• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab3 ketergantungan fungsional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bab3 ketergantungan fungsional"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL

3.1

BENTUK NORMAL PERTAMA

Dalam bab 2 , yang sudah menjadi ketetapan dari bentuk database rasional yang meliputi proses pemecahan relasi - relasi yang memperlihatkan sifat-sifat yang buruk ( dari kelainan pembentukan ) untuk relasi yang baru memperlihatkan kebaikan dalam pembentukan. Beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk proses ini adalah :

1. Dimana anda memperoleh relasi yang digunakan untuk memulai pemrosesan ? 2. Bagaimana anda mengetahui relasi yang mana membutuhkan pemecahan ? 3. Bagaimana anda mengusahakan pemecahan relasi ?

4. Bagaimana anda mengetahui kapan anda dapat menyelesaikan relasi tersebut ? Jawaban dari ke empat pertanyaan di atas akan dikembangkan dalam bab ini dan akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya.

(2)

Relasi sernbarang yang dalarn bentuk sepeni setiap elernen dan selalu akan satu nilai dengan kata lain yang terdapat dalarn bentuk nOfI!lalpertarna atau INF. Relasi hams dalam bentuk normal pertarna sebelurn benar - benar dapat dipertirn-bangkan dengan tepat untuk reduksi yang terdiri dari 2 atau lebih relasinya.

3.2

KONSEP DARI KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL

Proses dari pernecahan relasi dapat dikurangi dengan probabilitas yang ber-lainan akan teIjadi hubungan dekomposisi. Untuk rnengusahakan kunci dalarn dekornposisilogikal, rnakajalan rnetodenyaadalahkonsep ketergantungan fungsional di antara atribut dalarn relasi di bawah penirnbangan. Definisi ketergantungan fungsional atau FD (Functional Dependencies) adalah :

Diberikan2atribut, Adan B. B dikatakan ketergantunganfungsional dari Ajika

setiap nilai Amempunyai tepa! salU nilai terhadap B (mempunyaifungsi salU

-salU & onto ). A dan B dapat berbentuk gabungan, dapat juga keduanya merupakan kelompok dari2atau lebih atribut dari salUatribUl.

Dari pandangan yang praktis ini, apa definisi yang dikatakan jika b adalah ketergantungan fungsional dari A dan setiap tupel rnernpunyai nilai yang sarna dengan A dan dalarn A harns rnernpunyai nilai yang sarna tepat terhadap B dalam satu tupel yang sarna . Nilai dari A dan B dapat sewaktu

-

waktu b~rubah jika diinginkan sepeni perjalanan nilai dari A ke B sangat unik dan hanya mempunyai satu nilai terhadap B. Ketergantungan fungsional ( FD ) menggarnbarkan penggunaan dari beberapa rnacarn notasi ketidaksamaan. Dua atau lebih atribut rnemperlihatkan garnbaran dan keadaan biasa dalarn garnbar 3.1.

Dalarn situasi areal ini ketergantungan fungsional dapat rnenentukan detail dari pernbentukan semua atribut dalarn relasi dan dapat rnenarik kesimpulan bagairnana rnenggabungkan atribut yang satu dengan yang lain. Ketergantungan fungsi tidak dapat rnernbuktikan, hanya dengan rnelihat fakta. Dalarn hal ini relasi dan jika tidak nilai sarna yang datang dari dua atribut atau lebih dari satu tupel. Ini dapat anda berikan petunjuk mengenai di mana pemeriksaan ketergantungan fungsi, tetapi tidak dapat dibuktikan.

A

.

B

( bentuk matematika )

G

( bentuk graph a,au diagram)
(3)

Ketergantungan fungsi harus dapat menarik kesimpulan dari bentuk dasar dari pembentukan atribut.

Dari contoh, melihat atribut dalam relasi ADVISOR dalam gambar 2.5 dan dalam keterangan fakta yang mendetail dan bagaimana menggantungkan atribut ini sebagai bagian 2.2 yang mendetail. Setelah peninjauan gambaran atribut ketergan-tungan diberikan dalam gambar 3.2 dapat ditarik kesimpulan. Alasan petunjuk dari ketergantungan fungsi akan membicarakan yang mendetail dan lebih mendalam.

