• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

i

ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH:

ROHMATUL ANWAR

11113293

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : -

Hal : Naskah Skripsi

Saudara Rohmatul Anwar

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Rohmatul Anwar

NIM : 111-13-293

Jurusan/Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo Dan Implikasinya

Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 29 September 2017 Pembimbing

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km.2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

disusun oleh ROHMATUL ANWAR

NIM :111-13-293

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Mukti Ali, M.Hum. __________________ Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. __________________ Penguji I : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. __________________ Penguji II : Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. __________________

Salatiga, 29 September 2017 Dekan

Suwardi, M.Pd.

(5)

v

DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ROHMATUL ANWAR

NIM : 111-13-293

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi atau karya orang lain.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah, dan tidak keberatan naskah skripsi ini di publikasikan di

perpustakaan IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 29 September 2017 Penulis

(6)

vi

Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).

(7)

vii

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kupersembahkan sebuah karya kecilku ini untuk ayahandaku (Ngatimin) dan ibundaku (Ngatiyem) tercinta yang tiada pernah berhenti memberiku semangat, do‟a,

nasihat dan kasih sayang yang tak pernah tergantikan. Terimalah bukti kecil ini

sebagai kado keseriusanku dalam belajar. Semoga diri ini bisa menjadi seorang yang

berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama. Ya Allah berikanlah kesehatan

dhahir batin, rezeki yang cukup dan Surga firdaus_Mu untuk kedua orang tuaku,

Amin.

2. Kepada kedua kakakku (Eni Siti Nur „Aini dan Ahmad Shidik), dan ketiga adikku (Ika Sholihatul Marfu‟ah, M. Ria Khorudin, dan Dewi Shinta Fitria) yang aku

sayangi, raihlah cita-cita kalian setinggi mungkin, jangan jadikan penghalang semua

kekurangan yang ada pada keluarga kita, tapi jadikanlah semua kekurangan itu

menjadi sebuah motivasi terbesar kalian.

3. Kakek Nenekku dan seluruh keluarga besarnya yang tidak bisa kusebut namanya satu persatu, terimakasih atas semua do‟a, dukungan, serta nasihat yang diberikan

kepadaku. Semoga diri ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.

Membanggakan kelurga, dan bermanfaat ilmu ini.

4. Kepada Bapak Sukron Makmun, S.HI., M.Si selaku pengasuh Ma‟had al-Jami‟ah IAIN Salatiga, serta teman-teman pengurus dan segenap santri kalian adalah keluarga

keduaku, terima kasih kebersamaan yang luar biasa ini.

5. Teruntuk Bapak KH. Mathori Mansur pengasuh Pondok Pesantren Mansya‟ul Huda dan teman-teman santri, terima kasih atas semua pembelajaran yang telah kalian

(8)

viii

6. Teruntuk teman-teman seperjuangan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2013, semoga kita dipertemukan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, syukur dan

alhamdulillah senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt yang telah memberi nikmat

sehat, iman, islam, ihsan dan memberi kesempatan serta ridha-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan dan menyajikan hasilnya dalam bentuk skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam” ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 dan

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas tarbiyah dan

ilmu keguruan IAIN Salatiga.

Bantuan dan dukungan baik materil maupun immateriil dari berbagai pihak telah

memberikan kontribusi positif dalam penyusunan skripsi ini. Dan atas kontribusi tersebut penulis menyampaikan terimakasih dan do‟a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas

mencurahkan fikiran waktu dan tenaganya dalam upaya membimbing penulis

(10)

x

5. Bapak M. Yusuf Khummaini. S.Hi., M.H. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing saya dari awal memasuki perkuliahan sampai wisuda.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

penyelesaian skripsi ini.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu, saran, kritik yang membangun dan koreksi semua pihak, penulis

terima dengan tangan terbuka.

Wasslamu‟alaikum Wr.Wb

Salatiga, 29 September 2017 Penulis

(11)

xi ABSTRAK

Anwar, Rohmatul, 2017. Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Miftahuddin, M.ag.

Kata Kunci: Ilmuisasi Islam, Pengembangan Kurikulum, Kuntowijoyo

Gerakan intelektual Islam harus melangkah lebih jauh, yakni bergerak dari teks menuju konteks yang berarti intelektual Islam harus mengganti “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” dengan “Ilmuisasi Islam” dari reaktif mejadi proaktif yang berdampak pada pengembagan kurikulum pedidikan Islam, dimana kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan dari dipilihnya judul dan topik dalam skripsi ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo, serta untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.

Penelitian ini termasuk penelitian literer yang berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang relevan. Pencarian data dicari dengan jenis penelitian libarary research dan pendekatan kualitatif literatur yaitu suatu penelitian kepustakaan murni, menggunakan metode yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen harian, catatan rapat, jurnal, skripsi, makalah, dan sebagainya.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Metode Penelitian ... 12

F. Telaah Pustaka ... 18

G. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II BIOGRAFI KUNTOWIJOYO A. Lingkungan Keluarga ... 25

(13)

xiii

C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo ... 26

D. Peran Kuntowijoyo ... 26

E. Kepenulisan Kuntowijoyo ... 28

F. Dukungan Sang Istri ... 29

G. Karya-Karya Kuntowijoyo ... 29

H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo ... 41

I. Kuntowijoyo Sebagai Akademisi ... 43

J. Kuntowijoyo Sebagai Sastrawan ... 43

K. Konteks Pemikiran Kuntowijoyo ... 45

L. Akhir Hayat Kuntowijoyo ... 49

BAB III DIKOTOMI ILMU, INTEGRASI-INTERKONEKSI ILMU, ISLAMISASI ILMU, DAN ILMUISASI ISLAM A. Dikotomi Ilmu ... 51

B. Integrasi-Interkoneksi Ilmu ... 56

C. Islamisasi Ilmu ... 59

D. Ilmuisasi Islam ... 55

E. Perbedaan Integrasi-interkoneksi Ilmu, Islamisasi Ilmu, dan Ilmuisasi Islam ... 72

F. Kritik konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo ... 76

BAB IV ILMU SOSIALPROFETIK KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAAN ISLAM A. Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo ... 79

1. Menuju Ilmu Sosial Profetik ... 79

(14)

xiv

a. Humanisasi ... 83

b. Liberasi ... 85

c. Transendensi ... 87

3. Metodologi Ilmuisasi Islam ... 90

a. Integralisasi ... 90

b. Objektivikasi ... 96

B. Kurikulum Pendidikan Islam ... 99

1. Pengertian ... 99

2. Komponen-Komponen Kurikulum ... 106

a. Tujuan ... 106

b. Materi ... 508

c. Proses Belajar Mengajar ... 112

d. Evaluasi ... 113

3. Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum ... 116

a. Prinsip Relevansi ... 116

b. Prinsip Efektivitas ... 117

c. Prinsip Efesiensi ... 118

d. Prinsip Kesinambungan ... 118

e. Prinsip Fleksiblitas ... 119

C. Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam ... 120

1. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam ... 120

a. Humanisasi ... 120

b. Liberasi ... 124

(15)

xv

d. Objektivikasi ... 127

2. Materi Kurikulum Pendidikan Islam ... 128

a. Humanisasi ... 128

b. Liberasi ... 130

c. Transendensi ... 132

3. Proses Belajar Mengajar ... 134

a. Humanisasi ... 134

b. Liberasi ... 136

c. Transendensi ... 136

d. Objektivikasi ... 144

4. Evaluasi Pembelajaran ... 145

a. Humanisasi ... 145

b. Transendensi ... 146

c. Objektivikasi ... 147

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 152

B. Saran ... 154

C. Penutup ... 155

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

3. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI

(17)

17 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Beakang

Dikotomi ilmu dalam Islam dimulai dengan kemunculan

penafsiran dalam ajaran Islam bahwa Tuhan pemilik tunggal ilmu

pengetahuan (maha „alim). Ilmu pengetahuan yang diberikan pada

manusia hanya merupakan bagian tekecil dari ilmun-Nya, namun manusia

diberi kebebasan untuk meraih sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,

sangatlah tidak pantas jika ada manusia yang bersifat sombong dalam

masalah ilmu atau memiliki kecongkakan intelektual. Keyakinan ini yang

pada puncaknya melahirkan perdebatan dikotomi ilmu dalam pemikiran

Islam, yaitu pertentangan dikotomi ilmu dengan istilah kelompok ilmu “antroposentris” dihadapkan dengan kelompok ilmu “teosentris”.

