i
ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO
DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH:
ROHMATUL ANWAR
11113293
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : -
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Rohmatul Anwar
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Rohmatul Anwar
NIM : 111-13-293
Jurusan/Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo Dan Implikasinya
Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 29 September 2017 Pembimbing
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km.2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO
DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
disusun oleh ROHMATUL ANWAR
NIM :111-13-293
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Mukti Ali, M.Hum. __________________ Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. __________________ Penguji I : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. __________________ Penguji II : Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. __________________
Salatiga, 29 September 2017 Dekan
Suwardi, M.Pd.
v
DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ROHMATUL ANWAR
NIM : 111-13-293
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO
DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM
PENDIDIKAN ISLAM
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi atau karya orang lain.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah, dan tidak keberatan naskah skripsi ini di publikasikan di
perpustakaan IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 29 September 2017 Penulis
vi
Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kupersembahkan sebuah karya kecilku ini untuk ayahandaku (Ngatimin) dan ibundaku (Ngatiyem) tercinta yang tiada pernah berhenti memberiku semangat, do‟a,
nasihat dan kasih sayang yang tak pernah tergantikan. Terimalah bukti kecil ini
sebagai kado keseriusanku dalam belajar. Semoga diri ini bisa menjadi seorang yang
berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama. Ya Allah berikanlah kesehatan
dhahir batin, rezeki yang cukup dan Surga firdaus_Mu untuk kedua orang tuaku,
Amin.
2. Kepada kedua kakakku (Eni Siti Nur „Aini dan Ahmad Shidik), dan ketiga adikku (Ika Sholihatul Marfu‟ah, M. Ria Khorudin, dan Dewi Shinta Fitria) yang aku
sayangi, raihlah cita-cita kalian setinggi mungkin, jangan jadikan penghalang semua
kekurangan yang ada pada keluarga kita, tapi jadikanlah semua kekurangan itu
menjadi sebuah motivasi terbesar kalian.
3. Kakek Nenekku dan seluruh keluarga besarnya yang tidak bisa kusebut namanya satu persatu, terimakasih atas semua do‟a, dukungan, serta nasihat yang diberikan
kepadaku. Semoga diri ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.
Membanggakan kelurga, dan bermanfaat ilmu ini.
4. Kepada Bapak Sukron Makmun, S.HI., M.Si selaku pengasuh Ma‟had al-Jami‟ah IAIN Salatiga, serta teman-teman pengurus dan segenap santri kalian adalah keluarga
keduaku, terima kasih kebersamaan yang luar biasa ini.
5. Teruntuk Bapak KH. Mathori Mansur pengasuh Pondok Pesantren Mansya‟ul Huda dan teman-teman santri, terima kasih atas semua pembelajaran yang telah kalian
viii
6. Teruntuk teman-teman seperjuangan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2013, semoga kita dipertemukan
ix
KATA PENGANTAR
Asslamu‟alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, syukur dan
alhamdulillah senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt yang telah memberi nikmat
sehat, iman, islam, ihsan dan memberi kesempatan serta ridha-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan menyajikan hasilnya dalam bentuk skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam” ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 dan
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas tarbiyah dan
ilmu keguruan IAIN Salatiga.
Bantuan dan dukungan baik materil maupun immateriil dari berbagai pihak telah
memberikan kontribusi positif dalam penyusunan skripsi ini. Dan atas kontribusi tersebut penulis menyampaikan terimakasih dan do‟a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas
mencurahkan fikiran waktu dan tenaganya dalam upaya membimbing penulis
x
5. Bapak M. Yusuf Khummaini. S.Hi., M.H. selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing saya dari awal memasuki perkuliahan sampai wisuda.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
penyelesaian skripsi ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, saran, kritik yang membangun dan koreksi semua pihak, penulis
terima dengan tangan terbuka.
Wasslamu‟alaikum Wr.Wb
Salatiga, 29 September 2017 Penulis
xi ABSTRAK
Anwar, Rohmatul, 2017. Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Miftahuddin, M.ag.
Kata Kunci: Ilmuisasi Islam, Pengembangan Kurikulum, Kuntowijoyo
Gerakan intelektual Islam harus melangkah lebih jauh, yakni bergerak dari teks menuju konteks yang berarti intelektual Islam harus mengganti “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” dengan “Ilmuisasi Islam” dari reaktif mejadi proaktif yang berdampak pada pengembagan kurikulum pedidikan Islam, dimana kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan dari dipilihnya judul dan topik dalam skripsi ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo, serta untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.
Penelitian ini termasuk penelitian literer yang berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang relevan. Pencarian data dicari dengan jenis penelitian libarary research dan pendekatan kualitatif literatur yaitu suatu penelitian kepustakaan murni, menggunakan metode yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen harian, catatan rapat, jurnal, skripsi, makalah, dan sebagainya.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Metode Penelitian ... 12
F. Telaah Pustaka ... 18
G. Sistematika Penulisan ... 24
BAB II BIOGRAFI KUNTOWIJOYO A. Lingkungan Keluarga ... 25
xiii
C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo ... 26
D. Peran Kuntowijoyo ... 26
E. Kepenulisan Kuntowijoyo ... 28
F. Dukungan Sang Istri ... 29
G. Karya-Karya Kuntowijoyo ... 29
H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo ... 41
I. Kuntowijoyo Sebagai Akademisi ... 43
J. Kuntowijoyo Sebagai Sastrawan ... 43
K. Konteks Pemikiran Kuntowijoyo ... 45
L. Akhir Hayat Kuntowijoyo ... 49
BAB III DIKOTOMI ILMU, INTEGRASI-INTERKONEKSI ILMU, ISLAMISASI ILMU, DAN ILMUISASI ISLAM A. Dikotomi Ilmu ... 51
B. Integrasi-Interkoneksi Ilmu ... 56
C. Islamisasi Ilmu ... 59
D. Ilmuisasi Islam ... 55
E. Perbedaan Integrasi-interkoneksi Ilmu, Islamisasi Ilmu, dan Ilmuisasi Islam ... 72
F. Kritik konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo ... 76
BAB IV ILMU SOSIALPROFETIK KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAAN ISLAM A. Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo ... 79
1. Menuju Ilmu Sosial Profetik ... 79
xiv
a. Humanisasi ... 83
b. Liberasi ... 85
c. Transendensi ... 87
3. Metodologi Ilmuisasi Islam ... 90
a. Integralisasi ... 90
b. Objektivikasi ... 96
B. Kurikulum Pendidikan Islam ... 99
1. Pengertian ... 99
2. Komponen-Komponen Kurikulum ... 106
a. Tujuan ... 106
b. Materi ... 508
c. Proses Belajar Mengajar ... 112
d. Evaluasi ... 113
3. Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum ... 116
a. Prinsip Relevansi ... 116
b. Prinsip Efektivitas ... 117
c. Prinsip Efesiensi ... 118
d. Prinsip Kesinambungan ... 118
e. Prinsip Fleksiblitas ... 119
C. Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam ... 120
1. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam ... 120
a. Humanisasi ... 120
b. Liberasi ... 124
xv
d. Objektivikasi ... 127
2. Materi Kurikulum Pendidikan Islam ... 128
a. Humanisasi ... 128
b. Liberasi ... 130
c. Transendensi ... 132
3. Proses Belajar Mengajar ... 134
a. Humanisasi ... 134
b. Liberasi ... 136
c. Transendensi ... 136
d. Objektivikasi ... 144
4. Evaluasi Pembelajaran ... 145
a. Humanisasi ... 145
b. Transendensi ... 146
c. Objektivikasi ... 147
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 152
B. Saran ... 154
C. Penutup ... 155
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
3. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI
17 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beakang
Dikotomi ilmu dalam Islam dimulai dengan kemunculan
penafsiran dalam ajaran Islam bahwa Tuhan pemilik tunggal ilmu
pengetahuan (maha „alim). Ilmu pengetahuan yang diberikan pada
manusia hanya merupakan bagian tekecil dari ilmun-Nya, namun manusia
diberi kebebasan untuk meraih sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,
sangatlah tidak pantas jika ada manusia yang bersifat sombong dalam
masalah ilmu atau memiliki kecongkakan intelektual. Keyakinan ini yang
pada puncaknya melahirkan perdebatan dikotomi ilmu dalam pemikiran
Islam, yaitu pertentangan dikotomi ilmu dengan istilah kelompok ilmu “antroposentris” dihadapkan dengan kelompok ilmu “teosentris”.
