• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Ringkasan PKN Kelas X (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Ringkasan PKN Kelas X (1)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

1

Untuk Sekolah Menengah

Atas Kelas X

(2)

i

Daftar Isi

Semester 1

Bab 1Hakikat bangsa dan negara

A. Makna manusia, bangsa dan negara 1

1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial 1 2. Makna Bangsa 1

3. Negara 2

4. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara 4 5. Fungsi Dan Tujuan Negara 8

B. Sikap semangat kebangsaan (Nasionalisme dan patriotisme) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 10

1. Nasionalisme 10 2. Patriotisme 11

Bab 2 Sistem Hukum Dan Peradilan Nasional

A. Sistem Hukum 13

1. Pengertian Sistem 13 2. Pengertian Hukum 13 3. Tujuan Hukum 13 4. Sumber Hukum 14 5. Penggolongan Hukum 15 6. Sanksi Hukum 15

7. Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata 15 B. Peradilan Nasional 16

C. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku 18 D. Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 18

1. Pengertian Korupsi 18

2. Sebab-Sebab Terjadinya KKN 18 3. Akibat Terjadinya KKN 18 4. Fenomena Korupsi di Indonesia 19

E. Peran Serta Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 19 1. Upaya Pencegahan (Perventif) 19

2. Upaya Penindakan (Kuratif/Refresif) 19 3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa 20 4. Upaya Edukasi LSM 20

5. Peran Seta Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 20

Bab 3 Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan HAM

A. Pengertian Dan Macam-Macam HAM 22 1. Pengertian HAM 22

2. Macam-Macam HAM 22

3. Sejaran HAM 23

B. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Penegakan HAM di Indonesia 24 1. Perkembangan HAM di Indonesia 24

2. HAM dalam UUD 1945 25

3. UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM 26

4. Peran Seta dalam Upaya Penegakan HAM di Indonesia 26 5. Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia 27

C. Hambatan Dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Penegakan HAM di Indonesia 27

1. Hambatan Penegakan HAM 27 2. Tantangan Penegakan HAM

3. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia D. Instrumen Hukum dan Peradilan Internasional HAM

1. Instrumen Hukum Internasional HAM 2. Peradilan Internasional HAM

3. Pelanggaran dan Proses Peradilan HAM Internasional

Semester 2

Bab 4Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi

A. Hubungan dasar negara dengan konstitusi 1. Pengertian Dasar Negara

2. Pengertian Konstitusi 3. Substansi Konstitusi Negara

B. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945 1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945

2. Makna yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

(3)

ii

5. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945

6. Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan yang Berlaku di Indonesia C. Pebandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan

Negara Liberal dan Negara Komunis

1. Konstitusi Negara Republik Indonesia 2. Konstitusi Pada Negara Liberal 3. Konstitusi pada Negara Komunis D. Sikap Positif terhadap Konsitusi Negara

Bab 5 Persamaan Kududukan Warga Negara

A. Kewarganegaraan Republik Indonesia 1. Rakyat dalam Suatu Negara 2. Asas Kewarganegaraan

3. Penduduk dan Warga Indonesia

4. Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia B. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan

1. Kedudukan warga negara

2. Hak dan kewajiban dasar warga negara 3. Pewarganegaraan di Indonesia

4. Kehilangan kewarganegaraan republik Indonesia

C. Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

1. Makna Persamaan

2. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural) 3. Jaminan Persamaan Hidup dalam Konstitusi Negara

D. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan Ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku

Bab 6 Sistem Politik Indonesia

A. Sistem Politik

1. Pengertian Sistem Politik 2. Ciri-ciri umum sistem politik 3. Macam-macam sistem politik 4. Demokrasi sebagai sistem politik

B. Insfrakstuktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia 1. Infrastruktur Politik

2. Suprastruktur Politik

C. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara 1. Pendekatan Sistem Politik Negara 2. Perbedaan Sistem Politik

3. Model-model sistem politik 4. Sistem kepartaian dunia 5. Dinamika politik indonesia

(4)

1

BAB 1

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

A.

MAKNA MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA

1.

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Kata manusia berasal dari kata manu ( Sansekerta ), atau mens ( Latin ) yang berarti berpikir, berakal budi, atau Homo yang berarti seorang yang dilahirkan dari tanah, humus = tanah. Pengertian etimologis te ta g a usia , dapat memberi petunjuk tentang hakikat manusia. Disatu pihak manusia adalah makhluk bumi seperti manusia lainnya ; dilain pihak manusia melampui cakrawala bumi dan mencita-citakan dunia yang luhur. Hal prinsip yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia secara kodrati telah dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di bumi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan derajat paling tinggi diantara ciptaan yang lain.

Manusia sebagai makhluk individu, terdiri dari unsur jasmani ( raga) dan rohani ( jiwa ) yang merupakan satu kesatuan. Jiwa dan raga membentuk individu, telah dibekali potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Setiap manusia, senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi semua kebutuhan dan mempertahankan hidupnya ( survival ).

a.Akal dan pikiran manusia, dapat digunakan untuk menaklukkan alam dan makhluk lain serta sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh, manusia dapat menggunakan tenaga kerbau, sapi atau kuda untuk mengangkut barang, manusia dapat melakukan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi informasi, komunkasi, dsb.

b.Perasaan dan keyakinan manusia, merupakan anugrah Tuhan yang tidak di berikan kepada makhluk lainnya sehingga manusia dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Dengan perasaan dan keyakinan, manusia mampu berhubungan dengan dimensi moral dan spiritual, yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai perwujudan nalar ( akal dan pikiran ) manusia dalam menemukan titik/pusat keTuhanan ( God Spot ) sang pencipta.

Manusia sebagai makhluk sosial, sering disebut zoon politicon, yaitu makhluk yang pada dasarnya ingin bergaul dengan sesama manusia lainnya ( Aristoteles, 384-322 M ).

Tingkat kebutuhan hidup manusia menurut Abraham Maslow, antara lain sebagai berikut :

1. Kebutuhan hidup fisiologis 3. Kebutuhan kasih sayang 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri 2. Kebutuhan rasa aman 4. Kebutuhan akan penghargan diri

2.

Makna Bangsa

Sebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya adalah : memiliki nama wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu

Dala pe gertia sosiologis, a gsa ter asuk kelompok paguyuban ya g se ara kodrati ditakdirka u tuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan dalam suatu Negara.

Berikut ini pendapat beberapa ahli kenegaraan ternama dalam mendefinisikan sebuah bangsa :

a.

Hans Kohn

Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak

b.

Ernest Renan

Bangsa adalah suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat kemudian harus mempunyai kemampuan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.

c.

Otto Bauer

Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.

d.

F. Ratzel

Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara menusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).

e.

Jacobsen dan Lipman

Bangsa adalah kesatuan budaya ( cultural unity ) dan kesatuan politik ( political unity ).

f.

Stalin
(5)

2

g.

Soekarno

Bangsa adalah pengertian politis dan historis.

Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa

a. Frederich Hertz

Dala uku ya Nationally in History and Politic , ia e yataka ah a setiap a gsa e pu yai u sur aspirasi :

1. Keinginan mencapai kesatuan national, yaitu kesatuan di bidang sosial ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas

2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional, maksud bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.

