• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 212007086 Full Text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 212007086 Full Text"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Di dalam lingkungan persaingan dan perubahan gaya hidup konsumen saat ini, perusahaan menghadapi tantangan untuk meningkatkan pangsa pasar produknya. Perusahaan berusaha menyesuaikan produk yang dihasilkan dengan gaya hidup, selera konsumen, dan kebutuhan konsumen. Perusahaan melakukan berbagai cara agar konsumen terdorong untuk membuat keputusan pembelian dan kemudian membeli produk tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah meningkatkan pengeluaran untuk mengelola kemasan produk bahkan sebagian perusahaan menghabiskan anggaran lebih banyak untuk mengembangkan kemasan produknya daripada periklanan, dan kemasan sering menjadi usaha pemasaran yang paling berbeda.

Oleh karena itu peranan kemasan sekarang telah berkembang, tidak hanya dipandang sebagai alat untuk melindungi produk dari kerusakan, tetapi sebagai alat untuk mempromosikan produk. Perusahaan menggunakan kemasan sebagai alat untuk promosi penjualan. Usaha perusahaan untuk menggunakan kemasan produk mereka sebagai alat penjualan saat ini telah berkembang pesat. Menurut para ahli, kemasan sudah diakui sebagai strategi bersaing. Kemasan merupakan bagian dari strategi pemasaran sebuah produk, sehingga peranan kemasan tidak bisa diabaikan begitu saja.

(2)

satu alat promosi efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan.

Konsumen yang puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan konsumen baru. Mempertahankan semua konsumen yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian konsumen karena biaya untuk menarik konsumen baru lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang konsumen yang sudah ada (Kotler,2000). Jadi mempertahankan konsumen sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Loyalitas merupakan reaksi /jawaban konsumen yang menyangkut kesetiaan, dimana konsumen bersikap positif terhadap produk/produsen diikuti pola pembelian ulang yang konsisten (Tjiptono,1999). Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul adanya kesetiaan konsumen.

(3)

keterlibatan tinggi pada pilihannya terhadap obyek tertentu, dan bercirikan dengan ketiadaan pencaharian informasi eksternal dan evaluasi alternative (Engel et al, 1995). Loyalitas harus diusahakan dan dipelihara melalui komitmen yang berkesinambungan demi kepuasan konsumen.

Salah satu perusahaan yang mengalami persaingan yang sangat gencar adalah perusahaan dalam industri pembalut wanita. Persaingan dalam industri pembalut wanita semakin ketat, karena industri ini mempunyai banyak sekali pemain. Mencermati hal ini, tidaklah mudah bagi suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan produknya di pasaran, sehingga perusahaan harus selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar, serta dapat membangun dan mengelolanya dengan baik.

(4)

dalam pemakaian isi ulang dan dapat memberikan daya tarik dengan penampilan bentuk, warna maupun desainnya. Kemungkinan apa yang dapat diungkapkan oleh pernyataan dapat membantu perusahaan pembalut wanita untuk tidak asal-asalan membuat kemasan yang dapat menarik saja, namun dapat membuat konsumen agar tetap loyal terhadap apa yang dilakukan perusahaan pembalut wanita tersebut didalam mendesain suatu kemasan produk.

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang loyalitas terhadap kemasan yang belum banyak diungkapkan dalam penelitian–penelitian saat ini, yaitu loyalitas pada kemasan pembalut wanita. Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah ukuran/isi pada kemasan pembalut wanita.

Masalah dan Persoalan Penelitian

Masalah penelitian yang akan dibahas adalah loyalitas kemasan pembalut wanita di kalangan tenaga akademik (wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Berdasarkan hal tersebut, persoalan penelitian yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Seperti apa loyalitas kemasan pembalut wanita di kalangan tenaga akademik (wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi loyalitas di kalangan tenaga akademik (wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada kemasan pembalut wanita?

(5)

Tujuan penelitian ini adalah: (i) untuk mengetahui loyalitas kemasan pembalut wanita di kalangan tenaga akademik (wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, dan (ii) untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi loyalitas di kalangan tenaga akademik (wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada kemasan pembalut wanita.

Sementara itu manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang loyalitas kemasan pada pembalut wanita agar konsumen tertarik dan kemudian berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sementara secara praktis, bagi produsen sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mendesain kemasan produk pembalut wanita agar konsumen tertarik yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Landasan Teori

Loyalitas

(6)

Dalam penelitian ini loyalitas adalah tingkat sejauh mana kesetiaan konsumen akan suatu produk dengan keinginan pembelian ulang produk tersebut di masa yang akan datang.

Konsep loyalitas yang dikemukaan oleh Oliver (1999) terdiri dari tiga komponen loyalitas yaitu : (i) Cognitively loyal, (ii) Affectively loyal, dan (iii) Conatively loyal. Cognitively loyal adalah tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan jasa dan manfaatnya, dan dilanjutkan ke pembelian berdasarkan pada keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Pada tahap ini dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang disediakan bagi konsumen. Bentuk loyalitas ini merupakan bentuk yang terlemah. Affectively loyal, sikap favorable konsumen terhadap jasa yang merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively loyal berlangsung. Pada tahap ini dasar kesetiaanya adalah pada sikap dan komitmen konsumen terhadap produk atau jasa sehingga pada tahap ini telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya. Sementara Conatively loyal, Intensi pembeli ulang yang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi. Dari ketiga bentuk kesetiaan, conatively loyal merupakan prediktor yang terbaik.

(7)

lain yang lebih murah, (iii) kelompok Passively Loyalist yaitu mereka yang membeli karena kebiasaan dan bukan karena alasan tertentu. Apabila konsumen terbiasa membeli merek A, maka tanpa berfikir panjang, mereka juga akan mengkonsumsi merek A, (iv) kelompok Fence Sitters yaitu mereka yang merasa tidak ada bedanya menggunakan merek A maupun merek B, (v) kelompok Committed Customers yaitu mereka yang mempunyai komitmen untuk membeli merek itu kembali. Mereka mempunyai suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi konsumen dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai jati dirinya.

Kemasan

Peranan Kemasan

Kotler mendefinisikan kemasan sebagai keseluruhan aktivitas mendesain dan menghasilkan tempat / wadah untuk produk. Kemasan dapat didefinisikan sebagai membungkus produk di sekitar konsumen yang menyajikan isi,mengidentifikasi, menggambarkan, melindungi, mempromosikan, mempertunjukkan, dan akibatnya membuat produk dapat dipasarkan dan tersimpan dengan bersih. Tujuan dari kemasan adalah untuk membuat produk siap dijual karena kemasan melindungi dan melawan kerusakan dan mencegahnya dari hal-hal yang buruk selama proses penyimpanan.

(8)

(Gonzales, (2008), telah mengindikasi pentingnya pengemasan dalam kasus pada toko, ketika konsumen membeli produk yang tidak bermerk. Melihat bahwa paling banyak konsumen cenderung untuk menyentuh produk sebelum membeli, mereka memperlakukan kemasan produk sebagai alat untuk melindungi konsumen dari kontaminasi, untuk mengijinkan mereka menyentuh produk tanpa larangan.

Beberapa peranan dapat diklasifikasikan menjadi : Promotional role

Kemasan seharusnya menarik konsumen dan seharusnya menyediakan isyarat simbolik untuk produk yang berbeda dari pesaingnya. Di dalam retail, kemasan menjadi titik paling akhir dalam penjualan yang menyediakan jawaban untuk bebrapa pertanyaan yang kemungkinan konsumen punya tentang produk. Peranan promosional kemasan serupa dengan peranan periklanan. Kemasan berfungsi untuk : (1) Membangkitkan kesadaran dan pengenalan kan merk sebagai angoota dari kelas produk, (2) Membangkitkan kesadaran dan pengenalan akan merk sebagai pembedaan dengan pesaingnya, (3) Menciptakan atau memperkuat sikap yang baik kepada merk, (4) Meningkatkan keuntungan, (5) Meningkatkan jumlah pembelian

Informational role

(9)

persetujuan. Beberapa informasi diperlukan untuk membantu membangun ke-khasan produk dan juga membantu konsumen pada keputusan pembelian mereka. Functional role

Kemasan memiliki sejumlah besar peranan fungisional,yaitu :

(1) Perlindungan dan pemeliharaan. Fungsi dasar dari pengemasan adalah untuk melindungi dan memelihara isi yang ada dalam kemasan selama diangkut dari pabrik sampai kepada konsumen terakhir. Kemasan memberikan perlindungan selama pengangkutan dan distribusi ,melindungi dari dampak iklim (panas, dingin, lembab, penguapan), melindungi dari substansi yang berbahaya dan kontaminasi, (2) Penahanan. Banyak produk yang harus ditahan sebelum mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lainny. Fungsi penahanan dari pengemasan membuat kontribusi yang besar untuk melindungi lingkungan. Kemasan yang lebih baik membantu untuk memelihara kualitas produk dan pencapain produk sampai ke tangan konsumen. Ini memberi gambaran yang lebih baik pada organisasi tersebut, (3) Komunikasi. Fungsi utama kemasan adalah mengkomunikasikan produk. Sebuah kemasan harus mengkomunikasikan apa yang produk tersebut jual.Pengemasan sebagai alat untuk komunikasi diinvestigasi oleh Butkeviciene et al (2008), Gonzales, (2008). Kemasan mungkin dapat hanya menjadi komunikasi antara produk dan konsumen akhir di dalam toko (Gonzales et al (2008), p.63 ).

(10)

perlindungan setelah produk dibeli, (3) Menjadi bagian dari program pemasaran perusahaan, (4) Menjadi bagian dari program pemasaran konsumen di perusahaan. Sebagai konsekuensi peranan kemasan dalam komunikasi pemasaran yang meningkat , maka kemasan harus menarik perhatian konsumen dan membangkitkan nilai yang cukup dari produk ke konsumen dalam periode singkat dan tepat di dalam tempat penjualan. Oleh karena itu pemasar perlu untuk menelusuri elemen-elemen kemasan lebih detail, dalam rangka untuk memahami mana elemen yang paling penting untuk loyalitas pembelian.

Elemen Pengemasan

Ada banyak skema pengklasifikasian elemen kemasan di dalam literatur ilmiah ,yaitu: Pengklasifikasian Elemen Kemasan

Peneliti Banyaknya indikator kemasan

Indikator kemasan Smith & Taylor (2004) Ada 6 variabel yang harus

diambil dalam pertimbangan oleh produsen dan perancang ketika menciptakan kemasan yang efisien

Bentuk, ukuran, warna, grafik, bahan,dan rasa.

Kotler (2003) Kotler membedakan 6 elemen yang menurut dia harus dievaluasi ketika menggunakan keputusan pengemasan

Ukuran, bentuk bahan, warna, tulisan,brand

Vila & Ampuero (2007) , Underwood (2003 )

Membedakan 2 blok elemen pengemasan, yang terdiri dari Elemen grafis dan elemen struktural.

Elemen grafis: warna, tifografi, penggunaan bentuk, gambar Elemen structural :

bentuk,ukuran kemasan, dan bahan

Rettie & Brewer (2000) Membagi elemen pengemasan menjadi 2 kelompok , yaitu Verbal dan visual.

Verbal : slogan brand

Visual : daya tarik penglihatan, gambar

Butkeviciene

,Stravinskiene&Rutelione (2008)

Membagi elemen

pengemasan menjadi elemen non Verbal dan Verbal .

Non-Verbal : warna,

(11)

Sumber : Rita Kuvykaite, Aiste Dovaliene, and Laura Navickiene (2009)

Alasan-alasan utama perusahaan melakukan kemasan adalah (Dharmmesta, (1984)): (1) Merupakan salah satu fungsi dalam pemasaran. Maksudnya, pemberian bungkus pada suatu barang dapat melindungi barang tersebut dalam pengangkutannya dari produsen ke konsumen atau pemakai industri. Disamping itu, barang-barang yang diberi bungkus umumnya lebih praktis, lebih bersih dan lebih sulit menguap, tumpah ataupun rusak, (2) Pembungkusan juga dimasukkan dalam program pemasaran perusahaan. Dengan suatu kemasan, barang-barang dapat dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Selain melindungi barang, kemasan juga merupakan salah satu alat promosi yang efektif untuk memperkenalkan barang baru atau membantu perluasan pasar dari barang yang ada. (3) Pemberian bungkus pada barang

Verbal :nama poduk, brand, produsen / negara, informasi, penawaran spesial, petunjuk penggunaan.

