KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kita telah dapat
menerbitkan buku : “ Pengembangan Tanaman Hias
di Sumatera Barat”. Buku ini disusun berdasarkan
data di lapangan dan berbagai sumber pustaka yang
menggambarkan perkembangan kelompok tani, dan
jenis - jenis tanaman hias yang ada di Sumatera Barat.
Karena terlalu banyaknya jenis dan varitas
tanaman hias di Sumatera Barat, maka dirasa perlu
adanya informasi : Nama Latin, Agroklimat, Teknik
Budidaya, serta penempatan dan kegunaannya.
Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan
informasi tentang perkembangan Tanaman Hias di
Sumatera Barat.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat,
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Pendahuluan... 1
I. Kelompok Tani dan Komoditi Tanaman Hias
Yang dikembangkan... 4
II. Jenis-jenis Tanaman Hias ... 12
1
Bunga Sanggul ...
Krisan ...
Dahlia ...
Kembang Sepatu ...
Sedap Malam ...
Bakuang / Amarylis ...
Begonia ...
Bunga Pisang-pisangan ...
Anyelir ...
Bunga Kertas ...
Bunga Bayam ...
Bunga Asoka ...
Bunga Matahari ...
Jengger Ayam ...
Azalea ...
Aster ...
Bunga Lily ...
Kecombrang ...
Euphorbia ...
29
Lolipop Merah ...
Terong Hias ...
Philodendron ...
Calathea ...
Asparagus Ekor Tupai ...
Bunga Pepayungan ...
Bambu Air ...
Kedondong Laut ...
Cordyline ...
PENDAHULUAN
Sumatera Barat sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mayoritas masyarakatnya. Banyak komoditas-komoditas yang berkembang dan unggul serta bisa diunggulkan menjadi spesiik daerah. Salah satu komoditas hortikultura yang potensial adalah tanaman hias. Untuk mengembangkan lebih lanjut dan agar pengembangan komoditas unggulan lebih bermakna dan bermanfat luas terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, Pemerintah Sumatera Barat telah menetapkan kawasan pengembangan komoditas tersebut dengan dasar kesesuaian wilayah dan preferensi masyarakat. Kawasan tersebut berada di Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi dan Kota Payakumbuh. Keputusan ini juga sekaligus untuk mendukung dan mempersiapkan diri agar siap bersaing dengan negara-negara lain dalam memasarkan produk unggulan menyambut akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2015.
sangat besar dalam membentuk kehalusan budi, menjaga kenyamanan lingkungan, menjaga kelestarian alam, kestabilan jiwa manuasia, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan pekerjaan.
Ekonomi : Industri tanaman hias menyediakan dan mengkreasikan pekerjaan, menghasilkan tanaman hias dan Bunga Potong, meningkatkan nilai keindahan/ lingkungan melalui garden/pertamanan.
Seni (Aesthetic) = Penampilan : meningkatkan penampilan rumah dan bangunan melalui pertamamanan (landscaping), meningkatkan penampilan lahan sekaligus memberdayagunakannya atau meniadakan lahan terbuka tak berguna, meningkatkan jumlah areal terbuka hijau.
Lingkungan (Enviromental) : termasuk kesehatan dan kenyamanan dimana udara bersih, menjaga terjadinya erosi, menmyediakan keteduhan, kesuburan hara, dan menghalang air.
merupakan hal penting untuk diperhatikan karena OPT tersebut dapat merusak mutu sekaligus jumlah tana-man.
Budidaya tanaman hias pada saat ini tidak hanya menjadi hobi semata, tetapi juga dapat menjadi peluang usaha. Pasar tanaman hias tidak akan sepi peminat dan selalu bergerak aktif, bahkan pada saat krisis keuangan sekalipun. Agribisnis tanaman hias selalu menggeliat kare-na orang tidak akan mengukur uang mereka dengan skala volume. Skala ukuran yang digunakan pencinta tanaman hias adalah kepuasan, kepuasan mereka tidak terbayar tanpa bisa mendapatkan tanaman yang diinginkan, wa-laupun tanaman tersebut berharga sangat mahal. Untuk itu petani atau pelaku usaha tanaman hias dituntut untuk selalu kreatif, dan membuat beragam hasil budidaya ta-naman agar tidak membuat konsumen bosan. Tata-naman hias lain yang potensial untuk dikembangkan dan dibudi-dayakan antaranya adalah Palm waregu (Raphis Excelsa), mawar, Gladiol, sansievera, anthurium, aglonema, berma-cam jenis anggrek, pucuk merah, krokot, gerbera, philo-dendron, dan banyak lainnya.
I. KELOMPOK TANI DAN
KOMODITI
TANAMAN HIAS
KELOMPOK TANI DAN KOMODITI TANAMAN HIAS YANG
DIKEMBANGKAN DI SUMATERA BARAT
I. KOTA PADANG
A. Kelurahan Lubuk Minturun ( Kec. Koto Tangah ) 1. Asosiasi Raphis
Ketua : Darmawan Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa 2. Kelompok Pertiwi Nursery
Ketua : Darniwilis Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,
Aneka Tanaman Taman
3. Kelompok Bougenvil Prima
Ketua : Fitriyani
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman
4. Kelompok Delima Nursery
Ketua : Kamila Latif Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Taman
5. Kelompok Beringin Sejati
Ketua : M. Roiq
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
6. Kelompok Tambun Prabu
Ketua : Mustafa
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
7. Kelompok Rumpuik Ameh
Ketua : Jalimir
8. Kelompok Melati Putih
Ketua : Siska Fatmilya Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias
B. Kelurahan Padang Sarai ( Kec. Koto Tangah )
9. Kelompok Gurun Sepakat
Ketua : Misral
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa
II. KOTA PADANG PANJANG
A. Kelurahan Silaing Bawah ( Kec. Padang Panjang Barat ) 1. Asosiasi Raphis
Ketua : Sevine Maslir Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa
B. Kelurahan Koto Panjang ( Kec. Padang Panjang Timur ) 2. Kelompok Puring
Ketua : Miswadoni Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,
Aneka Tanaman Hias
3. Kelompok Anthurium
Ketua : Suarni
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman
4. Kelompok Catelya
Ketua : Suryadi Agus Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,
D. Kel. Campago Guguk Bulek ( Kec. Mandiangin Koto Selayan ) 4. Kelompok Lubuk Berlian
Ketua : St. Majo Lelo Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias
5. Kelompok Sensilora
Ketua : Sumitrawati Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias
6. Kelompok Bungo Wisata
Ketua : Asrida
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
7. Kelompok Puding Mas
Ketua : Nengsi
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
8. Kelompok Flamboyan
Ketua : Ramli
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
9. Kelompok KWT Harapan
Ketua : Zamzami
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
10. Kelompok Saiyo Sakato
Ketua : Ayu Syafnir Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
11. Kelompok Koting 13
Ketua : I. Dt. Intan Mara-jo
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Hias
12. Kelompok Permata Ibu
Ketua : Nurlela
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Hias
IV. KOTA PAYAKUMBUH
A. Kelurahan Koto Tangah ( Kec. Payakumbuh Timur ) 1. Kelompok Ademas
Ketua : Erwanto
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman
B. Kelurahan Aie Tabit ( Kec. Payakumbuh Barat ) 2. Kelompok M e k a r
Ketua : Emiyunarti Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,
Aneka Tanaman Taman
