• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KEDUA RENSTRA DINAS PERHUBUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN KEDUA RENSTRA DINAS PERHUBUNGAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

i

Pemerintah

Dinas

Kota Semarang

Perhubungan

DINAS PERHUBUNGAN

KOTA SEMARANG

TAHUN 2016-2021

Dinas Perhubungan

Kota Semarang

PERUBAHAN KEDUA

RENSTRA DINAS

PERHUBUNGAN

(2)

ii DAFTAR ISI Hal Halaman Judul ………...………...……….. Daftar Isi………...…………. Kata Pengantar ... BAB I : PENDAHULUAN ..……… 1.1 Latar Belakang …...………...………….. 1.2 Landasan Hukum ………...…………. 1.3 Maksud dan tujuan ..……… 1.4 Sistematika Penulisan …..………...………… BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN ……..…….

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan ....….. 2.2 Sumber Daya Dinas Perhubungan ... 2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan …………...……….. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Perhubungan ………...……….. BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS

PERHUBUNGAN ... 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Dinas Perhubungan …... 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih ………... 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi ……….….……. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis ... ………... 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ………. BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN ...……...… 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perhubungan ...….. BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

PERHUBUNGAN ...…..……. BAB VIII : PENUTUP ...

i ii iv I.1 I.1 I.3 I.6 I.6 II.1 II.1 II.11 II.15 II.24 III.1 III.1 III.2 III.3 III.4 III.4 IV.1 IV.1 V.1 VI.1 VII.1 VIII.1

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan Kota Semarang merupakan dokumen perencanaan Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk rentang waktu 5 (lima) tahun yaitu 2016-2021.

Dokumen ini memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Semarang secara spesifik dan terukur yang dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai. Dokumen ini menjadi sangat penting karena merupakan dokumen perencanaan pelaksanaan program dan kegatan Dinas Perhubungan Kota Semarang yang harus dipertanggungjawabkan. Dokumen ini juga disusun untuk menyajikan agenda utama Dinas Perhubungan Kota Semarang dalam mengatasi persoalan yang belum diselesaikan pada periode 2010-2015 dan mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul pada perioda lima tahun kedepan atau 2016-2021.

Agar dapat menjadi dokumen Renstra yang dapat dipertanggungjawabkan, perumusan dokumen Renstra ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi; 2. Telaahan visi, misi dan program kepala daerah terpilih;

3. Telaahan Renstra Kementerian Perhubungan dan Renstra Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah;

4. Telaahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang;

5. Menetapkan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan kemudian menjabarkannya ke dalam program dan kegiatan.

Renstra Dinas Perhubungan Kota Semarang setiap tahunnya selama periode perencanaan akan dijadikan pedoman bagi penyiapan Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang yang dalam penyusunannya mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang.

(4)

iv

Untuk merealisasikan semua tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan yang termuat dalam dokumen ini dibutuhkan dukungan dan keterlibatan masyarakat dan stakeholder di bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan serta Pemerintah Pusat dan Provinsi.

Semarang, Juni 2017 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KOTA SEMARANG

Drs. MUKHAMAD KHADHIK Pembina Utama Muda NIP. 19660421 198702 1 003

(5)

I .1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kota Semarang terletak 6° 55’ - 7° 6’ LS dan 110° 15’ - 110° 31’BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :

• sebelah utara : Laut Jawa

• sebelah selatan : Kabupaten Semarang • sebelah barat : Kabupaten Kendal • sebelah timur : Kabupaten Demak

Gambar 1.1 Wilayah Administrasi Kota Semarang

Ditinjau dari geografis tersebut, Kota Semarang merupakan daerah perlintasan arus lalu lintas antara bagian timur dan barat dari Pulau Jawa, (lihat gambar Batas Administrasi Kota Semarang). Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan, meliputi wilayah seluas 373,70 km2.

Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah, dilihat dari sisi transportasi, Kota Semarang merupakan titik tengah jalur pantura dari Jakarta menuju Surabaya. Kota Semarang juga terletak pada simpul jalur penghubung utama antara jalur jalan sepanjang pantai utara dan jalur jalan sepanjang pantai selatan yaitu jalur Semarang

(6)

I .2 – Yogyakarta. Keuntungan lokasi ini menjadikan Kota Semarang akan terus berkembang sebagai simpul jasa dan distribusi serta pintu gerbang menuju wilayah-wilayah lainnya. Hal ini juga didukung oleh angkutan kereta apai (Stasiun Kereta Api Tawang dan Stasiun Kereta Api Poncol), transportasi laut (Pelabuhan Tanjung Emas) dan transportasi udara (Bandara Ahmad Yani).

Selama satu dasawarsa terakhir ini terjadi pergesaran basis ekonomi daerah di Kota Semarang. Sektor pertanian yang sebelumnya memberi kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB daerah Kota Semarang, saat ini digeser oleh sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian berada pada peringkat ketiga. Kecenderungan ini menunjukkan ada pergeseran dominasi kegiatan ekonomi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pola konsumsi maupun distribusi arus barang. Struktur perekonomian Kota Semarang secara sepintas dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB. Secara umum sektor-sektor strategis, yang memberi sumbangan terbesar terhadap PDRB adalah sektor perdagangan, industri, dan bangunan. Sedang sektor-sektor yang laju pertumbuhannya tinggi selama sepuluh tahun terakhir ini adalah sektor perhubungan, pariwisata, bangunan dan pertambangan.

Perkembangan sektor industri di Kota Semarang dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Jumlah industri perdagangan kecil pada tahun 2009 sebanyak 1.323 unit menjadi 1.355 unit pada tahun 2012, dengan penyerapan tenaga kerja berjumlah 36.065 jiwa pada tahun 2012. Lokasi kawasan industri di wilayah Kota Semarang sebanyak 10 lokasi kawasan industri, seperti Kawasan Industri Wijayakusuma (Tugu), Kawasan Industri Guna Mekar, Kawasan industri Candi, Kawasan Industri Simongan, Kawasan Industri Entra Cipta, Kawasan industri Lamicitra, Kawasan Industri Terboyo, LIK Bugangan Baru, Kawasan Industri Bukit Semarang Baru.

Kota Semarang mempunyai julukan, antara lain Venetië van Java yang artinya Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia (Italia), sehingga Belanda menyebut Semarang sebagai Venetië van Java. Obyek wisata di Kota Semarang pada tahun 2012 terdapat 25 obyek wisata buatan dan satu buah obyek wisata alam.

(7)

I .3 Untuk mendukung keberadaan obyek-obyek wisata yang ada di Kota Semarang, maka fasilitas infrastruktur pendukung terus dikembangkan.

