MATRIKS INVERSI & SIFAT-SIFATNYA
Bila adalah skalar bilangan real yang memenuhi , maka apabila b x a ,, a x = b ax = b 1 − a≠0.
Sekarang, untuk sistem persamaan linier Ax = b apakah solusi x dapat diselesaikan dengan x = A−1b ?
Matriks Identitas
Untuk skalar (real number dan
a
a ≠0), maka a−1a = aa−1 =1. Untuk matriksA
(n x n), apabilaA
mempunyai A , maka −1n I = A A AA−1 = −1
Matriks identitas didefinisikan sebagai matriks (n x n) sebagai berikut: n I = 1 0 0 0 : : : : 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 n I = 1 0 0 1 2 I ; = 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 I
TEOREMA 12
Bila
B
adalah matriks (m x n), maka ImB = Bdan BIn = B.Demikian pula, bila
A
adalah matriks (n x n), maka InA= AIn = An
I pada dasarnya adalahIn =
[
l1 l2 ... ln]
= 0 : 0 0 1 1 l = 0 : 0 1 0 2 l = 1 : 0 0 0 n l Matriks Inversi Definisi 12
Sebuah matriks
B
(n x n) adalah invers dari matriksA
(n x n) jika memenuhi AB = BA= In.Contoh: = 4 3 2 1 A − − = 2 1 2 3 1 2 B
Tunjukkan bahwa matriks A2×2berikut ini tidak memiliki invers.
= 6 3 2 1 A Jawab: Katakanlah = = − d c b a B A 1 = + + + + = = = 1 0 0 1 6 3 6 3 2 2 6 3 2 1 2 d b c a d b c a I d c b a AB sehingga a+ c2 =1 dan 3a+ c6 =0 tidak ada solusi
⇒
TEOREMA 13
Bila dan adalah invers dari matriks B C
A
, maka B =C.Bila matriks
A
mempunyai invers, maka inversnya adalah unik.Formula sederhana untuk menghitung invers matriks (2x2):
Matriks A2×2 sebagai berikut: = d c b a A bila ∆= ad−bc maka
a. jika
∆
=
0
, makaA
tidak mempunyai inversb. jika
∆
≠
0
, makaA
mempunyai invers sebagai berikut: − − ∆ = − a c b d A 1 1 − − ∆ ⋅ = − a c b d d c b a AA 1 1 − − ∆ = bc ad bc ad 0 0 1 = 1 0 0 1
Contoh: = 4 3 8 6 A = 5 3 7 1 B Jawab: Matriks A: ∆ = 4(6) – 3(8) = 24 – 24 = 0
Matriks A tidak mempunyai invers, sebab ∆ =0
Matriks B: 16 ) 3 ( 7 ) 5 ( 1 − =− = ∆ ,
maka B mempunyai invers yaitu:
− − = − 1 3 7 5 16 1 1 B .
SIFAT-SIFAT INVERS MATRIKS
TEOREMA 14
A dan adalah matriks (n x n) yang keduanya mempunyai B invers, maka:
1. A−1 mempunyai sebuah invers, dan
( )
A−1 −1 = A 2. AB mempunyai invers, dan( )
AB −1 = B−1A−13. Bila
k
adalah scalar tak nol, makakA
mempunyai sebuahinvers, dan
( )
kA −1 = A1k −14.
A
T mempunyai invers, dan( ) ( )
AT −1 = A−1 T Contoh:A dan B adalah matriks-matriks (2x2) sebagai berikut:
= 4 2 3 1 A − − = 1 1 2 3 B
a. Gunakan formula sederhana untuk menghitung A−1,B−1,
( )
AB −1b. Gunakan teorema 14 untuk menghitung
( )
AB −1 c. Perlihatkan bahwa( )
AB −1 ≠ A−1B−1INVERS MATRIKS DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER
TEOREMA 15 b
x
A = adalah sebuah sistem persamaan linier (n x n), dan anggap A mempunyai invers. Maka sistem tersebut mempunyai solusi yang unik yakni: x = A−1b
Contoh:
Tentukan solusi SPL sebagai berikut: 1 3 2 1 + x = − x 2 4 2x1 + x2 = Jawab: Matriks koefisien = 4 2 3 1 A ; − − = − 2 1 1 2 3 2 1 A maka: − = − − − = 2 5 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 x x 5 1 = x dan x2 = −2
Catatan:
• Ax =b mempunyai solusi x= A−1b
hanya bila A merupakan matriks bujur sangkar dan mempunyai invers.
