• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pemberian Glucomannan Dengan Dan Tanpa Agar-agar Pada Pengobatan Anak Dengan Konstipasi Fungsional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pemberian Glucomannan Dengan Dan Tanpa Agar-agar Pada Pengobatan Anak Dengan Konstipasi Fungsional"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

Konstipasi pada anak sebagian besar (lebih 90%) adalah fungsional tanpa ada kelainan yang bersifat organik. Berdasarkan kriteria Rome III disebutkan konstipasi fungsional pada anak memenuhi dua atau lebih kriteria berikut : BAB 2 kali seminggu atau kurang, nyeri saat BAB dan mengalami 1 kali inkontinensia feses setiap minggu, riwayat retensi feses, terdapat massa feses yang besar di rectum dan riwayat feses yang besar sehingga menyumbat toilet pada anak minimal berusia empat tahun yang tidak memenuhi kriteria yang cukup untuk irritabel bowel

syndrome,

Kurangnya asupan serat (dietary fiber), kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan merupakan faktor penyebab terjadinya konstipasi fungsional.

Prinsip penanganan konstipasi fungsional adalah menentukan adanya akumulasi feses (fecal impaction), evakuasi feses (disimpaction), pencegahan berulangnya akumulasi feses dan menjaga pola defekasi menjadi teratur dengan terapi rumatan oral, edukasi kepada orang tua dan evaluasi hasil terapi.

Diet tinggi serat memiliki efek meningkatkan retensi air pada feses dan sebagai substrat bagi pertumbuhan bakteri komensal sehingga bersifat prebiotik dan membantu memperlunak tinja dan menormalkan frekuensi BAB.

Saat ini banyak penelitian dilakukan untuk mencari alternatif pilihan pengobatan nonfarmakologi pada konstipasi fungsional pada anak yang efektif.

(2)

Populasi penelitian adalah anak usia 7 sampai 16 tahun yang menderita konstipasi fungsional menurut kriteria ROME III dan sesuai dengan kriteria inklusi. Sampel penelitian ditentukan secara randomisasi sederhana dengan menggunakan tabel random. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yang mendapat Glucomannan (Swanson, United State of America (USA). Tiap kapsul berisi 700mg serat glucomannan dari 100% akar konjak) diberikan dengan dosis 100 mg/kg beratbadan/hari (maksimum 5 gram/hari) setiap hari selama empat minggu. Kelompok B mendapat glucomannan dan agar-agar (menggunakan produk dari PT. Bola Dunia Walet, Double Swallow Sun, tiap bungkus berisi agar-agar powder 7gram dan mengandung fiber (serat) 6gram tiap bungkus) diberikan dengan formula usia dalam tahun ditambah 5 gram/hari dengan maksimum usia dalam tahun ditambah 10 gram/hari yang diberikan setiap hari selama empat minggu. Frekuensi BAB dan konsistensi tinja di catat sebelum dan setelah pemberian pengobatan selama empat minggu pada kedua kelompok .

(3)

SUMMARY

Functional constipation is a common problem in childhood, are based mostly on a variety of symptoms, including decreased frequency of bowel movements less than three times a week, incomplete evacuation of hard stools, fecal incontinence, and a change in stool consistency without organic abnormalities or anatomy. Low intake of fibers dietary, decrease fluid intake and the fluid loss was the cause of functional constipation. There are data demonstrating differences in the intestinal microbiota between healthy individuals and patients with functional constipation. The changes of intestines permeability that can lead to oxidatif stress condition resulting from decreased levels of antioxidants.

There were a lot of studies concerning nonpharmacologic treatments as an alternative treatment for children with functional constipation.

This study is to determine the effectivity of agar-agar and probiotic combination for the treatment of chilhood functional constipation. Single blind randomized controlled trial was carried out at junior high school Al Washliyah in Johor Medan on April 2014.

(4)

and consistency of stools (by using bristol stool chart) recorded into diary sheet before and after 4 weeks administering the treatment in both groups.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo D. Konstipasi pada anak. Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Simposium Ilmiah Perhimpunan Gastroenterologi, Hepatologi, dan Nutrisi Anak Indonesia (PGHNAI). Bandung, 3 – 5 Mei 2012. h.231-49.

2. Suraatmaja S. Konstipasi. Dalam Suraatmaja S, penyunting. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Cetakan ketiga. Jakarta. Sagung Seto. 2010.h.170-88.

3. Kadim M. Konstipasi fungsional pada anak. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IV Ilmu Kesehatan Anak. Medan, 2010.h.635-38.

4. Afzal NA, Tighe MP, Thomson MA. Constipation in children. Ital J Pediatr. 2011;37(28):1-10.

5. Croffie JM. Constipation in children. Indian J Pediatr. 2006;73:697-701.

6. Firmansyah A. Konstipasi pada anak. Dalam Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arif S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku Ajar gastroenterology-Hepatologi. Jilid 1. Cetakan kedua. Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.h.201-14.

7. Rasquin A, Lorenzo C, Forbes D, Guiraldes E, Hyams JS, Staiano A dkk. Childhood functional gastrointestinal disorders : child/adolescent. Gastroenterology. 2006;130:1527-37.

8. Hong Li Z,Dong M, Feng Wang Z. Functional constipation in children : investigation and management of anorectal motility. World J Pediatr. 2008;4(1):45-8.

9. Biggs WS, Dery WH. Evaluation and treatment of constipation in infants and children.Am Fam Phys. 2006;73(3):469-77.

10. Zhou JF, Lou JG, Zhou SL, Wang JY. Potential oxidative stress in children with chronic constipation. World J Gastroenterol. 2005;11(3):368-71.

11. Anderson JW, Baird P, Davis RH, Ferreri S, Knudtson M, Koraym A, et al. Health benefits of dietary fiber. Nutr Rev. 2009;67(4):188-205.

12. Keithley J, Swanson B. Glucomannan and obesity : a critical review. Altern Ther Health Med. 2005;11(6):30-4.

13. Azezli AD, Bayraktaroglu T, Orhan Y. The use of konjac glucomannan to lower serum thyroid hormones in hyperthyroidism. J Am Coll Nutr. 2007;26(6):663-68. 14. Baucke VL, Miele E, Staiano A. Fiber (glucomannan) in beneficial in yhe treatment of

childhood constipation. Pediatrics. 2004;113(3):259-64.

(6)

polysaccharide for biopharmaceutical purposes. Eur J Pharm Biopharm. 2009;71:453-62.

16. Chen HL, Cheng HC, Wu WT, Liu YJ, Liu SY. Supplementation of konjac glucomannan into a low-fiber Chinese diet promoted bowel movement and improved colonic ecology in constipated adults : a placebo-controlled, diet-controlled trial. J Am Coll Nutr. 2008;27(1):102-8.

17. EDrugDigest.Glucomannan. Diunduh dari

18. Aulia I, Supriatmo, Azlin E, Sinuhaji A B, Yudianto A R. The role of fiber (glucomannan) in the treatment childhood functional constipation.2013:1-10.

19. Product Information. Agar. Diunduh dari 2014.

20. Agar. Diunduh dari

21. Hillemeier C. An overview of the effects of dietary fiber on gastrointestinal transit. Pediatrics. 1995;96: 997-99.

22. Supriatmo. Praktis Klinis : Tatalaksana Konstipasi Fungsional. Disampaikan pada Kongres Nasional IV Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI). Medan. 4 – 7 Desember 2010. h.152-59.

23. Clinical Practice Guidelines. Evaluation and treatment of constipation in infants and children : recommendations of the North American Society for pediatric gastroenterology, Hepatology and nutrition. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2007;43(3):1-13.

24. Mcgrath KH, Caldwell P. Diagnostic approach to constipation in children. Dalam Smith AC, penyunting. Constipation – Causes, Diagnosis and Treatment. China. In Tech. 2012:1-18.

25. Drossman DA. The functional gastrointestinal disorder and the Rome III process. Gastroenterology. 2006;130:1377-90.

26. Williams CL, Bollella M, Wynder EL. A new recommendation for dietary fiber in children. Pediatrics. 1995;96:985-88.

27. Yang J, Wang HP, Zhou L, Xu CF. Effect of dietary on constipation : a meta analysis. WJG. 2012;18(48):7378-83.

(7)

ClinNutr. 2008;88:1256-62.

29. Jennings A, Davies GJ, Costarelli V, Dettmar PW. Bowel habit,diet and body weight in preadolescent children. J Hum Nutr Diet. 2010;23:511-19.

30. Castillejo G, Bullo M, Anguera A, Escribano J, Salvado JS. Acontrolled, randomized, double-blind trial to evaluate the effect of a supplement of cocoa husk that is rich in dietary fiber on colonic transit in constipated pediatric patients. Pediatrics. 2006;118(3):641-48.

31. Nishinari K, Takemasa M, Zhang H, Takahashi R. Storage plant polysaccharides : xyloglucans, galactomannans, glucomannans. Elsevier. 2007:613-23.

32. Sood N, Baker WL, Coleman CI. Effect of glucomannan on plasma lipid and glucose concentrations, body weight, and blood pressure : systematic review and meta-analysis. Am J Clin Nutr. 2008;88:1167-75.

33. Good ‘N Natural – Pure Konjac Root Glucomannan. Diunduh dari

34. Sullivan LO, Murphy B, McLoughlin P, Duggan P, Lawlor PG, Hughes H et al. Prebiotics from marine macroalgae for human and animal health applications. Mar Drugs. 2010;8:2038-64.

35. Brown EM, Allsop PJ, Magee PJ, Gill CI, Nitecki S, Strain CR, et al. Seaweed and human health. Nutr Rev. 2010;72(3):205-16.

36. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2010. h. 302-30. 37. Staiano A, Simeone D, Giudice ED, Miele E, Tozzi A, Toraldo C. Effect of the dietary

fiber glucomannan on chronic constipation in neurologically impaired children. J Pediatr. 2000;136(1):41-5.

38. Takahashi H, Wako N, Okubo T, Ishihara N, Yamanako J, Yamamoto T. Influence of partially hydrolyzed guar gum on constipation in women. J Nutr Sci Vitaminol. 1994;40:251-59.

39. Takahashi H, Yang SI, Hayashi C, Kim M, Yamanaka J, Yamamoto T. Effect of partially hydrolyzed guar gum on fecal output in human volunteers. Nutr Res. 1993;13:649-57.

(8)

Res. 2003;36(6):753-59.

(9)

LAMPIRAN 1. Personil Penelitian

1. Ketua penelitian : dr. Looni Basra

2. Supervisor / Anggota : dr. Supriatmo, M.Ked(Ped),Sp.A (K) Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A (K) dr. H. Emil Azlin, M.Ked(Ped),Sp.A(K) dr. Ade Rachmat Y, M.Ked(Ped), Sp.A 3. Anggota penelitian : dr. Wahyu Ningsih Lestari

dr. Nora Hajarsyah 4. Tenaga Administrasi : 1 orang

2. Anggaran

Glucomannan 500mg @ 90 caps/btl (Rp. 100.000)

Agar-agar 6 gram @ 6 gram/bungkus (Rp. 2.500)

Rp 5.000.000,-

Rp 1.425.000,-

4. Transportasi dan Akomodasi Rp 2.000.000,-

5. Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 500.000,-

6. Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian Rp 1.000.000,-

(10)

3. Jadwal Penelitian

Februari Maret April Mei Agustus Persiapan

Pelaksanaan

Penyusunan Laporan

(11)

4. Naskah Penjelasan Kepada Orang Tua Yth. Bapak / Ibu ………..……….

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri nama saya dr. Looni Basra, saya sedang menjalani pendidikan dokter spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, saya sedang melaksanakan penelitian tentang peranan pemberian glucomannan dengan dan tanpa agar-agar pada anak yang menderita konstipasi fungsional.

Berdasarkan hasil pemeriksaan saya, anak Bapak/Ibu menderita konstipasi fungsional yang berdampak pada proses pembelajaran di sekolah.

Untuk itu, saya berencana untuk mengobati anak Bapak/Ibu dengan memberikan obat glucomannan dengan dan tanpa pemberian agar-agar. Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian terapi glucomannan selama satu bulan akan memberikan efek yang baik dalam memperbaiki frekuensi dan konsistensi tinja pada anak dengan konstipasi fungsional. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di luar negeri. Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan menggunakan mikrotois, penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan anak, pemberian catatan harian konstipasi dan kuisioner untuk mengetahui anak yang menderita konstipasi fungsional. Pada anak yang menderita konstipasi fungsional, akan diberikan obat selama empat minggu, obat glucomannan diminum sekali sehari setelah makan. Agar-agar yang sudah dimasak dimakan sekali sehari. Pemantauan ulangan dilakukan setelah dua minggu dan empat minggu dan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan kuisioner dibandingkan pengukuran sebelum diberi obat.

Glucomannan yang diberikan berisi akar atau serabut konjak. Sediaan glucomannan menggunakan produk dari Swanson, USA. Tiap kapsul berisi 700mg serat glucomannan dari 100% akar konjak. Dosis diberikan sesuai dengan berat badan anak Bapak/Ibu dan obat glucomannan diberikan setelah makan. Efek samping pemberian glucomannan dapat terjadi jika dosis lebih 5 gram/hari, berupa diare, nyeri perut dan perut kembung. Dan bila efek samping terjadi (diare, perut kembung dan nyeri perut) maka obat glucomannan dihentikan pemberiannya.

Agar-agar yang diberikan menggunakan produk dari PT. Bola Dunia Walet,

(12)

mengandung fiber (serat) 6gram tiap bungkusnya. Sampai saat ini belum ditemukan efek samping pemberian agar-agar.

Jika Bapak/Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka saya akan megharapkan Bapak/Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).

Bapak/Ibu serta anak anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Dan jika ada hal yang tidak diinginkan atau didiskusikan dapat menghubungi saya di nomor telepon 08126566206.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Nama Peneliti

(13)

5. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….…… Umur ……… tahun L / P

Alamat : ……..……….

No. Telp/HP :………. dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pengobatan konstipasi terhadap anak saya :

Nama : ………. Umur ………tahun L / P Kelas :………...

Alamat Rumah :……...………..

Alamat Sekolah : ………

yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

(14)

6. Lembaran Kuisioner

Nama lengkap : ……….. Jenis kelamin : ………..

Umur : ………

Tahun : ………

Alamat : ………

No.Telp/HP :……….. Pekerjaan orang tua ( ) Petani

( ) Wiraswasta ( ) Pegawai negeri ( ) Lain-lain ……….

Penghasilan orang tua : Rp………/bulan Tingkat pendidikan orang tua AYAH IBU

( ) ( ) Tidak sekolah ( ) ( ) Sekolah dasar ( ) ( ) SMP

( ) ( ) SMA

(15)

No. Reg : Tanggal : Dilakukan Oleh : Identitas Pribadi

Nama : ………

Tempat/Tanggal Lahir : ………

Tinggi/Berat Badan : …………cm/…………Kg…..………

Alamat Rumah : ………

Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya / tidak *) ………...

a. Anamnesa

1. Apakah anda sering mengalami susah buang air besar (BAB) ? a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, berapa kali dalam satu minggu susah BAB yang anda alami? a. Satu kali dalam 1 minggu

b. Dua kali dalam 2 minggu c. Tiga kali dalam 3 minggu

3. Sudah berapa lama anda mengalami susah buang air besar : a. 2 bulan terakhir

b. 3 bulan terakhir c. Tidak pernah

4. Berapa kali setiap hari anda buang air besar ? a. Setiap hari

(16)

