• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Indikator Mutu Dasuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Indikator Mutu Dasuk"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PEDOMAN

INDIKATOR MUTU/ KINERJA PUSKESMAS

INDIKATOR MUTU/ KINERJA PUSKESMAS

PEMERINTAH KOTA SUMENEP

PEMERINTAH KOTA SUMENEP

DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN

UPTD. PUSKESMAS DASUK

UPTD. PUSKESMAS DASUK

Jl. Raya Dasuk

Jl. Raya Dasuk

(2)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam kesehatan secara menyeluruh,berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam  penyelenggaraan

 penyelenggaraan upaya upaya kesehatan kesehatan dasar. dasar. Puskesmas Puskesmas yang yang merupakan merupakan Unit Unit Pelaksana Pelaksana Teknis DinaTeknis Dinass Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan Tingkat pertama, dengan lebih kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan Tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya IndonesiaSehat. Kecamatan sehat adalah gambaran Kecamatan Sehat menuju terwujudnya IndonesiaSehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat adalah: lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan Indikator kecamatan sehat adalah: lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan.

kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Untuk mendukung kecamatanUntuk mendukung kecamatan sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan adanya Desa Siaga.

sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan adanya Desa Siaga.

Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan

menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka,bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.

masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.

B.Tujuan Pedoman B.Tujuan Pedoman

1. Sebagai pedoman indikator kinerja administrasi dan manajemen Puskesmas 1. Sebagai pedoman indikator kinerja administrasi dan manajemen Puskesmas 2. Sebagai pedoman indikator kinerja Upaya Kesehatan Ma

2. Sebagai pedoman indikator kinerja Upaya Kesehatan Masyarakatsyarakat 3. Sebagai pedoman indicator kinerja Upa

3. Sebagai pedoman indicator kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan Klinis) dan Keselamatanya Kesehatan Perorangan (Pelayanan Klinis) dan Keselamatan  pas

(3)

C. Sasaran Pedoman

Pedoman ini digunakan di Puskesmas Dasuk dan jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: a. Puskesmas Pembantu,

 b. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)

D. Ruang Lingkup Pedoman

Pedoman Mutu dan Keselamatan Puskesmas ini meliputi indikator administrasi dan manajemen, upaya kesehatan masyarakat dan jenis pelayanan, indikator kinerja pelayanan Puskesmas

Jenis pelayanan Puskesmas yang minimal wajib disediakan di Puskesmas meliputi;

a. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas yaitu UKP rawat jalan yang terdiri dari : 1) Poli Umum

2) Pelayanan Poli Umum 3) Pelayanan Poli Gigi 4) Pelayanan Poli KIA/KB 5) Pelayanan Poli Gizi 6) Pelayanan Poli MTBS 7) Pelayanan Poli Lansia

E. Pengertian Mutu

Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu :

 Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.

 Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu dicurahkan

 pada pekerjaan.

 Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.

Dimensi mutu atau aspeknya adalah : 1. Keprofesian

2. Efisiensi

3. Keamanan Pasien 4. Kepuasan Pasien 5. Aspek Sosial Budaya

Mutu Terkait dengan Input, Proses, Output dan Outcome. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 4 variabel, yaitu :

1. Input, ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu  pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam perencanaan

(4)

dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.

2. Proses, merupakan aktivitas dalam bekerja, adalah merupakan interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.

3. Output, ialah jumlah pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja/rumah sakit.

4. Outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.

Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, yaitu : 1. Konsumen 2. Pembayar / perusahaan/asuransi 3. Manajemen 4. Karyawan 5. Masyarakat 6. Pemerintah 7. Ikatan profesi

Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.

(5)

BAB II

RUANG LINGKUP UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

A. Definisi Upaya Mutu di Puskesmas Dasuk

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan Puskesmas memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pela yanan Puskesmas Dasuk akan menjadi lebih baik.

Upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan atau  pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas akan sangat  berarti dan efektif bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di

Puskesmas termasuk Kepala Puskesmas, pelaksana pelayanan langsung dan staf penunjang.

Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien. Walaupun disadari bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah biayanya lebih sedikit.

Berdasarkan hal di atas maka disusunlah definisi dan tujuan dari upaya peningkatan mutu  pelayanan Puskesmas adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang

menyangkut input, proses dan output secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di Puskesmas berdaya guna dan berhasil guna.