C. Kelurahan Seberang Batuang ( Kec. Payakumbuh Barat ) 3. Kelompok Puring Mas
Ketua : Manchir
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
E. Kelurahan Balai Batuang ( Kec. Payakumbuh Utara ) 5. Kelompok Sehati
Ketua : Danil Khairi Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias
F. Kelurahan Koto Panjang ( Kec. Lamtina ) 6. Kelompok Sehati
Ketua : Danil Khairi Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias
V. KABUPATEN AGAM
A. Nagari Ampang Gadang ( Kec. IV Angkek ) 1. Kelompok Umbuik Padi
Ketua : Mario SP Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,
Aneka Tanaman Hias
B. Jorong Lambah Tangah ( Kec. IV Angkek ) 2. Kelompok Subur Makmur
Ketua : Edi Lasmi Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa
C. Jr Koto Panjang Kamang Hilir ( Kec. Kamang Magek ) 3. Kelompok Mekar Rasa
Ketua : Susan
Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa
D. Nag. Canduang Koto Laweh ( Kec. Canduang Laweh )
4. Kelompok Kampung Baru
VI. KABUPATEN SOLOK
A. Nag. Batang Barus ( Kec. Gunung Talang ) 1. Kelompok Dahlia
Ketua : Naldi
Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain
2. Kelompok Aro Subur
Ketua : Z a h r a
Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain
3. Kelompok Madani Sejahtera
Ketua : M a s r i w a l Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong
dan aneka bunga/daun potong
B. Nag. Koto Gaek ( Kec. Gunung Talang ) 4. Kelompok Anggrek
Ketua : Mimawati Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong
dan Aneka Tanaman Hias
C. Nag. Aie Batumbuak ( Kec. Gunung Talang ) 5. Kelompok Tuna Muda
Ketua : Bujang A. Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong 6. Kelompok Tunas Baru
Ketua : Ernawati
Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain
8. Kelompok Mirleka Agro Mandiri
Ketua : Roni Heston Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong 9. Kelompok Karya MaJu
Ketua : Ali Nasura Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong
VII. KAB. TANAH DATAR
A. Nag, Tabek Patah ( Kec. Salimpaung ) 1. Kelompok Cinto Bungo
Ketua : Efrides
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
B. Nag. Simpuruik ( Kec. Sungai Tarab )
2. Kelompok Kembang Setahun
Ketua : D e w i
Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias
C. Nag. Panyalaian ( Kec. X Koto ) 3. Kelompok Pondok Bunga
Ketua : Novi Roza Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman
Hias / Taman
VIII. KABUPATEN 50 KOTA
A. Nagari Harau ( Kec. Harau ) 1. Kelompok Sinar Kato
Ketua : Fadel
II. JENIS - JENIS
TANAMAN HIAS
Famili : Araceae
Nama Latin : Anthurium Hookery, A. Jari,
A. Jenmanii
Nama Lain : Anthurium
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 600 – 1.400 m dpl
Intensitas Cahaya : 30 – 40 %
Temperatur : 14 – 28 0C
Kelembaban Udara : 80 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji hasil
penyerbukan,
Vegetatif melalui stek pucuk, stek batang/bonggol, cangkokan dan pemisahan anak.
Media Tanam : Media tanam yang digunakan adalah
campuran tanah, pasir dan bahan organik (pupuk kandang, kompos, pakis atau serutan kayu) dengan perbandingan 1:1:1 atau 5:5:2
Penyiraman : Dilakukan jika media tanam dalam
keadaan kering, juka cuaca panas dilakukan penyiraman 2 kali sehari dengan cara membasahi media tanam dan daun.
Pemupukan : Tanaman muda : pupuk dengan kandungan N tinggi (500 cc/tan) diberikan pada umur 3-5 bulan,
pupuk kandang (5-10 kg/m2)
diberikan sekali setahun, pupuk daun (0,2 cc/tan) diberikan seminggu sekali, pupuk dengan kandungan P dan K tinggi (3-5 bulan sekali) dosis 500 cc/tan.
Fase generatif : pupuk kandang (5-10 kg/m2) diberikan sekali setahun,
pupuk daun (0,2 cc/tan) diberikan seminggu sekali.
O P T : Pengendalian OPT biasanya
dilakukan dengan cara membuang bagian daun yang terserang, dan pemberian fungisida, insektisida jika serangan sudah dinilai merusak pertumbuhan dan keindahan tanaman.
Umur Panen : Panen anthurium berdasarkan pada
kritera yang ditentukan oleh pasar, baik ukuran daun, jumlah daun dan corak pada daun.
Penempatan &
Kegunaan
tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian,
Bunga Papan
Famili : Saxifragaceae
Nama Latin : Hydrangea macrophylla
Nama Lain : Hidrangea, Hortensia,
Kembang bokor Agroklimat
Ketinggian Tempat : 560 – 1.400 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 16 – 24 0C
Kelembaban Udara : 60 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan Biji
Vegetatif dengan stek batangyang lunak
Media Tanam : Campuran tanah dan bahan
organik (1 : 1), tanah gembur, kaya unsur hara, berdrainase baik dan aerasi baik.
Penyiraman : Tanaman ini menghendaki
persediaan air yang cukup tinggi tetapi tidak tergenang, frekuensi penyiraman tergantung musim. Pada saat pembungaan membutuhkan air lebih banyak.
Pemupukan : Pupuk yang dapat digunakan
adalah NPK (20:20:20) dengan nitrogen 200 ppm. Pemupukan selanjutnya dapat dilakukan setelah tanaman berbunga. Tanaman ini sangat sensitif terhadap garam tinggi.
O P T : Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah spider mites dan aphis, dapat ditanggulangi dengan penggunakan insektisida organik.
Penyakit yang umumnya menyerang adalah fusarium, sclerotium, botrytis, rhizoctonia dan culvularia.
Umur Panen : Tanaman ini pada banyak
digunakan sebagai tanaman pekarangan,
Pemangkasan dapat dilakukan
untuk mempertahankan pembungaan. Dan dilakukan
setelah tanaman berbunga. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Papan
Famili : Asteraceae
Nama Latin : Chrysantimum sp
Nama Lain : Bunga Seruni, Krisan
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 600 – 1.400 m dpl
Intensitas Cahaya : Tanaman ini kurang menyukai
sinar matahari langsung, tetapi
membutuhkan penyinaran 14,5
jam. Sehingga memerlukan
tambahan cahaya lampu 75 -100
watt pada malam hari (jam 22.00 –
02.00) dengan intensirtas 7,5 menit
terang 22,5 menit gelap selama 8
periode siklus.
Temperatur : Siang hari 20 – 28 0C
Malam hari 15 – 20 0C
Kelembaban Udara : Masa perkecambahan 90 – 95 %
Tanaman muda dewasa 70 – 85 % Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif melalui stek pucuk
Media Tanam : Campuran cocopeat, arang dan
sekam perbandingan 4:4:1
Penyiraman : Penyiraman dilakukan ecara
manual langsung ke media atau dengan sisitem irigasi (sistem rendam atau irigasi tetes) tampa mengenai daun tanaman.
Pemupukan : Pemupukan dilakukan bersamaan
dengan penyiraman yaitu penggunaan pupuk yang dilarutkan ke dalam air penyiraman.
O P T : Pengendalian OPT dapat dimulai dari penggunaan benih yang bebas dan tahan OPT, menjaga kebersihan lingkungan kebun, pemupukan intensif sehingga tanaman menjadi sehat.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada umur
+ 3 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Pot. Bunga Papan - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Compositae
Nama Latin : Dahlia sp
Nama Lain : Dahlia
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 560 – 1.400 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh,
cahaya matahari rendah dapat menghambat pembungaan.