Selain itu dikotomi ilmu, menurut Ayumardi Azra, bermula dari

historical accident atau “kecelakaan sejarah”, yaitu ketika imu-ilmu umum

yang bertitik tolak pada penelitian empiris, rasio dan logika mendapat

serangan yang hebat dari kaum fuqaha.

Dunia Islam kemudian mengembangkan “ideologi ilmiah” dengan

menempatkan seluruh khazanah pemikiran Barat dan Yunani sebagai

kebatilan. Jarang ilmuan muslim berpikiran bahwa dalam beberapa hal,

(18)

18

tidak setuju keberadaan dikotomi ilmu semacam itu lebih banyak

berkaitan dengan persoalan politik.

Faktor lain yang mencolok, penyebab kemunculan dikotomi ilmu

adalah fanatisme dalam beragama. Sikap fanatisme dalam beragama dalam

kehiduan bermasyarakat meahirkan sikap ekslusivisme. Gerakan Islam

termasuk dalam kategori gerakan ekslusif tersebut.

Eklusif dalam arti kemunculan pemikiran bahwa kebenaran dan

keselamatan hanya ada pada agamanya semata, agama orang lain

semuanya salah dan penganutnya tidak akan mendapat keselamatan.

Agama orang lain sama sekalai berbeda dan tidak mempunyai kesamaan

sedikitpun, sehinngga tidak perlu ada dialog karena tidak akan mencapai

ttik temu. Mereka hanya bergaul dengan kelompoknya dan mengisolasi

diri dari yang lain, menlak untuk berdialog dan bekerja sama untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan, dan terkadang menggunakan

kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan dengan luar agamanya.

Akibatnya, pemikiran Islam tidak berkembang dan terisolasi dari

perubahan maupun perkembangan kemajuan zaman (Muliawan, 2005:

203).

Pandangan dari umat Islam sendiri yang menganggap seolah-olah

ajaran Islam hanya terikat sebatas tentang tentang agama saja. Sejatinya

(19)

19

diketahui ketika Al-quran berbicara tentang reproduksi pada

tumbuh-tumbuhan, yang tersirat dalam QS. Ar-Ra‟du ayat 4:



berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti”.

Yang harus dicatat dari ayat ini adalah ungkapan al-Quran tentang

reproduksi di dunia tumbuh-tumbuhan. Harus kita ingat bahwa reproduksi

di dunia tumbuh-tumbuhan terjadi dengan dua cara: cara seksual dan cara

non seksal. Sebenarnya yang berhak disebut reproduksi adalah cara yang

pertama saja. Cara inilah yang menentukan proses biologis yang bertujuan

untuk melahirkan individu baru yang sesuai dengan yang melahirkanya.

Reproduksi non seksual hanyalah sekedar memperbanyak diri

karena ia dihasilkan dari memecah satu bagian dari asalnya lalu tumbuh

mirip diri asal darimana ia muncul. Sedangkan reproduksi seksual

berlangsung dengan bersatunya organ maskulin dan feminim yang

(20)

20

terpisah dari tumbuhan tersebut. Al-Quran tidak menyebut kecuali proses

dalam QS. Thaha ayat 53:

tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan yang bermacam-macam”.

Kata “zauj” (bentuk pluralnya “azwaj” artinya: pasangan) berarti

sesuatu yang tersusun dari dua. Kata ini bisa dipakai untuk sepasang

sepatu, seperti dipakai untuk satu kesatuan yang tersusun dari laki-laki dan

perempuan (al-Fattah, 2010: 22).

Selain Al-Quran yang membuktikan bahwa Islam juga merupakan

sumber ilmu pengetahuan umum, bukti lain juga ada pada masa kejayaan

kerajaan islam yaitu Abbasiyah dan Umayyah di baghdad dan spanyol,

kemajuan peradaban Islam di Spanyol tidak lepas dari ajaran Islam yang

selalu mengagunggkan ilmu pengetahuan yang seakan memeberi

pencerahan pada semuanya, salah satunya Spanyol. Kemajuan spanyol

memang tidak bisa dipisahkan dari kontribusi Islam seperti yang

diungkapkan beberapa ilmuwan Barat yang dikutip Razak. Thatcher dan

Chewel, misalnya secara tegas mengatakan bahwa bangsa Eropa sangat

beruntung dengan kedatangan Islam. Banyak ilmu yang dapat ditemukan

(21)

21

lagi. Kesan serupa juga diungkapkan oleh Sartios dimana ia mengatakan

bahwa bidang-bidang ilmu pengetahuan yang dibawa Islam terutama ilmu

dan peneraanya lebih banyak daripada yang dibawa Byzantium. Sehingga

peradaban Islam meruakan satu terminal penting antara peradaban Yunani

di timur dan peradaban Eropa di abad pertengahan.

Sumbangan Islam pada dunia Eropa memang sebagian besar pada

bidang ilmu pengetahuan umum, meskipun pasti ada bidang lainya seperti

bidang perindustrian. Tokoh yang berkontribusi dispanyol diantaranya

ada Jabir bin Hayyan, yang ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya

pada eropa yaitu Prof. Houlmyard guru besar kimia Inggris mnempatkan gambar Jabir dalam bukunya “para ahli kimia terkemuka”, kemudian

Izzudin al-Jaidaki juga ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya yaitu

buku-bukunya menjadi rujukan bagi sarjana kimia diberbagai perguruan

tinggi di dunia, kemudian abubakar ar-Razi ahli dalam bidang kedokteran

bukti kontribusinya yaitu 229 bukunya menjadi literatur ilmiah dalam ilmu

kedokteran seluruh dunia (Abubakar, 2008: 15).

Pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak mujtahid yang

mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhabnya pula.

Akan tetapi karena pengikutnya tidak berkembang, pemikiran dan mazhab

itu hilang bersama berlalunya zaman. Aliran-aliran teologi sudah ada pada masa Bani Umayyah, seperti Khawariij, Murjiah, dan mu‟tazilah. Akan

(22)

22

pemikiran-pemikiran yang kompleks dan sempurna baru dirumuskkan

pada masa Bani Abbasiyah periode pertama. Setelah terjadi kontak dengan

pemikiran Yunani yang membawa pemikiran rasional dalam Islam. Tokoh perumus pemikiran Mu‟tazilah yang terbesar adalah Abu al-Huzail

al-Allaf (135-235 H/752-849M) dan al-Nazzzam (185-221 H/801-835M). Asy‟ariah, aliran tradisional dibidang teologi yang dicetuskan oleh Abu

al-Hasan al-Asy‟ari (873-935M) yang lahir pada masa Bani Abbas ini juga

banyak sekali terpengaruh oleh logika Yunani. Ini terjadi karena al-Asy‟ari

sebelumnya adalah pengikut Mutazilah. Hal yang sama berlaku pula dalam

hal penulisann sastera. Penulisan hadis juga berkembang pesat pada masa

Bani Abbas hal itu mungkin terutama disebabkan oleh tersedianya fasilitas

dan transportasi, sehingga memudahkan para penulis dan pencari hadis

bekerja.

Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu

pengetahuan umum, terutama dalam bidang astronomi, kedokteran,

filsafat, kimia, dan sejarah. Dalam lapangan astronomi terkenal nama

al-Fazari sebagai astronomi Islam yang pertama kali yang menyusun

astrolobe, Al-Fargani, yang dikenal di Eropa dengan nama Al-Farganus,

menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan kedalam bahasa

latin oleh Gerard Cremona dan Johanes Hispalensis. Dalam lapangan

kedokteran dikenal dengan nama Al-Razi dan Ibnu Sina. Al-Razi adalah

tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan maesles.

(23)

23

Sesudahnya ilmu kedoktern berada ditangan Ibnu Sina. Ibnu Sina yang

juga seorang filosof, berhasil menemukan sistem peredaran darah pada

manusia. Di antara karyanya adalah alQanun fi al-Tahbi yang merupakan

ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.

Dalam bidang optika Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythami, yang di

Eropa dikenal dengan nama Alhazen, tekenal sebagai orang yang

menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat.

Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya, bendalah yang

mengirim cahaya ke mata. Di bidang kimia, terkenal dengan Jabir ibn

Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga

dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat

tertentu. Di bidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa

al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang

menciptakan ilmu aljabar. Kata aljabar berasal dari namanya, al-jabrwa

al-Muqabbalah. Dalam bidang sejarah terkenal nama al-Mas‟udi. Ia juga

ahi dalam bidang ilmu geografi. Di antara karyanya adalah Muruj a-zahab wa Ma‟adin al-Jawahir.

Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi,

Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang

filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasii terhadap filsafat

Aristoteles. Ibnu Sina juga anyak mengarang buku tentang filsafat. Yang

terkenal diantaranya ialah al-Syifa‟. Ibnu Rusyd yang di Barat lebih

(24)

24

filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut denan Averroisme.

Sejarah telah mengungkap bahwa ternyata para ilmuan tesebut diatas tidak

pernah memisahkan akan ilmu pengetahuan dengan agama (Yatim, 1998:

58).

Pengilmuan Islam/Ilmuisasi Ilmu pengetahuan Kuntowijoyo

berangkat dari dari QS. Ali Imran: 110 yang berbunyi:

Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).

Kuntowijoyo berpendapat ada empat hal yang tersirat dalam ayat

itu, yaitu 1. Konsep tentang umat terbaik, 2. Aktivisme sejarah, 3.

Pentingnya kesadaran, 4. Etika profetik.

Pertama, konsep tentang umat terbaik (the chosen people). Umat

Islam menjadi umat terbaik (khaira ummah) dengan syarat mengerjakan

tiga hal sebagaimana disebut dalam ayat itu. Umat Islam tidak secara

otomatis menjadi the chosen people. Ini tentu saja berbeda dengan konsep

the chosen people dari Yudaisme, sebuah mandat kosong yang

menyebabkan rasialisme. Sama-sama tentang the chosen people,

Yudaisme menyebabkan rasialisme, konsep umat terbaik dalam Islam

justru berupa sebuah tantangan untuk bekerja lebih keras, ke arah

(25)

25

Kedua, aktivisme sejarah. Bekerja ditengah tengah manusia

(ukhrijat li an-nas) berarti bahwa yang ideal bagi Islam adalah keterlibatan

umat dalam sejarah. Wadat (tidak kain), uzlah (mengasingkan diri), dan

kerahiban tidak dibenarkan. Demikian pula gerakan mistik yang

berlebihan (ngungkurake kadonyan) bukanlah kehendak Islam, karena

Islam adalah agama amal.

Ketiga, pentingnya kesadaran. Nilai-nilai ilahiyah (ma‟ruf nahi

mungkar, iman) menjadi tumpuan aktivisme Islam. Peran kesadaran ini

membedakan etika Islam dari etika materialistis. Pandangan kaum marxis

bahwa superstructure (kesadaran) ditentukan oleh structure (basis sosial,

kondisi amateriil) bertentangan dengan pandangan Islam tentang

independensi kesadran. Demikian pula pandangan yang selalu

menegembalikan pada individu, (individualisme, existensealisme,

liberalisme, kapitalisme) bertenangan dengan Islam, karena yang

menentukan bentuk kesadaran bukan individu tetapi Tuhan. Demikian

pula segala bentuk sekularisme bertentangan dengan lesadaran ilahiyah.

Keempat, etika profetik. Ayat ini bersifat umum, diperuntukan bagi

siapa saja. Baik individu (orang awam, ahli, super ahli), lembaga (ilmu,

universitas, ormas, orsospol), maupun kolektivitas (jamaah, umat,

kelompok masyarakat). Ilmu, sebagai pelembagaan dari pengalaman,

penelitian, dan pengetahuan, diharuskan melaksankan ayat ini, yaiatu amar ma‟ruf (menyuruh kebaikan), nahi munkar (mencegah kejelekan), dan

(26)

26

terpisahkan dari ilmu sosial profetik, ilmu sosial profetik harus merupakan

gerakan yang sadar, yang buahnya akan dipetik dalam waktu lama.

Dibawah dominasi ilmu-ilmu sosial empiris-analitis Ilmu sosial profetik

memang tidak akan populer. Mungkin melalui semacam “gerilya intelektual” mirip dengan gerakan intelektual underground dari sosiologi

akademis di Uni Sovyet waktu negeri itu masih dibawah dominasi

Marx-isme Ortodoks. Maka gerakan Ilmu sosial profetik hambatannya akan

lebih bersifat mental, rasa rendah diri intelektual (Kuntowijoyo, 1998: 64).

Gagasan pendidikan berparadigma ilmuisasi Islam sangat layak

untuk ditawarkan sebagai salah satu solusi pendidikan Islam diamasa

sekarang dan masa akan datang. Paradigma profetik yang dimaksud adalah

paradigma yang dapat dipahami seperangkat teori yang tidak hanya

mendeskripsikan dan mentransformasikan gejala sosial. Namun

diharapkan dapat mengarahkan keperubahan atas dasar cita-cita etik dan

profetik dengan 3 pilar humanisasi, liberasi dan transendensi.

Usaha memupuk nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi

akan lebih efektif dilakukan melalui proses pendidikan tidak akan pernah

lepas dari penampilan nilai-nilai, guna membentuk pribadi manusia yang

dewasa dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku serta berakhlakul

karimah. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Prof. Ahmad Tafsir

bahwa tugas pendidikan termasuk pendidikan di sekolah yang paling

utama ialah menanamkan nilai-nilai (Tafsir, 2008: 49). Dengan demikian,

(27)

27

agar berfungsi sebagai praktek pembebasan dengan tetap mendasarkan diri

pada ayat-ayat Al-Qur‟an merujuk pada teori Kuntowijoyo tentang pilar

-pilar Pengilmuan Islam yaitu humanisasi, liberalisasi, dan transendensi

(Shofan, 2004: 33-34).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep Ilmuisasi Islam menurut Kuntowijoyo?

2. Apa implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan Konsep Ilmu Profetik/Ilmuisasi Islam menurut

Kuntowijoyo.

2. Untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi

pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritik

Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk memperkaya wacana

keilmuan khususnya kajian ilmu sosial profetik atau Ilmuisasi Islam

menurut Kuntowijoyo bagi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri

(28)

28 2. Praktik

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

tentang pembelajaran yang sarat akan Ilmuisasi Islam menurut

Kuntowijoyo.

b. Lembaga

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana agar lebih

meningkatkan pengetahuan Pengilmuan Islam terhadap Dosen,

Rektor maupun sivitas akademik IAIN Salatiga, agar dapat

mengimplementasikan Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo pada kurikulum

IAIN Salatiga.

c. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana penambahan

wawasan dan pengalaman dalam penelitian terkait Pengilmuan Islam

dan Kurikulum Pendidikan Islam.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitan

Pendekatan peenelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu

penelitian dengan meggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan

pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis

informasi, proses penafsiran memaluli analisis, dan penyimpulan hasil

(29)

29

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive

of analiyze reseach). Dalam penelitian kepustakaan peneliti harus

mengenal beberapa koleksi alat bantu yang disebut bibilografi sebagai

deskripsi analisis. Bibilografi merupakan daftar informasi buku-buku

karya pengarang atau ahli daam berbagai bidang, pengarang, keahlian

dan penerbit tertentu. Dalam hal ini, bibilografi dibedakan menjadi 2

yaitu: a) bibilografi bernotasi adalah bibilografi yang lebih rinci, tidak

hanya berisi infomasi tentang identitas buku, tetapi juga memberikan

keterangan tentang synopsis isi buku dan literatur terkait. b) bibilografi

kerja yaitu daftar kepustakaan terpilih yang tercatat diatas lembaran

kartu atau ubuku catatan untuk kepentingan penelitian (Zed, 2008:83).

