• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Urine dan Keluhan Kesehatan Pada Sopir Angkot Rahayu Medan Ceria 103 di Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Urine dan Keluhan Kesehatan Pada Sopir Angkot Rahayu Medan Ceria 103 di Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat meningkatkan daya dukung untuk lingkungannya. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memperihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran dan perumahan (Darmono, 2001).

Pencemaran udara diartikan sebagai bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama akan mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan (Wardhana, 2004). Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 yang berisikan jenis parameter udara pada baku mutu udara ambien yang berisikan antara lain : Sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu), Dustfall (debu jatuh), Pb (Timah Hitam). Untuk senyawa timbal setelah meninggalkan ruang bakar akan membentuk padatan partikel, sebagian besar berdiameter kurang dari 2μm. Baku mutu udara ambien yang

(2)

Sumber pencemaran udara yang berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, kebakaran hutan, perkantoran dan perumahan. Udara yang dulunya natural kini telah tercemar sehingga mempengaruhi kualitas hidup manusia. Dalam udara natural terkandung gas yang terdiri dari 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% karbon dioksida, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan, hydrogen. Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan mahluk hidup termasuk manusia. Komposisi seperti itu disebut sebagai udara normal. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, mengakibatkan udara sering kali kualitasnya mengalami penurunan. Perubahan ini dapat berupa polusi oleh salah satu komponen kimia yang tercemar kedalam udara (Sumantri, 2010).

Beberapa bahan pencemar yang terdapat pada lingkungan adalah karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), sulfur dioksida (SO2) dan partikel. Partikel merupakan padatan yang sangat halus, umumnya berukuran kurang dari 10μ, dapat melayang-layang di udara, dan ketika bernafas padatan ini dapat masuk ke dalam saluran pernafasan kita. Semakin kecil ukuran partikel yang ikut masuk ketika kita bernafas, maka semakin besar kemungkinan untuk sampai ke paru-paru. Partikel yang banyak terdapat di lingkungan diantaranya adalah debu dan timbal.

(3)

merupakan hasil samping dari pembakaran ini berasal dari senyawa tetra-metil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk (anti-knock) pada mesin-mesin kendaraan (Palar, 2008).

Timbal merupakan bahan kimia yang termasuk dalam kelompok logam berat. Menurut Palar (2008) logam berat merupakan bahan kimia golongan logam yang sama sekali tidak dibutuhkan oleh tubuh, di mana jika masuk ke dalam tubuh organisme hidup dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negatif terhadap fungsi fisiologis tubuh. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil akan berakumulasi di dalam tubuh, sehingga pada suatu saat juga dapat menimbulkan efek negatif dan gangguan kesehatan (Naria, 2005). Tingkat pencemaran di Indonesia akibat gencarnya pengkonsumsian bahan bakar kendaraan terlihat dari catatan tahun 1996. Diperkirakan tak kurang dari 9 juta kiloliter bahan bakar habis dijalanan per tahun, dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 7%. Dengan kata lain, setiap menit di Indonesia, tak kurang dari 17.000 liter bahan bakar yang habis terbakar .

(4)

Kendaraan bermotor sebagai produk teknologi dalam operasinya memerlukan bahan bakar minyak yang memiliki timbal. Timbal tersebut menjadi salah satu polutan utama yang dihasilkan oleh aktivitas pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor. Timbal yang ditambahkan ke dalam bensin bertujuan untuk meningkatkan nilai oktan dan sebagai bahan aditif anti ketuk dalam bentuk Tetra Ethyl Lead (TEL) atau Tetra Methyl Lead (TML). Timbal yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak merupakan sumber utama pencemaran timbal di perkotaan. Sumber alamiah timbal berasal dari penguapan lava, batu-batuan, tanah dan tumbuhan, namun kadar timbal dari sumber alamiah ini sangat rendah dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor. Dari sekian banyak sumber pencemaran udara yang ada, kendaraan bermotor (transportasi) merupakan sumber pencemaran udara terbesar (60%), sektor industri (20%) dan lain-lain (20%) (Almatsier, 2003).