(6)

INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

NO INDIKATOR MUTU DEFINISI OPERASIONAL SANDART I

PERENCANAAN PUSKESMAS

Membuat data pencapaian/cakupan kegiatan tahun lalu dan di visualisasikan

data hasil capaian progam yang dibandingkan dengan target  puskesmas dan di visualisasikan sehingga akan didapatkan kesenjangan capaian sebagai  bahan perencanaan

100 % data program

Data Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat

rangkuman kebutuhan dan harapan masyarakat dikumpulkan melalui smd,mmd, minlok linsek dan survey kebutuhan dan harapan masyarakat sebagai bahan  perencanaan

100 % Semua  program

melaksanakan

Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan

data yang diambil dari LB 1  puskesmas untuk mengetahui angka kesakitan tertinggi dan jenis  penyakitnya

12 kali dalam 1 tahun

Menyusun RUK melalui analisa dan  perumusan masalah berdasarkan  prioritas

100 % kegiatan Puskesmas

Menyusun RPK secara terinci dan lengkap

100 % kegiatan Puskesmas

II MINILOKAKARYA PUSKESMAS

Ketepatan Waktu Minilokakarya Bulanan Rutin

Ketepatan waktu waktu  pelaksanaan pertemuan minilokakarya sesuai dengan standart

100 % tepat waktu

Ketepatan Waktu Minilokakarya tribulan Lintas Sektor

Ketepatan waktu waktu  pelaksanaan pertemuan minilokakarya sesuai dengan standart

(7)

III MANAJEMEN SDM

Kelengkapan Jumlah SDM sesuai dengan Kebutuhan

Jumlah SDM yang ada di  puskesmas sesuai dengan kebutuhan SDM dari hasil  perhitungan Renbut SDMK dan Standart minimal ketenagaan di Puskesmas

80 % terpenuhi

Kelengkapan Arsip Kepegawaian seluruh karyawan puskesmas telah memiliki arsip kepegawaian yang disimpan di Puskesmas

100 % terpenuhi

Membuat daftar atau catatan kepegawaian

Puskesmas menetapkan data kepegawaian untuk seluruh karyawan yang ada di Puskesmas

100 % terpenuhi

Membuat uraian tugas dan tanggung  jawab setiap petugas

Puskesmas menetapkan tugas  pokok dan fungsi untuk masing masing jabatan di Puskesmas yang telah di atur dalam struktur organisasi Puskesmas

100 % terpenuhi

Membuat penilaian Kinerja Pegawai Puskesmas Membuat Penilaian Kinerja untuk PNS dalam bentuk  penilaian Kinerja Pegawai Untuk honorer melakukan Kredensialing Puskesmas

100 % terpenuhi

Membuat monitoring Orientasi kepegawaian

Setiap perubahan struktur dalam  puskesmas dan perubahan SDM kesehatan Puskesmas wajib melakukan kegiatan orientasi karyawan baru di Puskesmas

100 % terpenuhi

Tenaga kesehatan Membuat daftar ijin praktek atau ijin kerja bagi tenaga kesehatan tertentu

setiap tenaga kesehatan di Puskesmas wajib melengkapi  persyaratan perijinan bagi tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan  perundangan yang berlaku bagi

(8)

IV MANAJEMEN PENGELOLAAN BARANG / ASSET

Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masing - masing ruangan

100% ruangan

melaksanakan updating daftar inventarisasi

dilakukan secara  periodik

Melaksanakan perawatan alat kesehatan dan sarana prasarana

dilakukan perawatan secara berkala sesuai dengan jadual

Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan, sarana prasarana

100 % alat

Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan dan sarana prasarana

100 % alat

melaksanakan kalibrasi alat lab dan alat ukur kesehatan

100 % alat

Kelengkapan Sarana dan Prasarana Sesuai dengan standart

100 % lengkap

Kelengkapan Peralatan Sesuai dengan standart

100 % lengkap

V MANAJEMEN OBAT

A Kelengkapan Administrasi di apotik

1 Penilaian Administrasi Resep 100 % lengkap Kelengkapan Penulisan Resep

- No urut Resep - Kop Puskesmas - Nama dokter

- Tanggal penulisan Resep - Nama Pasien

- Umur

- Resep sudah disimpan selama 3 tahun dengan tertib dan sesuai dengan nomor, tanggal

2 Buku catatan harian pemakaian obat ( Buku lidi)

(9)

- Rekap resep/obat sesuai tanggal,no urut resep,dan nama pasien

- Dijumlah perhari dan perbulan - Tanggal mutasi terakhir

3 Buku catatan Penerimaan & Pemakaian sisa obat apotik sesuai

100 % lengkap

- ada buku catatan sisa obat apotik sesuai mutasi terakhir

- Data sudah betul dan akurat 4 LPLPO Apotik

Kelengkapan LPLPO: 100 % lengkap

- Tanggal dan bulan LPLPO

- Nama /jenis obat sesuai dengan  persediaan di Apotik

- LPLPO Apotik dikirim ke Gudang Puskesmas secara teratur serta diarsipkan

- Kelengkapan tanda tangan Dokter Puskesmas,Pengelola Obat Puskesmas,Pengelola Apotik

5 Buku catatan harian : 100 % terpenuhi - Ada buku catatan harian

 pendistribusian dan pemakaian obat - Pengisian data sudah betul dan akurat

6 Buku rekap jenis resep Gratis/Bayar/Askes

100 % lengkap

- Resep gratis - Resep bayar - Resep BPJS

B Penataan obat diruang peracikan/Apotik

100 % lengkap

1 Etiket/label pada tempat  penyimpanan obat lengkap dan tertib

(10)

- Obat disimpan dengan sistematika tertentu sesuai dengan abjad

- Sesuai dengan jenis sediaan

- Obat diatur sesuai dengan sistem FIFO dan FEFO

- Penyimpanan teratrur dan bersih

3 Persyaratan tempat penyimpanan 100 % lengkap - Luas dan volume obat yang

disimpan sudah sesuai

- Temperatur ruangan - Kelembaban tertentu - Ruangan terkunci

C Kelengkapan Sarana di Apotik

- Jumlah Rak,Lemari obat 100 % lengkap - Jumlah meja,kursi di Apotik

- Jumlah plastik obat, kertas puyer, etiket

- Jumlah tempat sampah, dan alat kebersihan.

D Pelayanan obat di Apotik

1 Pelayanan Resep 100 % lengkap - Resep terlayani semua sesuai protap

- selalu membersihkan mortir dan stamfer setelah meracik obat

- Menulis etiket sesuai ketentuan

2 Penyerahan Obat 100 % lengkap Dengan memberikan informasi

kepada pasien - Cara pemakaian - Cara penyimpanan

- Bila tersisa boleh disimpan atau tidak

- Bila lupa minium obat apa yang harus dilakukan

(11)

- Bila terjadi efek samping apa yang harus dilakukan

- Bila ada perubahan pada obat apa yang harus dilakukan

- Bila obat habis dan belum sembuh apa yang harus dilakukan

- Cara penggunaan antibiotik (penjelasan)

- Cara penggunaan antihistamin - Bila obat merupakan sirup kering apa yang harus dilakukan

E Membuat kelengkapan

administrasi kartu stok obat digudang obat

1 Administrasi Kartu Stok 100%

- Kartu Stock sesuai dengan item obat - Pengisian kartu stok selalu dicatat - Angka yang tercatat dalam kartu stok benar dan sesuai dengan obat

2 Kerapian dan Kebersihan Kartu Stok 100%

- Disusun dengan rapi

- Disimpan dalam tempat tertentu - Pengisian data sudah secara cermat - Selalu bersih

- Tanggal mutasi terakhir

3 Tersedia lemari

 Narkotika/Psikotropika tersendiri dan terkunci

100%

- Pemuktakhiran Pengisian Kartu Stock Narkotik/Psikotropik

- Pemuktakhiran Laporan  Narkotik/Psikotropik

- Tanggal mutasi terakhir

F Membuat kelengkapan administrasi LPLPO

(12)

- LPLPO Puskesmas dikirim secara teratur serta diarsipkan dan simpan dengan baik

- Data obat di Puskesmas sesuai dengan Laporan di LPLPO

- Angka yang tercatat dalam LPLPO  benar dan sesuai dengan bulan lalu

- LPLPO disimpan dengan rapi,  berurutan dan bersih

H Menerapkan penataan obat yang baik di gudang obat

1 Penataan obat 100%

- Obat yang disimpan sudah beretiket secara lengkap

- Obat sudah disimpan secara teratur dan dalam keadaan bersih

- Obat disimpan dengan sistimatika tertentu menurut Abjad, FIFO & FEFO, Bentuk Sediaan

- Obat kadaluwarsa dan rusak disimpan secara terpisah / diserahkan ke GFK Sumenep dengan Berita Acara Penyerahan

i Kelengkapan Sarana di Gudang Obat

100 % terpenuhi

- Jumlah Rak,Lemari obat

- Jumlah meja,kursi didalam Gudang Obat

 j Membuat rencana distribusi obat ke setiap unit pelayanan

100 % terpenuhi

- Ada perencanaan distribusi obat ke unit pelayanan

(13)