Selain itu dikotomi ilmu, menurut Ayumardi Azra, bermula dari
historical accident atau “kecelakaan sejarah”, yaitu ketika imu-ilmu umum
yang bertitik tolak pada penelitian empiris, rasio dan logika mendapat
serangan yang hebat dari kaum fuqaha.
Dunia Islam kemudian mengembangkan “ideologi ilmiah” dengan
menempatkan seluruh khazanah pemikiran Barat dan Yunani sebagai
kebatilan. Jarang ilmuan muslim berpikiran bahwa dalam beberapa hal,
18
tidak setuju keberadaan dikotomi ilmu semacam itu lebih banyak
berkaitan dengan persoalan politik.
Faktor lain yang mencolok, penyebab kemunculan dikotomi ilmu
adalah fanatisme dalam beragama. Sikap fanatisme dalam beragama dalam
kehiduan bermasyarakat meahirkan sikap ekslusivisme. Gerakan Islam
termasuk dalam kategori gerakan ekslusif tersebut.
Eklusif dalam arti kemunculan pemikiran bahwa kebenaran dan
keselamatan hanya ada pada agamanya semata, agama orang lain
semuanya salah dan penganutnya tidak akan mendapat keselamatan.
Agama orang lain sama sekalai berbeda dan tidak mempunyai kesamaan
sedikitpun, sehinngga tidak perlu ada dialog karena tidak akan mencapai
ttik temu. Mereka hanya bergaul dengan kelompoknya dan mengisolasi
diri dari yang lain, menlak untuk berdialog dan bekerja sama untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan, dan terkadang menggunakan
kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan dengan luar agamanya.
Akibatnya, pemikiran Islam tidak berkembang dan terisolasi dari
perubahan maupun perkembangan kemajuan zaman (Muliawan, 2005:
203).
Pandangan dari umat Islam sendiri yang menganggap seolah-olah
ajaran Islam hanya terikat sebatas tentang tentang agama saja. Sejatinya
19
diketahui ketika Al-quran berbicara tentang reproduksi pada
tumbuh-tumbuhan, yang tersirat dalam QS. Ar-Ra‟du ayat 4:
berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti”.Yang harus dicatat dari ayat ini adalah ungkapan al-Quran tentang
reproduksi di dunia tumbuh-tumbuhan. Harus kita ingat bahwa reproduksi
di dunia tumbuh-tumbuhan terjadi dengan dua cara: cara seksual dan cara
non seksal. Sebenarnya yang berhak disebut reproduksi adalah cara yang
pertama saja. Cara inilah yang menentukan proses biologis yang bertujuan
untuk melahirkan individu baru yang sesuai dengan yang melahirkanya.
Reproduksi non seksual hanyalah sekedar memperbanyak diri
karena ia dihasilkan dari memecah satu bagian dari asalnya lalu tumbuh
mirip diri asal darimana ia muncul. Sedangkan reproduksi seksual
berlangsung dengan bersatunya organ maskulin dan feminim yang
20
terpisah dari tumbuhan tersebut. Al-Quran tidak menyebut kecuali proses
dalam QS. Thaha ayat 53:
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan yang bermacam-macam”.Kata “zauj” (bentuk pluralnya “azwaj” artinya: pasangan) berarti
sesuatu yang tersusun dari dua. Kata ini bisa dipakai untuk sepasang
sepatu, seperti dipakai untuk satu kesatuan yang tersusun dari laki-laki dan
perempuan (al-Fattah, 2010: 22).
Selain Al-Quran yang membuktikan bahwa Islam juga merupakan
sumber ilmu pengetahuan umum, bukti lain juga ada pada masa kejayaan
kerajaan islam yaitu Abbasiyah dan Umayyah di baghdad dan spanyol,
kemajuan peradaban Islam di Spanyol tidak lepas dari ajaran Islam yang
selalu mengagunggkan ilmu pengetahuan yang seakan memeberi
pencerahan pada semuanya, salah satunya Spanyol. Kemajuan spanyol
memang tidak bisa dipisahkan dari kontribusi Islam seperti yang
diungkapkan beberapa ilmuwan Barat yang dikutip Razak. Thatcher dan
Chewel, misalnya secara tegas mengatakan bahwa bangsa Eropa sangat
beruntung dengan kedatangan Islam. Banyak ilmu yang dapat ditemukan
21
lagi. Kesan serupa juga diungkapkan oleh Sartios dimana ia mengatakan
bahwa bidang-bidang ilmu pengetahuan yang dibawa Islam terutama ilmu
dan peneraanya lebih banyak daripada yang dibawa Byzantium. Sehingga
peradaban Islam meruakan satu terminal penting antara peradaban Yunani
di timur dan peradaban Eropa di abad pertengahan.
Sumbangan Islam pada dunia Eropa memang sebagian besar pada
bidang ilmu pengetahuan umum, meskipun pasti ada bidang lainya seperti
bidang perindustrian. Tokoh yang berkontribusi dispanyol diantaranya
ada Jabir bin Hayyan, yang ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya
pada eropa yaitu Prof. Houlmyard guru besar kimia Inggris mnempatkan gambar Jabir dalam bukunya “para ahli kimia terkemuka”, kemudian
Izzudin al-Jaidaki juga ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya yaitu
buku-bukunya menjadi rujukan bagi sarjana kimia diberbagai perguruan
tinggi di dunia, kemudian abubakar ar-Razi ahli dalam bidang kedokteran
bukti kontribusinya yaitu 229 bukunya menjadi literatur ilmiah dalam ilmu
kedokteran seluruh dunia (Abubakar, 2008: 15).
Pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak mujtahid yang
mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhabnya pula.
Akan tetapi karena pengikutnya tidak berkembang, pemikiran dan mazhab
itu hilang bersama berlalunya zaman. Aliran-aliran teologi sudah ada pada masa Bani Umayyah, seperti Khawariij, Murjiah, dan mu‟tazilah. Akan
22
pemikiran-pemikiran yang kompleks dan sempurna baru dirumuskkan
pada masa Bani Abbasiyah periode pertama. Setelah terjadi kontak dengan
pemikiran Yunani yang membawa pemikiran rasional dalam Islam. Tokoh perumus pemikiran Mu‟tazilah yang terbesar adalah Abu al-Huzail
al-Allaf (135-235 H/752-849M) dan al-Nazzzam (185-221 H/801-835M). Asy‟ariah, aliran tradisional dibidang teologi yang dicetuskan oleh Abu
al-Hasan al-Asy‟ari (873-935M) yang lahir pada masa Bani Abbas ini juga
banyak sekali terpengaruh oleh logika Yunani. Ini terjadi karena al-Asy‟ari
sebelumnya adalah pengikut Mutazilah. Hal yang sama berlaku pula dalam
hal penulisann sastera. Penulisan hadis juga berkembang pesat pada masa
Bani Abbas hal itu mungkin terutama disebabkan oleh tersedianya fasilitas
dan transportasi, sehingga memudahkan para penulis dan pencari hadis
bekerja.