• Meskipun demikian, meski A mempunyai invers, mereduksi matriks yang diperbesar
[ ]
A
b
1 −
adalah lebih efisien dibandingkan dengan menghitung A .
• Dari sudut pandang komputasi, metode eliminasi Gauss lebih disukai untuk memecahkan sistem persamaan linier
b x
MENENTUKAN INVERS
DARI SEBUAH MATRIKS TAK SINGULAR
TEOREMA 16
Bila A (n x n) adalah sebuah matriks tak singular, maka ada sebuah matriks B (n x n) sedemikian rupa sehingga AB = I .
Contoh:
Sebuah matriks A (3 x 3) sebagai berikut:
− − − − = 2 5 1 1 5 2 1 3 1 A
Perlihatkan bahwa A tak singular dan tentukan matriks B (3 x 3) sedemikian rupa sehingga AB = I .
Jawab:
SPL homogen Ax=θ mempunyai matriks yang diperbesar sebagai berikut:
[ ]
− − − − = 0 2 5 1 0 1 5 2 0 1 3 1 θ A ,bila direduksi ke dalam bentuk eselon, diperoleh
− − = 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 3 1 C
Æ SPL homogen tersebut mempunyai solusi trivial, maka Aadalah matriks tak singular, sehingga Ax=b akan mempunyai solusi yang unik untuk setiap vektor b (3 x 1).
Matriks Identitas I (3 x 3)
[
1 2 3]
1 0 0 0 1 0 0 0 1 l l l = = I matriks[
1 2 3]
33 32 31 23 22 21 13 12 11 x x x b b b b b b b b b B = =Dengan demikian: Ax1 =l1 , Ax2 =l2 , Ax3 =l3 akan juga
Persamaan linier Ax1 =l1 mempunyai matriks yang diperbesar sebagai berikut:
[ ]
− − − − = 0 2 5 1 0 1 5 2 1 1 3 1 1 l A Bentuk eselon: − − 5 1 0 0 2 1 1 0 1 1 3 1 5 1 = x , x2 =−3, x3 =−5 maka − − = 5 3 5 1 b ,dengan cara yang sama diperoleh
− − = 2 1 1 2 b dan − = 1 1 2 3 b .
Dengan demikian, matriks B (invers dari matriks A):
[
]
− − − − − = = 1 2 5 1 1 3 2 1 5 , , 2 3 1 b b b B check! = − − − − − − − − − 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 5 1 1 3 2 1 5 2 5 1 1 5 2 1 3 1TEOREMA 17
Bila A dan B adalah matriks (n x n) sedemikian rupa sehingga I
AB = , maka
BA
=
I
. Dalam hal ini B = A−1TEOREMA 18
Sebuah matriks A (n x n) mempunyai invers, jika dan hanya jika A tak singular.
TEOREMA 19
A adalah matriks (n x n). Berikut ini berlaku:
1. A tak singular, yaitu x =θ hanya merupakan solusi Ax =θ 2. Vektor-vektor kolom matriks A tak bergantungan linier. 3. Ax = selalu mempunyai solusi b
x
yang unik.Cara lain menghitung invers matriks
Sebagai ilustrasi, misalkan A (3x3) sebuah matriks tak singular yang sebelumnya telah dijelaskan.
