20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (action
research). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Slameto, 2015).
Penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus berdasarkan pada teori Hopkins (1993) seperti bentuk spiral yang mengaitkan perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah atau sering disebut “ngawur” atau sembarangan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita laukukan dapat kita ketahui kualitasnya (misalnya apakah sudah sesuai dengan rencana), kita perlu melakukan pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Jika pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka refleksi, sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah tindakan berakhir. Kita akan mencoba melihat/merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.
3.1.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Sekolah tersebut beralamatkan di Jalan Srikandi No 1 Grogol, Kecamatan Sidomukti Salatiga. SD Negeri Dukuh 03 Salatiga ini terdiri dari 6 kelas dan terdapat 12 guru yang mengajar di sekolah tersebut. Kegiatan belajar
mengajar dimulai pukul 07.00 dan berlangsung selama 6 hari dalam satu minggu, dimulai dari hari Senin sampai hari Sabtu.
Semua siswa SD Negeri Dukuh 03 Salatiga berjumlah 143 siswa dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru. Jumlah tenaga kependidikan SD Negeri Dukuh 03 Salatiga sebanyak 12 orang, dengan rincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru pendidikan agama Islam, 1 guru bahasa Inggris, 1 guru olahraga, 1 penjaga sekolah, dan 1 tenaga administrasi. Proses pembelajaran pada hari Senin sampai dengan Kamis berlangsung mulai pukul 07.00-11.35 untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6), sedangkan untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) proses pembelajaran mulai pukul 07.00-10.10. Pada hari Jum’at proses pembelajaran berlangsung mulai pukul 07.00-10.10, sedangkan untuk hari Sabtu proses pembelajaran berlangsung mulai pukul 07.00-09.35 untuk seluruh kelas.
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 03 Salatiga yang berjumlah 26 siswa. Di mana dari 26 siswa terdiri dari 10 perempuan dan 16 laki-laki. Ditinjau dari tingkat pendidikan orangtua murid umumnya adalah tamatan SD, SMP, dan SMA sedangkan ditinjau dari faktor psikologis karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 03 Salatiga sangat bervariasi, yaitu ada yang semangat belajarnya tinggi, ada yang malas belajar atau tidak antusias mengikuti proses pembelajaran, ada yang cepat menerima pembelajaran, ada yang lemah dalam mengkuti pembelajaran, serta ada yang bermain sendiri pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini yang mengakibatkan adanya perbedaan hasil tes matematika.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Slameto (2015: 195) variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel merupakan faktor yang sangat penting dan perlu dipahami,
karena sangat berpengaruh sebagai tempat berpijak dalam menentukan hipotesa dan data penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel tergantung (dependent
variable). Menurut Kholistiyani (Slameto, 2015: 198) variabel bebas
(independent variable) akan mempengaruhi variabel lain dan variabel
yang secara langsung dipengaruhi dinamakan variabel tergantung
(dependent variable). Variabel-variabel tersebut antara lain:
a. Variabel bebas (X) adalah model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media Cuisenaire Rods.
b. Variabel tergantung (Y) adalah hasil belajar siswa. 3.2.2 Definisi Operasional
a. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Model Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.
b. Media Cuisenaire Rods
Media Cuisenaire Rods adalah salah satu media pembelajaran berupa balok kayu atau bisa menggunakan kertas terdiri dari 10 warna yang mampu menjembatani anak tentang pemahaman konsep pecahan secara nyata.
c. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika adalah perolehan skor atau nilai tes yang didapatkan oleh siswa yang diselenggarakan pada setiap akhir siklus selama pemberian model Contextual Teaching and Learning.
3.3 Prosedur Penelitan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dua siklus, dan menggunakan model spiral adaptasi dari Hopkins. Pada penelitian ini terdapat empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
3.3.1 Pra Siklus
Observasi awal dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini dilaksanakan, maksudnya untuk mendapatkan data-data awal yang ada di lapangan (tempat penelitian). Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya.
Hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan bahwa dalam proses pembelajaran Matematika, siswa kelas IV diantaranya adalah guru banyak menggunakan metode konvensional, guru kurang memberi motivasi pada siswa, guru kurang memaksimalkan media pembelajaran, dan guru selalu mendominasi proses pembelajaran, sedangkan dari siswa diantaranya adalah siswa kurang tertarik dengan penjelasan guru, siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran, tingkat penguasaan materi siswa masih rendah, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang, sedangkan hasil belajar siswa sebagian besar rendah (di bawah KKM yaitu 64), dari 26 siswa hanya 11 siswa yang tuntas mencapai KKM sedangkan 15 siswa belum tuntas. Itulah kenyataan yang ada di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga sebagai hasil observasi awal oleh peneliti, yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya.
3.3.2 Siklus I
Pada siklus I dirancang sebagai kelanjutan dari pra siklus. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pra siklus. Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pertemuan I
1. Perencanaan tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti merancang berbagai tindakan dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL);
c. membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama melakukan tindakan; dan
d. menyiapkan soal evaluasi sesuai materi tentang pecahan. 2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap-tahap pelaksanaan pemanfaatan media Cuisenaire Rods melalui model Contextual Teaching
and Learning (CTL) sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, pertama–tama guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat belajar siswa, menyiapkan kondisi kelas dan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, media Cuisenaire
Rods, lembar evaluasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi ini guru memperkenalkan media
Cuisenaire Rods kemudian siswa diminta untuk mengkonstruksi
sendiri pengetahuannya mengenai materi pecahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari (misalnya: ibu menyuruh saya membeli 1
2 kg
gula pasir dan 1
2 kg minyak goreng) (konstruktivisme).
Kemudian pada kegiatan elaborasi terdiri dari beberapa kegiatan seperti: guru memberikan contoh bagaimana cara menggunakan media
Cuisenaire Rods dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut sama
kemudian siswa diminta untuk menentukan langkah menjumlahkan pecahan berpenyebut berbeda (inquiry), guru memberikan kesempatan pada siswa bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan kemudian memberikan contoh bagaimana cara menggunakan media
Cuisenaire Rods dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut berbeda
(bertanya), siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru (masyarakat belajar) dan siswa diminta
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing (pemodelan), serta siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari (refleksi).
c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari (penilaian sebenarnya).
3. Observasi
Berdasarkan rencana pada penelitian ini, proses pengumpulan data mengenai model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media
Cuisenaire Rods dilakukan guru dengan mengisi pernyataan-pernyataan
pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pengisian lembar observasi tersebut dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti melaksanakan evaluasi proses pembelajaran siklus I pertemuan I, analisis kelemahan dan kelebihan, serta hambatan selama proses pembelajaran. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus I pertemuan II.
b. Pertemuan II
1. Perencanaan tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti merancang berbagai tindakan dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL);
b. menyiapkan media Cuisenaire Rods tentang pecahan;
c. membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama melakukan tindakan; dan
d. menyiapkan soal evaluasi sesuai materi tentang menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut sama dan tidak sama serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut sama dan tidak sama.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap-tahap pelaksanaan pemanfaatan media Cuisenaire Rods melalui model Contextual Teaching
and Learning (CTL) sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, pertama–tama guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat belajar siswa, menyiapkan kondisi kelas dan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, media Cuisenaire
Rods, lembar soal evaluasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, serta guru mengingatkan kembali konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi ini siswa diminta untuk menjelaskan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama (konstruktivisme).
Pada kegiatan elaborasi guru memberikan soal cerita mengenai penjumlahan pecahan dan meminta membuktikan cara mengerjakannya menggunakan media Cuisenaire Rods (inquiry), kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan kemudian memberikan ulasan cara mengerjakan soal cerita menggunakan media Cuisenaire Rods dalam menjumlahkan pecahan (bertanya), selanjutnya siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan oleh guru (masyarakat belajar) dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing (pemodelan), serta siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari (refleksi). c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari (penilaian sebenarnya).
3. Observasi
Berdasarkan rencana pada penelitian ini, proses pengumpulan data mengenai model Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan media Cuisenaire Rods dilakukan guru dengan mengisi pernyataan-pernyataan pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pengisian lembar observasi tersebut dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Peneliti melaksanakan evaluasi proses pembelajaran siklus I, analisis kelemahan dan kelebihan, serta hambatan selama proses pembelajaran. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II.