Dalam setiap pembangunan perlu adanya perencanaan. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dalam hal ini Kota Semarang telah mempunyai RPJPD Kota Semarang dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025.

Rencana Strategis 2016-2021 Dinas Perhubungan Kota Semarang merupakan langkah awal dalam sistem perencanaan di bidang Perhubungan Kota Semarang. Rencana Strategis ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun dengan tetap memperhatikan potensi yang ada.

Renstra Dinas Perhubungan Kota Semarang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang, disamping itu juga mengacu pada Renstra Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan Renstra Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2014-2019.

Renstra Dinas Perhubungan Kota Semarang sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja / RENJA SKPD (Dinas Perhubungan). Renja tersebut selanjutnya diacu didalam penyusunan RKPD. Disamping itu Renja tersebut dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran / RKA SKPD ( Dinas Perhubungan).

1.2 LANDASAN HUKUM

Rencana Setrategis Dinas Perhubungan Kota Semarang tahun 2016-2021 disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(8)

I .4 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1246, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4438);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700) ; 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5025;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

8. Peratuturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

(9)

I .5 9. Kepetusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP.430 Tahun 2015

tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019;

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Seri E Nomor 3);

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

12. Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah;

13. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 13); 14. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan

yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 18);

15. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 –2031 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);

17. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016

(10)

I .6 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021.

18. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang.

19. Peraturan Walikota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan adalah :

1. Menjadikan pedoman dalam merencanakan dan merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk Tahun Anggaran 2016-2021.

2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis dan evaluasi kegiatan.

3. Menjadi kerangka dasar dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan adalah :

1. Mewujudkan keterpaduan perencanaan pembangunan lima tahunan secara efektif dan efisien.

2. Mempertajam prioritas pembangunan seiring dengan kebutuhan sehingga dapat mencapai hasil secara optimal.

3. Memberikan landasan sekaligus menjadi acuan bagi pelaku pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyusunan dokumen Renstra Dinas Perhubungan Kota Semarang Tahun 2016-2021 mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut :

(11)

I .7 BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan 2.2 Sumber Daya Dinas Perhubungan

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perhubungan

BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perhubungan BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

PERHUBUNGAN BAB VIII : PENUTUP

(12)

II.1 BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN Dinas Perhubungan Kota Semarang sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

 Tugas Pokok Dinas Perhubungan Kota Semarang.

Membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

 Fungsi Dinas Perhubungan Kota Semarang.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan diatas, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, dan Bidang Parkir;

b. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota;

c. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan Kesekretariatan, Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir, dan UPTD;

d. Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; e. Penyelenggaraan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

f. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir;

g. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Perhubungan;

h. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir, dan UPTD;

(13)

II.2 j. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir, dan UPTD;

k. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; dan

l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

Susunan dan Bagan Organisasi Dinas Perhubungan Kota Semarang sesuai Peraturan Walikota Semarang Nomor : 75 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang sebagai berikut :

a. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kota Semarang, terdiri dari : 1) Kepala Dinas;

2) Sekretariat, terdiri atas :

a) Subbagian Perencanaan dan Evaluasi; b) Subbagian Keuangan dan Aset; dan c) Subbagian Umum dan Kepegawaian. 3) Bidang Lalu Lintas, terdiri atas :

a) Seksi Pengelola Sarana Transportasi;

b) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan c) Seksi Perlengkapan Jalan.

4) Bidang Angkutan, terdiri atas :

a) Seksi Angkutan Barang, Hewan dan Khusus; b) Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek; dan c) Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek.

5) Bidang Pengendalian dan Penertiban,terdiri atas : a) Seksi Pembinaan dan Pengawasan;

b) Seksi Pengendalian; dan c) Seksi Penertiban.

(14)

II.3 6) Bidang Parkir,terdiri atas :

a) Seksi Pendataan; b) Seksi Pemungutan;dan

c) Seksi Penataan dan Perizinan. 7) UPTD, terdiri atas :

a) UPTD Terminal;

b) UPTD Trans Semarang; dan

c) UPTD Fasilitas Parkir Angkutan Barang Terboyo. 8) Kelompok Jabatan Fungsional.

(15)

II.4 b. Bagan Organisasi Dinas Perhubungan Kota Semarang

UPTD Terminal UPTD Trans Semarang UPTD Fasilitas Parkir Angkutan

Barang Terboyo DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG KEPALA Sub Bagian Perencanaan Dan Evaluasi SEKRETARIAT Bidang Parkir Seksi Pemungutan Seksi Pendataan Seksi Penataan dan Perizinan Bidang Pengendalian dan Penertiban Seksi Pengendalian Seksi Pembinaan dan Pengawasan Seksi Ketertiban Bidang Lalu Lintas Seksi Manajemen & Rekayasa Lalu Lintas

Seksi Pengelola Sarana Transportasi Seksi Perlengkapan Jalan Bidang Angkutan Seksi Angkutan Orang Tdk Dlm Trayek Seksi Angkutan Barang, Hewan dan Khusus

Seksi Angkutan Orang dlm

Trayek

Sub Bagian Keuangan dan Aset

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

UPTD Terminal UPTD Trans Semarang UPTD Fasilitas Parkir Angkutan

Barang Terboyo Kelompok

Jabatan Fungsional

- UPTD Terminal

- UPTD Trans Semarang

- UPTD Fasilitas Parkir Angkutan Barang Terboyo

(16)

II.5 UraianTugas dan Fungsi Kepala Dinas, Sekretariat dan Bidang-bidang

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Semarang diatas. b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas Kesekretariatan, Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban Bidang Parkir dan UPTD.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : 1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran;

2) pendistribusian tugas kepada bawahan; 3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6) pengkoordinasian, sinkronisasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi tugas-tugas kesekretariatan, Bidang Lalu Lintas, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir, dan UPTD;

7) pelaksanaan fasilitasi tugas-tugas Bidang Lalu Lintas , Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Penertiban, Bidang Parkir;

8) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait; 9) pelaksanaankegiatan penyusunan kebijakan di subbagian perencanaan dan evaluasi,

keuangan dan aset, umum dan kepegawaian;

10) pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja , dan Rencana Kinerja Tahunan;

11) pelaksanaan koordinasi dan verifikasi penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Perhubungan;

(17)

II.6 13) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Perhubungan;

14) pelaksanaan kegiatan penyusunan bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota;

15) menyiapkan kegiatan penyusunan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

16) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan keuangan Dinas Perhubungan;

17) pelaksanaan pengelolaan gaji dan tunjangan PNSdi lingkungan Dinas Perhubungan; 18) pelaksanaan tatakelola persuratan, kearsipan, kepustakaan, dokumentasi,

keprotokolan dan kehumasan Dinas Perhubungan;

19) pelaksanaanpenyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. c. Bidang Lalu Lintas

Kepala Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi tugas Seksi Pengelola Sarana Transportasi, Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, dan Seksi Perlengkapan Jalan.