1. Nomor pelajar adalah unik. Setiap pelajar mempunyai Snum dan setiap pelajar mempunyai satu ketidak samaan, kemudian jika anda mengetahui pelajar mempunyai Snum, anda hanya tahu satu Sname dapat dikelompokkan dengan : Snum ~ Sname. Kebalikannya salah, Sname ~ Snum adalah tidak benardalam ketergantungan fungsional, sejak beberapa pelajardapat mempunyai nama yang sarna tepat.

2. Setiap pelajar diberikan satu ruangan asrama, tapi ruangan asrama hanya dapa( memuat lebih dari satu pelajar, maka Snum ~ Rnum adalah benar tapi Rnum ~

Snum adalah salah. .

3. Sejak tiap ruangan hanya mempunyai satu telephone dan setiap telephone hanya mempunyai keunikan nomor telephone, Rnum ~ Pnum dan Pnum ~ Rnum. Situasi ini biasanya tidak dapat Snum H Pnum dan Snum , Pnum dikatakan bergantung satu sarna lain.

Snum Snum Rnum Pnum Snum

Snum , Class, Term ( a )

.

Sname

.

Rnum

.

Pnum

.

Rnum

.

Pnum

.

Grade

Snum

(

Sname

)

Class

(

Tenn Grade
(4)

Ini ditentukan dengan penemuan minimum dari sifat nilai-nilainya yang telah diketahui. Akan diketahui nilai-nilai semua sifat-sifat lainnya pada tupel, dengan menggunakan FD's padagambar 3.2. Itu akan dapat terlihat bahwa SNUM sendiri ditentukan oleh SNAME,RNUM,class,tenn harus diketahui semua. Makajika sifat-sifat nilai-nilainya untuk kunci kandidat telah diketahui, nilai-nilai untuk seluruh sifat-sifat pada tuple. Containing ialah kunci kandidat akan menjadi satu kesatuan.

Penentuan pada advisor adalah cara mudah untuk menidentifikasikan itu adalah bagian kiri dari seluruh FD' s dalam suatu gabungan (hal yang ditentukan) pada advisor adalah (SNUM,class,term), (SNUM), (RNUM) dan (PNUM), penentuan/ ketentuan yang selalu diletakkan pada temp at <>'s untuk menegaskan bahwa ada empat buah perbedaan penentuan. Dengan catatan bahwa mutu tergantung pad a kelainan dua buah penentuan.

Pada suatu pennualaan dan salah satu yang terpenting, ditentukan pada daerah relational database. Design E.F CODD yang telah dibuktikan sebagian besar dari potensial anormalies. Pada database dapat dipindahkan/diganti pada setiap relation dalam database yang telah dirubah kedalam BOYLE CODD NORMAL FORM (BCNF) yang didefinisikan pada :

Relation adalah bagian dari BCNF jika, dan hanya jika setiap penentuan pada relation adalah kunci candidat.

Walaupun ada yang berbentuk tinggi dan yang sedang yang mana telah digaransi pada relation yang telah dikembangkan dengan cara yang mudah. Keba-nyakan pada perancang mencoba menemukan relation mereka kedalam BCNF. Dah ternyata telah berhasil.

Relasi Advisor sendiri bukan BCNF ini akan terlihat oleh daftar dari semua determinan (penentuan) dan semua dari kunci kandidat, sebelah menyebelah dan tidak ada jika setiap hal yang menentukan adalah kunci kandidat :

KUNCI KANDIDA T DARI ADVISOR DETERMINAN DARI ADVISOR

<Snum,Class,Term> <Snum,Class,Term> <Snum>

<Pnum> <Rnum>

(5)

3.3

PENDEKATAN UMUM UNTUK DEKOMPOSISI

Pada pasal ini bagan sudah diset untuk presentasi dari pada keluaran dari satu metoda yang menyatakan bagaimana relasi data base dibentuk melalui decomposisi yang akan diproses. Dapat dilihat kemudian bahwa metoda ini akan dapat disempur-nakan (menyempurdisempur-nakan) untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang lebih jauh, dengan :

1. Mengembangkan hubungan universal untuk database.

2. Menentukan keseluruh hubungan FD kepada tanda-tanda dalam hubungan. 3. Menentukan bila hubungan adalah di dalam BCNF, bila ia design habis, jika

tidak hubungan pasti akan terpisah menjadi 2 bagian.

