• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinas Pertanian Sumbar Tanaman Hias

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinas Pertanian Sumbar Tanaman Hias"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas

berkat rahmat dan karunia-Nya kita telah dapat

menerbitkan buku : “ Pengembangan Tanaman Hias

di Sumatera Barat”. Buku ini disusun berdasarkan

data di lapangan dan berbagai sumber pustaka yang

menggambarkan perkembangan kelompok tani, dan

jenis - jenis tanaman hias yang ada di Sumatera Barat.

Karena terlalu banyaknya jenis dan varitas

tanaman hias di Sumatera Barat, maka dirasa perlu

adanya informasi : Nama Latin, Agroklimat, Teknik

Budidaya, serta penempatan dan kegunaannya.

Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan

informasi tentang perkembangan Tanaman Hias di

Sumatera Barat.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat,

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Pendahuluan... 1

I. Kelompok Tani dan Komoditi Tanaman Hias

Yang dikembangkan... 4

II. Jenis-jenis Tanaman Hias ... 12

1

Bunga Sanggul ...

Krisan ...

Dahlia ...

Kembang Sepatu ...

Sedap Malam ...

Bakuang / Amarylis ...

Begonia ...

Bunga Pisang-pisangan ...

Anyelir ...

Bunga Kertas ...

Bunga Bayam ...

Bunga Asoka ...

Bunga Matahari ...

Jengger Ayam ...

Azalea ...

Aster ...

Bunga Lily ...

Kecombrang ...

Euphorbia ...

(7)

29

Lolipop Merah ...

Terong Hias ...

Philodendron ...

Calathea ...

Asparagus Ekor Tupai ...

Bunga Pepayungan ...

Bambu Air ...

Kedondong Laut ...

Cordyline ...

(8)

PENDAHULUAN

Sumatera Barat sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mayoritas masyarakatnya. Banyak komoditas-komoditas yang berkembang dan unggul serta bisa diunggulkan menjadi spesiik daerah. Salah satu komoditas hortikultura yang potensial adalah tanaman hias. Untuk mengembangkan lebih lanjut dan agar pengembangan komoditas unggulan lebih bermakna dan bermanfat luas terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, Pemerintah Sumatera Barat telah menetapkan kawasan pengembangan komoditas tersebut dengan dasar kesesuaian wilayah dan preferensi masyarakat. Kawasan tersebut berada di Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi dan Kota Payakumbuh. Keputusan ini juga sekaligus untuk mendukung dan mempersiapkan diri agar siap bersaing dengan negara-negara lain dalam memasarkan produk unggulan menyambut akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2015.

(9)

sangat besar dalam membentuk kehalusan budi, menjaga kenyamanan lingkungan, menjaga kelestarian alam, kestabilan jiwa manuasia, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan pekerjaan.

Ekonomi : Industri tanaman hias menyediakan dan mengkreasikan pekerjaan, menghasilkan tanaman hias dan Bunga Potong, meningkatkan nilai keindahan/ lingkungan melalui garden/pertamanan.

Seni (Aesthetic) = Penampilan : meningkatkan penampilan rumah dan bangunan melalui pertamamanan (landscaping), meningkatkan penampilan lahan sekaligus memberdayagunakannya atau meniadakan lahan terbuka tak berguna, meningkatkan jumlah areal terbuka hijau.

Lingkungan (Enviromental) : termasuk kesehatan dan kenyamanan dimana udara bersih, menjaga terjadinya erosi, menmyediakan keteduhan, kesuburan hara, dan menghalang air.

(10)

merupakan hal penting untuk diperhatikan karena OPT tersebut dapat merusak mutu sekaligus jumlah tana-man.

Budidaya tanaman hias pada saat ini tidak hanya menjadi hobi semata, tetapi juga dapat menjadi peluang usaha. Pasar tanaman hias tidak akan sepi peminat dan selalu bergerak aktif, bahkan pada saat krisis keuangan sekalipun. Agribisnis tanaman hias selalu menggeliat kare-na orang tidak akan mengukur uang mereka dengan skala volume. Skala ukuran yang digunakan pencinta tanaman hias adalah kepuasan, kepuasan mereka tidak terbayar tanpa bisa mendapatkan tanaman yang diinginkan, wa-laupun tanaman tersebut berharga sangat mahal. Untuk itu petani atau pelaku usaha tanaman hias dituntut untuk selalu kreatif, dan membuat beragam hasil budidaya ta-naman agar tidak membuat konsumen bosan. Tata-naman hias lain yang potensial untuk dikembangkan dan dibudi-dayakan antaranya adalah Palm waregu (Raphis Excelsa), mawar, Gladiol, sansievera, anthurium, aglonema, berma-cam jenis anggrek, pucuk merah, krokot, gerbera, philo-dendron, dan banyak lainnya.

(11)
(12)

I. KELOMPOK TANI DAN

KOMODITI

TANAMAN HIAS

(13)
(14)

KELOMPOK TANI DAN KOMODITI TANAMAN HIAS YANG

DIKEMBANGKAN DI SUMATERA BARAT

I. KOTA PADANG

A. Kelurahan Lubuk Minturun ( Kec. Koto Tangah ) 1. Asosiasi Raphis

 Ketua : Darmawan  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa 2. Kelompok Pertiwi Nursery

 Ketua : Darniwilis  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,

Aneka Tanaman Taman

3. Kelompok Bougenvil Prima

 Ketua : Fitriyani

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman

4. Kelompok Delima Nursery

 Ketua : Kamila Latif  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Taman

5. Kelompok Beringin Sejati

 Ketua : M. Roiq

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

6. Kelompok Tambun Prabu

 Ketua : Mustafa

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

7. Kelompok Rumpuik Ameh

 Ketua : Jalimir

(15)

8. Kelompok Melati Putih

 Ketua : Siska Fatmilya  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias

B. Kelurahan Padang Sarai ( Kec. Koto Tangah )

9. Kelompok Gurun Sepakat

 Ketua : Misral

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa

II. KOTA PADANG PANJANG

A. Kelurahan Silaing Bawah ( Kec. Padang Panjang Barat ) 1. Asosiasi Raphis

 Ketua : Sevine Maslir  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa

B. Kelurahan Koto Panjang ( Kec. Padang Panjang Timur ) 2. Kelompok Puring

 Ketua : Miswadoni  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,

Aneka Tanaman Hias

3. Kelompok Anthurium

 Ketua : Suarni

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman

4. Kelompok Catelya

 Ketua : Suryadi Agus  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,

(16)

D. Kel. Campago Guguk Bulek ( Kec. Mandiangin Koto Selayan ) 4. Kelompok Lubuk Berlian

 Ketua : St. Majo Lelo  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias

5. Kelompok Sensilora

 Ketua : Sumitrawati  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias

6. Kelompok Bungo Wisata

 Ketua : Asrida

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

7. Kelompok Puding Mas

 Ketua : Nengsi

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

8. Kelompok Flamboyan

 Ketua : Ramli

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

9. Kelompok KWT Harapan

 Ketua : Zamzami

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

10. Kelompok Saiyo Sakato

 Ketua : Ayu Syafnir  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

(17)

11. Kelompok Koting 13

 Ketua : I. Dt. Intan Mara-jo

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Hias

12. Kelompok Permata Ibu

 Ketua : Nurlela

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Hias

IV. KOTA PAYAKUMBUH

A. Kelurahan Koto Tangah ( Kec. Payakumbuh Timur ) 1. Kelompok Ademas

 Ketua : Erwanto

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa, Aneka Tanaman Taman

B. Kelurahan Aie Tabit ( Kec. Payakumbuh Barat ) 2. Kelompok M e k a r

 Ketua : Emiyunarti  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,

Aneka Tanaman Taman

C. Kelurahan Seberang Batuang ( Kec. Payakumbuh Barat ) 3. Kelompok Puring Mas

 Ketua : Manchir

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

(18)