Penulis berusaha mengumpulkan data, menganalisis dan membuat

interpretasi secara mendalam tentang pemikiran tokoh Kuntowijoyo.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menganalisis proses dan makna

dari sudut pandang peneliti mengenai konsep dan pemikiran mengenai

Ilmu Sosial Profetik menurut Kuntowijoyo, serta relevansinya dengan

tokoh lain menggunakan teori yang telah ada.

2. Sumber Data

Yaitu subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan cara

mengumpulkan data-data dengan cara mempelajari, mendalami, dan

mengkaji teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik

(30)

30

topik penelitian. Penelitian ini sumber data yang dibutuhkan meliputi

sumber data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamannya (Suryabrata, 1996:84-85).

Sumber data primer dalam penelitian ini diambil langsung dari

buku-buku yang ditulis oleh Kuntowijoyo dan yang masih

berhubungan dengan dengan tema peneliti. Diantaranya yaitu

adalah buku Islam sebagai Ilmu: Epistimologi, Metodologi, dan

Etika, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Identitas Politik

Umat Islam, dan Al-Jami‟ah: Journal Of Islamic Studeis.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang berupa buku-buku

yang secara kepustakaan yang berkaitan dengan objek material,

akantetapi tidak secara langsung karya tokoh agama atau filsuf

agama tertentu yang menjadi objek (Kaelen, 2004:144). Sumber

data sekunder dalam penelitian ini adalah iteratur yang sesuai

dengan ojek penelitian, naik itu teks buku, ,majalah, jurnal ilmiah,

artikel, rekaman atau kaet, arsip, dokumen pribadi, dikumen resmi

embaga-lembaga dan lain sebagainya serta hasil wawancara yang

terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder yang penulis gunakan diantara yaitu buku

(31)

31

Integratif yang ditulis oleh Ahmad Barizi, Integrasi Ilmu yang

ditulis oleh Mulyadhi Kertanegara, dll yang masih bersangkuan

dengan penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan berbagai

sumbr data penelian, diantaranya yaitu:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2008:186). Wawancara bertujuan untuk memperoleh

informasi dengan menyelediki pengalaman masa lalu dan masa

kini para partisipan, guna menemukan perasaan, pemikiran dan

persepsi mereka (Daymon, 2008: 262).

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara

lengkap pemikiran Kuntowijoyo tentang Integrasi Ilmu

Pengetahuan. Teknik wawancara digunakan untuk mewancarai

tokoh-tokoh yang pernah berjumpa atau berhubungan dengan

Kuntowijyo, baik sahabat maupun keluarganya.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

(32)

32

notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:

236).

Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian yang

diperoleh dengan cara menghimpun data berbagai literatur, baik

artikel, jurnal, majalah, maupu buku-buku yang berkaitan dngan

pembahsan penelitian ini guna menjadi data penguat pembahasan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan

skripsi ini adalah:

a. Deduktif

Metode deduktif adalah metode berfikir yang berdasarkan

pada pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suat

kejadian yang khusus (Hadi, 1981: 42). Metode ini digunakan

untuk menjelaskan konsep Ilmu Sosial Profetik atau ilmuisasi

Islam.

b. Induktif

Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari

fakta-fakta peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik

generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1981:42). Metode ini

digunakan untuk membahas data tentang konsep ilmuisasi Islam

dalam perspektif Kuntowijoyo guna ditarik kesimpulanya dan

(33)

33

Selain metode deduktif dan metode induktif, peneliti menggunakan

metode analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam

buku-buku karya Kuntowijoyo.

Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten

dan ide komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen

dan naskah, sedangkan ide komunikasi adalah pesan yang terkandung

sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).

Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi

dilakukan terhadap paragraf, kalimat dan kata termasuk volume ruangan

yang diperlukan, waktu penulisan, diman ditulis dan sebagainya, sehingga

dapat diketahui isi pesan secara tepat (Ratna, 2007: 49).

Adapun tahapan-tahapan yang peneliti guanakan dalam pengolahan

isi adalah:

1. Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku

yang ditulis oleh Kuntowijoyo yang berhubungan dengan

Integrasi Ilmu Pengetahuan.

2. Tahapan intepretasi, yaitu tahapan dimana peneiliti

menjelaskan teks-teks dalam buku karya Kuntowijoyo yang

berhubunagn dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan.

3. Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti mengaalisis buku karya

Kuntowijoyo yang berhubungan dengan Integrai Ilmu

(34)

34

4. Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari

pembahasan dalam buku karya Kuntowijoyo yang berkaitan

dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan dan implikasinya bagi

pengembangan Ilmu Pendidikan Islam.

F. Telaah Pustaka

Kajian tentang Integrasi Ilmu Pengetahuan yang dikaji oleh penulis

bukan untuk yang pertama dilakukan, penelitian yang berkaitan dengan

judul penulis sudah banyak dijumpai dalam bentuk skripsi, jurnal,

maupun buku. Berikut ini beberapa literatur yang menjadi acuan pustaka

dalam penelitian penulis, diantaranya yaitu:

1. Jurnal yang ditulis oleh Dr. H. Akbarizan M.Ag./M.Pd yang berjudul

Integrasi Ilmu Perbandingan UIN Suska Riau dan Universitas

UMMU Al-Quran Mekkah (Akbarizan, 2009). Dalam jurnal ini dapat

disimpulkan bahwa Integrasi Ilmu adalah penggabungan struktur

ilmu, struktur ilmu tidak memisahkan cabang ilmu agama dengan

cabang ilmu hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis. Kajian

yang bersumber dari ayat-ayat qauliyah, Al-Quran, hadist, dan

ayat-ayat kauniyah, hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis.

Pembagian yang amat popular untuk memahami ilmu adalah

pembagian menjadi ontologi, epistimologi, dan aksiologi.

2. Peneltian yang dilakukan oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi Sayuti,

dan Bahrissalim yang berjudul Integrasi Keilmuan dalam

(35)

35

Integrasi Keilmuan UIN dalam Kurikulum dan Proses Pembelajaran

(Rifai, dkk. 2014). Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan

bahwa Konsep integrasi keilmuan yang dikembangkan di UIN

se-Indonesia, secara substansial sesungguhnya mengacu pada muara

yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran wahyu dan

kebenaran sains. Dengan kata lain, integrasi keilmuan sesungguhnya

ingin memadukan kebenaran wahyu (agama) dengan kebenaran sains

yang diimplementasikan dalam proses pendidikan. Namun demikian,

konsep integrasi keilmuan di masing-masing UIN ini memiliki

keragaman redaksional dan elaborasi yang sangat kontekstual dengan

lingkungan masing-masing UIN.

3. Buku yang ditulis oleh Jasa Ungguh Muliawan yang berjudul

Pendidikan Isam Integratif (Muliawan, 2005). Dalam buku ini dapat

disimpulkan bahwa secara normative konseptual, dalam Islam tidak

dijumpai dikotomi ilmu. Ulama-ulama terdahulu pun telah

membuktikan kesauan ilmu yang wajib dipelajari. Al-Kindi misalnya

adalah seorang filsuf sekaligus agamawan, begitu pula Al-Farabi.

Ibnu Sina, selin ahlii dalam bidang ilmu kedokteran, filsafat, psiologi,

dan music, beliau juga seorang ulama. Al-Khawarizmi adalah ulama

yang ahli mmatematika. AlGazali, walaupun belakangan popular

karena kehidupan dan ajaran sufistiknya, sebenarnya beliau telah

melalui berbagai bidang ilmu yang diketahuinya, mulai dari ilmu

(36)

36

faqih yang telah berhasil pada masa Renaissance. Last but least, Ibnu

Khaldun dikenal sebagai ulama peletak dasar sosiologi modern.

4. Buku yang ditulis oleh Khoiron rosyadi yang berjudul Pendidikan

Profetik (Rosyadi, 2004). Dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa

integrasi ilmu pengetahuan atau islamisasi ilmu pengetahuan brusaha

untuk menghubungkan kembali sains dengan agama yang berarti

menghubungkan kembali sunnatullah dengan Al-Quran yang

keduanya pada dasarnya merupakan ayat-ayat tuhan. Hal ini dapat

dibuktikan dengan memperlihatkan bagaimanna Al-Quran selalu

mengaitkan perintah-perintah yang berhubungan dengan alam raya

dengan perintah pengealan dan pengakuan atas kebesaran dan

kekuasaanya.

5. Buku yang ditulis oleh Dr. H. Ahmad Barizi, M.A. yang berjudul

Pendidikan Integratif. (Barizi, 2011) Dalam buku ini dapat

disimpulkan bahwa kerja memadukan atau mengintegrasikan konsep

dan rumus-rumus, adalah mencari titik kesamaan atau perpaduan

antara sains dan Islam (atau konsep yang ada pada Al-Quran dan

hadist). Tegasnya antara A-Quran atau hadist dan sains dicoba

diintegrasikan sehingga satu sama lain saling memperkokoh dalam

membuka tabir kegaiban akan realitas kongkret yang disabdakan

Allah swt dalam ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun yang

(37)

37

6. Buku yang ditulis oleh DR. Mulyadhi Kertanegara yang berjudul

Integrasi Ilmu. (Kertanegara, 2005) dalam buku ini dapat diambil

kesimpulan bahwa Integrasi ilmu pengetahuan tidak mungkin

tercapai hanya dengan mengumpulkan dua himpunan keilmuan yang

mempunyai basis teoritis yang berbeda (religius dan sekuler).

Sebaliknya, integrasi ilmu ini harus diupayakan hingga tingkat

epistemologis. Menggabungkan dua himpunan ilmu yang berbeda,

religius dan sekuler, di sebuah lembaga pendidikan seperti yang

terjadi selam ini tanpa diikuti oleh konstruksi epistemologis. Untuk

mencapai tingkat integritas epistemologis maka integrasi harus

diusahakan pada beberapa aspek atau level: integrasi ontologis,

integrasi klasifikasi ilmu, integrasi ilmu-ilmu agama dan rasional

(sekuler) dan integrasi metodologis.

7. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Latif jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Ngeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta dengan judul “Masa Depan Ilmu

Sosial Profetik Dalam Studi Pendidikan Islam (telaah pemikiran

Kuntowijoyo) (Latif, 2014). Hasil skripsi tersebut dapat disimpulkan

bahwa teori Ilmu Sosial Profetik itu ada tiga, yaitu Humanisasi,

Liberasi, dan Transendensi. Dalam kaitanya dengan Studi Pendidikan

Islam Latif menyebut bahwa Humanisasi sebagai pijakan pendidkan

Islam artinya meskipun ssetiap sekolah mempunyai visi misi yang

(38)

38

pijakan/landasan pedoman sekolah tersebut. Liberasi sebagai

Orientasi Pendidikan Islam artinya untuk membekali sikap/pandang

peserta didik harus berlandaskan Liberasi, dimana sasaran Liberasi

itu ada empat, yaitu sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem

ekonomi, dan sistem politik. Transendensi sebagai poros pendidikan

Islam artinya suatu Lemaga Pendidikan Islam harus berangkat dari

transendensi yaitu rasa keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt.

8. Skripsi yang ditulis oleh Sahal Munir jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Ngeri Salatiga, dengan judul “Paradigma Profetik Dalam Pendidikan

Islam Menurut Kuntowijoyo (Munir, 2016). Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa Khaira Ummatin sebagai tujuan Pendidikan

Islam, Transendensi sebagai landasan Pendidikan Islam, Paradigma

Profetik sebagai Kurikulum Pendidikan Islam, Humanisme sebagai

aktor Pendidikan Islam, Liberasi sebagai subyek Pendidikan Islam,

dan Profetik sebagai lingkungan Pendidikan Islam.

9. Jurnal penelitian Vol. 9, No. 2, Agustus 2015; 259-271. Pengilmuan

Islam Dan Problem Dikotomi Pendidikan, oleh Muhammad

Mustaqim Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.

Dalam tulisan ini menyatakan bahwa Islamisasi ilmu berupaya

menjadikan ilmu Islam tidak hanya meniru ilmu dari Barat, atau

hanya sekadar stempel terhadap ilmu umum saja. Namun, bagaimana

(39)

39

Tauhid sendiri mensyaratkan adanya tiga kesatuan, yakni kesatuan

pengetahuan, kesatuan kehidupan, dan kesatuan sejarah. Jika

kesatuan pengetahuan merujuk pada kebenaran yang satu, maka

kesatuan hidup berarti hapusnya perbedaan antara ilmu yang sarat

nilai dengan ilmu yang bebas nilai. Adapun kesatuan sejarah

mengindikasikan bahwa ilmu pengetahuan harus mengabdi kepada

umat dan manusia.

Berdasarkan beberapa telaah pustaka di atas, belum ada satu

penelitian maupun sumber tulisan yang secara khusus membahas

Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan

kurikulum pendidikan Islam, telaah pustaka diatas kebanyakan

merelevansikan dengan ilmu pendidikan Islam, dan itu masih bersifat

umum, tidak dengan kurikulum pendidikan Islam. Sebenarnya ada

satu penelitian yang ditulis oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi

Sayuti, dan Bahrissalim yang membahas implikasinya bagi

pengembangan kurikulum, tetapi dengan objek seluruh UIN

se-Indonesia dan menghasilkan kesimpulan secara substansial

sesungguhnya pengembangan kurikulum UIN se-Indonesia mengacu

pada muara yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran

wahyu dan kebenaran sains. Sedangkan fokus penulis dalam

penelitian ini adalah imlplikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi

pengembangan kurikulum pendidikan Islam, dengan cara mengambil

(40)

40

memasukan serta merevansikannya terhadap komponen-komponen

yang ada pada kurikulum Pendidikan Islam.

G. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal

Bagian awal ini, meliputi: sampul, gambar berlogo, judul (sama

dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I :PENDAHULUAN memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, telaah pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II :BIOGRAFI memuat riwayat hidup Kuntowijoyo,

karya-karya Kuntowijoyo, konteks pemikiran Kuntowijoyo, dan

penghargaan yang diraih Kuntowijoyo.

BAB III :LANDASAN TEORI memuat uraian tentang pengertian

Dikotomi Ilmu, Islamisasi Ilmu, Integrasi Ilmu, dan

Ilmuisasi Islam

BAB IV :PEMBAHASAN memuat uraian tentang pemikiran

kuntowijoyo dan implikasinya bagi pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam.

(41)

41 BAB II

BIOGRAFI KUNTOWIJOYO

A. Lingkungan Keluarga

Putra pasangan H. Abdul Wahid Sosroatmojo dan Hj. Warasti ini

lahir di Sorobayan, Sanden, Bantul, Yogyakarta, pada 18 eptember 1943

(Kuntowijoyo, 2003). Meski lahir di Yogyakarta, semasa hidupnya lebih

banyak dilewati di Klaten dan Solo.

Anak kedua dari Sembilan bersaudara ini dibesarkan di lingkungan

Muhammadiyah. Ayahnya yang Muhammadiyah juga suka mendalang. Ia

tergolong sebagai anak priyai. Kuntowijoyo diasuh dalam kedalaman

religius dan seni. Dua lingkungn yang sangat mempengaruhi

pertumbuhanya semasa kecil dan remaja.

Dari garis keturunanya, Kuntowijoyo berasal dari struktur kelas

priyayi. Kakeknya seorang lurah, yang juga seniman, ulama, pedagang,

bahkan seorang tukang. Keluarga Kuntowijoyo juga terdiri dari

orang-orang Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Dengan latar belakng

yang unik ini, tidak heran jika ada yang menyebutnya sebagai seorang

modernis, tradisionalis, reformis, dan konsevatif (Fahmi, 205: 30).

B. Masa kecil Kuntowijoyo

Masa kecil Kuntowijoyo adalah masa pergolakan, yaitu agresi

(42)

42

kegiatan-kegiatan kegamaan, yiatu belajar agama ke surau yag dilakukan

sehabis Dzuhur sepulang sekolah hingga selepas Ashar. Malamnya sehabis

Isya, ia kembali ke surau untuk mengaji.

Saat menjalani kehidupan surau inilah, Kuntowijoyo mulai belajar

menulis puisi, berdeklamasi dengan mendongeng. Di surau ini ia

memasuki kepanduan Hizbul Waton. Bakatnya dalam berdeklamasi,

bermain drama, dan menulis puisi semakin berkembang ketika ia

bergabung dalam organisasi pelajar Islam Indonesia. Selain belajar

mengaji dan deklamsi, Kuntiwijoyo gemar menyimak siaran sastra di

Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta.

C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo

Pendidikn SD dan SMP ditempuhnya di Sekolah Rakyat Negeri

Klaten (1956) dan SMP Negeri Klaten (1959). Lalu melanjut ke SMA

Negeri Solo (1962). Kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Sastra

UGM Yogyakarta (1969). Kuntowijoyo meraih Master di University of

Connectitut, AS (1974) (Kuntowijoyo, 1999: 108) dan gelar doktor ilmu

sejarah dari Unversitas Columbia, AS (1980) dengan disertasi Social

Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940 (Kuntowijoyo, 2000).

D. Peran Kuntiwijoyo

Semasa kuliah, beliau sudah akrab dengan dunia seni dan teater.

Beliau mendirikan dan menjabat sebagai Sekretaris Lembaga

(43)

43

hingga 1971 (beliau mendirikan Grup Mantika bersama Dawam Rahardjo, Sju‟bah Asa, Chaerul Umam, Arifin C. Noer, Amri Yahya, Ikranegara,

dan Abdul Hadi W.M).

Sebagai seorang sejarawan, beliau sangat menghargai kearifan dan

budaya Jawa. Kedalaman pengetahuan tentang sejarah, memang

mengajrkanya kearifan itu. Baginya belajar sejarah adalah proses belajar

kearifan. Beliau mengimplementasikan dalam keseharianya.

Selain sebagai sastrawan dan budayawan yang arif, beliau juga

pemikir (iteektual) Islam yang cerdas, jujur dan berintrgrias.

Buku-bukunya sungguh menceminkan kecerdasan, kejujuran dan integritasnya

sebagai seorang intelektual muslim.

Kuntowjoyo juga seorang kyai. Dia ikut mmbangun dan membina

Pondok Pesantren Budi Mulia tahun 1980 dan mendirikan pusat

Pengkajian Strategi dan Keebijakan (PPSK) di Yogyakarta tahun 1980.

Beliau juga seorang Aktivis Pendiri Muhamadiyah. Beliau pernah

menjadi anggota Muhammadiyah. Bahkan beliau melahirkan sebuah karya

Intlektualisme Muhammadiyah: Menyongsong Era Baru. Ketua PP

Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyebut Kuntiwoyo mrupakan sosok

pemikir Islam dan sangat berjasa bagi perkembangan Muhammadiyah,

kritiknya sangat pedas tetapi merupakan pemkiran yang sangat mendasar.

Kuntowijoyo dijuluki sebagai seorang sejarawan beridentitas

(44)

44

Beliau guru besar sejarah di Universitas Gadjah Mada. Pengarang berbagai

judul novel, cerpen dan puisi. Pemikir dan penulis beberpa buku tentang

Islam. Kolomnis di berbagai media. Aktivis berintegritas di Pendiri

Muhammdiyah. Sangat sering menjadi penceramah di berbagai masjid dan

sebagainya.

E. Kepenulisan Kuntowijoyo

Kuntowijoyo sudah bergelut dengan kegiatan tulis menulis sejak

1958 ketika masih duduk di bangku SMP, (Kuntowijoyo, 2000) kemudian

berlanjut sampai beliau duduk di bangku SMA. Beliau menulis cerita

pendek, kemudian drama, esai, roman. Baru ketika bermukim di Amerika

Serikat untuk mencapai gelar MA dan Ph.D., ia menulis sajak, sekaligus

dua buah kumpulan Isyarat (1976) dan Suluk Awung Uwung (1976).

Cerpenya dimuat dalam majalah “Horison”, harian “Kompas”, dan

terpilih menjadi cerpen terbaik harian Kompas, yakni Laki-laki yag Kawin

dengan Peri (1994), Sampan Asmara dan Pistol Perdamaian (1995).

Tulisanya berupa easi juga banyak dimuat di surat kabar.

Gagasanya yang sangat penting bagi pengembangan ilmu sosial di

Indonesia adalah idenya tentang Ilmu Sosial Profetik (ISP). Bagi

kuntowijoyo, lmu sosial tidak boleh berpuas diri dalam usaha untuk

menjelaskan atau memahami realitas dana kemudian memaafkanya begiti

saja tapi leih dari itu, ilmu sosial harus juga mengeman tugas transformasi

(45)

45

tiga nilai dasar sebagai pjakan ilmu sosal profetik, yaitu: humanisasi,

liberasi, dan trasendensi. Ide ini kini mulai banyak dikaji.

F. Dukungan Sang Istri

Pernikahanya dengan Susilaningsih, dikaruniai dua orang anak

yakni Punang Amari Puja dan Alun Paradipta Dukungan sang istri yang

dengan sabra dan tekun menemani, tlah menjadi kekuatan dan inspirasi

tersendiri bagi Kuntowijoyo. Ketika Kuntowijoyo jatuh sakit dan sulit

melafalkan kalimat-kalimat dengan jelas, Ning, selalu setia mendampingi

menerima tamu sekaligus menjadi penerjemah ucapan-ucapanya. Begitu

juga ketika wawancara dengan wartawan, Ning juga yang membacakan

makalah Kuntowijoyo dalam berbagai forum seminar.

Ning juga yang selalu setia mendampinginya melakukan olahraga

senam, joging atau jalan kaki. Sekali dua hari, dia berolahraga.

Kuntowijoyo biasanya sudah bangun tidur sekitar pukul 03.30 kemudian

shalat tahajud, shalat fajar an subuh. Setelah shalat subuh beliau

meneruskan menulis lagi.

G. Karya-karya Kuntowijoyo

Kuntowijoyo banyak melahirkan karya-karya dalam berbagai genre

yakni agama, politik, sosial, cerpen, Puisi, novel dan drama (Kuntowijoyo,

(46)

46

1. Karya-karya dibidang sejarah, agama, politik, sosial, dan budaya

a. Dinamika Sejarah Umat Islam (1985).

b. Budaya dan Masyarakat (1987).

c. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi (1991).

d. Radikalisasi Petani (1994) (Kuntowijoyo, 2017: 378)

e. Demokrasi dan Budaya Birokrasi (1994).

f. Metodologi Sejarah (1994).

g. Pengantar Ilmu Sejarah (1997).

h. Identitas Politik Umat Islam (1997).

i. Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik

dalam Bingkai Strukturalisme Transendental (2001).

j. Selamat Tingggal Mitos, selamat Datang Realitas: Esai-esai

Budaya dan Politik (2002).

k. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940

(2002).

l. Raja, Priyayi, dan Kawula: Surakarta 1900-1950) (Kuntowijoyo,

(47)

47 2. Karya-Karya dibidang Sastra

a. Naskah Drama

1) Rumput-Rumput Danau Bento (1966).

2) Tidak Ada Waktu Bagi Nynya Fatma, Barda dan Cartas (1972).

3) Topeg Kayu (1973) (Kuntowijoyo, 2000).

b. Puisi

1) Isyarat (1976).

2) Suluk Awung-Awung (1976).

3) Daun Ma‟rifat, Ma‟rifat Daun (1995) (Kuntowijoyo, 2003).

c. Novel

1) Kereta Api yang Berangat Pagi hari (1996).

2) Pasar (1972).

3) Khotbah di Atas Bukit (1976).

4) Impian Amerika (1997).

5) Mantra Penjink Ular (2000).

6) Waspirin dan Satinah (2003) (Kuntowijoyo, 1999: 108).

d. Cerpen

(48)

48 2) Pistol Perdamaian (1995).

3) Laki-laki yang Kawin dengan peri (1996).

4) Anjing-anjng Menyerbu Kuburan (1997).

5) Mengusir Matahari: Fabel-fabel Politik (1999).

6) Hampir Sebuah Subversi (1995) (Kuntowijoyo, 2013: 150).

3. Karya-arya Makalah, Esai dan Artikel

Karya Kuntowijoyo dalam bentuk makalah, esai, dan artikel untuk

beberapa bahkan berbagai agenda ceramah ilmiah dan sumbangan

gagasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. “Angkatan Oemat Islam: Beberapa Catatan Mengenai Gerakan

Islam Lokal 1945-1950”, makalah disampaika dalam seminar

Sejarah Nasiona II, Yogyakarta, 26-29 Agustus 1970.

b. “Dunia Batin oarang Djawa: Analisa atas Kehidupan”, Majalah

Budaja Djaja, No. 25 tahun III, Juni 1970.

c. “Sastra, Suatu Anti Tiran”, Majalah Budaja Djaja, No. 42 Tahun

V, April 197 (semula esai ini adalah makalj yang disampaikan

dalam ceramah pada Triwarsa Persda Studi Klub Yogyakarta).

d. “Tentang Program Sastra”, Makalah Budaja Djaja, No. 59 Tahun

VI, April 19773 (semula esai ini adalah makalah Pertemuan

(49)

49

e. “Aspek-Aspek Sosial yang Melatarbelakangi Pergerakan Mahasiswa”, makalah disampaikan dalam Seminar Pergerakan

Mahasiswa di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Oktober

1980.

f. “Peristiwa Sejarah dan Karya sastra:, makalah pada Seminar

Olmu dan Seni yang diselenggarakan olEh pusat Pusat Penelitian

an Studi Kebudayaan, UGM, tahun 1981.

g. “Saya Kira Kita Memerlukn juga Sebah Sastra Trasendental,

Harian Berita Buana, Selasa, 21 Desember 1982, hal. 4.

h. “The Dutch Administrative Reform and Thhe Local Nobility of

Madura, 1850-19000”, makalah dibacakan dalam sebuah seminar

di manila, 25-28 Januari 1982.

i. “Penokohan dan Perwataka dalam Sastra Indonesia”, Majalah

Basis No. 32, Januari 1983 (semula esai ini adalah makalah

seminar psikolog Ksenian, pada tanggal 20 September1982, di

Taman Budaya Yogyakarta).

j. “Umat Islam dan Industrialisasi Indonesia: Kancah Pergaulan Baru”, makalah ini disampaikan dalam Panel Diiskusi Kebiakan

Operasional Pembangunan Nasional Purna Pelita II,

diselenggarakan oleh pusat Penegemangan Agribisnis dan

Universitas AS-Syafitiyah, Jakarta, 19 Maret 1983 (dengan judul

(50)

50

November/Desember 1983, hal. 64-73 dan versi Inggrisnya juga

dimuat dalam Prisma edisi Inggris, No. 31 Maret 1984, hal.

57-66.

k. “Membendung Kecnderungan Munculnya Kelas Kapitalis”,

Majalah Panji Msayarakat, No. 389, Tahun XXIV, 11 Maret

1983.

l. “Agama, Negara, dan Farmasi Sosisal: Sejarah Alienasi dan Oposisi iSlam di Indonesia”, Majalah Prisma, No. Tahun 1984,

hal. 34-46. (semula dipesiapkan sebagai prasaran kuliah untuk

Faculty Center, Universita Filipina, Manila, 22 Februari 1984.

Dimuat juga salam Southeast Aian Journal of Sicial Science, No.

1/Vol. 15/1997, hal. 1-15).

m. “Konsep Teoritis Ilmu dan Konsep Normatif Agama: Kajian Perkembangan Budaya”, makalah ini disampaikan dalam

simposium Citra Religius Kampus, Universitas Sultan Agung,

Semarang, 13 Mei 1985.

n. “Muslim Kelas Menengah Indonesia 1910-1950: Sebuah Pencarian Identitas”, Makalah Prisma, No. 11 Tahun 1985, hal.

35-51. (semula merupakan makalah dalam seminar tentang

History and Underdevelopment: The

Cambridge-Delhi-Yogyakarta-Leiden Project for Comparative Study of Indonesi

(51)

51

dalam India and Indonesia from he 1920s to 1950s: The Origin of

Planing, Leiden, Center of Hisoory of European Expansion,

1986).

o. “Teater Total, Eksperimen Serba Ada Teater Tikar Yogya”,

Harian Sinar Harapan, Sabtu, 5 Januari 1985, hal.7.

p. “Posisi Sosial Umat Islam Indonesia ari Masa ke Msa”, Makalah

disampaikan dalam ceramah ilmiah menambut HUT HMI ke-38,

pada taggal 5 Februari 1985, di Yogyakarta.

q. “Pembaruan Islam-Tioghoa: Tinjauan dari Aspek Sosio-Kultural”, makalah disampaikan dalam Seminar Islam dan

Pembaruan, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 6-7 Mei

1986.

r. “Sastra Indonesi Mencari Arah”, Harian Beriata Buana, Selasa,

16 Desember 1986. (dimuat kembali di Harian Berita Yudha,

Kamis, 13 April 1989, hal. 5. Dengan judul yang sama dengan isi

tulisan yang diperluas).

s. “Cita-Cita Transformasi Islam”, bahan Ceramah Ramadjan di

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1 Mei 1987.

t. “Strategi Budaya Islam: Mempertimbangkan Tradisi” makalah

disampaikan dalam diskusi IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 10

(52)

52

u. “Sebuah Program Reaktualisasi: Lima Model Reinterpretasi”,

Bahan Ceramah Ramadhan di Gelanggang Shalahudin UGM,

Yogyakarta, 21 Mei 1987.

v. “Transformasi Kehidupan Agama dan Organisasi-Organisasi Islam: Perspektof Asia Tenggara”, makalah disampaikan pada

KonferensiPopular History of the Asean Countries, Bangkok, 2-5

Oktober 1987.

w. “Visi Teologis Islam dan Problrm Peradaban Modern”, bahan

Ceramah Ramadhan di Masjid Syuhada, Yogyakarta, 6 Mei 1987.

x. “Dampak Sosial Historis, Ekologi dan Kependudukan: Madura

pada Pertengahan Pertama Abad ke-20 dengan Rujukn Permasalahan Masa Kini”, makalah disampaikan dalam Seminar

Kependidikan, yang diselenggarakan PAU-Studi Sosial, UGM,

28-29 November 1988.

y. “Islam dan Kelas Sosial: Upaya Konseptualisasi”, makalah

disampaikan dalam ceramah ilmiah di HMI Komisariat Fakultas

Syariah Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 11 September

1988.

z. “Masyarakat Desa dan Radikalisasi Petani”, makalah

disampaikan dalam Seminar Desa dalam Perspektif sejarah,

diselenggarakan oleh PAU-Studi Sosial, UGM, 10-11 Februari

(53)

53

aa. “Paradigma Islam tentang Transformasi Sosial”, makalah

disampaikan dalam Ceramah Ilmiah di Senat Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Uiversitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 4 Juli 1988.

bb. “Peranan Pesantren dalam Pembangunan Dea: Potret Sebuah Dinamika”, Majalah Prisma, No. 1, Januari 1988, hal. 102-115.