4. Ulangi langkah 2 dan 3, tiap hubungan baru diperoleh melalui pemisahan. Jika semua hubungan terdapat dalam BCNF, design menjadi komplit. Metoda yang diajukan di atas tidak mengatakan bagaimana suatu hubungan yang bukan BCNF (non-BCNF) menjai terpisah kedalam 2 bagian.

Di bawah ini penyelesaian menurut FD dalam cara berikut.

Ambil suatu hubungan, R (A, B, C, D, E ), bukan dalam BCNF. Temukan sebuah FD, C ~ D, yang mana diketahui menjadi suatu FD yang menyebabkan R tidak terdapat dalam BCNF (C adalah suatu faktor yang menentukan, tapi bukan merupakan calon candidat atau kunci). Bentuk hubungan baru: R 1 (A, B, C, D, E ) dan R2 (C, D), di mana bagian dari ketergantungan FD telah dipindahkan dari R ke Rl dan FD yang penuh telah digunakan untuk bentuk R2. RI dan R2 sekarang harus dikontrol untuk melihat apakah mereka (FD) ada dalam BCNF. R2 (C, D) disebut sebagai proyeksi keluar dari R.

Type dari pemisahan ini disebut sebagai bukan kerugian. Kerugian pemisahan (non-cos decomposition) di bawah penyambungan natural (lihat appen-dix b untuk / sebagai perundingan gambaran ini). Metode pemisahan ini dapat digunakan dalam langkah nomor 3 dari design daftar algoritma di atas.

Sebagai contoh dari bagaimana menggunakan metode ini, advisor hubungan akan dimasukkan. Lihat kembali pada faktor yang menentukan (C), dan kunci kandidat untuk advisor, akan dapat dilihat bahwa terdapat 3 faktor yang menentukan yang bukan merupakan kunci kandidat. Yaitu : <SNUM>, <PNUM>, dan <RNUM>. Untuk memulai proses ini, hubungan universal adalah diberi tanda (dibatasi) sebagai : addvisor <SNUM, Class, Term, Sname, RNUM, PNUM, Grade>. FD yang kandidat untuk proyeksi adalah :

(6)

A

.B

.C

Kemudian proyeksi keluar rightmost FD. Dalam hal ini bentuk SNUM > RNUM ~ seperti sebuah rantai, lalu "akhir dari rantai", RNUM ~ PNUM, pertama akan diproyeksikan keluar. Hasil dari hubungan-hubungan, R I dan R2, diperlihatkan (diberikan) dalam gambar 3.3 sejajar (sepanjang) dengan tiap perkum-pulan FDnya.

Hubungan R2 (RNUM,PNUM) di dalam BCNF, selama di dalam hubungan ini, semua faktor pencatat adalah kunci kandidat. R2 tidak membutuhkan reduksi (potongan) lagi. Bagaimanapun RI (SNUM,Class,TERM,SNAME,RNUM,GRADE) tidak terdapat dalam BCNF.

Gambar 3.3 Relasi Rl & R2 dari proyeksi Rnum H Pnum dari ADVISOR

Selama faktorpenentu (SNUM)bukan kuncikandidat, R 1harus direduksi lebih lanjut. Faktor penentu yang disebabkan / menyebabkan masalah, (SNUM), mempu-nyai 2 tanda yang bergantung pada :

SNUM · SNAME

SNUM · RNUM

yang harns dipikirkan sebagai single FD dengan susunan di sebelah kanan tangan. SNUM ~ SNAME,RNUM.

RI (Snum, Class, Term, Sname,Rnum,Grade)

(

Sname

)

Candidate Keys1. <Snum, Class, Term>

(

Rnum

)

Determinants

1. <Snum,Class,Term> C Class

)

I 2. <Snum>

Term Grade

Candidate Keys 1. <Rnum>

R2 (Pnum, Rnum) 2. <Pnum>

(

Rnum
(7)

Candidate Keys

I. <Snum, Class, Term>

Determinants

1. <Snum, Class, Term>

Candidate Keys 1. <Snum>

Determinants 1. <Snum>

Gambar 3.4 Relasi R3 & R4 dari proyeksi Snum H Sname, Rnum dari Rl

R2 (Rnum, Pnum)

R3 (Snum, Class, Term, Grade) R4(Snum,Sname,Rnum)

(a)

R3

R4

I SnumI Sname r Rnum

Gambar 3. 5

(b) (a) Basisdata Advisor

(b) Contoh Penggunaan basisdata daTiGambar 2. 5 R3 (Snum, Class, Term, Grade)

(

Snum

)

(

Class

)

I I Grade

(

Term

)

R4 (Snum, Sname, Rnum)

(

Sname

)

, Snum

( Rnum

)

Snum

Class Term Grade

3215 MTH 122 F84 1.6 3215 SCI120 F84 2.4 2315 PHY230 W85 2. 1 3215 MTH 122 W85 2. 3 3462 MTH 122 W84 2. 3 3462 MTH123 W85 3.5 3462 PSY220 W85 3. 7 3567 SCI239 W84 3.3 3567 EGR17I F84 3.5 3567 PHY141 F84 1.8 4756 MUS389 F83 4.0

R2 -Rnum I Pnum I20DH 2136 238VH 2344 345VH 3321 . 3215 JonesG 120DH.

(8)

Catatan, yang penting, bahwa proses pemecahan telah / mempunyai pemecah yang otomatis dari hubungan advisor asal kedalam 3logika unit: R2 yang mempunyai

ruangandan phoneinformasi,R3 yangmempunyaiclass dan gradeinformasi, dan R4 yang berisi informasi siswa. Penghancuran logis ini adalah hasillangsung dari kegunaannya, selama proses pemecahan, dari informasi di dalam FD yang terperinci bagaimana bermacam-macam tanda dalam hubungan asal/pasti dihubungkan dengan yang lain.

3.4

TINJAUAN DARI KEJANGGALAN YANG ASLI

Pernyataan yang baik untuk masalah ini adalah "Apakah database Adv masih menimbulkan kejanggalan disajikan oleh relasi ADVISOR atau dekomposisi yang dilakukan secara otomatis menghilangkan kejanggalan ? ". Untuk memperlihatkan kejanggalan yang sudah hilang, mula-mula kita lakukan insertion, deletion, dan update masalah pada bagian 2.2 akan diulangi lagi dengan memakai database Adv sesuai gambar 3.5

INSERTION:

Pada relasi ADVISOR, seorang murid tidak dapat ditambahkan ke database hingga murid tersebut sudah terdaftar di kelasnya. Pada databasee Adv hal ini dilakukan oleh relasi R4 . Jika murid baru dapat diterima oleh sekolah, maka murid dapat ditambahkan ke database (dengan relasi R4). Seorang murid tidak secara langsung termasuk dalam kelas untuk menjadi anggota database. Kejanggalan dari insertion awal ini dihilangkan dengan dekomposisi.

UPDATE:

Relasi ADVISORjika kita gllnakan sebagai database, hasil dari masalah untllk Ms. G. Jones memiliki penasehat mengganti nomor teleponnya menjadi 7777. Hasil penggantian dalam 2 nomor telepon yang berbeda muncul dalam database untuk telepon dalam ruang 120DH. Dalam database Adv, nomor telepon-nomor telepon adalah dalam relasi R2, dan setiap ruangan dapat memiliki hanya satu nornor telepon yang diasosiasikan dengan telepon dalam ruangan tersebut. (lngat Rnum adalah kunci primer untuk R2, dan harga-harga kunci primermenurut definisi menjadi unik.) Untuk modifikasi nomor telepon Ms. Jones, tupel dalam R2 untuk Rnllm

=

120DH akan dimodifikasimenjadiPnum

=

7777. Catatan untuk perubahan nomor telepon dalam ruangan, maka semua siswa yang tinggal di ruangan akan memiliki nomor telepon berubah juga. Maka kejanggalan perubahan (update anomali) yang asli dihilangkan dengan BCNF disain.
(9)

tanggungjawab dari pemakai, sampai dengan metode pemrograman yang tepat, untuk memastikan kerangkapan tidak terjadi. Ini suatu kasus di mana suatu rancangan database ya;lg baik dapat menjadi rusak dengan batasan-batasan dari DBMS yang digunakan suatu emplementasi sepenuhnya DBMS tidak akan diikuti kerangkapan harga-harga kunci primer.

