• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

dipertemukan melalui kesepakatan. Melalui perjanjian perbedaan tersebut

diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga

mengikat para pihak. Dalam perjanjian, pertanyaan mengenai sisi kepastian dan

keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada di antara para pihak

terakomodir melalui mekanisme hubungan perikatan yang bekerja secara

seimbang.1

Perjanjian adalah sepakat dari satu atau lebih pihak untuk melakukan

perbuatan atau tidak melakukan perbuatan. Suatu perjanjian yang dibuat oleh para

pihak harus memenuhi ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) tentang syarat sahnya perjanjian.

Perjanjian haruslah memenuhi kata sepakat dari para pihak, para pihak tersebut

telah cukup dewasa untuk membuat perjanjian, adanya tujuan yang jelas dari

perjanjian dan perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ketentuan

undang-undang, kepatutan maupun kesusilaan.

(2)

Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana

mestinya, maka pihak tersebut dapat dituntut untuk dimintakan ganti rugi. Dengan

demikian pertanggungjawaban atas ganti rugi yang diajukan salah satu pihak

memberikan konsekuensi kepada pihak lain untuk memenuhi prestasi yang dibuat

para pihak dalam suatu perjanjian. Perjanjian menurut namanya dibagi menjadi

dua macam, yaitu perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama. Perjanjian

bernama merupakan perjanjian yang dikenal di dalam KUHPerdata. Sedangkan

perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang timbul, tumbuh dan berkembang

dalam masyarakat. Jenis perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata

diundangkan.2

Contoh kasus perjanjian kerjasama pendistribusian antara Universitas

Brawijaya dengan PT. Bank Central Asia, Tbk No. 127/PKS/GBC-PB1/VIII/2013

tentang Penyedian dan Pendistribusian Kartu Institusi.3

Lembaga distributor dalam prakteknya bukan merupakan suatu hal yang

baru. Namun demikian, seiring dengan berkembangnya praktek-praktek dunia

usaha baik dalam skala domestik maupun internasional, sedikit banyak

memberikan suatu pengaruh terhadap bagaimana lembaga distributor dimaksud

dalam menjalankan praktek usahanya. Tidak jarang lembaga usahanya adalah

distributor tetapi justru pada prakteknya merupakan lembaga sub-distributor atau

bahkan pada prakteknya lembaga-lembaga distributor ini melakukan

praktek-praktek layaknya retailer (pedagang eceran). Secara umum memang para pelaku

usaha yang kreatif adalah mereka-mereka yang dapat mempertahankan kinerja

2 Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia , (Pustaka Yustisi, Yogyakarta, 2000),

hal. 42.

(3)

usaha perusahaannya untuk kurun waktu yang lama. Eksistensi lembaga ini ada

karena tuntutan ekonomi yang kerangkanya adalah bagaimana mempercepat

produk-produk dapat sampai ke tangan para penggunanya.

Faktor kelangsungan usaha merupakan kunci penting dari sebuah

perusahaan. Sedangkan, bagaimana untuk menciptakan kelangsungan usaha

tersebut juga merupakan hal lain yang terintegrasi dengan kreatifitas untuk

memenuhi keinginan pasar. Sudah merupakan suatu tolak ukur sederhana bahwa

tidak ada pasar yang memiliki loyalitas mutlak terhadap suatu produk dan jasa,

melainkan bagaimana produk dan jasa dapat memenuhi kepuasan pasar dengan

berbagai insentif yang diberikan yang oleh karenanya akan diburu oleh pasar.

Sifat pasar yang sedemikian rupa menjadikan para pedagang besar ataupun para

distributor dituntut untuk senantiasa kreatif dalam mempertahankan bisnisnya.4 Distributor sebagai pihak yang ditunjuk oleh prinsipal untuk memasarkan

dan menjual barang-barang prinsipalnya dalam wilayah tertentu untuk jangka

waktu tertentu, tetapi bukan sebagai kuasa prinsipal tersebut.5 Distributor tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya, tetapi bertindak untuk dan atas nama

sendiri. Distributor membeli sendiri barang-barang dari prinsipalnya dan

kemudian ia menjualnya kepada para pembeli di dalam wilayah yang

diperjanjikan oleh prinsipal dengan distributor tersebut. Segala akibat hukum dari

perbuatannya menjadi tanggung jawab distributor itu sendiri. Dalam dunia bisnis,

perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut

prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh

4

http://arididit.blogspot.co.id/2014/10/aspek-aspek-hukum-perjanjian.html (diakses tanggal 1 November 2015)

5 Prinsipal adalah perusahaan atau perseorangan yang mengangkat atau menunjuk

(4)

prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak ada larangan, tetapi

pada saat ini hubungan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu

persetujuan dalam bentuk kontraktual. Secara yuridis, hubungan hukum antara

para pengusaha dengan prinsipalnya yaitu perusahaan industri merupakan

hubungan hukum yang sejajar yaitu antara perusahaan yang satu dengan

perusahaan yang lain. Pada perjanjian kerjasama yang diadakan masing-masing

pihak memenuhi prestasi sesuai dengan yang diperjanjikan yang menimbulkan

tanggung jawab pada masing-masing pihak.

Asas kebebasan berkontrak merupakan inti daripada perjanjian kerjasama

ini yang mengandung pengertian bahwa para pihak bebas memperjanjikan apa

saja asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan

kesusilaan. Lebih jauh lagi para pihak yang membuat perjanjian harus mempunyai

posisi yang setara dalam memperjuangkan hak dan kewajibannya, sehingga hak

dan kewajiban para pihak menjadi seimbang.

Perjanjian kerjasama antara produsen dengan distributor dalam

menyalurkan semen ini telah disepakati oleh kedua belah pihak karena pihak

distributor telah menyetujui dengan menandatangani kontrak, sehingga

kesepakatan bersama sudah tercapai satu sama lainnya sebagaimana Pasal 1320

KUHPerdata. Meskipun terkadang kesepakatan bersama para pihak tidak

selamanya membawa keuntungan bagi pihak lain (pihak yang lemah). Karena

adanya kedudukan para pihak yang tidak seimbang, yaitu mengingat kedudukan

produsen lebih kuat dibandingkan kedudukan distributor tersebut.

Pihak distributor itu sendiri dalam proses pendistribusian semen

(5)

penunjukan pengecer resmi yang ditetapkan distributor, bertujuan

mendistribusikan semen secara langsung kepada konsumen terakhir, berdasarkan

kontrak kerja yang ditetapkan distributor terhadap pengecer resminya.

Sebaliknya apabila dalam pelaksanaan perjanjian tersebut tidak melakukan

kewajiban yang disepakati sebelumnya disebabkan adanya perbuatan wanprestasi

atau perbuatan melawan hukum, maka timbulnya pelanggaran dalam hukum

perjanjian. Misalnya pelanggaran itu terjadi disebabkan salah satu pihak

melakukan perbuatan penyelewengan semen baik pihak pengecer atau distributor

dan ketidaksesuaian dalam pembayaran dari pihak produsen. Maka akan

menimbulkan adanya konflik kepentingan para pihak karena tidak terpenuhi

prestasinya dan mengakibatkan timbulnya akibat hukum dalam perjanjian yang

melahirkan sanksi hukum dalam perjanjian kerjasama tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara

PT. Lafarge Cement Indonesia Dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge

Cement Indonesia).

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan di atas maka, permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian

antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan distributor?

2. Bagaimanakah hak dan kewajiban antara PT. Lafarge Cement Indonesia

(6)

3. Bagaimanakah penyelesaian dalam wanprestasi perjanjian kerjasama di

bidang pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan

perusahaan distributor?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang

pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan

distributor.

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban antara PT. Lafarge Cement

Indonesia dengan perusahaan distributor dalam perjanjian kerjasama.

3. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kerjasama di

bidang pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan

perusahaan distributor.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, adapun

manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Secara teoretis

Sebagai upaya pengembangan wawasan pemahaman terhadap ilmu

hukum, khususnya di bidang keperdataan dalam aspek perjanjian

(7)

2. Secara praktis

Sebagai referensi terhadap penelitian selanjutnya dalam menyusun karya

tulis ilmiah yang lebih mendalam sehubungan dengan bidang keperdataan

dalam aspek perjanjian kerjasama.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah yuridis normatif dan

yuridis empiris. Yuridis normatif adalah untuk mengkaji berbagai

peraturan-peraturan yang ada terkait dengan pendistribusian. Yuridis empiris, yaitu metode

penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan

kebenaran yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan melalui wawancara

dengan koresponden dan studi kepustakaan untuk menemukan mengenai proses

terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di masyarakat.6 2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif dalam memberikan

gambaran dan memaparkan sebagian atau keseluruhan dari objek yang akan

diteliti. Terkait dengan hal itu, juga dikemukakan pemikiran-pemikiran yang

berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas.7 3. Sumber Data

6 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (RajaGrafindo

(8)

Di dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup antara lain:8

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan

terdiri dari :

1) Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu pembukaan Undang-Dasar

1945.

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian,

hasil karya dari kalangan hukum.

c. Bahan hukum tersier, yakni, bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya

kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, akan digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan, cara pengumpulan datanya adalah melalui pedoman

wawancara yang sifatnya terbuka, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada. Tipe pedoman

wawancara yang digunakan adalah tipe terstruktur dan tidak terstruktur, artinya

bahwa di dalam melakukan wawancara, telah menetapkan terlebih dahulu

pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan, namun tidak menutup

kemungkinan bahwa dalam proses tanya jawab tersebut, juga menanyakan hal-hal

8 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (PT. Raja Grafindo

(9)

lain di luar dari kerangka pedoman wawancara yang mana hal tersebut dapat

timbul secara langsung pada saat wawancara dilakukan.

b. Penelitian kepustakaan (library research).

Dengan cara pengumpulan data dengan jalan membaca dan menelaah

beberapa literatur maupun buku-buku serta peraturan perundangan-undangan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data-data sekunder

untuk mempermudah dalam menganalisa permasalahan yang ada.

5. Analisa Data

Data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini dianalisis secara

kualitatif guna menjawab, memecahkan serta pendalaman secara menyeluruh dan

utuh dari objek yang diteliti kemudian disajikan secara deskriptif untuk

mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan

masalah yang terjadi di lapangan.

F. Keaslian Penulisan

Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran

dengan mengambil panduan dari buku-buku, dan sumber lain yang berkaitan

dengan judul dari skripsi, ditambah sumber riset dari lapangan di PT. Lafarge

Cement Indonesia. Dalam kesempatan ini akan dibahas tentang penyelesaian

wanprestasi perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT. Lafarge

Cement Indonesia dengan perusahaan distributor (Studi PT. Lafarge Cement

(10)

1. Kartika Puri Mandasari (2011) 097011073 / M.Kn, dengan judul Akibat

Hukum atas Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara Produsen PT. PUSRI

(Pupuk Sriwidjaja) dengan Pemegang Distributor Pupuk

Adapun yang menjadi permsalahan dalam penelitian ini adalah

a. Bagaimana Bentuk Kerjasama antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja

dengan Distributor pupuk dalam menyalurkan pupuk?

b. Bagaimana Akibat Hukum yang ditimbulkan dalam perjanjian kerjasama

yang dilakukan Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor pupuk

apabila telah melanggar ketentuan klausula dalam perjanjian?

c. Bagaimana Upaya Penyelesaian sengketa PT. Pupuk Sriwidjaja dengan

Distributor pupuk yang mengadakan hubungan kerjasama akibat tidak

memenuhi kewajiban klausula dalam hukum perjanjian?

2. Nur Salam (2012) 097011057/M.Kn Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian

Kerjasama Dagang Antara PT Frisian Flag Indonesia dengan Distributor di

Kota Medan” (PT. Permata Niaga sebagai salah satu Distributor di Kota

Medan).

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama

dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga?

b. .Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian

Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sebagai pihak distributor?

c. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila terjadi perselisihan dalam

perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata

(11)

3. Rajamin P. Sinabang (2010), NIM 050200283 Tinjauan Yuridis Perjanjian

Kerjasama Pengadaan Kendaraan Bus Wisata Antara PT. Lingga Jati AL

Manshurin Dengan P.O. KARONA.”

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah keabsahan perjanjian kerjasama pengadaan armada

kendaraan bus wisata antara PT. Lingga Jati Al Manshurin dengan P.O.

Karona ditinjau berdasarkan ketentuan hukum perdata?

b. Bagaimanakah pembagian tanggung-jawab para pihak apabila terjadi

risiko pada saat kontrak berlangsung?

c. Bagaimanakah cara berakhirnya perjanjian kerjasama pengadaan bus

wisata tersebut serta apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu

pihak,penyelesaian apa yang ditempuh?

Berdasarkan kenyataan diperoleh keyakinan bahwa keaslian penulisan ini

cukup diyakini keberadaannya, maka judul yang diajukan belum pernah ditulis

dan dibahas sehingga dapat dikatakan bahwa penulisan ini adalah asli, dan dapat

dipertanggungjawabkan keasliannya.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat diperoleh suatu

kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu dengan bab yang

lainnya.

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,

(12)

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

Bab ini berisikan mengenai tinjauan umum tentang perjanjian yang

terdiri dari pengertian dan syarat perjanjian, jenis-jenis dan asas-asas

perjanjian, berakhirnya perjanjian, dasar hukum perjanjian kerjasama

dalam KUHPerdata dan tinjauan umum tentang distributor, yang

terdiri dari pengertian, fungsi, dasar hukum distributor, sistem dalam

pendistribusian dan kendala-kendala yang dihadapi dalam

pendistribusian.

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI WANPRESTASI

Bab ini berisikan mengenai pengertian dan macam-macam

wanprestasi, penyebab terjadinya wanprestasi dan akibat hukum dari

wanprestasi.

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI PERJANJIAN KERJASAMA DI

BIDANG PENDISTRIBUSIAN ANTARA PT. LAFARGE CEMENT

INDONESIA DENGAN PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (STUDI

PT. LAFARGE CEMENT INDONESIA).

Bab ini berisikan mengenai Profil PT. Lafarge Cement Indonesia,

pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT.

Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan distributor, hak dan

kewajiban antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan

distributor dalam perjanjian kerjasama dan penyelesaian wanprestasi

perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT. Lafarge

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini,

dikemukakan kesimpulan dan saran yang didapat sewaktu

Referensi

Dokumen terkait

Sistem MLM syariah berlandaskan ayat al-Quran “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al- Baqarah: 275) Juga firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman,

Penguat Mini adalah rangkaian elektronika yang dapat dipergunakan sebagai alat penguat lengkap dengan IC yang berisi sebuah tingkat penguat daya kecil serta tiga transistor

Meningkatnya peran LIPI dalam pergaulan dunia internasional melalui peningkatan kerjasama Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi dengan lembaga litbang dan

Pada tahun 2014, seperti yang tampak pada Tabel 3.9, UPT BPML-LIPI mentargetkan dua buah contoh produk dari hasil kegiatan penelitian yang digunakan oleh

Penulisan ilmiah ini akan membahas bagaimana membuat suatu rangkaian Amplifier Headphone Stereo sederhana yang menggunakan asas kerja penguat sinyal dan penguat daya. Pada rangkaian

Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 ya g telah diaudit oleh Ka tor Aku

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam hal mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang

After video acquisition, background subtraction based on MOG (Mixture of Gaussians) algorithm (Stauffer, 1999) is used to extract the moving honey bees from the video