Timbal kini dianggap sebagai ancaman serius karena diketahui menebarkan racun diudara dan masuk kedalam paru-paru, beredar dalam darah serta menyebabkan efek buruk jangka panjang. Logam pencemar dari kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal bisa terakumulasi dalam tubuh, menyerang organ-organ penting, bahkan merusak kualitas keturunan. Keracunan timbal yang berasal dari udara bebas terdapat ada penduduk yang mendapat pemaparan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama. Efek paparan ini terhadap kesehatan dapat menjadi akut maupun kronik (Palar, 2008).

(5)

kesehatan yang ditimbulkan oleh timbal dalam udara berkaitan dengan ukuran partikel. Efek pertama pada keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah adanya gangguan dalam biosintesis hem darah dan apabila gangguan ini tidak segera terasatsi akan dapat mengakibatkan gangguan terhadap berbagai sistem organ tubuh seperti sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi, saluran cerna dan anemi.

(6)

Hastuti (2007) terhadap anak jalanan yang berada di kota Yogyakarta menghasilkan tingginya kadar timbal pada urin tersebut.

Tingginya jumlah kendaraan bermotor maka kota Medan berpotensi besar terhadap pencemaran udara yang akan memberikan efek terhadap kesehatan. Kendaraan bermotor tersebut diantaranya adalah kendaraan umum untuk mengangkut penumpang yang dikenal sebagai angkutan kota. Angkutan kota atau angkot, pada umumnya banyak digunakan masyarakat di kota Medan. Banyak jenis dan trayek dimiliki angkot membuat sumber pencemaran semakin meningkat sehingga sopir angkot juga banyak terdapat di kota Medan. Jumlah asap angkot yang banyak menjadi pencemar udara menimbulkan gangguan kesehatan kepada para sopir angkot.

Angkutan kota Rahayu Medan Ceria 103 banyak ditemukan di kota Medan dengan trayek Pancur Batu–Padang Bulan–Iskandar Muda–Gajah Mada– S.Parman–Maulana Lubis–Perintis Kemerdekaan–M. Yamin–Wiliem Iskandar– UNIMED memiliki jarak ± 25 km. Pada survei pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 3 orang supir angkot, ditemukan keluhan kesehatan pada pada sopir angkot Rahayu Medan Ceria 103. Keluhan kesehatan yang di derita adalah sakit kepala, mudah lelah, lemas dan lesu sehingga kurang konsentrasi dalam mengemudi.

1.2 Perumusan Masalah

(7)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1tTujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar timbal pada urin dan keluhan kesehatan pada sopir angkot.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis kadar timbal pada urin sopir angkot Rahayu Medan Ceria 103 kota Medan.

2. Untuk mengetahui keluhan kesehatan pada sopir angkot Rahayu Medan Ceria 103 kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi sopir angkot dalam mengetahui kadar timbal pada urin.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh bahwa, tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar timbal (Pb) di udara ambien pada lingkungan kerja Dinas Perhubungan Terminal antar Kota di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pohon peneduh jalan di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 dan terminal Pinang Baris, jenis pohon yang memiliki kadar timbal (Pb)

Sehingga berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti kadar logam berat Timbal (Pb) pada pangan jajanan (makanan dan minuman) anak SD

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang gambaran kadar Pb dalam rambut sopir bus yang melewati

Hal ini juga yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Low Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)

timbal pada sayuran selada dan kol yang dijual di pasar Kampung Lalang Medan. Mengetahui kandungan timbal (Pb) dalam sayuran selada dan

Adanya kandungan timbal (Pb) pada rambut sopir angkutan dapat menggambarkan bahwa seseorang yang setiap hari terpapar langsung oleh asap kendaraan bermotor memungkinkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada makanan jajanan berdasarkan lama waktu pajanan yang dijual dipinggir jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun