• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 17 Oktober 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 17 Oktober 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Indeks tengah menguji fractal down 4933 sinyal negatif jika break out dibawah level tersebut. Sisi lainnya, level ini sebagai tahanan bagi IHSG dalam pergerakan di pekan lalu, artinya peluang untuk momentum positif terbuka bagi Indeks, sekaligus menguji target ke level 5048

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4951.613 -11.327 8,355 7,740.859

LQ-45 837.262 -1.851 1,268 3,879.114

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

IHSG ditutup turun turun 11,33 poin (0,23%) dari level 4.962,94 ke level 4.951,61. Perdagangan IHSG kemarin cenderung mixed dipengaruhi oleh berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Dari pasar domestik, situasi politik Indonesia mulai mereda setelah safari politik yang dilakukan presiden terpilih Joko Widodo. Pertemuannya dengan para pimpinan partai yang tergabung dalam koalisi merah putih memberikan optimisme baru terhadap jalannya pemerintahan yang lebih lancar. Selain itu, revisi Permendag 56/M-DAG/2014 tentang Perubahan Atas Permendag 70/M-DAG/2013 memberi

kelonggaran pada pengelola pusat perbelanjaanterhadap penjualan

produk-produk asing. Peraturan tersebut berpotensi menyelamatkan devisa negara, karena menarik konsumen dalam negeri untuk berbelanja di Indonesia dan tak perlu ke luar negeri, serta menarik turis asing ke Indonesia. Sementara itu pasar global dibayangi sentimen negatif mengenai rilis data ekonomi AS terbaru yang menimbulkan kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi di Eropa dan Asia dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi AS. Penjualan ritel AS turun 0,3% di bulan September, penurunan pertamanya dalam 7 bulan. Selain itu indeks harga produsen AS juga turun 0,1% di bulan September, penurunan pertamanya sejak Agustus 2013. Sementara itu pasar regional ditutup turun pada perdagangan kemarin. Penyaluran kredit baru China naik ke level tertinggi dalam tiga bulan pada September 2014 ketika bank sentral China menargetkan untuk meningkatkan likuiditas. Penyaluran kredit mencapai 1,05 triliun yuan atau US$171 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan sebesar 1,15 triliun yuan. Indeks Shanghai Composite ditutup turun 17,17 poin (0,72%) deri level 2.373,67 ke level 2.356,50. Indeks Hang Seng juga ditutup turun 239,11 poin (1,03%) dari level 23.140,05 ke level 22.900,94 di tengah protes pro-demokrasi di Hong Kong yang masih terus berlanjut dan belum adanya resolusi. Indeks Nikkei 225 Jepang juga ditutup turun 335,14 poin (2,22%) dari level 15.073,52 ke level 14.738,38. Sementara itu pasar Eropa tentatif bergerak turun dibayangi oleh sentimen dari AS. Selain itu, Departemen Keuangan AS dalam laporannya berpendapat bahwa Eropa beresiko mengalami deflasi berkepanjangan setelah dalam beberapa periode berturut-turut gagal mencapai target inflasinya. Bank sentral Eropa diharapkan

dapat menetapkan kebijakan yang dapat mendorong permintaan.

Perlambatan ekonomi global menjadi isu utama dunia saat ini. Perlambatan ekonomi di Eropa dan Asia bisa berimbas pada perekonomian Amerika Serikat. Sinyalemen ditundanya kenaikan Fed rate bisa saja terealisasi. Retail sales AS bulan September turun 0,3% dan inflasi turun 0,1%. Hal itu mengakibatkan US dolar melemah terhadap Euro dan Yen. Namun initial jobless claims September turun menjadi 264 ribu dari 287 ribu dan industrial production September naik 1% dari sebelumnya -0,1%. Sementara penjualan rumah baru di Cina turun 11% menjadi 3,43 triliun Yuan (USD 563 miliar) hingga Agustus 2014 karena pemerintah Cina menahan kredit. Rata-rata harga rumah baru di 100 kota turun 0,9% MoM di September. Melemahnya permintaan pasar properti akan meredupkan prospek ekonomi Cina. Federal Statistics Office (FSO) melaporkan ekspor Jerman bulan Agustus 2014 terkontraksi 5,8% menjadi surplus 17,5 miliar Euro dari sebelumnya 22,2 miliar Euro. Namun gejolak ekonomi Jerman itu diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap ekspor Indonesia, karena ekspor Indonesia ke Jerman/Eropa terlalu tidak besar. Indonesia mengalami tekanan karena penurunan harga komoditas yang merupakan andalan ekspor Indonesia, terutama batu bara dan CPO. Indonesia juga mengalami tekanan dari sisi impor, terutama impor BBM bersubsidi. Meski demikian Menteri Keuangan, Chatib Basri, optimis pertumbuhan ekonomi 2014 di kisaran 5%-5,5%, walau tidak mencapai target dalam APBN-P 2014 sebesar 5,6%. Pertumbuhan ekonomi 2015 ditargetkan 5,8%. Bank Indonesia memperkirakan inflasi 2014 di kisaran 5,1%-5,4%, belum memperhitungkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Pasar saham domestik tertekan karena kekhawatiran efektivitas program pemerintahan baru, depresiasi rupiah, prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi global, antisipasi pelonggaran kebijakan moneter Eropa dan Jepang. Mencairnya ketegangan politik diantara petinggi partai politik menjadi sinyal baik bagi iklim perpolitikan Indonesia dan diharapkan mengembalikan kepercayaan investor. Fleksibilitas Jokowi dalam menjalin relasi dengan para petinggi parpol adalah nilai tambah bagi pemerintahan Jokowi. Dukungan berbagai pihak, baik lembaga negara dan swasta serta masyarakat menjadi modal utama pemerintahan Jokowi-JK. Menurunnya tensi politik diharapkan menjaga rupiah bergerak stabil dan bahkan menguat. Publik juga mencermati calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru. DPR akan menunjuk ketua KPK yang diajukan oleh Presiden SBY. Ketua KPK sebagai representasi KPK, kini menjadi salah satu unsur kepercayaan investor di Indonesia. IHSG berpeluang menguat di tengah sentimen negatif global. Sentimen dalam negeri terutama momentum pelantikan Jokowi-JK sebagai presiden dan wapres bisa menjadi katalis.

DAILY REPORT

17 Oktober 2014

•BORN siapkan sejumlah opsi untuk lunasi utang

•BORN akan lakukan efisensi dengan PHK karyawan

•INCO tandatangani amandemen

•SSIA melalui NRCA raih kontrak baru Rp 2,35 triliun

•Unit properti SSIA menjual lahan industri 22,8 ha

•WSKT siapkan Rp 3,9 triliun untuk ekspansi tol

•Laba bersih BDMN 9M14 turun 30%

•LDR BDMN 3Q14 turun menjadi 91,3%

•BDMN turunkan target pertumbuhan kredit

•BMRI siap salurkan kredit korporasi Rp5 triliun ke PLN

•BBTN rencana turunkan suku bunga KPR

•BJTM bukukan laba bersih Rp742,99 miliar pada triwulan III 2014

•BJTM ekspansi kredit di sektor mikro

•BVIC tingkatkan fee based income

•BWPT tunggu persetujuan pembebasan sementara dari BBNI

•SMAR siapkan bisnis pembangkit listrik

•ANJT telah akuisisi 100% saham PT. Pusako Agro Sejahtera

•Kejagung desak ISAT bayar uang pengganti Rp 1,3 triliun

•BTEL belum ambil keputusan atas tuntutan bond holder

•JSMR segera operasikan jalan tol Gempol-Pandaan

•KRAS lakukan hedging untuk tekan kerugian

•ACES buka gerai di Makasar

•Pabrik garam KAEF dalam tahap pembangunan pondasi

•KAEF akan bangun hotel di tahun 2015

Support Level 4925/4899/4873

Resistance Level 4977/5003/5029

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

17 October 2014

17 October 2014

Borneo Lumbung Energi dan Metal (BORN) menyiapkan sejumlah opsi untuk melunasi utang senilai US$800 juta yang akan jatuh tempo pada 2019, salah satunya dengan menjual alat berat milik perseroan. Utang tersebut merupakan bagian dari pinjaman senilai US$1 miliar dari Standard Chartered Bank yang telah direstrukturisasi pada awal tahun ini. Jatuh tempo utang tersebut telah diperpanjang dari 2017-2019. Perseroan akan mengeluarkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 4% yang akan digunakan sebagai insentif untuk amandemen perjanjian utang tersebut. Selain medapatkan fasilitas perpanjangan jatuh tempo, perseroan juga memperoleh grace period (masa tenggang) untuk membayar bunga hingga tahun depan. Di samping menjual alat berat, perseroan akan menggunakan dividen hasil transaksi pemisahan Grup Bakrie dari Asia Resources Minerals Plc senilai US$112 juta untuk membayar cicilan utang tersebut.

Harga jual batubara yang masih rendah, memaksa Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN) untuk melakukan efisiensi, salah satunya dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.500 orang karyawan. Saat ini perusahaan mempekerjakan sekitar 3.300 orang karyawan. Sekitar 200 orang sudah mengundurkan diri. Perseroan akan mem-PHK 1.500 orang secara bertahap, sehingga nantinya jumlah karyawan akan menjadi sekitar 1.200-1.500 orang. BORN menilai PHK menjadi salah satu langkah untuk menekan biaya produksi agar kerugian yang ditanggung bisa diminimalisir. Menurut BORN, dengan jumlah karyawan sebanyak 1.200-1.500 orang, aktivitas produksi masih bisa berjalan optimal. Dalam 3-4 tahun ke depan, BORN memutuskan hanya akan memproduksi batubara sebanyak 2 juta-3 juta ton per tahun atau lebih rendah dari rencana awal 5 juta ton batubara per tahun.

Vale Indonesia (INCO) akan menjadi perusahaan tambang pertama dan satu-satunya yang menyelesaikan renegosiasi kontrak karya sepanjang pemerintah Presiden SBY. MoU amandemen KK yang ditandatangani bersama berisi antara lain kewajiban divestasi saham sebesar 40%. Selain itu, perseroan juga wajib melakukan pengolahan dan pemurnian bijih nikel di dalam negeri. Selanjutnya, INCO juga bersedia membayar tarif royalti nikel matte sebesar 2% dan akan naik menjadi 3% bila harga komoditas nikel mencapai level USD 21.000 per ton.

Surya Semesta Internusa (SSIA) melalui anak usahanya yang bergerak dalam bidang konstruksi yakni Nusa Raya Cipta (NCRA) meraih kontrak baru sebesar Rp 2,35 triliun serta membukukan penjualan lahan seluas 22,8 hektar. Namun nilai kontrak baru yang diraih NCRA ini masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Turunnya perolehan nilai kontrak ini terjadi akibat melambatnya perekonomian Indonesia sehubungan dengan penyelenggaraan pemilu. Meski demikian perolehan kontrak baru ini masih sesuai dengan target 2014 yang dicanangkan sebesar Rp 3,7 triliun atau mencapai 63,5% dari target 2014.

Unit usaha properti Surya Semesta Internusa (SSIA) telah membukukan penjualan lahan industri sebesar 22,8 hektar atau 57% dari target tahun 2014 melalui anak usahanya yang bernama PT Suryacipta Swadaya (SCS). Meski jumlah penjualan lahan industri turun 41% YoY, tetapi rata-rata harga penjualannya mengalami kenaikan 5% menjadi USD 134,8/m2 dari periode sebelumnya tahun 2013 yang sebesar USD 128,3/m2. Sebagian besar marketing sales hingga September 2014 berasal dari sektor otomotif dan perusahaan baja. Turunnya penjualan lahan industri terutama disebabkan oleh keterbatasan dari salesable area karena

adanya klaim-klaim atas lahan industri milik SCS, yang sekarang sedang memasuki tahap penyelesaian. SCS sendiri saat ini telah mendapatkan izin lokasi lahan baru dengan luas sekitar 2.000 hektar di daerah Subang, Jawa Barat. Izin lokasi lahan tersebut berjangka waktu 3 tahun hingga tahun 2015. Hingga akhir September 2014, SCS telah membebaskan lahan sedikitnya seluas 50 hektar.

Unit usaha perhotelan Surya Semesta Internusa (SSIA) yang membawahi beberapa hotel, seperti Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort dan Batiqa Hotel & Apartments Karawang akan meluncurkan 5 Batiqa Hotels lagi pada tahun 2015. Rencananya kelima hotel tersebut akan berlokasi di Cirebon, Jababeka, Palembang, Pekanbaru dan Lampung. Sementara di tahun 2016, perseroan akan mengoperasikan satu hotel yang diberi nama Batiqa Casablana. Waskita Karya (WSKT) akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 3,9 triliun untuk pembangunan seksi I ruas jalan tol layang Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Sebesar 70% sumber dana akan berasal dari pinjaman perbankan. Seksi I Becakayu akan dikerjakan dalam waktu 2 tahun. Seksi I tersebut memiliki panjang sekitar 11 km dan memiliki rute Kampung Melayu-Jaka Sampurna. Perseroan akan terlebih dahulu mengakuisisi 60% saham Kresna Kusuma Dyandra Marga sebagai investor yang mendapatkan konsesi Becakayu. Sementara itu, hingga September 2014, kontrak baru WSKT naik 41,7% menjadi Rp 13,04 triliun.

Laba bersih Bank Danamon Indonesia (BDMN) pada Q3 2014 turun 30% YoY menjadi Rp 2,1 triliun. Penurunan itu akibat turunnya harga komoditas dan lemahnya kinerja ekspor yang membatasi ruang untuk ekspansi bisnis. Hal ini berdampak pada turunnya permintaan kredit, sehingga industri perbankan mencetak pertumbuhan yang konservatif pada Q3 2014. Total Kredit hanya tumbuh 7% YoY Rp 139 triliun dari Rp 129 triliun. Kredit usaha mikro tercatat stagnan pada Rp 19,7 triliun. Kredit untuk segmen UKM naik 11% YoY menjadi Rp 22,5 triliun. Kredit UKM tersebut berkontribusi sebesar 30% dari total kredit BDMN. Kredit segmen komersial tercatat tumbuh 15% menjadi Rp 17 triliun. Sedangkan kredit untuk segmen korporasi tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 18 triliun.

Rasio LDR Bank Danamon Indonesia (BDMN) pada Q3 2014 turun menjadi 91,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya 99%. DPK per September 2014 meningkat 10% YoY dari Rp130,61 triliun menjadi Rp144,13 triliun. Pertumbuhan pada giro dan tabungan (CASA) sebesar 6% YoY menjadi Rp50 triliun. Dengan pertumbuhan tersebut, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 43% dari total DPK. Sedangkan deposito naik 19% YoY menjadi Rp65,8 triliun. Total pendanaan yang mencakup CASA, deposito, dan dana jangka panjang tumbuh 10% YoY menjadi Rp144 triliun. Sementara total kredit hanya tumbuh 7% YoY dari Rp129 triliun menjadi Rp139 triliun dengan rasio kredit terhadap total pendanaan secara konsolidasi berada pada posisi 85,9% pada akhir September 2014 dibandingkan 88,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Bank Danamon Indonesia (BDMN) menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit perseroan pada akhir tahun ini karena realisasi pada kuartal III/2014 yang hanya mencatatakan peningkatan sebesar 7%, terendah dalam 2 tahun terakhir. Untuk itu, hingga akhir tahun, pertumbuhan kredit diperkirakan berada di kisaran 5%-7%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya di kisaran 10%-12%.

(3)

     

           

 

 

17 October 2014

17 October 2014

Bank Mandiri (BMRI) siap menyalurkan kredit korporasi Rp 6 triliun kepada PLN untuk menunjang operasional perusahaan tersebut ketika dana subsidi pemerintah belum cair. Dana tersebut biasanya dicairkan pada kuartal IV ketika dana subsidi pemerintah belum cair. Saat ini kredit korporasi Bank Mandiri ditawarkan di level bunga sekitar 11%. Namun untuk penyaluran di tahun 2015 dengan penataan ulang komposisi dana perseroan bunga yang ditawarkan bisa turun 0,5%.

Bank Tabungan Negara (BBTN) ingin menjadi perbankan nasional yang memiliki fokus bisnis di sektor pembiayaan perumahan, karena kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat besar. Saat ini BTN telah menjadi perbankan yang fokus menyalurkan pembiayaan kredit pada UMKM. Dengan menjadi perbankan fokus pembiayaan perumahan, maka kebiasaan tersebut akan terhenti. Dalam regulasi BI, Bank fokus tak wajib membiayai UMKM 10%-20%. Perhitungan LDR disesuaikan. Selain itu untuk menjadi bank fokus BTN tidak perlu lagi menambahkan penanaman modal.

Bank Tabungan Negara (BBTN) tidak mempermasalahkan munculnya kembali wacana penggabungan bisnis bank BUMN, karena itu merupakan kewenangan pemerintah. Wacana merger tersebut tidak menjadi masalah karena yang menjadi strategi bisnis BTN adalah fokus di pembiayaan perumahaan. Saat ini jumlah pasokan terhadap kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia (backlog) masih sangat besar mencapai 15 juta unit. Bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank Tabungan Negara (BBTN) saat ini rata-rata dipatok di kisaran angka 11% dengan jangka waktu maksimal 25 tahun. BTN berencana menurunkan suku bunga KPR sejalan penurunan suku bunga deposito.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) pada triwulan III 2014 membukukan laba bersih sebesar Rp 742,89 miliar, tumbuh 9,08% YOY dari sebelumnya Rp 681,07 miliar. Peningkatan laba tersebut ditopang pertumbuhan kredit sebesar Rp 26,09 triliun, tumbuh 21,18% dibandingkan September 2013 sebesar Rp 21,52 triliun. Pertumbuhan kredit tertinggi berasal dari kredit komersial sebesar Rp 5,61 triliun atau naik 28,76%, diikuti kredit konsumer sebesar Rp 16,22 triliun atau naik 19,58%, kredit UMKM Rp 4,33 triliun atau naik 17,71% YoY.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) melakukan ekspansi kredit di sektor mikro yang fokus pada usaha mikro kecil dan menengah dalam memacu pertumbuhan kinerja perseroan. Ekspansi tersebut dilakukan dengan meningkatkan layanan ataupun SDM di unit-unit mikro yang telah beroperasi di 7 titik wilayah Bank Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Madiun, Mojokerto, Kediri, Gresik, dan Malang.

Walaupun menawarkan tingkat suku bunga depositi cukup rendah, Bank Central Asia (BBCA) mengklaim masih mengalami peningkatan simpanan berjangka. BBCA menawarkan suku bunga deposito sebesar 8,25% setelah sebelumnya telah menurunkan suku bunga sebsar 25 bps dan 50 bps pada Agustus dan September. Sejak 1 Agustus sampai 14 Oktober, simpanan berjangka perseroan masih mengalami kenaikan Rp4,9 triliun. Bank Victoria International (BVIC) mengedepankan bisnis wealth management yang merupakan produk campuran perbankan, investasi, dan bancassurance di 101 kantor cabang yang dimiliki untuk mengincar fee based income. Perseroan memandang realistis kekuatan dan kelemahannya sehingga tidak turut berkompetisi dalam pengumpulan dan penyaluran dana secara

head to head dengan bank besar. Dengan kemitraan yang dijalin bersama empat perusahaan asuransi meliputi Jiwasraya, FWD Life, Generali, dan Sinarmas MSIG Life, perseroan mengambil peran sebagai bank referrral yang mereferensikan produk wealth management. Produk tersebut akan memberikan kontribusi terhadap fee based income di luar interest income.

BW Plantation (BWPT) masih menunggu persetujuan pembebasan sementara dari kreditur Bank Negara Indonesia (BBNI) terkait dengan pembatasan terhadap perseroan dan anak usaha untuk melakukan aksi korporasi. Perseroan telah mendapatkan waiver (pembebasan sementara) dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) terhadap perjanjian fasilitas pinjaman yang diperoleh anak usaha PT Sawit Sukses Sejahtera senilai Rp1,1 triliun. BBRI memberikan pembatasan (negative covenants) kepada BWPT dan entitas anak serta diwajibkan mempertahankan rasio keuangan seperti rasio lancar (current ratio) tidak kurang dari 1 kali dan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) tidak lebih dari 2,6 kali. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) siap berinvestasi pada pembangkit listrik berbasis minyak kelapa sawit dalam waktu dekat. SMAR sudah melakukan pembicaraan dengan pihak Perusahaan Listrik Negara mengenai rencana pembangunan pembangkit listrik tersebut. Diperkirakan penandatanganan kerja sama akan dilakukan sekitar dua minggu setelah pelantikan pemerintahan baru. Dalam kerja sama tersebut, perseroan akan membangun beberapa pembangkit listrik dengan kapasitas kecil di bawah 10 megawatt di daerah terpencil seperti Ketapang, Kalimantan Barat.

Austindo Nusantara Jaya (ANJT) telah melakukan pengambilalihan 100% saham PT Pusako Agro Makmur pada 15 Oktober 2014 dari Wodi Kaifa Ltd dan PT Pusaka Agro Sejahtera yang bukan pihak afiliasi perseroan. Perusahaan yang diambil alih itu bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang terletak di Provinsi Papua Barat.

Kejaksaan Agung mendesak Indosat (ISAT) untuk segera membayar uang pengganti Rp 1,3 triliun, menyusul putusan kasasi eks Dirut PT IM2. Indosat meminta pertimbangan untuk mencicil uang pengganti Rp 1,3 triliun sebesar Rp 50 miliar per bulan pasca putusan kasasi eks Dirut PT IM2. Kejaksaan Agung masih memberikan toleransi kepada Indosat atas permintaan itu mengingat keberadaannya sebagai BUMN. Putusan kasasi MA Nomor 787K/PID.SUS/2014 Tanggal 10 Juli 2014 terhadap eks Dirut PT IM2 yang dijatuhi hukuman selama 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan penjara. Selain itu, Hakim juga menghukum untuk membayar uang pengganti Rp 1.358.343.346.670 selama satu tahun.

Bakrie Telecom (BTEL) belum mengambil keputusan untuk menganggapi permintaan percepatan pembayaran obligasi secara penuh yang diajukan oleh para bond holder. Sebelumnya pemegang obligasi wesel senior senilai US$380 juta yang dikeluarkan oleh Bakrie Telecom Pte. Ltd., meminta percepatan pembayaran obligasi secara penuh setelah penerbit obligasi ingkar membayar kupon sebanyak dua kali. Bakrie Telecom Pte. Ltd. merupakan entitas bertujuan khusus (special purpose entity) di Singapura yangs seluruh sahamnya dipegang oleh BTEL. Perseroan masih mengumpulkan informasi yang komprehensif mengenai permintaan tersebut. Pengumpulan informasi dilakukan oleh process agent perseroan yang berlokasi di New York, Amerika Serikat.