Untuk melaksanakan tugas teraebut, Bidang Lalu Lintas mempunyai fungsi : 1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran;

2) pendistribusian tugas kepada bawahan; 3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait; 7) pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di Bidang Lalu Lintas;

8) pelaksanaan kegiatan Seksi Pengelola Sarana Transportasi, Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, dan Seksi Perlengkapan Jalan;

(18)

II.7 10) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di Bidang

Lalu Lintas;

11) pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya; 12) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

13) pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan; dan

14) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

d. Bidang Angkutan

Bidang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi tugas Seksi Angkutan Barang, Hewan dan Khusus, Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek, dan Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Angkutan mempunyai fungsi :

1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran; 2) pendistribusian tugas kepada bawahan;

3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait; 7) pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di Bidang Angkutan;

8) pelaksanaan kegiatan Seksi Angkutan Barang, Hewan dan Khusus, Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dan Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek;

9) pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi di Bidang Angkutan;

10) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di Bidang Angkutan;

11) pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya; 12) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

13) pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan; dan

14) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

(19)

II.8 e. Bidang Pengendalian dan Penertiban

Bidang Kepala Bidang Pengendalian dan Penertiban mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi Seksi Pembinaan dan Pengawasan, Seksi Pengendalian, dan Seksi Penertiban.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian dan Penertiban mempunyai fungsi :

1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran; 2) pendistribusian tugas kepada bawahan;

3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait; 7) pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di Bidang Pengendalian dan

Penertiban;

8) pelaksanaan kegiatan Seksi Pembinaan dan Pengawasan, Seksi Pengendalian, dan Seksi Penertiban;

9) pelaksanaankegiatan penyusunan data dan informasi di Bidang Pengendalian dan Penertiban;

10) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di bidang Pengendalian dan Penertiban;

11) pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya; 12) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

13) pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan; dan

14) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

f. Bidang Parkir

Bidang Parkir mempunyai merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi Seksi Pendataan, Seksi Pemungutan, dan Seksi Penataan dan Perizinan.

(20)

II.9 Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Parkir mempunyai fungsi :

1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran; 2) pendistribusian tugas kepada bawahan;

3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

6) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait; 7) pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di Bidang Parkir;

8) pelaksanaan kegiatan Seksi Pendataan, Seksi Pemungutan, dan Seksi Penataan dan Perizinan;

9) pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi di Bidang Parkir;

10) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di Bidang Parkir;

11) pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya; 12) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

13) pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan; dan

14) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

g. UPTD Terminal

UPTD Terminal mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan meliputi pengelolaan dan pemeliharaan terminal.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, UPTD Terminal mempunyai fungsi :

1) perencanaan program, kegiatan dan anggaran; 2) pendistribusiantugaskepadabawahan;

3) pemberian petunjuk kepada bawahan;

4) penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; 5) pelaksanaankegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;

(21)

II.10 6) pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi terkait atas

persetujuan pimpinan;

7) pelaksanaan penyusunan pedoman pengelolaan dan pemeliharaan terminal; 8) pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana terminal; 9) pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana kebutuhan pengelolaan terminal; 10) pelaksanaan pengelolaan dan operasional terminal;

11) pelaksanaan monitoring dan pengendalian teknis terhadap sistem sirkulasi lalu lintas kendaraan dan penumpang umum serta kegiatan lain di terminal;

12) pelaksanaan pemeliharaan taman, kebersihan dan bangunan fisik terminal;

13) pelaksanaan pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lainnya yang sah untuk disetor ke kas daerah;

14) pelaksanaan ketertiban dan keamanan kendaraan parkir dalam terminal dan lingkungannya;

15) pelaksanaan pemeliharaan prasaran dan sarana UPTD Terminal;

16) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemeliharaan terminal;

17) pelaksanaan ketatausahaan UPTD Terminal;

18) pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pelayanan data dan informasi di UPTD Terminal;

19) pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di UPTD Terminal;

20) pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya; 21) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

22) pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan;

23) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

h. Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan sesuai peraturan perundang-undangan.

(22)

II.11 2.2 SUMBER DAYA DINAS PERHUBUNGAN

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah merupakan faktor terpenting didalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, namun agar SDM tersebut dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi organisasi, susunan / persepsi, jumlah dan kemampuan (pendidikan dan keahlian) perlu dikelola dengan sebaik baiknya oleh pimpinan organisasi tersebut.

a. Posisi dan status kepegawaian.

NO POSISI KERJA STATUS JUMLAH PNS TPHL NON ASN SATPAM 1 Kepala Dinas 1 - - - 1 2 Sekretariat 27 2 46 5 80 3 Bidang Lalu Lintas 18 - 20 - 38 4 Bidang Angkutan 8 1 - - 9 5 Bidang Pengendalian dan Penertiban 28 - 79 - 107 6 Bidang Parkir 12 1 - - 13 7 UPTD Terminal 30 - - - 30 8 UPTD Trans Semarang 9 - 582 - 591 9 UPTD Fasilitas Parkir Terboyo 8 - - - 8 10 Pejabat Fungsional 14 - - - 14 Jumlah 155 4 727 5 891 Data Oktober 2017

b. Tingkat Pendidikan Pegawai (PNS)

NO PENDIDIKAN JUMLAH

1 Sekolah Dasar 5

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

16 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Aatas 71

4 Diploma 2 5 5 Diploma 3 8 6 Strata 1 44 7 Strata 2 5 8 Strata 3 1 Jumlah 155 Data Oktober 2017

(23)

II.12 c. Tingkat Kepangkatan / Golongan Pegawai (PNS)

NO PANGKAT GOLONGAN JUMLAH 1 Pembina Utama Muda (IV/c) 1 2 Pembina Tk. I (IV/b) 1

3 Pembina (IV/a) 5

4 Penata Tk. I (III/d) 16

5 Penata (III/c) 15

6 Penata Muda Tk I (III/b) 28 7 Penata Muda (III/a) 13 8 Pengatur Tk. I (II/d) 10

9 Pengatur (II/c) 30

10 Pengatur Muda Tk. I (II/b) 13 11 Pengatur Muda (II/a) 9 12 Pelaksana Tk. I (I/d) 6

13 Pelaksana (I/c) 8

14 Pelaksana Muda Tk I (I/b) - 15 Pelaksana Muda (I/a) -

Jumlah 155 Data Oktober 2017 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Sekolah Dasar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Sekolah Lanjutan Tingkat Aatas

