42
DAFTAR PUSTAKA.
Agung, M. (2011). Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp) di PT.National Sagu Prima, Selat Panjang Riau : Seleksi Bibit Sagu Berdasarkan Jenis Tinggi Pohon Induk dan Bobot Bibit Sagu Terhadap Pertumbuhan Bibit Sagu dipersemaian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hal 3-5.
Bariqina, E., dan Ideawati, Z. (2001). Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa. Hal. 1-12, 83-86.
BPOM. (2008). Naturakos. Vol. III/No. 7. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 5-7.
Dalton, J.W. (1985). The Professional Cosmetologist. Edisi ke-tiga. St. Paul: West Publishing Company. Hal. 202, 210-233.
Departemen Kehutanan. (1999). Budidaya Sagu. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Hal 12.
Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jakarta; Departemen Kesehatan RI. Hal.7.
Ditjen POM RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi ke-empat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1192-1193, 1199.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 85-86, 208-219.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Fransisca, A. 2008. Suaka Marga Satwa Rawa Singkil. Cetakan Pertama.Medan: Produksi Program Kampaye Bangga. Hal. 57.
Gunawan, D. danMulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid Pertama. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal.64-65
43
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan ke-dua. Bandung. Penerbit ITB. Hal.35.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid Pertama. Jakarta: Sarana Wana Jaya. Hal. 380-390.
Lemmens, H.M.J., dan Wulijarni, S. (1999). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara. Vol. III.Tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin. Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 45, 97-98.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier. Hal. 432.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Gramedia. Hal. 245-251
Plantamor. (2008). Informasi spesies .http://www.plantamor .com/index .php?plant=843. [29 Agutus 2012]
Putro, D.S. (1998). Agar Awet Muda. Ungaran: Trubus Agriwidya.Hal. 12-15.
Rostamailis, Hayatunnufus, dan Yanita, M.(2008). Tata Kecantikan Rambut.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 21-22, 397.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient. Edisi Ke-enam. London: Pharmaceutical Press. Hal. 782-783.
Saati, E.A. (2006). Membuat Pewarna Alami. Cetakan I. Surabaya: Trubus Agrisarana. Hal. 30-33, 40-41.
Scott, O.P., Callahan, M.G., Faulkner, R.M., dan Jenkins, M.L. (1976). Textbook of Cosmetology. London: Prentice-Hall, Inc. Hal. 32-33, 208-209.
44
Salam, W.A. (1990). Sagu Tanaman Alternatif untuk Memanfaatkan Lahan Rawa Pasang Surut sebagai Lumbung Pangan. Buletin Pertanian. Edisi ke-empat. Hal. 19.
Soepardiman, L. (2010). Kelainan Rambut. Dalam Buku: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima. Editor: Adhi Djuanda. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 301.
Sweetman, S.C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference. Edisi Ketigapuluh. London: Phamaceutical Press. Hal. 1611, 1935, 2147.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep, editor, Ella E., Winny R., Sarief. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 270.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 404.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F.(2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal.33-37.
Tong, T.H. (1982). Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) sebagai Tanaman Perkebunan. Menara Perkebunan. Edisi ke-lima. Hal. 50.
Voigt, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Cetakan ke-dua. Penerjemah : Soedani Noerono S. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 565.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 2