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan umum, terutama dalam bidang astronomi, kedokteran,
filsafat, kimia, dan sejarah. Dalam lapangan astronomi terkenal nama
al-Fazari sebagai astronomi Islam yang pertama kali yang menyusun
astrolobe, Al-Fargani, yang dikenal di Eropa dengan nama Al-Farganus,
menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan kedalam bahasa
latin oleh Gerard Cremona dan Johanes Hispalensis. Dalam lapangan
kedokteran dikenal dengan nama Al-Razi dan Ibnu Sina. Al-Razi adalah
tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan maesles.
23
Sesudahnya ilmu kedoktern berada ditangan Ibnu Sina. Ibnu Sina yang
juga seorang filosof, berhasil menemukan sistem peredaran darah pada
manusia. Di antara karyanya adalah alQanun fi al-Tahbi yang merupakan
ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.
Dalam bidang optika Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythami, yang di
Eropa dikenal dengan nama Alhazen, tekenal sebagai orang yang
menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat.
Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya, bendalah yang
mengirim cahaya ke mata. Di bidang kimia, terkenal dengan Jabir ibn
Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga
dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat
tertentu. Di bidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa
al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang
menciptakan ilmu aljabar. Kata aljabar berasal dari namanya, al-jabrwa
al-Muqabbalah. Dalam bidang sejarah terkenal nama al-Mas‟udi. Ia juga
ahi dalam bidang ilmu geografi. Di antara karyanya adalah Muruj a-zahab wa Ma‟adin al-Jawahir.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi,
Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang
filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasii terhadap filsafat
Aristoteles. Ibnu Sina juga anyak mengarang buku tentang filsafat. Yang
terkenal diantaranya ialah al-Syifa‟. Ibnu Rusyd yang di Barat lebih
24
filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut denan Averroisme.
Sejarah telah mengungkap bahwa ternyata para ilmuan tesebut diatas tidak
pernah memisahkan akan ilmu pengetahuan dengan agama (Yatim, 1998:
58).
Pengilmuan Islam/Ilmuisasi Ilmu pengetahuan Kuntowijoyo
berangkat dari dari QS. Ali Imran: 110 yang berbunyi:
Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).
Kuntowijoyo berpendapat ada empat hal yang tersirat dalam ayat
itu, yaitu 1. Konsep tentang umat terbaik, 2. Aktivisme sejarah, 3.
Pentingnya kesadaran, 4. Etika profetik.
Pertama, konsep tentang umat terbaik (the chosen people). Umat
Islam menjadi umat terbaik (khaira ummah) dengan syarat mengerjakan
tiga hal sebagaimana disebut dalam ayat itu. Umat Islam tidak secara
otomatis menjadi the chosen people. Ini tentu saja berbeda dengan konsep
the chosen people dari Yudaisme, sebuah mandat kosong yang
menyebabkan rasialisme. Sama-sama tentang the chosen people,
Yudaisme menyebabkan rasialisme, konsep umat terbaik dalam Islam
justru berupa sebuah tantangan untuk bekerja lebih keras, ke arah
25
Kedua, aktivisme sejarah. Bekerja ditengah tengah manusia
(ukhrijat li an-nas) berarti bahwa yang ideal bagi Islam adalah keterlibatan
umat dalam sejarah. Wadat (tidak kain), uzlah (mengasingkan diri), dan
kerahiban tidak dibenarkan. Demikian pula gerakan mistik yang
berlebihan (ngungkurake kadonyan) bukanlah kehendak Islam, karena
Islam adalah agama amal.
Ketiga, pentingnya kesadaran. Nilai-nilai ilahiyah (ma‟ruf nahi
mungkar, iman) menjadi tumpuan aktivisme Islam. Peran kesadaran ini
membedakan etika Islam dari etika materialistis. Pandangan kaum marxis
bahwa superstructure (kesadaran) ditentukan oleh structure (basis sosial,
kondisi amateriil) bertentangan dengan pandangan Islam tentang
independensi kesadran. Demikian pula pandangan yang selalu
menegembalikan pada individu, (individualisme, existensealisme,
liberalisme, kapitalisme) bertenangan dengan Islam, karena yang
menentukan bentuk kesadaran bukan individu tetapi Tuhan. Demikian
pula segala bentuk sekularisme bertentangan dengan lesadaran ilahiyah.
Keempat, etika profetik. Ayat ini bersifat umum, diperuntukan bagi
siapa saja. Baik individu (orang awam, ahli, super ahli), lembaga (ilmu,
universitas, ormas, orsospol), maupun kolektivitas (jamaah, umat,
kelompok masyarakat). Ilmu, sebagai pelembagaan dari pengalaman,
penelitian, dan pengetahuan, diharuskan melaksankan ayat ini, yaiatu amar ma‟ruf (menyuruh kebaikan), nahi munkar (mencegah kejelekan), dan
26
terpisahkan dari ilmu sosial profetik, ilmu sosial profetik harus merupakan
gerakan yang sadar, yang buahnya akan dipetik dalam waktu lama.
Dibawah dominasi ilmu-ilmu sosial empiris-analitis Ilmu sosial profetik
memang tidak akan populer. Mungkin melalui semacam “gerilya intelektual” mirip dengan gerakan intelektual underground dari sosiologi
akademis di Uni Sovyet waktu negeri itu masih dibawah dominasi
Marx-isme Ortodoks. Maka gerakan Ilmu sosial profetik hambatannya akan
lebih bersifat mental, rasa rendah diri intelektual (Kuntowijoyo, 1998: 64).
Gagasan pendidikan berparadigma ilmuisasi Islam sangat layak
untuk ditawarkan sebagai salah satu solusi pendidikan Islam diamasa
sekarang dan masa akan datang. Paradigma profetik yang dimaksud adalah
paradigma yang dapat dipahami seperangkat teori yang tidak hanya
mendeskripsikan dan mentransformasikan gejala sosial. Namun
diharapkan dapat mengarahkan keperubahan atas dasar cita-cita etik dan
profetik dengan 3 pilar humanisasi, liberasi dan transendensi.
Usaha memupuk nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi
akan lebih efektif dilakukan melalui proses pendidikan tidak akan pernah
lepas dari penampilan nilai-nilai, guna membentuk pribadi manusia yang
dewasa dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku serta berakhlakul
karimah. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Prof. Ahmad Tafsir
bahwa tugas pendidikan termasuk pendidikan di sekolah yang paling
utama ialah menanamkan nilai-nilai (Tafsir, 2008: 49). Dengan demikian,
27
agar berfungsi sebagai praktek pembebasan dengan tetap mendasarkan diri
pada ayat-ayat Al-Qur‟an merujuk pada teori Kuntowijoyo tentang pilar
-pilar Pengilmuan Islam yaitu humanisasi, liberalisasi, dan transendensi
(Shofan, 2004: 33-34).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep Ilmuisasi Islam menurut Kuntowijoyo?
2. Apa implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Konsep Ilmu Profetik/Ilmuisasi Islam menurut
Kuntowijoyo.
2. Untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi
pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritik
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk memperkaya wacana
keilmuan khususnya kajian ilmu sosial profetik atau Ilmuisasi Islam
menurut Kuntowijoyo bagi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
28 2. Praktik
a. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
tentang pembelajaran yang sarat akan Ilmuisasi Islam menurut
Kuntowijoyo.
b. Lembaga
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana agar lebih
meningkatkan pengetahuan Pengilmuan Islam terhadap Dosen,
Rektor maupun sivitas akademik IAIN Salatiga, agar dapat
mengimplementasikan Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo pada kurikulum
IAIN Salatiga.
c. Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana penambahan
wawasan dan pengalaman dalam penelitian terkait Pengilmuan Islam
dan Kurikulum Pendidikan Islam.
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitan
Pendekatan peenelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu
penelitian dengan meggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan
pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis
informasi, proses penafsiran memaluli analisis, dan penyimpulan hasil
29
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive
of analiyze reseach). Dalam penelitian kepustakaan peneliti harus
mengenal beberapa koleksi alat bantu yang disebut bibilografi sebagai
deskripsi analisis. Bibilografi merupakan daftar informasi buku-buku
karya pengarang atau ahli daam berbagai bidang, pengarang, keahlian
dan penerbit tertentu. Dalam hal ini, bibilografi dibedakan menjadi 2
yaitu: a) bibilografi bernotasi adalah bibilografi yang lebih rinci, tidak
hanya berisi infomasi tentang identitas buku, tetapi juga memberikan
keterangan tentang synopsis isi buku dan literatur terkait. b) bibilografi
kerja yaitu daftar kepustakaan terpilih yang tercatat diatas lembaran
kartu atau ubuku catatan untuk kepentingan penelitian (Zed, 2008:83).
Penulis berusaha mengumpulkan data, menganalisis dan membuat
interpretasi secara mendalam tentang pemikiran tokoh Kuntowijoyo.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menganalisis proses dan makna
dari sudut pandang peneliti mengenai konsep dan pemikiran mengenai
Ilmu Sosial Profetik menurut Kuntowijoyo, serta relevansinya dengan
tokoh lain menggunakan teori yang telah ada.
2. Sumber Data
Yaitu subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan cara
mengumpulkan data-data dengan cara mempelajari, mendalami, dan
mengkaji teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik
30
topik penelitian. Penelitian ini sumber data yang dibutuhkan meliputi
sumber data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamannya (Suryabrata, 1996:84-85).
Sumber data primer dalam penelitian ini diambil langsung dari
buku-buku yang ditulis oleh Kuntowijoyo dan yang masih
berhubungan dengan dengan tema peneliti. Diantaranya yaitu
adalah buku Islam sebagai Ilmu: Epistimologi, Metodologi, dan
Etika, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Identitas Politik
Umat Islam, dan Al-Jami‟ah: Journal Of Islamic Studeis.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang berupa buku-buku
yang secara kepustakaan yang berkaitan dengan objek material,
akantetapi tidak secara langsung karya tokoh agama atau filsuf
agama tertentu yang menjadi objek (Kaelen, 2004:144). Sumber
data sekunder dalam penelitian ini adalah iteratur yang sesuai
dengan ojek penelitian, naik itu teks buku, ,majalah, jurnal ilmiah,
artikel, rekaman atau kaet, arsip, dokumen pribadi, dikumen resmi
embaga-lembaga dan lain sebagainya serta hasil wawancara yang
terkait dengan penelitian ini.
Data sekunder yang penulis gunakan diantara yaitu buku
31
Integratif yang ditulis oleh Ahmad Barizi, Integrasi Ilmu yang
ditulis oleh Mulyadhi Kertanegara, dll yang masih bersangkuan
dengan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan berbagai
sumbr data penelian, diantaranya yaitu:
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2008:186). Wawancara bertujuan untuk memperoleh
informasi dengan menyelediki pengalaman masa lalu dan masa
kini para partisipan, guna menemukan perasaan, pemikiran dan
persepsi mereka (Daymon, 2008: 262).
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara
lengkap pemikiran Kuntowijoyo tentang Integrasi Ilmu
Pengetahuan. Teknik wawancara digunakan untuk mewancarai
tokoh-tokoh yang pernah berjumpa atau berhubungan dengan
Kuntowijyo, baik sahabat maupun keluarganya.
b. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
32
notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:
236).
Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian yang
diperoleh dengan cara menghimpun data berbagai literatur, baik
artikel, jurnal, majalah, maupu buku-buku yang berkaitan dngan
pembahsan penelitian ini guna menjadi data penguat pembahasan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah:
a. Deduktif
Metode deduktif adalah metode berfikir yang berdasarkan
pada pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suat
kejadian yang khusus (Hadi, 1981: 42). Metode ini digunakan
untuk menjelaskan konsep Ilmu Sosial Profetik atau ilmuisasi
Islam.
b. Induktif
Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari
fakta-fakta peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik
generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1981:42). Metode ini
digunakan untuk membahas data tentang konsep ilmuisasi Islam
dalam perspektif Kuntowijoyo guna ditarik kesimpulanya dan
33
Selain metode deduktif dan metode induktif, peneliti menggunakan
metode analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam
buku-buku karya Kuntowijoyo.
Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten
dan ide komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen
dan naskah, sedangkan ide komunikasi adalah pesan yang terkandung
sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).
Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi
dilakukan terhadap paragraf, kalimat dan kata termasuk volume ruangan
yang diperlukan, waktu penulisan, diman ditulis dan sebagainya, sehingga
dapat diketahui isi pesan secara tepat (Ratna, 2007: 49).
Adapun tahapan-tahapan yang peneliti guanakan dalam pengolahan
isi adalah:
1. Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku
yang ditulis oleh Kuntowijoyo yang berhubungan dengan
Integrasi Ilmu Pengetahuan.
2. Tahapan intepretasi, yaitu tahapan dimana peneiliti
menjelaskan teks-teks dalam buku karya Kuntowijoyo yang
berhubunagn dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan.
3. Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti mengaalisis buku karya
Kuntowijoyo yang berhubungan dengan Integrai Ilmu
34
4. Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari
pembahasan dalam buku karya Kuntowijoyo yang berkaitan
dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan dan implikasinya bagi
pengembangan Ilmu Pendidikan Islam.
F. Telaah Pustaka
Kajian tentang Integrasi Ilmu Pengetahuan yang dikaji oleh penulis
bukan untuk yang pertama dilakukan, penelitian yang berkaitan dengan
judul penulis sudah banyak dijumpai dalam bentuk skripsi, jurnal,
maupun buku. Berikut ini beberapa literatur yang menjadi acuan pustaka
dalam penelitian penulis, diantaranya yaitu:
1. Jurnal yang ditulis oleh Dr. H. Akbarizan M.Ag./M.Pd yang berjudul
Integrasi Ilmu Perbandingan UIN Suska Riau dan Universitas
UMMU Al-Quran Mekkah (Akbarizan, 2009). Dalam jurnal ini dapat
disimpulkan bahwa Integrasi Ilmu adalah penggabungan struktur
ilmu, struktur ilmu tidak memisahkan cabang ilmu agama dengan
cabang ilmu hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis. Kajian
yang bersumber dari ayat-ayat qauliyah, Al-Quran, hadist, dan
ayat-ayat kauniyah, hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis.
Pembagian yang amat popular untuk memahami ilmu adalah
pembagian menjadi ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
2. Peneltian yang dilakukan oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi Sayuti,
dan Bahrissalim yang berjudul Integrasi Keilmuan dalam
35
Integrasi Keilmuan UIN dalam Kurikulum dan Proses Pembelajaran
(Rifai, dkk. 2014). Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan
bahwa Konsep integrasi keilmuan yang dikembangkan di UIN
se-Indonesia, secara substansial sesungguhnya mengacu pada muara
yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran wahyu dan
kebenaran sains. Dengan kata lain, integrasi keilmuan sesungguhnya
ingin memadukan kebenaran wahyu (agama) dengan kebenaran sains
yang diimplementasikan dalam proses pendidikan. Namun demikian,
konsep integrasi keilmuan di masing-masing UIN ini memiliki
keragaman redaksional dan elaborasi yang sangat kontekstual dengan
lingkungan masing-masing UIN.
3. Buku yang ditulis oleh Jasa Ungguh Muliawan yang berjudul
Pendidikan Isam Integratif (Muliawan, 2005). Dalam buku ini dapat
disimpulkan bahwa secara normative konseptual, dalam Islam tidak
dijumpai dikotomi ilmu. Ulama-ulama terdahulu pun telah
membuktikan kesauan ilmu yang wajib dipelajari. Al-Kindi misalnya
adalah seorang filsuf sekaligus agamawan, begitu pula Al-Farabi.
Ibnu Sina, selin ahlii dalam bidang ilmu kedokteran, filsafat, psiologi,
dan music, beliau juga seorang ulama. Al-Khawarizmi adalah ulama
yang ahli mmatematika. AlGazali, walaupun belakangan popular
karena kehidupan dan ajaran sufistiknya, sebenarnya beliau telah
melalui berbagai bidang ilmu yang diketahuinya, mulai dari ilmu
36
faqih yang telah berhasil pada masa Renaissance. Last but least, Ibnu
Khaldun dikenal sebagai ulama peletak dasar sosiologi modern.
4. Buku yang ditulis oleh Khoiron rosyadi yang berjudul Pendidikan
Profetik (Rosyadi, 2004). Dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa
integrasi ilmu pengetahuan atau islamisasi ilmu pengetahuan brusaha
untuk menghubungkan kembali sains dengan agama yang berarti
menghubungkan kembali sunnatullah dengan Al-Quran yang
keduanya pada dasarnya merupakan ayat-ayat tuhan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperlihatkan bagaimanna Al-Quran selalu
mengaitkan perintah-perintah yang berhubungan dengan alam raya
dengan perintah pengealan dan pengakuan atas kebesaran dan
kekuasaanya.
5. Buku yang ditulis oleh Dr. H. Ahmad Barizi, M.A. yang berjudul
Pendidikan Integratif. (Barizi, 2011) Dalam buku ini dapat
disimpulkan bahwa kerja memadukan atau mengintegrasikan konsep
dan rumus-rumus, adalah mencari titik kesamaan atau perpaduan
antara sains dan Islam (atau konsep yang ada pada Al-Quran dan
hadist). Tegasnya antara A-Quran atau hadist dan sains dicoba
diintegrasikan sehingga satu sama lain saling memperkokoh dalam
membuka tabir kegaiban akan realitas kongkret yang disabdakan
Allah swt dalam ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun yang
37
6. Buku yang ditulis oleh DR. Mulyadhi Kertanegara yang berjudul
Integrasi Ilmu. (Kertanegara, 2005) dalam buku ini dapat diambil
kesimpulan bahwa Integrasi ilmu pengetahuan tidak mungkin
tercapai hanya dengan mengumpulkan dua himpunan keilmuan yang
mempunyai basis teoritis yang berbeda (religius dan sekuler).
Sebaliknya, integrasi ilmu ini harus diupayakan hingga tingkat
epistemologis. Menggabungkan dua himpunan ilmu yang berbeda,
religius dan sekuler, di sebuah lembaga pendidikan seperti yang
terjadi selam ini tanpa diikuti oleh konstruksi epistemologis. Untuk
mencapai tingkat integritas epistemologis maka integrasi harus
diusahakan pada beberapa aspek atau level: integrasi ontologis,
integrasi klasifikasi ilmu, integrasi ilmu-ilmu agama dan rasional
(sekuler) dan integrasi metodologis.
7. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Latif jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Ngeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta dengan judul “Masa Depan Ilmu
Sosial Profetik Dalam Studi Pendidikan Islam (telaah pemikiran
Kuntowijoyo) (Latif, 2014). Hasil skripsi tersebut dapat disimpulkan
bahwa teori Ilmu Sosial Profetik itu ada tiga, yaitu Humanisasi,
Liberasi, dan Transendensi. Dalam kaitanya dengan Studi Pendidikan
Islam Latif menyebut bahwa Humanisasi sebagai pijakan pendidkan
Islam artinya meskipun ssetiap sekolah mempunyai visi misi yang
38
pijakan/landasan pedoman sekolah tersebut. Liberasi sebagai
Orientasi Pendidikan Islam artinya untuk membekali sikap/pandang
peserta didik harus berlandaskan Liberasi, dimana sasaran Liberasi
itu ada empat, yaitu sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem
ekonomi, dan sistem politik. Transendensi sebagai poros pendidikan
Islam artinya suatu Lemaga Pendidikan Islam harus berangkat dari
transendensi yaitu rasa keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt.
8. Skripsi yang ditulis oleh Sahal Munir jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Ngeri Salatiga, dengan judul “Paradigma Profetik Dalam Pendidikan
Islam Menurut Kuntowijoyo (Munir, 2016). Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa Khaira Ummatin sebagai tujuan Pendidikan
Islam, Transendensi sebagai landasan Pendidikan Islam, Paradigma
Profetik sebagai Kurikulum Pendidikan Islam, Humanisme sebagai
aktor Pendidikan Islam, Liberasi sebagai subyek Pendidikan Islam,
dan Profetik sebagai lingkungan Pendidikan Islam.
9. Jurnal penelitian Vol. 9, No. 2, Agustus 2015; 259-271. Pengilmuan
Islam Dan Problem Dikotomi Pendidikan, oleh Muhammad
Mustaqim Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.
Dalam tulisan ini menyatakan bahwa Islamisasi ilmu berupaya
menjadikan ilmu Islam tidak hanya meniru ilmu dari Barat, atau
hanya sekadar stempel terhadap ilmu umum saja. Namun, bagaimana
39
Tauhid sendiri mensyaratkan adanya tiga kesatuan, yakni kesatuan
pengetahuan, kesatuan kehidupan, dan kesatuan sejarah. Jika
kesatuan pengetahuan merujuk pada kebenaran yang satu, maka
kesatuan hidup berarti hapusnya perbedaan antara ilmu yang sarat
nilai dengan ilmu yang bebas nilai. Adapun kesatuan sejarah
mengindikasikan bahwa ilmu pengetahuan harus mengabdi kepada
umat dan manusia.
Berdasarkan beberapa telaah pustaka di atas, belum ada satu
penelitian maupun sumber tulisan yang secara khusus membahas
Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan
kurikulum pendidikan Islam, telaah pustaka diatas kebanyakan
merelevansikan dengan ilmu pendidikan Islam, dan itu masih bersifat
umum, tidak dengan kurikulum pendidikan Islam. Sebenarnya ada
satu penelitian yang ditulis oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi
Sayuti, dan Bahrissalim yang membahas implikasinya bagi
pengembangan kurikulum, tetapi dengan objek seluruh UIN
se-Indonesia dan menghasilkan kesimpulan secara substansial
sesungguhnya pengembangan kurikulum UIN se-Indonesia mengacu
pada muara yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran
wahyu dan kebenaran sains. Sedangkan fokus penulis dalam
penelitian ini adalah imlplikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi
pengembangan kurikulum pendidikan Islam, dengan cara mengambil
40
memasukan serta merevansikannya terhadap komponen-komponen
yang ada pada kurikulum Pendidikan Islam.
G. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal
Bagian awal ini, meliputi: sampul, gambar berlogo, judul (sama
dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I :PENDAHULUAN memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, telaah pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II :BIOGRAFI memuat riwayat hidup Kuntowijoyo,
karya-karya Kuntowijoyo, konteks pemikiran Kuntowijoyo, dan
penghargaan yang diraih Kuntowijoyo.
BAB III :LANDASAN TEORI memuat uraian tentang pengertian
Dikotomi Ilmu, Islamisasi Ilmu, Integrasi Ilmu, dan
Ilmuisasi Islam
BAB IV :PEMBAHASAN memuat uraian tentang pemikiran
kuntowijoyo dan implikasinya bagi pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam.
41 BAB II
BIOGRAFI KUNTOWIJOYO
A. Lingkungan Keluarga
Putra pasangan H. Abdul Wahid Sosroatmojo dan Hj. Warasti ini
lahir di Sorobayan, Sanden, Bantul, Yogyakarta, pada 18 eptember 1943
(Kuntowijoyo, 2003). Meski lahir di Yogyakarta, semasa hidupnya lebih
banyak dilewati di Klaten dan Solo.
Anak kedua dari Sembilan bersaudara ini dibesarkan di lingkungan
Muhammadiyah. Ayahnya yang Muhammadiyah juga suka mendalang. Ia
tergolong sebagai anak priyai. Kuntowijoyo diasuh dalam kedalaman
religius dan seni. Dua lingkungn yang sangat mempengaruhi
pertumbuhanya semasa kecil dan remaja.
Dari garis keturunanya, Kuntowijoyo berasal dari struktur kelas
priyayi. Kakeknya seorang lurah, yang juga seniman, ulama, pedagang,
bahkan seorang tukang. Keluarga Kuntowijoyo juga terdiri dari
orang-orang Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Dengan latar belakng
yang unik ini, tidak heran jika ada yang menyebutnya sebagai seorang
modernis, tradisionalis, reformis, dan konsevatif (Fahmi, 205: 30).
B. Masa kecil Kuntowijoyo
Masa kecil Kuntowijoyo adalah masa pergolakan, yaitu agresi
42
kegiatan-kegiatan kegamaan, yiatu belajar agama ke surau yag dilakukan
sehabis Dzuhur sepulang sekolah hingga selepas Ashar. Malamnya sehabis
Isya, ia kembali ke surau untuk mengaji.
Saat menjalani kehidupan surau inilah, Kuntowijoyo mulai belajar
menulis puisi, berdeklamasi dengan mendongeng. Di surau ini ia
memasuki kepanduan Hizbul Waton. Bakatnya dalam berdeklamasi,
bermain drama, dan menulis puisi semakin berkembang ketika ia
bergabung dalam organisasi pelajar Islam Indonesia. Selain belajar
mengaji dan deklamsi, Kuntiwijoyo gemar menyimak siaran sastra di
Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta.
C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo
Pendidikn SD dan SMP ditempuhnya di Sekolah Rakyat Negeri
Klaten (1956) dan SMP Negeri Klaten (1959). Lalu melanjut ke SMA
Negeri Solo (1962). Kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Sastra
UGM Yogyakarta (1969). Kuntowijoyo meraih Master di University of
Connectitut, AS (1974) (Kuntowijoyo, 1999: 108) dan gelar doktor ilmu
sejarah dari Unversitas Columbia, AS (1980) dengan disertasi Social
Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940 (Kuntowijoyo, 2000).
D. Peran Kuntiwijoyo
Semasa kuliah, beliau sudah akrab dengan dunia seni dan teater.
Beliau mendirikan dan menjabat sebagai Sekretaris Lembaga
43
hingga 1971 (beliau mendirikan Grup Mantika bersama Dawam Rahardjo, Sju‟bah Asa, Chaerul Umam, Arifin C. Noer, Amri Yahya, Ikranegara,
dan Abdul Hadi W.M).
Sebagai seorang sejarawan, beliau sangat menghargai kearifan dan
budaya Jawa. Kedalaman pengetahuan tentang sejarah, memang
mengajrkanya kearifan itu. Baginya belajar sejarah adalah proses belajar
kearifan. Beliau mengimplementasikan dalam keseharianya.
Selain sebagai sastrawan dan budayawan yang arif, beliau juga
pemikir (iteektual) Islam yang cerdas, jujur dan berintrgrias.
Buku-bukunya sungguh menceminkan kecerdasan, kejujuran dan integritasnya
sebagai seorang intelektual muslim.
Kuntowjoyo juga seorang kyai. Dia ikut mmbangun dan membina
Pondok Pesantren Budi Mulia tahun 1980 dan mendirikan pusat
Pengkajian Strategi dan Keebijakan (PPSK) di Yogyakarta tahun 1980.
Beliau juga seorang Aktivis Pendiri Muhamadiyah. Beliau pernah
menjadi anggota Muhammadiyah. Bahkan beliau melahirkan sebuah karya
Intlektualisme Muhammadiyah: Menyongsong Era Baru. Ketua PP
Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyebut Kuntiwoyo mrupakan sosok
pemikir Islam dan sangat berjasa bagi perkembangan Muhammadiyah,
kritiknya sangat pedas tetapi merupakan pemkiran yang sangat mendasar.
Kuntowijoyo dijuluki sebagai seorang sejarawan beridentitas
44
Beliau guru besar sejarah di Universitas Gadjah Mada. Pengarang berbagai
judul novel, cerpen dan puisi. Pemikir dan penulis beberpa buku tentang
Islam. Kolomnis di berbagai media. Aktivis berintegritas di Pendiri
Muhammdiyah. Sangat sering menjadi penceramah di berbagai masjid dan
sebagainya.
E. Kepenulisan Kuntowijoyo
Kuntowijoyo sudah bergelut dengan kegiatan tulis menulis sejak
1958 ketika masih duduk di bangku SMP, (Kuntowijoyo, 2000) kemudian
berlanjut sampai beliau duduk di bangku SMA. Beliau menulis cerita
pendek, kemudian drama, esai, roman. Baru ketika bermukim di Amerika
Serikat untuk mencapai gelar MA dan Ph.D., ia menulis sajak, sekaligus
dua buah kumpulan Isyarat (1976) dan Suluk Awung Uwung (1976).
Cerpenya dimuat dalam majalah “Horison”, harian “Kompas”, dan
terpilih menjadi cerpen terbaik harian Kompas, yakni Laki-laki yag Kawin
dengan Peri (1994), Sampan Asmara dan Pistol Perdamaian (1995).
Tulisanya berupa easi juga banyak dimuat di surat kabar.
Gagasanya yang sangat penting bagi pengembangan ilmu sosial di
Indonesia adalah idenya tentang Ilmu Sosial Profetik (ISP). Bagi
kuntowijoyo, lmu sosial tidak boleh berpuas diri dalam usaha untuk
menjelaskan atau memahami realitas dana kemudian memaafkanya begiti
saja tapi leih dari itu, ilmu sosial harus juga mengeman tugas transformasi
45
tiga nilai dasar sebagai pjakan ilmu sosal profetik, yaitu: humanisasi,
liberasi, dan trasendensi. Ide ini kini mulai banyak dikaji.
F. Dukungan Sang Istri
Pernikahanya dengan Susilaningsih, dikaruniai dua orang anak
yakni Punang Amari Puja dan Alun Paradipta Dukungan sang istri yang
dengan sabra dan tekun menemani, tlah menjadi kekuatan dan inspirasi
tersendiri bagi Kuntowijoyo. Ketika Kuntowijoyo jatuh sakit dan sulit
melafalkan kalimat-kalimat dengan jelas, Ning, selalu setia mendampingi
menerima tamu sekaligus menjadi penerjemah ucapan-ucapanya. Begitu
juga ketika wawancara dengan wartawan, Ning juga yang membacakan
makalah Kuntowijoyo dalam berbagai forum seminar.
Ning juga yang selalu setia mendampinginya melakukan olahraga
senam, joging atau jalan kaki. Sekali dua hari, dia berolahraga.
Kuntowijoyo biasanya sudah bangun tidur sekitar pukul 03.30 kemudian
shalat tahajud, shalat fajar an subuh. Setelah shalat subuh beliau
meneruskan menulis lagi.
G. Karya-karya Kuntowijoyo
Kuntowijoyo banyak melahirkan karya-karya dalam berbagai genre
yakni agama, politik, sosial, cerpen, Puisi, novel dan drama (Kuntowijoyo,
46
1. Karya-karya dibidang sejarah, agama, politik, sosial, dan budaya
a. Dinamika Sejarah Umat Islam (1985).
b. Budaya dan Masyarakat (1987).
c. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi (1991).
d. Radikalisasi Petani (1994) (Kuntowijoyo, 2017: 378)
e. Demokrasi dan Budaya Birokrasi (1994).
f. Metodologi Sejarah (1994).
g. Pengantar Ilmu Sejarah (1997).
h. Identitas Politik Umat Islam (1997).
i. Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik
dalam Bingkai Strukturalisme Transendental (2001).
j. Selamat Tingggal Mitos, selamat Datang Realitas: Esai-esai
Budaya dan Politik (2002).
k. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940
(2002).
l. Raja, Priyayi, dan Kawula: Surakarta 1900-1950) (Kuntowijoyo,
47 2. Karya-Karya dibidang Sastra
a. Naskah Drama
1) Rumput-Rumput Danau Bento (1966).
2) Tidak Ada Waktu Bagi Nynya Fatma, Barda dan Cartas (1972).
3) Topeg Kayu (1973) (Kuntowijoyo, 2000).
b. Puisi
1) Isyarat (1976).
2) Suluk Awung-Awung (1976).
3) Daun Ma‟rifat, Ma‟rifat Daun (1995) (Kuntowijoyo, 2003).
c. Novel
1) Kereta Api yang Berangat Pagi hari (1996).
2) Pasar (1972).
3) Khotbah di Atas Bukit (1976).
4) Impian Amerika (1997).
5) Mantra Penjink Ular (2000).
6) Waspirin dan Satinah (2003) (Kuntowijoyo, 1999: 108).
d. Cerpen
48 2) Pistol Perdamaian (1995).
3) Laki-laki yang Kawin dengan peri (1996).
4) Anjing-anjng Menyerbu Kuburan (1997).
5) Mengusir Matahari: Fabel-fabel Politik (1999).
6) Hampir Sebuah Subversi (1995) (Kuntowijoyo, 2013: 150).
3. Karya-arya Makalah, Esai dan Artikel
Karya Kuntowijoyo dalam bentuk makalah, esai, dan artikel untuk
beberapa bahkan berbagai agenda ceramah ilmiah dan sumbangan
gagasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. “Angkatan Oemat Islam: Beberapa Catatan Mengenai Gerakan
Islam Lokal 1945-1950”, makalah disampaika dalam seminar
Sejarah Nasiona II, Yogyakarta, 26-29 Agustus 1970.
b. “Dunia Batin oarang Djawa: Analisa atas Kehidupan”, Majalah
Budaja Djaja, No. 25 tahun III, Juni 1970.
c. “Sastra, Suatu Anti Tiran”, Majalah Budaja Djaja, No. 42 Tahun
V, April 197 (semula esai ini adalah makalj yang disampaikan
dalam ceramah pada Triwarsa Persda Studi Klub Yogyakarta).
d. “Tentang Program Sastra”, Makalah Budaja Djaja, No. 59 Tahun
VI, April 19773 (semula esai ini adalah makalah Pertemuan
49
e. “Aspek-Aspek Sosial yang Melatarbelakangi Pergerakan Mahasiswa”, makalah disampaikan dalam Seminar Pergerakan
Mahasiswa di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Oktober
1980.
f. “Peristiwa Sejarah dan Karya sastra:, makalah pada Seminar
Olmu dan Seni yang diselenggarakan olEh pusat Pusat Penelitian
an Studi Kebudayaan, UGM, tahun 1981.
g. “Saya Kira Kita Memerlukn juga Sebah Sastra Trasendental,
Harian Berita Buana, Selasa, 21 Desember 1982, hal. 4.
h. “The Dutch Administrative Reform and Thhe Local Nobility of
Madura, 1850-19000”, makalah dibacakan dalam sebuah seminar
di manila, 25-28 Januari 1982.
i. “Penokohan dan Perwataka dalam Sastra Indonesia”, Majalah
Basis No. 32, Januari 1983 (semula esai ini adalah makalah
seminar psikolog Ksenian, pada tanggal 20 September1982, di
Taman Budaya Yogyakarta).
j. “Umat Islam dan Industrialisasi Indonesia: Kancah Pergaulan Baru”, makalah ini disampaikan dalam Panel Diiskusi Kebiakan
Operasional Pembangunan Nasional Purna Pelita II,
diselenggarakan oleh pusat Penegemangan Agribisnis dan
Universitas AS-Syafitiyah, Jakarta, 19 Maret 1983 (dengan judul
50
November/Desember 1983, hal. 64-73 dan versi Inggrisnya juga
dimuat dalam Prisma edisi Inggris, No. 31 Maret 1984, hal.
57-66.
k. “Membendung Kecnderungan Munculnya Kelas Kapitalis”,
Majalah Panji Msayarakat, No. 389, Tahun XXIV, 11 Maret
1983.
l. “Agama, Negara, dan Farmasi Sosisal: Sejarah Alienasi dan Oposisi iSlam di Indonesia”, Majalah Prisma, No. Tahun 1984,
hal. 34-46. (semula dipesiapkan sebagai prasaran kuliah untuk
Faculty Center, Universita Filipina, Manila, 22 Februari 1984.
Dimuat juga salam Southeast Aian Journal of Sicial Science, No.
1/Vol. 15/1997, hal. 1-15).
m. “Konsep Teoritis Ilmu dan Konsep Normatif Agama: Kajian Perkembangan Budaya”, makalah ini disampaikan dalam
simposium Citra Religius Kampus, Universitas Sultan Agung,
Semarang, 13 Mei 1985.
n. “Muslim Kelas Menengah Indonesia 1910-1950: Sebuah Pencarian Identitas”, Makalah Prisma, No. 11 Tahun 1985, hal.
35-51. (semula merupakan makalah dalam seminar tentang
History and Underdevelopment: The
Cambridge-Delhi-Yogyakarta-Leiden Project for Comparative Study of Indonesi
51
dalam India and Indonesia from he 1920s to 1950s: The Origin of
Planing, Leiden, Center of Hisoory of European Expansion,
1986).
o. “Teater Total, Eksperimen Serba Ada Teater Tikar Yogya”,
Harian Sinar Harapan, Sabtu, 5 Januari 1985, hal.7.
p. “Posisi Sosial Umat Islam Indonesia ari Masa ke Msa”, Makalah
disampaikan dalam ceramah ilmiah menambut HUT HMI ke-38,
pada taggal 5 Februari 1985, di Yogyakarta.
q. “Pembaruan Islam-Tioghoa: Tinjauan dari Aspek Sosio-Kultural”, makalah disampaikan dalam Seminar Islam dan
Pembaruan, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 6-7 Mei
1986.
r. “Sastra Indonesi Mencari Arah”, Harian Beriata Buana, Selasa,
16 Desember 1986. (dimuat kembali di Harian Berita Yudha,
Kamis, 13 April 1989, hal. 5. Dengan judul yang sama dengan isi
tulisan yang diperluas).
s. “Cita-Cita Transformasi Islam”, bahan Ceramah Ramadjan di
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1 Mei 1987.
t. “Strategi Budaya Islam: Mempertimbangkan Tradisi” makalah
disampaikan dalam diskusi IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 10
52
u. “Sebuah Program Reaktualisasi: Lima Model Reinterpretasi”,
Bahan Ceramah Ramadhan di Gelanggang Shalahudin UGM,
Yogyakarta, 21 Mei 1987.
v. “Transformasi Kehidupan Agama dan Organisasi-Organisasi Islam: Perspektof Asia Tenggara”, makalah disampaikan pada
KonferensiPopular History of the Asean Countries, Bangkok, 2-5
Oktober 1987.
w. “Visi Teologis Islam dan Problrm Peradaban Modern”, bahan
Ceramah Ramadhan di Masjid Syuhada, Yogyakarta, 6 Mei 1987.
x. “Dampak Sosial Historis, Ekologi dan Kependudukan: Madura
pada Pertengahan Pertama Abad ke-20 dengan Rujukn Permasalahan Masa Kini”, makalah disampaikan dalam Seminar
Kependidikan, yang diselenggarakan PAU-Studi Sosial, UGM,
28-29 November 1988.
y. “Islam dan Kelas Sosial: Upaya Konseptualisasi”, makalah
disampaikan dalam ceramah ilmiah di HMI Komisariat Fakultas
Syariah Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 11 September
1988.
z. “Masyarakat Desa dan Radikalisasi Petani”, makalah
disampaikan dalam Seminar Desa dalam Perspektif sejarah,
diselenggarakan oleh PAU-Studi Sosial, UGM, 10-11 Februari
53
aa. “Paradigma Islam tentang Transformasi Sosial”, makalah
disampaikan dalam Ceramah Ilmiah di Senat Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Uiversitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 4 Juli 1988.
bb. “Peranan Pesantren dalam Pembangunan Dea: Potret Sebuah Dinamika”, Majalah Prisma, No. 1, Januari 1988, hal. 102-115.