E. Kelurahan Balai Batuang ( Kec. Payakumbuh Utara ) 5. Kelompok Sehati

 Ketua : Danil Khairi  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias

F. Kelurahan Koto Panjang ( Kec. Lamtina ) 6. Kelompok Sehati

 Ketua : Danil Khairi  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias

V. KABUPATEN AGAM

A. Nagari Ampang Gadang ( Kec. IV Angkek ) 1. Kelompok Umbuik Padi

 Ketua : Mario SP  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa,

Aneka Tanaman Hias

B. Jorong Lambah Tangah ( Kec. IV Angkek ) 2. Kelompok Subur Makmur

 Ketua : Edi Lasmi  Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa

C. Jr Koto Panjang Kamang Hilir ( Kec. Kamang Magek ) 3. Kelompok Mekar Rasa

 Ketua : Susan

 Komoditi yang dikembangkan : Raphis Excelsa

D. Nag. Canduang Koto Laweh ( Kec. Canduang Laweh )

4. Kelompok Kampung Baru

(19)

VI. KABUPATEN SOLOK

A. Nag. Batang Barus ( Kec. Gunung Talang ) 1. Kelompok Dahlia

 Ketua : Naldi

 Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain

2. Kelompok Aro Subur

 Ketua : Z a h r a

 Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain

3. Kelompok Madani Sejahtera

 Ketua : M a s r i w a l  Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong

dan aneka bunga/daun potong

B. Nag. Koto Gaek ( Kec. Gunung Talang ) 4. Kelompok Anggrek

 Ketua : Mimawati  Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong

dan Aneka Tanaman Hias

C. Nag. Aie Batumbuak ( Kec. Gunung Talang ) 5. Kelompok Tuna Muda

 Ketua : Bujang A.  Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong 6. Kelompok Tunas Baru

 Ketua : Ernawati

 Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong dan bunga / daun potong lain

(20)

8. Kelompok Mirleka Agro Mandiri

 Ketua : Roni Heston  Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong 9. Kelompok Karya MaJu

 Ketua : Ali Nasura  Komoditi yang dikembangkan : Krisan potong

VII. KAB. TANAH DATAR

A. Nag, Tabek Patah ( Kec. Salimpaung ) 1. Kelompok Cinto Bungo

 Ketua : Efrides

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

B. Nag. Simpuruik ( Kec. Sungai Tarab )

2. Kelompok Kembang Setahun

 Ketua : D e w i

 Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman Hias

C. Nag. Panyalaian ( Kec. X Koto ) 3. Kelompok Pondok Bunga

 Ketua : Novi Roza  Komoditi yang dikembangkan : Aneka Tanaman

Hias / Taman

VIII. KABUPATEN 50 KOTA

A. Nagari Harau ( Kec. Harau ) 1. Kelompok Sinar Kato

 Ketua : Fadel

(21)
(22)

II. JENIS - JENIS

TANAMAN HIAS

(23)
(24)

Famili : Araceae

Nama Latin : Anthurium Hookery, A. Jari,

A. Jenmanii

Nama Lain : Anthurium

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 600 – 1.400 m dpl

Intensitas Cahaya : 30 – 40 %

Temperatur : 14 – 28 0C

Kelembaban Udara : 80 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji hasil

penyerbukan,

Vegetatif melalui stek pucuk, stek batang/bonggol, cangkokan dan pemisahan anak.

Media Tanam : Media tanam yang digunakan adalah

campuran tanah, pasir dan bahan organik (pupuk kandang, kompos, pakis atau serutan kayu) dengan perbandingan 1:1:1 atau 5:5:2

Penyiraman : Dilakukan jika media tanam dalam

keadaan kering, juka cuaca panas dilakukan penyiraman 2 kali sehari dengan cara membasahi media tanam dan daun.

(25)

Pemupukan : Tanaman muda : pupuk dengan kandungan N tinggi (500 cc/tan) diberikan pada umur 3-5 bulan,

pupuk kandang (5-10 kg/m2)

diberikan sekali setahun, pupuk daun (0,2 cc/tan) diberikan seminggu sekali, pupuk dengan kandungan P dan K tinggi (3-5 bulan sekali) dosis 500 cc/tan.

Fase generatif : pupuk kandang (5-10 kg/m2) diberikan sekali setahun,

pupuk daun (0,2 cc/tan) diberikan seminggu sekali.

O P T : Pengendalian OPT biasanya

dilakukan dengan cara membuang bagian daun yang terserang, dan pemberian fungisida, insektisida jika serangan sudah dinilai merusak pertumbuhan dan keindahan tanaman.

Umur Panen : Panen anthurium berdasarkan pada

kritera yang ditentukan oleh pasar, baik ukuran daun, jumlah daun dan corak pada daun.

Penempatan &

Kegunaan

tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian,

Bunga Papan

(26)

Famili : Saxifragaceae

Nama Latin : Hydrangea macrophylla

Nama Lain : Hidrangea, Hortensia,

Kembang bokor Agroklimat

Ketinggian Tempat : 560 – 1.400 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 16 – 24 0C

Kelembaban Udara : 60 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan Biji

Vegetatif dengan stek batangyang lunak

Media Tanam : Campuran tanah dan bahan

organik (1 : 1), tanah gembur, kaya unsur hara, berdrainase baik dan aerasi baik.

Penyiraman : Tanaman ini menghendaki

persediaan air yang cukup tinggi tetapi tidak tergenang, frekuensi penyiraman tergantung musim. Pada saat pembungaan membutuhkan air lebih banyak.

Pemupukan : Pupuk yang dapat digunakan

adalah NPK (20:20:20) dengan nitrogen 200 ppm. Pemupukan selanjutnya dapat dilakukan setelah tanaman berbunga. Tanaman ini sangat sensitif terhadap garam tinggi.

(27)

O P T : Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah spider mites dan aphis, dapat ditanggulangi dengan penggunakan insektisida organik.

Penyakit yang umumnya menyerang adalah fusarium, sclerotium, botrytis, rhizoctonia dan culvularia.

Umur Panen : Tanaman ini pada banyak

digunakan sebagai tanaman pekarangan,

Pemangkasan dapat dilakukan

untuk mempertahankan pembungaan. Dan dilakukan

setelah tanaman berbunga. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Papan

(28)

Famili : Asteraceae

Nama Latin : Chrysantimum sp

Nama Lain : Bunga Seruni, Krisan

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 600 – 1.400 m dpl

Intensitas Cahaya : Tanaman ini kurang menyukai

sinar matahari langsung, tetapi

membutuhkan penyinaran 14,5

jam. Sehingga memerlukan

tambahan cahaya lampu 75 -100

watt pada malam hari (jam 22.00 –

02.00) dengan intensirtas 7,5 menit

terang 22,5 menit gelap selama 8

periode siklus.

Temperatur : Siang hari 20 – 28 0C

Malam hari 15 – 20 0C

Kelembaban Udara : Masa perkecambahan 90 – 95 %

Tanaman muda dewasa 70 – 85 % Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif melalui stek pucuk

Media Tanam : Campuran cocopeat, arang dan

sekam perbandingan 4:4:1

Penyiraman : Penyiraman dilakukan ecara

manual langsung ke media atau dengan sisitem irigasi (sistem rendam atau irigasi tetes) tampa mengenai daun tanaman.

Pemupukan : Pemupukan dilakukan bersamaan

dengan penyiraman yaitu penggunaan pupuk yang dilarutkan ke dalam air penyiraman.

(29)

O P T : Pengendalian OPT dapat dimulai dari penggunaan benih yang bebas dan tahan OPT, menjaga kebersihan lingkungan kebun, pemupukan intensif sehingga tanaman menjadi sehat.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada umur

+ 3 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Pot. Bunga Papan - Luar Ruangan & Tanaman

(30)

Famili : Compositae

Nama Latin : Dahlia sp

Nama Lain : Dahlia

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 560 – 1.400 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh,

cahaya matahari rendah dapat menghambat pembungaan.