- Rencana distribusi diisi secara lengkap dengan data LPLPO pustu dan apotik

VI AUDIT INTERNAL

- dilaksanakan pada seluruh bagian - dilaksanakan secara periodik

VII RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN

(14)

INDIKATOR MUTU PERBAIKAN KINERJA PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT - UPTD PUSKESMAS DASUK SUMENEP

(15)

NO INDIKATOR CAPAIAN SASARAN TARGET TAHUNAN Jumlah sasaran

PROMKES

1 Pengkajian PHBS RT 10 % jumlah KK (8809) 920 100% 2 Rumah tangga sehat (10

indikator) Jumlah sasaran dikaji 920 100% 3 Intervensi PHBS pada :

a. RT 6x jumlah posyandu (52) 312 100%  b. Institusi pendidikan 1 x jmlh sekolah (72) 72 100% c. Intutisi Sarkes 1 x jumlah sarkes (20) 20 100% d. Tempat-tempat

umum 1 x jumlah TTU 60 100% e. Tempat-tempat

kerja 1 x jumlah TTK 362 50% f. Pondok pesantren Total ponpes (7) 7 100%

KESEHATAN

LINGKUNGAN

1 Pengawasan SAB SAB 720 100% 2 SAB yang memenuhi syarat

kesehatan SAB yang di IS 84%

4

Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat

TPM yang di IS 434 77%

5 Jumlah rumah yang

memenuhi syarat kesehatan Rumah yang di IS 93% 7 TTU yang memenuhi syarat

kesehatan TTU yang di IS 86% 8 Kelurahan ODF Kelurahan 1 100% 9 Jumlah jamban sehat Jumlah jamban 75%

GIZI

1 Pemberian kapsul vitamin

A balita 2x pertahun Balita 2006 100% 2 Pemberian Fe 90 pada Bumil 441 95%

(16)

 bumil

3 Balita gizi buruk mendapat

 perawatan Balita gizi buruk 100% 4 Pemberian PMT balita gizi

 buruk Balita gizi buruk 100% 5 Balita BGM Balita yg ditimbang (D) 19 0,8% 6 Pemberian MP-ASI anak

usia 6-24 bulan usia 6-24 bulan BGM 100% 7 Konsumsi garam yodium Jumlah disurvey 274 100%

8 N/D 83,8%

9 D/S 90,8%

KIA-KB

Jumlah K1 Ibu hamil 441 95% Jumlah K4 Ibu hamil 441 95% Persalinan oleh tenaga

kesehatan Ibu hamil 441 95% Deteksi bumil risti oleh

kader/masyarakat Ibu hamil 441 80% Deteksi bumil risti oleh

tenakes Ibu hamil 441 80% Pelayanan nifas sesuai

standar Ibu nifas 421 95%

KN1 Bayi 402 95%

Penanganan neonatal

risti/komplikasi  Neo risti 402 80% Kunjungan bayi paripurna Bayi 402 90% Pelayanan kesehatan anak

 balita Balita 1611 90% Pelayanan kesehatan anak

 pra sekolah Apras 832 90% Peserta KB aktif PUS 5167 80%

P2 (PE MBE RANTASAN

PENYAKIT)

Penemuan penderita AFP ≥ 2% Penanganan penderita AFP 10% balita 232 100%

(17)

Penemuan penderita

 pneumonia balita Kasus pneumonia 100% Penemuan penderita diare (423/1000 jumlah

 penduduk) 19035 10% Penanganan penderita diare Kasus diare 100% Penemuan suspek TB

(pasien diperiksa sputum) 1/100.000 jml pddk 481 70% Penemuan pasien baru

BTA positif Jumlah suspek 1/10 10% Angka keberhasilan

 pengobatan pasien baru BTA positif

BTA pos diobati Juml BTA

 pos 85%

Penemuan penderita DBD Jumlah kasus DBD < 50 kasus/100.000 Penanganan kasus DBD 100%

ABJ 95%

Imunisasi HB 0-7 hari Bayi 402 91% Imunisasi BCG Bayi 402 95% Imunisasi DPT/HB 1 Bayi 402 95% Imunisasi DPT /HB 3 Bayi 402 90% Imunisasi campak bayi Bayi 402 90% Imunisasi DT kelas 1 Kelas 1 SD 379 100% Imunisasi campak kelas 1 Kelas 1 SD 379 100% Imunisasi Td kelas 2-3 Kelas 2-3 SD 367 100% Imunisasi TT WUS WUS 8457 90%

 ARU (ANA K , RE MA JA

dan USI LA )

Penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat Murid kelas 1 965 100% Cakupan pelayanan

kesehatan remaja Total remaja 2764 87% Pembinaan kesehatan di

sekolah 7 x Jumlah sekolah (14) 98 100% Jumlah kader yang dilatih

kesehatannya Jumlah seluruh siswa 5056 10% Posyandu lansia dibina Jumlah posyandu 35 100%

(18)

INDIKATOR KLINIS (SASARAN MUTU)

No. Jenis Pelayanan Indikator Target

1 POLI UMUM Pemakaian antibiotik pada kasus ISPA

menurun 100%

2. POLI GIGI

Pengisian surat penolakan dan  persetujuan oleh pasien pada tindakan  pencabutan gigi permanen

100%

3. POLI KIA Pasien ibu hamil mendapatkan pelayanan

ANC Terpadu 100% 4. UNIT OBAT Waktu pelayanan resep racikan/puyer

maksimal 10 menit 100% 5. GIZI Pencapaian ASI eksklusif meningkat

sesuai target (86,0%) 100% 6. KLINIK SANITASI Kunjungan Klinik Sanitasi meningkat

(2% dari jumlah kunjungan pasien) 80% 7. UNIT Kelengkapan pengisian identitas pasien 100%

Pelayanan kesehatan pada

 pralansia dan lansia Jumlah lansia 11057 70%

UPAYA KESE HATAN

G I G I

Pembinaan kesehatan gigi

di posyandu Jumlah posyandu 54 40% Pembinaan kesehatan gigi

di TK Jumlah TK 19 50% Sikat gigi massal di SD/MI Jumlah SD/MI 35 20% Perawatan kesehatan gigi di

SD/MI Jumlah SD/MI 15 100% Murid SD yang mendapat

 perawatan paripurna Murid kelas 3 s/d 5 60% Bumil yang mendapat

 perawatan kesehatan gigi

Bumil K1

(19)

PENDAFTARAN baru

8. LABORATORIUM Angka keberhasilan dalam pengambilan

darah vena pasien dewasa 100%

1)

Indikator Keselamatan Pasien

( Patient Safety)

Tujuan indikator keselamatan pasien adalah:

1. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien 2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur klinis

4. Tidak terjadi infeksi akibat pemberian pelayanan 5. Tidak terjadinya pasien jatuh

6. Kepatuhan komunikasi yang efektif

N o

Indikator Judul Indikator Standar Keselamatan

1 Identifikasi pasien dengan  benar

Persentase pasien rawat inap baru yang mendapatkan nomor rekam medis

100%

2 Keamanan pemberian obat yang perlu kewaspadaan tinggi

Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi.

100%

3 Pencegahan Kesalahan Prosedur klinis

Persentase kesalahan prosedur klinis 100%

4 Pencegahan dan Pengendalian infeksi akibat pelayanan

Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen

100%

5 Mencegah risiko pasien  jatuh

Tidak ada kejadian pasien jatuh selama perawatan rawat inap di puskesmas

100%

Tidak ada kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian

100%

6 Kepatuhan komunikasi efektif

Kepatuhan petugas mencatat konsultasi via telepon dengan CABAK

100%

a. Kepala Puskesmas menyediakan teknologi dan penunjang lainnya untuk perbaikan kualitas dan program keselamatan pasien.

Implementasi : Tersedianya teknologi dan penunjang lainnya untuk perbaikan mutu dan program keselamatan pasien.

(20)

b. Perbaikan mutu dan program keselamatan pasien terkoordinasi dan program informasi dikomunikasikan ke staf . Implementasi:  Bagian Administrasi Tim Mutu dan Manajemen Risiko membuat agenda rapat rutin dan bukti hasil rapat menyangkut perbaikan mutu dan keselamatan pasien, yang disosialisasikan kepada seluruh staff. Agenda rapat mutu dan patient safety dilakukan tiap 3 bulan.

c. Staf di training untuk berpartisipasi dalam program. Implementasi :

Bagian Diklat membuat program training yang konsisten untuk staff sesuai dengan tugas mereka dalam peningkatan mutu (Pelatihan analisa dan validasi data pemantauan mutu) dan program Patient Safety

2. Kepala Puskesmas merancang sistem dan proses, baik yang baru maupun hasil modifikasi berdasarkan prinsip

 – 

 prinsip perbaikan mutu

Kepala Puskesmas menentukan 5 area prioritas pemantauan pelayanan medis, Penyusunan juknis dan design monitoring serta evaluasinya. Lima area pemantauan meliputi : UGD, Pendaftaran, Laboratorium, Obat, Rawat Inap

3. Kepala Puskesmas mengidentifikasi ukuran penting dalam struktur, proses dan hasil kerjanya untuk digunakan dalam rencana perbaikan mutu dan keselamatan pasien

Implementasi : Ketua Tim Mutu dan Manajemen Risiko menyusun kerangka acuan dan  program keja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

4. Individu dengan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang tepat bertugas mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis.

Implementasi : Ketua Tim Mutu menyusun SOP tentang Validasi data. ( Lihat SOP Validasi Data )

5. Kepala Puskesmas menggunakan proses audit internal untuk melakukan validasi data.

6. Puskesmas menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi dan mengelola kejadian

7. Data dianalisis ketika muncul tren atau variasi yang tidak diinginkan dari data itu.

Implementasi: TKP melakukan RCA setiap kasus , melaporkan dan mensosialisasikan hasil analisa kepada seluruh staf.

(21)

1 Semua kejadian serius akibat efek samping obat,  jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan

oleh rumah sakit, dianalisis

Insiden serius akibat efek samping obat

Obat

2 Semua kesalahan obat yang signifikan, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit, dianalisis

Kesalahan Dispensing Obat oleh Farmasi

Obat

8. menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kegagalan.

Implementasi: TKP menetapkan definisi near miss, mengumpulkan data kejadian near miss, mengevaluasi kejadian near miss dan mensosialisasikan hasil evaluasi kepada seluruh staff untuk mencegah terjadinya.

9. Perbaikan mutu dan keselamatan dicapai dan berkelanjutan.

10. Kegiatan perbaikan dan keselamatan dilakukan pada area prioritas yang telah diindentifikasi oleh Kepala Puskesmas

Implementasi : Ka Tim Mutu dan Ka TKP menyusun dan mendokumentasikan program dengan metode PDCA.

11. Suatu program manajemen risiko yang berkelanjutan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi KTD dan risiko keselamatan p asien lainnya dan staf.

Implementasi: Ketua Tim Manajemen Risiko menyusun kerangka kerja, melaksanakan dan mendokumentasikan proses prioritas risiko untuk dilaporkan kepada pimpinan untuk diambil tindakan perbaikan design ulang proses berisiko tinggi berdasarkan analisis ( Health Failure  Mode Effect Analysis / HFMEA).

BAB III PENUTUP

(22)

Demikian pedoman indikator mutu Puskesmas Dasuk Sumenep 2016 ini dapat diselesaikan , untuk dapat dijadikan acuan kinerja dari Puskesmas Dasuk Sumenep agar kedepan menjadi lebih baik dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pada masyarakat.

Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dan dijadikan acuan dalam rangka perbaikan mutu  pelayanan Puskesmas, serta semoga kendala-kendala yang ditemukan saat ini dapat dilakukan

monitoring dan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Untuk perbaikan laporan ini kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

&gt;kstraksi pelarut merupakan metode pemisahan komponen suatu *at berdasarkan kelarutannya dalam dua fasa $air yang berbeda. Mula mula pelarut organik ditambahkan dalam larutan

•  &#34;idak s  &#34;idak s  &#34;idak s  &#34;idak semua orang dpt tertular peny emua orang dpt tertular peny emua orang dpt tertular peny emua orang dpt tertular peny/ K / K / K

Sesuai hasil yang telah diperoleh maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa di SD Negeri 26 Leupung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi dengan 15

Tinggi Negara atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda atau apabila janda/duda yang bersangkutan

Peneliti memotivasi siswa agar lebih giat dan rajin serta fokus dalam belajar agar siswa bisa menguasai materi yang akan dipelajari, sehingga mudah dalam menyelesaikan

Setiap individu memiliki potensi dasar, mental yang berkembang dan dapat dikembangkan. Potensi dasar itu meliputi minat, dorongan ingin tahu, dorongan ingin

Karcis harian adalah tarif pelayanan pemeriksaan kesehatan umum pasien Rawat Jalan, atau Rawat Darurat oleh tenaga medis tanpa tindakan medik dan/atau

Secara tampilan halaman utama mirip dengan halaman utama untuk admin, tetapi yang membedakan adalah pada halaman utama dosen ini dosen hanya dapat melihat info