1 −
A sebagai matriks B =
[
b1 b2 b3]
.Dalam hal ini b1,b2,b3 adalah solusi tunggal dari 3 SPL berikut: 1 1 =l b A 2 2
=
l
b
A
2 2 =l b ADari 3 kali melakukan reduksi membentuk matriks eselon, Æ sekarang cukup satu kali:
[
A
l
1l
2l
3]
matriks (3x6) →Contoh: − = 10 1 1 4 5 2 3 2 1 A
[
A]
=[ ]
AI − = 1 0 0 10 1 1 0 1 0 4 5 2 0 0 1 3 2 1 3 2 1 l l l 1 3 1 2 2R ,R R R − − − − − − 1 0 1 7 3 0 0 1 2 2 1 0 0 0 1 3 2 1 2 3 3R R + Æ bentuk eselon − − − 1 3 7 1 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 1 3 2 1 3 2 3 1 3R ,R 2R R − + − − − − 1 3 7 1 0 0 2 7 16 0 1 0 3 9 22 0 2 1 2 1 2R R − =[ ]
I B − − − − 1 3 7 1 0 0 2 7 16 0 1 0 7 23 54 0 0 1 − − − − = = → − 1 3 7 2 7 16 7 23 54 1 A BDETERMINAN
Didefinisikan hanya untuk matriks bujur sangkar
Definisi 1
) (aij
A= adalah matriks (2x2).
Determinan
A
adalah: det(A) = a11a22 −a12a21notasi: 22 21 12 11 ) det( a a a a A = Contoh:
Tentukan determinan matriks-matriks sebagai berikut:
− = 3 1 2 1 A = 8 6 4 3 B Jawab: 5 2 3 3 1 2 1 ) det( = + = − = A 0 24 24 8 6 4 3 ) det(B = = − =
Definisi 1a
A
adalah matriks (3x3). DeterminanA
adalah32 31 22 21 13 33 31 23 21 12 33 32 23 22 11 ) det( a a a a a a a a a a a a a a a A = − + Definisi 2 ) (aij
A= adalah matriks (n x n).
M
rsadalah matriks (n-1)x(n-1) yang diperoleh dengan menghilangkan baris ke-r dan kolom ke-s. MatriksM
rs dikatakan sebagai matriks minor dari matriksA
. Selanjutnya: ) det( ) 1 ( i j ij ij MA = − + yang dikatakan sebagai kofaktor.
Contoh:
Tentukan minor matriks-matriks , dan untuk matriks 11
M
M23M
32 A sebagai berikut: − − = 1 5 4 3 3 2 2 1 1 AJawab:
11
M diperoleh dengan menghilangkan baris 1 dan kolom 1 pada matriks A: − − = 1 5 4 3 3 2 2 1 1 A diperoleh , − = 1 5 3 3 11 M
dengan cara yang sama:
− − = 1 5 4 3 3 2 2 1 1 A diperoleh − = 5 4 1 1 23 M − − = 1 5 4 3 3 2 2 1 1 A diperoleh − = 3 2 2 1 32 M Kofaktor: 18 5 . 3 1 . 3 det ) 1 ( 1 1 11 11 = − = + = + M A 9 ) 4 . 1 5 . 1 ( 1 det ) 1 ( 2 3 23 23 = − =− + =− + M A 7 ) 4 3 ( 1 det ) 1 ( 3 2 32 32 = − =− − − = + M A
Definisi 3
) (aij
A = adalah matriks (n x n).
Determinan
A
adalah: det(A) =a11A11−a12A12 +...+a1nA1ndimana Aij adalah kofaktor aij, 1≤ j ≤ n.
Contoh:
Hitung determinan matriks
A
sebagai berikut: − = 1 0 4 3 1 2 1 2 3 A Jawab: 13 13 12 12 11 11 ) det(A =a A +a A +a A 0 4 1 2 1 1 4 3 2 2 1 0 3 1 3 − − − + = =3(1)−2(14)+1(−4)=−29
Contoh:
Hitung determinan matriks
A
sebagai berikut: − − − − − = 1 2 3 2 0 1 2 3 1 3 2 1 2 0 2 1 A Jawab: 14 12 11 14 14 13 13 12 12 11 11 2 2 ) det(A =a A +a A +a A +a A = A + A + A 15 2 3 1 2 1 1 3 0 2 3 1 2 0 1 2 1 2 3 0 1 2 1 3 2 11 − − =− − + − − − − = − − − = A 18 1 2 2 0 1 3 1 3 1 12 =− − − − − = A 2 3 2 1 2 3 3 2 1 14 − − − − = A 63 12 36 15 2 2 ) det(A = A11+ A12+ A14 =− − − =−
Soal:
Hitung determinan matriks segitiga bawah sebagai berikut:
= 1 5 4 1 0 2 3 2 0 0 2 1 0 0 0 3 T solusi: 14 14 13 13 12 12 11 11 ) det(T =t T +t T +t T +t T karena t12 = t13 =t14 = 0, maka 12 1 2 2 3 1 5 0 2 2 3 1 5 4 0 2 3 0 0 2 3 ) det(T = Tt11 11 = = ⋅ = ⋅ ⋅ ⋅ =
TEOREMA 1
) (tij
T = adalah matriks segitiga bawah (n x n). Maka,
nn t t t t ⋅ ⋅ T)= 11⋅ 22⋅ 33 ... det( Contoh: n
I adalah matriks identitas (n x n). Hitung determinan . In
Jawab:
Karena
I
dapat dikatakan sebagai matriks segitiga bawah dengan elemen-elemen diagonal = 1, maka:1 1 ... 1 1 1 ) det(I = ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ =
OPERASI ELEMENTER DAN DETERMINAN
TEOREMA 2
Bila
A
adalah matriks (n x n), maka det(AT)=det(A).TEOREMA 3
[
A A An]
A = 1 2 ... adalah matriks (n x n). Bila
B
diperoleh dariA
melalui pertukaran 2 kolom atau 2 baris, maka:) det( )
Contoh:
Tentukan determinan dari matriks-matriks sebagai berikut:
= 3 2 1 4 0 2 1 3 1 A = 3 1 2 4 2 0 1 1 3 B = 2 3 1 0 4 2 3 1 1 C = 2 1 3 0 2 4 3 1 1 F
Dalam hal ini
[
A1 A2 A3]
A = B =[
A2 A1 A3]
[
A1 A3 A2]
C = F =[
A3 A1 A2]
10 ) det(A = 10 ) det( ) det( ) det(B = C =− A =+[
A2 A1 A3]
F[
A3 A1 A2]
G A→ = → = maka, ) det( ) det(G =− Adan det(F)= −det(G), selanjutnya
[
det( )]
det( ) 10 ) det( ) det(F =− G =− − A = A =TEOREMA 4
Bila
A
adalah matriks (n x n), dan bila adalah matriks (n x n) B yang diperoleh dengan mengalikan kolom ke-j (atau baris ke-j) matriksA
dengan sebuah skalar c, maka:) det( ) det(B = c A contoh: = 22 21 12 11 a a a a A = 22 21 12 11 ' a ca a ca A = 22 21 12 11 '' ca a ca a A
)
det(
)
(
)
det(
A
'=
ca
11⋅
a
22−
ca
21⋅
a
12=
c
a
11a
22−
a
21a
12=
c
⋅
A
) det( ) ( ) det(A'' = ca11⋅a22 −ca21 ⋅a12 = c a11a22 −a21a12 = c⋅ ATEOREMA 4 a.
A
adalah matriks (n x n) dan c adalah sebuah skalar, maka: )det( )
det(cA = cn A
Contoh:
Hitung determinan (3A)
= 1 4 2 1 A Jawab: 7 ) det(A = − 63 7 3 ) det(cA = 2⋅ = − check: = 3 12 6 3 3A 63 72 9 ) 3 det( A = − =− Microsoft Equation 3.0