• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Umum Wilayah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2:

Gambaran Umum Wilayah

`

2.1

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Kabupaten Klungkung, merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali dengan luas 315 km2 secara geografis terletak diantara 115.21’28” - 115.37’43’ Bujur Timur dan

008.27o 37 o – 008.49o 00 o Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Klungkung adalah sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Bangli, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem sebelah selatan Samudera India dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Secara detail peta orientasi Kabupaten Klungkung dan peta Geografis Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Peta 2.1

Sumber : Geogle Earth tahun 2012

(2)

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten/Kota dan Cakupan Wilayah Kajian

(3)

Air tanah merupakan merupakan air yng berada di bawah permukaan tanah dengan pergerakan yang sangat lambat. Keberadaannya dipengaruhi oleh porositas, permiabilitas dari lapisan tanah dan pengisian kembali air, lapisan yang porous dan permiabel. Di Kabupaten Klungkung air tanah berupa mata air dan sumur, termasuk sumur dangkal (sumur gali) dan sumur dalam (sumur bor). Ketiga sumber air tersebut terdapat di Klungkung daratan maupun di Klungkung kepulauan (Kecamatan Nusa Penida). Di wilyah daratan sebagian besar air tanah digunakan sebagai sumber air baku PDAM dengan besar kapasitas debit air 548 liter/detik dan sudah terpasang 300 liter/detik. Sumber air tanah berupa mata air telah ditemukan di delapan desa di Kecamatan Nusa Penida dengan debit air mencapai 524.60 liter/detik. Sumur dalam dan sumur gali lebih banyak terdapat di tepi pantai dengan potensi debit air antara 0.4 liter/detik dan bersifat payau.

Selain bersumber dari mata air dan sumur, sumber air tanah lainya adalah air sungai. Sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun pada sungai yang menyebar di Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan. Sungai yang paling besar adalah Tukad Unda dengan debit minimum 1.480 liter/detik dan maksimum 8.899 liter/detik. Selanjutnya Tukad Telaga Waja yang merupakan anak sungai dari Sub DAS Unda dengan debit rata-rata 2.430 liter/detik. Sedangkan di wilayah Klungkung Kepulauan (Kecamatan Nusa Penida) tidak terdapat sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun, hampir semua sungai di Kecamatan Nusa Penida mempunyai jenis sungai musiman (intermitten), dimana debit aliran hanya ada pada musim hujan dengan intensitas yang cukup lama. Beberapa sungai musiman yang mempunyai daerah tangkapan (catchment area) cukup luas disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Daerah aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Klungkung

No Nama Sungai Luas DAS (Km2) Debit (m3/dt) Lokasi

1 Tk. Penida 16.510 0.34 Desa Sakti

2 Tk. Waru 5.14 0.28 Klumpu 3 Tk. Prapat 6.130 0.22 Ped 4 Tk. Bok 5.432 0.22 Suana 5 Tk. Bodong 5.059 0.20 Ped 6 Tk. Poing 5.748 0.12 Batukandik 7 Tk. Gintungan 5.320 0.10 Sekartaji 8 Tk. Telaga 2.73 0.05 Ped

Sumber: Peta Dasar Bakosurtanal; Studi dan DED Penyediaan Air Baku Nusa Penida, 1996

Curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pencatatan curah hujan dilakukan di tiap-tiap kecamatan. Di Kecamatan Nusa Penida ada 3 (tiga) tempat pengamatan yaitu Sampalan, Prapat dan Klumpu, sedangkan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan masing – masing 1 (satu) tempat pengamatan. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Desember yaitu 2.155 mm dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu 297mm. Jika dilihat perkecamatan curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Banjarangkan sebesar 4.031 mm, Klungkung 2.350 mm, Dawan 2.173 mm dan Nusa Penida 1.844,67 mm.

Panjang pantai di Kabupaten Klungkung 90 km terdiri atas 20 km berada di Klungkung daratan dan 70 km berada di Klungkung kepulauan. Garis pantai tersebut tergolong tipe pantai dasar berpasir, pantai bertebing terjal dan pantai bermangrove. Kondisi hidro-oseanografi yang meliputi salinitas, temperatur, pH dan DO masih bersifat alami. Pola arus dipengaruhi oleh pergerakan massa air di perairan selat Bali, Selat Lombok dan Samudera Indonesia sedangkan pasang surut tergolong campuran semi-diurnal. Kondisi gelombang tergolong besar karena berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Pada saat pasang tertinggi gelombang mencapai 50 – 140 cm dengan arah tegak lurus garis pantai. Kelandaian dasar laut di Pulau Nusa Penida perairan laut bagian timur termasuk curam dan di bagian utara Pulau Nusa Penida sangat curam mencapai 30.8% pada kedalaman 100 m

.