3. Keinginan dan kemandirian, individualitas, keasliaan atau kekhasan, misalnya menjungjung tinggi bahasa nasional 4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.

b. Hans Kohn

Kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya factor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, perasaan dan agama. Dengan demikian, factor objektif terpenting bagi terbentunya suatu bangsa ialah adanya kehendak atau kemauan bersama atau

nasionalisme .

Secara umum, unsur-unsur terbentuknya bangsa : Memiliki persamaan nasib atau sejarah, Memiliki persaman karakter, Memiliki ikatan persatuan yang kuat, Memiliki tanah air yang sama, dan Memiliki persamaan cita-cita dan tujuan.

3.

NEGARA

a.

Makna Negara

NO NAMA TOKOH PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN

1. George Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu 2. G.W.F.Hegel Negara adalah dan kemerdekaan universal organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual 3. Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu golongan atau

bangsa

4. Karl Marx Negara adalah mengeksploitasi kelas yang lain (alat kelas yang berkuasaproletariat/butuh (kaum borjuis/kapitalis) ) untuk menindas atau

5. Prof. Dr. J. H.A. Logeman

Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap

6. Roger F. Soltau Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat

7. Harold J. Laski

Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat

8. Aristoteles Negara dalah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik-baiknya.

b. Sifat Hakikat Negara

1. Memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara legal. 2. Monopoli, menetapkan tujuan bersama masyarakat.

3. Mencakup semua (All embracing), peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

c. Terjadinya Negara

1). Pertumbuhan Primer dan Skunder a). Pertumbuhan Primer

Suku / Persekutuan Masyarakat

(genootschaft)

(6)

3

Fase Genootschaft(Persekutuan Masyarakat)

Kehidupan manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian suku dengan dipimpin kepala suku (primus interpares)

Fase Kerajaan (Rijk)

Primus interpares (orang pertama diantara yang sederajat), kemudian menjadi seorang raja dengan cakupan wilayah lebih luas.

Fase Negara nasional

Pada awalnya dipimpin oleh raja yang absolut dan tersentraslisasi. Hanya ada satu identitas kebangsaan.

Fase Negara demokrasi

Rakyat semakin sadar dan tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada keinginan rakyat untuk mengendalikan dan memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat e ujudka aspirasi ereka. Fase i i le ih dike al kedaulata

rakyat .

b). Pertumbuhan Sekunder

Selalu dihubungkan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan pandangan ini maka suatu Negara dianggap sah sebagai Negara jika telah diakui oleh Negara lain.

2). Pendekatan Faktual

(a). Occopatie (Pendudukan)

Contoh : Liberia yang didiami oleh budak-budak Negro kemudian menjadi Negara merdeka pada tahun 1847.

(b). Fusi (Peleburan)

Contoh : Terbentuknya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.

(c). Cessie (Penyerahan)

Contoh ; Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria kepada Prussia (Jerman) karena adanya perjanjian bahwa Negara yang kalah perang harus memberikan Negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu Negara yang kalah pada Perang Dunia I.

(d). Accesie (Penaikan)

Contoh : Negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai Nil. (e). Anexatie (Pencapolokan / Penguasaan)

Contoh : Ketika dibentuk pada tahun 1948, Negara Israel banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania, Mesir. (f). Proclamation (Proklamasi)

Contoh : NKRI yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Belanda dan Jepang.

(g). Innovation (Pembentukan Negara Baru)

Contoh : Negara Kolumbia yang pecah dan lenyap. Kemudian di wilayah Negara tersebut muncul Negara baru, yaitu Venezuela dan Kolumbia Baru.

(h). Separatisme (Pemisahan)

Contoh : Pada tahun 1939 Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan kemerdekaan.

3). Pendekatan Teoritis

No Teori Tokoh Ajaran yang Dikemukakan

1. Ke-Tuhanan  Agustinus  F.J.Stahl  Haller  Kranenburg  Jean Bodin

a. Negara ada karena kehendak Tuhan, hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan

b. Terbagi dalam :

Teori KeTuhanan Langsung

Bahwa suatu Negara pada awalnya ada karena sudah kehendak Tuhan

ya g la gsu g sehi gga raja dia ggap se agai pe jel a Tuha , utusa

Tuhan, Dewa bahkan Tuhan itu sendiri. Contoh : Kaisar Tenno Heika

Jepang dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari dan Raja Fir’au di Mesir Kumo mengaku dirinya sebagai Tuhan.

Teori KeTuhanan Tidak Langsung

Bahwa Negara memang ada karena jehendak Tuhan, namun tidak secara langsung melainkan melalui penciptaan manusia terlebih dahulu, yang kemudian menjadi raja. Raja memerintah atas nama Tuhan. Pada Negara modern, dapat diketahui melalui Konstitusinya

(7)

4

2. Per-janji-an

Ma-syara-kat

 Thomas Hobbes  John Locke  J.J. Rousseau  Montesquieu

a. Negara terjadi karena adanya kontrak sosial (perjanjian masyarakat). Masyarakat mengadakkan perjanjian untuk membentuk Negara dan menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada Negara untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat

b. John Locke, bahwa pada tahap I perjanjian antarindividu diadakan untuk membentuk Negara (pactum unionis). pAda tahap II, perjanjian diadakan dengan penguasa (pactum subjectionis). Negara yang dikehendaki

o arki ko stitusi al

c. Thomas Hobbes, e ghe daki monarki absolute

d. J.J. Rousseau, (disebut Bapak Kedaulatan Rakyat) menghendaki bahwa raja hanyalah mandataris rakyat dan karena itu dapat diganti.

3. Ke-kua-saan  Horald J. Laski  Leon Duguit  Karl Marx  Oppenheimer  Kallikles

a. Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasan adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa

b. L. Duguit, seseorang karena kelebihannya atau keistimewaannya baik karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain

c. Karl Marx, Negara dibentuk untuk mengabdi dan melindungi kepentingan kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis.

4. Kedau-latan  Vonthering  Paul Laband  G. Jellinek

a. Kedaulatan Negara : Kekuasan tertinggi ada pada Negara, bukan pada kelompok orang yang menguasai kehidupan Negara, dan engaralah yang menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat

 Krabbe b. Kedaulatan Hukum : Hukum memegang peranan dalam Negara, hukum lebih tinggi dari Negara yang berdaulat

5. Hukum Alam  Plato  Aristoteles  Agustinus  Thomas Aquinas

a. Hukum alam bukan buatan Negara, melainkan kekuasan alam yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah b. Aristoteles, manusia dalah zoon politicon. Dari hakikat manusia seperti ini,

terbentuklah berturut-turut Keluarga Masyarakat Negara c. Agustinus, Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus dosa

orang-orang yang ada di dalamnya. Negara yang baik mewujudkan cita-cita agama, yakni keadilan

d. Plato, terjadinya Negara secara evolusi

e. Thomas Aquinas, Negara merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum

4.

UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu Negara harus memenuhi syarat-syarat : a. Rakyat yang bersatu

b. Daerah atau wilayah

c. Pemerintahan yang berdaulat d. Pengakuan dari negara lain

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu :

a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk) b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan

c. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat; dan d. Kesanggupan berhubungan dengan Negara-negara lain.

a. Rakyat

Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu, dibedakan atas dua jenis yaitu : 1. Penduduk

Mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah Negara (menetap) untuk jangka waktu yang lama.