DELETION:

Relasi ADVISOR digunakan sebagai database, penghilangan dari tuple yang mengandung Snum

=

4756 dan Class

=

MUS389 dihilangkan nomor siswa 4756 dari database. Ini tidak dapat terjadi dalam database Adv, karena tingkatan infonnasi dan infonnasi siswa yang umum adalah di dalam dua relasi yang berbeda (R3 dan R4) . Untuk menghilangkan fakta yaitu siswa dengan nomor 4756 yang tidak memiliki Class MUS389 di dalam Term F83, tupel < 4756, MUS389, F83,4.0 > akan dihapus dari R3. Ini tidak akan memberi dampak dari informasi umum siswa ini,' yang disimpan dalam R4.

Ketiga kejanggalan tersebut akan ditampilkan didalam database relasi tunggal yang dihilangkan dengan rancangan baru. Biaya dari penghilangan kejangalan-kejangalan adalah ketiga relasi tersebut, dari pada satu, sekarang dibutuhkan untuk disimpan. Ini berarti pertanyaan-pertanyaan tersebut akan ditulis untuk men-dapatkan informasi dari database yang mungkin diakhir lebih komplek, karena mereka dapat mengabungkan dua atau tiga relasi untuk mendapatkan data yang diinginkan.

.

USE ADVISOR

.

DISPLAY CLASS, GRADE FOR SNUM

=

3462 OFF

MTH122 2.3 .

MTH123 3.5 PSY220 3. 7

(a)

.

USE R3

.

DISPLAY CLASS, GRADE FOR SNUM

=

3465 OFF MTH122 2.3

MTH123 3.5 PHY220 3. 7

(b)

Gambar 3. 6 Permintaan dalam dBase II untuk daftar peringkat dari semua kelas dengan nomor siswa 3462

(10)

.

USE ADVISOR

.

DISPLAY PNUM FOR SNUM

=

3567 OFF 2136

2136 2136

(a)

SELECT PRIMARY USE R4

SELECT SECONDARY USE R2

·

JOINT TO TEMPI FIELDS S. PNUM FOR P. SNUM

=

3567 . AND.; P. RNUM

=

S. RNUM

USE TEMP 1 LIST OFF 2136 USE

DELETE FILE TEMP 1 FILE HAS BEEN DELETED

(b)

Garnbar 3.7 Pertanyaan dBASE II untuk rnenyusun nornor telepon dari siswa nornor 3567 :

(a) rnenggunakan relasi ADVISOR; (b) rnenggunkan database Adv.

Garnbar 3.6 dan 3.7 adalah contoh-contoh dari tipe pertanyaan rnenggunakan dBASE II pada kedua relasi ADVISOR tunggal, dan pada database Adv. Pada garnbar 3.7 kasus pertanyaan menggunakan database Adv lebih kornplek dari pada kasus relasi tunggal.

3. 5

SUATU DEKOMPOSISI

YANG LAIN DARI RELASI

ADVISOR

Dalarn bagian 3.5 komposisi dari relasi ADVISOR ke dalam tiga relasi dirnulai dengan suatu proyeksi FD

Rnum · Pnurn

FD ini dlpilih karena FD terakhir dalam rangkaian FD diternukan dalarn

garnbar 3.2 :

Snurn. . Rnum . Pnurn

(11)

. ___0 0._ _ -

-0-Rangkaian ini adalah

Snum .. Pnum .. Rnum

FD paling kanan disini adalah Pnum ~ Rnum. Jika FD ini diproyeksikan dari ADVISOR pertama, hasil BCNF database akan menjadi :

R2(Pnum,Rnum)

R3(Snum,Class,Term,Grade) R4(Snum,Sname,Pnum)

Database ini adalah sah seperti yang diberikan dalam gambar 3.5. Perbedaan-nya haPerbedaan-nya Pnum memiliki asumsi suatu peranan utama untuk Rnum. Pnum adalah kunci primer untuk R2 sekarang (dari pada Rnum), dan atribut yang menghubungkan R4 dengan R2 adalah juga Pnum (dari pada Rnum). Penyelesaian dua database yang berbeda untuk masalah yang sarna adalah suatu hasillangsung dari saling ketergan-tungan (mutual dependency) yang ada di antara Pnum dan Rnum. Mana yang terbaik dari dua penyelesaian yang secara nyata suatu pilihan perancang, akan tergantung pada beberapa luas rencana penasehat untuk menggunakan database.

3.6

.

URAIAN-URAIAN PADA ALGORITMA RANCANGAN

DEKOMPOSISI

Dalam bagian 3.4, di antara rancangan proses melalui proyeksi, dekomposisi harus dihasilkan dengan melihat suatu rangkaian dari FD, contoh,

A

.B

B

.C

dan proyeksi keluar dari FD pada akhir dari rangkaian. Dalam kasus ini, B ~ C menjadi proyeksi FD pertama. Cara lain untuk menerangkan proses pemilihan ini adalah untuk menetapkan setiap usaha harus dibuat untuk menghindari proyeksi keluar suatu FD, bilamana bagian ketergantungan dari FD itu sendiri, baik semua, atau bagian dari, suatu determinan untuk FD yang lain.

Dalam kasus di atas, jika relasi yang dibicarakan diambil sebagai R(A, B, C), dan jika FD A ~ B yang dipilih untuk proyeksi pertama, hasil relasinya menjadi RI(A, C) dan R2(A, B). Walaupun kedua relasi ini adalah dalam BCNF, maka masalahnya diringkas :

(12)

Masalah di dalam contoh ini timbul karena proyeksi dari suatu FD, di mana porsi ketergantungan dari FD itu sendiri, suatu determinan untuk FD yang lain. Masalah ini tidak memiliki hasil jika aturan rantai digunakan.

Kasus lain di mana FD mungkin hilang saat proses perancangan adalah situasi di mana satu atribut tergantung pada dua determinan yang berbeda. Ambil kasus R(A, B, C) dengan ketergantungan seperti terlihat pada gambar 3.9. Relasi R(A, B, Q tidak dalam BCNF, karena hanya kunci kandidat adalah <A, C>',determinannya adalah <A> dan <C>. Aturan rantai di sini tidak dapat diaplikasikan, karena tidak ada rantai. Secara tambahan, baik FD yang menonjol dalam bentuk normal, FD yang lain akan hilang. Sebagai contoh, jika A ~ B di proyeksikan dari R(A, B,.,C) hasil relasinya akan menjadi R I (A,.Q dan R2(A, B), bukan relasi FD C ~ B. Di lain pihak,jika C ~ B diproyeksikan pertama kali, maka FD A ~ B akan hilang. Dalam kasus ini perancang harus memikirkan pemisahan R(A, B,J:) ke dalam RI(A, B) dan R2(C, B) maka bukan FD yang hilang. Ini tidak mengikuti cara standard dari dekomposisi, tetapi mungkin dihasilkan dalam rancangan yang terbaik. Satu hal seorang perancang dapat mengerjakan, ketika berhadapan dengan situasi yang diberikan di sini, adalah untuk memeriksa 3 relasi perancangan yang mungkin dan melihat bagian yang terbaik yang dibutuhkan dari suatu organisasi. Dalam kenya-laannya, relasi-relasi yang di hasilkan dalam alternatif terakhir harus diperiksa untuk melihat apakah suatu kerjasama dari 2 hasil relasi akan mengakibatkan banyak masalah dengan pemanggilan-pemanggilan pada waktu database terakhir digunakan. Cara lain dari pemecahan/pemisahan suatu relasi, didiskusikan bersama de-ngan gambar 3.9, berdasarkan pada suatu pendekatan rancade-ngan yang berbeda dari dekomposisi, tetapi dapat menggunakan banyak perancang. Pendekatan ini, disebut metoda sintesis, tempat-tempat (dalam bentuk yang sederhana) dimana FD secara tepat dengan determinan yang sarnahams dipisahkan kedalam kelompok-kelompok, dan setiap kelompok menempati relasinya sendiri. Hasil relasi-relasi kemudian diperiksa untuk BCNF. Dalam contoh terakhir ada dua FD, dengan determinan yang berbeda. Dalam metoda sintesis, setiap FD akan menempati relasinya sendiri, berikan R 1(A, B) dan R2(C, B).

ORIGINAL DATA

Relation: RCA. B, C)

FD's : A ~ B B ~ C

(13)

ONE POSSIBLE DESIGN

Rl (A, C)

A ~ C

R2CA, B)

A ~ B

Valid Instances of R 1 and R2

Rl

A C

R2

A B

9 8

4 3

9 8

2 2

The JOIN of R1 and R2

A B C

9 8

2 2

4 3

Gambar 3.8 Contoh-contoh relasi FD dalam R 1 dan R2, tetapi melanggar suatu FD dalam spesifikasi yang asli.

R (A, B, C)

Gambar 3.9 Dua determinan dengan atribut ketergantungan yang sarna Metoda rancangan sintesis dapat digunakan baik oleh dirinya sendiri atau dalam hubungannya dengan metoda dekomposisi. Text ini akan menggunakan metodadekomposisi (jugadisebut sebagaimetoda proyeksi),dengan sintesisdigunakan sebagai suatu alterrtatif yang mungkin untuk mendapatkan keadaan yang tidak diinginkan seperti di atas. Seperti terlihat dalam Bab 5, keadaan Retergantungan, mirip dengan yang diberikan dalam gambar 3.9, dapat timbul dalam keadaan dunia yang nyata.

(14)

dapat disusun dari titik awal yang sarna adalah suatu kenyataan dari daur hidup rancangan database. Bagian dari proses rancangan adalah penilaian dari beberapa altematif rancangan, untuk melihat database terbaik yang dibutuhkan suatu organi-sasi.

R (A, B, C) (e)

R (A, B, C, D, E) (f)

Gambar 3. 10 Data untuk masalah 1

R (A, B, C, D) R (A, B, C)

(a) (b)

I

@

I

0

R (A, B) R (K, X, Y, Z)

(c) (d)

I I

A C

'--/

I

(15)

3. 7

MASALAH-MASALAH UNTUK BAB 3

1. Gambar 3. 10 diberikan diagram-diagram ketergantungan fungsional untuk beberapa relasi. Untuk setiap relasi, memperkenalkan semua determinan dan semua kunci kandidat. Tentukan relasi mana yang berada dalam BCNF. Jika suaturelasi tidakdalamBCNF,reduksikanke bentuknormaldengan menggunakan algoritma dekomposisi.

2. Tentukan ketergantungan fungsional antara atribut-atribut dari relasi PHONE di diskusikan dalam masalah 4 pada akhir Bab 2.

3. Many Mason Depanement Store ingin membuat suatu database untuk menyim-pan informasi pada laporan pembeli. Item-item yang akan disimmenyim-pan dalam da-tabase untuk setiap pembeli mengandung : nomor laporan, nama, alamat, nomor telepon, penilaian kredit (baik sekali, baik, jelek, jelek sekali), dan Neraca. Gambarkan suatu diagram ketergantungan fungsional untuk atribut-atribut yang terlibat, daftar asumsi yang digunakan. Pengembangan relasi BCNF untuk database.

Gambar

Gambar 3. 225
Gambar 3.3 Relasi Rl & R2 dari proyeksi Rnum H Pnum dari ADVISOR
Gambar 3.4 Relasi R3 & R4 dari proyeksi Snum H Sname, Rnum dari Rl
Gambar 3.8 menggambarkan masalah tersebut. Dengan menggabungkan RI dan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan yang timbul dari penjualan persediaan yang siap untuk dijual diakui dengan menggunakan metode full accrual sesuai dengan pengungkapan yang ada pada catatan

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif mengenai proses perencanaan yang dilakukan Balai Diklat Keagamaan Bandung dalam menyelenggarakan program

Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Satuan

Dinamika Denpasar sebagai Kota Pusaka merupakan respon kreatif dan cerdas Walikota dan Wawali Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Gusti Ngurah

Menggunakan media mengajar, tetapi tidak tepat dan/atau tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran atau kemampuan/tujuan belajar,.. Menggunakan satu media mengajar dengan

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan tahun 2019 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Tahun 2016 – 2021 dan menjawab Perjanjian Kinerja Dinas Dinas

Uji coba akan dilakukan perbandingan kedua metode yang digunakan yaitu antara metode Simple Exponential Smoothing dan metode Winter. Dasar periode perhitungan yang digunakan

Alasan berikutnya kenapa mereka memunculka nama selain Afnan Hadikusumo adalah karena mereka tidak merasa kenal dan dekat dengan sosok yang diusung oleh Pimpinan