(4)

     

           

 

 

17 October 2014

17 October 2014

Jasa Marga (JSMR) segera menambah lagi jumlah proyek jalan tol yang ditargetkan beoperasi akhir tahun ini. Ruas jalan tol yang segera dioperasikan adalah Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 km. Margabumi Adhikaraya, anak usaha perseroan yang menjadi badan usaha jalan tol (BUJT) Gempol-Pandaan, tengah mempercepat proses konstruksi untuk mengejar target 100%. Krakatau Steel (KRAS) konsisten melakukan lindung nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat guna menekan kerugian akibat fluktuasi kurs. Sebanyak 50% dari transaksi penjualan perseroan yang sekitar USD 100-130 juta per bulan di-hedging. Perseroan memiliki hak beli forward dolar AS terhadap Rupiah sekitar USD 40 juta.

Ace Hardware (ACES) membuka toko terbaru pada 18 Oktober 2014, di Makassar, Sulawesi Selatan dengan luas sekitar 2.800 meter persegi. Gerai ini merupakan gerai ke-13 di tahun 2014. Dengan penambahan gerai ini maka perseroan memiliki 108 gerai secara total.

Kimia Farma (KAEF) sedang menyelesaikan pembangunan pabrik garam dengan kapasitas 2.500 ton dengan dana investasi sekitar Rp 30 miliar. Hingga saat ini pembangunan dalam tahap penyelesaian pondasi bangunan dan diperkirakan pembangunannya dapat terselesaikan pada Februari sampai Maret. Pabrik ini sudah memiliki standby buyer, yakni perusahaan yang berasal dari Korea untuk garam farmasi. Sedangkan dari dalam negeri adalah perusahaan-perusahaan cairan seperti Otsuka, Pocari Sweet.

Kimia Farma (KAEF) mengincar 3 lokasi untuk mengembangkan bisnis propertinya, yaitu di Denpasar, Bandung, dan Jakarta. Pembangunan bisnis properti ini bersamaan dengan pengembangan apotek dan klinik yang sudah ada. Perseroan mengincar bisnis perhotelan dan rumah sakit guna mendorong labanya. Ekspansi ke properti merupakan langkah manajemen untuk mengoptimalisasi aset, karena banyak aset-aset Kimia Farma yang berada di lokasi strategis dengan potensi perekonomian yang baik. Perseroan mengalokasikan dana belanja modal (capex) sebesar Rp 600 miliar. Perseroan masih menunggu kepastian kerjasama antara BUMN konstruksi untuk bisnis rumah sakit.

Kimia Farma (KAEF) berencana masuk ke bisnis properti. Pada tahun 2015 perseroan akan mulai membangun hotel kelas tiga sampai empat di Bandung dengan tinggi bangunan 7 sampai 9 lantai. Lantai satu apotek, lantai dua klinik, lantai tiga atau lobi hotel. Perseroan juga membangun Rumah Sakit untuk kategori ibu dan anak di Jakarta dengan luas lahan 5.000 meter persegi. Perseroan mulai mengubah pola bisnis dari manufaktur menjadi health care company.

Garuda Indonesia (GIAA) menyatakan siap jika pemerintah memberlakukan kembali peraturan penerapatan Public Service Charge (PSC) on Ticket. GIAA telah menerapkan hal tersebut selama dua tahun belakangan.

Berlina (BRNA) akan menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) sebesar Rp 200 miliar pada November tahun ini. Perseroan akan menawarkan bunga sebesar 13,5% per tahun dengan tenor selama 3 tahun atau jatuh tempo pada 2017. Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk pembayaran pinjaman ke Bank Mandiri (BMRI) dan rekanan bank lain sebesar Rp 100 miliar, serta untuk membiayai belanja modal sebesar Rp 100 miliar. BRNA menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun atau tumbuh 25%

dari realisasi tahun lalu senilai Rp 961 miliar. Perseroan juga memproyeksikan laba bersih tahun ini sebesar Rp 55 miliar.

(5)

      

 

 

 

 

 

17 October 2014

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 83,10 0,40 TLKM (US) 45 13.826 -181

Natural Gas (US$)/mmBtu 3,80 0,01 ANTM (GR) 0,05 848 0

Gold (US$)/Ounce 1238,95 0,09

Nickel (US$)/MT 15465,00 -365,00

Tin (US$)/MT 19250,00 -360,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 64,55 --

Coal (RB) (US$)/MT* 66,13 --

CPO (ROTH) (US$)/MT 742,50 0,00

CPO (MYR)/MT 2159,50 -27,00

Rubber (MYR/Kg) 579,50 1,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 727,48 1,34

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 16117,24 -0,15 -2,77 14,12 13,13 2,65 2,47 4.661,3

USA NASDAQ COMPOSITE 4217,39 0,05 0,98 20,04 16,65 3,17 2,87 6.649,9

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6195,91 -0,25 -8,20 12,90 11,98 1,68 1,60 1.322,3

CHINA SHANGHAI SE A SH 2467,12 -0,72 11,41 9,36 8,26 1,27 1,14 2.852,7

CHINA SHENZHEN SE A SH 1392,52 -1,36 26,16 23,54 17,67 2,71 2,39 1.827,1

HONG KONG HANG SENG INDEX 22900,94 -1,03 -1,74 10,55 9,72 1,26 1,17 1.809,2

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4951,61 -0,23 15,85 15,94 13,58 2,73 2,41 377,6

JAPAN NIKKEI 225 14738,38 -2,22 -9,53 16,28 14,57 1,43 1,33 2.590,1

MALAYSIA KLCI 1767,77 -1,07 -5,31 16,19 14,77 2,04 1,91 306,6

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3154,21 -1,39 -0,42 13,88 12,79 1,27 1,20 407,2

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 12.259,95 32,95 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0002

EUR/IDR 15.698,50 7,36 EUR / USD 1,28 -0,0004

JPY/IDR 115,27 -0,46 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.633,25 6,91 SGD / USD 0,79 0,0009

AUD/IDR 10.760,74 54,37 AUD / USD 0,88 0,0021

GBP/IDR 19.726,87 106,93 GBP / USD 1,61 0,0004

CNY/IDR 2.002,18 0,00 CNY / USD 0,16 0,0001

MYR/IDR 3.735,80 1,99 MYR / USD 0,30 0,0002

KRW/IDR 11,55 0,01 100 KRW / USD 0,09 0,0000

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.00

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.14

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.14

(6)

      

 

 

 

 

 

17 October 2014

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description Sep'14 Aug'14 Description Rate (%)

Inflation YTD % 3.71 3.42 SBI (9M) 6,84809

Inflation YOY % 4.53 3.99 SBIS (9M) 6,84809

Inflation MOM % 0.27 0.47

Foreign Reserve (US$) 111.16 111.22

GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

17 Oct US Housing Starts Naik menjadi 1002 ribu dari 956 ribu

17 Oct US Housing Starts MoM Naik menjadi 4.8% dari -14.4%

17 Oct US Building Permits Naik menjadi 1003 ribu dari 998 ribu

17 Oct US Building Permits MoM Naik menjadi -5.1% dari -5.6%

21 Oct US Existing Home Sales Naik menjadi 5.09 juta dari 5.05 juta

21 Oct US Existing Home Sales MoM Naik menjadi 0.8% dari -1.8%

22 Oct US CPI MoM Naik menjadi 0.0% dari -0.2%

22 Oct US CPI YoY Turun menjadi 1.6% dari 1.7%

23 Oct US Initial Jobless Claims --

23 Oct US Continuing Claims --

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

KLBF IJ 1670 4.05 3.28 TLKM IJ 2805 -1.75 -5.43 EXCL IJ 5775 4.05 2.07 EMTK IJ 6400 -9.86 -4.25 CPIN IJ 3965 2.72 1.86 BBRI IJ 10225 -1.21 -3.29 BBNI IJ 5600 1.36 1.49 ASII IJ 6350 -0.78 -2.18 PTBA IJ 11975 5.27 1.49 BBCA IJ 12600 -0.59 -1.97 TOWR IJ 4200 2.44 1.10 INDF IJ 6825 -2.50 -1.66 ADRO IJ 965 2.66 0.86 UNVR IJ 30925 -0.56 -1.44 ITMG IJ 20125 2.16 0.52 AALI IJ 20100 -3.48 -1.23 PNBN IJ 1005 2.03 0.51 TBIG IJ 8275 -2.07 -0.90 SMAR IJ 7500 2.04 0.46 SMGR IJ 15500 -0.80 -0.80 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Karisma Aksara Mediatama

Books Store

Trade & Service 175-240 535.82 TBA TBA

BCA Sekuritas Maybank Kim Eng PT Blue Bird

Land

Transportation 7200-9300 531.40 24 Oct -28 Oct’14 03 Nov 2014

Credit Suisse Indonesia UBS Securities, Danareksa

(7)

      

 

 

 

 

 

 

17 October 2014

17 October 2014 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

BMTR 25.00 Cash Dividend

 

16 Oct-14 17 Oct-14 21 Oct-14 04 Nov-14

TKIM 10.00 Cash Dividend

 

17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14

INKP 25.00 Cash Dividend

 

17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14

MICE 10.00 Cash Dividend

 

29 Oct-14 30 Oct-14 03 Nov-14 14 Nov-14

ITMG 1100.00 Cash Dividend

 

29 Oct-14 30 Oct-14 03 Nov-14 14 Nov-14

GMTD 50.00 Cash Dividend 31 Oct-14 03 Oct-14 06 Nov-14 19 Nov-14

ISSP 2.00 Cash Dividend 03 Nov-14 04 Nov-14 07 Nov-14 20 Nov-14

ADMF 2700.00 Cash Dividend

 

11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BEKS Rights Issue 1000:186 100.00 02-Oct-14 03-Oct-14 09 Oct – 20 Oct’14

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 17-Oct-14 20-Oct-14 24 Oct – 30 Oct’14

ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov – 20 Nov’14

BWPT Rights Issue 1:6 390-411 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov – 28 Nov’14

BBRM Rights Issue 100:43 230.00 20-Nov-14 21-Nov-14 27 Nov – 03 Dec’14

ACST Tender Offer TBA TBA TBA TBA TBA

CPGT Tender Offer TBA TBA TBA TBA TBA

MLBI Stock Split 1:100 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

AKKU RUPSLB 17-Oct-14

SDPC RUPSLB 21-Oct-14

AMRT RUPSLB 22-Oct-14

DART RUPSLB 22-Oct-14

TRUB RUPST/LB 24-Oct-14

BIPP RUPSLB 27-Oct-14

BJTM RUPSLB 27-Oct-14

ARTI RUPSLB 30-Oct-14

BMTR RUPSLB 30-Oct-14

MSKY RUPSLB 30-Oct-14

CPGT RUPSLB 30-Oct-14

BPFI RUPSLB 31-Oct-14

TIRA RUPSLB 03-Nov-14

DEFI RUPSLB 05-Nov-14

ABDA RUPSLB 05-Nov-14

IPOL RUPSLB 07-Nov-14

BWPT RUPSLB 10-Nov-14

BABP RUPSLB 12-Nov-14

(8)

      

 

 

 

 

 

17 October 2014

17 October 2014

BBNI

TRADING BUY

S1 5500 R1 5725 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 5350 R2 5875

Closing

Price 5600

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart terdapat technical gap di level 5700

• RSI berada dalam area netral

•Harga berada dalam area upperband

Prediksi •Trading range Rp5500-Rp5725

•Entry Rp5600, take Profit Rp5700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 50.75 Positif