Secara administratif Kabupaten Klungkung terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan terdiri atas 59 desa dengan 394 banjar adat. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 2.2.

(4)

Tabel 2.2 Luas wilayah Kabupaten Klungkung menurut kecamatan

No Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah

Banjar Adat Luas Wilayah (Km2)

1 Klungkung 18 96 29,050

2 Banjarangkan 13 75 45,730

3 Dawan 12 66 37,380

4 Nusa Penida 16 157 202,840

Jumlah 59 394 315,000

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka (2011)

Jarak dari Ibukota Kabupaten Klungkung (Kota Semarapura) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 40 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-25 km, dimana Kecamatan Nusa Penida merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.

2.2

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Klungkung berdasarkan data Tahun 2010 tercatat sebanyak 185.272 jiwa, terdiri dari 91.071 jiwa penduduk laki-laki dan 94.201 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Klungkung relatif terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2009, penduduk Kabupaten Klungkung bertambah 1.229 jiwa atau 0,66%. Dan bila dibandingkan tahun 2007 jumlah penduduk Klungkung tercatat 175.430 jiwa ini berarti ada kenaikan 5,31% hingga tahun 2010.

Distribusi penduduk Kabupaten Klungkung tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Klungkung dengan 57.210 jiwa, sedangkan Kecamatan Banjarangkan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 39.292 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2010 adalah 588 jiwa/km2. Kepadatan

penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Klungkung dengan tingkat kepadatan sebesar 1.969 jiwa/km2,

sedangkan Kecamatan Nusa Penida memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 237 jiwa/km2 disajikan pada

Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Klungkung Tahun 2010 No Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

(Km2) (jiwa) (jiwa/Km2) 1 Banjarangkan 45.73 39,292 859 2 Klungkung 29.05 57,210 1,969 3 Dawan 37.38 40,695 1,089 4 Nusa Penida 202.84 48,075 237 Total 315.00 185,272 588 Sumber: BPS Klungkung dalam Angka (2011)

Proyeksi penduduk digunakan untuk melihat perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Dengan adanya proyeksi penduduk, untuk 5 tahun mendatang, menggunakan metode sesuai trend yang terjadi, apabila diperhatikan maka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung selama 5 tahun terakhir sampai Tahun 2010 cenderung meningkat dengan rata-rata perkembangan (r) sebesar 1,76 % (0,0176). Proyeksi penduduk di Kabupaten Klungkung dengan perhitungan yang menggunakan tahun awal adalah Tahun 2010 sebesar 185.272 jiwa dan asumsi angka pertumbuhan (r) per tahun adalah 0,0176, maka jumlah penduduk Kabupaten Klungkung pada akhir tahun 2015 sebanyak 205.708 jiwa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh gambaran bahwa jumlah pertambahan penduduk Klungkung sebanyak 20.437 jiwa. Adapun rumus proyeksi laju pertumbuhan disajikan pada Tabel 2.4

(5)

Tabel 2.4 Rumus dan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Klungkung kurun waktu 5 Tahun No Tahun Jumlah Penduduk rata - rata ( r ) Pt = Po ( 1 + r) ^t

1 2010 185,272 0.02 2 2011 191,848 3 2012 195,223 4 2013 198,657 5 2014 202,152 6 2015 205,709

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.5 Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir

No Anggaran n-4 n-3 n-2 n-1 n (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 21.627.951.409,00 29.566.916.897,61 30.990.991.317,94 40.735.838.605,58 17.323.193.012,00 2 Dana Perimbangan (Transfer) 395.900.145.371 408.849.152.431 441.999.992.980 460.866.850.846,66 3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 50.686.476.220 61.782.617.907,95 44.855.309.609,98 1.265.445.000,00 Jumlah Pendapatan 502.868.134.452,24 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 2 Belanja Langsung Jumlah Belanja Surplus/Defisit Anggaran (58.297.594.893,86)

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung.

Anggaran untuk program sanitasi masih dalam tahap rekapitulasi data, belum bisa dicantumkan pada tabel di atas (data menyusul).

(6)

Tabel 2.6 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir No Subsektor/SKPD n-4 n-3 n-2 n-1 n (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Air Limbah 1 DPU Pengairan 2 PU-CK 3 KLH 4 Kimtaru B Persampahan C Drainase D

Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan)

E Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) F Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD

murni (bukan pendamping) G Total Belanja APBD

H Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%)

I Jumlah penduduk

J Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) Ket: belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan) Sumber:…..

