn=f seragam pada [a,b] maka berlaku kriteria Cauchy yaitu untuk setiap ε>0 terdapat bilangan asli n0 sedemikian sehingga untuk setiap m,n≥n0 dan untuk setiap x∈[a,b] berlaku

f

n

(

x

)

f

m

(

x

)

<ε.

fn∈Z[a,b] maka terdapat fungsi primitif Fn(x)=

f

dx

x

a n

.

Akan dibuktikan {Fn(x): n=1,2,3,……}barisan bilangan Cauchy

=

x a x a m n m n

x

F

x

Z

f

x

dx

Z

f

x

dx

F

(

)

(

)

(

)

(

)

=

x a m n

x

f

x

dx

f

Z

(

(

)

(

))

Z

f

x

f

x

dx

x a m n

(

)

(

)

< ε(x-a)

Sehingga untuk setiap ε>0 terdapat bilangan asli n0 sedemikian sehingga untuk setiap m,n≥n0 dan untuk setiap

x∈[a,b] berlaku

F

n

(

x

)

F

m

(

x

)

<ε(x─a). Hal ini berarti {Fn(x): n=1,2,3,……} Cauchy. Karena {Fn(x)} Cauchy maka {Fn(x)} konvergen, katakann

lim

F

n

(

x

)

=

F

(

x

)

. Karena x sebarang elemen pada [a,b] berarti {Fn} konvergen ke F .

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa Fs(x)=f(x) yaitu untuk setiap ε>0 terdapat δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]∈[x-δ,x+δ] berlaku

F

(

v

)

F

(

u

)

f

(

x

)(

v

u

)

<ε(3+(v-u))

Ambil sebarang ε>0 sehingga

)

)(

(

)

(

)

(

v

F

u

f

x

v

u

F

=

)

)(

(

)

)(

(

)

)(

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

v

F

v

F

v

F

u

F

u

F

u

f

x

v

u

f

x

v

u

f

x

v

u

F

n

+

n

n

+

n

+

n

n

u

v

x

f

x

f

u

v

x

f

u

F

v

F

u

F

u

F

v

F

v

F

(

)

n

(

)

+

n

(

)

(

)

+

n

(

)

n

(

)

n

(

)(

)

+

n

(

)

(

)

Untuk ε tersebut dan x∈[a,b] diambil n0 sedemikian sehingga untuk setiap n≥n0 berlaku 1)

F

n

(

x

)

F

(

x

)

2)

f

n

(

x

)

f

(

x

)

Untuk n0 ini diambil δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]∈[x-δ,x+δ] berlaku

F

n

(

v

)

F

n

(

u

)

f

n

(

x

)(

v

u

)

<ε , untuk setiap n≥n0 Sehingga diperoleh

)

)(

(

)

(

)

(

v

F

u

f

x

v

u

F

< ε + ε + ε + ε(v-u) < ε (3+(v-u))

Jadi untuk setiap ε>0 terdapat δ>0 sedemikian sehingga untuk setiap [u,v]∈[x δ,x+δ] berlaku

)

)(

(

)

(

)

(

v

F

u

f

x

v

u

F

<ε(3+(v-u))

(5)

88

Terbukti Fs(x)=f(x). Karena Fs(x)=f(x) maka Fs(x)= n n→∞

f

lim

dan

Z

fdx

F

(

b

)

F

(

a

)

b a

=

= ∞ → n

lim

(Fn(b)-Fn(a)) = ∞ → n

lim

b a n

dx

f

Z

.♥

Konklusi dari Teorema 16 tidak berlaku jika hanya ∞ → n

lim

fn=f pada[a,b].

KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai teori integral-Z dapat disimpulkan :

1. Fungsi f,g:[a,b]

R terintegral-Z pada [a,b] dan α,β∈R maka αf+βg terintegral-Z pada [a,b] dan

Z

[

αf(x)

βg(x)

]

dx

b a

+

=α

b a

f(x)dx

Z

+ β

b a

g(x)dx

Z

.

2. Suatu fungsi f:[a,b]

R akan terintegral-Z pada [a,b] jika dan hanya jika f kontinu pada [a,b].

3. Jika fungsi f:[a,b]

R terintegral-Z pada [a,b] maka f:[a,b]

R akan terintegral Riemann pada [a,b] dan tidak berlaku sebaliknya.

4. Integral limit suatu barisan fungsi fn:[a,b]

R yang terintegral-Z pada [a,b] akan sama dengan limit integral barisan fungsi fn:[a,b]

R jika fn:[a,b]

R konvergen seragam ke fungsi f:[a,b]

R pada [a,b].

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Apostol, Tom M, Mathematical Analysis, Second Edition, Addison-Wesley Publishing Company Inc, USA, 1981.

[2]. Bartle, Robert G, Introduction to Real Analysis, John Wiley and Sons. Inc, New York, 1992. [3]. Bishop, Erret, Foundation of Constructive Analysis, McGraw-Hill. Inc, New York, 1967. [4]. Farikhin, Integral Denjoy Khusus pada [a,b], Skripsi, FMIPA UGM, 1998.

[5]. Purcell, Edwin J, Kalkulus dan Geometri Analaitis, Alih bahasa Drs. I Nyoman Susila, MSc, Jilid l, Edisi keempat, Erlangga, Jakarta, 1995.

[6]. Soemantri, R, Analisis Real I, PT. Karunika, Universitas Terbuka, 1993.

[7]. Yang Keren and Lu Shipan, Strong Derivative and its Consequence, Journal of Mathematics Study, Vol 27, China, 1994.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan Peringatan “17 Agustus 1945” yang akan kami laksanakan ini adalah untuk menjalin hubungan lebih baik antar anggota setiap siswa yang ada di SMA N 2 ini..

Peraturan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Produksi Minyak Bumi... Peraturan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Produksi

Dari ketiga item tersebut item yang memberikan kontribusi terbesar terhadap mencerminkan indikator hasil pekerjaan (Y.1.2) adalah item karyawan dapat melaksanakan

The Implementation of Character Education and Children’s Literature to Teach Bullying Characteristics and Prevention Strategies to Preschool Children: An Action

Proses pemindahan produk dari produsen ke konsumen langsung disebut saluran distribusi langsung (direct channel), suatu produk didistribusikan dari produsen kepada

Dengan menggunakan teknologi multimedia dan teknologi jaringang, yang telah kami aplikasikan pada sebuah prototype pemodelan interaksi molekul 3-D, dapat digunakan sebagai bahan

Pada kromatografi kolom ini, teknik pada saat pembuatan kolom dengan bubur selulosa dan juga pelarut yang ditambahkan, dan pada kolom tidak boleh sampai retak, dan harus pada

Hasil penelitian tabulasi silang diperoleh hasil bahwa untuk prediktor tekanan darah diperoleh responden yang hipertensi terhadap rasio LDL/HDL positif memiliki