Diploma 2 Diploma 3 Strata 1 Strata 2 Strata 3

SDM Berdasarkan Pendidikan

0 5 10 15 20 25 30

SDM Berdasarka Golongan

(24)

II.13 d. Tingkat Eselon Pegawai

NO ESELON JUMLAH 1 2 3 II III IV 1 5 18 Jumlah 24 Data Oktober 2017 2. Asset

Sarana dan prasarana yang mendukung adalah : a. Kendaraan bermotor, terdiri dari :

JENIS MERK JML KETERANGAN

Mobil Daihatsu PU 2 Operasional Mobil Jeep Escape 1 Patroli Mobil Mobil Derek 1 Operasianal Mobil Toyota Innova 1 Operasional Mobil Toyota PU 1 Operasional Mobil Toyota Sedan 2 Operasional Mobil Toyota ST 4 Operasional Mobil Izusu ELF 2 Patroli Mobil Ford Ranger 1 Patroli Spd Motor Suzuki A100 16 Operasional Spd Motor Yamaha Jupiter 1 Operasional Spd Motor Yamaha Scorpio 3 Patroli Spd Motor Honda Revo 23 Operasional Spd Motor Honda Verza 15 Patroli Spd Motor Suzuki Inazuma 2 Patroli Mobil Toyota Avanza 1 Patroli Shuttle Bus Mitsubishi 6 Operasional Mobil Daihatsu Xenia 1 Operasional Mobil Daihatsu Terios 1 Operasional Mobil Hyundai Avega 1 Patroli

Data Oktober 2017 4% 21% 75%

SDM ESELON

II III IV

(25)

II.14 b. Tanah dan Bangunan.

NO. FUNGSI LOKASI JUMLAH KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kantor Dinas

Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Terminal Terboyo

Terminal Cangkiran Terminal Gunung Pati CC Room ATCS Stop Station

Pos Pemantauan Pelayaran Loket Pelayanan Drive Tru

Tambak Aji Tambak Aji Terboyo Cangkiran G. Pati Tambak Aji Sendowo Tambak Lorog Tambak Aji 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 3 jalur Data Oktober 2017

c. Alat Uji Kendaraan Bermotor

Data Oktober 2017

NO. JENIS JUMLAH

1 Alat Pengujian Digital 1

2 Alat Uji Ukur Kendaraan 1

3 Bogie Roll 3 4 Brake Tester 3 5 Car Lift 1 6 CO HC Analyzer 1 7 Compresor 2 8 Head Light 2 9 Load Simulator 1 10 Pit Lift 1

11 Pit Whell Suspension 1

12 Play Detector 1 13 Side Slip 3 14 Smoke Tester 1 15 Speed Tester 1 16 Weight Axle 3 17 Generator Set 6

18 Sound Level Meter 1

19 Tien Tester 1

20 Hidrolic Lift Car 1

21 Smoke meter 1

22 Alat ukur total station 1

23 Alat ukur elektronik altimeter 1 24 Alat ukur kepuasan konsumen 1

(26)

II.15 2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN

Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Semarang tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut :

(27)

II.16 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan

Kota Semarang

No

Indikator Kinerja Seauai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Target NSPK Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Rasio Capaian

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Prosentase meningkatnya ketersediaan aturan bidang perhubungan 80 80 - - - - 80 - - - - 100,0 - - - - 2 Prosentase ketersediaan rencana pola pergerakan angkutan barang 100 - - - 100 100 - - - 100 100 - - - 100,0 100,0 3 Prosentase terpantaunya fasilitas perhubungan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 4 Peningkatan jumlah penumpang di terminal 10 3.934.833 4.013.530 4.093.800 4.175.676 4.259.189 7.716.721,00 7.793.539,00 4.767.769,00 4.085.195 5.208.385,00 196,1 194,2 116,5 97,8 122,3 5 Peningkatan pelayanan BRT 3 1 1 2 2 3 1 2 3 4 4 100,0 200,0 150,0 200,0 133,3 6 Penurunan pelanggaran angkutan penumpang umum 10 10,80 10,60 10,40 10,20 10,00 10,8 10,6 10,0 10,0 10,0 100,0 100,0 96,2 98,0 100,0 7 Peningkatan manajemen pengelolaan perparkiran 100 86,00 89,00 92,00 96,00 100,00 91 89 105 110 100 105,8 100,0 114,1 114,6 100,0 8 Peningkatan tempat pemberhentian akhir angkutan penumpang umum 75 1 3 3 5 7 1 - 7 7 7 100,0 - 233,3 140,0 100,0 9 Prosentase ketersediaan prasarana penunjang BRT 3 koridor 3 30 40 60 100 100 40 60 100 100 100 133,3 150,0 166,7 100,0 100,0 10 Prosentase peningkatan fasilitas lalu lintas

80 76 77 78 79 80 77 81,3 82,0 81,3 80,0 101,3 105,6 105,1 102,9 100,0

11 Meningkatnya kendaraan lulus uji berkala 2 72.445 72.735 73.026 73.318 73.611 80.209 72.725 78.793 91.573 91.573 110,7 100,0 107,9 124,9 124,4 12 Prosentase Tertatanya pembangunan tower telekomunikasi yang tertib 100 - 100 100 100 100 - 100 100 100 100 - 100,0 100,0 100,0 100,0 13 Jumlah arus penumpang angkutan umum :

(28)

II.17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 - Bus Non BRT 4.166.899 3.097.126 3.514.186 7.949.410 4.863.124 4.166.899 3.445.280 7.793.539 4.767.769 4.085.195 5.208.385 111,2 221,8 60,0 84,0 125,0 - Bus BRT 0 1.678.542 1.960.200 3.821.145 5.832.450 8.023.869 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 - Kereta Api 0 1.999.169 1.481.107 1.638.381 2.114.889 2.220.633 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 - Kapal Laut 0 507.207 520.579 803.759 223.237 234.399 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 - Pesawat Udara 0 2.510.492 2.902.978 3.716.894 4.390.462 4.609.985 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Jumlah 0 10.140.690 14.658.403 14.747.948 16.646.233 20.297.271 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

14 Rasio ijin trayek per jumlah penduduk

0 0,0025 0,0024 0,0024 0,0023 0,0022 0,0026 0,002 0,0019 0,0018 0,0018 104,0 83,3 79,2 78,3 81,8