Temperatur : 20 – 30 0C

Kelembaban Udara : 60 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif melalui stek batang, dan umbi

Media Tanam : Media yang baik adalah tanah

lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik dan humus.

Penyiraman : Frekuensi penyiraman tergantung

musim, media sebaiknya dibiarkan lembab sebelum penyiraman berikutnya.

Pemupukan : Pemupukan dasar dilakukan saat

pengolahan media tanam dengan pupuk organik, pupuk selanjutnya diberikan NPK (20:20:20) dilakukan setiap 6 bulan sekali.

(31)

O P T : Hama yang umum ditemukan

adalah Aphids, Trips,

Kupu-kupu putih, Ulat dan Belalang, hama ini belum terlalu membuat tanaman dahlia menjadi terganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

Penyakit yang menyerang adalah Botrytis, Erwina, Pythium,

Rhzoctonia, Sclerotium, Phyllosticta dan Fusarium.

Umur Panen : Panen bisa dialkukan tergantung

kondisi bunga yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Umur berbunga bulai dari 1,5 – 3 bulan. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

(32)

Famili : Malvaceae

Nama Latin : Hibiscus rosa-sinensis L

Nama Lain : Kembang sepatu

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 50 – 800 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 24 – 27 0C

Kelembaban Udara : 50 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif melalui stek batang, cangkok, dan penempelan

Media Tanam : Media tanam yang baik untuk

pertumbuhan tanaman ini adalah tanah yang kaya humus, untuk media buatan dapat digunakan tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1

Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari

atau sesuai kebutuhan

Pemupukan : Pemupukan dilakukan 2

minggu sekali untuk membantu pembungaan.

(33)

O P T : Hama yang menyerang adalah ulat, Grub heliothos, Looper kubis, kutu putih, tungau, Trips sp, siput dan kumbang

Penyakit yang menyerang kebanyakan dari cendawan, jamur, vurus yang dapat menyebabkan penyakit viral.

Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cara melaksanakan sistem budidaya yang sehat melalui penggunaan bibit unggul, menjaga kebersihan kebun, jika serangan sudah dianggap berbahaya bagi perkembangan tanaman dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida sesuai dengan anjuran dan jenis OPT yang menyerang.

Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan

sejak umur 5 – 7 bulan, atau sesuai dengan permintaan konsumen. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Luar Ruangan & Tanaman

(34)

Famili : Amaryllidaceae atau Liliaceae

Nama Latin : Polyanthes tuberos L

Nama Lain : Sedap malam

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 100 – 700 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh

Temperatur : 13 – 27 0C

Kelembaban Udara : 60 – 70 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif melalui umbi

Media Tanam : Dapat dibudidayakan pada media

campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1, tanah yang baik harus gemburdan memiliki drainase dan aerase cukup.

Penyiraman : Penyiraman sangat perlu dilakukan

agar media selalu dalam keadaan lembab tetapi tidak sampai tergenang, selain itu penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca.

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat

pengolahan tanah yaitu pupuk kandang atau kompos dosis 20 – 30 ton/ha. Pupuk selanjutnya dapat ditambahkan pupuk urea 600 kg/ ha, TSP 600 kg/ha yang diberikan setiap 2-3 bulan sekali, sedangkan pupuk daun dapat diaplikasikan dengan dosis 1-2 gr/L dan frekuensi 2 kali dalam satu minggu.

(35)

O P T : Hama yang sering ditemukan adalah Trips, kutu dompolan (Dysmicocus brevipes),

Sedangkan penyakit yang umum

menyerang adalah Fusarium,

Sclerotium, Botrytis, Rhizoctonia dan Culvulariai.

Umur Panen : Panen dilakukan pada umur 7 – 8

bulan atau pada setiap tangkai bunga sudah mekar 2 – 3 kuntum bunga.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian, - Luar Ruangan & Tanaman Hias

(36)

Famili : Amaranthaceae

Nama Latin : Gomphrena globosa

Nama Lain : Kembang kancing,

Kembang udel, Bunga kenop Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh

Temperatur : 15 – 30 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Media Tanam : Media dapat berupa tanah lempung

berpasir, memiliki banyak humus atau bahan organik yang tinggi.

Penyiraman : Penyiraman tidak boleh berlebihan,

namun media harus tetap dalam keadaan lembab.

Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan adalah

pupuk kandang atau kompos yang diberikan pada saat pengolahan tanah, pupuk selanjutnya dapat be-rupa pupuk NPK yang diberikan se-suai dengan dosis dan anjuran.

(37)

O P T : Hama yang umum ditemukan ada-lah ulat dan belalang, penanggulan-gan hama ini jika seranpenanggulan-gan sudah terlalu parah dapat menggunakan insektisida.

Penyakit yang umum ditemukan adalah bercak daun dan dapat dikendalikan dengan cara penera-pan sistem budidaya yang baik dan jika serangan sudah terlihat parah dikendalikan dengan pemberian fungisida.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada umur

2 – 3 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian,

Bunga Papan

(38)

Famili : Asclepiadaceae

Nama Latin : Asclepias physocarpa

Nama Lain : Asclepia, Swan plant,

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 16 – 30 0C

Kelembaban Udara : 60 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Media Tanam : Media tanam yang dapat

digunakan adalah tanah lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus

Penyiraman : Frekuensi penyiraman

tergantung kondisi cuaca, usahakan media selalu dalam keadaan lembab

Pemupukan : Pupuk dasar dapat digunakan

pupuk kandang dan kompos. Pupuk susulan selanjutnya dapat digunakan NPK dengan menggunakan dosis dan waktu sesuai anjuran.

(39)

O P T : Hama yang umum menyerang

adalah Aphids, Ulat, Kutu

putih, dan belalang, sedangkan penyakit yang ditemukan adalah Embun jelaga, Botrytis, Erwina, Pythium, fusarium dan

Rhizoctonia. Penanggulangan OPT dapat dilakukan secara mekanik dan kimiawi menggunakan pestisida.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 6 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

(40)

Famili : Asteraceae

Nama Latin : Brachycome iberidifolia

Nama Lain : Bunga merak, Margriet

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 500 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Dibawah naungan plastik. Sebaiknya 2 minggu setelah tanam/setelah panen ditambah penyinaran lampu 4 jam selama + 4 minggu.

Temperatur : 15 – 25 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif dengan cara

pemisahan rumpun

Media Tanam : Merupakan campuran tanah

yang gembur, porous, dan memiliki drainase yang baik.

Penyiraman : Penyiraman sangat penting

untuk menjaga kelembaban media, namun tidak sampai mebuat media tergenang karena dapat merusak perakaran tanaman.

Pemupukan : Pemupukan dasar diberikan

pada saat pengolahan lahan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat diberikan pupuk organik yang diberikan secara rutin.

(41)

O P T : Hama-hama yang umum menyerang adalah kutu-kutuan, ulat, thrips dan siput, sedangkan untuk penyakit yang dapat ditemukan adalah cendawan

Rhizoctonia, Fusarium dan

Botrytis.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 3 – 4 bulan Penempatan &

Keguanaan Tanaman

: - Dalam ruangan &

Rangkaian, Bunga Papan - Luar Ruangan & Tanaman

(42)

Famili : Rossaceae

Nama Latin : Rossa hybrida

Nama Lain : Ross, Mawar

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.400 m dpl Intensitas Cahaya : 5.000 – 7.000 fc

Temperatur : Siang : 15 – 22 0C

Malam : 12 – 18 0C

Kelembaban Udara : 60 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif dengan stek, okulasi, cangkok, sambungan, dan kultur jaringan

Media Tanam : Mawar baik dapat ditanam

pada media yang porus dengan drainase dan aerase yang baik, seperti campuran tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30%) dengan bahan organik (kompos, sekam, pecahan kayu) perbandingan 2:1

Penyiraman : Penyiraman dilakukan 1-2 kali

sehari atatu tergantung konsisi cuaca, usahakan jangan sampai media tergenang.