Temperatur : 20 – 30 0C
Kelembaban Udara : 60 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif melalui stek batang, dan umbi
Media Tanam : Media yang baik adalah tanah
lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik dan humus.
Penyiraman : Frekuensi penyiraman tergantung
musim, media sebaiknya dibiarkan lembab sebelum penyiraman berikutnya.
Pemupukan : Pemupukan dasar dilakukan saat
pengolahan media tanam dengan pupuk organik, pupuk selanjutnya diberikan NPK (20:20:20) dilakukan setiap 6 bulan sekali.
O P T : Hama yang umum ditemukan
adalah Aphids, Trips,
Kupu-kupu putih, Ulat dan Belalang, hama ini belum terlalu membuat tanaman dahlia menjadi terganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Penyakit yang menyerang adalah Botrytis, Erwina, Pythium,
Rhzoctonia, Sclerotium, Phyllosticta dan Fusarium.
Umur Panen : Panen bisa dialkukan tergantung
kondisi bunga yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Umur berbunga bulai dari 1,5 – 3 bulan. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Malvaceae
Nama Latin : Hibiscus rosa-sinensis L
Nama Lain : Kembang sepatu
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 50 – 800 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 24 – 27 0C
Kelembaban Udara : 50 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif melalui stek batang, cangkok, dan penempelan
Media Tanam : Media tanam yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini adalah tanah yang kaya humus, untuk media buatan dapat digunakan tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1
Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari
atau sesuai kebutuhan
Pemupukan : Pemupukan dilakukan 2
minggu sekali untuk membantu pembungaan.
O P T : Hama yang menyerang adalah ulat, Grub heliothos, Looper kubis, kutu putih, tungau, Trips sp, siput dan kumbang
Penyakit yang menyerang kebanyakan dari cendawan, jamur, vurus yang dapat menyebabkan penyakit viral.
Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cara melaksanakan sistem budidaya yang sehat melalui penggunaan bibit unggul, menjaga kebersihan kebun, jika serangan sudah dianggap berbahaya bagi perkembangan tanaman dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida sesuai dengan anjuran dan jenis OPT yang menyerang.
Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan
sejak umur 5 – 7 bulan, atau sesuai dengan permintaan konsumen. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Amaryllidaceae atau Liliaceae
Nama Latin : Polyanthes tuberos L
Nama Lain : Sedap malam
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 100 – 700 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh
Temperatur : 13 – 27 0C
Kelembaban Udara : 60 – 70 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif melalui umbi
Media Tanam : Dapat dibudidayakan pada media
campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1, tanah yang baik harus gemburdan memiliki drainase dan aerase cukup.
Penyiraman : Penyiraman sangat perlu dilakukan
agar media selalu dalam keadaan lembab tetapi tidak sampai tergenang, selain itu penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat
pengolahan tanah yaitu pupuk kandang atau kompos dosis 20 – 30 ton/ha. Pupuk selanjutnya dapat ditambahkan pupuk urea 600 kg/ ha, TSP 600 kg/ha yang diberikan setiap 2-3 bulan sekali, sedangkan pupuk daun dapat diaplikasikan dengan dosis 1-2 gr/L dan frekuensi 2 kali dalam satu minggu.
O P T : Hama yang sering ditemukan adalah Trips, kutu dompolan (Dysmicocus brevipes),
Sedangkan penyakit yang umum
menyerang adalah Fusarium,
Sclerotium, Botrytis, Rhizoctonia dan Culvulariai.
Umur Panen : Panen dilakukan pada umur 7 – 8
bulan atau pada setiap tangkai bunga sudah mekar 2 – 3 kuntum bunga.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian, - Luar Ruangan & Tanaman Hias
Famili : Amaranthaceae
Nama Latin : Gomphrena globosa
Nama Lain : Kembang kancing,
Kembang udel, Bunga kenop Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh
Temperatur : 15 – 30 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Media Tanam : Media dapat berupa tanah lempung
berpasir, memiliki banyak humus atau bahan organik yang tinggi.
Penyiraman : Penyiraman tidak boleh berlebihan,
namun media harus tetap dalam keadaan lembab.
Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan adalah
pupuk kandang atau kompos yang diberikan pada saat pengolahan tanah, pupuk selanjutnya dapat be-rupa pupuk NPK yang diberikan se-suai dengan dosis dan anjuran.
O P T : Hama yang umum ditemukan ada-lah ulat dan belalang, penanggulan-gan hama ini jika seranpenanggulan-gan sudah terlalu parah dapat menggunakan insektisida.
Penyakit yang umum ditemukan adalah bercak daun dan dapat dikendalikan dengan cara penera-pan sistem budidaya yang baik dan jika serangan sudah terlihat parah dikendalikan dengan pemberian fungisida.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada umur
2 – 3 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian,
Bunga Papan
Famili : Asclepiadaceae
Nama Latin : Asclepias physocarpa
Nama Lain : Asclepia, Swan plant,
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 16 – 30 0C
Kelembaban Udara : 60 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Media Tanam : Media tanam yang dapat
digunakan adalah tanah lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus
Penyiraman : Frekuensi penyiraman
tergantung kondisi cuaca, usahakan media selalu dalam keadaan lembab
Pemupukan : Pupuk dasar dapat digunakan
pupuk kandang dan kompos. Pupuk susulan selanjutnya dapat digunakan NPK dengan menggunakan dosis dan waktu sesuai anjuran.
O P T : Hama yang umum menyerang
adalah Aphids, Ulat, Kutu
putih, dan belalang, sedangkan penyakit yang ditemukan adalah Embun jelaga, Botrytis, Erwina, Pythium, fusarium dan
Rhizoctonia. Penanggulangan OPT dapat dilakukan secara mekanik dan kimiawi menggunakan pestisida.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 6 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
Famili : Asteraceae
Nama Latin : Brachycome iberidifolia
Nama Lain : Bunga merak, Margriet
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 500 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Dibawah naungan plastik. Sebaiknya 2 minggu setelah tanam/setelah panen ditambah penyinaran lampu 4 jam selama + 4 minggu.
Temperatur : 15 – 25 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif dengan cara
pemisahan rumpun
Media Tanam : Merupakan campuran tanah
yang gembur, porous, dan memiliki drainase yang baik.
Penyiraman : Penyiraman sangat penting
untuk menjaga kelembaban media, namun tidak sampai mebuat media tergenang karena dapat merusak perakaran tanaman.
Pemupukan : Pemupukan dasar diberikan
pada saat pengolahan lahan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat diberikan pupuk organik yang diberikan secara rutin.
O P T : Hama-hama yang umum menyerang adalah kutu-kutuan, ulat, thrips dan siput, sedangkan untuk penyakit yang dapat ditemukan adalah cendawan
Rhizoctonia, Fusarium dan
Botrytis.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 3 – 4 bulan Penempatan &
Keguanaan Tanaman
: - Dalam ruangan &
Rangkaian, Bunga Papan - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Rossaceae
Nama Latin : Rossa hybrida
Nama Lain : Ross, Mawar
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.400 m dpl Intensitas Cahaya : 5.000 – 7.000 fc
Temperatur : Siang : 15 – 22 0C
Malam : 12 – 18 0C
Kelembaban Udara : 60 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif dengan stek, okulasi, cangkok, sambungan, dan kultur jaringan
Media Tanam : Mawar baik dapat ditanam
pada media yang porus dengan drainase dan aerase yang baik, seperti campuran tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30%) dengan bahan organik (kompos, sekam, pecahan kayu) perbandingan 2:1
Penyiraman : Penyiraman dilakukan 1-2 kali
sehari atatu tergantung konsisi cuaca, usahakan jangan sampai media tergenang.
O P T : - Kutu daun (Macrosihum rosae Linn) dikendalikan dengan menjaga kebersihan kebun, penyemprotan insektisia.
- Nematoda akar (Meloidogyne
sp) dikendalikan dengan
pergiliran penanaman, sterilisasi media tanam, atau penggunaan nematisida.
- Ulat daun (Udea rubigalis)
penyemprotan insektisida.
- Karat daun (cendawan Phragmidium mucronnatum schlecht) dikendalikan secara mekanis dengan membuang bagian yang terserang dan secara kimia dengan fungisida - Virus mosaik mawar dikendalikan
dengan cara penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan intensif, penyemprotan insektisida, memusnakan tanaman yang terserang.
Umur Panen : Panen dilakukan pada saat bunga
kuncup mulai mekar sampai degan bunga mekar atau sesuai keinginan dari konsumen.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Tabur
Famili : Oleaceae
Nama Latin : Jasminum sp
Nama Lain : Melati
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 0 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh
Temperatur : Siang 28 – 36 0C
Malam 24 – 30 0C
Kelembaban Udara : 50 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Vegetatif dengan stek batang,
cangkok dan perundukan
Media Tanam : Media harus remah, porous, dan
kaya bahan organik.
Jika ditanam dilahan, tanah harus
digemburkan sampai kedalaman
30 – 40 cm, dengan mencampurkan
bahan organik ke dalam tanah
serta pembuatan bedengan.
Penyiapan lahan dilakukan pada
musim kemarau dan penanaman di
musim hujan.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada
pagi dan sore hari sampai media
menjadi basah, penyiraman secara
rutin setiap hari dilakukan sampai
tanaman berumur satu bulan
Pemupukan : Pupuk yang digunakan harus tepat
jenis, dosis, waktu serta tepat cara.
Pemupukan dilakukan pada pagi
hari, atau tidak pada saat hujan.
Pemupukan dilakukan tiap sekali
tiga bulan dengan menggunakan
jenis pupuk Urea 300-700 kg/ha,
TSP 300-500 kg/ha, KCL 100-300
kg/ha per tahun.
O P T : - Ulat palpita (Palpita uniolis
Hub) dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida
- Penggerek bunga (Hendecacis
duplifascialis Hmps) dikendalikan
dengan penyemprotan
insektisida
- Trips (Chaetanaphothrips)
ditanggulangi dengan
mengurangi ragam jenis
tanaman inang, atau dengan
penyemprotan insektisida.
- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus Targioni-Tozzeti) dikendalikan dengan insektisida
- Ulat Neosinoe (Neusinoe
(Lepyrodes) geometratis)
dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida.
Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan pada
Famili : Spermatophyta
Nama Latin : Gerbera Jamensonii
Nama Lain : Garbera
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 700 – 1.400 m dpl
Intensitas Cahaya : Cukup dapat sinar matahari
Temperatur : Siang 21 – 24 0C
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif dengan pemisahan anakan
Media Tanam : Media dapat berupa campuran
tanah, pasir dan bahan organik perbandingan 2:1:2. Bahan organik dapat berupa pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau. Media harus disterilkan sebelum penanaman.
Penyiraman : Penyiraman intensif dilakukan
pada awal tanam, tanaman ini membutuhkan persediaan air yang cukup tetapi tidak tergenang. Pada saat penyiraman, air tidak boleh mengenai bunga karena bunga dapat terserang penyakit.
pada saat pengolahan lahan dengan menggunakan kompos, pupuk kandang atau pupuk hijau. Pupuk selanjutnya dapat diberikan urea dosis 60 gr, TSP dosis 75 gr, KCl dosis 40 gr yang diberikan pada waktu penanaman, pupuk lanjutan dapat diberikan ZA, TSP, KNO3 dan MgSO4,
O P T : Hama yang banyak menyerang
adalah Aphids, Cyclamen
mites, Trips, Kupu-kupu putih, ulat dan Snail, hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida jika seranga sudah parah
Penyakit yang umum menyerang
adalah Phytophthora,
Powdery mildew, dan Botrytis,
penanggulanagn dapat dilakukan dengan menjaga kelembaban tanaman dan lahan, menjaga kebersihan dan jika serangan sudah berada dalam tahap parah diberikan pestisida dan tanaman yang terserang harus segera dimusnahkan.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
Famili : Apocynaceae
Nama Latin : Adenium Sp
Nama Lain : Desert rose
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 700 m dpl
Intensitas Cahaya : 60 – 70 %
Temperatur : 25 – 30 0C
Kelembaban Udara : 70 %
Budidaya
Perbanyakan : Perbanyakan dapat dilakukan
secara vegetatif (biji) dan Generatif (stek), dengan kondisi bibit harus segar, batang tegak, daun berwarna hijau segar, bonggol mulus dan tidak luka atau cacat.
Media Tanam : Media yang digunakan jika
ditanam dilahan adalah tanah top soil dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, jika ditanam dalam pot, media yang digunakan yaitu pasir, pupuk kandang, sekam padi = 1:1:1 atau serbuk serabut kelapa, pupuk kandang, pecahan karang = 2:1:1.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari pada musim kemarau, dan dapat dikurangi pada musim hujan. Penyiraman dilakukan pada pagi hari.
Pemupukan : Pupuk slow releae seperti
Growmore, Hyponex dan dextar dapat diberikan 3 bulan sekali atau sesuai dosis.
Pupuk daun seperti Gandasil digunakan dengan dosis setengah dari taaran yang tertera ditabel.
Pupuk kandang diaplikasikan pada permukaan media setuap sekali dalam sebulan.
Penggunakan pupuk NPK secara seimbang.
Pupuk Phosfor untuk
merangsang pembungaan.
OPT • Tungau merah dikendalikan
dengan menyemprotkan insektisidacotakkilling dan nervous disturbing seperti Ye Man Te atau Demiter
• Kutu Kuning/Putih
OPT : • Nematoda dikendalikan dengan Furadan 3G
• Jamur dan Bakteri dikendalikan
dengan penyemprotan fusngisida
• Aphids dikendalikan dengan
insektisida seperti Conidor 0,5-1 ml/L air
• Thrips dikendalikan dengan
disemprotkan Agrimex dengan dosis 0,5 ml/L air atau Mentigo 1 g/L air
• Root mealybug dikendalikan
dengan penyemprotan Dazomet 98%, Dursban atau Diazinon dosis 1 ml/L air, larutan disiram ke media, juka serangan sudah parah, media harus diganti.
• Fungus gnat dikendalikan
dengan menyemprot Trigard, Agrimec dosis 0,5 ml/L air pada bagian yang terserang.
• Pomopsis dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Manzate, Daconil atau Ortocide dengan dosis 1 g/L air.
• Layu pucuk/Fusarium
OPT : • Busuk akar dikendalikan dengan membongkar media dan memotong media yang busuk kemudian diolesi fungisida Benlate kemudian diberi media baru.
• Kutu kuning/putih dikendalikan dengan menyemprotkan Insektisida.
Umur Panen Tanaman dipanen setelah cukup
umur atau sesuai spesiikasi yang diinginkan (tinggi tanaman, bentuk bonggol, warna bunga, sehat, mulus), hindari panen pada waktu hujan dan lakukan secara hati-hati.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
Famili : Iridaceae
Nama Latin : Gladiolus hybridus
Nama Lain : Gladiol
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 500 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh
Temperatur : 10 – 25 0C
Kelembaban Udara : sedang
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan mengguna
kan biji
Vegetatif melalui kultur jaringan, pemisahan umbi (anak subang), Umbi dan anak umbi yang digunakan berasal dari tanaman yang sudah dipanen.
Media Tanam : Tanah yang cocok adalah
andosol dan latosol yang subur, gembur, dan banyak bahan organik dengan pH 5,5 – 5,9. Pembutan bedengan dilakukan untuk mempermudah pemelihara-an dan pemanenan.
Penyiraman : Drainase diatur diantara
bedengan tanaman. Penyiraman dilakukan jika
tanaman terlihat kekeringan, atau pada musim kemarau.
Pemupukan : Pemupukan pertama diberikan pada saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar berupa pupuk organik. Pupuk tabahan berupa pupuk N, K, Ca, dan P yang diberikan sesuai dosis.
OPT • Thrips gladiol : gejala dapat
berupa bercak-bercak perak pada permukaan daun, ditanggulangi oleh penyiangan gulma area penanaman, penggunaan insektisida.
• Kutu putih : menghambat
pertumbuhan tunas dan umbi tanaman, dapat dikendalikan dengan pemberian insektisida.
• Ulat pemakan daun :
dikendalikan dengan menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thurngiensis.
• Busuk kumbang (Cendawan
penicilium gladioli) menginfeksi subang gladiol
• Hawar bakteri (Xanthomonas gummisudan) berkembang dengan cepat pada keadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik, dengan gejala bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklat yang kemudain menutupi seluruh permukaan daun dan menjadikan daun kering dan mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara perendaman subang yang sehat dan merendam subang tampa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida.
• Layu fusarium (cendawan
fusarium oxysporum var. Gladiol atau f.orthoceras var. Gladiol) penanggulanagn dapat dilakukan dengan emnyimpan subang ditempat yang tidak lembab serta merendam dalam larutan fungisida sebelum ditanam.
pada tempat yang kering, penyemprotan fungisida captan, zineb atau nabam. • Busuk keras (septoria
gladioli) gejala hampir sama dengan busuk kering tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Tanaman yang terserang biasanya berasal dari anak subang, pengendalian sama dengan busuk kering.
Umur Panen Panen sudah dapat dilakukan
pada umur 60 – 80 hari sejak tanam, dan dapat dilakukan setiap 10 har
Penempatan & Kegunaan Tanaman
- Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Amaryllidaceae
Nama Latin : Hippeastrum sp
Nama Lain : Bakung
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh,
cahaya kurang
Pembungaan sulit dan umbi kecil
Temperatur : 15 – 24 0C ;
Induksi bunga 21 – 27 0C
Kelembaban Udara : 60 – 70 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji (untuk
pemuliaan)
Vegetatif melalui umbi, sisik, dan kultur jaringan.
Media Tanam : Campuran kompos dedaunan,
pupuk kandang dan pasir (1:1:1) Umbi diletakkan 2/3 bagian media dan 1/3 bagian media dibiarkan terbuka.
Penyiraman : Pemberian air tidak terlalu
banyak, biarkan media sampai kering baru disiram kembali. Terlalu banyak air akan merusak perakaran dan mengganggu pembentukan umbi.
Pemupukan : Pemupukan dilakukan pada saat pembentukan umbi, yaitu dengan NPK dan bahan organik. Pada saat penanaman dan induksi pembungaan tidak perlu diberikan pupuk.
O P T : Tanaman Ini Tidak Terlalu
Bermasalah Terhadap Hama, Meski Demikian Spider Mites Dapat Enyerang Tapi Agak Jarang.
Penyakit Yang Umum
Menyerang Adalah
Stagonospora Curtisii, Erwinia, Botrytis cinerea, Pythium dan
Rhizoctonia. Pencegahan serangan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan fungisida pada umbi.
Umur Panen : Bunga sudah dapat dipanen
sejak umbi ditanam sampai bunga mekar pada umur 6 – 8 minggu.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Begoniaceae
Nama Latin : Begonia acerifolia, B. Acetosa,
B. Auriculata, B.boweri
Nama Lain : Begonia
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 900 – 2.300 m dpl
Intensitas Cahaya : Tanaman membutuhkan
cahaya
terang namun tidak menyukai terkena cahaya matahari secara langsung
Temperatur : 15 – 30 0C
Kelembaban Udara : > 50 % Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Vegetatif dengan stek daun dan batang, pemisahan anakan.
Media Tanam : Campuran kompos, tanah top
soil, pasir (1:1:1)
Penyiraman : 2 – 3 kali sehari tergantung
cuaca
Pemupukan : Pupuk akar : NPK 3:2:1 dengan
dosis ½ sdm
Pupuk daun : pupuk yang mengandung N tinggi, dengan dosis 1 cc atau 1 g/L dan disemprotkan 1 minggu sekali.
O P T : Penanggulangan secara prepentif dengan cara melakukan budidaya tanaman yang sehat
Pengendalian resposif dengan cara yang ramah lingkungan : - Secara mekanik dengan
memotong bagian tanaman yang sakit
- Menggunakan agen hayati atau biopestisida
Umur Panen : Tanaman biasanya dipanen
sesuai dengan kebutuhan panen terhadap nilai estetika tanaman.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
Famili : Heleconiaceae
Nama Latin : Heleconia
Nama Lain : Heleconia, pisang-pisangan
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 50 – 700 m dpl
Intensitas Cahaya : Membutuhkan cahaya matahari
penuh
Temperatur : 21 – 35 0C
Kelembaban Udara : 60 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan menggunakan
biji
Vegetatif melalui pemisahan
anakan dan rhizome, pembelahan
rumpun.
Media Tanam : Campuran media yang dapat
digunakan adalah tanah dan
bahan organik perbandingan 1:1,
heliconia torelan terhadap berbagai
jenis tanah seperti tanah vulkanik,
aluvial, samapai tanah padat
dan lempung. Sebaiknya media
difumigasi sebelum dilakukan
penanaman.
Penyiraman : Tanaman ini membutuhkan air
dalam jumlah banyak namun tidak
dalam keadaan tergenang.
Pemupukan : Pupuk dapat digunakan adalah
pupuk organik, NPK (3:2:1 atau
3:1:5), pupuk daun dengan dosis
1-2 gr/L dengan frekuensi 1-2 kali
seminggu.
O P T : - Kumbang : dikendalikan dengan
sanitasi kebun, pengaturan
jarak tanam dan penyemprotan
insektisida
- Semut : melalui pembersihan
daun-daun tua, penjarangan
tanaman, penaburan insektisida
curater ½ sendok teh kedalam
tanah atau disemprotkan.
- Kutu dompolan putih
(Pseudococcus lilancium CKLL) diatasi dengan pembersihan
daun yang terserang serta
tanaman tua,
pengaturan jarak tanam,
pemberian insektisida,
penggunaan musuh alami seperti
: Coccophagus gurneyi Comp dan Lembing sebagai predator
- Tungau merah dan ulat
kantong dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida
- Karat daun dikendalikan dengan
fungisida yang diberikan pada
saat serangan belum terlalu
parah.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan ketika
bunga sudah mekar optimal,
yaitu pada saat seludang sudah
Famili : Caryophyllaceae
Nama Latin : Dianthus caryophyllus
Nama Lain : Anyelir, Carnation
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 700 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Penanaman 290 – 380 fc Pembungaan 5000 – 6000 fc Lama penyinaran masa vegetatif 8 – 10 jam
Lama penyinaran masa reproduktif 13 – 14 jam
Temperatur : Siang 22 – 28 0C
Malam 15 – 18 0C
Kelembaban Udara : 60 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif dengan stek tunas samping, dan kultur jaringan
Media Tanam : Penanaman dapat dilakukan
dalam bak dengan media dari campuran tanah dan bahan penggemburan seperti pupuk hijau, merang segar dan merang bakar. Jika media tanah, sebaiknya yang mengandung liat dan pasir sehingga aerase dan drainase yang baik. Selain itu media harus disterilisasi dahulu dengan fungisida.
Penyiraman : Penyiraman sebaiknya menggukan sistem irigasi tetes atau springkler. Anyelir membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman anyelir sensitif terhadap kandungan garam yang tinggi.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada
saat pengolahan media, pupuk selanjutnya dapat digunakan NPK dan pupuk organik. Pada tanah masam diperlukan tambahan kalsium 150 – 200 ppm. Kebutuhan pertanaman anyelir untuk unsur N adalah 25 – 40 ppm, P 25 – 40 ppm, K 5 – 10 ppm.
O P T : Hama yang umum menyerang
adalah Aphids, Mealybugs,
Scale insects, dan Trips. Sedangkan untuk penyakit yang umum ditemukan adalah bercak daun bakteri, Downy mildew, karat (Dust), gosong (Smut), Layu da Mosaik.
Umur Panen : Anyelir mulai berbunga pada
umur 5 bulan
Famili : Nyctaginaceae
Nama Latin : Bougainvillea glabar
Nama Lain : Bunga kertas, bogenvil.
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 0 – 2.000 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh, Tetapi juga toleran lingkungan teduh
Temperatur : 20 – 36 0C
Kelembaban Udara : 60 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif dengan stek batang,
cangkok dan okulasi (menem-pel)
Media Tanam : Media yang baik adalah
cam-puran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:1
Penyiraman : Penyiraman dapat dilakukan
satu kali sehari, pada pagi atau sore.
Pemupukan : Pupuk NPK dapat digunakan
dengan dosis 4-5 gr/tan/bulan
O P T : Hama yang umum ditemukan adalah aphids, kutu putih dan embun jelaga,
Penyakit yang dapat ditemukan biasa dsebabkan oleh Phytoph-tora, Pythium dan Cerospora
Penanggulangan OPT dapat dilakukan dengan melakukan sistem budidaya sehat, antara lain dengan penggunaan bibit sehat dan menjaga kebersihan kebun. Jika serangan sudah parah dapat digunakan pestisi-da sesuai dengan anjuran.
Umur Panen : Panen dan pemasaran sudah
dapatdilakukan mulai dari tu-nas berkembang sampai tana-man mengeluarkan bunga, 3-4 bulan.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
Famili : Amaranthaceae
Nama Latin : Amaranthus caudatus
Nama Lain : Amaranthus, bayam-bayaman
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 500 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 15 – 25 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Media Tanam : Media yang bagus adalah kaya
akan humus dan agak berpasir,
Penyiraman : Penyiraman dilakukan sampai
media lembab, namun tidak sampai membuat air tergenang
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada
saat pengolahan tanah dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat mengguanakan NPK dengan dosis dan waktu sesuai anjuran
O P T : Hama kutu, aphids, ulat, nematoda dan belalang dikendalikan dengan cara melakukan sistem budidaya yang baik dan denga menggunakan insektisida atau nematoda sesuai dengan anjuran.
Penyakit yang umumnya menyerang adalah Phytium dan Fusarium, yang dikendalikan dengan menjaga kebersihan tanaman dan jika seranag sudah parah dapat digunakan fungisida
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 3 – 3,5 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
Famili : Rubiaceae
Nama Latin : Ixora javanica
Nama Lain : Asoka
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 50 – 800 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 20 – 35 0C
Kelembaban Udara : 20 – 70 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif dengan stek atau cangkok.
Media Tanam : Media tanam terdiri dari
campuran tanah kebun, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 5:4:1
Penyiraman : Penyiraman dilakukan sesuai
dengan kebutuhan tanaman
Pemupukan : Tanaman asoka lebih
membutuhkan pupuk organik, seperti pupuk kandang dalam jumlah yang cukup agar tanah tetap dalam keadaan gembur. Pupuk NPK (15:20:15) dapat digunakan untuk merangsang pembungaan.
O P T : Hama yang sering ditemukan adalah kutu putih (Pseudococcus citri) yang dapat bersimbiosis komplikasi dengan cendawan yang terlihat putih seperti tepung.
Penyakit yang umum menyerang adalah embun jelaga
Penanggulangan OPT dapat dilakukan dengan penggunaan bibit yang sehat dan menjaga kebersihan kebun, jika serangan parah dapat digunakan pestisida sesuai dengan anjuran.
Umur Panen : Asoka sudah dapat dipasarkan
mulai umur 3-4 bulan. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Asteraceae
Nama Latin : Helianthus annuus
Nama Lain : Bunga Matahari, Sarangenge
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl Intensitas Cahaya : Sinar matahari penuh
Temperatur : 15 – 30 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan
menggu-nakan biji
Media Tanam : Media harus porous, lembab
dan memiliki aerasi dan drain-ase yang baik, memiliki kand-ungan humus yang banyak dan memiliki kandungan pasir.
Penyiraman : Penyiraman diatur agar media
selalu lembab, namun tidak ter-lalu basah.
Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan
adalah pupuk kandang atau kompos, pupuk susulan dapat digunakan NPK yang dilakukan secara rutin.
O P T : Hama yang umum menyerang adalah ulat, belalang, aphids, penggerek daun, dan kutu pu-tih. Penanggulangan dapat dilakukan secara manual den-gan membuang hama yang ditemui dan jika serangan su-dah dirasa parah maka dapat dilakukan pengendalian den-gan bahan kimia.
Penyakit yang umumnya menyerang adalah botrytis dan fusarium, penanggualangan dapat dilakukan dengan cara penanaman bibit yang resis-tan, penggunaan sistim budi-daya yang baik dan menjaga kebersihan linggkungan kebun atau tempat penanaman bunga tersebut.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 2 – 3 bulan. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Amaranthaceae
Nama Latin : Celosia cristata
Nama Lain : Jengger Ayam
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 15 – 30 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Media Tanam : Media tanam harus porous,
lembab, dan memiliki aerasi dan drainase yang baik.
Penyiraman : Penyiraman diatur agar media
selalu lembab, namun tidak ba-sah.
Pemupukan : Pupuk dasar dapat diberikan
berupa pupuk kandang atau kompos, selanjutnya pemupu-kan dapat dilakupemupu-kan dengan menggunakan pupuk majemuk NPK yang diberikan sesuai ke-butuhan.
O P T : Hama yang umum menyerang adalah ulat, belalang, aphids, penggerek daun, dan kutu pu-tih. Penanggulangan dapat dilakukan secara manual den-gan membuang hama yang ditemui dan jika serangan su-dah dirasa parah maka dapat dilakukan pengendalian den-gan bahan kimia.