MACD 12.4 Positif

True Strength Index (TSI) 22.33 Positif

Bollinger Band (Mid) 5505 Positif

MA5 5405 Positif 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200

May Jun Jul August September October

BBNI Wedge 5,505 5,405 5,393.75 5,250 4,980.74 4,980.74 5,525 5,600 5,600 5,804.04 5,819.44 5,819.44 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 56.89, Stochastic %K = 71.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

56.8906 56.8906 20 71.978 71.978 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0.0

BBNI - MACD (5,3) = -48.78, Signal() = -26.71

-48.7832 -26.71 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBNI - TSI(3,5,3) = 24.33 9.83329 0.00000 24.3345 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBNI - William's % R(14) = -3.85 -3.84615

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysissoftware. http://www.am ibroker.com

BBTN

TRADING BUY

S1 1110 R1 1180 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 1050 R2 1240

Closing

Price 1150

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI mendekati area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp1110-Rp1180

•Entry Rp1150, take Profit Rp1180

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 17.01 Positif

MACD 1.6 Positif

True Strength Index (TSI) 21.92 Positif

Bollinger Band (Mid) 1124 Positif

MA5 1105 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500

February March April May Jun Jul August September October

BBTN Broadening Wedge 1,123.5 1,105 1,102.5 1,070 1,017.5 1,017.5 1,150 1,150 1,185.77 1,195 1,217.65 1,217.65 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 54.07, Stochastic %K = 77.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

54.0741 54.0741 20 77.4411 77.4411 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = -9.04, Signal() = -3.74 -9.04019 -3.73674 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = 21.92 0.953908 0.00000 21.9165 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBTN - William's % R(14) = -36.00 -36

(9)

      

 

 

 

 

 

17 October 2014

17 October 2014

KLBF

TRADING BUY

S1 1620 R1 1710 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 1530 R2 1800

Closing

Price 1670

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi pola channel breakout

• RSI berada dalam area oversold

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp1620-Rp1710

•Entry Rp1670, take Profit Rp1700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 5.33 Positif

MACD -4.1 Positif

True Strength Index (TSI) -18.83 Positif

Bollinger Band (Mid) 1665 Positif

MA5 1627 Positif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900

February March April May Jun Jul August September October

KLBF Downward Sloping Channel

Bullish Breakout 1,638.13 1,636.36 1,636.36 1,627 1,544.29 1,544.29 1,650 1,665.25 1,670 1,670 1,690 1,701.05 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 13.38, Stochastic %K = 35.69, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 13.3796 13.3796 35.6944 35.6944 80 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = -3.54, Signal() = 2.71 -3.54167 2.71285 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 KLBF - TSI(3,5,3) = -18.83 -18.8274 -49.4329 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 KLBF - William's % R(14) = -28.57 -28.5714

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.am ibroker.com

WTON

TRADING BUY

S1 1110 R1 1190 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 1050 R2 1250

Closing

Price 1155

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp1110-Rp1190

•Entry Rp1155, take Profit Rp1250

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 46.53 Positif

MACD 8.1 Positif

True Strength Index (TSI) 51.06 Positif

Bollinger Band (Mid) 1102 Positif

MA5 1089 Positif 700 800 900 1,000 1,100 1,200

May Jun Jul August September October

WTON Downward Sloping Channel

1,089 1,067.5 1,003.81 975 897.667 897.667 1,102 1,155 1,155 1,212 1,212 1,230 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

WTON - Stochastic %D(6,3,3) = 84.64, Stochastic %K = 90.93, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

84.6434 80 20 84.6434 90.9255 90.9255 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0

WTON - MACD (5,3) = -19.37, Signal() = -13.02

-19.3671 -13.0246 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WTON - TSI(3,5,3) = 51.06 31.196 0.00000 51.0559 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 WTON - William's % R(14) = -10.00 -10

(10)

      

 

 

 

 

 

17 October 2014

17 October 2014

CPIN

TRADING BUY

S1 3825 R1 4050 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 3600 R2 4275

Closing

Price 3965

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

• Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp3825-Rp4050

•Entry Rp3965, take Profit Rp4050

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 10.91 Positif

MACD -8.7 Positif

True Strength Index (TSI) 9.76 Positif

Bollinger Band (Mid) 3985 Negatif

MA5 3816 Positif 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200 4,400

March April May Jun Jul August September October

CPIN Wedge 3,985 3,965 3,965 3,820.63 3,816 3,700 4,119.38 4,119.38 4,119.38 4,248.02 4,250 4,268.75 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 41.68, Stochastic %K = 67.95, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

41.6794 41.6794 20 67.9481 67.9481 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0

CPIN - MACD (5,3) = -27.53, Signal() = -7.76

-27.5305 -7.75942 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = 9.76 0.00000 -8.39107 9.76405 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 CPIN - William's % R(14) = -51.82 -51.8182

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.am ibroker.com

LPCK

TRADING BUY

S1 7250 R1 7700 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 7025 R2 7925

Closing

Price 7425

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI mendekati area netral

• Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp7250-Rp7700

•Entry Rp7425, take Profit Rp7700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 11.09 Positif

MACD -50.0 Positif

True Strength Index (TSI) -23.04 Positif

Bollinger Band (Mid) 7675 Negatif

MA5 7275 Positif 6,000 6,600 7,200 7,800 8,400 9,000

April May Jun Jul August September October

LPCK Downward Sloping Channel

7,425 7,334.38 7,275 7,025 6,730.77 6,730.77 7,425 7,675 8,171.77 8,171.77 8,325.29 8,375 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

LPCK - Stochastic %D(6,3,3) = 31.17, Stochastic %K = 48.60, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