(semula adalah makalah untuk seminar bulanan P3PK, UGM,
Yogyakarta, 7 Januari 1988).
cc. “Sastra Priyayi Sebagai Sebuah Jenis Sastra Jawa”, Majalah
Basis, No. 9 Tahun 37, September 1988.
dd. “Geraka Sosial Muhammadiyah: Adaptasi atau Refoemasi”,
Jurnal Keadilan, No. 2/Th. XV/1989, hal. 26-28. (pernah juga
dimuat dala majalaj Suara Masjid, No. 170, November 1988).
ee. “Islam dan Agenda Nasioalisme Baru: Refleksi tentang Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, makalah disampaikan dalam Silaturahmi
Pimpinan ABRI dengan Cendikiawan, Yogyakarta, 17-18
Februari 1989. (pernah dimuat secara tidak utuh dalam jurnal
Prospek, No. 1, Th. I/1990, hal. 1-7)
ff. “Kebijakan Pengemangan Pendidkan Tingi Islam”, maalah
dismpaikan pada sarasehan di Pusat Pengkajian Strategi dan
Kebijakan, Yogyakarta, 18 Desember 1989.
gg. “Demitilogisasi Sejarah Indonesia”, jurnal Ulumul Qur‟an, No.7.
54
hh. “Integritas Sains Sosial dengan Nilai-Nilai Islam: Sebuah Upaya Perintisan”, makalah disampaikan dalam seminar tentang Islam in
ASEAN‟s Institution of Higher Learning II: Islam and Social
Sciences, yang diselenggarakan Universitas Keangsaan Malaysia,
Darul Ehsan, 10-13, November 1990.
ii. “Mitos Politik dlam Historigrafi Tradisional: Kaliwungu dan Serat Cebolek”, makalah disampaikan pada Seminar Nasional
Gerakan Pembaharuan Abad ke-19: Gerakan Rifa‟iyah,
Yogyakarta, 12-13 Desember 1990.
jj. “Serat Cebelok dan Mitos tentang Pembangkangan Islam:
Melacak Asal-Usul Keterangan antara Islam”, Jurnal Ulumul Qur‟an, No. 5/Vol/1990, hal. 63-72. (semula merupakan makalah
yang yang disampaikan pada Konferensi Sejahrawan
Belanda-Indonesia, Netherland, 23-27 juni 1986).
kk. “Budaya Birokrasi di Indonesia”, Majalah Editor, No. 38?IV/8,
Juni 1991, hal. 33-35.
ll. “Kebudayaan Indonesia Kontemporer”, Harian Singgalang, Senin
4 Februari dan 11 Februari 1991, hal. 4. (semula esai ini adalah
makalah pada Simposium Martabat Manusia Indonesia yang
diselenggarakan oleh Yayasan Soedjatmoko, tanggal 23 Januari
1991 di Jakarta, dalam rangka memperingati Prof. Soedjatmoko.
55
Media Indonesia (26-29 Januari 1991), dan Pikiran Rakyat (28-29
Januari 1991), tulisan tersebut mendaat tanggapan baik dan kritik tajam dari Arief Budiman (“Sistem Sosial dan Sistem Budaya”,
Harian Kompas, Rabu 13 Februari 1991).
mm. “Madura for Sale: Coping with Economic
Underdevelopment of A Secondary City”, makalah dibacakan
pada Konferensi tentan Madura yang diselengarakan KITLV di
Leiden, 6-12 Oktoer 1991.
nn. “Mitos, Sastra, ejarah, dan Pewarisan Pengalaman”, Harian
Republika, Sabtu, 29 April 1991.
oo. “Power and Culture: The Abipraya Society of Surakarta in The Early Twentiets Century”, Makalah disampaikan pada A Conferee
on Modern Indonesia Culture: Asking the Right Question yang
diselenggarakan Asian Studies School of Social Sciences,
Flindeers University, Adelaide, South Australia, 28 September -3
Oktober 1991.
pp. “Sensibilitas Kelas Menengah: Pers Cenderung Mnyetujui daripada Bersikap Kritis”, Harian Surabaya Post, senin, 15 Juli
1991, hal.4.
56
Ilmu Humaniora di Fakultas Sastra UGM, tanggal 4-5 Maret
1991.
rr. “Islam dan Kebangsaan”, Harian Kompas, selasa, 11 Oktober
1994, hal. 4.
ss. “Masalah Kritik sejarah”, Harian Republika, Kamis, 3 November
1994, hal. 6.
tt. “Kembali ke Fitrah; jangan Seorangpun Menangis”, Harian
Republika, Kamis, 2 Maret 1994.
uu. “Kesadaran Nasional, SI dan ICMI”, Harian Repubika Rabu, 14
Desember 1994, hal. 6.
vv. “Otak-atik, Otak otot, dan Otak-otak”, Harian Republika, Rabu,
16 Agustus 1994, hal. 6.
ww. “Tjokro, Natsir, dan Habibie”, Majalah Ummat, No. 9/I/3,
Oktober 1995, hal. 6.
xx. “Tragedi Moro: Ketidakadilan Berbuah Kekerasan, Kekerasan Beranak Kekejaman” Harian Repulika, Rabu, 1 April 1995.
yy. “Bagaimana Membaca “Prahara Budaya”?: Budaya, Politik, dan Teori Perubahan”, Harian Republika, Kamis, 13 april 1995.
zz. “Masalah-masalah Politik dalam Industrialisasi”, Majalah
57
aaa.“Membawa Tuhan ke dlam Lembaga dan Budget” (Esai Pemilu),
Majalah Ummat, No.20/I/24, Juni 1996.
bbb. “Menjadi Politisi yang Beriman”, Majalah Ummat, No.19/I11,
Maret 1996, Esai Pemilu, hal. 24-25.
ccc.“SOS Wayang Sadar”, Harian Republika, Kamis, 8 Januari, hal.
12.
ddd.“Selamat Tinggal Mitos”, harian Kompas, Kamis, 24 agustus
2000.
eee. “ Radikalisasi Pancasila”, Makalah disampaikan dalam seminar
ilmiah yang digelar oleh Pusat Penelitian Strategi dan Kebijakan
(PPSK) Yogyakarta di gedung Pusat Penelitian Kependudukan
(PPK) UGM, Rabu, 24 Januari 2001.
H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo
1. Hadih pertama dari majalah Sastra (1968) dan penghargaan Penulisan
Sastra dari Pusat Pembianaan Bahasa (1994) untuk cerpen Dilarang
Mencintai Bunga-Bunga.
2. Hadiah harapan dari Badan Pembina Teater asional Indonesia (BTNI)
untuk naskah drama Rumput-rumput Danau Bento (1968).
3. Hadiah dari panitia Buku Internasional untuk novel Pasar (1972).
4. Peghargaan Sastra Indonesia dari Pemda DIY (1986) (Kuntowijoyo,