5. Bagaimana perasaan anda saat buang air besar ? a. Mulas dan sakit perut

b. Mual dan muntah c. Biasa-biasa saja

6. Bagaimana bentuk tinja saat buang air besar ? a. Cair

b. Keras c. Lembek

7. Apakah anda pernah mengalami bentuk tinja sangat besar sehingga terasa nyeri / sakit saat BAB dan tinja dapat menyumbat toilet?

a. Ya c. Sering b. Tidak

8. Apa warna tinja saat buang air besar ? a. Kehitaman

b. Kuning dan kemerahan c. Coklat

9. Apakah anda suka makan sayuran ? a. Sangat suka

b. Biasa-biasa saja c. Tidak suka

10. Apakah anda suka makan buah-buahan ? a. Sangat suka

b. Biasa-biasa saja c. Tidak suka

11. Jenis buahan apa yang anda suka ? a. Pepaya

b. Pisang c. Salak

12. Berapa gelas (aqua gelas) sehari anda minum air putih? a. Kurang dari delapan gelas

b. Lebih dari delapan gelas

13. Jenis minuman apa yang paling anda suka? a. Susu

(17)

c. Minuman soda

14. Pada saat susah buang air besar , apakah anda mengkonsumsi obat pencahar (obat memperlancar buang air besar)?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah setiap buang air besar selalu mengkonsumsi obat ? a. Ya b. Tidak

16. Jenis obat apa yang anda minum ? a. Jamu-jamuan

b. Obat medis

c. Tidak minum obat tetapi mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan dan banyak minum

17. Apakah makanan yang anda makan sehari-hari lebih banyak protein dan Karbohidratnya (ikan, telur, ayam, nasi) dibandingkan sayur (serat)?

a.Ya b. Tidak

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sehat / sakit Kesadaran :

Pemeriksaan abdomen

(18)

7. Catatan Harian Konstipasi

Nomor Sampel : ... Nama Pasien : ... Umur : ... L / P Tanggal Kunjungan I: ... Tanggal Kunjungan II: ...

Tanggal Kunjungan

Minum Obat (YA/TIDAK)

Frekuensi BAB (x/hari)

Konsistensi (berdasarkan

Bristol stool chart)

(19)
(20)
(21)
(22)

Gambar

Gambar konsistensi buang air besar (BAB)
Tabel Angka Random

Referensi

Dokumen terkait

Selenium yang diberikan selama 2 minggu menunjukkan efektivitas yang tinggi terhadap perbaikan klinis konstipasi fungsional pada anak yaitu dalam hal perbaikan terhadap frekuensi

Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian terapi agar-agar ditambah probiotik selama satu bulan akan memberikan efek yang baik dalam memperbaiki frekuensi dan konsistensi

Bifidobacterium longum dan prebiotik FOS 15% yang diberikan selama satu minggu sebagai terapi tambahan pada terapi rumatan konstipasi fungsional anak untuk meningkatkan

Dari penelitian ini terdapat perbedaan bermakna dalam rerata usia awitan, dimana siswa dengan riwayat keluarga penderita konstipasi fungsional memiliki usia awitan lebih

Terdapat perbedaan kualitas hidup pada anak yang mengalami konstipasi fungsional. dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami

Menentukan efektifitas pemberian laksansia secara oral dan rektal terhadap kesembuhan dan kejadian kekambuhan pada anak dengan konstipasi fungsional. Penelitian ini merupakan

Konstipasi yang bersifat familial mempunyai ciri klinis yang berbeda dari konstipasi fungsional pada umumnya, ini terlihat pada sebuah studi yang membandingkan 118 pasien

Dari penelitian ini ditemukan bahwa semua gejala refluks gastroesofageal ditemukan lebih banyak pada konstipasi fungsional dibandingkan dengan tanpa konstipasi fungsional,