Keller (2003) Mempertimbangkan pengemasan sebagai satu dari 5 elemen dari brand

Pengemasan menjadi salah satu 5 elemen brand , yaitu beserta : nama, logo, simbol grafik, kepribadian, dan slogan. Silayoi & Speece (2004 ;2007) Membagi pengemasan ke

dalam 2 kategori elemen, yaitu elemen visual dan informational elements.

Elemen visual :

Grafik, warna, bentuk, ukuran Informational element :

(12)

merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemungkinan laba bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat bungkus semenarik mungkin. Dengan bungkus yang sangat menarik diharapkan dapat memikat lebih banyak konsumen.

Tujuan Kemasan

Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi (Tjiptono, (2001): (1) Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar atau isi dan sebagainya,(2) Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya sup tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat anti nyamuk, parfum) dan lain-lain, (3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain, (4) Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistic, warna, bentuk, maupun desainnya, (5) Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh atau awet, lembut, mewah, (6) Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani, (7) Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas, dan (8) Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang produk. Syarat-syarat kemasan

(13)

kehilangan dan kekotoran, (b) Harus ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk tersebut. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis dan cara pembungkusan dengan biaya yang relative murah, akan tetapi dapat member kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya, (c) Ukuran kemasan hendaknya sesuai dengan kehendak pembeli, misalnya besar kecilnya dan bentuknya sesuai dengan unit kesatuan produk, (d) Kemasan haruslah memberikan aspek deskriptif, yaitu menunjukkan merek, kualitas, rasa dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk tersebut, dan (e) Kemasan hendaknya mempunyai citra dan aspek seni.

Loyalitas Kemasan

Menurut Dongoran (2001:206) loyalitas dibagi menjadi empat macam, yaitu loyalitas terhadap merek, loyalitas terhadap produk, loyalitas terhadap kemasan dan loyalitas terhadap toko. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas tentang loyalitas terhadap kemasan. Loyalitas kemasan adalah tingkat sejauh mana kesetiaan konsumen akan suatu produk dengan keinginan pembelian ulang tersebut dalam wadah atau pembungkus tertentu di masa yang akan datang.

Tabel 1.

Faktor – faktor yang diperhatikan dalam memilih kemasan

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih kemasan

Menurut (Shultz, (1961:325))

Menurut Wirya (6)

http://puslit.petra. ac.id/journals/des

ign

1.Design Kemasan  -

-2.Promosi  - 

(14)

-4.Distribusi   

5.Biaya   

6.Pengamanan -  

7.Komunikasi -  

8.Ergonomi -  

9.Estetika -  

10.Lingkungan - - 

11.Identitas -  

(15)

konsumen. (5) Faktor identitas, secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain. Kelima faktor tersebut sangat penting, di lihat dari sisi perusahaan faktor biaya, pemakaian kemasan, promosi, ergonomi, dan identitas merupakan hal yang sangat di perhatikan oleh perusahaan. Dengan adanya biaya yang dikeluarkan rendah, pemanfaatan kemasan yang bisa digunakan kembali setelah isinya telah habis dipakai, promosi yang menarik, pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil, serta memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain oleh konsumen. Sedangkan dilihat dari konsumen, dengan harga yang relatif lebih terjangkau, pemanfaatan kemasan yang dapat digunakan kembali, promosi yang menguntungkan, kemudahan dalam membawa maupun menggunakan atas kemasan tersebut serta kepercayaan atas produk merupakan hal yang penting atas pemilihan kemasan.

Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data

(16)

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga melalui pengisian kuesioner, yang berisi identitas responden dan loyalitas konsumen pada kemasan pembalut wanita. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan semi tertutup yang diberikan kepada responden secara langsung.

Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga-tenaga akademik (wanita) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan populasi (saturation sampling, Nan Lin, 1976:164), yakni sejumlah 160 responden namun 9 responden mengalami menopause, 57 responden tidak mau mengisi kuisioner, maka hanya 94 responden yang layak dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini yang menjadi satuan analisis adalah tenaga-tenaga akademik (wanita) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, sedangkan satuan pengamatannya adalah tenaga-tenaga akademik (wanita) Universitas Satya Wacana Salatiga yang terpilih menjadi sampel.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif berupa prosentase dan distribusi frekuensi.

(17)

Tabel 2.

Definisi operasional dan indikator empirik

Definisi operasional Indikator empirik Indikator empirik yang dijawab

Kemasan didefinisikan sebagai membungkus produk di sekitar konsumen yang menyajikan isi, mengidentifikasi,

menggambarkan, melindungi, mempromosikan,

mempertunjukkan, dan akibatnya membuat produk dapat dipasarkan dan tersimpan dengan bersih. 1. Pengenalan responden atas kemasan 2. Kebiasaan menggunakan kemasan

3. Kemasan menurut pembelian terakhir

4. Kemasan yang akan dipilih dihari

mendatang

5. Pemakaian kemasan yang disarankan

Diantara berbagai ukuran kemasan pembalut wanita dari berbagai merek berikut, mana yang sudah Ibu/sdri kenal?

Dari ukuran kemasan pembalut wanita dibawah ini, ukuran kemasan pembalut wanita yang mana yang biasa anda pakai

Dari berbagai ukuran kemasan pembalut wanita di bawah ini, ukuran kemasan pembalut wanita yang mana yang dibeli terakhir kali!

Apabila Anda akan membeli Pembalut wanita di hari-hari mendatang, pembalut wanita dengan ukuran kemasan yang mana yang anda akan beli!

Jenis ukuran kemasan berapa yang anda sarankan dalam pembelian pembalut wanita!

(18)

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan kemasan 6. Promotional Considerations (Pertimbangan Promosi) 7. Utility Considerations (Pertimbangan dalam pemakaian kemasan)

8. Cost Considerations (Pertimbangan biaya)

9. Faktor ergonomi

10.Faktor identitas

merupakan faktor yang saya perhatikan dalam pemilihan kemasan pembalut wanita

Pertimbangan dalam pemakaian kemasan merupakan faktor yang saya perhatikan dalam pemilihan kemasan pembalut wanita

Pertimbangan biaya merupakan faktor yang saya perhatikan dalam pemilihan kemasan pembalut wanita

Kemudahan dalam, membawa, memegang dan mengambil kemasan merupakan faktor yang saya perhatikan dalam pemilihan kemasan pembalut wanita

(19)

Gambaran Tentang Responden

Tabel 3.