3.3.3 Siklus II
Siklus II dirancang sebagai pemantapan pada siklus I dan kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
a. Pertemuan I
1. Perencanaan tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti merancang berbagai tindakan dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL);
b. menyiapkan media Cuisenaire Rods tentang pecahan;
c. membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama melakukan tindakan; dan
d. menyiapkan soal evaluasi sesuai materi tentang pecahan. 2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap-tahap pelaksanaan pemanfaatan media Cuisenaire Rods melalui model Contextual Teaching
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, pertama–tama guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat belajar siswa, menyiapkan kondisi kelas dan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, media Cuisenaire
Rods, lembar evaluasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru memulai pelajaran dengan memberikan satu soal sederhana mengenai pecahan kemudian meminta siswa untuk menyelesaikannya (konstruktivisme).
Kemudian guru memberikan pembenaran bagaimana cara menyelesaikan soal sederhana tadi dengan menggunakan media
Cuisenaire Rods dalam mengurangkan pecahan berpenyebut sama
kemudian siswa diminta untuk menentukan langkah mengurangkan pecahan berpenyebut berbeda (inquiry), selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan kemudian memberikan contoh bagaimana cara menggunakan media Cuisenaire Rods dalam mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama (bertanya).
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru (masyarakat belajar) dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing (pemodelan), serta Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari (refleksi).
c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari (penilaian sebenarnya).
3. Observasi
Berdasarkan rencana pada penelitian ini, proses pengumpulan data mengenai model Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan
media Cuisenaire Rods dilakukan guru dengan mengisi pernyataan-pernyataan pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pengisian lembar observasi tersebut dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti melaksanakan evaluasi proses pembelajaran siklus II pertemuan I, analisis kelemahan dan kelebihan, serta hambatan selama proses pembelajaran. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II pertemuan II.
b. Pertemuan II
1. Perencanaan tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti merancang berbagai tindakan dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL);
b. menyiapkan media Cuisenaire Rods tentang pecahan;
c. membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama melakukan tindakan; dan
d. menyiapkan soal evaluasi sesuai materi tentang pecahan. 2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap-tahap pelaksanaan pemanfaatan media Cuisenaire Rods melalui model Contextual Teaching
and Learning (CTL) sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, pertama–tama guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat belajar siswa, menyiapkan kondisi kelas dan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, media Cuisenaire
Rods, lembar evaluasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, serta guru mengingatkan kembali konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama.
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menjelaskan konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda (konstruktivisme).
Kemudian guru memberikan soal cerita mengenai pengurangan pecahan dan meminta membuktikan cara mengerjakannya menggunakan media Cuisenaire Rods (inquiry), selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan kemudian memberikan ulasan cara mengerjakan soal cerita menggunakan media Cuisenaire Rods dalam menjumlahkan pecahan (bertanya), siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan oleh guru (masyarakat belajar) dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing (pemodelan), serta siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari (refleksi).
c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari (penilaian sebenarnya).
3. Observasi
Berdasarkan rencana pada penelitian ini, proses pengumpulan data mengenai model Contextual Teaching and Learning melalui media
Cuisenaire Rods dilakukan guru dengan mengisi pernyataan-pernyataan
pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pengisian lembar observasi tersebut dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti melaksanakan evaluasi proses pembelajaran siklus II pertemuan II, apabila indikator kinerja pada setiap siklus sudah terpenuhi maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Supaya dapat membuat sebuah simpulan, diperlukan serangkaian data yang mendukung. Tentu saja aktivitas ini membutuhkan sebuah proses pengumpulan data dari subjek yang tepat. Langkah utama dalam proses pengumpulan data adalah menyiapkan alat yang tepat memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini digunakan dua jenis data serta teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Data Kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang diukur menggunakan angka–angka yang diperoleh dari hasil perhitungan nilai tes formatif pada akhir tiap siklus dalam bentuk persentase. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri Dukuh 03 Salatiga disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Minimal SD Negeri Dukuh 03 Salatiga
Nilai Siswa Keterangan
Nilai ≥ 64 Tuntas
Nilai < 64 Tidak Tuntas
b. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning dengan media
Cuisenaire Rods yang dinyatakan tidak dalam bentuk angka.
c. Data Komparatif, yaitu data yang diperoleh dari perbandingan hasil tes evaluasi siswa kelas IV pada setiap akhir pembelajaran pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Berikut teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: a. Teknik Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 03 Salatiga setelah diadakan tindakan menggunakan model Contextual Teaching and
Learning dengan berbantu media Cuisenaire Rods dalam
pembelajaran. Tes ini sudah melalui uji validitas, uji validitas yang digunakan yaitu validitas konstrak (construct validity). Menurut
Sugiyono (2009) validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga
orang dan sudah menguasai lingkup yang diteliti. b. Teknik Non-Tes
Teknik ini dilakukan dengan cara observasi pada setiap pertemuan yang berlangsung untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa terhadap penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media Cuisenaire Rods, teknik ini meliputi:
1) Observasi
Teknik ini digunakan dengan cara melengkapi format pengamat sebagai instrument untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran Matematika menggunakan model Contextual Teaching
and Learning dengan media Cuisenaire Rods. Observasi dilakukan di
kelas IV SD Negeri Dukuh 03 Salatiga yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2) Dokumentasi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (Pandanwangi 2013: 22) studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data awal tentang nama siswa, nilai formatif siswa kelas IV khususnya pada mata pelajaran Matematika.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati sesuai yang tercantum dalam lembar observasi. Adapun kisi-kisi lembar kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru
Aspek Indikator No. Item Jumlah Item
Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Kegiatan Awal 1, 2, 3 3 2. Kegiatan Inti a. Konstruktivisme b. Inkuiri c. Bertanya d. Masyarakat Belajar e. Pemodelan 4 5 6 7 8 5 3. Kegiatan Penutup a. Refleksi b. Penilaian Sebenarnya 9 10 2 Jumlah 10
Adapun kisi-kisi lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3
Kisi – Kisi Lembar Observasi Kinerja Siswa
Aspek Indikator No. Item Jumlah Item
Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Kegiatan Awal 1, 2, 3 3 2. Kegiatan Inti a. Konstruktivisme b. Inkuiri c. Bertanya d. Masyarakat Belajar e. Pemodelan 4 5 6 7 8 5 3. Kegiatan Penutup a. Refleksi b. Penilaian Sebenarnya 9 10 2 Jumlah 10
b. Butir Soal Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan pada akhir pertemuan dari tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah tes formatif kepada subjek peneliti. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kognitif siswa mengenai materi pelajaran Matematika melalui model
Cuisenaire Rods. Adapun kisi–kisi soal siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO ITEM JUMLAH ITEM BENTUK SOAL Menjumlahkan pecahan 1. Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut sama. 1,2, 3 3 Isian 2. Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama. 4,5 2 Isian 3. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut sama. 6 1 Uraian 4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama. 7 1 Uraian Jumlah 7
Tabel 3.5
Kisi – Kisi Soal Siklus II KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO ITEM JUMLAH ITEM BENTUK SOAL Mengurangkan pecahan 1. Mengurangkan dua pecahan biasa yang berpenyebut sama. 1, 2, 3 3 Isian 2. Mengurangkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama. 4, 5 2 Isian 3. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan mengurangkan pecahan biasa yang berpenyebut sama. 6 1 Uraian 4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan mengurangkan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama. 7 1 Uraian Jumlah 7 3.4.3 Validitas
Menurut Anderson, dkk (Hamzah, 2014: 214) menyatakan “A test
is valid if it measures what it purposes to measure – suatu tes dikatakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.” Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas konstrak (construct
validity). Menurut Sugiyono (2009) validitas konstrak dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgment experts). Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan sudah menguasai lingkup yang diteliti.
3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkatan keberhasilan dari kegiatan PTK dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah nilai 64 dan persentase ketuntasan secara klasikal 75%.
3.6 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu dengan menggunakan perbandingan antara data berupa nilai tes formatif pra siklus, siklus I, dan siklus II yang dianalisis deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diukur dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan nilai tes formatif pada akhir tiap siklus sebagai tolok ukur keberhasilannya. Deskriptif kualitatif diperoleh dari lembar observasi model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan berbantu media Cuisenaire Rods. Data kualitatif berupa data hasil observasi pelaksanaan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantu media Cuisenaire Rods, dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kualitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran kualitas, tanpa mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolok ukur keberhasilannya. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.