15 Jumlah uji kir angkutan umum 5.382 5192 5192 5262 5342 5382 6833 7507 6997 7647 8095 131,6 144,6 133,0 143,1 150,4 16 Jumlah pelabuhan laut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 17 Jumlah pelabuhan udara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 18 Jumlah terminal bus 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 19 Jumlah stasiun kereta api 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 20 Kepemilikan KIR angkutan umum 3.672 3.577 3.577 3.612 3.652 3.672 4.295 4.722 4.401 4.810 4.810 120,1 132,0 121,8 131,7 131,0 21 Parkir On Street (titik) 1.342 1.454 1.424 1.394 1.369 1.342 1.301 1.270 1.176 1.089 1.127 89,5 89,2 84,4 79,5 84,0 22 Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 23 Pemasangan Rambu – Rambu 3.026 2.270 2.481 2.624 2.745 3.026 2.456 2.598 2.718 2.996 3.203 108,2 104,7 103,6 109,1 105,8

(29)

II.18 Dalam urusan perhubungan hampir seluruh indikator dapat dicapai, namun terdapat beberapa indikator yang memerlukan usaha dalam mencapai target. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain sebagai berikut :

a) Masih adanya pelanggaran lalu lintas dan parkir tepi jalan umum baik di jalan utama maupun jalan pinggiran;

b) Rasio ijin trayek sang masih rendah hal ini menandakan banyak trayek yang tidak aktif.

2. Disamping hal tersebut diatas hasil yang dicapai selama 2010-2015 adalah sebagai berikut :

a) Telah tersusunnya dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kota Semarang, yang nantinya akan menjadi dasar dalam penyusunan payung hukum guna penetapan kebijakan dibidang transportasi;

b) Telah terpantaunya fasilitas perhubungan terutama transportasi darat dengan dioperasikannya ATCS (Area Traffic Control System) yang dikendalikan dari CC Room ATCS. Sampai dengan akhir tahun 2015 telah dapat memantau sebanyak 22 persimpangan;

c) Meningkatnya jumlah penumpang di terminal Terboyo, Penggaron dan Mangkang dari semula sebanyak 3.857.680 orang pada tahun 2010 menjadi sebanyak 5.208.385 orang pada tahun 2015. Dan untuk jumlah penumpang di halte/shelter yang menggunakan transportasi massal dalam kota (BRT) mengalami peningkatan yang luar biasa dari semula 369.926 orang pada tahun 2010 menjadi 8.023.869orang pada tahun 2015;

d) Untuk pengoperasian transportasi massal dalam kota (BRT) sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 4 koridor telah melebihi target RPJMD 2010 – 2015 dengan target sebanyak 3 koridor. Dengan koridor sebagai berikut;

Koridor I : Mangkang – Penggaron Koridor II : Terboyo – Sisemut

Koridor III : Taman Diponegoro – Pelabuhan Tanjung Mas Koridor IV : Cangkiran – Bandara A. Yani – Sta.Tawang

(30)

II.19 e) Pelanggaran angkutan umum di jalan sebanyak 10% dari jumlah angkutan umum

yang berizin dan beredar di jalan;

f) Parkir tepi jalan umum (on street) mengalami penurunan dimana pada tahun 2010 sebanyak 1.385 titik menjadi 1.127 titik pada tahun 2015, sedangkan untuk parkir di tempat parkir (off street) mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 sebanyak 120 lokasi menjadi 212 lokasi pada tahun 2015. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan untuk menurunkan titik parkir on street dan meningkatkan lokasi parkir off street;

g) Untuk jumlah pemberhentian bagi penumpang dalam bentuk shelter meningkat dari semula sebanyak 60 unit pada tahun 2010 menjadi sebanyak 232 unit pada tahun 2015;

h) Pada ruas jalan rawan kemacetan sampai dengan Tahun 2015 mengalami penurunan panjang antrian, antara lain pada ruas jalan Siliwangi-Tol, Pertigaan Jrakah dan Gatot Subroto– Siliwangi. Untuk Jl. Pandanaran pada Tahun 2014 diberlakukan larangan parkir tepi jalan, dengan didukung operasional shuttle bus untuk mengangkut pengunjung yang berbelanja oleh-oleh di sepanjang jalan Pandanaran. Terobosan ini telah dapat menghilangkan kemacetan di sepanjang Jl. Pandanaran;

i) Untuk pelayanan trayek angkutan umum periode 2010-2015 terlihat pada tabel sebagai berikut

Trayek Angkutan Umum

No. Trayek Jumlah Rata2 2010-2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tar get Real isasi Targ et Reali sasi Target Reali sasi Targ et Reali sasi Targ et Reali sasi Targ et Reali sasi 1. Utama 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 2. Cabang 12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 12,5 3. Ranting 33 33 33 33 33 33 31 31 32 32 32 32 32,3 Jumlah 78 78 78 78 78 78 77 77 78 78 78 78 77,83

(31)

II.20 Armada Angkutan Umum

No Trayek Jumlah Rata2 2010-2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Targ et Real Targ et Real Targ et Real Targ et Real Targ et Real Targ et Real 1. Utama 777 777 737 731 783 783 764,67 2. Cabang 1.488 1.488 1.488 1.458 1.485 1.558 1.494,17 3. Ranting 877 877 877 860 888 888 877,83 4. Tidak dlm Trayek (Taxi) 1.620 1.620 1.620 1.352 1.654 2.050 1.652,67 Jumlah 4.762 4.762 4.722 4.401 4.810 5.279 4.789,33

j) Pengelolaan Perparkiran diprioritaskan untuk mengurangi gangguan samping berupa parkir di tepi jalan umum yang berpotensi menyebabkan kemacetan lalu lintas. Untuk pengelolaan pendapatan retribusi parkir, Kota Semarang menerapkan sistem swakelola, dimana petugas Dishubkominfo melakukan pengumpulan retribusi dari juru parkir yang sudah terdaftar. Kedepan akan dilakukan evaluasi dan perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada guna peningkatan PAD.

k) Pelayanan Angkutan di Terminal, pelayanan angkutan di terminal Terboyo, Mangkang dan Penggaron adalah sebagai berikut :

 Pelayanan angkutan di terminal Terboyo selama 5 tahun (2010-2015) jika dibandingkan periode lima tahun sebelumnya (2005-2009) secara rata-rata mengalami penurunan baik jumlah rit armada maupun jumlah penumpang. Hal ini dikarenakan sebagian trayek angkutan umum yang semula berawal/berakhir di Terminal Terboyo dialihkan ke Terminal Mangkang guna pengoptimalan Terminal Mangkang, disamping itu kondisi Terminal Terboyo yang sudah tidak layak (sering terkena air pasang / rob).

RIT DAN PENUMPANG DI TERMINAL TERBOYO

Tahun Rit Penumpang Capaian % Target Real Target Real

2010 224.760 653.081 2011 221.060 666.143 707.781 106 2012 184.101 679.465 808.460 119 2013 150.174 693.055 995.924 144 2014 175.856 706.916 1.328.942 188 2015 193.613 721.054 1.784.869 248

(32)

II.21  Pelayanan angkutan di terminal Mangkang selama 5 tahun (2010-2015) jika dibandingkan periode lima tahun sebelumnya (2005-2009) secara rata-rata mengalami peningkatan baik jumlah rit armada maupun jumlah penumpang. Hal ini dikarenakan sebagian trayek angkutan umum yang semula berawal/berakhir di Terminal Terboyo dialihkan ke Terminal Mangkang guna pengoptimalan Terminal Mangkang, disamping itu adanya operasi penertiban bus yang dilaksanakan secara kontinyu.

RIT DAN PENUMPANG DI TERMINAL MANGKANG

Tahun Rit Penumpang Capaian % Target Real Target Real

2010 212.803 4.094.654 2011 286.149 4.176.547 5.890.773 141 2012 357.763 4.260.078 5.107.236 120 2013 122.810 4.345.280 3.004.032 69 2014 149.427 4.432.185 2.079.464 47 2015 151.045 4.520.829 2.424.218 54

 Pelayanan angkutan di terminal Penggaron selama 5 tahun (2010-2015) jika dibandingkan periode lima tahun sebelumnya (2005-2009) secara rata-rata mengalami penurunan jumlah rit armada sedangkan jumlah penumpang megalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya penurunan armada yang beroperasi akibat usia kendaraan yang sudah tidak memenuhi syarat lagi.

RIT DAN PENUMPANG DI TERMINAL PENGGARON Tahun Rit Penumpang Capaian

% Target Real Target Real

2010 208.901 1.325.061 2011 194.571 1.351.562 2.065.508 153 2012 168.151 1.378.593 1.877.843 136 2013 35.313 1.406.165 767.813 55 2014 33.765 1.434.289 676.789 47 2015 40.152 1.462.974 981.210 67

l) Peningkatan Fasilitas Sarana dan Prasarana Transportasi, berupa pemasangan Rambu– rambu, marka, APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas) dan lain-lainnya, antara lain sebagai berikut :

(33)

II.22 No Fasilitas LL Satuan Target Real Capaian

% 1 Rambu-rambu lalu lintas Unit 1.122 1.189 106

2 Marka jalan M2 12.776 17.762 139

3 ATCS Simpang 22

4 Pagar pengaman jalan M 30 296 986

5 Down counter Unit 136 73 54

6 Shelter BRT Unit 61 232 380

7 Lampu flashing Set 26 43 165

8 RPPJ Unit 75 121 161

m) Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, telah dioperasikan angkutan umum massa BRT yang diharapkan dapat menarik masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan umum BRT dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di dalam melakukan perjalanan.

Pengoperasian BRT secara bertahap telah menjadi pilihan masyarakat dalam bidang tarnsportasi karena memiliki jadwal yang pasti dan biaya terjangkau. Pelayanan BRT di Kota Semarang sampai dengan 2015 telah beroperasi 4 koridor, yaitu :

1. Koridor I : Terminal Mangkang - Simpang Lima - Tugu Muda - Terminal Penggaron;

2. Koridor II : Terminal Sisemut - Tugu Muda - Terminal Terboyo);

3. Koridor III : Pelabuhan Tanjung Mas - Taman Diponegoro - Simpang Lima - Tugu Muda - Pelabuhan Tanjung Mas;

4. Koridor IV : Terminal Cangkiran - Bandara A. Yani - Stasiun KA Tawang; n) Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor, pelayanan pengujian kendaraan bermotor selama 5 tahun (2010-2015) mengalami peningkatan jumlah kendaraan yang diuji sebesar 20.502 kendaraan dengan rata-rata per tahun sejumlah 81.353 kendaraan.

Jumlah Kendaraan Yang Diuji

Tahun Satuan Target Real Capaian 2010 Unit 72.159 2011 Unit 72.445 80.209 111 2012 Unit 72.735 72.725 100 2013 Unit 73.026 78.793 108 2014 Unit 73.318 91.573 125 2015 Unit 73611 92.661 126

(34)

II.23 3. Pendanaan

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Semarang

Uraian Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Pendapatan 20.431.341. 000 22.985.333. 000 25.246.759. 000 29.325.066. 000 37.585.347. 000 14.790.050. 075 15.783.707. 884 25.058.297. 080 29.062.066. 620 35.118.64 8.000 72,39 % 68,67 % 99,25 % 99,1 0% 93,4 4% 16,67% 25,57% Belanja Langsung 20.197.757. 000 29.264.010. 200 44.165.308. 000 63.620.037. 000 92.496.200. 960 18.286.557. 784 26.571.936. 819 41.795.137. 883 60.507.556. 541 84.776.96 9.840 90,54 % 90,80 % 94,63 % 95,1 1% 91,6 5% 46,31% 46,87% Belanja Tidak Langsung

Pada belanja langsung selama kurun waktu 2010-2015 rata-rata capaian diatas 90%. Hal ini menunjukkan sebagian besar program / kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana. Keberhasilan melaksanakan program dan kegiatan didukung oleh perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi yang berjalan dengan baik.

Pendapatan Asli Daerah di Dishubkominfo dalam kurun waktu 2010-2015 terus mengalami peningkatan dengan capaian realiasi mendekati 100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh sumber daya yang ada telah bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam usaha mewujudkan target pendapatan.

(35)

II.24 2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS

PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG

Berdasarkan kondisi Kota Semarang sebagai ibukota provinsi sekaligus kota metropolitan dimana laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan aktifitas perdagangan dan jasa yang terus meningkat, ke depan Kota semarang menghadapi tantangan di bidang transportasi yang harus mendapatkan perhatian antara lain sebagai berikut :

a. Adanya simpul-simpul rawan kemacetan lalu lintas sebagai dampak pertumbuhan kendaraan dan peningkatan aktifitas perdagangan dan jasa;

b. Belum optimalnya pelayanan transportasi massal yang representatif (BRT) di jalan-jalan utama yang menghubungkan wilayah bangkitan dan tarikan perjalan-jalanan serta menghubungkan simpul-simpul transportasi yang dilengkapi dengan angkutan lingkungan di wilayah permukiman yang berfungsi sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi pelayanan transportasi massal (BRT);

c. Masih dibutuhkan tambahan fasilitas perlengkapan jalan di Kota Semarang seperti marka, rambu, RPPJ dan guardrail, dikarenaka keterbatasan anggaran yang dimiliki dan maraknya aksi pencurian dan perusakan;

d. Tingkat disiplin pengguna jalan yang masih perlu ditingkatkan, adapun faktor yang mempengaruhinya adalah mental dari pengguna jalan kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar lalu lintas;

Peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab tantangan tersebut adalah :

a. Adanya pengembangan manajemen rekayasa lalu lintas dan prasarana jalan khususnya Area Traffic Control System (ATCS) yang sangat membantu mengurai kemacetan di persimpangan;

b. Dukungan kebijakan dan pendanaan Pemerintah Pusat dan Provinsi serta stake holder untuk mengembangkan transportasi umum massal semakin meningkat;

c. Dukungan kebijakan dan pendanaan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk mengembangkan fasilitas lalu lintas;

(36)

II.25 d. Semakin tinggi minat dan partisipasi masyarakat luas dalam penyelenggaraan

(37)

III.1 BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN

Secara umum permasalahan transportasi di Kota Semarang tidak banyak berbeda dengan daerah lain. Permasalahan transportasi pada umumnya menyangkut infrastruktur, aksesibilitas, isu lingkungan, keselamatan, pelayanan angkutan umum, efisiensi dan efektivitas. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul berasal dari telaah capaian pelayanan Dinas Perhubungan pada 5 (lima) tahun terakhir dan juga berasal dari hasil menyerap pendapat masyarakat pemerhati transportasi. Secara rinci permasalahan-permasalahan di bidang transportasi adalah sebagai berikut:

a. Masih adanya simpul-simpul rawan kemacetan :

NO AREA PANJANG ANTRIAN

PD JAM SIBUK 1 JL. TEUKU UMAR JATINGALEH +200 M

2 JL. MAJAPAHIT +200 M 3 KARYADI-KALIGARANG +100 M 4 UNDIP-TEMBALANG +100 M 5 SUKUN BANYUMANIK +100 M 6 SIMPANG TLOGOSARI-SUKARNO HATTTA +100 M 7 SIMPANG GAJAHMADA-KAMPUNGKALI +50 M 8 JL. SILIWANGI +100 M

b. Kurang optimalnya penanganan dan perencanaan moda transportasi massal; c. Kurang optimalnya kualitas layanan angkutan umum;

d. Kurang optimalnya angkutan umum terpadu; e. Kurang optimalnya fasilitas perlengkapan jalan;

f. Kurang optimalnya ketertiban lalu lintas dan pengelolaan parkir di kawasan strategis; g. Masih kurangnya dukungan terhadap pengarusutamaan gender dalam pelayanan

(38)

III.2 3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi pembangunan daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah :

“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera”

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam perdagangan dan jasa, dengan dukungan infrastruktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.

Hebat, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang semakin sejahtera dalam rangka mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan jasa.

Sejahtera, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.

Dalam mewujudkan visi tersebut dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut :

a. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berkualitas;

b. Mewujudkan pemerintahan yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik;

c. Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan;

d. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang kondusif.

(39)

III.3 Dinas Perhubungan Kota Semarang merupakan salah satu pelaku pembangunan yang diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang. Misi Walikota dan Wakil Walikota yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Semarang adalah pada misi ke tiga yaitu “Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan’.

Dinas Perhubungan Kota Semarang dituntut untuk mampu mengejawantahkan Visi Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021, melalui penetapan visi kelembagaan sebagai ukuran keberhasilan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang sejalan dengan isu strategis yang dihadapi, dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI a. Telaah Renstra K/L No. Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan OPD Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi

Kualitas pelayanan dan keselamatan

transportasi jalan masih belum memadai terutama rambu, marka dan guard rail

Masih rendahnya kondisi prasarana akibat kerusakan

Rencana pengadaan / penambahan rambu, marka, guard rail dll

2 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan Kurang Optimalnya penanganan dan perencanaan moda transportasi masal Perencanaan angkutan umum masal dan penambahan koridor BRT

b. Telaah Renstra Provinsi No. Sasaran Jangka Menengah Renstra Provinsi Permasalahan Pelayanan OPD Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1. Meningkatnya Ketersediaan dan Kondisi moda serta keselamatan transportasi

Kualitas pelayanan dan keselamatan

transportasi jalan masih belum memadai terutama rambu, marka dan guard rail

Masih rendahnya kondisi prasarana akibat kerusakan

Rencana pengadaan / penambahan rambu, marka, guard rail dll

2. Meningkatnya kondisi dan ketersediaan infrastruktur dan transportasi strategis dan peran serta masyarakat Kurang Optimalnya penanganan dan perencanaan moda transportasi masal Perencanaan angkutan umum masal dan penambahan koridor BRT

(40)

III.4 3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN

LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS a. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah

No.

Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas

dan Fungsi OPD

Permasalahan Pelayanan OPD Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Rencana pengembangan pelayanan angkutan jalan dan penumpang

Kurang Optimalnya penanganan dan perencanaan moda transportasi masal

Perencanaan angkutan umum masal dan penambahan koridor BRT

2 Rencana prasarana pelayanan angkutan jalan

Kualitas pelayanan dan keselamatan

transportasi jalan masih belum memadai terutama rambu, marka dan guard rail

Masih rendahnya kondisi prasarana akibat kerusakan

Rencana pengadaan / penambahan rambu, marka, guard rail dll

3 Pengembangan dan peningkatan terminal penumpang Kurang optimalnya pelayanan terminal type C Pengembangan terminal type C

b. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis No. Dampak Lingkungan Permasalahan

Pelayanan OPD

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Pencemaran Udara Kurang optimalnya uji emisi kendaraan bermotor dan pesatnya pertumbuhan

kendaraan pribadi

Pelaksanaan uji emisi secara berkala dan pengoperasian BRT guna mengurangi pertumbuhan kendaraan pribadi 2 Konflik sosial di sekitar shelter Kurangnya sosialisasi pada saat pembangunan shelter Perencanaan pembangunan shleter disertai dengan dosialisasi yang cukup

3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Setelah mengamati gambaran pelayanan Dinas Perhubungan Kota Semarang lima tahun terakhir, menelaah sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Perhubungan, Renstra Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, implikasi Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Semarang dapat diketahui isu-isu strategis pada lima tahun kedepan di bidang perhubungan.