(semula adalah makalah untuk seminar bulanan P3PK, UGM,

Yogyakarta, 7 Januari 1988).

cc. “Sastra Priyayi Sebagai Sebuah Jenis Sastra Jawa”, Majalah

Basis, No. 9 Tahun 37, September 1988.

dd. “Geraka Sosial Muhammadiyah: Adaptasi atau Refoemasi”,

Jurnal Keadilan, No. 2/Th. XV/1989, hal. 26-28. (pernah juga

dimuat dala majalaj Suara Masjid, No. 170, November 1988).

ee. “Islam dan Agenda Nasioalisme Baru: Refleksi tentang Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, makalah disampaikan dalam Silaturahmi

Pimpinan ABRI dengan Cendikiawan, Yogyakarta, 17-18

Februari 1989. (pernah dimuat secara tidak utuh dalam jurnal

Prospek, No. 1, Th. I/1990, hal. 1-7)

ff. “Kebijakan Pengemangan Pendidkan Tingi Islam”, maalah

dismpaikan pada sarasehan di Pusat Pengkajian Strategi dan

Kebijakan, Yogyakarta, 18 Desember 1989.

gg. “Demitilogisasi Sejarah Indonesia”, jurnal Ulumul Qur‟an, No.7.

(54)

54

hh. “Integritas Sains Sosial dengan Nilai-Nilai Islam: Sebuah Upaya Perintisan”, makalah disampaikan dalam seminar tentang Islam in

ASEAN‟s Institution of Higher Learning II: Islam and Social

Sciences, yang diselenggarakan Universitas Keangsaan Malaysia,

Darul Ehsan, 10-13, November 1990.

ii. “Mitos Politik dlam Historigrafi Tradisional: Kaliwungu dan Serat Cebolek”, makalah disampaikan pada Seminar Nasional

Gerakan Pembaharuan Abad ke-19: Gerakan Rifa‟iyah,

Yogyakarta, 12-13 Desember 1990.

jj. “Serat Cebelok dan Mitos tentang Pembangkangan Islam:

Melacak Asal-Usul Keterangan antara Islam”, Jurnal Ulumul Qur‟an, No. 5/Vol/1990, hal. 63-72. (semula merupakan makalah

yang yang disampaikan pada Konferensi Sejahrawan

Belanda-Indonesia, Netherland, 23-27 juni 1986).

kk. “Budaya Birokrasi di Indonesia”, Majalah Editor, No. 38?IV/8,

Juni 1991, hal. 33-35.

ll. “Kebudayaan Indonesia Kontemporer”, Harian Singgalang, Senin

4 Februari dan 11 Februari 1991, hal. 4. (semula esai ini adalah

makalah pada Simposium Martabat Manusia Indonesia yang

diselenggarakan oleh Yayasan Soedjatmoko, tanggal 23 Januari

1991 di Jakarta, dalam rangka memperingati Prof. Soedjatmoko.

(55)

55

Media Indonesia (26-29 Januari 1991), dan Pikiran Rakyat (28-29

Januari 1991), tulisan tersebut mendaat tanggapan baik dan kritik tajam dari Arief Budiman (“Sistem Sosial dan Sistem Budaya”,

Harian Kompas, Rabu 13 Februari 1991).

mm. “Madura for Sale: Coping with Economic

Underdevelopment of A Secondary City”, makalah dibacakan

pada Konferensi tentan Madura yang diselengarakan KITLV di

Leiden, 6-12 Oktoer 1991.

nn. “Mitos, Sastra, ejarah, dan Pewarisan Pengalaman”, Harian

Republika, Sabtu, 29 April 1991.

oo. “Power and Culture: The Abipraya Society of Surakarta in The Early Twentiets Century”, Makalah disampaikan pada A Conferee

on Modern Indonesia Culture: Asking the Right Question yang

diselenggarakan Asian Studies School of Social Sciences,

Flindeers University, Adelaide, South Australia, 28 September -3

Oktober 1991.

pp. “Sensibilitas Kelas Menengah: Pers Cenderung Mnyetujui daripada Bersikap Kritis”, Harian Surabaya Post, senin, 15 Juli

1991, hal.4.

(56)

56

Ilmu Humaniora di Fakultas Sastra UGM, tanggal 4-5 Maret

1991.

rr. “Islam dan Kebangsaan”, Harian Kompas, selasa, 11 Oktober

1994, hal. 4.

ss. “Masalah Kritik sejarah”, Harian Republika, Kamis, 3 November

1994, hal. 6.

tt. “Kembali ke Fitrah; jangan Seorangpun Menangis”, Harian

Republika, Kamis, 2 Maret 1994.

uu. “Kesadaran Nasional, SI dan ICMI”, Harian Repubika Rabu, 14

Desember 1994, hal. 6.

vv. “Otak-atik, Otak otot, dan Otak-otak”, Harian Republika, Rabu,

16 Agustus 1994, hal. 6.

ww. “Tjokro, Natsir, dan Habibie”, Majalah Ummat, No. 9/I/3,

Oktober 1995, hal. 6.

xx. “Tragedi Moro: Ketidakadilan Berbuah Kekerasan, Kekerasan Beranak Kekejaman” Harian Repulika, Rabu, 1 April 1995.

yy. “Bagaimana Membaca “Prahara Budaya”?: Budaya, Politik, dan Teori Perubahan”, Harian Republika, Kamis, 13 april 1995.

zz. “Masalah-masalah Politik dalam Industrialisasi”, Majalah

(57)

57

aaa.“Membawa Tuhan ke dlam Lembaga dan Budget” (Esai Pemilu),

Majalah Ummat, No.20/I/24, Juni 1996.

bbb. “Menjadi Politisi yang Beriman”, Majalah Ummat, No.19/I11,

Maret 1996, Esai Pemilu, hal. 24-25.

ccc.“SOS Wayang Sadar”, Harian Republika, Kamis, 8 Januari, hal.

12.

ddd.“Selamat Tinggal Mitos”, harian Kompas, Kamis, 24 agustus

2000.

eee. “ Radikalisasi Pancasila”, Makalah disampaikan dalam seminar

ilmiah yang digelar oleh Pusat Penelitian Strategi dan Kebijakan

(PPSK) Yogyakarta di gedung Pusat Penelitian Kependudukan

(PPK) UGM, Rabu, 24 Januari 2001.

H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo

1. Hadih pertama dari majalah Sastra (1968) dan penghargaan Penulisan

Sastra dari Pusat Pembianaan Bahasa (1994) untuk cerpen Dilarang

Mencintai Bunga-Bunga.

2. Hadiah harapan dari Badan Pembina Teater asional Indonesia (BTNI)

untuk naskah drama Rumput-rumput Danau Bento (1968).

3. Hadiah dari panitia Buku Internasional untuk novel Pasar (1972).

4. Peghargaan Sastra Indonesia dari Pemda DIY (1986) (Kuntowijoyo,

Gambar

Gambar 3. Alur Pertumbuhan Ilmu-Ilmu (Kuntowijoyo,
Gambar 4. Objektifikasi ditengah-tengah terminologi lain

Referensi

Dokumen terkait

Perhatian khusus pada kepuasan konsumen sehingga dapat menjadi pelanggan jasa perhotelan yang di tawarkan oleh perusahaan perhotelan, sesuai dengan prinsip

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dipaparkan diatas penulis memahami bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang

• Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan arus proteksi ICCP spesimen dengan kondisi cacat coating yang sama pada penelitian meningkat seiring dengan naiknya temperatur

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

Untuk mendapatkan rendemen arang dan cuka kayu yang tinggi maka sebaiknya menggunakan bahan baku dengan ukuran 5 cm dan lama pembakaran kurang dari 10 jam, untuk penghematan

Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Materi Makanan dan Minuman Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah

Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar

Variabel keberadaan TPI dibagi lagi menjadi 9 variabel yaitu : Keberadaan fasilittas TPI, fungsi fasilitas TPI, standar pelayanan yang diberikan petugas TPI dalam menjaga