Responden Berdasarkan Fakultas

FAKULTAS POPULASI SAMPEL %

(POPULASI)

% (SAMPEL)

PROGRAM PASCA SARJANA 5 5 100.0 5.3

BAHASA DAN SASTRA 14 9 64.3 9.6

EKONOMIKA DAN BISNIS 36 21 58.3 22.3

HUKUM 4 4 100.0 4.3

TEKNOLOGI INFORMASI 16 9 56.2 9.6

SAINS DAN MATEMATIKA 13 8 61.5 8.5

SOSIAL DAN KOMUNIKASI 7 3 42.8 3.2

PSIKOLOGI 18 12 66.7 12.8

ELEKTRO 3 3 100.0 3.2

BIOLOGI 2 2 100.0 2.1

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

23 6 26.1 6.3

SENI PERTUNJUKAN 5 3 0.6 3.2

ILMU KESEHATAN 7 4 57.1 4.3

TEOLOGI 2 2 100.0 2.1

PERTANIAN 5 3 0.5 3.2

JUMLAH 160 94 100.0

Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Jumlah sampel di bawah lima walau populasi lebih dari lima orang dikarenakan responden tidak mau mengisi kuisioner dan responden telah menopouse.

Tabel 4. Usia Responden

USIA Abs %

20-30 39 41.5

31-40 31 33.0

41-50 17 18.1

51 th keatas 7 7.4

(20)

Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Dari data di atas usia responden 41.5% berusia 20-30 tahun dan 33.0% berusia 31-40 tahun, sehingga 74.5% responden berusia di bawah 31-40 tahun.

Loyalitas Terhadap Kemasan Pembalut Wanita

Pada bagian ini disajikan analisis terkait dengan loyalitas kemasan pembalut wanita yang terdiri dari pengenalan konsumen atas kemasan pembalut wanita, kebiasaan menggunakan kemasan pembalut wanita, kemasan pembalut wanita menurut pembelian terakhir, kemasan pembalut wanita yang akan dipilih di hari mendatang, kemasan pembalut wanita yang disarankan untuk dibeli, dan faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan kemasan.

Pengenalan konsumen atas kemasan pembalut wanita

Tabel mengenai pengenalan konsumen atas kemasan pembalut wanita diringkas pada Tabel 5. sebagai berikut :

Tabel 5.

Pengenalan Konsumen Atas Kemasan Pembalut Wanita

Kemasan Laurier Charm Kotex Softex Protex Jumlah Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % a 1 pads 16 3.2 17 3.4 - - - 33 6.6

b 2 pads - - 3 0.6 - - - 3 0.6

c 3 pads - - 2 0.4 - - - 2 0.4

d 4 pads 4 0.8 2 0.4 - - - 6 1.2

e 5 pads 13 2.6 - - - - 11 2.2 - - 24 4.8

f 6 pads 4 0.8 9 1.8 - - - 13 2.6

g 7 pads 2 0.4 - - - 2 0.4

h 8 pads 35 7.0 31 6.2 18 3.6 16 3.2 15 3.0 115 22.9

i 9 pads 2 0.4 2 0.4 - - - 4 0.8

(21)

k 12 pads 28 5.6 24 4.8 - - - - 8 1.6 60 11.9

l 14 pads 1 0.2 - - - 1 0.2

m 16 pads 9 1.8 2 0.4 5 1.0 - - - - 16 3.2

n 18 pads 4 0.8 2 0.4 - - - 6 1.2

o 20 pads 21 4.2 29 5.8 11 2.2 10 2.0 5 1.0 76 15.1 p 24 pads 13 2.6 - - - - 4 0.8 2 0.4 19 3.8

q 26 pads 1 0.2 - - - 1 0.2

r 30 pads 7 1.4 4 0.8 - - - 11 2.2

s 35 pads 3 0.6 - - - 3 0.6

t 40 pads 6 1.2 2 0.4 1 0.2 - - - - 9 1.8

u 50 pads - - - 11 2.2 - - 11 2.2

v 60 pads - - - - - - - 2 0.4 2 0.4

Total 193 38.4 156 31.0 51 10.5 63 12.4 39 7.7 502 100.0 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Dari hasil penelitian ini semua konsumen mengenal semua kemasan pembalut wanita walau tidak sebanyak kemasan 8 pads,10 pads, 12 pads, dan 20 pads yang dikenal luas oleh konsumen. Dalam penelitian ini responden diminta memilih lebih dari satu jawaban dari pertanyaan yang diajukan, dan sebagian besar responden mengenal kemasan 8 pads (22,9%), 10 pads (16.9%), dan 20 pads (15.1%) dari lima merek yang ada yaitu Laurier, Charm, Kotex, Softex dan Protex. Untuk kemasan 12 pads (11.9%) dari tiga merek yang ada yaitu Laurier, Charm dan Protex. Dari yang dikenal, ternyata (6.6%) konsumen mengenal kemasan 1 pads dan (0.8%) konsumen mengenal kemasan 9 pads dari dua merek yang ada yaitu Laurier dan Charm.

Kemasan pembalut wanita menutut pembelian terakhir

(22)

Tabel 6.

Kemasan Pembalut Wanita Menutut Pembelian Terakhir

Kemasan Laurier Charm Kotex Softex Protex Jumlah Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

a 1 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

b 2 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

c 3 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

d 4 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

e 5 pads 1 1.1 - - - - 2 2.1 - - 3 3.2

f 6 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

g 7 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

h 8 pads 4 4.3 9 9.5 2 2.1 - - 1 1.1 16 17.0

i 9 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

j 10 pads 7 7.4 9 9.5 5 5.3 - - 1 1.1 22 23.4

k 12 pads 5 5.3 2 2.1 - - - - 2 2.1 9 9.5

l 14 pads 1 1.1 - - - 1 1.1

m 16 pads 0 0.0 0 0.0 0 0.0 - - - - 0 0.0

n 18 pads 2 2.1 1 1.1 - - - 3 3.2

o 20 pads 4 4.3 17 18.1 7 7.4 - - 1 1.1 29 30.8

p 24 pads 1 1.1 - - - - 1 1.1 1 1.1 3 3.2

q 26 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

r 30 pads - - 3 3.2 - - - 3 3.2

s 35 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

t 40 pads - - - - 1 1.1 - - - - 1 1.1

u 50 pads - - - - 4 4.3 - - 4 4.3

v 60 pads - - - 0 0.0 0 0.0

Total 25 26.6 41 43.6 15 16.0 7 7.4 6 6.4 94 100.0 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

(23)

Laurier dan Charm dan 5 pads (dua merek) yaitu Laurier dan Softex masing-masing (3,2%).

Bila dibandingkan untuk kemasan 20 pads prosentase yang membeli terakhir (30.8%) lebih besar dari yang mengenal kemasan tersebut (15,1%) (bandingkan Tabel 5 dengan Tabel 6), sedangkan untuk kemasan 8 pads justru banyak yang mengenal (22,9%), tetapi lebih sedikit yang membeli terakhir (17,0%) (bandingkan Tabel 5 dengan Tabel 6).

Kemasan pembalut wanita yang biasa dipakai

Tabel mengenai kemasan pembalut wanita yang biasa dipakai diringkas pada Tabel 7. sebagai berikut :

Tabel 7.

Kemasan Pembalut Wanita Yang Biasa Dipakai

Kemasan Laurier Charm Kotex Softex Protex Jumlah Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

a 1 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

b 2 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

c 3 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

d 4 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

e 5 pads 2 2.1 - - - - 1 1.1 - - 3 3.2

f 6 pads - - - - - - - 0 0.0

g 7 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

h 8 pads 9 9.6 3 3.2 1 1.1 - - 1 1.1 14 14.9

i 9 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

j 10 pads 8 8.5 23 24.5 5 5.3 - - 4 4.2 40 42.6

k 12 pads 5 5.3 3 3.2 - - - - 1 1.1 9 9.6

l 14 pads 1 1.1 - - - 1 1.1

m 16 pads 2 2.1 - - - 2 2.1

n 18 pads 2 2.1 1 1.1 - - - 3 3.2

o 20 pads 4 4.2 7 7.4 1 1.1 - - 1 1.1 13 13.8

(24)

q 26 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

r 30 pads - - 3 3.2 - - - 3 3.2

s 35 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

t 40 pads 1 1.1 - - 1 1.1 - - - - 2 2.1

u 50 pads - - - 0 0.0 - - 0 0.0

v 60 pads - - - 0 0.0 0 0.0

Total 32 34.0 41 43.6 6 6.4 8 8.5 7 7.5 94 100.0 Sumber : Data Primer yang diolah,Juni 2012

Bila diperhatikan untuk kemasan 8 pads, 10 pads,12 pads dan 20 pads, konsumen loyal pada kemasan tetapi juga loyal pada merek (tidak beralih merek) (lihat Tabel 6 dan Tabel 7) meskipun terjadi penurunan dan kenaikan prosentase. Untuk kemasan 10 pads yang di beli terakhir sebesar (23.4%) mengalami kenaikan hampir setengah dengan yang biasa dipakai sebesar (42.6%) (bandingkan Tabel 6 dengan Tabel 7). Artinya, konsumen sangat loyal pada kemasan 10 pads.

Kemasan pembalut wanita yang akan dipilih dihari mendatang

Tabel mengenai kemasan pembalut wanita yang akan dipilih dihari mendatang diringkas pada Tabel 8. sebagai berikut :

Tabel 8.

Kemasan Pembalut Wanita Yang Akan Dipilih Dihari Mendatang

Kemasan Laurier Charm Kotex Softex Protex Jumlah

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

a 1 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

b 2 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

c 3 pads - - 0 0.0 - - - 0 0.0

d 4 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

e 5 pads 1 1.1 - - - - 1 1.1 - - 2 2.1

f 6 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0

g 7 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

(25)

i 9 pads 0 0.0 0 0.0 - - - 0 0.0 j 10 pads 14 14.9 22 23.4 15 15.9 0 0.0 3 3.2 54 57.5

k 12 pads 4 4.3 2 2.1 - - - - 0 0.0 6 6.4

l 14 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

m 16 pads 0 0.0 0 0.0 0 0.0 - - - - 0 0.0

n 18 pads 2 2.1 1 1.1 - - - 3 3.2

o 20 pads 3 3.2 8 8.5 2 2.1 0 0.0 1 1.1 14 14.9

p 24 pads 1 1.1 - - - - 1 1.1 1 1.1 3 3.2

q 26 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

r 30 pads 0 0.0 2 2.1 - - - 2 2.1

s 35 pads 0 0.0 - - - 0 0.0

t 40 pads 1 1.1 1 1.1 1 1.1 - - - - 3 3.2

u 50 pads - - - 0 0.0 - - 0 0.0

v 60 pads - - - 0 0.0 0 0.0

Total 29 30.9 38 40.4 19 20.2 2 2.1 6 6.4 94 100.0 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Sebagian besar konsumen apabila terbiasa membeli pembalut wanita dengan kemasan tertentu, maka konsumen tersebut cenderung loyal pada kemasan tersebut. Dari Tabel 7 dan Tabel 8 untuk kemasan 10 pads di hari mendatang ini mengalami peningkatan sebesar (57.5%) dari yang biasanya dibeli sebesar (42.6%), kemasan 20 pads juga mengalami peningkatan dari yang biasanya dibeli sebesar (13.8%) dari kemasan yang akan dipilih dihari mendatang sebesar (14,9%). Tetapi yang kemasan 8 pads dihari mendatang mengalami penurunan sebesar (7.4%) dari yang biasanya dibeli sebesar (14.9%) (bandingkan Tabel 7 dengan 8). Maka dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden lebih loyal pada kemasan 10 pads yang akan dipilih dihari mendatang karena kemasan ini merupakan kemasan standard.

(26)

Tabel mengenai jenis ukuran yang disarankan dalam pembelian pembalut wanita diringkas pada Tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9

Jenis ukuran Yang Disarankan Dalam Pembelian Pembalut Wanita

Kemasan Abs %

A 1 pads 0 0.0

B 2 pads 0 0.0

C 3 pads 0 0.0

D 4 pads 0 0.0

E 5 pads 3 3.2

F 6 pads 0 0.0

G 7 pads 0 0.0

H 8 pads 8 8.5

I 9 pads 0 0.0

J 10 pads 25 26.6

K 12 pads 9 9.6

L 14 pads 0 0.0

M 16 pads 0 0.0

N 18 pads 4 4.3

O 20 pads 28 29.7

P 24 pads 9 9.6

Q 26 pads 0 0.0

R 30 pads 6 6.4

S 35 pads 0 0.0

T 40 pads 2 2.1

U 50 pads 0 0.0

V 60 pads 0 0.0

Total 94 100.0

Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

(27)

memilih kemasan 10 pads untuk dipakai pada saat haid berlangsung, sedangkan untuk kemasan 20 pads jatuhnya harga lebih murah jika dibandingkan dengan jenis ukuran kemasan yang lebih kecil. Asumsi ini dikemukaan oleh sebagian besar responden (tenaga-tenaga akademik wanita) sebesar 64 responden atau 68.1%.

Faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan pembalut wanita

Tabel mengenai faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan pembalut wanita diringkas pada Tabel 10 sebagai berikut

Tabel 10

Faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan pembalut wanita

Faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan pembalut wanita

Total

Abs %

1. Promotional Considerations (Pertimbangan Promosi)

27 28.7

2. Utility Considerations (Pertimbangan dalam pemakaian kemasan)

22 23.4

3. Cost Considerations (Pertimbangan biaya) 42 44.7

4.Faktor ergonomi 18 19.1

5. Faktor identitas

28 29.8

(28)

7. Kebersihan dan Kenyamanan 6 6.4

8. Pengalaman Masa Lalu 5 5.3

9. Kecocokan (Alergi) 7 7.4

Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

(29)

Pengaruh usia dan pendapatan pada kemasan pembalut wanita

Tabel 11

Pengaruh Usia dan Pendapatan pada Kemasan Pembalut Wanita Berdasarkan Pembelian Terakhir

Kemasan

Usia

Jumlah Pendapatan Jumlah ≤ 40 ≥ 41 ≤ 2.5 juta ≥ 2.5 juta

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % a 1 pads

b 2 pads c 3 pads d 4 pads

e 5 pads 3 3.2 - - 3 3.2 3 3.2 - - 3 3.2 f 6 pads

g 7 pads

h 8 pads 13 13.8 3 3.2 16 17.0 14 14.9 2 2.1 16 17.0 i 9 pads

j 10 pads 22 23.4 - - 22 23.4 9 9.6 13 13.8 22 23.4 k 12 pads 5 5.3 4 4.2 9 9.6 3 3.2 6 6.4 9 9.6 l 14 pads - - 1 1.1 1 1.1 1 1.1 - - 1 1.1 m 16 pads

n 18 pads 2 2.1 1 1.1 3 3.2 3 3.2 - - 3 3.2 o 20 pads 18 19.1 11 11.7 29 30.8 7 7.4 22 23.4 29 30.8 p 24 pads 2 2.1 1 1.1 3 3.2 - - 3 3.2 3 3.2 q 26 pads

r 30 pads 2 2.1 1 1.1 3 3.2 1 1.1 2 2.1 3 3.2 s 35 pads

t 40 pads 1 1.1 - - 1 1.1 - - 1 1.1 1 1.1 u 50 pads 2 2.1 2 2.1 4 4.2 1 1.1 3 3.2 4 4.2 v 60 pads

(30)

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa usia responden ≤ 40 tahun lebih loyal dalam pembelian terakhir kemasan 10 pads sebesar 23.4% atau sebanyak 22 responden, sebanyak 19.1% atau 18 responden memilih kemasan 20 pads, 11.7% atau 11 responden memilih kemasan 20 pads untuk usia ≥ 40 tahun. Berdasarkan pendapatan, responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta 14.9% atau 14 responden

lebih loyal untuk membeli kemasan 8 pads dan responden yang berpendapatan ≥ 2.5 juta lebih loyal dalam pembelian kemasan 20 pads sebesar 23.4% atau 22 responden. Jika diperhadapkan dengan Tabel 6 dapat diketahui bahwa untuk usia ≤ 40 tahun responden lebih memilih kemasan 10 pads, 20 pads dan 8 pads masing-masing sebesar (23.4%, 19.1%, 13.8%), untuk usia ≥ 40 tahun responden lebih memilih kemasan 20 pads (11.7%), 12 pads (4.2%) dan 8 pads (3.2%). Responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta lebih memilih kemasan 8 pads (14.9%), 10 pads (9.6%) dan 20 pads (7.4%), dan yang berpendapatan ≥ 2.5 juta lebih memilih kemasan 20 pads (23.4%), 10 pads (13.8%) dan 12 pads (6.4%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia dan pendapatan dalam kemasan pembalut wanita berdasarkan pembelian terakhir.

Tabel 12.

Pengaruh Usia dan Pendapatan pada Kemasan Pembalut Wanita Berdasar Kebiasaan Pemakaian Kemasan

Kemasan

Usia

Jumlah Pendapatan Jumlah ≤ 40 ≥ 41 ≤ 2.5 juta ≥ 2.5 juta

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % a 1 pads

b 2 pads c 3 pads d 4 pads

(31)

g 7 pads

h 8 pads 10 10.6 4 4.2 14 14.9 9 9.6 5 5.3 14 14.9 i 9 pads

j 10 pads 31 33.0 9 9.6 40 42.5 21 22.3 19 20.2 40 42.5 k 12 pads 6 6.4 3 3.2 9 9.6 3 3.2 6 6.4 9 9.6 l 14 pads 1 1.1 - - 1 1.1 - - 1 1.1 1 1.1 m 16 pads 2 2.1 - - 2 2.1 - - 2 2.1 2 2.1 n 18 pads 2 2.1 1 1.1 3 3.2 1 1.1 2 2.1 3 3.2 o 20 pads 11 11.7 2 2.1 13 13.8 4 4.2 9 9.6 13 13.8 p 24 pads 3 3.2 1 1.1 4 4.2 2 2.1 2 2.1 4 4.2 q 26 pads

r 30 pads 1 1.1 2 2.1 3 3.2 1 1.1 2 2.1 3 3.2 s 35 pads

t 40 pads 1 1.1 1 1.1 2 2.1 - - 2 2.1 2 2.1 u 50 pads

v 60 pads

Total 70 74.5 24 25.5 94 100 42 44.7 52 55.3 94 100 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Dari tabel di atas 33.0% atau 31 responden yang berusia ≤ 40 tahun loyal terhadap kemasan 10 pads dan 9.6% atau 9 responden yang berusia ≥ 40 tahun juga loyal terhadap kemasan 10 pads. Sebesar 22.3 % atau 21 responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta sama-sama loyal dalam pembelian kemasan pembalut wanita 10 pads dengan responden yang berpendapatan ≥ 2.5 juta sebesar 20.2% atau 19 responden. Responden yang berusia ≤ 40 tahun lebih loyal memilih

kemasan 10 pads, 20 pads dan 8 pads masing-masing sebesar (33.0%, 10.6%, 11.7%), untuk responden yang berusia ≥ 40 tahun justru lebih loyal dengan

(32)
[image:32.595.79.537.211.681.2]

sebesar ( 20.2%, 9.6% dan 6.4%) berdasar kebiasaan pemakaian kemasan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia dan pendapatan dalam kebiasaan pemakaian kemasan pembalut wanita (perhadapkan dengan Tabel 7).

Tabel 13.

Pengaruh Usia dan Pendapatan pada Kemasan Pembalut Wanita Berdasar Pemakaian Dihari Mendatang

Kemasan

Usia

Jumlah Pendapatan Jumlah ≤ 40 ≥ 41 ≤ 2.5 juta ≥ 2.5 juta

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % a 1 pads

b 2 pads

c 3 pads d 4 pads

e 5 pads 2 2.1 - - 2 2.1 1 1.1 1 1.1 2 2.1 f 6 pads

g 7 pads

h 8 pads 5 5.3 2 2.1 7 7.4 4 4.2 3 3.2 7 7.4 i 9 pads

j 10 pads 38 40.4 16 17.0 54 57.5 27 28.7 27 28.7 54 57.5 k 12 pads 5 5.3 1 1.1 6 6.4 4 4.2 2 2.1 6 6.4

l 14 pads m 16 pads

n 18 pads 2 2.1 1 1.1 3 3.2 - - 3 3.2 3 3.2 o 20 pads 12 12.8 2 2.1 14 14.9 5 5.3 9 9.6 14 14.9 p 24 pads 1 1.1 2 2.1 3 3.2 - - 3 3.2 3 3.2 q 26 pads

r 30 pads 2 2.1 - - 2 2.1 1 1.1 1 1.1 2 2.1 s 35 pads

t 40 pads 3 3.2 - - 3 3.2 - 3 3.2 3 3.2 u 50 pads

v 60 pads

Total 70 74.5 24 25.5 94 100 42 44.7 52 55.3 94 100 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

(33)

akan dipakai di hari mendatang, sedangkan 16 responden atau 17.0% responden yang berusia ≥ 40 tahun memilih kemasan 10 pads dan 2.1% atau 2 responden memilih kemasan 20 pads yang akan dipakai di hari mendatang. Untuk responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta dan ≥ 2.5 juta lebih loyal dalam memilih kemasan

[image:33.595.80.538.323.751.2]

10 pads sebesar 28.7 % atau 27 responden yang akan di pakai di hari mendatang. Jika diperhadapkan dengan Tabel 8 dapat dilihat bahwa responden yang berusia ≤ 40 tahun maupun yang berusia ≥ 40 tahun lebih loyal memilih kemasan 10 pads, 20 pads dan 8 pads, begitu pula dengan responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta maupun ≥ 2.5 juta juga lebih loyal dengan memilih kemasan 10 pads, 20 pads dan 8 pads yang akan dipilih dihari mendatang, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh usia dan pendapatan berdasar pemakaian dihari mendatang pada kemasan pembalut wanita.

Tabel 14.

Pengaruh Usia dan Pendapatan pada Kemasan Pembalut Wanita Berdasar Kemasan Yang Disarankan

Kemasan

Usia

Jumlah Pendapatan Jumlah ≤ 40 ≥ 41 ≤ 2.5 juta ≥ 2.5 juta

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % a 1 pads

b 2 pads c 3 pads d 4 pads

e 5 pads 1 1.1 2 2.1 3 3.2 3 3.2 - - 3 3.2 f 6 pads

g 7 pads

h 8 pads 7 7.4 1 1.1 8 8.5 5 5.3 3 3.2 8 8.5 i 9 pads

j 10 pads 21 22.3 4 4.3 25 26.5 9 9.6 16 17.0 25 26.5 k 12 pads 7 7.4 2 2.1 9 9.6 5 5.3 4 4.3 9 9.6

(34)

m 16 pads

n 18 pads 3 3.2 1 1.1 4 4.3 2 2.1 2 2.1 4 4.3 o 20 pads 18 19.1 10 10.6 28 29.8 12 12.8 16 17.0 28 29.8 p 24 pads 7 7.4 2 2.1 9 9.6 4 4.2 5 5.3 9 9.6 q 26 pads

r 30 pads 5 5.3 1 1.1 6 6.4 2 2.1 4 4.3 6 6.4 s 35 pads

t 40 pads 1 1.1 1 1.1 2 2.1 - - 2 2.1 2 2.1 u 50 pads

v 60 pads

Total 70 74.5 24 25.5 94 100 42 44.7 52 55.3 94 100 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Dari tabel di atas pengaruh usia dan pendapatan responden dapat dilihat bahwa 21 responden atau 22.3% responden yang berusia ≤ 40 tahun menyarankan untuk

memilih kemasan 10 pads, dan 17.0% atau 16 responden yang berpendapatan ≥ 2.5 juta juga menyarankan untuk memilih kemasan 10 pads. Sebesar 19.1% atau 18 responden yang berusia ≤ 40 tahun menyarankan untuk memilih kemasan 20

pads, dan 10.6% atau 10 responden yang berusia ≥ 40 tahun. Responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta sebesar 12.8% atau 12 responden dan responden yang berpendapatan ≥ 2.5 juta sebesar 17.0% atau 16 responden menyarankan memilih

kemasan 20 pads. Jika diperhadapkan dengan Tabel 9 maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia ≤ 40 tahun lebih loyal memilih kemasan dari 10

(35)
[image:35.595.91.546.212.745.2]

kemasan pembalut wanita, tetapi ada pengaruh dalam pendapatan berdasar kemasan yang disarankan pada kemasan pembalut wanita.

Tabel 15.

Pengaruh Usia dan Pendapatan yang Dipertimbangkan dan Dipilih pada Kemasan Pembalut Wanita

Faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan pembalut wanita

Usia Pendapatan

≤ 40 tahun ≥ 41 tahun ≤ 2,5 juta ≥ 2,5 juta

Abs % Abs % Abs % Abs %

1. Promotional Considerations (Pertimbangan Promosi)

18 19.1 9 9.6 14 14.9 13 13.8

2. Utility

Considerations (Pertimbangan dalam pemakaian kemasan)

12 12.8 10 10.6 13 13.8 9 9.6

3. Cost Considerations (Pertimbangan biaya)

22 23.4 20 21.3 24 25.5 18 19.1

4. Faktor ergonomi

11 11.7 9 9.6 10 10.6 8 8.5

5. Faktor identitas 16 17.0 12 12.8 15 15.9 13 13.8 6. Keunggulan dan

Kualitas Produk 7 7.4 4 4.3 6 6.4 5 5.3

7. Kebersihan dan

(36)

8. Pengalaman Masa

Lalu 2 2.1 3 3.2 1 1.1 4 4.3

9. Kecocokan (Alergi) 4 4.3 3 3.2 2 2.1 5 5.3 Sumber : Data Primer yang diolah, Juni 2012

Jika diperhadapkan dengan Tabel 10, maka dapat dijelaskan bahwa responden yang berpendapatan ≤ 2.5 juta maupun ≥ 2.5 juta lebih mempertimbangkan dan

memilih Cost Considerations (Pertimbangan biaya), faktor identitas dan Promotional Considerations (Pertimbangan Promosi) maka ada pengaruh pendapatan dalam mempertimbangkan dan memilih kemasan pembalut wanita. Untuk usia ≤ 40 tahun responden lebih mempertimbangkan Cost Considerations

(Pertimbangan biaya), Promotional Considerations (Pertimbangan Promosi), baru faktor identitas. Faktor Cost Considerations (Pertimbangan biaya) dan identitas lebih dipertimbangkan responden yang berusia ≥ 40 tahun, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh usia dalam mempertimbangkan dan memilih kemasan pembalut wanita.

Pembahasan

(37)

selama ± 1 minggu dalam sebulan. Ini sesuai dengan teori (Assauri, 1990) yang mengemukaan bahwa syarat kemasan yang baik yang perlu diperhatikan yaitu kemasan itu harus praktis dan sesuai dengan penggunaan konsumen. Kemasan 10 pads juga disukai responden (tenaga-tenaga akademik wanita) untuk pembelian yang akan datang. Tetapi, untuk jenis ukuran kemasan pembalut wanita konsumen (tenaga-tenaga akademik wanita) ini mayoritas lebih menyarankan untuk memakai kemasan 10 pads dan 20 pads selain sesuai dengan penggunaan responden juga mempertimbangkan kemasan 20 pads harganya jatuh lebih murah jika dibandingkan dengan jenis ukuran kemasan yang lebih kecil dan ini berkaitan dengan faktor-faktor yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih kemasan. Dari pembahasan di atas responden lebih loyal pada kemasan 10 pads, dimana ada pembelian ulang pada hari mendatang.

Kesimpulan

(38)

bahwa responden yang berusia dibawah 40 tahun dan berpenghasilan di bawah 2,5 juta lebih memilih kemasan ukuran 10 pads, dan responden yang berusia diatas 40 tahun dan berpenghasilan di atas 2,5 juta lebih memilih kemasan 20 pads. Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak semua merek pembalut wanita masuk dalam kuisioner penelitian. Loyalitas hanya pada ukuran dari isi kemasan sedangkan elemen kemasan lain tidak diteliti.

Penelitian Mendatang

(39)

Referensi

Aziz, Abdul.,2004,.Importance of Packaging in Consumer Purchasing Decisions.Universiti Kebangsaan Malaysia.

Assael, Henry.2001.Consumer Behavior and Marketing Action, 6 th Edition. Thomson Learning : Singapore

Anggara, Fahmi, 2004, Gambaran Loyalitas Kemasan Sabun Cuci Detergen di Kalangan Tenaga Akademik (Wanita) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi Program SI Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).

Assauri, Sofjan, 1990, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi, Rajawali Pers, Jakarta

Butkeviciene ; .Stransvinskiene and A.Rutelione. 2008. Impact of Consumer Package Communication on Consumer decision Making Process.Inzinerine Ekonomika-Engineering Economics(1),pp.57-65

Dharmmesta, Basu S., 1984, Azas-azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.

Dongoran, Johnson, 2001, “Loyalitas Merek Pada Produk Tertentu, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dian Ekonomi, Vol. VII No.2 September: 206-232. Dovaliene Aiste ; Laura Navickiene dan Rita Kuvykaite.2009.Impactof Package

Elements on Consumer’s Purchase Decision.Kauno Technologijos universitetas,Lietuva.

Engel, James F., Roger D Blackwell, Paul W Miniard, 1995, Perilaku Konsumen Penerjemah FX. Budiyanto, Edisi Ke-6, Binarupa Aksara, Jakarta. Estiri,M.,T.Hasanglihopur,H.Yazdani,H.J.Nejad and H.Rayej.2010.Food

Products consumer Behaviors:The Role of Packaging Elements. J.Applied Sciences,10:535-543

Irawan D, Handi, 2003, “Maksimalkan Daya Tarik Kemasan”, Marketing, Edisi 09/III/4-17 Juni: 25

James U., Mc Neal and Richard T., Hise, 2001, Effective Packaging Management, Journal, Texas A &M University.

(40)

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta.

Lin, Nan, 1976, Foundations of Social Research, McGraw-Hill Book Co.

Gonzales, Pirez Ricardo, 2008, Consumer Behavior, Product Characteristics and Quality Perception.Department of Bussiness economics.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Supramono dan Utami I., 2003, Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi, Salatiga

Stanton, William J., 1994, Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2001, Strategi Pemasaran, Andi Offset, Yogyakarta.

http://kemasan.co.id/faktor-penting-dalam-pengemasan-produk-membungkus-dan-packing-untuk-meningkatkan-nilai-jual.html.

Gambar

kelompok , yaitu  Verbal  dan visual. gambar
Tabel 2.
Tabel 3. Responden Berdasarkan Fakultas
Tabel mengenai pengenalan konsumen atas kemasan pembalut wanita
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pekerjaan siswa maka diperoleh data pemahaman konsep matematika siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV ditinjau dari indikator pemahaman konsep matematika

Ustadz Faishol sebagai salah satu pengasuh Pesantren Rakyat, mengatakan bahwa : “ Pesantren model seperti ini adalah sebuah media untuk memanfaatkan energi para remaja agar

AKUNTANSI PENDAPATAN PEMERINTAH ACEH PADA DINAS KEUANGAN

Terbilang : enam puluh sembilan juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah. Pejabat

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan

Semakin besar Time Budget Pressure maka kualitas audit yang dihasilkan.

Posisi titik aerasi yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap laju penyerapan kuning telur, perkembangan bukaan mulut, laju pertumbuhan panjang harian,

Kenakalan Remaja Dan Faktor Yang Mempengaruhinya .... Kajian