(43)

O P T : - Kutu daun (Macrosihum rosae Linn) dikendalikan dengan menjaga kebersihan kebun, penyemprotan insektisia.

- Nematoda akar (Meloidogyne

sp) dikendalikan dengan

pergiliran penanaman, sterilisasi media tanam, atau penggunaan nematisida.

- Ulat daun (Udea rubigalis)

penyemprotan insektisida.

- Karat daun (cendawan Phragmidium mucronnatum schlecht) dikendalikan secara mekanis dengan membuang bagian yang terserang dan secara kimia dengan fungisida - Virus mosaik mawar dikendalikan

dengan cara penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan intensif, penyemprotan insektisida, memusnakan tanaman yang terserang.

Umur Panen : Panen dilakukan pada saat bunga

kuncup mulai mekar sampai degan bunga mekar atau sesuai keinginan dari konsumen.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian, Bunga Tabur

(44)

Famili : Oleaceae

Nama Latin : Jasminum sp

Nama Lain : Melati

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 0 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh

Temperatur : Siang 28 – 36 0C

Malam 24 – 30 0C

Kelembaban Udara : 50 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Vegetatif dengan stek batang,

cangkok dan perundukan

Media Tanam : Media harus remah, porous, dan

kaya bahan organik.

Jika ditanam dilahan, tanah harus

digemburkan sampai kedalaman

30 – 40 cm, dengan mencampurkan

bahan organik ke dalam tanah

serta pembuatan bedengan.

Penyiapan lahan dilakukan pada

musim kemarau dan penanaman di

musim hujan.

Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada

pagi dan sore hari sampai media

menjadi basah, penyiraman secara

rutin setiap hari dilakukan sampai

tanaman berumur satu bulan

(45)

Pemupukan : Pupuk yang digunakan harus tepat

jenis, dosis, waktu serta tepat cara.

Pemupukan dilakukan pada pagi

hari, atau tidak pada saat hujan.

Pemupukan dilakukan tiap sekali

tiga bulan dengan menggunakan

jenis pupuk Urea 300-700 kg/ha,

TSP 300-500 kg/ha, KCL 100-300

kg/ha per tahun.

O P T : - Ulat palpita (Palpita uniolis

Hub) dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida

- Penggerek bunga (Hendecacis

duplifascialis Hmps) dikendalikan

dengan penyemprotan

insektisida

- Trips (Chaetanaphothrips)

ditanggulangi dengan

mengurangi ragam jenis

tanaman inang, atau dengan

penyemprotan insektisida.

- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus Targioni-Tozzeti) dikendalikan dengan insektisida

- Ulat Neosinoe (Neusinoe

(Lepyrodes) geometratis)

dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida.

Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan pada

(46)

Famili : Spermatophyta

Nama Latin : Gerbera Jamensonii

Nama Lain : Garbera

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 700 – 1.400 m dpl

Intensitas Cahaya : Cukup dapat sinar matahari

Temperatur : Siang 21 – 24 0C

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif dengan pemisahan anakan

Media Tanam : Media dapat berupa campuran

tanah, pasir dan bahan organik perbandingan 2:1:2. Bahan organik dapat berupa pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau. Media harus disterilkan sebelum penanaman.

Penyiraman : Penyiraman intensif dilakukan

pada awal tanam, tanaman ini membutuhkan persediaan air yang cukup tetapi tidak tergenang. Pada saat penyiraman, air tidak boleh mengenai bunga karena bunga dapat terserang penyakit.

(47)

pada saat pengolahan lahan dengan menggunakan kompos, pupuk kandang atau pupuk hijau. Pupuk selanjutnya dapat diberikan urea dosis 60 gr, TSP dosis 75 gr, KCl dosis 40 gr yang diberikan pada waktu penanaman, pupuk lanjutan dapat diberikan ZA, TSP, KNO3 dan MgSO4,

O P T : Hama yang banyak menyerang

adalah Aphids, Cyclamen

mites, Trips, Kupu-kupu putih, ulat dan Snail, hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida jika seranga sudah parah

Penyakit yang umum menyerang

adalah Phytophthora,

Powdery mildew, dan Botrytis,

penanggulanagn dapat dilakukan dengan menjaga kelembaban tanaman dan lahan, menjaga kebersihan dan jika serangan sudah berada dalam tahap parah diberikan pestisida dan tanaman yang terserang harus segera dimusnahkan.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

(48)

Famili : Apocynaceae

Nama Latin : Adenium Sp

Nama Lain : Desert rose

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 700 m dpl

Intensitas Cahaya : 60 – 70 %

Temperatur : 25 – 30 0C

Kelembaban Udara : 70 %

Budidaya

Perbanyakan : Perbanyakan dapat dilakukan

secara vegetatif (biji) dan Generatif (stek), dengan kondisi bibit harus segar, batang tegak, daun berwarna hijau segar, bonggol mulus dan tidak luka atau cacat.

Media Tanam : Media yang digunakan jika

ditanam dilahan adalah tanah top soil dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, jika ditanam dalam pot, media yang digunakan yaitu pasir, pupuk kandang, sekam padi = 1:1:1 atau serbuk serabut kelapa, pupuk kandang, pecahan karang = 2:1:1.

(49)

Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari pada musim kemarau, dan dapat dikurangi pada musim hujan. Penyiraman dilakukan pada pagi hari.

Pemupukan : Pupuk slow releae seperti

Growmore, Hyponex dan dextar dapat diberikan 3 bulan sekali atau sesuai dosis.

Pupuk daun seperti Gandasil digunakan dengan dosis setengah dari taaran yang tertera ditabel.

Pupuk kandang diaplikasikan pada permukaan media setuap sekali dalam sebulan.

Penggunakan pupuk NPK secara seimbang.

Pupuk Phosfor untuk

merangsang pembungaan.

OPT • Tungau merah dikendalikan

dengan menyemprotkan insektisidacotakkilling dan nervous disturbing seperti Ye Man Te atau Demiter

• Kutu Kuning/Putih

(50)

OPT : • Nematoda dikendalikan dengan Furadan 3G

• Jamur dan Bakteri dikendalikan

dengan penyemprotan fusngisida

• Aphids dikendalikan dengan

insektisida seperti Conidor 0,5-1 ml/L air

• Thrips dikendalikan dengan

disemprotkan Agrimex dengan dosis 0,5 ml/L air atau Mentigo 1 g/L air

• Root mealybug dikendalikan

dengan penyemprotan Dazomet 98%, Dursban atau Diazinon dosis 1 ml/L air, larutan disiram ke media, juka serangan sudah parah, media harus diganti.

• Fungus gnat dikendalikan

dengan menyemprot Trigard, Agrimec dosis 0,5 ml/L air pada bagian yang terserang.

• Pomopsis dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Manzate, Daconil atau Ortocide dengan dosis 1 g/L air.

• Layu pucuk/Fusarium

(51)

OPT : • Busuk akar dikendalikan dengan membongkar media dan memotong media yang busuk kemudian diolesi fungisida Benlate kemudian diberi media baru.

• Kutu kuning/putih dikendalikan dengan menyemprotkan Insektisida.

Umur Panen Tanaman dipanen setelah cukup

umur atau sesuai spesiikasi yang diinginkan (tinggi tanaman, bentuk bonggol, warna bunga, sehat, mulus), hindari panen pada waktu hujan dan lakukan secara hati-hati.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

(52)

Famili : Iridaceae

Nama Latin : Gladiolus hybridus

Nama Lain : Gladiol

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 500 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh

Temperatur : 10 – 25 0C

Kelembaban Udara : sedang

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan mengguna

kan biji

Vegetatif melalui kultur jaringan, pemisahan umbi (anak subang), Umbi dan anak umbi yang digunakan berasal dari tanaman yang sudah dipanen.

Media Tanam : Tanah yang cocok adalah

andosol dan latosol yang subur, gembur, dan banyak bahan organik dengan pH 5,5 – 5,9. Pembutan bedengan dilakukan untuk mempermudah pemelihara-an dan pemanenan.

Penyiraman : Drainase diatur diantara

bedengan tanaman. Penyiraman dilakukan jika

tanaman terlihat kekeringan, atau pada musim kemarau.

(53)

Pemupukan : Pemupukan pertama diberikan pada saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar berupa pupuk organik. Pupuk tabahan berupa pupuk N, K, Ca, dan P yang diberikan sesuai dosis.

OPT • Thrips gladiol : gejala dapat

berupa bercak-bercak perak pada permukaan daun, ditanggulangi oleh penyiangan gulma area penanaman, penggunaan insektisida.

• Kutu putih : menghambat

pertumbuhan tunas dan umbi tanaman, dapat dikendalikan dengan pemberian insektisida.

• Ulat pemakan daun :

dikendalikan dengan menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thurngiensis.

• Busuk kumbang (Cendawan

penicilium gladioli) menginfeksi subang gladiol

(54)

• Hawar bakteri (Xanthomonas gummisudan) berkembang dengan cepat pada keadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik, dengan gejala bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklat yang kemudain menutupi seluruh permukaan daun dan menjadikan daun kering dan mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara perendaman subang yang sehat dan merendam subang tampa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida.

• Layu fusarium (cendawan

fusarium oxysporum var. Gladiol atau f.orthoceras var. Gladiol) penanggulanagn dapat dilakukan dengan emnyimpan subang ditempat yang tidak lembab serta merendam dalam larutan fungisida sebelum ditanam.

(55)

pada tempat yang kering, penyemprotan fungisida captan, zineb atau nabam. • Busuk keras (septoria

gladioli) gejala hampir sama dengan busuk kering tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Tanaman yang terserang biasanya berasal dari anak subang, pengendalian sama dengan busuk kering.

Umur Panen Panen sudah dapat dilakukan

pada umur 60 – 80 hari sejak tanam, dan dapat dilakukan setiap 10 har

Penempatan & Kegunaan Tanaman

- Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

(56)

Famili : Amaryllidaceae

Nama Latin : Hippeastrum sp

Nama Lain : Bakung

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh,

cahaya kurang

Pembungaan sulit dan umbi kecil

Temperatur : 15 – 24 0C ;

Induksi bunga 21 – 27 0C

Kelembaban Udara : 60 – 70 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji (untuk

pemuliaan)

Vegetatif melalui umbi, sisik, dan kultur jaringan.

Media Tanam : Campuran kompos dedaunan,

pupuk kandang dan pasir (1:1:1) Umbi diletakkan 2/3 bagian media dan 1/3 bagian media dibiarkan terbuka.

Penyiraman : Pemberian air tidak terlalu

banyak, biarkan media sampai kering baru disiram kembali. Terlalu banyak air akan merusak perakaran dan mengganggu pembentukan umbi.

(57)

Pemupukan : Pemupukan dilakukan pada saat pembentukan umbi, yaitu dengan NPK dan bahan organik. Pada saat penanaman dan induksi pembungaan tidak perlu diberikan pupuk.

O P T : Tanaman Ini Tidak Terlalu

Bermasalah Terhadap Hama, Meski Demikian Spider Mites Dapat Enyerang Tapi Agak Jarang.

Penyakit Yang Umum

Menyerang Adalah

Stagonospora Curtisii, Erwinia, Botrytis cinerea, Pythium dan

Rhizoctonia. Pencegahan serangan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan fungisida pada umbi.

Umur Panen : Bunga sudah dapat dipanen

sejak umbi ditanam sampai bunga mekar pada umur 6 – 8 minggu.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

(58)

Famili : Begoniaceae

Nama Latin : Begonia acerifolia, B. Acetosa,

B. Auriculata, B.boweri

Nama Lain : Begonia

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 900 – 2.300 m dpl

Intensitas Cahaya : Tanaman membutuhkan

cahaya

terang namun tidak menyukai terkena cahaya matahari secara langsung

Temperatur : 15 – 30 0C

Kelembaban Udara : > 50 % Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Vegetatif dengan stek daun dan batang, pemisahan anakan.

Media Tanam : Campuran kompos, tanah top

soil, pasir (1:1:1)

Penyiraman : 2 – 3 kali sehari tergantung

cuaca

Pemupukan : Pupuk akar : NPK 3:2:1 dengan

dosis ½ sdm

Pupuk daun : pupuk yang mengandung N tinggi, dengan dosis 1 cc atau 1 g/L dan disemprotkan 1 minggu sekali.

(59)

O P T : Penanggulangan secara prepentif dengan cara melakukan budidaya tanaman yang sehat

Pengendalian resposif dengan cara yang ramah lingkungan : - Secara mekanik dengan

memotong bagian tanaman yang sakit

- Menggunakan agen hayati atau biopestisida

Umur Panen : Tanaman biasanya dipanen

sesuai dengan kebutuhan panen terhadap nilai estetika tanaman.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

(60)

Famili : Heleconiaceae

Nama Latin : Heleconia

Nama Lain : Heleconia, pisang-pisangan

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 50 – 700 m dpl

Intensitas Cahaya : Membutuhkan cahaya matahari

penuh

Temperatur : 21 – 35 0C

Kelembaban Udara : 60 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan menggunakan

biji

Vegetatif melalui pemisahan

anakan dan rhizome, pembelahan

rumpun.

Media Tanam : Campuran media yang dapat

digunakan adalah tanah dan

bahan organik perbandingan 1:1,

heliconia torelan terhadap berbagai

jenis tanah seperti tanah vulkanik,

aluvial, samapai tanah padat

dan lempung. Sebaiknya media

difumigasi sebelum dilakukan

penanaman.

Penyiraman : Tanaman ini membutuhkan air

dalam jumlah banyak namun tidak

dalam keadaan tergenang.

Pemupukan : Pupuk dapat digunakan adalah

pupuk organik, NPK (3:2:1 atau

3:1:5), pupuk daun dengan dosis

1-2 gr/L dengan frekuensi 1-2 kali

seminggu.

(61)

O P T : - Kumbang : dikendalikan dengan

sanitasi kebun, pengaturan

jarak tanam dan penyemprotan

insektisida

- Semut : melalui pembersihan

daun-daun tua, penjarangan

tanaman, penaburan insektisida

curater ½ sendok teh kedalam

tanah atau disemprotkan.

- Kutu dompolan putih

(Pseudococcus lilancium CKLL) diatasi dengan pembersihan

daun yang terserang serta

tanaman tua,

pengaturan jarak tanam,

pemberian insektisida,

penggunaan musuh alami seperti

: Coccophagus gurneyi Comp dan Lembing sebagai predator

- Tungau merah dan ulat

kantong dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida

- Karat daun dikendalikan dengan

fungisida yang diberikan pada

saat serangan belum terlalu

parah.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan ketika

bunga sudah mekar optimal,

yaitu pada saat seludang sudah

(62)

Famili : Caryophyllaceae

Nama Latin : Dianthus caryophyllus

Nama Lain : Anyelir, Carnation

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 700 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Penanaman 290 – 380 fc Pembungaan 5000 – 6000 fc Lama penyinaran masa vegetatif 8 – 10 jam

Lama penyinaran masa reproduktif 13 – 14 jam

Temperatur : Siang 22 – 28 0C

Malam 15 – 18 0C

Kelembaban Udara : 60 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif dengan stek tunas samping, dan kultur jaringan

Media Tanam : Penanaman dapat dilakukan

dalam bak dengan media dari campuran tanah dan bahan penggemburan seperti pupuk hijau, merang segar dan merang bakar. Jika media tanah, sebaiknya yang mengandung liat dan pasir sehingga aerase dan drainase yang baik. Selain itu media harus disterilisasi dahulu dengan fungisida.

(63)

Penyiraman : Penyiraman sebaiknya menggukan sistem irigasi tetes atau springkler. Anyelir membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman anyelir sensitif terhadap kandungan garam yang tinggi.

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada

saat pengolahan media, pupuk selanjutnya dapat digunakan NPK dan pupuk organik. Pada tanah masam diperlukan tambahan kalsium 150 – 200 ppm. Kebutuhan pertanaman anyelir untuk unsur N adalah 25 – 40 ppm, P 25 – 40 ppm, K 5 – 10 ppm.

O P T : Hama yang umum menyerang

adalah Aphids, Mealybugs,

Scale insects, dan Trips. Sedangkan untuk penyakit yang umum ditemukan adalah bercak daun bakteri, Downy mildew, karat (Dust), gosong (Smut), Layu da Mosaik.

Umur Panen : Anyelir mulai berbunga pada

umur 5 bulan

(64)

Famili : Nyctaginaceae

Nama Latin : Bougainvillea glabar

Nama Lain : Bunga kertas, bogenvil.

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 0 – 2.000 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh, Tetapi juga toleran lingkungan teduh

Temperatur : 20 – 36 0C

Kelembaban Udara : 60 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif dengan stek batang,

cangkok dan okulasi (menem-pel)

Media Tanam : Media yang baik adalah

cam-puran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:1

Penyiraman : Penyiraman dapat dilakukan

satu kali sehari, pada pagi atau sore.

Pemupukan : Pupuk NPK dapat digunakan

dengan dosis 4-5 gr/tan/bulan

(65)

O P T : Hama yang umum ditemukan adalah aphids, kutu putih dan embun jelaga,

Penyakit yang dapat ditemukan biasa dsebabkan oleh Phytoph-tora, Pythium dan Cerospora

Penanggulangan OPT dapat dilakukan dengan melakukan sistem budidaya sehat, antara lain dengan penggunaan bibit sehat dan menjaga kebersihan kebun. Jika serangan sudah parah dapat digunakan pestisi-da sesuai dengan anjuran.

Umur Panen : Panen dan pemasaran sudah

dapatdilakukan mulai dari tu-nas berkembang sampai tana-man mengeluarkan bunga, 3-4 bulan.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

(66)

Famili : Amaranthaceae

Nama Latin : Amaranthus caudatus

Nama Lain : Amaranthus, bayam-bayaman

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 500 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 15 – 25 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Media Tanam : Media yang bagus adalah kaya

akan humus dan agak berpasir,

Penyiraman : Penyiraman dilakukan sampai

media lembab, namun tidak sampai membuat air tergenang

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada

saat pengolahan tanah dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat mengguanakan NPK dengan dosis dan waktu sesuai anjuran

(67)

O P T : Hama kutu, aphids, ulat, nematoda dan belalang dikendalikan dengan cara melakukan sistem budidaya yang baik dan denga menggunakan insektisida atau nematoda sesuai dengan anjuran.

Penyakit yang umumnya menyerang adalah Phytium dan Fusarium, yang dikendalikan dengan menjaga kebersihan tanaman dan jika seranag sudah parah dapat digunakan fungisida

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 3 – 3,5 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

(68)

Famili : Rubiaceae

Nama Latin : Ixora javanica

Nama Lain : Asoka

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 50 – 800 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 20 – 35 0C

Kelembaban Udara : 20 – 70 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif dengan stek atau cangkok.

Media Tanam : Media tanam terdiri dari

campuran tanah kebun, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 5:4:1

Penyiraman : Penyiraman dilakukan sesuai

dengan kebutuhan tanaman

Pemupukan : Tanaman asoka lebih

membutuhkan pupuk organik, seperti pupuk kandang dalam jumlah yang cukup agar tanah tetap dalam keadaan gembur. Pupuk NPK (15:20:15) dapat digunakan untuk merangsang pembungaan.

(69)

O P T : Hama yang sering ditemukan adalah kutu putih (Pseudococcus citri) yang dapat bersimbiosis komplikasi dengan cendawan yang terlihat putih seperti tepung.

Penyakit yang umum menyerang adalah embun jelaga

Penanggulangan OPT dapat dilakukan dengan penggunaan bibit yang sehat dan menjaga kebersihan kebun, jika serangan parah dapat digunakan pestisida sesuai dengan anjuran.

Umur Panen : Asoka sudah dapat dipasarkan

mulai umur 3-4 bulan. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(70)

Famili : Asteraceae

Nama Latin : Helianthus annuus

Nama Lain : Bunga Matahari, Sarangenge

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl Intensitas Cahaya : Sinar matahari penuh

Temperatur : 15 – 30 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan

menggu-nakan biji

Media Tanam : Media harus porous, lembab

dan memiliki aerasi dan drain-ase yang baik, memiliki kand-ungan humus yang banyak dan memiliki kandungan pasir.

Penyiraman : Penyiraman diatur agar media

selalu lembab, namun tidak ter-lalu basah.

Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan

adalah pupuk kandang atau kompos, pupuk susulan dapat digunakan NPK yang dilakukan secara rutin.

(71)

O P T : Hama yang umum menyerang adalah ulat, belalang, aphids, penggerek daun, dan kutu pu-tih. Penanggulangan dapat dilakukan secara manual den-gan membuang hama yang ditemui dan jika serangan su-dah dirasa parah maka dapat dilakukan pengendalian den-gan bahan kimia.

Penyakit yang umumnya menyerang adalah botrytis dan fusarium, penanggualangan dapat dilakukan dengan cara penanaman bibit yang resis-tan, penggunaan sistim budi-daya yang baik dan menjaga kebersihan linggkungan kebun atau tempat penanaman bunga tersebut.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 2 – 3 bulan. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(72)

Famili : Amaranthaceae

Nama Latin : Celosia cristata

Nama Lain : Jengger Ayam

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 15 – 30 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Media Tanam : Media tanam harus porous,

lembab, dan memiliki aerasi dan drainase yang baik.

Penyiraman : Penyiraman diatur agar media

selalu lembab, namun tidak ba-sah.

Pemupukan : Pupuk dasar dapat diberikan

berupa pupuk kandang atau kompos, selanjutnya pemupu-kan dapat dilakupemupu-kan dengan menggunakan pupuk majemuk NPK yang diberikan sesuai ke-butuhan.

(73)

O P T : Hama yang umum menyerang adalah ulat, belalang, aphids, penggerek daun, dan kutu pu-tih. Penanggulangan dapat dilakukan secara manual den-gan membuang hama yang ditemui dan jika serangan su-dah dirasa parah maka dapat dilakukan pengendalian den-gan bahan kimia.

Penyakit yang umumnya menyerang adalah botrytis dan fusarium, penanggualangan dapat dilakukan dengan cara penanaman bibit yang resis-tan, penggunaan sistim budi-daya yang baik dan menjaga kebersihan linggkungan kebun atau tempat penanaman bunga tersebut.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 3 bulan. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

(74)

Famili : Ericaseae

Nama Latin : Rhododendron mocronatum

BL.G.Don

Nama Lain : Azalea

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 300 – 700 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya matahari penuh

Temperatur : 18 – 21 0C

Kelembaban Udara : 50 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif melalui stek tunas, penyambungan dan cangkok

Media Tanam : Jika ditanam dalam pot, media

tanam terdiri dari campuran arang sekam, pasir, dan cocopeat perbandingan 1:1:1. Untuk penanam-an di lahan, media tanam terdiri dari campuran tanah, pasir, pupuk kandang atau kompos.

Penyiraman : Penyiraman harus membuat

media menjadi lembab dan tidak tergenang, pada musim kemarau penyiraman dapat ditingkatkan 2 – 3 kali sehari.

(75)

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan tanah/ media. Pupuk lanjutan dapat diberikan pupuk kandang/ kompos yang diberikan tiga bulan sekali, sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan NPK dengan dosis 1 sendok makan pertanaman setiap sekali sebulan pertanaman. Pupuk cair juga dapat dilakukan dengan penyemprotan setiap sekali sebulan.

O P T : Hama yang sering menyerang

tanaman ini adalah penggerek batang, rayap, dan kutu putih yang ditandai dengan kumpulan semut, sedangkan serangan penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur Penanggulangan dapat dilakukan dengan penggunaan sistem budidaya yang baik, jika serangan sudah terlihat parah dapat digunakan pestisida sesuai dengan anjuran.

Umur Panen : Anyelir mulai berbunga pada

(76)

Famili : Asteraceae

Nama Latin : Bellis perennis L

Nama Lain : Aster

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 500 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh cahaya setengah

naun-gan

Temperatur : 20 – 24 0C

Kelembaban Udara : 50 – 80 0C Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Media Tanam : Media tanam dapat berupa

campuran tanah, pasir dan kompos (1:1:1), media harus selalu gembur, porous, dan mempunyai banyak bahan or-ganik.

Penyiraman : Penyiraman ddilakukan secara

rutin sampai media menjadi lembab namuntidak tergenang.

Pemupukan : Pupuk dasar dapat diberikan

pupuk kandang atau pupuk kompos yang dicampurkan dengan media atau lahan tem-pat penanaman. Pupuk susulan dapat diberikan NPK (15:15:15) dosis 5 gr/rumpun yang diberi-kan di sekeliling rumpun atau pada larikan tanaman.

(77)

O P T : Hama yang umum ditemukan adalah ulat minirder yang dapat menyebabkan daun rontok dan mati, pengendalian dapat menggunakan insektisida sesai dengan dosis dan anjuran Untuk penyakit yang umumnya menyerang disebabkan oleh

cendawan Phythopthora sp

yang menyebabkan daun-daun mengeluarkan bercak kemudi-an layu dkemudi-an mati. Pengenda-lian dapat dilakukan dengan menjaga drainase lahan atau media tanam jangan sampai tergenang, jika serangan ma-sih baru segera potong bagian terserang kemudian dibakar. Jika serangan sudah parah dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida.

Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan

pada umur 3 – 4 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(78)

Famili : Alstroemeriaceae

Nama Latin : Alstromeria sp

Nama Lain : Lili of the incas

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 400 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh naungan 25 – 50 %

Temperatur : 15 – 25 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif dengan rhizom,

pemisahan rumpun dan kultur jaringan

Media Tanam : Media tanam harus porous,

tidak terlalu lembab dan memiliki aerase dan drainase yang baik. Dapat juga menggunakan media tampa tanah seperti campuran cocopeat, sekam bakar, pupuk kandang dan

kompos (Trichokompos /

Gliocompos)

Penyiraman : Penyiraman harus dilakukan

setiap hari, terutama pada musim kemarau karena tanaman ini tidak toleran terhadap kondisi kering. Dianjurkan menggunakan mulsa seperti jerami, sekam, daun bambu dan lain-lainnya untuk menjaga temperatur tanah.

(79)

Pemupukan : Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kandang atau kompos, pupuk susulan dapat diberikan NPK secara rutin.

O P T : Hama yang umum menyerang

adalah kutu-kutuan, trips, tungau, keong, ulat, kutu kebul, nematoda. Pada kondisi lingkungan yang terlalu basah banyak menimbulkan serangan

Phytium dan Phythopthora,

sedangkan pada kondisi panas bisa memunculkan Rhizoctonia.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 4 – 6 bulan. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(80)

Famili : Zingiberaceae

Nama Latin : Etlingera elatior

Nama Lain : Honje, kecombrang

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Memerlukan naungan (75 – 85

%)

Temperatur : 15 – 30 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif dengan menggunakan

rimpang

Media Tanam : Media yang baik berupa tanah

lempung berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus.

Penyiraman : Penyiraman dilakukan

untuk menjaga kelembaban media, drainase media harus selalu dalam keadaan baik, penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca.

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pupuk

kandang atau kompos, sedangkan untuk pupuk susulan diberikan NPK dengan dosis dan waktu sesuai anjuran.

(81)

O P T : Hama yang banyak menyerang adalah apids, ulat, belalang, dan kumbang. Penyakit yang menyerang berasal dari

Xanthomonas, Botrytis dan embun jelaga.

Umur Panen : Panen dilakukan pada tanaman

berumur 2 tahun. Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(82)

Famili : Euphorbiaceae

Nama Latin : Euphorbia milii

Nama Lain : Euporbia

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 50 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : Butuh matahari penuh, dan Sedikit toleran naungan

Temperatur : 4 – 40 0C

Kelembaban Udara : 60 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif dengan stek dn penyambungan

Media Tanam : Media tanam harus selalu

kering dan porous. Campuran cocopeat, sekam bakar, sekam biasa, pasir malang dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:1:1

Penyiraman : Dilakukan jika diperlukan

saja, lakukan pengabutan halus bila cuaca terlalu panas, untuk menjaga kelembaban nisbi udara tetap tinggi dan tidak membuat media tanam menjadi basah karena dapat menyebabkan pembusukan.

(83)

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan media atau lahan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, untuk pupuk lanjutan dpat digunakan pupuk NPK sesuai dengan dosis dan anjuran serta penggunaan pupuk daun.

O P T : Pengendaian OPT dapat

dilakukan secara mekanis maupun dengan penggunaan pestisida sesuai dengan dosis anjuran,

Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan

pada umur 3 – 4 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

(84)

Famili : Acanthaceae

Nama Latin : Jacobinia carnea (Lindl.)

Nichols

Nama Lain : Lilipop merah, Jacobinia

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 50 – 1.500 m dpl

Intensitas Cahaya : 50 – 75 %

Temperatur : 10 – 22,5 0C

Kelembaban Udara : 50 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif dengan biji

Vegetatif melalui stek batang

Media Tanam : Media dapat berupa campuran

daritanah dan humus bambu/ hutan dengan perbandingan 1:1

Penyiraman : Penyiraman dilakukan sesuai

kebutuhan. Pada musim kemarau, penyuraman dilakukan secara rutin minimal

1 kali sehari

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan pada

waktu pengolahan media tanam dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos, pupuk selanjutnya dapat menggunakan NPK dosis 1 sendok makan pertanaman setiap 3 bulan sekali

(85)

O P T : Hama yang umum menyerang adalah kutu daun, ulat dan belalang. Sedangkan penyakit yang umum ditemukan adalah karat daun.

Penanggulangan OPT dilakukan tindakan prepentif

dengan menjaga tanaman selalu bersih dan tidak lembab. Jika serangan sudah parah dapat disemprotkan pestisida sesuai dosis dan anjuran.

Umur Panen : Panen dapat dilakukan pada

umur 8 – 12 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian

(86)

Famili : Solanaceae

Nama Latin : Solanum mammosum

Nama Lain : Terong susu, Nipple fruit,

Terong hias, Apple of sodom Agroklimat

Ketinggian Tempat : 200 – 1.200 m dpl

Intensitas Cahaya : Cahaya matahari penuh

Temperatur : 15 – 32 0C

Kelembaban Udara : 70 – 90 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Media Tanam : Terong hias dapat tumbuh

dilahan dengan tanah lempung berpasir, tanah dengan kandunagn humus tinggi dan berdrainase serta aerase yang baik

Penyiraman : Penyiraman disesuaikan

dengan kondisi cuaca.

Pemupukan : Pupuk dasar diberikan berupa

pupuk kandang atau kompos yang diberikan pada saat pengolahan tanah, sedangkan pupuk lanjutan dapat diberika NPK sesuai dengan dosis dan frekuensi sesuai dengan anjuran.

(87)

O P T : Hama yang sering ditemukan adalah Aphids, Ulat, Belalang,

Thrips, dan kumbang pengendalian hama ini dilakukan apabila serangan sudah sangat parah dan merusak tanaman.

Sedangkan penyakit yang sering terjadi adalah

Xanthomonas, Embun jelaga,

Botrytis dan Cercospora, penyakit ini dikendalikan dengan menjaga kebersihan tanaman, menjarangkan tanaman dan jika serangan sudah parah dapat dilakukan pemberian fungisida atau bakterisida.

Umur Panen : Panen dapat dilakukanpada

umur 3 – 4 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

(88)

Famili : Rutaceae

Nama Latin : Murraya Exotica

Nama Lain : Kemuning

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 0 - 400 meter

Intensitas Cahaya : Cukup - penuh

Temperatur : 12 – 27 ° C

Kelembaban Udara : 30 – 50 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji

Vegetatif dengan stek batang,

cangkok dan perundukan

Media Tanam : Media harus remah, porous, dan

kaya bahan organik.

Jika ditanam dilahan, tanah harus

digemburkan sampai kedalaman

30 – 40 cm, dengan mencampurkan

bahan organik ke dalam tanah

serta pembuatan bedengan.

Penyiapan lahan dilakukan pada

musim kemarau dan penanaman

di musim hujan.

Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada

pagi dan sore hari sampai media

menjadi basah, penyiraman secara

rutin setiap hari dilakukan sampai

tanaman berumur satu bulan

(89)

Pemupukan : Pupuk yang digunakan harus tepat

jenis, dosis, waktu serta tepat cara.

Pemupukan dilakukan pada pagi

hari, atau tidak pada saat hujan.

Pemupukan dilakukan tiap sekali

tiga bulan dengan menggunakan

jenis pupuk Urea 300-700 kg/ha,

TSP 300-500 kg/ha, KCL 100-300

kg/ha per tahun.

O P T : - Ulat palpita (Palpita uniolis

Hub) dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida

- Penggerek bunga

(Hendecacis duplifascialis Hmps) dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida

- Trips (Chaetanaphothrips)

ditanggulangi dengan

mengurangi ragam jenis

tanaman inang, atau dengan

penyemprotan insektisida.

- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus Targioni-Tozzeti) dikendalikan dengan insektisida

- Ulat Neosinoe (Neusinoe

(Lepyrodes) geometratis)

dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida.

(90)

Famili : Cananga Odorata

Nama Latin : Cananga Odorata

Nama Lain : Kemuning

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 0 - 400 meter

Intensitas Cahaya : Cukup - penuh

Temperatur : 12 – 27 ° C

Kelembaban Udara : 0 – 30 %

Budidaya

Perbanyakan : Vegetatif dengan stek batang,

cangkok

Media Tanam : Media harus remah, porous,

dan kaya bahan organik, ditanam dilahan, tanah harus digemburkan sampai kedalaman 30 – 40 cm, dengan mencampurkan bahan organik ke dalam tanah serta pembuatan bedengan. Penyiapan lahan dilakukan pada musim kemarau dan penanaman di musim hujan.

Penyiraman : Penyiraman dilakukan pada

pagi dan sore hari sampai media menjadi basah, penyiraman secara rutin setiap hari dilakukan sampai tanaman berumur satu bulan

(91)

Pemupukan : Lakukan pemupukan NPK. Pada umur tiga bulan, beri

pupuk NPK yang unsur

Nitrogennya tinggi sebanyak

setengah sendok teh per pot. Ulangi lagi pada umur enam

bulan, tapi dosisnya dinaikkan

menjadi satu sendok teh per

pot, dan ulangi setiap 2 – 3 bulan sekali.

O P T : - Ulat dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida

- Penggerek bunga (Hendecacis duplifascialis

Hmps) dikendalikan dengan penyemprotan insektisida

- Kutu putih / sisik (Pseudococcus longispinus

T a r g i o n i - T o z z e t i )

dikendalikan dengan insektisida

- Ulat Neosinoe (Neusinoe (Lepyrodes) geometratis)

dikendalikan dengan penyemprotan insektisida.

Umur Panen : Panen sudah dapat dilakukan

pada umur 7 – 12 bulan Penempatan &

Kegunaan Tanaman

- Dalam ruangan & Rangkaian

(92)

Famili : Aracaceae (palem-paleman)

Nama Latin : Raphis excelsa

Nama Lain : Raphis

Agroklimat

Ketinggian Tempat : 0 – 1.000 m dpl

Intensitas Cahaya : 15 – 30 %

Temperatur : Siang hari 25 – 33 0C

Malam hari 18 – 22 0C

Kelembaban Udara : 50 – 80 %

Budidaya

Perbanyakan : Generatif melalui biji, dan

se-cara vegetatif dengan pemisahan anakan. Benih yang digunakan ha-rus berasal dari benih dengan asal usul yang jelas dan berkualitas

Media Tanam : Tanah harus digemburkan dengan

kedalaman 20 – 30 cm, dan dibuat-kan saluran drainase antara beden-gan.

Penyiraman : Penyiraman dilakukan setiap hari

dari awal tanam sampai tanaman umur 4 bulan, setelah 4 bulan peny-iraman dilakukan minimal 3 kali seminggu. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari.

Pemupukan : Pemupukan dilakukan hanya pada

waktu musim hujan, sedangkan pada musim kemarau tidak dilaku-kan pemupudilaku-kan. Tanaman < 2 m, pemupukan dilakukan dengan 0,5 – 1 kg NPK per tanaman, pada ket-inggian tanaman > 3 m diberikan 1 – 2 kg NPK pertanaman.

(93)

O P T : - Belalang (Aularches miliaris dan Valangan nigricans) diken-dalikan dengan membunuh be-lalang, menanam tanaman pe-nutup tanah dan menggunakan insektisida Basudin 90 SC (2 cc/L)

- Pucuk layu (jamur Thielaviopsis sp, Botrydiplodia sp, Fusarium sp, Chlaraopsis sp, Erwinia sp, dan Gloesporium sp) dikenda-likan dengan memperbaiki pen-gelolaan tanaman

ter-- masuk pemupukan yang

berim-bang, sanitasi yang baik, mem-buang dan membakar tanaman yang terserang.

- Bercak daun (jamur Fusarium

(94)

: - Penyakit akar dikendalikan

dengan memperbaiki pengelolaan tanaman termasuk pemupukan yang berimbang, sanitasi lingkungan, membuang dan membakar tanaman terserang.

Umur Panen Panen dilakukan apabila

minimal 5 tangkai daun tumbuh tegak, sehat, panjang tangkai daun seragam, mempunyai daun yang utuh tampa cacat. Jumlah dan ukuran tanaman disesuaikan dengan kebutuhan setting rangkaian, memiliki akar yang bagus, sehat serta tidak merusak tanaman raphis lain yang belum panen. Daun tetap segar untuk ditanam kembali dalam rangkaian.

Penempatan & Kegunaan Tanaman

: - Dalam ruangan & Rangkaian - Luar Ruangan & Tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi kajian ini justru meletakan “institusionalisasi lain” sebagai sebuah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam proses pelembagaan penyelenggara Pemilu

Proses penyangraian akan menghasilkan aroma yang khas dari kopi dan akan menyebabkan perubahan pada biji kopi serta terjadi perubahan warna, aroma, rasa dan volume dari biji

/ika besi bersinggungan dengan oksigen atau bersinggungan dengan logam lain dalam lingkungan air akan terjadi sel elektrokimia di mana logam yang memiliki E red lebih !epat sebag

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa self reliance dalam strategi pertahanan Australia adalah upaya Australia untuk menciptakan pertahanan yang mandiri dalam

V naslednjem grafikonu grafikon številka 6 pa lahko vidimo, da je deleţ ovadenih drţavljanov BiH glede na število tujcev z istim drţavljanstvom najmanjši v vseh letih.. Drţavljani

Sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3, penilaian kinerja 360 derajat mengakomodasi proses evaluasi kognitif terhadap penilaian kinerja yang dialami individu karena

(1) Sejumlah warga negara yang berhak memilih tetapi tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) atau nomor induk kependudukan (NIK), sehingga tidak dapat terdaftar dalam

Pada usia tersebut dikhawatirkan belum memiliki keterampilan hidup (life skills) yang memadai, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang masih minim, sehingga