Isu isu strategis yang akan dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang ke depan yaitu :

a. Adanya simpul-simpul rawan kemacetan yang perlu perhatian dan penanganan khusus:

(41)

III.5 b. Pengembangan moda transportasi massal yang terpadu untuk menarik pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum sebagai upayamengurangi kemacetan; c. Pelayanan angkutan umum yang belum sesuai dengan harapan masyarakat;

d. Fasilitas perlengkapan jalan yang masih belum merata di seluruh jalan kota membutuhkan perbaikan, penggantian maupun penambahan;

e. Kurang optimalnya ketertiban lalu lintas dan pengelolaan parkir di kawasan strategis. f. Pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan kesetaraan gender sehingga

memberikan hak yang sama kepada masyarakat khususnya kaum wanita, difable, anak-anak, dan lansia.

(42)

IV.1 BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG

Pada RPJMD Kota Semarang tahun 2016-2021, Walikota dan Wakil Walikota terpilih telah menetapkan Visi dan Misi Pembangunan daerah Kota Semarang sebagai berikut :

Visi : “SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA”.

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.

Untuk mewujudkan Visi ”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA” dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut:

Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas

Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik

Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun

Iklim Usaha yang Kondusif

Dinas Perhubungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berperan menyukseskan pembangunan di Kota Semarang Mengacu pada Misi Pembangunan Kota Semarang yang ke 3 yaitu Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan.

(43)

IV.2 Salah satu sasaran guna mendukung misi tersebut yaitu Meningkatnya Kinerja Pelayanan Infrastruktur Kota dengan indikator kinerja Jumlah titik / ruas rawan macet.

Untuk mencapai indikator sasaran tersebut, Dinas Perhubungan Kota Semarang tahun 2016-2021 maka dirumuskan tujuan dan sasaran untuk mencapai indikator sasaran RPJMD tersebut.

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis dan permasalahan.

Perumusan tujuan Renstra Dinas Perhubungan Kota Semarang Tahun 2016-2021 dan keterkaitannya dengan sasaran RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

Tujuan : Menurunnya titik / ruas rawan macet dari 8 titik / lokasi menjadi 2 titik / lokasi, dengan sasaran :

Terwujudnya sistem manajemen transportasi yang berkelanjutan yang difokuskan pada : 1. Persentase ruas jalan dengan sarana prasarana yang terpadu dari 54,93% menjadi

64,93%;

2. Persentase cakupan wilayah pelayanan angkutan umum massal dari 52% menjadi 70%.

Untuk selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah beserta indikator kinerjanya dapat dilihat pada tabel berikut :

(44)

IV.3 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN

DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN SATUAN

KONDISI AWAL

2016

TARGET KINERJA PADA TAHUN

KET 2017 2018 2019 2020 2021

1 Menurunnya titik / ruas rawan macet

Jumlah titik / ruas rawan macet titik/ruas 8.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 Terwujudnya sistem manajemen transportasi yang berkelanjutan

Persentase ruas jalan dengan sarana prasarana yang terpadu % 54,93 56,93 58,93 60,93 62,93 64,93 Persentase cakupan wilayah pelayanan angkutan umum massal % 52 60 65 67 69 70

(45)

V.1

BAB V

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Dinas Perhubungan Kota Semarang melakukan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran serta target kinerja Renstra dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun.

Untuk dapat mewujudkan target-target tersebut dibutuhkan dukungan semua pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat dan seluruh stake holders.

Strategi dan arah kebijakan dalam pelaksanaan misi Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Semarang tahun 2016-2021 dirumuskan sebagai berikut :

1) Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas, dengan kebijakan diarahkan pada Rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana transportasi;

2) Meningkatnya kinerja pelayanan Dinas Perhubungan, dengan kebijakan diarahkan pada :

a. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi aparatur Dinas Perhubungan Kota Semarang;

b. Peningkatan kualitas kinerja aparatur Dinas Perhubungan Kota Semarang;

c. Peningkatan tertib administrasi pelaporan kinerja dan keuangan Dinas Perhubungan Kota Semarang

3) Mengembangkan transportasi massal, dengan kebijakan diarahkan pada Pengembangan sistem angkutan umum massal (rel dan non rel).

Rumusan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan secara jelas dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

(46)

V.2 Tabel Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

VISI : Semarang Kota Perdagangan Dan Jasa Yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera MISI : Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Menurunnya titik / ruas rawan macet

Terwujudnya sistem manajemen transportasi yang berkelanjutan

Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas

Rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana transportasi

Meningkatnya kinerja pelayanan Dinas Perhubungan

a. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi aparatur Dinas Perhubungan Kota Semarang b. Peningkatan kualitas kinerja

aparatur Dinas Perhubungan Kota Semarang

c. Peningkatan tertib administrasi pelaporan kinerja dan keuangan Dinas Perhubungan Kota Semarang

Mengembangkan transportasi massal Pengembangan sistem angkutan umum massal (rel dan non rel)

(47)

VI 1 BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang sebagai wujud pengimplementasian strategi dan kebijakan, untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Dalam Perubahan Renstra ini terdapat beberapa program kegiatan yang digabung untuk menyederhanakan jumlah program, disamping itu terdapat perubahan indikator kinerja program karena belum menggambarkan indikator hasil.

Adapun program tersebut dikelompokkan dalam : 1. Program Utama untuk mencapai sasaran;

2. Program Pendukung untuk menundukung Program Utama; dan 3. Program yang sifatnya penunjang

Program Utama untuk mencapai sasaran terdiri dari :

1. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalulintas dengan didukung : Program Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Perhubungan 2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dengan didukung :

Program Pelayanan BRT Trans Semarang Program yang sifatnya penunjang terdiri dari :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Untuk selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Gambar

Gambar  1.1  Wilayah Administrasi Kota Semarang

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kepala Seksi Pengujian Sarana memiliki tugas pokok Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengujian

Prestasi guru yang terjadi di sekolahan biasanya ditunjukkan dengan mutu kerja (ketrampilan dalam melakukan pekerjaan) yaitu terpenuhinya target mengajar yang sesuai dengan

prosedur penanganan Ijazah, KTM, dokumen kerjasasma dan dokumen lain yang tidak sesuai. Siklus PDCA pada bisnis proses belum dijelaskan pada manual mutu-. 4. Ada SDM

Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika KabupatenTanah Bumbu dimaksudkan sebagai acuan atau pedoman dalam perencanaan kegiatan

RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN KINERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SINGKAWANG. TAHUN

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan Tahun 2014- 2019 memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan sesuai

Perubahan RENSTRA Dinas Perhubungan Kabupaten Jember Tahun 20162021 6 KATA PENGANTAR Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan Kabupaten Jember Tahun 2016 – 2021 ini

Output Rencana Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lamandau adalah Program Tahunan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten