1
MATRIKS
NAMA KELOMPOK
Akbar Budi Prasetyo
Indra Yusrianto Putra
M. Syahrizal Fajri
Nastia Aulia Rahman
Ninda Prastiwi H
Nur Amelia Anggreyeni
Nurida Septianingsih
Siti Yuliya Sari
Syita Astila
Yosa Lisca
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MATRIKS”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
Ibu Hastati, selaku guru pembimbing pelajaran matematika yang dengan
setia telah mengajarkan kami materi tentang matriks
Orang tua dan teman sekalian yang telah memberikan dukungan
Pihak perpustakaan
Meskipun penulis berharap makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan. Namun pada kenyataannya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun bagi penulis untuk lebih baik. Akhir kata, penulis perharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Simpang Empat, 15 Desember 2014
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Batasan Masalah ... 2 1.3 Rumusan Masalah ... 2 1.4 Tujuan ... 2 1.5 Manfaat ... 3 BAB II PEMBAHASAN ... 4
2.1 Pengertian Matriks, Notasi, Ordo, dan Jenis Matriks ... 4
2.2 Operasi Matriks ... 7
2.3 Determinan Matriks Persegi ... 10
2.4 Invers Matriks Persegi ... 13
2.5 Aplikasi Matriks dalam Menyelesaikan SPL ... 14
2.6 Kegunaan Matriks dalam kehidupan... 15
BAB III PENUTUP ... 16
3.1 Kesimpulan ... 16
3.2 Saran... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Sebagai contoh, bila kita menonton siaran olahraga sepak bola di TV pada Liga Italia Seri-A, sering dijumpai klasemen sementara hasil pertandingan. Daftar hasil pertandingan itu telah mengikuti aturan pada matriks yaitu yang diatur pada baris dan kolom. Dengan mengubah persoalan kedalam bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variable, sehingga kita menjadi kesulitan mencari hubungan antara variable – variabelnya. Bahkan di negara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus memecahkan suatu system persamaan dengan puluhan atau ratusan variable yang nilainya harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrument yang cukup ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita untuk membuat analisa – analisa yang mencakup hubungan variable – variable dari suatu persoalan. Pada awalnya matriks ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linier, awal dari semua ini matrix dianggap sebagai sebuah permainan karena matrix dapat diaplikasikan, sedangkan pada tahun 1925 matriks digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matriks digunakan dalam berbagai bidang.
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk membahas lebih lanjut mengenai matriks.
2
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, batasan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi dari matriks, notasi, ordo dan jenis matriks 2. Bagaimana pengoperasian matriks
3. Apa yang dimaksud dengan determinan matriks persegi 4. Apa yang dimaksud dengan invers matriks persegi
5. Bagaimana aplikasi matriks dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
6. Apa saja manfaat matriks dalam kehidupan sehari – hari
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi dari matriks, notasi, ordo, dan jenis matriks? 2. Bagaimana pengoperasian matriks?
3. Apa yang dimaksud dengan determinan matriks persegi? 4. Apa yang dimaksud dengan invers matriks persegi?
5. Bagaimana aplikasi matriks dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear?
6. Apa saja manfaat matriks dalam kehidupan sehari – hari?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari matriks, notasi, ordo, dan jenis matriks
2. Untuk mengetahui operasi matriks
3. Untuk mengetahui determinan matriks persegi 4. Untuk mengetahui invers matriks persegi
3
5. Untuk mengetahui aplikasi matriks dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
6. Untuk mengetahui manfaat matriks dalam kehidupan sehari – hari
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini ialah:
1. Dapat mengetahui pengertian dari matriks, notasi, ordo, dan jenis matriks
2. Dapat mengetahui operasi matriks
3. Dapat mengetahui determinan matriks persegi 4. Dapat mengetahui invers matriks persegi
5. Dapat mengetahui aplikasi matriks dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Matriks, Notasi, Ordo, dan Jenis Matriks
Matriks adalah suatu susunan elemen – elemen (bilangan atau huruf) berbentuk persegi atau persegi panjang yang diatur pada baris dan kolom serta ditempatkan dalam tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku)
Suatu matriks biasanya diberi nama dengan huruf capital seperti A, B, C,… atau yang lainnya. Matriks yang mempunyai i baris dan j kolom ditulis
A=(aij ), artinya suatu matriks A yang elemen-elemennya aij dimana indeks I
menyatakan baris ke i dan indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut. Banyaknya baris dan kolom matriks disebut ordo matriks. Secara umum, matriks A mempunyai i baris dan j kolom dapat ditulis dalam bentuk umum berikut ini
ij i i i j j j a a a a a a a a a a a a a a a a ... : ... : : : ... ... ... 3 . 2 . 1 . . 3 3 . 3 2 . 3 1 . 3 . 2 3 . 2 2 . 2 1 . 2 . 1 3 . 1 2 . 1 1 . 1 1 . 1
a elemen matriks pada baris 1, kolom 1
2 . 1
a elemen matriks pada baris 1, kolom 2
3 . 1
a elemen matriks pada baris 1, kolom 3
. . . j i
5
Jenis Matriks
Menurut ordonya terdapat berbagai jenis matriks, antara lain. a. Matriks Persegi
Yaitu matriks yang berordo nxn atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.
Contoh: B2x2 = [2 4
3 7]
Pada suatu matriks persegi ada yang dinamakan sebagai diagonal utama dan diagonal sekunder. Komponen-komponen yang terletak pada diagonal utama pada matriks tersebut adalah 2 dan 7 yang berasal dari kiri atas ke kanan bawah. Sebaliknya, komponen-komponen yang terletak pada diagonal sekunder berasal dari kiri bawah ke kanan atas.
b. Matriks Baris
Yaitu matriks yang berordo 1xn atau hanya memiliki satu baris.
Contoh: A1x2 = 1 4
c. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom.
Contoh C2x1= 2
3 d. Matriks Tegak
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m>n
`Contoh: Q =
4 4
2 6
3 1
, Q berordo 3x2 sehingga matriks Q tampak tegak.
e. Matriks Datar
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m<n
Contoh: H= 2 3 1
65 6 3 , H berordo 2x3 sehingga matriks F tampak datar.
Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya terdapat jenis matriks, antara lain
a. Matriks Nol
Yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol dan dinotasikan sebagai O.
6
Contoh: O2x2 = [0 0
0 0]
b. Matriks Diagonal
Yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan dibawah diagonal utamanya adalah nol.
Contoh: F2x2 = [1 0
0 3]
c. Matriks Skalar
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama dan elemen-elemen selain diagonal utama adalah 0.
Contoh: F2x2 = [3 0
0 3]
d. Matriks Simetri
Yaitu matriks persegi yang setiap elemennya selain elemen diagonal adalah simetri terhadap diagonal utama, atau matriks dimana susunan
elemen-elemen antara matriks dengan transposenya sama. C=CT; maka C
adalah matriks simetris
Contoh: C3x3 =
1 2 3
2 2 5
3 5 3
e. Matriks Simetri Miring
Yaitu Matriks simetri yang elemen-elemennya selain elemen diagonal saling berlawanan.
Contoh: W3x3 =
1 −2 3
2 2 5
−3 −5 3 f. Matriks Identitas (satuan)
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya adalah satu dan elemen yang lain adalah nol dan dinotasikan sebagai I.
Contoh: I3x3 = [
1 0 0
0 1 0
0 0 1
]
g. Matriks Segitiga Atas
Yaitu dikatakan segitiga atas jika aij = 0 untuk i>j dengan kata lain matriks persegi yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya adalah nol.
7 Contoh: K3x3 = [ 2 3 3 0 1 1 0 0 8 ]
h. Matriks Segitiga Bawah
Yaitu dikatakan segitiga bawah jika aij = 0 untuk i<j dengan kata lain matriks persegi yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.
Contoh: V3x3 = [
2 0 0
2 1 0
3 1 8
]
i. Matriks Transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya.
Transpose suatu matriks dilambangkan dengan …T, misal transpose
matriks B dilambangkan dengan BT
Contoh: B2x3 = 1 2 3 0 3 4 , maka B T = 1 0 2 3 3 4
Perhatikan bahwa ordo dari BT adalah 3x2. Sehingga pada matriks
transpose baris menjadi kolom dan sebaliknya, kolom menjadi baris.
2.2 Operasi Matriks
1. Kesamaan dua Matriks
Dua matriks dikatakan sama jika, keduanya mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen yang seletak juga sama.
Contoh : A = B 4 5 3 2 = 4 5 3 9 3 6
Contoh : Tentukan nilai a dan b dari kesamaan matriks berikut
a. 5 9 4 12 5 2 4 3 b a
8 3a = -12 2b = 9 a = -12/3 b = 9/2 a = -4 b = 4,5 b 3 2 2 3 1 3 5 4 1 6 1 a b a a 4a + 5 = 2a 4a – 2a = -5 2a = -5 a = -5/2 6a – 1 = 3b + 2 6(-5/2) – 1 = 3b + 2 -15 – 1 = 3b + 2 -16 = 3b + 2 3b = 18 b = 6
2. Penjumlahan Dua Matriks
Dua matriks dapat dijumlahkan, jika keduanya berordo sama, dengan cara menjumlahkan elemen-elemen yang seletak.
Contoh : 2 11 0 3 6 5 4 1 5 3 4 2
9
3. Pengurangan Dua Matriks
Dua matriks dapat dikurangkan, jika keduanya beorodo sama, dengan cara mengurangkan elemen-elemen yang seletak.
Contoh : 5 10 2 1 4 3 7 4 2 5 3 1 5 6 3 4 7 2
4. Perkalian Matriks dengan Skalar (k)
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij ) maka matriks kA=(kaij )
yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di
depan atau dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )
Contoh :
Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB.
Contoh :
A= B= dengan k=2, maka
K(A+B) = 2(A+B) = 2A+2B
2(A+B) = 2 + = 2 = 2A+2B = 2 + 2 = 1 2 3 0 -1 5 2x 1 2x2 2x 3 2x 0 2x-1 2x5 0 1 2 -1 3 4 1 1 0 1 2 -1 3 4 1 1 3 5 3 0 6 10 6 0 0 1 2 -1 3 4 1 1 6 10 6 0
10
5. Perkalian Dua Matriks
Dua matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom matriks sebelah kiri sama dengan banyaknya matriks sebelah kanan.
Am x n . Bp x q = Cm x q n = p Contoh : 1. 20 0 4 ) 3 ( ) 15 ( 0 ) 3 ( 2 5 . 4 0 . 3 1 . 4 ) 1 .( 3 5 ). 3 ( 0 . 2 1 ). 3 ( ) 1 .( 2 5 1 0 1 . 4 3 3 2 = 20 1 15 5 2. 8 17 0 8 15 2 3 . 0 2 . 4 3 . 5 2 . 1 3 2 . 0 4 5 1 3. 5 4 1 13 11 3 3 2 3 1 1 0 9 4 9 2 3 0 3 3 1 2 1 0 . 1 1 3 2 4.
12 6 8 4 4 2 4 2 . 3 2 12.3 Determinan Matriks Persegi
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang disebut determinan. Determinan matriks adalah jumlah semua hasil perkalian elementer yang bertanda dari A dan dinyatakan dengan det(A) atau |A| (Howard Anton, 1991 : hal 67). Yang diartikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari suatu matriks A adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom dengan +1 atau -1. Untuk mengetahui tanda +1 atau -1dalam menentukan determinan suatu matriks yaitu dengan menggunakan permutasi sesuai besar peringkat matriks tersebut dan ada atau
11
tidaknya invers pada hasil permutasi peringkat matriks tersebut. Invers terjadi pada suatu permutasi jika terdapat bilangan yang lebih besar mendahului bilangan yang lebih kecil pada kolom. Jika banyak invers genap dan nol maka tanda +1 dan jika banyak invers ganjil maka tanda -1.
Contoh untuk determinan ordo 2x2
[𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22] permutasi dari bilangan bulat 1 dan 2 diambil bersama adalah
2! = 2 yaitu 1 2 dan 2 1 (untuk kolom) sedangkan baris menjadi patokan dan selalu berurut. Sehingga determinan dari matriks berordo 2x2 adalah
+1(a11.a22)-1(a12.a21) = a11.a22 – a12.a21. jika matriks dalam bentuk [𝑎 𝑏
𝑐 𝑑]
maka untuk mencari determinannya lebih dikenal dengan bentuk ad – bc. Contoh:
Jika matriks A = [2 1
4 3] maka det (A) = |A| = (2x3) – (1x4) = 6 – 4 = 2
Contoh untuk determinan ordo 3x3
Maka bentuk matriks seperti [
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33
], permutasi dari bilangan
bulat 1, 2 dan 3 diambil bersama adalah 3! = 6 yaitu 123, 132, 213, 231, 312, dan 321 (untuk kolom) sedangkan baris menjadi patokan dan selalu berurut.
Sehingga determinan dari matriks berordo 3x3 adalah +1(a11.a22.a33
)-1(a11.a23.a32)-1(a12.a21.a31)+1(a12.a23.a31)+1(a13.a21.a32)-1(a13.a22.a31).
Untuk mempermudah dalam mencari determinan maka berlaku :
a) Metode Sarrus Misal matriks A = [ 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 𝑒 𝑓 𝑔 ℎ 𝑖 ] 𝑎 𝑏 𝑑 𝑒 𝑔 ℎ - - - + + + Maka |A| = aei + bfg + cdh – ceg – afh – bdi. Cara ini hanya berlaku pada matriks berordo 3x3.
Contoh: D = [
1 2 2
3 1 2
1 2 3
12
Maka det (D) = |D| adalah [
1 2 2 3 1 2 1 2 3 ] 1 2 3 1 1 2 |D| = (1x1x3) + (2x2x1) + (2x3x2) – (2x1x1) – (1x2x2) – (2x3x3) = 3 + 4 + 12 – 2 – 4 – 12 = 0
b) Metode Minor dan Kofaktor
Minor suatu matriks A dilambangkan dengan Mij adalah matriks bagian
dari A yang diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemennya pada baris ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j.
Contoh: A= [ 1 2 1 0 2 1 2 0 2 ] maka : M11 = [ 1 2 1 0 2 1 2 0 2 ] =[2 1 0 2] M12 = [ 1 2 1 0 2 1 2 0 2 ] = [0 1 2 2] M13 = [ 1 2 1 0 2 1 2 0 2 ] = [0 2 2 0]
M11, M12 dan M13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari
matriks A. Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks
A dilambangkan dengan α ij = (-1)i+j |Mij|, dari matriks A tersebut
kofaktor a11 dilambangkan dengan α11 yaitu
(-1)i+j |Mij|
Untuk mencari det(A) dengan metode minor dan kofaktor cukup mengambil satu ekspansi saja misal ekspansi baris 1atau kolom ke-1. Contoh : H = [ 1 2 1 0 2 1 2 0 2
], untuk mencari |H| dengan metode minor dan kofaktor
13
diperoleh dari ekspansi baris ke-1, yaitu det(M11), det(M12), det(M13),
maka, |M11| = (2x2)-(1x0) = 4 |M12| = (0x2)-(1x2) = -2 |M13| = (0x0)-(2x2) = -4 |H| = h11α11 + h12α12 + h13α13 = h11.(-1)1+1|M11| + h12.(-1)1+2|M12| + h13.(-1)1+3|M13| = (1.4) + (2.(-1.-2)) + (1.-4) = 4 + 4 – 4 = 4
2.4 Invers Matriks Persegi
Invers matriks A dinyatakan dengan notasi A-1 =
c a b d bc ad 1
Jika ad – bc = 0, maka matriks tidak mempunyai invers disebut matriks
singular.
Jika ad – bc 0, maka matriks mempunyai invers disebut matriks non
singular. Contoh : Diketahui A = 3 1 5 2
, Tentukan determinan dan invers matriks A.
Det A = ad – bc = 2.3 – 5.1 = 6 – 5 = 1 A-1 = c a b d bc ad 1 A-1 = 2 1 5 3 1 1 = 2 1 5 3
14
Persamaan Matriks Berbentuk AX=B dan XA=B
1. A.X = B
A-1.A.X = A-1.B
I.X = A-1.B
X = A-1.B
Jadi jika A.X = B, maka X = A-1.B
2. X.A = B
X.A.A-1 = B.A-1
X.I = B.A-1
X = B.A-1
Jadi jika X.A = B, maka X = B.A-1
2.5 Aplikasi Matriks dalam Menentukan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Penyelesaian SPLDV dapat ditentukan dengan metode determinan matriks. Metode ini dikenal sebagai aturan Cramer. Penurunan aturan Cramer diperoleh dengan memperhatikan penyelesaian SPLDV secara eliminasi-subtitusi.
Contoh :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV dibawah ini dengan aturan Cramer! 4x – 5y = 10 3x + 7y = 14 Jawab : [4 −5 3 7 ] [ 𝑥 𝑦] =
[
10 14]
∆ = |4 −5 3 7 | = 28 + 15 = 43 ∆𝑥 = |10 −5 14 7 | = 70 + 70 = 140 ∆𝑦 = |4 10 3 14| = 56 – 30 = 2615
𝑥 =
Δ𝑥 Δ=
140 43𝑦 =
Δ𝑦 Δ=
26 43𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝐻𝑝 = {𝑥, 𝑦} = { 140 43 , 26 43}
2. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
SPLTV dapat diselesaikan dengan cara Sarrus. Sebagai contoh: x + y – z = 5 2x – 3y + 6z = -6 x + 4y – 3z = 9 jawab : ∆ = | 1 1 −1 2 −3 6 1 4 −3 | 1 1 2 −3 1 4 = 9 + 6 − 8 − 3 − 24 + 6 = −14 ∆𝑥 = | 5 1 −1 −6 −3 6 9 4 −3 | 5 1 −6 −3 9 4 = 45 + 54 + 24 − 27 − 120 − 18 = −42 ∆𝑦 = | 1 5 −1 2 −6 6 1 9 −3 | 1 5 2 −6 1 9 = 18 + 30 − 18 − 6 − 54 + 30 = 0 ∆𝑧 = | 1 1 5 2 −3 −6 1 4 9 | 1 1 2 −3 1 4 = −27 − 6 + 40 + 45 + 15 + 24 − 18 = 28 x = 3, y = 0, z = -2 jadi, HP = {3, 0, −2}
2.6 Kegunaan Matriks dalam Kehidupan Sehari – hari Kegunaan matriks ialah:
1. Memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu masalah ekonomi yang mengandung berbagai macam variable
2. Digunakan dalam memecahkan masalah operasi penyelidikan, misalnya masalah operasi penyelidikan sumber – sumber minyak bumi dan sebagainya
3. Dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisis input output, baik dalam ekonomi, statistik, maupun dalam bidang pendidika, manajemen, kimia, dan bidang – bidang teknologi lainnya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari – hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain, kita selalu bersentuhan dengan persoalan – persoalan yang berkaitan dengan matematika, entah itu kita sadari ataupun tidak. Agar mudah dipahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi terkadang suatu persoalansering kali memuat lebih dari dua persamaan sehingga kita mengalami kesulitan untuk memahami hubungan antar variabelnya. Adapun matriks adalah suatu susunan elemen – elemen (bilangan atau huruf) berbentuk persegi atau persegi panjang yang diatur pada baris dan kolom serta ditempatkan dalam tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku).
3.2 Saran
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh siswa. Kenyataan dilapangan membuktikan cukup banyak siswa yang tidak menyukai bahkan membenci matematika. Dalam benak mereka, matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dimengerti bahkan membosankan. Oleh karena itu, penulis berharap pembelajaran matematika tidak selalu monoton hanya dengan panduan guru dan buku. Untuk itu diharapkan bagi pendidik dapat mengembangkan metode pembelajaran matematika sesuai dengan pola piker siswa yang cenderung ingin bermain. Dengan ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik ialah dengan menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi, sehingga peserta didik akan menganggap bahwa matematika merupakan suatu permainan yang mengasyikkan, bukan suatu pelajaran yang membosankan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sukino. 2007. Matematika SMA. Jakarta : Erlangga
Tim penyusun soal. 2008. Detik-detik ujian nasional. Klaten: Intan Pariwara
Matriks(online). (www.belajar-matematika.com, diakses 15 Desember 2014)
Menyelesaikan Persamaan Linear dengan Matriks.