31.1727 31.1727 20 48.6014 48.6014 80 -150.0 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 0.0 LPCK - MACD (5,3) = -6.61, Signal() = 21.03 -6.60572 21.0311 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LPCK - TSI(3,5,3) = -23.04 -23.0388 -42.4367 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 LPCK - William's % R(14) = -60.98 -60.9756

(11)

      

 

 

 

 

 

 

17 October 2014

17 October 2014

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

16/10/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 20100 20100 19875 19275 19875 20475 21075 Negatif Negatif Negatif 26050 20800

LSIP Trading Sell 1750 1750 1720 1680 1720 1770 1810 Negatif Negatif Negatif 1945 1715

SGRO Trading Sell 1760 1760 1730 1680 1730 1790 1840 Negatif Negatif Negatif 2205 1800

Mining

BUMI Trading Sell 129 130 120 110 120 130 140 Positif Positif Negatif 201 121

PTBA Trading Sell 11975 12200 11300 10250 11300 12200 13250 Negatif Positif Negatif 14150 11200

ADRO Trading Sell 965 975 930 855 930 975 1050 Negatif Positif Negatif 1390 940

MEDC Trading Buy 3785 3785 3850 3580 3715 3850 3985 Positif Negatif Positif 3800 3360

INCO Trading Sell 3680 3680 3590 3450 3590 3730 3870 Positif Negatif Positif 4575 3455

ANTM Trading Sell 990 990 975 935 975 1010 1050 Positif Negatif Negatif 1225 985

TINS Trading Sell 1150 1150 1140 1110 1140 1170 1200 Negatif Negatif Negatif 1430 1160

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Buy 15500 15500 15700 14950 15325 15700 16075 Positif Positif Positif 16500 14500

INTP Trading Buy 22325 22325 22625 21375 22000 22625 23250 Positif Negatif Positif 24700 20800

SMCB Trading Buy 2490 2490 2520 2395 2450 2520 2575 Positif Positif Positif 2940 2425

Miscellaneous Industry

ASII Trading Buy 6350 6300 6425 6175 6300 6425 6550 Positif Negatif Negatif 7700 6325

GJTL Trading Buy 1525 1525 1540 1480 1510 1540 1570 Positif Positif Negatif 1800 1400

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 6825 6775 6925 6625 6775 6925 7075 Positif Negatif Negatif 7125 6725

GGRM Trading Buy 57950 57950 59425 55025 57225 59425 61625 Positif Negatif Positif 59500 53750

UNVR Trading Buy 30925 30925 31350 29900 30625 31350 32075 Positif Negatif Positif 32050 30500

KLBF Trading Buy 1670 1670 1710 1530 1620 1710 1800 Positif Positif Positif 1710 1595

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1495 1495 1515 1425 1470 1515 1560 Positif Positif Positif 1660 1420

PTPP Trading Buy 2395 2395 2440 2250 2345 2440 2535 Positif Negatif Positif 2535 2100

WIKA Trading Buy 2800 2800 2850 2630 2740 2850 2960 Positif Positif Positif 2950 2420

ADHI Trading Buy 2705 2705 2780 2400 2590 2780 2970 Positif Positif Positif 3160 2320

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 5800 5800 5850 5650 5750 5850 5950 Positif Negatif Positif 6100 5700

JSMR Trading Buy 5950 5850 6025 5675 5850 6025 6200 Negatif Positif Negatif 6475 5925

ISAT Trading Sell 3815 3815 3785 3705 3785 3865 3945 Negatif Negatif Negatif 4150 3780

TLKM Trading Buy 2805 2805 2835 2745 2790 2835 2880 Positif Positif Positif 3010 2710

CMNP Trading Buy 3140 3140 3190 3010 3100 3190 3280 Positif Negatif Positif 3875 2960

Finance

BMRI Trading Buy 9650 9650 9725 9325 9525 9725 9925 Positif Positif Positif 10700 9300

BBRI Trading Buy 10225 10225 10350 9850 10100 10350 10600 Positif Negatif Positif 11175 10000

BBNI Trading Buy 5600 5600 5725 5350 5500 5725 5875 Positif Positif Positif 5975 4975

BBCA Trading Buy 12600 12550 12700 12400 12550 12700 12850 Negatif Negatif Negatif 13575 11725

BBTN Trading Buy 1150 1150 1180 1050 1110 1180 1240 Positif Positif Positif 1195 1070

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 17175 16750 17525 15975 16750 17525 18300 Negatif Positif Negatif 22500 17100

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, perseroan juga akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II senilai Rp1,5 triliun pada 2015 yang merupakan bagian dari PUB I senilai total Rp2 triliun

 WSBP telah menggunakan pendanaan sebesar Rp 2,4 triliun modal kerja perusahaan dan baru menggunakan sebesar Rp 817 miliar untuk investasi sehingga total dana yang

Untuk tahun 2014 ini perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp8.9 triliun atau tumbuh 10% dari target tahun 2013 yang sebesar Rp8.05 triliun.. Perseroan menganggarkan belanja

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 15,23 triliun hingga kuartal III-2013 atau tumbuh 17,01% YoY dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp

Waskita Karya (WSKT) telah membukukan kontrak baru senilai Rp 13,3 triliun, sehingga total nilai kontrak yang dikelola Waskita pada tahun 2014 sebesar Rp 22,1 triliun.. Proyeksi

Namun pencapaian laba bersih 1H14 dibawah target hanya Rp1,25 triliun atau baru mencerminkan 33,87% dari proyeksi laba bersih tahun ini yang mencapai Rp3,69 triliun atau tumbuh

Dana hasil penerbitan Obligasi akan dipakai untuk mendanai pembiayaan WOMF Finance yang ditargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6 triliun hingga akhir tahun 2014..

Perseroan menargetkan Kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 15% di tahun 2016 dari realisasi pertumbuhan 1,4% atau menjadi Rp 4,50 triliun per Desember 2015.. Kredit mikro untuk