(Penjelasan ttg data mengenai ruang fiscal kabupaten MENYUSUL)

Tabel 2.7 Data mengenai ruang fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun terakhir

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) n-4 1.07 n-3 1.22 n-2 1.69 n-1 0.76 n 0.74

Sumber: Peraturan Menteri Keuangan RI

(Penjelasan ttg data perekonomian umum MENYUSUL)

Tabel 2.8 Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir

No D e s k r i p s i n-4 n-3 n-2 n-1 n

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1 PDRB harga konstan (struktur

perekonomian) (Milyar.Rupiah ) 1.066,28 1.125,34 1.182,35 1.240,54 1.307,89 2 Pendapatan Perkapita

Kabupaten/Kota (Rp.) 6.460.295, 6.758.497, 7.040.857 7.327.050, 7.668.968, 3 Upah Minimum Regional

Kabupaten/Kota (Rp.)

4 Inflasi (%) 4.65 5.95 11.04 4.92 8.1

5 Pertumbuhan Ekonomi (%)

(7)

2.4

Tata Ruang Wilayah

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dari pembangunan daerah. Oleh karena itu, tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung hendaknya sejalan dengan tujuan atau visi pembangunan daerah Kabupaten Klungkung, yaitu : “Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera, Berbudaya, dan Berkeadilan, dalam Wilayah Klungkung yang Bersih, Aman, Lestari dan Indah (BALI)”.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dirumuskanlah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung untuk jangka 20 (dua puluh) tahun ke depan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah; 2. pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur;

3. peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing;

4. pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual;

5. pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan; dan

6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Pengembangan tata ruang wilayah kabupaten tidak dapat dilepaskan dari kedudukan atau peranannya dalam lingkup antar wilayah, dimana Kabupaten Klungkung tidak hanya berperan dalam konteks intra wilayah, melainkan juga sangat berperan dalam skala wilayah Provinsi Bali. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik fisik geografis Kabupaten Klungkung sebagai wilayah yang berada pada jalur lintasan transportasi darat (jalur Tohpati - Gianyar - Semarapura – Padangbai di sebelah utara dan jalur Tohpati – Kusamba (Sunrise Road) – Padangbai di sepanjang pantai) baik antara Bali Timur dan Bali Selatan, maupun antara Bali dengan Nusa Tenggara Barat;

b. Keterkaitan spasial antar Kota Semarapura dan dengan kota-kota utama di kabupaten lainnya di Propinsi Bali dan dengan kota-kota di propinsi lainnya yang tergantung pada perhubungan darat dan laut.

c. Kedudukan Kota Semarapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk kawasan Bali Timur yang melayani Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Bangli.

Berdasarkan hal diatas, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro/antar wilayah akan diarahkan pada pengembangan dengan meningkatkan hubungan dengan pusat-pusat pelayanan regional di Bali Selatan melalui jaringan jalan arteri yang menghubungkan Kabupaten Klungkung dengan wilayah kabupaten lainnya di Propinsi Bali serta melalui jaringan jalan arteri Tohpati - Kusamba untuk pengembangan pusat-pusat utama di Bali Timur. Keberadaan jalan tersebut merupakan prasarana yang diharapkan dapat memperkuat keterkaitan wilayah Kabupaten Klungkung dengan kabupaten dan propinsi lainnya dengan memanfaatkan kekuatan interaksi antara dua dermaga penyeberangan Gilimanuk di bagian barat dan dermaga penyeberangan Padangbai di bagian timur Pulau Bali. Kedudukan Kota Semarapura, Dawan, Banjarangkan dan Sampalan sebagai pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Klungkung didukung oleh Pelabuhan Rakyat di Kusamba, rencana Pelabuhan Penyeberangan di Gunaksa dan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida serta disebelah timurnya terdapat Pelabuhan Padangbai, memiliki prospek cerah dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Klungkung, terutama Kawasan Pariwisata Nusa Penida.

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

Kawasan rawan letusan gunung berapi, adalah kawasan gunung berapi Gunung Agung yang dibagi menjadi dua zona, meliputi :

a.kawasan rawan bencana I atau daerah bahaya, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, hujan abu lebat, dan aliran lava yang lokasinya berada diuar wilayah Kabupaten klungkung.

b.Kawasan rawan bencana II atau daerah waspada, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan (lahar dingin), banjir, terutama jika letusannya semakin membesar, sebarannya mencakup;

(8)

1) sebaran aliran lahar ke wilayah kabupaten Klungkung (arah selatan) melalui Tukad Telaga Waja dan Tukad Unda dan dapat mengancam Kota Semarapura dan Kawasan Eks Galian C Gunaksa; dan 2) sebaran bencana hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar dengan radius lebih kurang 10

km dari puncak.

Kawasan rawan gempa bumi, meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang dan tinggi seluas kurang lebih 906 (sembilan ratus enam) ha yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 434 (empat ratus tiga puluh empat), Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 189 (seratus delapan puluh sembilan), dan Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 282 (dua ratus delapan puluh dua) ha

Kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh pantai wilayah Kabupaten seluaskurang lebih 252 (dua ratus lima puluh dua) ha sebarannya di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) ha, Kecamatan Nusa Penida seluas kurang lebih 126 (seratus dua puluh enam) ha dan sisanya di Kecamatan Dawan dan kecamatan Klungkung

Desa-desa yang rawan terhadap bencana tanah longsor adalah Desa Tangkas dan Desa Jumpai (Kecamatan Klungkung), Desa Gunaksa (Kecamatan Dawan), dan Desa Kutampi Kaler (Kecamatan Nusa Penida).

Peta 2.2 Rencana Pusat Layanan Kabupaten (ukuran A4)

Sumber ; RTRW Kabupaten Klungkung 2011-2031

(9)

Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten

(10)

2.5

Sosial dan Budaya

Jumlah penduduk Kabupaten Klungkung berdasarkan data Tahun 2010 tercatat sebanyak 185.272 jiwa, terdiri dari 91.071 jiwa penduduk laki-laki dan 94.201 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Klungkung relatif terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2009, penduduk Kabupaten Klungkung bertambah 1.229 jiwa atau 0,66%. Dan bila dibandingkan tahun 2007 jumlah penduduk Klungkung tercatat 175.430 jiwa ini berarti ada kenaikan 5,31% hingga tahun 2010.

Program pendidikan merupakan program pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dapat dicapai oleh sebagian besar penduduk menunjukkan bahwa semakin berhasil pelaksanaan program pembangunan khususnya bidang pendidikan bagi penduduknya di suatu wilayah. Indikator keberhasilan bidang pendidikan dapat dilihat dalam berbagai aspek dan tinjauan. Jumlah sekolah di Kabupaten Klungkung mulai jenjang pendidikan usia dini sampai jenjang pendidikan SMU disajikan pada Tabel 2.8.

Tabel. 2.9 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Klungkung

No Kecamatan Jumlah TK Jumlah SD Jumlah SLTP Jumlah SMU

1 Klungkung 26 29 6 10

2 Banjarangkan 25 32 5 1

3 Dawan 18 24 3 2

4 Nusa Penida 20 53 10 5

Jumlah 89 138 24 18

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka (2011)

Penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatan perkapitanya kurang dari satu dolar/orang per hari atau penduduk yang pendapatannya kurang dari 2.100 kilo kalori per orang/hari (BPS, 1998). Untuk itu, salah satu sasaran pembangunan adalah dalam rangka menekan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, di Kabupaten Klungkung persentase penduduk miskin adalah sebesar 18,36%, kemudian pada tahun 2008 persentase penduduk miskin telah dapat diturunkan menjadi 17,12%. Bila dilihat sebaran penduduk miskin per kecamatan, Kecamatan Dawan merupakan kecamatan dengan persentase penduduk miskin terkecil di kabupaten Klungkung yaitu 11,38% kemudian diikuti oleh Kecamatan Banjarangkan dengan posisi penduduk miskin terkecil kedua yaitu 11,98%. Kecamatan Klungkung sebagai pusat ibukota Kabupaten memeiliki persentase penduduk miskin lebih banyak dibandingkan Kecamatan Dawan dan Banjarangkan yaitu sebesar 13,14%. Namun demikian persentase penduduk miskin tertinggi adalah di Kecamatan Nusa Penida terdapat 1 (satu) orang penduduk miskin. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa Kecamatan Nusa Penida merupakan penyumbang hampir sebagian penduduk miskin di Kabupaten klungkung. Hal ini terkait dengan kondisi geografis Kecamatan Nusa Penida yang identik dengan kegersangan dan daerah tandus, wilayah dengan kelerengan tinggi, curam dan berbatu-batu, curah hujan yang rendah, keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan termasuk tidak adanya produksi beras, dan keberadaan Nusa penida yang dipisahkan ole perairan/laut yang member dampak pada keterbatasan aksessibilitas dan keterisolasian dibandingkan denan kecamatan-kecamatan lainnya.

Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

Klungkung 1.422

Banjarangkan 935

Dawan 824

Nusa Penida 3.034

(11)

(Penjelasan ttg jumlah rumah di setiap kecamatan, bagaimana kategori yang disebut rumah di kabupaten klungkung MENYUSUL)

Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Klungkung Banjarangkan Dawan Nusa Penida

Sumber:…..

