• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undnag-undang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, atau dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(2)

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri rumah tangga yang memiliki jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang. (Susanti, 2009) Jadi beberapa negara memiliki standar yang berbeda dan adapula yang menggambarkan kombinasi dari berbagai tolok ukur dalam mendefinisikan UMKM berkaitan dengan dasar hukum.

2.1.2 Karakterisitik UMKM di Indonesia

Sulistyastuti (2004) menyebutkan ada 4 (empat) alasan yang menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. UMKM tidak memerlukan modal yang besar sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar.

2. Tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal tertentu, seperti tingkat pendidikan, keahlian khusus dan sebagainya.

3. Sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan besar.

4. UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi.

2.1.2 Jasa

2.1.2.1 Pengertian Jasa

Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk fisik atau kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonumsi secara bersamaan

(3)

dan memberikan nilai tambah seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen (Lupiyoadi 2006:5).

Menurut Payne dalam Yazid (2005:3), jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat), yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:36), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu jasa mencakup dua pihak yaitu pihak produsen sebagai penyedia jasa dan pihak konsumen sebagai pihak pengguna jasa, dimana jasa diberikan sesuai dengan penawaran yang dilakukan pihak produsen selaku penyedia jasa.

2.1.2.2 Karateristik Jasa

Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa memiliki sejumlah karateristik unik yang membedakannya dengan barang. Adapun karateristik jasa tersebut adalah sebagai berikut (Tjiptono, 2006:18)

(4)

1. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau dirasa sebelum di beli atau di konsumsi. 2. Inseparability

Barang biasanya di produksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa pada umumya dijual terlebih dahulu, baru kemudian di produksi dan di konsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarize output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan di mana jasa tersebut di produksi.

4. Perishability

Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat di simpan. Kursi pesawat yang kosong, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang karena tidak dapat disimpan.

5. Lack of Owership

Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya, mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, konsumen mungkin hanya memiliki akses personal atas jasa untuk jangka waktu terbatas.

(5)

2.1.3. Kreativitas

2.1.3.1 Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan daya menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Menurut Sahlan dan Maswan, kreativitas adalah ide atau gagasan dan kemampuan berfikir kreatif. Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan kreativitas ialah kemampuan untuk mencipta daya cipta. Menurut Zimmerer (2008:75) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).

Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada (Suryana, 2006:42). Sedangkan kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan di antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat , benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic, yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari dan menemukan sesuatu yang baru.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreatvitas merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan melalui proses berfikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan.

(6)

Karakteristik orang yang kreatif adalah mempunyai rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cenderung menampilkan berbagai alternatif terhadap terhadap subyek tertentu.

Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi seseorang dalam berwirausaha. Menurut Hendro (2011:105) kegunaan pola pikir kreatif adalah: Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru, mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, menemukan solusi inovatif, menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, menemukan teknologi baru, mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan. Dengan kata lain, kreativitas sering dirumuskan sebagai proses baru yang menghasikan nilai karena pemikiran kreatif bersifat subjektif, spontan, berada di bagian otak kanan (Yunus, 2010: 53).

2.1.3.2 Proses Kreativitas

Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Konsep kreativitas menurut

(7)

William dimulai dari keinginan yang disengaja oleh seseorang dan di runtun sampai bagaimana karya keratif tersebut dapat dipasarkan ke masyarakat sebagai komoditi ekonomi (Wiratmoko, 2008 : 2).

Proses kreativitas meliputi 8 (delapan) tahapan yaitu : 1. Awareness and Interest (Kesadaran dan Minat)

Awal proses kreativitas dimulai dari pengamatan atau sesuatu masuk dalam pikiran seseorang. Seorang wirausahawan menyadari akan pentingnya hal tersebut sehingga timbul minat untuk mendalami dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut.

2. Preparation and Understanding (Persiapan dan Pemahaman)

Tahapan ini muncul setelah timbulnya minat, seseorang mulai memikirkan semua unsurnya secara rinci. Melalui pemikiran analisis, membuat diagnosis atas pengetahuan atas permasalahan yang diamatinya, sehingga timbul pemahaman tentang solusi untuk permasalahan yang diamatinya. 3. Absorbtion and Incubation (Penyerapan ide dan Inkubasi)

Kegiatan penyerapan dalam proses kreativitas adalah kesadaran untuk menyimpan pengetahuan tentang permasalahan yang diamati. Penyimpanan ide tersebut mengendap dalam pikiran selama beberapa waktu untuk dimatangkan sehinga bisa dihadirkan dalam sebuah produk keratif yang sempurna.

4. Inspiration and Illumination (Inspirasi dan Iluminasi)

Proses inspirasi adalah proses dimana munculnya ide-ide baru secara tiba-tiba. Sedangkan iluminasi adalah proses dimana seseorang telah

(8)

menemukan titik terang untuk solusi permasalahan yang diamatinya. Proses iluminasi muncul setelah seseorang mendapatkan inspirasi.

5. Testing and Verification (Pengujian dan Pembuktian)

Perlu diadakan proses pengujian dan pembuktian apakah langkah yang dipilih oleh seorang wirausahawan sesuai dengan tujuan awal pembentukan proses kreativitas yang sedang dijalankan dan apakah langkah tersebut terbukti efektif terhadap kebuituhan pasar terkini.

6. Refinement and Adjustment (Pencerahan dan Penyesuaian)

Tidak semua produk atau pemikiran kreatif yang dihasilkan seseorang langsung berbentuk sempurna. Proses pengujian di dunia nyata adalah proses yang sangat penting untuk membuktikan apakah masih ada kekurangan dari produk atau pemikiran kreatif seseorang.

7. Acceptance and Commitment (Penerimaan dan Komitmen)

Proses penerimaan suatu produk atau pemikiran kreatif seseorang memerlukan proses yang sangat panjang sebelum dapat diterima oleh masyarakat, dan apabila sudah dapat diterima dengan baik di masyarakat (acceptance) maka dengan sendirinya produk kreativitas tersebut akan mendapatkan pengakuan dan dukungan dari masyarakat (commitement). 8. Implementation (Penerapan secara nyata)

Penggunaan produk keratif adalah tahap akhir dari proses kreatif. Produk kreatif dianggap berhasil apabila dapat menjadi solusi atas suatu masalah dan dapat di implementasikan dengan berhasil.

(9)

2.1.4 Promosi

2.1.4.1 Pengertian Promosi

Menurut Swasta dan Irawan (2005:349) promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan pada produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Umar (2002:35) promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli atau pihak-pihak lainnya agar produk tersebut dikenal dan akhirnya dibeli.

Promosi adalah salah satu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Nitisemito, 1993:126).

Beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah kegiatan pengkomunikasian untuk memberikan informasi kepada orang-orang tentang produk yang akan ditawarkan sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Iklan, promosi penjualan, dan public relations adalah alat komunikasi massa yang tersedia untuk pemasar. Seperti namanya, komunikasi massa menggunakan pesan yang sama untuk semua orang di penonton. Banyak definisi mengenai iklan, dimana iklan didefinisikan sebagai proses komunikasi, proses pemasaran, proses ekonomi dan sosial, proses informasi dan persuasi (Arens, dalam Abideen, 2011: 57).

(10)

2.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Promosi

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk. Kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk menyebarluaskan informasi tentang produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen dengan membujuk mereka agar mereka mau membeli serta meningkatkan kembali kepada konsumen agar melakukan pembelian ulang. Ada 3 fungsi utama promosi yang dicapai dalam kegiatan promosi yaitu :

1. Mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh karena ini merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian barang atau jasa. Seseorang yang tidak menaruh perhatian pada suatu produk ataupun jasa dipastikan tidak akan membelinya.

2. Menumbuhkan ketertarikan atas barang dan jasa pada calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan pada seseorang mungkin akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya atau mungkin berhenti tahap selanjutnya adalah timbulnua rasa tertarik atas barang dan jasa yang ditawarkan.

3. Mengembangkan keinginan (desire) pembeli untuk memilih jasa yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu maka akan timbul rasa ingin memilikinya., dan bila ia merasa mampu maka rasa ingin ini semakin besar dan akan diikuti suatu keputusan yang positif.

(11)

Menurut Nickels dkk, (2008: 10), promosi bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembelian. Promosi juga bertujuan untuk memotivasi masayarakat untuk membeli produk atau jasa sebuah perusahaan, serta menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Tujuan utama promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginfomasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swasta & Irawan, 2005:353). Secara rinci dapat dijabarkan sebagi berikut:

a. Menginformasikan

Kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan.

b. Membujuk pelanggan sasaran

Promosi yang sifatnya membujuk umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini diarahkan untuk mendorong pembelian. c. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk dalam masa kedewasaan produk.

d. Modifikasi tingkah laku konsumen

Promosi diarahkan untuk merubah kebiasaan pembelian konsumen, misal iklan pemakainan pasta gigi Pepsodent yang menginformasikan kalau pemakaian pasta gigi diletakkan penuh di bulu sikat.

(12)

2.1.4.3 Dimensi Promosi

Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuannya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Swasta & Irawan, 2005:349). Lupiyoadi (2006:120) mengatakan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara pemberi jasa dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Menurut Lupiyoadi & Hamdani, (2006 : 121-122) dalam bauran promosi terdapat beberapa komponen yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan suatu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen akan jasa yang ditawarkan serta membedakan diri perusahaan dengan para kompetitornya. Terdapat beberapa tujuan periklanan, diantaranya:

1) Iklan yang memberikan informasi 2) Iklan membujuk

3) Iklan pengingat 4) Iklan pemantapan

b. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan personal merupakan suatu bentuk interaksi langsung dengan suatu calon pembeli atau lebih untuk melakukan persentasi, menjawab

(13)

pertanyaan, dan menerima pesan dari satu calon pembeli. Penjualan personal mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena memiliki kekuatan unik yaitu wiraniaga dapat mengumpulkan pengetahuan tentang konsumen dan mendapatkan umpan balik dari konsumen

c. Promosi penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah kegiatan promosi selain periklanan, penjualan perorangan maupun publisitas yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukkan untuk mendorong penjualan, serta lebih mempercepat respon pasar yang ditargetkan.

d. Publisitas dan Hubungan Masyarakat (Publicity and Public Relation) Publisitas dan hubungan masyarakat merupakan stimulasi non persoanal terhadap permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita komersial yang berarti dalam media masa dan tidak dibayar untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

e. Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth)

Menurut Word Of Mouth Marketing Association (WOMMA), (Harjadi dan Fatmawati, (2008) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk/merek kita kepada pelanggan. Komunikasi word of mouth sering dikenal dengan istilah viral marketing, yaitu sebuah teknik pemasaran yang digunakan untuk menyebarkan sebuah pesan pemasaran dari situs atau pengguna-pengguna kepada situs atau para pengguna-pengguna lain, yang mana dapat menciptakan pertumbuhan citra merek potensial seperti layaknya virus.

(14)

Pengetahuan konsumen tentang suatu produk lebih banyak dipengaruhi oleh word of mouth. Hal ini dikarenakan informasi dari teman lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi yang didapatkan dari iklan. Menurut Kumar, pelanggan yang paling berharga itu bukanlah pelanggan yang banyak membeli, melainkan pelanggan yang paling banyak berkomunikasi dari mulut ke mulut dan mampu membawa pelanggan yang lain untuk membeli di perusahaan kita, tanpa memperhatikan banyaknya pembelian yang pelanggan-pelanggan tersebut lakukan sendiri.

f. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Pemasaran ini merupakan unsur terakhir dalam bauran komunikasi promosi ada enam area pemasaran langsung direct mail, mail order, direct response, direct selling, telemarketing, digital marketing (Lupiyoadi & Hamdani, 2006:122).

Pemasaran langsung dapat dilakukan melalui social media. Menurut Thoyibie, (2010), media social adalah konten berisi informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan khalayak umum. Dewasa ini, praktek pemasaran melalui social media sangat berkembang dan digunakan sebagai alat pemasaran produk mempromosikan merek dan brand suatu perusahaan.

Social Media merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online. Social Media Marketing memungkinkan membangun

(15)

hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan strategi marketing tradisional. Kegiatan social media marketing berpusat pada usaha membuat konten-konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring sosial pertemanan mereka. Pengaruh social media berbeda-beda, tetapi yang umum terjadi adalah informasi yang berasal dari social media akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan diambil konsumen.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Tjiptono terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk mengukur promosi, yaitu :

1) Periklanan

2) Promosi penjualan 3) Hubungan masyarakat 4) Pemasaran Langsung

Berdasarkan uraian tersebut maka komponen bauran promosi digunakan sebagai indikator promosi pada penelitian ini meliputi :

1. Kualitas periklanan melalui penjualan pribadi yang dilakukan Diamonds Project.

2. Jangkauan promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan Diamonds Project.

(16)

2.1.5 Keputusan Pembelian Konsumen 2.1.5.1 Pengertian Keputusan Konsumen

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Tjiptono (2008:19) mengemukakan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan laternatif. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008 :181) keputusan konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada

Menurut Schiffman dan Kanuk (2009: 112), keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.

Pola perilaku konsumen sangat terkait satu sama lain, khusus di sisi seperti kualitas, harga dan pengambilan keputusan (Rajput, 2012: 486). Menurut Kotler (2000:211) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Sikap orang lain, faktor situasi yang terantisipasi, serta resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula level

(17)

kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan perusahaan pasca pembelian. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut (Tejdhakusuma, 2001:48).

2.1.5.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2004:204). Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar

(18)

bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian Informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.

3. Evaluasi Alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membelli.

4. Keputusan Pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunya cara sendiri dalam menangani informasi yang diperoleh dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan mana yang akan dibeli.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Apabila barang yang akan dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang

(19)

tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya. 2.1.6 Pengertian Party Planner

Secara umum usaha party planner merupakan bagian dari usaha penyelenggara acara. Penyelenggara acara adalah istilah untuk penyedia jasa profesional penyelenggara acara. Pada umumnya disebut sebagai EO (Event Organizer). Tugas dari penyelenggara acara adalah membantu klien nya untuk dapat menyelenggarakan acara yang diinginkan. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya atau waktu yang dimiliki klien. Selain itu penggunaan jasa EO juga dimungkinkan dengan alasan agar penyelenggaraannya profesional sehingga hasilnya lebih bagus daripada bila dikerjakan sendiri.

Menurut Megananda, EO dalam konteks sebagai sebuah bisnis memiliki definisi sebagai usaha dalam bidang jasa yang secara sah ditunjuk oleh kliennya, guna mengorganisasikan seluruh rangkaian acara, mulai dari perencanaan, persiapan, eksekusi hingga evaluasi, dalam rangka membantu mewujudkan tujuan yang diharapkan klien degan membuat acara.

Berhasil tidaknya sebuah penyelenggara acara ditentukan oleh adanya persiapan yang matang. Melalu konsep yang baik tentunya turut memperlancar dan mensukseskan suatu acara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam

(20)

pembuatan konsep suatu acara. Dalam membuat konsep EO dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Konsep Baku, dimana konsep ini sebelumnya telah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga tinggal melaksanakan saja.

2. Konsep Baru, dimana semua konsep acara dirancang sendiri kemudian di presentasikan kepada klien, dan hasil kesepakatan akan dilaksanakan. 3. Kombinasi, dimana hal ini berarti kita dengan pihak klien mengadakan

sharing bagaimana acara akan dibuat.

Dilihat dari jenis acara yang diadakan, EO dapat diketgorikan menjadi : 1. One Stop Service Agency adalah EO besar yang mampu

menyelenggarakan berbagai jenis acara hingga skala internasional.

2. MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) adalah EO yang khusus bergerak di bidang penyelenggara acara berbentuk pertemuan. 3. Brand Activation adalah EO yang secara spesifik membantu kliennya

untuk mempromosikan dalam rangka peningkatan penjualan, peningkatan pengenalan merk di kalangan konsumen, dengan berinteraksi langsung ke target marketnya.

4. Musik dan Hiburan adalah EO yang memiliki spesialisasi di bidang hiburan terutama musik.

5. Penyelenggara Pernikahan adalah EO yang mengkhususkan diri membantu klien mengadakan pesta pernikahan.

(21)

6. Penyelenggara Ulang Tahun adalah EO yang ahli membuat pesta ulang tahun termasuk untuk anak-anak. Pada umumnya disebut sebagai party planner.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai penyelenggara acara dapat diketahui bahwa party planner merupakan salah satu jenis dari usaha penyelenggara acara atau EO. Sehingga pengertian party planner adalah usaha yang bergerak di bidang jasa yang khusus dan ahli dalam perencanaan acara pesta ulang tahun termasuk anak-anak.

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian 1. Anggi Rahwinda (2015) Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kafe Kopi 1. Kreativitas 2. Inovasi 3. Minat Beli Konsumen Analisis Deskriptif dan Analisis Linier Berganda Kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen 2. Anindya Rachma Andanawari (2014) Pengaruh harga, lokasi, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian 1. Harga 2. Lokasi 3. Kualitas produk 4. Keputusan pembelian Analisis Regresi Berganda

harga, lokasi dan kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian 3. Heru Nugroho Kastaman (2014) Pengaruh Media Sosial Facebook Dalam 1. Media sosial 2. penjualan online Analisis Deskriptif Media sosial seperti Facebook memberikan pengaruh dalam peningkatan

(22)

Penjualan Bisnis Online bisnis online 4. Okpara (2011) The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneu rship The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneur ship Multiple Regressio n Analysis

The result show that there is a positive relationship Creativity and Innovation 5. Soraya Isti Farna (2009) Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gardenia Café Medan Tahun 2009 1. Produk 2. Harga 3. Tempat 4. Promosi 5. Orang 6. Bukti fisik 7. Proses 8. Keputusan pembelian konsumen Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Berganda. Produk, harga, tempat, promosi, dan proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen sedangkan variable orang tidak berpengaruh positif dan signifikan. 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variable yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literature (Kuncoro, 2009: 52)

Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada (Suryana, 2006:42). Promosi adalah salah satu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara

(23)

langsung maupun tidak langsung (Nitisemito, 1993:126). Suatu kreativitas dan promosi merupakan cara yang digunakan oleh jasa party planner dalam meningkatkan kualitas dan penjualan, serta untuk dapat bersaing dengan penyedia jasa party planner lainnya. Keputusan konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada (Kotler dan Armstrong, 2008 :181). Suatu kreativitas dan promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran dimana suatu kreativitas dapat menjadikan suatu konsep penawaran yang menarik terhadap keputusan konsumen. Hubungan kreativitas tidak terlepas dari promosi yang dilakukan oleh penjual jasa party planner tersebut dari segi harga dan konsep pemasaran yang unik sangat mempengaruhi keputusan konsumen memilih jasa yang merupakan strategi dalam persaingan pemasaran yang selalu mengalami perkembangan.

Berdasarkan teori pendukung dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari hasil kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu, kreativitas yang sangat baik menciptakan sesuatu yang baru sehingga menarik

Kreatifitas (x1)

Promosi (X2)

(24)

keputusan konsumen dari segi jenis jasa yang ditawarkan dan dari segi penawaran yang menarik. Hubungan promosi dengan kreativitas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dengan adanya suatu konsep yang kreatif dan promosi yang dilakukan berkaitan dengan harga yang ditawarkan cara penjualan sangat mempengaruhi keputusan konsumen jasa party lanner tersebut. Karena yang menjadi suatu pertimbangan konsumen dalam menentukan keputusannya untuk memilih suatu jasa dengan melihat suatu konsep yang kreatif dari penjual jasa tersebut yang unik dengan harga yang relatif murah, sehingga konsumen merasa puas dan menguntungkan bagi konsumen.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 93).

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah disusun, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kreativitas dan promosi yang dilakukan Diamonds Project berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen dalam memilih jasa Party Planner Diamonds Project.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Swastha (2002:10), pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang dibuat untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan

Promosi Melalui Sosial Media Menurut Landa 2010, terdapat 5 cara efektif untuk membuat konten promosi di sosial media, yaitu RAVES , yang merupakan kepanjangan dari: a.. Relevant

Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka jelaslah bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan kumpulan dari manusia serta pengumpulan dan pengukuran

Menurut Astuti dalam Anggraini (2013) skala usaha adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah

Penelitian Maybelle (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Intensi Perilaku Dalam Pembelian Jasa Produk Percetakan di Wilayah

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Menurut Huang, Zmud, & Price (2010), Tata Kelola Teknologi Informasi atau yang biasa yang disebut IT Governance merupakan praktek – praktek tata kelola yang melibatkan