2. Bukan Penduduk

(8)

5

Berdasarkan hubungannya dengan pemerintah, rakyat dapat dibedakan menjadi :

1. Warga Negara

Mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu Negara, dengan status kewarganegaraan warga Negara asli atau warga Negara keturunan asing.

2. Bukan Warga Negara

Mereka yang berada di suatu Negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota Negara yang bersangkutan, namun tunduk pada Pemerintah dimana mereka berada.

b. Wilayah

Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibedakan menjadi :

1. Wilayah Daratan

Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa : Batas alamiah, batas buatan, batas secara geografis.

2. Wilayah Lautan

Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya disebut archipelagic state.

Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara adalah Hasil Konferensi Hukum laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Conference on The Law of the Sea).

Batas Lautan : 1). Laut Teritorial (LT) 2). Zona Bersebelahan (ZB) 3). Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 4). Landas Kontinen (LK)

Pe eri tah ‘I pada ta ggal Fe ruari 9 9, telah e geluarka Deklarasi te ta g La das Ko ti e de ga

kebiasaan praktik Negara dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa suatu Negara pantai mempunyai penguasaan dan yurisdiksi yang ekslusif atau kekayaan mineral dan kekayaan lainnya dalam dasar laut dan tanah di dalamnya di landas kontinen. Contoh hasil perjanjian landasa kontinen :

(a). Perjanjian RI – Malaysia tetang Penetapan garis Batas Landas Kontinen Kedua Negara (di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku 7 November 1969.

(b). Perjanjian RI – Thailand tentang Landas Kontinen Selat Malaka Bagian Utara dan Laut Andaman, ditandatangani

17 Desember 1971 dan mulai berlaku 7 April 1972.

(c). Persetujuan RI – Australia tentang Penetapan Atas Batas-Batas Dasar Laut Tertentu di daerah Laut Timor dan laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei 1971, dan berlaku mulai 9 Oktober 1972. 5). Landas Benua (LB)

3. Wilayah Udara

Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi dii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.

Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) :

Setiap Negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya

UU RI No. 20 tahun 1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo- stationer adalah setinggi 35.671km.

4. Wilayah Ekstrateritorial

Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum Internasional, yang mengacu pada hasil Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818), perwakilan diplomatik suatu Negara di Negara lai erupaka daerah ekstrateritorial .

Daerah Ekstrateritorial, mencakup :

(9)

6

c. Pemerintah yang berdaulat

Kata kedaulata atau daulat erasal dari kata daulah (Arab), souvereignty (Inggris), Souvereiniteit (Perancis), supremus

Lati , ya g erarti kekuasaan tertinggi . Kekuasaa ya g di iliki pe eri tah e pu yai kekuata ya g erlaku kedalam (interne-souvereiniteit) dan keluar (extrene-souvereiniteit).

Menurut Jean Bodin (1500-1596) kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu Negara. Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok sebagai berikut :

1. Asli : Kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

2. Permanen : kekuasaan itu tetap ada selama Negara itu berdiri sekalipun pemegang kedaulatan berganti-berganti 3. Tunggal (Bulat) : Kekuasaan itu merupakan satu-kesatuan tertinggi dalam Negara yang tidak diserahkan atau

dibagi-bagikan kepada badan lain.

4. Tidak terbatas (absolute) : kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. Bila ada kekuasaan lain yang membatasinya, maka kekuasaan tertinggi yang dimilikinya akan lenyap.

TEORI KEDAULATAN

NO TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN LATAR

BELAKANG

POKOK-POKOK AJARAN KETERANGAN

1. Teori Kedaulatan Tuhan

Agustinus, Thomas Aquinas, Marsilius, F.J.Stahl

Berkembang pada abad V – XV

Dilatarbelakangi oleh perkembangan agama Kristen dan maraknya Pantheisme, yaitu (paham yang menyatakan bahwa Tuhan bukan seorang

(1) Teori ini beranggapan bahwa raja atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan

(2) Kehendak Tuhan menjelma ke dalam diri raja atau penguasa (Paus). Oleh Sebab itu, mereka dianggap sebagai utusan Tuhan/dewa

(1). Ethipia, masa Raja Haile Selassi (Ia merasa diri dipilh oleh Tuhan) (2). Belanda dengan raja-raja

yang menganggap diri sebagai wakil Tuhan,

NO TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN

LATAR BELAKANG POKOK-POKOK AJARAN KETERANGAN

pribadi, melainkan bahwa semua hukum, kekuatan, manifestasi yang ada di dunia ini adalah Tuhan (menyatarakan alam dengan Tuhan)

(3) Segala peraturan yang dijalankan oleh penguasa bersumber dari Tuhan. Oleh sebab itu, rakyat harus patuh dan tunduk kepada perintah penguasa.

By the grace of God (Atas Rahmat Tuhan)

(3). Jepang pada masa Kaisar Tenno Heika yang dianggap sebagai titisan Dewa Matahari

2. Teori Kedaulatan Raja

N.Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes, Hegel

Berkembang sekitar abad XV

Dilatarbelakangi oleh perkembangan kekuasaan yang sudah bergeser dari Gereja (Paus) ke Raja

(1) Kedaulatan Negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan

(2) Raja juga merupakan bayangan dari Tuhan (Jean Bodin)

(3) Agar Negara kuat, raja harus berkuasa mutlak dan tidak terbatas

(N. Machiavelli)

(4) Raja berada di atas undang-undang. Rakyat harus rela menyerahkan hak-hak asasi dan kekuasaannya secara mutlak kepada raja (Thomas Hobbes)

(1). Perancis pada masa Loius XIV (1643-1715) dengan ucapannya L Etat Cest moi yang berarti, Negara adalah saya

3. Teori Kedaulatan Negara George Jellinek, Paul Laband Berkembang antara abad XV-XIX Diilhami oleh gerakan Renaissance dan ajaran Niccolo Machiavelli tentang Negara sebagai pusat kekuasaan

(1) Kekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan Negara (staats souve-reiniteit).

(2) Negara dianggap sebagai sumber kedaulatan yang memiliki kekuasaan tidak terbatas

(3) Karena Negara itu abstrak, kekuasaannya diserahkan kepada raja atas nama negara

(4) Negaralah yang menciptakan hukum. Oleh sebab itu, Negara tidak wajib kepada hukum.

(1) Tsar di rusia yang totaliter, dan digulingkan pada tahun 1917 melalui Revolusi Bolshevik 9Oktober) dengan pahan Komunis. (2) Jerman semasa Hitler, dan Italia masa B. Mussolini merasa sebagai pusat kekuatan Negara dan memerintah secara totaliter sentralistik.

4. Teori Kedaulatan Hukum (Nomokrasi) Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg Berkembang setelah Revolusi Perancis Diilhami oleh semboyan Revolusi

(1). Bahwa kekuasaan hukum ( rechts-souvereinteit) merupakan kekuasaan tertinggi di dalam Negara

(2). Kekuasaan Negara bersumber pada

(1). Negara Eropa dan Amerika pada umumnya menganut teori hukum murni

(10)

7

Peramcis : Liberti, Egalite dan

Fraternite

hukum, sedangkan hukum bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum (3). Pemerintah (Negara) hanya berperan

sebagai penjaga malam yang melindungi hak asasi manusia dan tidak boleh mencampuri urusan sosial-ekonomi masyarakat (negara hukum murni, Immanuel Kant)

(4). Negara seharusnya menjadi Negara hukum. Artinya setiap tindakan Negara harus didasarkan hukum (H. Krabbe) (5). Selain sebagai penjaga malam. Negara

berfungsi dan berkewajiban mewujudkan kesejahteraan rakyat (welfare state- Kranenburg)

hukum modern

5. Teori Kedaulatan Rakyat

Solon, John Locke, Montesquoeu, J.J. Rousseau

Berkembang mulai abad XVII – XIX hingga sekarang

Banyak dipengaruhi oleh teori kedaulatan hukum yang menempatkan rakyat tidak hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek dalam Negara (demokrasi).

(1).Rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat (sosial contract) (2). Rakyat sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi memberikan sebagian haknya kepada penguasa untuk kepentingan bersama

(3). Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat/umum (volonte generale) melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan

(4). Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya (civil rights)

(1). Diterapkan hampir semua Negara, namun pelaksanaannya sangat tergantung pada rezim yang berkuasa, ideology, dan kebudayaan masing-masing Negara.

d. Pengakuan dari Negara lain

1). Pengakuan secara de facto

Diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan (fakta) adanya suatu Negara.

Pengakuan de facto bersifat sementara

Pengakuan yang diberikan oleh suatu Negara tanpa melihat bertahan tidaknya Negara tersebut di masa depan.Kalau Negara baru tersebut kemudian jatuh atau hancur, Negara itu akan menarik kembali pengakuannya. Pengakuan de facto bersifat tetap

Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan (konsul). Sedangkan dalam hubungan untuk tingkat Duta belum dapat dilaksanakan.

2). Pengakuan secara de jure

Pengakuan de jure bersifat tetap

Pengakuan dari Negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.

Pengakuan de jure secara penuh

Terjadinya hubungan antara Negara yang mengakui dan diakui meliputi hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatic. Negara yang mengakui berhak menempatkan Konsuler atau Kedutaan.

BENTUK-BENTUK KENEGARAAN

a. Negara Kesatuan ; Negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat. b. Negara Serikat ; Negara yang terdiri atas gabungan beberapa Negara bagian

c. Koloni ; suatu Negara yang menjadi jajahan dari Negara lain

d. Perwalian (Trustee) ; Wilayah jajahan dari Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II dan berada di bawah naungan Dewan Perwalian PBB

e. Mandat; suatu Negara yang berasal dari daerah jajahan dari Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan di bawah perlindungan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa.

(11)

8

g. Dominion; suatu Negara bekas jajahan Inggris yang mengakui Raja Inggris sebagai rajanya sebagai lambang persatuan

negara

h. Uni; gabungan dua atau lebih Negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala Negara yang sama.

5.

FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA

A.

Fungsi Negara

Menurut para ahli kenegaraan, fungsi-fungsi Negara mencakup hal-hal berikut : Sebagai stabilisator yaitu sebagai menjaga ketertiban (law and order) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan

(a). Fungsi Negara menurut para ahli :

 Para ahli hukum kenegaraan memiliki pandangan yang khas tentang fungsi negara, sebagai berikut :

Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi Negara mencakup tiga tugas pokok (teori Trias Politika) : 1. Fungsi legislative; membuat Undang-Undang

2. Fungsi eksekutif; melaksanakan Undang-Undang

3. Fungsi Yudikatif; mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)

Goodnow, membagi fungsi menjadi dua tugas pokok :

1. Policy making ; membuat kebijakan Negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat 2. Policy Executing ; melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan

Muhammad Kusnardi, S.H., membagi tugas Negara menjadi dua bagian : 1. Menjamin ketertiban (law and order)

2. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

(b) Fungsi atau rugas negara secara umum :

1. Tugas esensial (Tugas asli) ; mempertahanakan Negara sebagai organisasi politik yang berdaulat. Tugas ini meliputi tugas internal (memelihara perdamaian, ketertiban dan ketentraman serta melindungi hak milik setiap orang) dan tugas eksternal (mempertahankan kemerdekaan Negara).

2. Tugas fakultatif ; meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual, sosial maupun ekonomi.

B.

Tujuan Negara

Pada umumnya, tujuan Negara untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan ketentraman semua rakyat yang menjadi bagiannya. Di bawah ini ada beberapa teori tentang tujuan Negara :

No Nama Teori, Tokoh, dan

Latar Belakangnya Pokok – Pokok Pendapat yang Dikemukakan

Penguasa yang Menerapkan

1.

Kekuasaan Negara (Lord Shang Yang, seorang Negarawan Tiongkok/Cina Kuno)

Dilatarbelakangi oleh keadaan negeri Cina saat itu yang banyak mengalami pemberontakan dan perang saudara.

Rakyat dan Negara harus berbanding terbalik, bila negara ingin kuat maka rakyat harus lemah dan sebaliknya

Negara harus berusaha mengumpulkan kekuasaan / kekuatan yang sebesar-besarnya. Negara menyiapkan militer yang kuat, disiplin dan loyal untuk mengahadapi bahaya-bahaya dari luar

Keselamatan dan kemakmuran tidak diperlukan, yang penting Negara aman sentosa

Rakyat harus dijauhkan dari kebudayaan adat, musik, nyanyian, hikayat, kebaikan, kesusilaan, hormat pada orang tua, kekerabatan, kejujuran, dan sofisme (the ten evis). Alasannya, semua itu dapat melemahkan jiwa seseorang (rakyat/prajurit)

a.Atilla b.Jenghis Khan c.Timur Lenk d.Kubhilai Khan

2.

Kekuasaan Negara (N. Machiavelli, 1469-1527,

seorang pemikir dan politikus dari Italia)

Dilaterbelakangi oleh keadaan negaranya saat itu yang banyak mengalami pergolakkan dan perpecahan.

Menitikberatkan pada sifat pribadi raja, yaitu agar dapat cerdik seperti

ka il da e akut- akuti rakyat ya seperti si ga

Pemerintah / penguasa boleh berbuat apa saja, asal untuk kepentingan Negara dalam mencapai kekuasaan Negara yang sebesar-besarnya. Siapapun yang melawan pemerintah/raja harus ditindak tanpa kompromi

Pemerintah menghalalkan segala cara, meskipun harus melanggar sendi-sendi kesusilaan dan kebenaran

Seorang penguasa yang cermat bertahan pada keyakinan/kepercayaan yang berlawanan dengan kepentingannya

a.Fredderick Agung b.Louis XIV c.Adolf Hitler d.B. Mussolini

3. Perdamaian Dunia (Dante Alighieri 1265-1321, Seorang pemikir besar dari Prussia Jerman)

Dilatarbelakangi oleh adanya

Keamanan dan ketentraman manusia dalam negara dapat di capai apabila ada perdamaian dunia, yang tidak terletak pada masing-masing penguasa atau raja.

Dalam mencapai perdamaian dunia, perlu dibentuk satu negara dibawah satu imperium (raja atau kaisar).

(12)

9

pertentangan antara kaisar

dengan Paus mengenai siapa yang paling berhak dalam kekuasaan negara

Pembentukan imperium bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan. Pembentukan masing-masing Negara merdeka hanya akan menimbulkan peperangan.

diganti menjadi perserikatanBangsa- Bangsa (PBB)

No Nama Teori, Tokoh, dan

Latar Belakangnya Pokok – Pokok Pendapat yang Dikemukakan Penguasa yang Menerapkan

4.

Jaminan atas hak dan kewajiban

(Immanuel kant 1724 – 1804, seorang ahli hukum dari Jerman) di latar belakangi oleh keadaan negara Eropa dalam suasana pencerahan ( enlightenment) yang mengagung-agungkan otonomi dan kebebasan individu.

Negara harus membentuk dan mempertahankan hukum supaya hak dan kemerdekaan warga Negara terpelihara.

Adanya hukum yang dirumuskan dalam perundang-undangan,dan hukum itu merupakan penjelmaan kehendak umum (volunte generale)

Perlunya pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif.

Peranan Negara : menjaga ketertiban hukum dan melindungi hak serta kebebasan warganya.

Negara tidak boleh turut campur dalam urusan pribadi dan ekonomi warganya. Banyak diterapkan di Negara-negara Eropa dan Amerika

Banyak di terapkan di Negara-Negara Eropa dan Amerika pada umumnya setelah abad XVIII

Diterapkan dihampir semua Negara modern yang menjunjung tinggi demokrasi dan menjamin keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.

5.

Negara kesejahteraan atau welfare State

(R.Kranenburg,seorang ahli

huku Jer a . Latar

belakangnya hampir sama dengan teori jaminan atas hak dan kebebasan).

Negara bukan sekedar memelihara ketertiban hukum belaka, tetapi secara aktif mengupayakan kesejahteraan warga negaranya.

Negara harus benar-benar bertindak adil terhadap seluruh warga negaranya.

Negara hukum bukan hanya untuk penguasa atau golongan tertentu saja, tetapi untuk kesejahteraan rakyat di dalam Negara.

Teori tentang tujuan negara menjelma menjadi paham-paham atau ideology :

a. Teori fasisme

Fasis e erasal dari kata fascio kelo pok politik . Dari kata terse ut ti ul istilah Fascio de Cambattimento (barisan tempur) yang dipraktekkan di Italia oleh Mussolini (1883-1945) yang memerintah dari 1922-1943. Secara umum, Fasisme adalah system kediktatoran yang menempatkan Negara di tangan satu orang dan melarang setiap oposisi atau perlawanan. Negara fasis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya kediktatoran satu partai yang kaku. 5. Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan Negara fasis

2. Penindasan terhadap oposisi 6. Pengaturan ekonomi sangat sentarlistis 3. Menganut paham nasionalisme yang sempit . Tujua egara fais adalah I periu Du ia

4. Seluruh aspek kehidupan warga Negara diatur, dikontrol, dan sikendalikan secara ketat oleh pemerintah fasis yang sentralistis

b. Teori individualisme

Muncul sebagai antiklimaks kekuasaan Monarki absolut (abad XVII dan XVIII). Pelopor paham individualisme (liberalisme) dalam politik, antara lain ialah John Locke,Voltaire, Montesquieu, J.J. Rousseau dan Immanuel Kant. Para tokoh ini selalu menyuarakan liberte, egalite fraternite. Mereka juga mengembangkan penikiran rasionalisme dan humanisme se agai uah dari ‘e olusi Pera is da ‘e olusi I drusti . I di idualis e dalam arti luas dapat dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan. Dalam bidang ekonomi paham ini dipelopori oleh Adam Smith

(Bapak Kapitalisme).

Secara politik, individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa Negara ada untuk individu bukan individu untuk

Negara. Me urut paha li eralis e Negara ha ya erfu gsi se agai pe jaga ala nachwakerstaat), yaitu sekedar menjaga keamanan dan ketertiban serta menjamin kebebsan individu yang seluas-luasnya dalam meperjuangkan kehidupannya.

c. Teori sosialisme

(13)

10

Selama hidupnya, Marx tidak pernah menggeraklkan revolusi. Tetapi pengikutnya yaitu Lenin dan Stalin, yang berhasil pada bulan Oktober sehingga disebut Revolusi Oktober/Revolusi Bolshevik-Lenin(yang kemudian dilanjutkan oleh pengikutnya Stalin). Teman seperjuangan Karl Marx adalah Friedrich Engels.

d. Teori Integralistik

Paham ini melihat Negara dan warga Negara sebagai suatu keluarga besar. Menurut paham ini, Negara merupakan susuna masyarakat yang integral, yang anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis. Pelopornya adalah Benedictus De Spinozoa, Adam Muller dan Hegel.

Di Indonesia, paham ini pertama kali dikemukakan oleh Prof. Mr. Soepomo. Pada permulaan sidang BPUPKI (badan penyelidik

usaha persiapan kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. Menurut Soepomo,

B.

SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN (NASIONALISME DAN PATRIOTISME)

DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Setiap warga Negara dari suatu Negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan emosional dengan Negara yang bersangkutan sebagau perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan Negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat-istiadat leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau dise ut de ga se a gat

ke a gsaa

Semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, harus dapat di jadikan motivasi spiritual dan horizontal dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta persaudaraan antar sesama. Dengan mengerti dan memahami pentingnya semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, kita diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme (cinta tanah air) dan patriotisme (rela berkorban).

1.

Nasionalisme

Kata nasionalisme se ara etimologis erasal dari kata nasional da isme yaitu paha ke a gsaa ya g mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, memelihara kehormatan bangsa. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme di artikan sebagai sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kekuasaan.

a. Nasionalisme dalam arti sempit

Diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya ynag tinggi atau berlebh-lebihan, sehingga memandang bangsa lain lebih rendah (Chauvinisme). Misalnya di Italia (masa Benito Mussolini), Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Hitler, yang mencanangkan Program Partai naziyang berdasarkan nasionalisme sempit, rasisme (terutama antiYahudi), autoriterisme dan militerisme. Gerakan

i i ertujua u tuk ere ut rua g hidup lebensraum agi ras leluhur herrenrasse , serta pe uliha

harga diri de ga pe eri taha iliter ya g ersatu Ein Reich, Ein Volk, Ein Fuhrer– Satu Negara, satu

a gsa da satu pi pi a

b. Nasionaisme dalam arti luas

Adalah perasan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dengan prinsip : kebersamaan, persatuan, dan kesatuan, demokrasi atau demokratis.

Faktor pembentuk identitas nasional :

a. Faktor primordial; ikatan kekerabatan, asal usul daerah d. Faktor sejarah, asal usul dan pengalaman masa lalu b. Faktor sakral; kesamaan agama e. Faktor Bhineka Tunggal Ika, bersatu dalam

perbedaan

c. Faktor tokoh; kepemimpinan seseorang yang disegani f. Faktor kelembagaan, adanya lembaga Negara (pengatur)

[

Strategi pembinaan nasionalisme Indonesia

Mempersatukan potensi perbedaan bangsa Indonesia Menghormati bendera kebangsaan

(14)

11

2.

Patriotisme

Berasal dari kata patriot da is e , erupaka sifat kepahla a a atau ji a pahla a I do esia atau

heroism dan patriotsm (Inggris), adalah sikap yang gagah berani, pantang menyerah, dan rela berkorban (harta, jiwa/raga) demi bangsa dan Negara.

PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN NKRI

Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu Indos (India) dan nesos (pulau). Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India atau kepulauan yang berada di wilayah India.

Tujuan NKRI terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu menjadi Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang dipertagas dalam alinea IV :

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum

Mencerdaskan kehidupan bangsa

(15)

12

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Yang dimaksud dengan zoon politiconadalah …. 2. Menurut F. Ratzel, ya g di aksud a gsa adalah ….

3. Fase pertu uha Negara ya g dipi pi oleh Primus Inter Pares adalah … 4. Kolo i adalah ….

5. Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu . . . dan . . . .

6. Peran serta warga Negara dalam pembelaan Negara tertuang dala Bata g Tu uh UUD 9 pasal …. 7. Istilah Negara erasal dari ahasa Lati yaitu ….

8. Tokoh paha Fasis e adalah ….

9. Istilah lai dari asio alis e se ara se pit adalah …. 10.Contoh Negara yang terbetuk karena Anexatie

11.Bangsa adalah pengertian politis da historis adalah pe gertia a gsa ya g dike ukaka oleh …. 12.Ya g dijuluki se agai Bapak Kedaulata ‘akyat yaitu …

13.Tujua Negara I do esia ter a tu di dala pe ukaa ali ea …

14.Fu gsi Negara ya g dike al de ga istilah trias politi a dike ukaka oleh …

Lengkapilah tabel berikut ! 1. Pengertian Negara

No Tokoh Pendapat

1 Aristoteles 2 George Jellineck 3 Max Weber 4 Roger F. Soltau 5 J. H. A. Logemann

2. Terjadinya Negara berdasarkan pendekatan teoritis

No Teori Penjelasan

1 KeTuhanan

2 Perjanjian Masyarakat 3 Kekuasaan

4 Hukum ALam

(16)

13

BAB 2

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

A.

SISTEM HUKUM

1.

Pengertian Sistem

a. Dalam KBBI

Sistem mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keselurahan.

b. W. J. S. Poerwadarminta

Sistem adalah sekelompok bagian (alat dan sebagainya), yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.

c. Prof. Sumantri

Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.

d. Drs. Musanef

Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat teratur, atau suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan dan satu keseluruhan.

Unsur-unsur dalam sistem mencakup:  Seperangkat komponene, elemen, bagian

 Saling berkaitan dan tergantung

 Kesatuan yang terintegrasi

 Memiliki peranan dan tujuan tertentu

 Interaksi antarsistem membentuk system lain yang lebih besar

2.

Pengertian Hukum

a. Prof. Van Apeldoorn

Definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin mengadakan yangs esuai dengan kenyataan.

b. Prof. Mr.E.M.Meyers

Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya.

c. Drs.E.Utrecht,S.H.

Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dank arena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

d. S.M. Amin, S.H.

Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan tujuan mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia.

e. J.C.T. Simorangkir,S.H. dan Woerjono Sastropranoto,S.H.

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman tertentu.

f. Leon Duguit

Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat yang harus diindahkan sebagai jaminan kepentingan bersama dan apabila dilanggar menimbulkan reaksi bersama.

g. O. Notoamidjojo

Keseluruhan aturan yang tertulis dan tidak tertulis yang bersifat memaksa, untuk kelakuan manusia dalam berjenis pergaulan hidup dan masyarakat Negara.

3.

Tujuan Hukum

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Adapun tujuan dibuatnya hukum menurut para ahli, sebagai berikut :

No TOKOH/PAKAR PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN

1. Prof. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan Negara, yang mendapatkan atau ingin mencapai

kemakmuran dan kebahagian pada rakyatnya

(17)

14

manusia tertentu (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan 3. Teori Etis Hukum itu semata-oleh kesadara etis kita e ge ai apa ya g adil da apa ya g tidak asil ata e ghe daki keadila . Isi huku se ata-mata harus ditentukan

4. Oeny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan sedangkan unsur-unsur keadilan ialah : kepe ti ga daya gu a da ke a faata ya

5. Bentham

(Teori Utilitarianisme)

Tujuan hukum adalah semata-mata untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi banyak

ora g. De ga kata lai , Me ja i ke ahagia se esar-besarnya bagi sebanyak mungkin

ora g

6. Prof. Y.Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu 7. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsure keadilan, ada

kepentingan daya guna dan kemanfaatan

8. Tujuan Hukum

Nasional Indonesia

Ingin mengatur secara pasti hak dan kewajiban lembaga tertingi Negara, lembaga-lembaga tinggi Negara, semua pejabat Negara, setiap warga Indonesia, agar semuanya dapat

melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan demi terwujudnya tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi oleh hukum, cerdas, terampil, cinta dan bangga bertanah air Indonesia dalam suasana kehidupan makmur dan adil berdasarkan falsapah Pancasila.

4.

Sumber Hukum

Adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sumber hukum Material (Welborn) : keyakinan dan perasaan (kesadaran) hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau meteri (jiwa) hukum.

b. Sumber hukum Formal (Kenborn) : perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan berlakunya hukum itu sendiri. Macam-macam sumber hukum formal :

1). Undang-Undang

UU dalam arti material; peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum. (UUD, TAP MPR,UU)

UU dalam arti formal; setiap peraturan yang karena bentuknya dapat disebut Undang-undang. (Pasal 5 ayat (1)) 2). Kebiasaan (hukum tidak tertulis); perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama dan kemudian diterima serta

diakui oleh masyarakat. Dalam praktik pnyelenggaraan Negara, hukum tidak tertulis disebut konvensi.

3). Yurisprudensi; keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa.

4). Traktat; perjanjian yang dibuat oleh dua Negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan tertentu yang menjadi kepentingan Negara yang bersangkutan.

5). Doktrin; pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya.

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan (TAP MPR No. III/MPR/2003)

1. UUD 1945; 5. Peraturan Pemerintah;

2. Ketetapan MPR RI; 6. Keputusan Presiden; dan

3. UU; 7. Peraturan Daerah

(18)

15

5.

Penggolongan Hukum

6.

Sanksi Hukum

Berdasarkan Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi pidana :

(1) Hukuman Pokok, terdiri dari : hukuman mati, hukuman penjara (hukuman seumur hidup, hukuman sementara waktu), hukuman kurungan, dan

(2) Hukum tambahan, yang terdiri dari : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu, pengumuman keputusan hakim.

7.

Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata

a. Hukum Pidana

Pelanggaran terhadap norma hukum pidana pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima berkas polisi yang mengadakan penyelidikan dan penyidikan. Tindakan pidana (delik) yang sengaja disebut delik doloes, sedangkan tindak pidana yang tidak disengaja disebut delik coelpa.

b. Hukum Perdata

Pelanggaran tehadap norma hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yang mengadu (penggugat) dan pihak yang diadukan (tergugat).

No Titik Perhatian

Perbedaaan Hukum Acara

Hukum Acara Perdata Hukum Acara Pidana

1.

Pelaksanaan Inisiatif datang dari pihak yang dirugikan

(penggugat)

Inisiatif datang dari pihak penuntut umum (jaksa)

P

E

M

B

A

G

I

A

N

H

U

K

U

M

WUJUD

RUANG

WAKTU

TERTULIS

TIDAK TERTULIS

LOKAL

NASIONAL

INTERNASIONAL

CARA MEMPERTAHANKAN

ISI

SIFAT

IUS CONSTITUTUM

IUS CONSTITUENDUM

HUKUM ANTAR WAKTU

MATERIIL

FORMIL

PUBLIK

PRIVAT

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

HUKUM PIDANA

HUKUM ACARA

HUKUM PERSEORANGAN

HUKUM KELUARGA

HUKUM KEKAYAAN

HUKUM WARIS

(19)

16

2.

penuntutan

Penuntut adalah pihak yang dirugikan (penggugat), dan berhadapan dengan tergugat

Jaksa sebagai penuntut umum yang memiliki wewenang atas nama Negara dan berhadapan dengan pihak terdakwa

3.

Alat-alat bukti

1. Tulisan 2. Saksi 3. Persangkaan 4. Pengakuan 5. Sumpah

1. Tulisan 2. Saksi 3. Persangkaan 4. Pengakuan 4.

Kedudukan para pihak

Semua pihak mempunyai kedudukan yang sama, dan hakim bertindak sebagai wasit dan bersifat pasif

Jaksa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari para terdakwa. Hakim aktif.

5. Macam hukuman

Hukum dapat berupa denda, atau hukuman kurungan sebagai pengganti hukuman denda

Hukum berupa hukuman mati, penjara, kurungan, denda dan hukuman tambahan

B.

PERADILAN NASIONAL

Ketentuan umum undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelanggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselanggaranya Negara hukum republik Indonesia.

Berdasarkan pasal 1 undang-undang nomor 4 tahun 2004, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan sebagai berikut :

 Peradilan umum,  Peradilan agama,  Peradilan milliliter,

 Peradilan tata usaha Negara,dan  Mahkamah Konstitusi

Merupakan salah satu lembaga Negara yang melakukan kekuasan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. MK memiliki Sembilan hakim konstitusi (3 oleh MA, 3 oleh DPR dan 3 oleh Presiden) yang ditetapkan oleh Presiden, dan disyaratkan harus memiliki interitas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasi konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pekabat Negara.

MK RI memiliki empat kewenangan, Sebagai berikut : a. Menguji Undang-undang terhadap UUD 1945

b. Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD 1945 c. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu

d. Memutus pembubaran Partai Politik

Kewajiban MK adalah memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk memberhentikannya oleh MPR.

Fu gsi MK, adalah se agai erikut

Pengawal Konstitusi Menafsir Konstitusi Pengawal Demokrasi

Pelindung hak konstitusional Warga Negara

 Badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

Komisi Yudisial, yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabar serta perilaku hakim. Anggota Komisis Yudisial diangkat dan diberhenyikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

Kepolisian, yang memegang kewenangan melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus pidana, Kejaksaan, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan

Komnas HAM, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan khusus untuk kasus pelanggaran HAM

(20)

17

Berikut adalah susunan badan atau lembaga peradilan yang ada di Indonesia.

Berdasarkan bagan di atas, badan peradilan dapat diklasifikasikan berdasarkan tigkatannya, sebagai berikut: a. Pengadilan Sipil, terdiri dari :

1). Pengadilan Umum

Adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. (dalam UU RI No. 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU RI No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum).

Pengadilan Negeri (Berkedudukan di Kabupaten/Kota)

Pengadilan negeri adalah pengadilan tingkat pertama, yang pertama kali mengadakan sidang perkara dalam lingkungan peradilan umum di wilayah hukum masing-masing (Kabupaten/Kota). Hakim disini, memeriksa fakta dan menetapkan hukumannya.

Pengadilan Tinggi (Berkedudukan di Provinsi)

Pengadilan Tinggi adalah pengadilan yang mengadili perkara pada tingkat banding, hakim sudah tidak lagi memeriksa fakta. Tetapi yang dinilai adalah penerapan hukum yang dilakukan oleh Pengadilan negeri.

Mahkamah Agung

Tugas Mahkamah Agung berdasarkan Pasal 24 ayat (1) adalah : a. Mengadili Tingkat Kasasi

b. Menguji peraturan perundangan di bawah Undang-Undang c. Wewenang lain yang diberikan Undang-Undang, yaitu :

Memeriksa dan memutus (1) sengketa kewenangan mengadili baik berdasarkan daerah maupun jenis peradilannya (2) permohonan peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2). Pengadilan Khusus Pengadilan Agama

Adalah pengadilan khusus bagi umat Islam untuk memeriksa dan memutuskan perkara nikah, talak, rujuk, waris, wakaf, hibah, dan wasiat. Lembaga yang termasuk dalam peradilan agama adalah : Pegadilan agama (tingkat Permata) dan Pengadilan Tinggi Agama (tingkat banding)

Pengadilan Adat

Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara)

Adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili perkara yaya usaha Negara, yaitu perkara gugatan seseorang terhadap putusan pehabat tata usaha Negara yang merugikan dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

Masalah-masalah yang menjadi jangkauan PTUN. Adalah sebagai berikut:

(1) Bid. social (gugatan atau permohonan terhadap keputusan administrasi tentang penolakan permohonan suatu izin)

(2) Bidang Ekonomi (gugatan atau permohonan yang berkaitan dengan perpajakan, merk, agrarian, dsb) (3) Bidang Function Publique, (gugatan yang berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang)

(4) Bidang Hak Asasi Manusia, (gugatan yang berkaitan dengan pencabutan hak milik seseorang serta penangkapan dan penahaan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum.)

b. Pengadilan Militer, terdiri dari :

Adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata usaha negara anggota militer Indonesia

1). Pengadilan Militer, merupakan peradilan tingkat pertama, untuk perkara pidana yang dilakukan oleh terdakwa yang berpangkat kapten kebawah

2). Pengadilan Militer Tinggi, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkara yang diputus pada tingkat pertama; juga merupakan pengadilan tingkat pertama untuk perkara pidana yang dilakukan oleh terdakwa yang berpangkat Mayor ke atas dan gugatan sengketa tata usaha Negara militer.

3). Pengadilan Militer Utama, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkara pidana dan sengketa tata usaha militer yang diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan Militer tinggi.

MAHKAMAH

AGUNG

Pengadilan Tinggi Umum/Sipil

Pengadilan Negeri Umum/Sipil

Pengadilan Tinggi

Pengadilan Negeri

Pengadilan Tinggi Militer

Pengadilan Militer

Pengadilan Tata Usaha Negara
(21)

18

4). Pengadilan Militer Pertempuran, merupakan pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam mengadili perkara

pidana yang dilakukan oleh perajurit di daerah pertempuran.

C.

MENUNJUKKAN SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU

Sikap yang mendukung ketentuan hukum antara lain adalah sikap terbuka, sikap objektif, dan sikap mengutamakan kepentingan umum. Adapun sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum diantaranya adalah :

1. Memperkuat Budaya Hukum

Neburut L. Friedman (Amerika Serikat), Budaya hukum ini seperti oli pada sebuah mesin. 2. Peningkatan Kesadaran Hukum

3. Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum

D.

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

1.

Pengertian Korupsi

Kata Korupsi dala Ka us Besar Bahasa I do esia, erarti pe yelewengan atau penggelapan (Uang negara atau perusahaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Oleh sebab itu, perbuatan korupsi

sesu gguh ya selalu e ga du g u sur pe yele e ga atau dishonest (ketidakjujur). Sedangkan sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

Nepotis e, dise utka ah a korupsi adalah ti dak pida a se agai a a di aksud dala kete tua peratura

perundang-undangan yang

mengatur tentang tindak pidana korupsi.

2.

Sebab-sebab Terjadi KKN

Faktor Manusia

Mentalitas aparat yang buruk

Kemampuan kerja aparat yang kurang memadai Pendapatan aparat yang rendah

Kemiskinan keluarga Faktor Lingkungan

Kehidupan politik yang berlandaskan pada sistem jaringan dan loyalitas politik dengan imbalan Ada kecenderungan penguasa menuntut upeti dari rakyat

Kekuasaan yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan praktik KKN

3.

Akibat terjadinya KKN

Ekonomi

Anggaran Negara membengkak

Uang Negara ada yang hilang

Kepercayaan investor baik dalam negeri maupun luar negeri kepada pemerintah semakin berkurang

Pertumbuhan ekonomi terganggu

Investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak efektif

Kondisi ekonomi makro tidak stabil

Sosial Politik

Keridakmampuan berbagai kebijakan menjawab permasalahan

Munculnya kebijakan yang justru akan membebani masyarakat

Kewibawaan pemerintah semakin berkurang

Kebutuhan masyarakat semakin terabaikan

Norma-norma dalam masyarakat semakin hilang

Mekanosme pemerintahan semakin rusak

Kekerasan politik semakin merajalela

Sulit melakukan rekrutmen pejabat yang bersih

Budaya

 Profesionalisme kurang dihargai

 Kreativitas semakin berkurang

 Pola hidup konsumtif dan suka menempuh jalan pintas

 Rusaknya moral masyarakat

(22)

19

4.

Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena umum yang biasanya terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia ialah, proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada lembaga-lembaga politik yang ada. Sementara di sisi lain, institusi-institusi politik yang ada juga masih lemah. Lemahnya lembaga-lembaga politik tersebut banyak disebabkan

oleh udah ya ok u le aga terse ut dipe garuhi oleh kekuata -kekuatan kelompok bisnis/ekonomi, Sosial, keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi serta kekuatan-kekuatan asing tertentu.

Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompok-kelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu. Di lembaga-lembaga politik, mereka (politikus instan) sering hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan

kepri adia ya de ga dalih kepe ti ga rakyat . Oleh se a itu, tidak jara g dia tara ereka seri g terje ak

pada ambisi pribadi dan kepentingan kelompok tertentu. Sebagai akibatnya, terjadilah runtunan peristiwa sebagai berikut:

a. Partai-partai politik sering inkonsisten, artinya apa yang diperjuangkan dan menjadi misinya sering

berubah-u ah pe diria da ideology da berubah-udah di eli sesberubah-uai de ga kepentingan politik saat itu.

b. Mu ul ya ok u pe i pi ya g le ih e gedepa ka kepe ti ga pri adi dari pada kepe ti ga pri adi dari pada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.

c. Sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lo a u tuk e apai o jek

politik dala e tuk keu tu ga aterial de ga e ga aika ke utuha rakyat a yak sehi gga terjadi keha paa oti asi perjua ga .

d. Terjadilah erosi loyalitas kepada Bangsa dan Negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan.

e. Di masyarakat, mereka sebagai kelompok Orang-orang Kaya Baru (OKB , nouveauxriches)

E.

PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

1.

Upaya Pencegahan (Preventif)

a. Menanamkan aspirasi,semangat ,dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non-formal, dan pendidikan agama.

b. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan perinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme. (Rekruitmen pejabat secara adil dan terbuka).

c. Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pengawasan dari atasan terkait semakin ditingkatkan)

d. Memiliki kelancaran layanan administrasi pemerintah, untuk para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.

e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi. (Peningkatan kualitas kerja)

f. Sistem budgetdikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi; dibarengi sistem kontrol yang efisien.

g. Kekuasaa herregistrasi pe atata ula g terhadap kekayaa perora ga peja at ya g e olok.

h. Berusaha untuk melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan, melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan dibawahnya.

i. Keterlibatan media massa dalam upaya mengurangi terjadinya KKN j. Pembentukan UU dan lembaga yang mempersempit terjadinya KKN

2.

Upaya Penindakan (Kuratif/Refresif):

Dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan diberikan peringatan, pemecatan tidak hormat, dan dihukum pidana. Bebrapa contoh penanganan kasus :

a. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004)

b. Menahan konsul jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan pubngutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian

c. Dugaan korupsi dalam proyek program pengadaan BUsway pada pemda DKI Jakarta (2004)

d. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merigiksn keuangan Negara Rp. 10 Miliyar lebih (2004)

e. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004)

(23)

20

1. Pelaku KKN ditindaj tegas dan adil

2. Pemberian hukuman sosial kepada pelaku KKN

3. Menekankan kepada pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk segera memproses secara hukum terhadap pelaku KKN

3.

Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

a. Memiliki rasa tanggung jawab

b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh c. Melakukan kontrol sosial

d. Membuka wawasan seluas-luasnya

e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan

4.

Upaya Edukasi LSM

a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi non pemerintah yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada public mengenai aksi korupsi di Indonesia,

b. Transparancy International (TI) adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.

5.

Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia

Kontrol sosial oleh lembaga Negara

Kontrol sosial oleh lembaga masyarakat

Kontrol sosial oleh masyarakat bersama media massa

Kontrol sosial oleh media massa

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Hal itu diungkapkan oleh ….

2. Welborn adalah istilah lain dari sumber hukum . . . . 3. Hukuman mati termasuk hukuman . . . .

4. Doktrin adalah . . . .

5. Tokoh yang terkenal dengan trias politica adalah . . . . 6. Yang memegang kekuasaan legislative adalah . . . .

7. Berdasarkan isinya hukum dibagi menjadi dua yaitu . . . dan . . . . 8. Tindakan pidana yang disengaja disebut juga dengan . . . . 9. Peradilan sipil terdiri dari . . . dan . . . .

10.Masalah perceraian dan waris dapat diputuskan di pengadilan . . . .

11.Gugatan yang berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang, merupakan jangkauan PTUN yaitu dalam bidang . . . .

12.Kasasi diselesaikan oleh . . . .

13.Ketua Mahkamah Konstitusi yang pertama adalah . . . . 14.Korupsi adalah . . . .

Lengkapilah tabel berikut !

1. Lembaga Peradilan di Indonesia

No Lembaga Peradilan Berkedudukan di 1 Peradilan Umum

2 Peradilan Tinggi 3 Mahkamah Agung 4 Mahkamah Konstitusi 2. Akibat terjadinya KKN

No Bidang Akibat Terjadinya KKN

1. Ekonomi

(24)

21

2. Sosial

3. Politik 4. Budaya

3. Upaya Pemberantasan KKN

No Preventif Represif

(25)

22

BAB 3

PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PERLINDUNGAN HAM

A.

PENGERTIAN DAN MACAM

MACAM HAM

Referensi

Dokumen terkait

Jika kepercayaan diri seseorang saat mengadakan komunikasi intrapersonal tinggi maka pemahaman dirinya akan bertambah atau meningkat dikarenakan pada saat tersebut individu

Hasil penelitian ini menunjukkan berbagai macam faktor penyebab kurangnya minat membaca peserta didik kelas X IPS di SMAN 1 Pallangga yaitu: kurangnya kesadaran peserta