2.6

Kelembagaan Pemerintah Daerah

(penjelasan mengenai struktur organisasi pemerintah daerah kabupaten klungkung MENYUSUL) Gambar 2.1 Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Klungkung

(12)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Subbagian

Pengawasan,tugas

pembantuan dan

pertanahan

Subbagian

Perangkat

daerah,otonomi

dan kerjasama

Subbagian

Ketentraman,kete

rtiban,kesatuan

bangsa,politik dan

perlindungan

masyarakat

Subbagian

Perundang-undangan

Subbagian

Bantuan

hukum,dokument

asi hukum, dan

hak asasi manusia

Subbagian

Organisasi dan

tatalaksana

Subbagian

Pendidikan,pemu

da,olah raga dan

kesehatan

Subbagian

Pemberdayaan

masyarakat,pere

mpuan,keluarga

berencana dan

agama

Subbagian

Sosial,tenaga

kerja,kependudu

kan,transmigrasi

dan

penanggulangan

Subbagian

Pengumpulan

data, dan

pemberitaan

Subbagian

Audio visual dan

Dokumentasi

Subbagian

Protokol dan

penerimaan tamu

Subbagian

Koperasi usaha

kecil dan

menengah,perind

ustrian dan

perdagangan

Subbagian

Penanaman

modal, penyertaan

dan badan usaha

daerah

Subbagian

Sumber Daya

Alam

Subbagian

Perencanaan

pembangunan,sta

tistik,penelitian

dan

pengembangan

Subbagian

Perhubungan,ko

munikasi dan

informatika

Subbagian

Pekerjaan umum,

kebudayaan dan

pariwisata

Subbagian

Pengadaan

Subbagian

Pemeliharaan

Subbagian

Penghapusan

aset

Subbagian

Keuangan dan

Pendapatan

Subbagian

Kearsipan,

Perpustakaan

dan

Kepegawaian

Subbagian

Sandi

BUPATI

WAKIL BUPATI

SEKRETARIAT DAERAH

ASISTEN PEREKONOMIAN,

PEMBANGUNAN DAN ADMINISTRASI

UMUM

ASISTEN PEMERINTAH DAN

KESEJAHTERAAN RAKYAT

STAF AHLI

1. Bidang Hukum,politik dan Pemerintahan

2. Bidang ekonomi, pembangunan dan keuangan

3. Bidang kemasyarakatan dan sumber Daya Manusia

Kelompok Jabatan Fungsional

BAGIAN

PEMERINTAHAN

BAGIAN

KESEJAHTERAAN

RAKYAT

BAGIAN

HUKUM,HAK ASASI

MANUSIA DAN

ORGANISASI

BAGIAN

HUBUNGAN

MASYARAKAT DAN

PROTOKOL

BAGIAN

PEREKONOMIAN

BAGIAN

PEMBANGUNAN

BAGIAN

PERLENGKAPAN

BAGIAN

UMUM

(13)

Gambar

Tabel 2.1 Daerah aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Klungkung
Tabel 2.2 Luas wilayah Kabupaten Klungkung menurut kecamatan
Tabel 2.5  Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir
Tabel 2.6  Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir   No  Subsektor/SKPD  n-4  n-3  n-2  n-1  n  (a)  (b)  (c)  (d)  (e)  (f)  (g)  A  Air Limbah  1  DPU Pengairan  2  PU-CK  3  KLH  4  Kimtaru  B  Persampahan  C
+3

Referensi

Dokumen terkait

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM RKPD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 Program. Penguatan

Ruang Terbuka Hijau publik yang terdapat pada Kecamatan Banjarmasin Selatan terdiri dari jalur hijau jalan dan sempadan sungai (taman siring) sedangkan RTH Privat

yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru Nomor : 40 Tahun 2008 sampai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan AruNomor 64 Tahun 2008 tentang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, letak geografis dan wilayah administratif

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, letak geografis dan wilayah

Secara garis besar aliran sungai di Jawa Barat dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu yang mengalir ke pantai utara dan yang mengalir ke pantai selatan.. Daerah aliran

Kelompok hutan Sakti (RTK 29) secara administratif terletak di desa Sakti, kec. Nusa Penida, Klungkung, sedangkan menurut pembagian wilayah administrasi kepemangkuan

Kecamatan Minas 10.Kecamatan Sungai Apit 11.Kecamatan Pusako 12.Kecamatan Lubuk Dalam 13.Kecamatan Sungai Mandau 14.Kecamatan Mempura Sedangkan batas wilayah Kabupaten Siak yaitu :