Penyakit yang umumnya menyerang adalah botrytis dan fusarium, penanggualangan dapat dilakukan dengan cara penanaman bibit yang resis-tan, penggunaan sistim budi-daya yang baik dan menjaga kebersihan linggkungan kebun atau tempat penanaman bunga tersebut.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 3 bulan. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Ericaseae
Nama Latin : Rhododendron mocronatum
BL.G.Don
Nama Lain : Azalea
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 300 – 700 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh
Temperatur : 18 – 21 0C
Kelembaban Udara : 50 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif melalui stek tunas, penyambungan dan cangkok
Media Tanam : Jika ditanam dalam pot, media
tanam terdiri dari campuran arang sekam, pasir, dan cocopeat perbandingan 1:1:1. Untuk penanam-an di lahan, media tanam terdiri dari campuran tanah, pasir, pupuk kandang atau kompos.
Penyiraman : Penyiraman harus membuat
media menjadi lembab dan tidak tergenang, pada musim kemarau penyiraman dapat ditingkatkan 2 – 3 kali sehari.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan tanah/ media. Pupuk lanjutan dapat diberikan pupuk kandang/ kompos yang diberikan tiga bulan sekali, sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan NPK dengan dosis 1 sendok makan pertanaman setiap sekali sebulan pertanaman. Pupuk cair juga dapat dilakukan dengan penyemprotan setiap sekali sebulan.
O P T : Hama yang sering menyerang
tanaman ini adalah penggerek batang, rayap, dan kutu putih yang ditandai dengan kumpulan semut, sedangkan serangan penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur Penanggulangan dapat dilakukan dengan penggunaan sistem budidaya yang baik, jika serangan sudah terlihat parah dapat digunakan pestisida sesuai dengan anjuran.
Umur Panen : Anyelir mulai berbunga pada
Famili : Asteraceae
Nama Latin : Bellis perennis L
Nama Lain : Aster
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 500 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh cahaya setengah
naun-gan
Temperatur : 20 – 24 0C
Kelembaban Udara : 50 – 80 0C Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Media Tanam : Media tanam dapat berupa
campuran tanah, pasir dan kompos (1:1:1), media harus selalu gembur, porous, dan mempunyai banyak bahan or-ganik.
Penyiraman : Penyiraman ddilakukan secara
rutin sampai media menjadi lembab namuntidak tergenang.
Pemupukan : Pupuk dasar dapat diberikan
pupuk kandang atau pupuk kompos yang dicampurkan dengan media atau lahan tem-pat penanaman. Pupuk susulan dapat diberikan NPK (15:15:15) dosis 5 gr/rumpun yang diberi-kan di sekeliling rumpun atau pada larikan tanaman.
O P T : Hama yang umum ditemukan adalah ulat minirder yang dapat menyebabkan daun rontok dan mati, pengendalian dapat menggunakan insektisida sesai dengan dosis dan anjuran Untuk penyakit yang umumnya menyerang disebabkan oleh
cendawan Phythopthora sp
yang menyebabkan daun-daun mengeluarkan bercak kemudi-an layu dkemudi-an mati. Pengenda-lian dapat dilakukan dengan menjaga drainase lahan atau media tanam jangan sampai tergenang, jika serangan ma-sih baru segera potong bagian terserang kemudian dibakar. Jika serangan sudah parah dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida.
Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan
pada umur 3 – 4 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Alstroemeriaceae
Nama Latin : Alstromeria sp
Nama Lain : Lili of the incas
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 400 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh naungan 25 – 50 %
Temperatur : 15 – 25 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif dengan rhizom,
pemisahan rumpun dan kultur jaringan
Media Tanam : Media tanam harus porous,
tidak terlalu lembab dan memiliki aerase dan drainase yang baik. Dapat juga menggunakan media tampa tanah seperti campuran cocopeat, sekam bakar, pupuk kandang dan
kompos (Trichokompos /
Gliocompos)
Penyiraman : Penyiraman harus dilakukan
setiap hari, terutama pada musim kemarau karena tanaman ini tidak toleran terhadap kondisi kering. Dianjurkan menggunakan mulsa seperti jerami, sekam, daun bambu dan lain-lainnya untuk menjaga temperatur tanah.
Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kandang atau kompos, pupuk susulan dapat diberikan NPK secara rutin.
O P T : Hama yang umum menyerang
adalah kutu-kutuan, trips, tungau, keong, ulat, kutu kebul, nematoda. Pada kondisi lingkungan yang terlalu basah banyak menimbulkan serangan
Phytium dan Phythopthora,
sedangkan pada kondisi panas bisa memunculkan Rhizoctonia.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 4 – 6 bulan. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Zingiberaceae
Nama Latin : Etlingera elatior
Nama Lain : Honje, kecombrang
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Memerlukan naungan (75 – 85
%)
Temperatur : 15 – 30 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif dengan menggunakan
rimpang
Media Tanam : Media yang baik berupa tanah
lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan
untuk menjaga kelembaban media, drainase media harus selalu dalam keadaan baik, penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pupuk
kandang atau kompos, sedangkan untuk pupuk susulan diberikan NPK dengan dosis dan waktu sesuai anjuran.
O P T : Hama yang banyak menyerang adalah apids, ulat, belalang, dan kumbang. Penyakit yang menyerang berasal dari
Xanthomonas, Botrytis dan embun jelaga.
Umur Panen : Panen dilakukan pada tanaman
berumur 2 tahun. Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Euphorbiaceae
Nama Latin : Euphorbia milii
Nama Lain : Euporbia
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 50 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : Butuh matahari penuh, dan Sedikit toleran naungan
Temperatur : 4 – 40 0C
Kelembaban Udara : 60 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif dengan stek dn penyambungan
Media Tanam : Media tanam harus selalu
kering dan porous. Campuran cocopeat, sekam bakar, sekam biasa, pasir malang dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:1:1
Penyiraman : Dilakukan jika diperlukan
saja, lakukan pengabutan halus bila cuaca terlalu panas, untuk menjaga kelembaban nisbi udara tetap tinggi dan tidak membuat media tanam menjadi basah karena dapat menyebabkan pembusukan.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan media atau lahan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, untuk pupuk lanjutan dpat digunakan pupuk NPK sesuai dengan dosis dan anjuran serta penggunaan pupuk daun.
O P T : Pengendaian OPT dapat
dilakukan secara mekanis maupun dengan penggunaan pestisida sesuai dengan dosis anjuran,
Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan
pada umur 3 – 4 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman
Famili : Acanthaceae
Nama Latin : Jacobinia carnea (Lindl.)
Nichols
Nama Lain : Lilipop merah, Jacobinia
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 50 – 1.500 m dpl
Intensitas Cahaya : 50 – 75 %
Temperatur : 10 – 22,5 0C
Kelembaban Udara : 50 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif dengan biji
Vegetatif melalui stek batang
Media Tanam : Media dapat berupa campuran
daritanah dan humus bambu/ hutan dengan perbandingan 1:1
Penyiraman : Penyiraman dilakukan sesuai
kebutuhan. Pada musim kemarau, penyuraman dilakukan secara rutin minimal
1 kali sehari
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada
waktu pengolahan media tanam dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat menggunakan NPK dosis 1 sendok makan pertanaman setiap 3 bulan sekali
O P T : Hama yang umum menyerang adalah kutu daun, ulat dan belalang. Sedangkan penyakit yang umum ditemukan adalah karat daun.
Penanggulangan OPT dilakukan tindakan prepentif
dengan menjaga tanaman selalu bersih dan tidak lembab. Jika serangan sudah parah dapat disemprotkan pestisida sesuai dosis dan anjuran.
Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada
umur 8 – 12 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Solanaceae
Nama Latin : Solanum mammosum
Nama Lain : Terong susu, Nipple fruit,
Terong hias, Apple of sodom Agroklimat
Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl
Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh
Temperatur : 15 – 32 0C
Kelembaban Udara : 70 – 90 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Media Tanam : Terong hias dapat tumbuh
dilahan dengan tanah lempung berpasir, tanah dengan kandunagn humus tinggi dan berdrainase serta aerase yang baik
Penyiraman : Penyiraman disesuaikan
dengan kondisi cuaca.
Pemupukan : Pupuk dasar diberikan berupa
pupuk kandang atau kompos yang diberikan pada saat pengolahan tanah, sedangkan pupuk lanjutan dapat diberika NPK sesuai dengan dosis dan frekuensi sesuai dengan anjuran.
O P T : Hama yang sering ditemukan adalah Aphids, Ulat, Belalang,
Thrips, dan kumbang pengendalian hama ini dilakukan apabila serangan sudah sangat parah dan merusak tanaman.
Sedangkan penyakit yang sering terjadi adalah
Xanthomonas, Embun jelaga,
Botrytis dan Cercospora, penyakit ini dikendalikan dengan menjaga kebersihan tanaman, menjarangkan tanaman dan jika serangan sudah parah dapat dilakukan pemberian fungisida atau bakterisida.
Umur Panen : Panen dapat dilakukanpada
umur 3 – 4 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
Famili : Rutaceae
Nama Latin : Murraya Exotica
Nama Lain : Kemuning
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 0 - 400 meter
Intensitas Cahaya : Cukup - penuh
Temperatur : 12 – 27 ° C
Kelembaban Udara : 30 – 50 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji
Vegetatif dengan stek batang,
cangkok dan perundukan
Media Tanam : Media harus remah, porous, dan
kaya bahan organik.
Jika ditanam dilahan, tanah harus
digemburkan sampai kedalaman
30 – 40 cm, dengan mencampurkan
bahan organik ke dalam tanah
serta pembuatan bedengan.
Penyiapan lahan dilakukan pada
musim kemarau dan penanaman
di musim hujan.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada
pagi dan sore hari sampai media
menjadi basah, penyiraman secara
rutin setiap hari dilakukan sampai
tanaman berumur satu bulan
Pemupukan : Pupuk yang digunakan harus tepat
jenis, dosis, waktu serta tepat cara.
Pemupukan dilakukan pada pagi
hari, atau tidak pada saat hujan.
Pemupukan dilakukan tiap sekali
tiga bulan dengan menggunakan
jenis pupuk Urea 300-700 kg/ha,
TSP 300-500 kg/ha, KCL 100-300
kg/ha per tahun.
O P T : - Ulat palpita (Palpita uniolis
Hub) dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida
- Penggerek bunga
(Hendecacis duplifascialis Hmps) dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida
- Trips (Chaetanaphothrips)
ditanggulangi dengan
mengurangi ragam jenis
tanaman inang, atau dengan
penyemprotan insektisida.
- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus Targioni-Tozzeti) dikendalikan dengan insektisida
- Ulat Neosinoe (Neusinoe
(Lepyrodes) geometratis)
dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida.
Famili : Cananga Odorata
Nama Latin : Cananga Odorata
Nama Lain : Kemuning
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 0 - 400 meter
Intensitas Cahaya : Cukup - penuh
Temperatur : 12 – 27 ° C
Kelembaban Udara : 0 – 30 %
Budidaya
Perbanyakan : Vegetatif dengan stek batang,
cangkok
Media Tanam : Media harus remah, porous,
dan kaya bahan organik, ditanam dilahan, tanah harus digemburkan sampai kedalaman 30 – 40 cm, dengan mencampurkan bahan organik ke dalam tanah serta pembuatan bedengan. Penyiapan lahan dilakukan pada musim kemarau dan penanaman di musim hujan.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada
pagi dan sore hari sampai media menjadi basah, penyiraman secara rutin setiap hari dilakukan sampai tanaman berumur satu bulan
Pemupukan : Lakukan pemupukan NPK. Pada umur tiga bulan, beri
pupuk NPK yang unsur
Nitrogennya tinggi sebanyak
setengah sendok teh per pot. Ulangi lagi pada umur enam
bulan, tapi dosisnya dinaikkan
menjadi satu sendok teh per
pot, dan ulangi setiap 2 – 3 bulan sekali.
O P T : - Ulat dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida
- Penggerek bunga (Hendecacis duplifascialis
Hmps) dikendalikan dengan penyemprotan insektisida
- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus
T a r g i o n i - T o z z e t i )
dikendalikan dengan insektisida
- Ulat Neosinoe (Neusinoe (Lepyrodes) geometratis)
dikendalikan dengan penyemprotan insektisida.
Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan
pada umur 7 – 12 bulan Penempatan &
Kegunaan Tanaman
- Dalam ruangan & Rangkaian
Famili : Aracaceae (palem-paleman)
Nama Latin : Raphis excelsa
Nama Lain : Raphis
Agroklimat
Ketinggian Tempat : 0 – 1.000 m dpl
Intensitas Cahaya : 15 – 30 %
Temperatur : Siang hari 25 – 33 0C
Malam hari 18 – 22 0C
Kelembaban Udara : 50 – 80 %
Budidaya
Perbanyakan : Generatif melalui biji, dan
se-cara vegetatif dengan pemisahan anakan. Benih yang digunakan ha-rus berasal dari benih dengan asal usul yang jelas dan berkualitas
Media Tanam : Tanah harus digemburkan dengan
kedalaman 20 – 30 cm, dan dibuat-kan saluran drainase antara beden-gan.
Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari
dari awal tanam sampai tanaman umur 4 bulan, setelah 4 bulan peny-iraman dilakukan minimal 3 kali seminggu. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari.
Pemupukan : Pemupukan dilakukan hanya pada
waktu musim hujan, sedangkan pada musim kemarau tidak dilaku-kan pemupudilaku-kan. Tanaman < 2 m, pemupukan dilakukan dengan 0,5 – 1 kg NPK per tanaman, pada ket-inggian tanaman > 3 m diberikan 1 – 2 kg NPK pertanaman.
O P T : - Belalang (Aularches miliaris dan Valangan nigricans) diken-dalikan dengan membunuh be-lalang, menanam tanaman pe-nutup tanah dan menggunakan insektisida Basudin 90 SC (2 cc/L)
- Pucuk layu (jamur Thielaviopsis sp, Botrydiplodia sp, Fusarium sp, Chlaraopsis sp, Erwinia sp, dan Gloesporium sp) dikenda-likan dengan memperbaiki pen-gelolaan tanaman
ter-- masuk pemupukan yang
berim-bang, sanitasi yang baik, mem-buang dan membakar tanaman yang terserang.
- Bercak daun (jamur Fusarium
: - Penyakit akar dikendalikan
dengan memperbaiki pengelolaan tanaman termasuk pemupukan yang berimbang, sanitasi lingkungan, membuang dan membakar tanaman terserang.
Umur Panen Panen dilakukan apabila
minimal 5 tangkai daun tumbuh tegak, sehat, panjang tangkai daun seragam, mempunyai daun yang utuh tampa cacat. Jumlah dan ukuran tanaman disesuaikan dengan kebutuhan setting rangkaian, memiliki akar yang bagus, sehat serta tidak merusak tanaman raphis lain yang belum panen. Daun tetap segar untuk ditanam kembali dalam rangkaian.
Penempatan & Kegunaan Tanaman
: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman