• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pgsd kelas 1101492 chapter4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pgsd kelas 1101492 chapter4"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

40 A. Paparan Data Awal

Paparan data awal diperoleh peneliti dari proses pembelajaran dan data hasil belajar siswa kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Data hasil proses belajar diperoleh melalui hasil kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam materi sifat fisik tanah. Berdasarkan observasi awal, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran dengan materi sifat fisik tanah adalah sebagai berikut.

1. Guru kurang memberdayakan media pembelajaran, guru hanya memaparkan materi dari gambar yang ada pada buku paket. Pemahaman materi bersifat menghapal bagi siswa. Sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi dengan baik.

2. Guru tidak mengobservasi kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung. Sehingga beberapa siswa tidak melakukan pembelajaran yang sesuai dengan instruksi guru, adapula yang bermain-main.

3. Guru terfokus pada siswa yang aktif, sehingga beberapa siswa tidak menghiraukan penjelasan guru, dan ada pula siswa yang mengobrol.

4. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Sehingga siswa cenderung pasif dan hanya melakukan pembelajaran dengan menerima informasi dari guru saja.

5. Guru tidak memperhatikan siswa secara menyeluruh dalam hal motivasi dan penguatan. Sehingga siswa pasif dan malas untuk menyimak dan mengikuti pembelajaran.

6. Guru tidak menggunakanmodelpembelajaran, pemaparan materi hanya berdasarkan buku paket. Sehingga siswa tidak berpikir kritis dan memaknai pembelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan.

(2)

Tabel 4.1

Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru

No. Aspek yang Dinilai Skor

3 2 1 0

1. Guru melakukan apersepsi. √

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 3. Guru memakai media yang menunjang pada

pembelajaran. √

4. Guru menggunakan model pembelajaran. √ 5. Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran. √ 6. Guru membimbing dan mengarahkan siswa pada

setiap kegiatan pembelajaran. √

7. Guru mengobservasi siswa dalam pembelajaran. √ 8. Guru melakukan pembelajaran yang menarik bagi

siswa. √

9. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi. √ 10. Guru melakukan tes pada siswa √

11. Guru memberikan tindak lanjut. √

Jumlah skor perolehan 17

Persentase 52%

Kriteria Cukup

(3)

Tabel 4.2

Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang Dinilai

Skor

3 2 1 0

1. Siswa aktif dalam pembelajaran. √ 2. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan

guru. √

3. Siswa bertanya yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. √

4. Siswa bekerjasama dalam berdiskusi tentang

materi. √

5. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik. √

6. Siswa menyimak setiap penjelasan dari guru. √ 7. Siswa dapat mengerjakan tugas yang

diberikan guru dengan baik. √

8. Siswa melakukan kegiatan yang dapat memotivasi teman ketika pembelajaran berlangsung.

9. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran. √

Jumlah skor perolehan 12

Persentase 44%

Kriteria Cukup

Adapun hasil pengumpulan data awal peneliti diperoleh dari wawancara dan hasil belajar siswa sebagai berikut.

1. Data hasil wawancara dengan guru

Hasil wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

(4)

b. Pada saat pembelajaran, ketika siswa diberikan kesempatan bertanya, tidak ada yang bertanya. Ketika ditanya sudah mengerti, siswa menjawab sudah mengerti. Namun, setelah dilakukan tes masih banyak siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar berdasarkan nilai KKM yang telah ditetapkan. c. Pada saat pembelajaran guru berusaha agar semua siswa aktif, dengan

melemparkan pertanyaan kepada siswa yang terlihat sering bermain dan mengobrol. Pada saat ditanya siswa tersebut tidak bisa menjawab, yang dapat menjawab setiap pertanyaan hanya siswa yang pandai saja.

2. Data hasil wawancara dengan siswa

Data wawancara dengan siswa kelasV SD Negeri Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

a. Siswa merasa sulit memahami materi sifat fisik tanahkarena proses pembelajaran hanya dijelaskan oleh guru sambil membaca buku paket selanjutnya mengerjakan soal yang ada pada buku paket.

b. Siswa merasa bosan karena hampir setiap pembelajaran guru hanya ceramah dan dan membacakan materi di buku paket kemudian menyuruh siswa untuk mengisi soal-soal latihan yang ada pada buku paket.

c. Siswa yang pasif, tidak berani bertanya kepada guru atau teman jika ada yang tidak dimengerti.

3. Data hasil tes belajar siswa

(5)

Tabel 4.3

Data Awal Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah di Kelas V SDN Cinangsi

Keterangan: KKM = 75 (tujuh puluh lima)

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang data awal yang diperoleh terlihat bahwa hanya 3 orang yang tuntas dan 21 orang yang belum tuntas, bila dipersentasekan siswa yang tuntas adalah 12,5%, sedangkan yang belum tuntas 87,5% dengan nilai KKM yang ditentukan oleh guru yaitu 75.

(6)

Permasalahan di atas harus diupayakan untuk dipecahkan melalui penerapan sebuah model pembelajaran pada materi sifat fisik tanah. Model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki pembelajaran ini adalah model

discovery learning, dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Model discovery learning merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis. Ide pembelajaran discovery learning muncul dari keinginan untuk memberi rasa curious kepada siswa dalam “menemukan” sesuatu

oleh mereka sendiri. Dalam melaksanakan pembelajaran di SD dengan menggunakan model discovery learningdilakukan melalui tahapan stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dan

generalization.

Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran sifat fisik tanah dengan menggunakan model discovery learning siswa dapat melakukan langkah-langkah menganalisis sifat fisik tanah dan dapat membuat kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.

B. Paparan Data Tindakan

1. Paparan data tindakan siklus I

Setelah diketahui adanya permasalahan tentang pembelajaran materi sifat fisik tanah di kelas V SD Negeri Cinangsi, peneliti kemudian berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui perencanaan siklus I, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

a. Paparan data perencanaan siklus I

Peneliti pertama-tama melakukan perencanaan pada siklus I ini. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran peneliti siapkan sebaik mungkin. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3 jam pelajaran (3 x 35 menit).

(7)

3) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal jawaban singkat, dan uraian.

4) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert), diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.

5) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.

6) Mempersiapkan materi pembelajaran.

7) Melakukan diskusi dengan observer pada tanggal 02 Mei 2015 mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu dipersiapkan siswa, aktivitas siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang harus dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang seharusnya terlaksana.

8) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.

a. Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan masalah.

b. Siswa untuk merumuskan masalah dengan bimbingan guru. c. Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan.

d. Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai perintah di LKS.

e. Guru membantu siswa yang kesulitan melakukan percobaan.

f. Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan.

g. Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru. h. Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan. i. Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan

sendiri konsep dengan bantuan guru dan LKS, yakni sifat fisik setiap tanah berbeda-beda.

(8)

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kinerja Guru

Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus 1

No. Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2 3 4

1. Menggunakan bahan pembelajaran yang

sesuaidengan kurikulum.

2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan

pengalaman belajar.

3. Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu

pembelajaran yang relevan

4. Memilih sumber belajar

5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian 7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban

Jumlah Skor 20

Persentase 71%

Kriteria Baik

b. Paparan data pelaksanaan siklus I

Proses pembelajaran untuk siklus I pada materi sifat fisik tanah, dilaksanakan pada hari Senin, 04 Mei 2015 pada siswa kelas V SD Negeri Cinangsi. Pelaksanaan dimulai pukul 07.30-09.15 WIB. Adapun pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut.

(9)

Guru : “Pernahkah kalian membuat kerajinan dari tanah?” Siswa : “Pernah!”

Guru : “Apa yang kamu buat?” Siswa : “Asbak, Bu!”

Guru : “Berasal dari tanah apa membuat asbak tersebut?” Siswa : “Tanah liat, Bu!”

Guru : “Nah sekarang kitaakan mempelajari lebih jauh mengenai tanah liat”.

(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).

Guru mulai menggiring siswa untuk melakukan kegiatan inti dengan menerapkan model discovery learning sebagai berikut. Tahap pertama adalah

stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru menyajikan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:

1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing jenis tanah?

2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan. Apa yang tanganmu rasakan?

3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?

4. Apabila kita membuang sampah anorganik ke kebun, apa yang akan terjadi pada tanah?

5. Apabila di sekeliling kita ada tanah berhumus, tanah liat, dan tanah berpasir. Apa yang bisa kamu manfaatkan dari masing-masing tanah tersebut?

Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah

berdasarkan peristiwa dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan pertanyaan secara lisan untuk merumuskan masalah.

Guru : “Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing jenis tanah?”.

Agung : “Tanah liat lengket, Bu, jadi bentuknya akan bulat.!” Hendra : “Tanah pasir juga, Bu!”

Avin : “Tanah berhumus seperti apa Bu?”

Guru : “Tanah berhumus seperti tanah yang ada di kebun.” Avin : “ Oh. Kalau tanah berhumus bisa dibentuk bulat Bu”. (Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).

(10)

Guru : “Sekarang kita akan membuat hipotesis, untuk merumuskan hipotesis ibu akan memberikan contoh. Apabila tanah liat dibentuk bulat, maka tanah dapat dibentuk bulat dengan mudah”.

(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).

Selanjutnya siswa membuat hipotesis dari setiap rumusan masalah sesuai contoh dengan bimbingan guru.

Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan atau cara lain sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk menguji hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap kelompok siswa melakukan percobaan.

Agung : “Bu Jejen main-main saja”. Dedi : “Bu, Mini tidak membantu Bu”.

Guru :”Jejenduduk yang betul! Mini coba kamu tulis hasil percobaan temanmu di kolom yang sudah disediakan pada LKS”. (Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).

Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru yakni mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap warna tanah. Tanah berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna kuning, dan tanah berpasir berwarna abu-abu.

Percobaan kedua mengidentifikasi tekstur tanah, yaitu masing-masing tanah diambil secukupnya, tiap jenis tanah diberi sedikit air, kemudian diremas diantara ibu jari. Dengan percobaan tersebut dapat mengidentifikasi kasar, sedang, dan halus tektur tanahnya yang dirasakan oleh kulit tangan.

(11)

Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidetifikasi masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.

Data processing, yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan. Hasil diskusi salah satu kelompok siswa menuliskan, untuk struktur tanah liat dapat dibentuk bulat, tanah berhumus dapat disatukan tanahnya menjadi suatu gumpalan, namun agak sulit dibentuk bulat, tanah berpasir tidak bisa dibentuk bulat. Untuk tekstur tanah siswa menuliskan, tanah liat halus, tanahberhumus agak kasar, tanah berpasir kasar. Untuk warna tanah siswa menuliskan tanah liat kekuning-kuningan, tanah berhumus gelap, tanah berpasir abu-abu. Untuk pengamatan peristiwa nomor 4 dan 5 disajikan siswa dapat mengisi LKS sesuai dengan gambar.

Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesa yang mereka buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesa yang telah dirumuskan mengenai sifat fisik tanah terbukti atau justru bertentangan dengan hasil percobaan.

Generalization, di mana siswa menarik kesimpulan atas percobaan dan pengamatan gambar. Siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat fisik tanah dilihat dari strukturnya, teksturnya, dan warnanya. Selanjutnya pencemaran tanah dan penanggulangannya serta contoh pemanfaatan tanah.

Untuk kegiatan akhir siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengertisiswa mengenai materi sifat fisik tanah serta bertanya pada beberapa siswa yang pendiam atau banyak bermain ketika pembelajaran untuk mengetahui paham tidaknya ia pada materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tes pada siswa. Ternyata pada saat tes ada siswa yang mencotek dan menanyakan jawaban kepada guru. Setelah melakukan tes gurumemberikan PR dan menutup pelajaran IPA.

(12)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Kinerja Guru

Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus I

No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan

0 1 2 3 4 SB B C K SK

A. Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengkondisikan kelas. b. Guru menginstruksikan siswa

a. Guru mengelompokkan siswa. b. Guru membagikan LKS, dan

menyediakan sumber pembelajaran.

c. Guru menyajikan peristiwa agar siswa dapat menemukan masalah mengenai sifat fisik tanah.

d. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok: merumuskan masalah.

e. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok : merumuskan hipotesis.

f. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

h. Guru memberikan penghargaan

kepada siswa.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru membantu siswa dalam

membuat kesimpulan.

Jumlah 37

Persentase 62%

B. Tahap Penilaian

1. Guru melakukan penilaian selama

proses pembelajaran.

2. Guru melaksanakan penilaian.

Jumlah 6

(13)

c. Paparan data hasil siklus I

Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discovery learning.

Tabel 4.6

Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah

di Kelas V SDN Cinangsi Siklus 1

No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan

Tuntas Belum Tuntas

1 Ai Rukmini Nurendah 45 √

2 Ade Agung Gunawan 85 √

3 Ade Tia Agustina 70 √

4 Alda Amelia Putri 80 √

5 Dedi Junaedi 85 √

6 Hendra Kustiawan 50 √

7 Jejen Suryana 65 √

8 Marsha Vina A. 60 √

9 Maya Lismayanti 80 √

10 M. Avin Firmansyah 75 √

11 Nisa Alela 75 √

12 Nur Lela 55 √

13 Rendi Setiawan 65 √

14 Resa Noviyanti 80 √

15 Riska Nurhalimah 80 √

16 Setya Indra Hardiyat 85 √

17 Sudarman 60 √

18 Susilawati 55 √

19 Tita Rosika 60 √

20 Wulan Febriani 70 √

21 Wulan Sari Nurhayati 60 √

22 Yayan Sopian 70 √

23 Anita Melawati 75 √

24 Azkah 55 √

Jumlah 10 orang 14 orang

Persentase 41,7% 58,3%

(14)

Berdasarkan Tabel 4.6 siswa yang mendapat nilai 45 sebanyak 1 siswa, nilai 50 sebanyak 1 siswa, nilai 55 sebanyak 3 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 65 sebanyak 2 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa, nilai 75 sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 85 sebanyak 3 siswa. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya, tetapi jika nilai siswa kurang dari 75 maka dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya. Dapat disimpulkan hasil tindakan siklus I terdapat siswa yang tuntas sebanyak 10 (41,7%) siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (58,3%) siswa.

Fakta rendahnya hasil belajar siswa di atas ternyata siswa masih mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada siswa bahwa kesulitan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya adalah masih belum paham materi pembelajaran serta sulit dalam menyimpulkan hasil percobaan pada LKS.

d. Analisis siklus I

Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus I yang diantaranya data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.

1) Kinerja guru

a) Tahap Perencanaan

Redaksi kesimpulan pada LKS kurang dipahami siswa. b) Tahap Pelaksanaan

(1) Guru melakukan apersepsi kurang lengkap, yakni hanya memberi satu pertanyaan saja untuk mengaktifkan skemata siswa.

(2) Tata cara penyajian peristiwa-peristiwa seputar sifat fisik tanah kepada siswa kurang tepat.

(3) Penjelasan pengerjaan LKS yang dipaparkan guru kurang jelas. (4) Guru menyajikan peristiwa kurang jelas dan kurang rinci.

(15)

(6) Guru kurang menguasai pengelolaan kelas saat kerja kelompok. Sedangkan, karakteristik IPA salah satunya adalah menuntut guru agar dapatmelakukan pengelolaan di kelas dengan baik.

(7) Guru kurang maksimal dalam membimbing siswa untuk melakukan pengamatan.

(8) Guru kurang tegas memberikan aturan dalam pengerjaan tes hal ini menyebabkan ada siswa yang mencontek.

2) Aktivitas siswa

a) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa melalui 6 aspek yang telah dianalisis, ternyata masih banyak siswa yang melakukan aktivitas belajar yang belum maksimal. Dikarenakanterdapat perilaku siswa yang menyimpang dari aktivitas belajar yang diharapkan oleh guru, hal ini terlihat pada tahap data collection sebagian besar siswa hanya diam dan kegiatan didominasi oleh siswa yang aktif sehingga yang paham pada materi hanya siswa yang aktif melakukan percobaan dan pengamatan. Hal ini membuktikan bahwa discovery

learning yang merupakan pembelajaran bermakna akan berhasil jika

indikasinya muncul yakni murid aktif.

b) Pada saat presentasi kesimpulan materi kurang perhatian dari siswa karena volume suara yang kecil selain itu hanya siswa yang pandai/aktif yang melakukan presentasi.

c) Pengerjaan LKS kurang baik, hal ini dikarenakan guru saat membimbing kelompok hanya kelompok itu-itu saja.

3) Hasil belajar

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa, ternyata masih di bawah targetyang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Hasil wawancara terhadap siswa yang belum tuntas tentang apa kesulitan mereka dalam mengerjakan tes adalah:

a) Siswa belum paham materi

(16)

diberikan guru yang disampaikan hanya secara lisan mengakibatkan kurang kesempatan berpikir bagi siswa, dan hanya siswa yang pandai saja yang bisa menjawab. Begitu pula saat merumuskan masalah dan membuat hipotesis, kurang diberikan banyak kesempatan untuk berpikir sehingga kesempatan untuk memahami materi kurang maksimal. Saat pembuktian percobaan ternyata belum semua siswa melakukannya, masih didominasi oleh siswa yang aktif saja dan masih ada siswa yang bermain-main sehingga ketika menyimpulkan materi masih banyak siswa yang belum paham.

b) Siswa merasa takut salah dalam memilih jawaban sehingga saling mencontek Kebiasaan saling mencontek saat tes berlangsung sering terjadi, ketika siswa mencontek kepada teman yang sama kurang pandai maka hasilnya sama mendapat nilai di bawah rata-rata.

c) Ada kalimat dalam soal yang tidak dipahami siswa

Hasil belajar siklus I secara keseluruhan ada peningkatan dibanding data awal meskipun belum sesuai harapan yang ditargetkan. Persentase hasil tes belajar siswa tuntas adalah 41,7% masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 85% Untuk perbaikan selanjutnya adalah dengan cara memperbaiki LKS, pengelolaan kelas, dan alat evaluasi.

e. Refleksi siklus I

Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang hasilnya sebagai berikut.

1) Kinerja guru

a) Tahap perencanaan

(1) Guru memperbaiki redaksi kesimpulan pada LKS. (2) Guru membuat format perumusan masalah dan hipotesis. b) Tahap pelaksanaan

(1) Guru memberikan beberapa pertanyaan apersepsi tentang berbagai jenis tanah dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa.

(2) Guru harus menjelaskan cara mengerjakan LKS dengan jelas.

(17)

(4) Guru menyajikan perumusan masalah dan hipotesis ditulis secara jelas dan rinci untuk dikerjakan secara berkelompok.

(5) Guru memberikan perhatian kepada siswa dengan tegas agar siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran tidak ada yang bermain-main. Dengan kata lain, guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas. (6) Guru harus meningkatkan kinerjanya dalam membimbing kelompok.

(7) Guru harus tegas membuat aturan dengan memberikan sanksi saat melaksanakan tes, jika ada yang mencontek dan jika ada yang mengobrol ketika tes masih berlangsung.

2) Aktivitas siswa

a) Agar siswa semangat, maka siswa dimotivasi dengan dijanjikan akan diberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai bagus serta berperilaku baik ketika pembelajaran berlangsung. Hadiah akan diberikan di akhir siklus supaya siswa berlomba-lomba untuk menjadi siswa yang terbaik dalam kegiatan pembelajaran dan berlomba-lomba mendapatkan nilai tes yang paling bagus.

(1) Guru menugaskan siswa yang aktif untuk membagi-bagi tugas kelompok pada setiap anggotanya terutama pada anggota kelompok yang pasif.

(2) Guru menugaskan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi, meminta siswa mengeraskan volume suara, jika belum terdengar maka guru yang mengulang kembali ucapan siswa.

(3) Guru sering memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok siswa tentang hal-hal yang sulit dalam pengerjaan LKS.

3) Hasil belajar

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa, ternyata masih di bawah targetyang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Perbaikannya adalah:

a) Guru memperbaiki langkah-langkah penyajian pembelajaran discovery learningyang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman materi terutama pada tahap stimulation, problem statement, data collection, serta

(18)

b) Guru harus memberikan peraturan tegas saat melaksanakan tes.Peraturan tersebut dengan memberikan informasi sebelum mengerjakan tes, siswa harus bekerja sendiri, jangan bertanya kepada teman apalagi bertanya kepada guru, selesai mengerjakan tes jangan ngobrol atau mengganggu teman yang belum selesai mengerjakan tes. Selanjutnya memberi sanksi bagi siswa yang tidak mematuhi peraturan tersebut.

c) Guru harus membuat soal disesuaikan dengan keluasan materi dan tingkat kemampuan perkembangan siswa.

Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.1 berikut ini.

Diagram 4.1

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Pada dasarnya telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang terbilang cukup memuaskan dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah, namun masih perlu dilakukan perbaikan lagi dalam aspek kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus II.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

(19)

2. Paparan data tindakan siklus II

a. Paparan data perencanaan siklus II

Perencanaan yang peneliti siapkan untuk kegiatan siklus II adalah sebagai berikut.

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3 jam pelajaran (3 x 35 menit).

2) Membuat format perumusan masalah dan hipotesis.

3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam pembelajaran materi sifat fisik tanah dengan model discovery learning. 4) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal

jawaban singkat, dan uraian.

5) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert), diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.

6) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.

7) Mempersiapkan materi pembelajaran.

8) Melakukan diskusi dengan observer pada tanggal 9 Mei 2015 mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu dipersiapkan siswa, aktivitas siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang harus dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang seharusnya terlaksana. 9) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.

a) Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan masalah.

b) Guru membagikan format untuk merumuskan masalah dan hipotesis. c) Siswa merumuskan masalah dengan bimbingan guru.

d) Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan.

e) Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai perintah di LKS.

(20)

g) Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan.

h) Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru. i) Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan. j) Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan

sendiri konsep dengan bantuan guru dan LKS, yakni setiap sifat fisik tanah berbeda-beda.

Adapun perencanaan yang dilakukan guru untuk pembelajaran materi sifat fisik tanah pada siklus II hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.7

Hasil Observasi Kinerja Guru

Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus II

No. Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2 3 4

1. Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuaidengan

kurikulum.

2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman

belajar.

3. Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu

pembelajaran yangrelevan.

4. Memilih sumber belajar. √

5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar.

6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian.

7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban.

Jumlah Skor 22

Persentase 78,6%

Kriteria Baik

b. Paparan data pelaksanaan siklus II

(21)

Pada kegiatan awal pembelajaran mengkondisikan siswa pada situasi belajar mengajar yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi. Kemudian menginstruksikan berdoa dengan dipimpin KM dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru melaksanakan apersepsi sebagai berikut.

Guru : “Pernahkah kalian membuat kerajinan dari tanah?” Siswa : “Pernah!”

Guru : “Apa yang kamu buat?” Indra : “Asbak!”

Alda : “Pas bunga!”

Guru : “Berasal dari tanah apa membuat asbak tersebut?” Indra : “Tanah liat, Bu!”

Alda : “Sama Bu, pas bunga juga dari tanah liat!” Guru : “ Ya, bagus!”

Guru : “Nah sekarang,siapa yang pernah menanam tanaman? Anita : “Saya Bu, menanam cabe di kebun!”

Guru : “Tanah apa namanya kalau untuk menanam cabe?” Azkah : “Tidak tahuBu!”

Anita : “Tanah berhumus!”

Guru : “Ya, betul sekali, kalau untuk membuat bangunan tanah apa?” Anita : “Pasir!”

Guru : “Betul sekali!”

(Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).

Guru mulai menggiring siswa untuk melakukan kegiatan inti dengan menerapkan model discovery learningsebagai berikut.

Tahap stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru menyajikan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:

1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir masing-masing dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing jenis tanah?

2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan. Apa yang tanganmu rasakan?

3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?

(22)

5. Apabila di sekeliling kita ada tanah berhumus, tanah liat, dan tanah berpasir. Apa yang bisa kamu manfaatkan dari masing-masing tanah tersebut?

Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah

berdasarkan peristiwa dengan menggunakan lembar kerja. Tiap siswa berdiskusi merumuskan masalah.

Guru : “Anak-anak, ayo semua berpikir untuk merumuskan masalah!” Hendra : “Susi kamu jangan diam saja!”

Guru : “Ya, semua harus bisa merumuskan masalah!” (Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).

Kemudian guru membimbing siswa merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah pada format yang telah disediakan guru.

Siswa : “Bu, bagaimana cara membuat hipotesis?”

Guru : “Kalian buat pernyataan sederhana dari hasil rumusan masalah yang telah kalian buat. Hipotesis ini merupakan dugaan sementara dari percobaan yang akan dilakukan nanti!”

(Catatan lapangan,Senin, 11 Mei 2015 ).

Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan atau cara lain sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk menguji hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap kelompok siswa melakukan percobaan.

Guru :“Bagi kelompok yang masih merasa kesulitan silakan bertanya kepada Ibu!”

(Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).

Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru. Percobaan ini untuk mengidentifikasi struktur tanah, yaitu mengambil satu kepal setiap jenis tanah selanjutnya dibuat bulatan-bulatan kecil. Siswa mengamati tiap jenis tanah tersebut. Apabila tanah lengket dan saling menempel satu sama lain dengan sangat rekat termasuk struktur tanah gumpal. Tanah yang gembur tidak lengket serta tidak saling terpisah termasuk struktur tanah dengan derajat cukup. Keadaan tanah yang tidak lengket sama sekali termasuk struktur tanah yang kokoh.

(23)

Percobaan ketiga mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap warna tanah. Tanah berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna kekuning-kuningan, dan tanah berpasir berwarna abu-abu.

Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidentifikasi masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.

Data processing, yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan. Hasil diskusi salah satu kelompok siswa menuliskan, untuk struktur tanah liat dapat dibentuk bulat, tanah berhumus dapat disatukan tanahnya menjadi suatu gumpalan, namun agak sulit dibentuk bulat, tanah berpasir tidak bisa dibentuk bulat. Untuk tekstur tanah siswa menuliskan, tanah liat halus, tanah berhumus agak kasar, tanah berpasir kasar. Untuk warna tanah siswa menuliskan tanah liat kekuning-kuningan, tanah berhumus gelap, tanah berpasir abu-abu. Untuk pengamatan peristiwa nomor 4 dan 5 disajikan siswa dapat mengisi LKS sesuai dengan gambar.

Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesis yang mereka buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesisnya terbukti atau bertentangan dengan hasil percobaan.

(24)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Kinerja Guru

Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus II

No. Aspek yang Dinilai

Skor Keterangan

0 1 2 3 4 SB B C K SK

A. Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengkondisikan kelas.

b. Guru menginstruksikan siswa berdoa c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

e. Guru melakukan apersepsi f. Guru menjelaskan kegiatan discovery

learning yang akan dilakukan oleh siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengelompokkan siswa.

b. Guru membagikan LKS, dan

menyediakan sumber pembelajaran. c. Guru menyajikan peristiwa agar siswa

dapat menemukan masalah mengenai sifat fisik tanah.

d. Guru membimbing siswa dalam belajar kelompok: merumuskan masalah. e. Guru membimbing siswa dalam belajar

kelompok : merumuskan hipotesa. f. Guru membimbing siswa dalam

melakukan percobaan.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa

h. Guru memberikan penghargaan kepada

siswa.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru membantu siswa dalam membuat

kesimpulan.

Jumlah 40

Persentase 67%

B. Tahap Penilaian

1. Guru melakukan penilaian selama

proses pembelajaran.

2. Guru melaksanakan penilaian.

Jumlah 6

(25)

c. Paparan data hasil siklus II

Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discoveri learning.

Tabel 4.9

Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah di Kelas V SDN Cinangsi Siklus II

(26)

telah ditentukan oleh sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya, tetapi jika nilai siswa kurang dari 75 maka sisa dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya. Dapat disimpulkan hasil tindakan siklus II terdapat siswa yang tuntas sebanyak 16 (66,7%) siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 (33,3%) siswa.

d. Analisis siklus II

Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus II yang diantaranya data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data hasil belajar siswa maka peneliti analisis sebagai berikut.

Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang hasilnya sebagai berikut.

1) Kinerja guru

a) Tahap perencanaan

Redaksi kesimpulan pada LKS masih kurang spesifik petunjuknya. b) Tahap pelaksanaan

(1) Perumusan masalah dan hipotesis hanya dirumuskan oleh beberapa orang dalam suatu kelompok. Sehingga anggota yang tidak merumuskan masalah dan hipotesis pengetahuannya lebih sedikit dari siswa yang merumuskan masalah dan hipotesis.

(2) Guru masih kurang menguasai pengelolaan kelas saat kerja kelompok.Hal ini terlihat dari masih ada beberapa anggota kelompok yang membuat kegaduhan dengan menumpahkan air ke lantai. Hal ini sesuai dengan teori pada BAB II tentang karakteristik IPA salah satunya adalah dalam IPA guru dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan di kelas dengan baik.

(27)

2) Aktivitas siswa

a) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa melalui 6 aspek yang telah dianalisis, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh hasil yang belum maksimal. Dikarenakan guru masih belum mampu mengelola kelas dengan baik. Sedangkan, paparan di BAB II tentang karakteristik IPA salah satunya adalah dalam IPA guru dituntut agar dapat melakukan pengelolaan di kelas dengan baik.

b) Ada sebagian siswa saat pelaksanaan percobaan terlihat belum sungguh-sungguh mengerjakan tugasnya. Sedangkan, pembelajaran dalam discovery learning merupakan pembelajaran bermakna (meaningful learning), dimana salah satu indikasi meaningful learning adalah murid aktif.

c) Pengerjaan LKS masih kurang baik, hal ini dikarenakan ketika guru menjelaskan instruksi pengerjaan beberapa siswa tidak memperhatikan. 3) Hasil belajar

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa, ternyata ada peningkatan meskipun belum mencapai target yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Hasil wawancara terhadap siswa yang belum tuntas tentang apa kesulitan mereka dalam mengerjakan tes adalah siswa belum paham materi.

Materi yang belum dipahami siswa disebabkan karena saat penyajian langkah-langkah pembelajaran discovery learning dilaksanakan, masih ada tahap yang belum maksimal cara pengerjaannya, yakni pada tahap pengumpulan data saat melakukan percobaan, dimana masih ada siswa yang tidak fokus pada kegiatan percobaan yang dilakukan kelompoknya. Sehingga ketika menyimpulkan materi masih ada siswa yang belum paham materi.

(28)

e. Refleksi siklus II

Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang hasilnya sebagai berikut.

1) Kinerja guru

a) Tahap perencanaan

Membubuhkan kata-kata pengantar pada kesimpulan di LKS agar siswa mudah untuk menyimpulkan materi.

b) Tahap pelaksanaan

(1) Guru memperbaiki cara perumusan masalah dan hipotesis di mana rumusan masalah dan hipotesis dirumuskan secara berkelompok namun ditulis oleh masing-masing siswa.

(2) Guru memberikan perhatian kepada siswa dengan tegas agar siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran tidak ada yang bermain-main. Dengan kata lain, guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas.

(3) Guru harus meningkatkan aktivitas dalam membimbing kelompok. 2) Aktivitas siswa

a) Guru harus meningkatkanpengelolaan kelas dengan baik.

c) Guru perlu memperbaiki dengan menugaskan kembali kepada siswa yang aktif untuk membagi-bagi tugas kelompok pada setiap anggotanya terutama pada anggota kelompok yang pasif. Disesuaikan dengan teori yang dipaparkan di BAB II tentang bagaimana siswa mempengaruhi temannya agar dapat belajar.

d) Guru memotivasi setiap siswa khususnya yang pasif untuk aktif. e) Guru sering mengecek pekerjaan setiap kelompok.

3) Hasil belajar

(29)

Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.2 berikut ini.

Diagram 4.2

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Pada dasarnya telah ada peningkatan hasil belajar siswa yang cukup memuaskan dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah, namun masih perlu dilakukan perbaikan lagi dalam aspek kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus III karena belum mencapai target yang diharapkan.

3. Paparan data tindakan siklus III

a. Paparan data perencanaan siklus III

Berikut adalah perencanaan untuk siklus III yang merupakan perbaikan dari siklus II.

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3 jam pelajaran (3 x 35 menit).

2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam pembelajaran materi sifat fisik tanah dengan model discovery learning. 3) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal

jawaban singkat, dan uraian. 0

10 20 30 40 50 60 70

(30)

4) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert), diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.

5) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.

6) Mempersiapkan materi pembelajaran.

7) Melakukandiskusi dengan observer mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu dipersiapkan siswa, aktivitas siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang harus dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang seharusnya terlaksana.

8) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.

a) Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan masalah.

b) Siswa untuk merumuskan masalah dengan bimbingan guru.

c) Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan pada format yang telah disediakan.

d) Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai perintah di LKS.

e) Guru membantu siswa yang kesulitan melakukan percobaan.

f) Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan.

g) Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru. h) Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan. i) Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan

sendiri konsep dengan bantuan guru dan panduan pada LKS.

(31)

Tabel 4.10

Hasil Observasi Kinerja Guru

Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus III

No

. Aspek yang Dinilai

Skor

0 1 2 3 4 1. Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuaidengan

kurikulum

2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar.

3. Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu pembelajaran yang relevan

4. Memilih sumber belajar

5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian 7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban

Jumlah Skor 27

Persentase 96 %

Kriteria Sangat Baik

b. Paparan data pelaksanaan siklus III

Proses pembelajaran untuk siklus II pada materi sifat fisik tanah, dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2015 pada siswa kelas V SD Negeri Cinangsi. Pelaksanaan dimulai pukul 07.30-09.15 WIB. Adapun pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut.

(32)

Guru : “Siapasaja yangpernahmembuat kerajinan dari tanah?” Agung : “Saya, Bu!”

Guru : “Apa yang kamu buat?” Agung : “Asbak!”

Guru : “Asbak apa?”

Agung : “Asbak bentuk hewan, Bu!”

Guru : “Berasal dari tanah apa asbak tersebut?” Agung : “Tanah liat, Bu!”

Guru : “ Ya, bagus!”

Guru : “Nah sekarang, siapa yang pernah menanam tanaman? Yayan : “Saya Bu! Menanam pohon di kebun!”

Guru : “Masih ingat tanah apa namanya yang digunakan untuk menanam tanaman?”

Anita : “Tanah berhumus!”

Guru : “kalau tanah untuk membuat bangunan tanah apa?” Agung : “Pasir!”

Guru : “Betul sekali!”

(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015 ).

Pada tahap apersepsi ini siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Kemudian guru menyampaikan langkah-lagkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPA hari ini (Senin, 18 Mei 2015) kepada siswa.Siswa dan guru kemudian memasuki tahap discovery learning yang pertama sebagai berikut.

Tahap stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru menyajikan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:

1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir masing-masing dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing jenis tanah?

2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan. Apa yang tanganmu rasakan?

3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?

4. Apabila kita membuang sampah anorganik ke kebun, apa yang akan terjadi pada tanah?

(33)

Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah berdasarkan peristiwa dengan menggunakan lembar kerja. Tiap siswa berdiskusi merumuskan masalah.

Siswa : “Bu, Hendra memainkan tanah liat!”

Guru : “Hendra, bantu temanmu berdiskusi membuat rumusan masalah. Kamu catat hasil diskusi pada format yang sudah Ibu bagikan”. Siswa : “Baik, Bu!”

(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015 ).

Kemudian guru membimbing siswa merumuskan hipotesis dengan menuliskan setiap argumen berdasarkan diskusi tiap kelompok.

Guru : “Sekarang kita akan membuat hipotesis, untuk merumuskan hipotesis seperti pada pertemuan yang lalu, apakah semua masih ingat caranya?

Siswa : “Ya Bu!”

(Catatan lapangan, Senin, 18 Mei 2015).

Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan dan pengamatan sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk menguji hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap kelompok siswa melakukan percobaan.

Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru yakni mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap warna tanah. Tanah berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna kuning, dan tanah berpasir berwarna abu-abu.

Percobaan kedua mengidentifikasi tekstur tanah, yaitu siswa mengidentifikassi komposisi tanah terlebih dahulu dengan mencampurkan air pada setiap jenis tanah kemudian dilihat baha-bahan penyusunnya. Setelah itu, masing-masing tanah diambil secukupnya, tiap jenis tanah diberi sedikit air, kemudian diremas diantara ibu jari. Dengan percobaan tersebut dapat mengidentifikasi kasar, sedang, dan halus tektur tanahnya yang dirasakan oleh kulit tangan.

(34)

tanah dengan derajat cukup. Keadaan tanah yang tidak lengket sama sekali termasuk struktur tanah yang kokoh. Ketika guru berkeliling memeriksa setiap kelompok ada siswa yang mencampurkan air pada tanah, sedangkan pada langkah pengerjaan tidak demikian.

Agung : “Bu, di percobaan ketiga ini dikasih air ya Bu tanahnya?”

Guru : “Coba kamu baca pada langkah pengerjaan. Apa harus ditambah air?”

Siswa : Oh iya, Bu. Tidak”.

(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015).

Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidetifikasi masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.

Data processing yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama percobaan serta hasil pengamatan pada permasalahan tanah yang disajikan dalam LKS.

Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesis yang mereka buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesisnya terbukti atau sebaliknya.

Generalization, pada tahap ini siswa menarik kesimpulan dari kegiatan data collection, kesimpulan tersebut ditulis pada LKS.

Untuk kegiatan akhir siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru serta dengan melakukan tanya jawab seputar tanah. Guru memberikan tes pada siswa. Pada saat tes siswa dapat mengerjakan soal dengan tertib. Setelah melakukan tes guru memberikan PR dan menutup pelajaran.

Tabel 4.11

Hasil Observasi Kinerja Guru

Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik TanahSiklus III

No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan

0 1 2 3 4 SB B C K SK

A. Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengkondisikan kelas.

b. Guru menginstruksikan siswa berdoa. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan

(35)

No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan

0 1 2 3 4 SB B C K SK

e. Guru melakukan apersepsi

f. Guru menjelaskan kegiatan discovery learning yang akan dilakukan oleh siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengelompokkan siswa.

b. Guru membagikan LKS, dan

menyediakan sumber pembelajaran. c. Guru menyajikan peristiwa agar siswa

dapat menemukan masalah mengenai sifat fisik tanah.

d. Guru membimbing siswa dalam belajar

kelompok: merumuskan masalah. e. Guru membimbing siswa dalam belajar

kelompok : merumuskan hipotesa. f. Guru membimbing siswa dalam

melakukan percobaan.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.

h. Guru memberikan penghargaan kepada

siswa.

3. Kegiatan Akhir

a.Guru membantu siswa dalam membuat

kesimpulan.

Jumlah 57

Persentase 95%

B. Tahap Penilaian

1. Guru melakukan penilaian selama

proses pembelajaran.

2. Guru melaksanakan penilaian.

Jumlah 8

(36)

c. Paparan data hasil siklus III

Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discoveri learning.

Tabel 4.12

Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah di Kelas V SDN Cinangsi Siklus III

(37)

telah ditentukan oleh sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya, tetapi jika nilai siswa kurang dari 75 maka sisa dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya. Dapat disimpulkan hasil tindakan siklus III terdapat siswa yang tuntas sebanyak 16 (66,7%) siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 (33,3%) siswa.

d. Analisis siklus III

Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus III yang diantaranya data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data hasil belajar siswa maka peneliti analisis sebagai berikut. 1) Kinerja guru

Kinerja guru baik perencanaan ataupun pelaksanaan telah mengalami peningkatan hasil perencanaan yakni sebesar 96% dan hasil pelaksanaannya sebesar 98% hal ini membuktikan kinerja guru telah mencapai target yang telah ditetapkan yakni 85%. Guru telah berhasil menjadi falisilitator bagi siswa untuk menemukan konsep-konsep tentang sifat fisik tanah serta memotivasi siswa untuk terus berusaha dalam percobaan dan pengamatan hingga akhirnya dapat menemukan konsep itu sendiri.

2) Aktivitas siswa

Ketika siswa dipersilahkan memulai percobaan, siswa dengan semangat untuk melakukan percobaan. Siswa tergali rasa penasaran untuk mencoba, terbukti aktivitas diskusi kelompok meningkat dari siklus II sebesar 68% menjadi 91% pada siklus III ini.Dilihat dari hasil pengerjaan LKS, secara keseluruhan siswa telah mampu mengerjakan LKS dengan baik karena pembelajaran menjadi kondusif serta siswa mampu mengkonstruktif pengetahuan melalui model

discovery learning. 3) Hasil belajar

(38)

belum mencapai KKM, dengan kata lain siswa tersebut belum tuntas hasil belajarnya.

e. Refleksi siklus III

Dilihat dari hasil analisis di atas, hasil refleksinya adalah guru melakukan remedial pada siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa. Namun, secara keseluruhan untuk kinerja guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa telah mencapai target yang diharapkan, maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali. Hal ini menandakan bahwa penelitian ini berhasil.

Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.3 berikut ini.

Diagram 4.3

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru

1. Paparan pendapat siswa

Peneliti mengadakan wawancara yang dilakukan terhadap siswa untuk memperoleh gambaran mengenai pendapat siwa dalam pembelajaran discovery learning. Melalui wawancara peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. Pada tahap awal pembelajaran mereka masih belum terbiasa melakukan langkah-langkah yangdiinstruksikan oleh guru dengan model discovery learning.Tetapi pada petemuan berikutnya siswa mulai terbiasa dan merasa senang dengan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

(39)

pembelajaran tersebut.Selain itu siswa juga merasa semangat untuk melakukan aktivitas kerja kelompok karena bisa bekerja dengan baik dengan sesama temannya.

2. Paparan pendapat guru

Pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat respon positif. Guru mengakui melalui penerapan model discovery learning siwa lebih aktif belajar.Dengan pembelajaran tersebut siswa lebih terlihat antusias.Penguasaan materi oleh siswa lebih dipahami karena mereka menemukan sendiri konsep, adapun hal-hal yang tidak mereka pahami dapat saling bertanya dengan temannya yang lebih pandai dan saling bekerjasama dalam memecahkan masalah.

D. Pembahasan

Penelitian ini mengenai penerapan model discovery learning pada materi sifat fisik tanah di kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Di bawah ini akan dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pembelajaran IPA pada materi sifat fisik tanah ini memakai model pembelajaran yang merupakan rancangan, pola, kerangka berlandaskan landasan filosofis dan pedagogis berisi muatan mata pelajaran dengan susunan prosedur yang sistematis. Penggunaan model pembelajaran ini supaya pengembangan kurikulum, pedoman pembelajaran, penempatan bahan-bahan pembelajaran lebih terstruktur sehingga lingkungan belajar menjadi kondusif dan nyaman serta penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah

discovery learning yang menuntut siswa untuk berpikir kritis serta aktif dalam pembelajaran. Rumusan umum model discovery learning memiliki potensi yang baik untuk digunakan pada pembelajaran sifat fisik tanah.

(40)

sifat fisik tanah, mempersiapkan materi pembelajaran yakni materi sifat fisik tanah dimana materi sifat fisik tanah ini termasuk dalam ruang lingkup IPA, serta melakukan diskusi dengan observer.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari siklus I,II dan III pada perencanaan yang dirancang guru terdapat peningkatan yang lebih baik dari tiap siklusnya dimana persentase perencanaan siklus I adalah 71℅, siklus II 78,6 ℅ dan pada siklus III 96℅. Gambaran lebih jelasnya terdapat pada Diagram berikut.

Diagram 4.4

Perbandingan Persentase Kinerja Guru Pada Tahap Perencanaan Tiap

Siklus

Pada perencanaan siklus I temuan peneliti adalah redaksi kesimpulan pada LKS kurang dipahami siswa. Kemudian untuk siklus II redaksi kesimpulan pada LKS masih kurang spesifik petunjuknya.Pada siklus III peneliti terus memperbaiki LKS, sehingga upaya perbaikan tersebut memperoleh perubahan yang baik terhadap proses dan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dari pada kegiatan awal pembelajaran mengkondisikan siswa pada situasi belajar mengajar yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi. Kemudian menginstruksikan berdoa dengan dipimpin

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(41)

KM dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru melaksanakan apersepsi. Selanjutnya tahap pelaksanaan model discovery learning

menurut Syah (dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) adalah: b. Penyajian peristiwa atau fenomena berupa pertanyaan yang menggiring siswa

menemukan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2012, hlm. 167) bahwa “IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam”.

c. Perumusan hipotesis.

d. Melakukan percobaan dan pengamatan dimana guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan (kerja ilmiah). Dalam hal ini guru menampilkan salah satu karakteristik IPA menurut Sujana (dalam Djuanda & Maulana, 2010) yakni, menuntut guru untuk mampu melakukan kerja ilmiah. Percobaan yang dilakukan siswa untuk mengidentifikasi tanah yang ada di lingkungan siswa serta mudah ditemui oleh siswa agar konsep tentang tanah tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa. Seperti tanah berhumus merupakan tanah baik untuk menanam tumbuhan, maka siswa tidak akan menanam tumbuhan di tanah berpasir atau tanah liat. Dalam percobaan siswa mengidentifikasi warnat tanah, struktur tanah yakni susunan atau gumpaan tanah, tekstur tanah yakni kasar halusnya tanah, penggunaan tanah, pencemaran tanah, serta penanggulangan dari pencemaran tanah.

Karena model discovery learning menuntu siswa untuk mampu mengkonstruksikan temuan-temuannya, maka untuk siswa yang asor perlu bimbingan untuk melakukan percobaan untuk itu percoban dilakukan secara berkelompok dengan bimbingan guru.

(42)

Pada pelaksanaan siklus I kinerja guru kurang maksimal terlihat dari aktivitas siswa yang kurang kondusif serta kurang aktif sedangkan, pada pembelajaran discovery learning yang merupakan pembelajaran bermakna haruslah menjadikan siswa menjadi aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Flewelling & Higginson (dalam Suyono & Hariyanto, 2011) bahwa indikasi pembelajaran bermakna (meaningful learning) adalah salah satunya murid aktif. Keadaan yang kurang kondusif juga dikarenakan guru yang kurang baik melakukan pengelolaan kelas. Sesuai dengan pendapat Sujana (dalam Djuanda & Maulana, 2010) bahwa karakteristik IPA salah satunya adalah menuntut guru untuk mampu melakukan pengelolaan di kelas dan di laboratorium.

Selain itu, penyajian peristiwa-peritiwa agar dapat merumuskan masalah kurang menyeluruh serta guru yang lebih terlibat dalam melakukan perumusan masalah. Di mana seharusnya siswa yang merumuskan masalah, dengan penyajian peristiwa yang memunculkan keinginan pada siswa untuk merumuskan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah (dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) bahwa guru menghadapkan siswa pada suatu keadaan dimana siswa akan memulai menemukan masalah, dan memunculkan keinginan pada siswa untuk menemukan sendiri masalahnya.

Bentuk perbaikan untuk siklus I dilaksanakan pada sikllus II yaitu, guru memberikan beberapa pertanyaan apersepsi tentang berbagai jenis tanah dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Guru harus menjelaskan cara mengerjakan LKS dengan jelas. Guru membuat format perumusan masalah dan hipotesis agar siswa dapat aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya merumuskan masalah dan hipotesis. Guru sering mengontrol tiap kelompok secara merata untuk membantu kelompok yang kesulitan serta melakukan observasi aktivitas siwa.

Pada pelaksanaan siklus III beberapa hal yang diperbaiki yakni pada tahap

(43)

kesimpulan untuk menegaskan konsep yang ditemukan setelah melewati tahap tindakan melalui penerpana model discovery learning pada siklus I terjadi peningkatan, siswa yang tuntas mencapai nilai KKM yaitu bertambah menjadi 10 siswa kemudian di siklus II menjadi 16 siswa dan pada siklus III bertambah menjadi 21orang, artinya hanya 3 siswaatau sekitar 12,5% yang tidak tuntas hasil belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah. Model ini tidak hanya membuat siswa aktif dengan kata lain menciptakan pembelajaran

student centered juga siswa dapat menemukan suatu konsep lebih baik dengan caranya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat kecakapanya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan(2013) bahwa salah satu kelebihan model discovery learning adalah dengan siswa menemukan sendiri, maka

akan terhindar dari keragu-raguan dalam memahami suatu konsep dan siswa akan mengerti konsep lebih baik.

Peningkatan kinerja guru pada materi sifat fisik tanah tiap siklusnya tergambar pada tabel dan diagram berikut.

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi

Siklus Jumlah Kriteria Jumlah persentase

Sangat

(44)

Diagram 4.5

Perbandingan Persentase Kinerja Guru pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus

Peningkatan aktivitas siswa pada materi sifat fisik tanahtiap siklusnya tergambar pada tabel dan Diagram berikut.

Tabel 4.14

Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi

Kegiatan

Jumlah persentase Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Kurang Sekali

Siklus I 2 7 15 0 0

Siklus II 6 7 11 0 0

Siklus III 24 0 0 0 0

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat digambarkan perbandingan hasil aktivitas siswa pada pembelajaran sifat fisik tanah kelas V SDN Cinangsi dalam Diagram 4.5 berikut.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(45)

Diagram 4.6

Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus

Peningkatan hasil belajar siswa pada materi sifat fisik tanah tiap siklusnya tergambar pada tabel dan Diagram berikut.

Tabel 4.15

Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah

Kelas V SDN Cinangsi

No Kegiatan

Jumlah siswa Persentase

Tuntas Belum

Tuntas Tuntas

Belum Tuntas

1. Data Awal 3 21 12,5% 87,5%

2. Siklus I 10 14 41,7% 58,3%

3. Siklus II 16 8 66,7% 33,3%

4. Siklus III 21 3 87,5% 12,5%

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat digambarkan perbandingan hasil aktivitas siswa pada pembelajaran sifat fisik tanah kelas V SDN Cinangsi dalam Diagram 4.6 berikut.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(46)

Diagram 4.7

Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus

Melalui penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus ini terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah sebelum diadakannya tindakan yang berdasarkan pada penelitian data awal dan setelah dilaksanakan tindakan. Penerapan model

discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang telah berhasil dilaksanakan.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 4.3 Data Awal Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah di Kelas V
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpanan pada suhu ruang Penyimpanan pada suhu. Setelah direbus ulang Setelah

drawing/verification, dengan subyek penelitian guru PAI. Penelitian yang dilakukan ini memperoleh hasil ada dua indikator manajemen kelas yang tidak terlaksana, yaitu 1) Guru

Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja perawat di rumah sakit Santa Elisabeth Medan dengan kepuasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan penerapan analisis contribution margin dalam menentukan tingkat penjualan yang optimal untuk mencapai laba yang

Data yang dikumpulkan berupa rekapitulasi pelaksanaan GBIB di tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sulteng tahun anggaran 2015, meliputi jumlah petugas, jumlah

Menimbang, bahwa pokok perkara ini adalah permohonan itsbat/ pengesahan nikah dengan mendalilkan bahwa pernikahan Pemohon I dan Pemohon II dilaksanakan secara

Peserta didik menyimak penjelasan dan klarifikasi guru mengenai konsep-konsep inti yang berkaitan dengan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pelaksanaan komunikasi terhadap kemampuan pasien waham dalam menilai realita dengan menggunakan uji t-test..