• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

FITRIA FADLILA NPM : 1111010023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(2)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

FITRIA FADLILA NPM : 1111010023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag

Pembimbing II : Drs. Risgiyanto, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(3)

ii Oleh:

FITRIA FADLILA

Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran fiqih yang saat ini masih menggunakan media pembelajaran yang kurang sesuai, monoton dan belum mengikuti perkembangan tekhnologi. Padahal media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk mewujudkan timbulnya motivasi belajar tersebut, maka penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor penting, yang dalam hal ini media tersebut merupakan media power point yang telah diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, dan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk mengumpulkan data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa, disamping interview dan dokumentasi sebagai metode penunjang atau pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa dari jumlah populasi 108 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Dari hasil penelitian tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat dikemukakan bahwa analisa korelasi dengan menggunakan

Product Moment (rxy) diperoleh r = 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa antara

penggunaan media power point (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y) terdapat korelasi yang kuat/tinggi. Adapun kontribusi penggunaan media power point (variabel X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y) diketahui 46,24% hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa. Atau dengan pengertian bahwa pengaruh penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa sebesar 46,24%, sedangkan sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor lain.

(4)
(5)
(6)

v







(7)

vi

dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.I, mertuaku Bapak Samsudin dan Ibu Saminah, suamiku

tercinta Muhammad Yusuf, S.Pd.I, kakak kandungku Ramadhani Fadly, S.Kom, adik

kandungku Ahmad Fadlil Faruqi dan Fadlan Azmy Hamzah, kakak – kakak iparku

Siti Hadijah, Indra Jaya, S.E, Suhani, Ahmad Rifa’i, Siti Rohana, Dody Viktor Joan

dan adik iparku Nur Syamsiah, S.Sy, keponakan-keponakanku Ibnu Habil Mubarok,

Arif Maulana, Nabila Qanita Ramadhani dan Alifah Nadila Humairah yang telah

memberikan dukungan, semangat, motivasi, kasih sayang yang tulus yang tiada

(8)

vii

Lampung pada tanggal 18 Maret 1993. Anak ke dua dari empat bersaudara dari

pasangan bapak Drs. Hamzah dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.

Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD Negeri 1 Kalirejo Kecamatan

Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian

melanjutkan ke sekolah menengah pertama di tempuh di MTs Al-Muhsin Metro

Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2008. Sedangkan pendidikan sekolah

menengah atas di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dan diselesaikan pada tahun

2011.

Kemudian pada tahun 2011 meneruskan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi

Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung di Provinsi lampung. Penulis

juga aktif di organisasi Tapak Suci IAIN Raden Intan Lampung pada periode

2011-2015 di IAIN Raden Intan Lampung.

Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis

(9)

viii

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat taufik, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

walaupun mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus sebagai pembimbing 1

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Risgiyanto, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Ismail, S.E.,M.M selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah I

Kalirejo Lampung Tengah, yang telah memberi izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian dan membantu dalam pengumpulan data yang

diperlukan untuk penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberi

bekal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang berguna sebagai

(10)

ix

8. Almamater Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat balasan yang

setimpal disisi Allah SWT.

Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis

(11)

x

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar ... 15

(12)

xi

1. Pengertian Motivasi ... 34

2. Fungsi Motivasi ... 36

3. Pengertian Belajar ... 37

4. Tujuan Belajar ... 41

5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 45

6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ... 47

D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ... 49

E. Kerangka Berfikir ... 51

F. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 57

1. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel ... 58

2. Definisi Operasional Variabel ... 59

B. Metode Pengumpulan Data ... 60

C. Instrumen Penelitian ... 62

D. Teknik Analisis Data ... 62

1. Rumus Uji Validitas ... 62

2. Rumus Uji Reliabilitas ... 63

3. Rumus Product Moment ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian ... 66

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah ... 66

2. Identitas Sekolah ... 68

(13)

xii

8. Sarana Dan Prasarana ... 73

9. Data Variabel Penelitian ... 74

B. Uji Validitas ... 79

C. Uji Reliabilitas ... 85

D. Pengujian Hipotesis ... 91

E. Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

Akuntansi Di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung

Tengah ... 8

Tabel 2 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016 ... 58

Tabel 3 Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ... 65

Tabel 4 Data Pendidik (Guru) ... 71

Tabel 5 Data Tenaga Kependidikan ... 72

Tabel 6 Data Siswa ... 73

Tabel 7 Data Sarana Dan Prasarana ... 73

Tabel 8 Data Skor Angket Tentang Penggunaan Media Power Point ... 75

Tabel 9 Distribusi Skor Penggunaan Media Power Point ... 76

Tabel 10 Data Skor Angket Tentang Motivasi Belajar Siswa ... 77

Tabel 11 Distribusi Skor Motivasi Belajar Siswa ... 78

Tabel 12 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15 Sampel ... 79

Tabel 13 Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 ... 79

Tabel 14 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel ... 82

Tabel 15 Korelasi Uji Validitas Nomor 1 ... 82

Tabel 16 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point ... 85

Tabel 17 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa ... 88

Tabel 18 Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara Variabel X Dan Variabel Y ... 91

(15)
(16)

xv

Lampiran 2 Uji Validitas Instrumen Angket ... 104

Lampiran 3 Kisi – Kisi Angket ... 132

Lampiran 4 Lembar Angket ... 133

Lampiran 5 Pedoman Interview ... 137

Lampiran 6 Pengesahan Proposal ... 138

Lampiran 7 Pengesahan Skripsi ... 139

Lampiran 8 Permohonan Mengadakan Penelitian ... 140

Lampiran 9 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 141

Lampiran 10 Materi Pelajaran Fiqih ... 142

(17)

1 A. Penegasan Judul

Sebelum diuraikan lebih lanjut, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang

pengertian :

a. Media

Media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan pembelajaran dari

pengirim ke penerima pesan. Pengirim pesan dalam proses pembelajaran biasa

dikenal dengan sebutan guru dan penerima pesannya disebut dengan murid atau

siswa.1

b. Power Point

Power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide aplikasi. Saat

ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media

komunikasi.2

c. Motivasi

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.3

1

Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Thariqi Press,

2012),h. 19

2

Osdirwan Osman, Microsoft Power Point Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2011), h.1

3

(18)

d. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.4

e. Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh

ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini

berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah islamiyah.5

B. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang

bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan

untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja

diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru

yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi

ini maka lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.

4

Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014), h. 9

5

(19)

Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar merupakan kegiatan

menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Yang mana

dalam hal ini guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima,

bersifat pasif.6 Sehingga jelas bahwa yang harus mengaktifkan kegiatan belajar

mengajar di kelas adalah guru, dengan metode dan media yang tepat agar siswa

termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya

dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan

anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana

belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana

belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih

banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik

merasa gelisah ketika duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi

seperti ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana

bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas.

Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu

dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,

6

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,

(20)

tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.

Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang

lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.7

Di samping itu juga dari pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua

manusia baik potensi jasmani maupun potensi rohaninya (pikir, karsa, dan rasa)

berkembang sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu lahirlah pemikiran

manusia untuk memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap perkembangan

potensi manusia.8 Alternatif pemecahan masalah itulah yang nanti seharusnya

diidentifikasi oleh guru sehingga menemukan titik terang dalam pemecahan masalah

yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu memiliki tingkat

kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan

alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat

bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, video, suara, dan

sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar

diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan

pelajaran yang disampaikan itu.

Terlebih lagi jika para peserta didik dihadapkan dengan pendidikan agama,

seperti halnya mata pelajaran fiqih pada sekolah-sekolah. Tidak sedikit para siswa

7

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), h. 1.

8

(21)

akan merasa jenuh ketika cara penyampaian yang diberikan oleh guru terasa hambar

tanpa adanya variasi metode dan media yang digunakan.

Padahal sekarang ini kita hidup di zaman teknologi yang semakin maju

dengan pesatnya, dan setiap aktifitas tak pernah terlepas dari yang namanya

teknologi, begitupun dalam dunia pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa

dampak positif dari kemajuan teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatif

(memudahkan). Memudahkan kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan

berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan berbagai macam

kesantaian dan kesenangan yang semakin luas, memasuki ruang-ruang dan

celah-celah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan yang gelap pun dapat

dipenetrasi.9

Media power point yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama

ini dirasa belumditerapkan dengan optimal. Padahal media power point yang berbasis

teknologi itu dapat memudahkan sekaligus memfasilitasi dalam kegiatan

pembelajaran. Hal itu bisa dilihat ketika penggunaan media Power Point belum

diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah. Padahal salah satu cara untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran yang tepat. Media power point dirasa sangat tepat untuk mengatasi

pembelajaran yang dirasa cukup membosankan bagi para siswa di dalam kelas,

karena media ini memberikan informasi secara audio visual sehingga siswa dapat

menyerap informasi dengan melihat, mendengar, dan merespon secara langsung

9

(22)

karena objek yang ditampilkan terlihat konkret (nyata). Ditambah lagi dengan

penyajian/presentasi power point yang variatif karena terdapat aplikasi gambar,

animasi, sound, dan video sehingga membuat proses pembelajaran tidak

menjenuhkan.

Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan

sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang

untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi juga diartikan

sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme

psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai

prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Berdasarkan pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi

merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun

dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas

tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Menurut Sardiman di dalam bukunya yang berjudul interaksi motivasi belajar

mengajar bahwa indikator motivasi itu ada pada diri siswa sendiri, diantaranya ialah

sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan

(23)

4. Menunjukkan minat dalam belajar10

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar

yang di tunjukkan oleh para siswa pada saat melasanakan kegiatan belajar mengajar.

Hal ini dapat dilihat dalam hal:

1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas berjalan

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan11

Berdasarkan hasil pra survey dengan Bapak Muttaqin, S.Pd.I guru mata

pelajaran fiqih mengatakan bahwa :

Proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah selama ini masih terpusat kepada penggunaan media pembelajaran yang monoton dan tradisional, serta belum mengikuti perkembangan teknologi elektronik yang ada, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berakibat motivasi belajar siswa rendah. Gejala yang tampak seperti siswa malas mengerjakan tugas, mudah putus asa dalam mengerjakan tugas, kurangnya antusias siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, bolos dalam kegiatan belajar mengajar, dan siswa cenderung acuh, tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan

guru.12

Berdasarkan wawancara tersebut jelas bahwa motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih masih rendah.Untuk menjelaskan tentang motivasi belajar siswa

pada pelajaran Fiqih yang diajarkan,maka objek penelitianya itu kelas XI Akuntansi

10

Sardiman, op.cit.,h. 83

11

Nana Sudjana, PenelitianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,

2009), h. 61

12

(24)

dengan jumlah 29 siswa. Berdasarkan obeservasi pra survey dengan jumlah 29 siswa

tersebut, maka penulis paparkan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah

NO Nama 1 2 3 4

1 ADEK LINDA NOVITA SARI

2 AMELIA NADIA PUTRI

3 ANGGUN RESTU SAPUTRI

4 AYU OKTAVIANI

5 BENI MULYO RAHARJO

6 DESI ANDRA WATI

7 DESI NOVITASARI

8 DIMAS SANDI ELVANDA

9 DINAR MAYLINDA

10 ENGGI PERMATASARI

11 FITRIANI

12 HIBZON MUDATON

13 IDA PURNAMI RAHAYU

14 INDAH SEPTIANA SARI

15 KHOFIFAH INDAR

PARAWANGSA

(25)

17 MERIANA NUR SYAFITRI

18 NILA KURNIA RAHAYU

19 NOVI USRIATIN

20 RIA MELANI

21 RIO RICANDRA

22 SAYU EVASANTI

23 SILVI AULIA

24 TRI HANDAYANI

25 VIVI NURTIANA

26 WIDIA AGUSTINA

27 YULIANTI

28 YUSTIKARANI CITRA SUCI

29 ZAENAL ARIFIN

JUMLAH 10

(34,48%)

8 (27,59%)

9 (31,03%)

11 (37,93%)

Sumber hasil observasi pada tanggal 5 Januari 2016 di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo

Keterangan:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan

3. Lebih senang bekerja sendiri

(26)

Dari data obeservasi pra survey tersebut terlihat bahwa motivasi siswa kelas

XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah dalam mengikuti

pelajaran Fiqih tergolong rendah, terlihat dari siswa yang tekun menghadapi tugas

hanya 34,48%atau 10 siswa, ulet dalam menghadapi kesulitan hanya 27,59% atau 8

siswa, lebih senang bekerja sendiri hanya 31,03% atau 9 siswa, dan menunjukkan

minat dalam belajar hanya37,93%atau 11 siswa. Sehingga, keseluruhan peserta didik

belum termotivasi.

Dalam hal ini, yang menjadi faktor rendahnya motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo

Lampung Tengah adalah faktor media pembelajaran. Media Pembelajaran yang

digunakan selama ini adalah media pembelajaran yang tradisional, sehingga membuat

siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Terkait dengan permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, melihat

berbagai kelebihan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media power

point melalui pra survey dengan guru mata pelajaran fiqih, maka mendorong penulis

untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Power

(27)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:“Apakah terdapat hubungan penggunaan

media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK

Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan

media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih

di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan solusi alternatif dari

masalah pembelajaran yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran

dan dapat meningkatkan sumber daya manusia.

b. Bagi guru,agar dapat menggunakan media power point dengan tepat dan

baik untuk meningkatkan usaha motivasi belajar siswa.

c. Bagi siswa, untuk memberikan inovasi media pembelajaran kepada para

siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa.

d. Bagi peneliti, untuk mengetahui hubungan penggunaan media power

point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, dan

(28)

12 A. Media Pembelajaran

Mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran pendidikan yang dalam

hal ini adalah siswa dan juga proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka

semua karakteristik harus dibangun menjadi satu kesatuan yang utuh untuk

memenuhi kebutuhan siswa. Guru bertanggung jawab terhadap pengaturan proses

belajar mengajar yang bertujuan untuk mengarahkan penguasaan siswa terhadap

kompetensi yang diharapkan.

Dalam konteks pembelajaran sebagai komunikasi, kedudukan media

pembelajaran sebagai salah satu kawasan teknologi pembelajaran menjadi penting

sebagai perantara dan sumber untuk memberikan kemudahan belajar bagi para siswa.

Media pembelajaran yang baik adalah media yang perancangan, pemilihan, dan

pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik tujuan, karakteristik peserta didik dan

karakteristik materi ajar yang dibelajarkan.

Bahkan dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

disebutkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran dituntut memiliki seperangkat

(29)

profesional.1 Kemampuan memahami, merancang, memilih dan menggunakan media pembelajaran sebagai subsistem pembelajaran dan subsistem kompetensi pedagogik

merupakan keniscayaan bagi seorang guru sehingga terwujud proses pembelajaran

yang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, memotivasi siswa berperan

aktif, membangun kreativitas dan kemandirian belajar.

Salah satu lingkungan belajar yang sangat berperan dalam memudahkan

penguasaan siswa terhadap kompetensi adalah penerapan teknologi dalam

penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat

bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu tugas kependidikannya.

Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi

yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh para guru berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media.2

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

1Rangkuman Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen Undang-Undang

RI Nomor 14 Tahun 2005. h. 7.

2

Mulyanta dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media

(30)

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.3 Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau

penyalur pesan.

Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat

diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.4

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan

dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru

ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan

dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih

mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi

Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and

Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai

segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangya untuk belajar.

3

Arief S. Sadiman, et al., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.

4

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

(31)

Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya

yaitu buku, film, kaset, film bingkai dan lain-lain.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.5

Dari beberapa definisi di atas, secara luas media pembelajaran dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa

sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat

bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan berupa materi

pembelajaran dari guru kepada siswa dengan harapan materi pembelajaran

tersebut dapat dicerna oleh siswa dengan mudah guna mencapai tujuan

pengajaran.

2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Setiap orang memiliki

karakteristik yang berbeda dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang unik untuk

belajar. Upaya dalam kegiatan pembelajaran adalah bagaimana mendorong

5

(32)

setiap siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Aktivitas tersebut tidak akan

terjadi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar. Dalam upaya

membangkitkan motivasi belajar, media mempunyai peranan yang besar. Rasa

ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil yang ada dalam diri siswa dapat

dimunculkan apabila guru menggunakan media dalam penyajian materi

pembelajarannya.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan tersebut berupa isi atau materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini

dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh

siswa dinamakan decoding. Dalam proses penafsiran tersebut, ada kalanya

berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan atau ketidak berhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati dalam proses

komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noice. Semakin banyak

verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.6

Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu saja

memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang

tidak memerlukan alat bantu berupa media, tetapi di lain pihak ada bahan

pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.

Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar di proses

oleh siswa. Apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru sadar

6

(33)

bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa, terutama bahan pelajaran yang rumit atau

kompleks.7

Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan

jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan

keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media

mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama.

Itu berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan

proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

Media pembelajaran juga sebagai salah satu sumber belajar ikut

membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa. Dengan beraneka macam

bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka itu

akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Dalam menerangkan

suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan

siswa di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan

mengenai benda tersebut, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.

Akan tetapi, dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya kita

tidak menyimpang dari ajaran Islam dan senantiasa berada di bawah kendali

(kontrol) iman dan taqwa kepada Allah, sehingga benar-benar dapat

merealisasikan tujuan misi Islam diturunkan di dunia yakni dapat memberi

rahmat kepada sekalian makhluk-Nya, baik manusia, binatang dan

7

(34)

tumbuhan atau benda-benda mati yang terdapat di alam, di planet dan ruang

angkasa planet bumi.

Rahmat Lil’Alamin, berarti ilmu-ilmu yang dikuasai dan

dikembangkan oleh manusia tidak diterapkan untuk merusak

makhluk-makhluk Allah di bumi, melainkan untuk melestarikan hidup dan

eksistensinya demi kesejahteraan hidup bersama.8 Pedoman dasarnya yaitu

Firman Allah sebagai berikut:

















































Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qhashas: 77)9

[image:34.612.126.528.181.567.2]

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat merangsang minat dan perhatian siswa, gambar-gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat dapat membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya. Demikian juga hasil penelitian Wilbur Schramm menunjukkan bahwa siswa yang telah bermotivasi dapat belajar dari medium apa saja, jika

8

Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 121.

9

(35)

media itu dipakai menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan

kebutuhannya.10

Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-keguanaan

sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film

bingkai, film atau model.

b. Objek yang terlalu kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film

bingkai, film atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau high-speed photography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram dan lain-lain.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan

lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan

lain-lain.

10

(36)

3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna

untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pelajaran

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami

kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih

sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.

Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan

kemampuannya dalam:

a. Memberikan perangsang yang sama.

b. Mempersamakan pengalaman.

c. Menimbulkan persepsi yang sama.11

3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran

Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan,

seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviorisme), komunikasi dan

11

(37)

laju perkembangan teknologi elektronik, sehingga media dalam

perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film,

televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya)

masing-masing yang memiliki ciri-ciri dan kemampuannya sendiri.

Berdasarkan perkembangan jenis media pembelajaran yang beraneka

ragam dan variatif yang dapat berbentuk media visual, audio, audio visual,

multimedia, atau juga media realita yang lainnya, maka karakteristik dan

kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh pendidik atau guru

agar dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

serta karakteristik sasaran (siswa). Karena media pembelajaran tersebut

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Jenis dan karakteristik dari masing-masing media dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Media Audio

Media audio yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran.

Beberapa contoh dari jenis media ini adalah:

a. Media Kaset Audio

Kelebihan dari media kaset audio adalah:

a) Materi tak akan berubah, siap direproduksi.

b) Biaya produksi dan penggandaannya relatif murah.

c) Peralatannya juga paling murah dibanding dengan media audio

(38)

d) Program kaset dapat menyajikan kegiatan di luar sekolah (hasil

wawancara, rekaman kegiatan, dll)

e) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan kasetnya dapat

dipakai ulang.

f) Penyajian sepenuhnya dikontrol oleh penyaji.

Adapun kelemahan media audio adalah:

a) Daya jangkaunya yang terbatas (berbeda dengan radio).

b) Penggandaan dan distribusinya bisa mahal bila sasarannya sedikit.

b. Radio

Radio merupakan media audio elektronik yang dapat

menangkap suara dan gelombang tertentu, sehingga informasi

komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai nilai

praktis edukatif, secara formal maupun nonformal.

Kelebihan media radio yaitu:

a) Siaran dapat menjangkau pendengar dalam waktu singkat.

b) Pendengar yang tidak aktif dapat dipersiapkan (partisipasi aktif).

c) Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

sebagainya.

d) Terjangkau harganya, bersifat ekonomis, praktis (dibawa).

e) Operasinya mudah, dimana saja, kemana pergi dapat informasi dan

sudah memasyarakat.

(39)

g) Mengatasi ruang dan waktu.

h) Dapat mengembangkan daya imajinasi yang baik bagi peserta

didik.

i) Dapat merangsang partisipasi aktif peserta didik (pendengar).

j) Dapat menyajikan pengalaman dunia luar ke dalam kelas.

Sedangkan kelemahan atau kekurangan media radio adalah:

a) Tidak mampu menciptakan interaksi secara spontan.

b) Siaran mudah terganggu oleh cuaca atau gelombang lainnya.

c) Feedback dari pendengar tidak ada.

d) Rendahnya kemampuan memindahkan pesan yang sifatnya rumit,

sebab daya tangkap pendengaran manusia lebih rendah dibanding

daya penglihatannya.

2) Media Visual

Media visual yaitu jenis media yang memiliki basis penglihatan.

Diantara jenis media ini adalah:

a. Media Foto

Media foto memiliki beberapa kelebihan seperti berikut:

a) Sifatnya konkrit.

b) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu

c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

d) Dapat memperjelas suatu masalah.

(40)

Sementara kelemahannya adalah:

a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b) Gambar/foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran.

c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

b. Media Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang

melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Kelebihannya

adalah dapat menarik perhatian, menghindari verbalisme dan harga

dapat disesuaikan, karena media ini dapat dibuat oleh guru sendiri.

c. Media Poster

Poster adalah suatu gambar untuk menyampaikan kesan-kesan

tertentu dan untuk mempengaruhi serta memotivasi tingkah laku orang

yang melihatnya. Syaratnya yaitu sederhana, menyajikan satu ide,

berwarna, slogannya ringkas, tulisannya jitu, motif dan desain

bervariasi.

d. Media Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan

simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan

(41)
[image:41.612.125.532.184.598.2]

e. Media Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis

atau gambar dan simbol-simbol.

f. Media Diagram

Diagram adalah sebagai suatu gambar sederhana yang

menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan

struktur dari objek.12

3) Media Audio Visual

Media audio visual yaitu jenis media yang memiliki basis

pendengaran dan penglihatan. Jenis media ini mempunyai kemampuan

yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan

kedua. Media audio visual ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam, seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara,

cetak suara.

b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur unsur

suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan

video-cassette.13

12

Hidayatullah, op.cit., h. 38-41.

13

(42)

4) Media Berbasis Komputer

Pada dasarnya komputer tidak mengandung nilai dalam dirinya

sendiri, semua sangat tergantung bagaimana manusia merancang,

memanfaatkan, dan menerimanya. Kenyataannya komputer dapat

memperingan dan telah memberikan manfaat yang luar biasa dalam

berbagai aspek kehidupan manusia.

Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis

komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi

dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor.

Informasi atau materi yang akan disampaikan disimpan dalam bentuk

digital, bukan dalam bentuk cetakan. Selain itu, teknologi ini selalu terkait

dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi atau materi

kepada siswa. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan melalui media

berbasis komputer adalah dalam kegiatan praktek dan latihan, tutorial,

permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah.

Kemajuan media komputer juga telah memberikan beberapa

kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun

belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya

yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah

dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi

(43)

Sebagai contoh pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran

dalam mencapai tujuan kognitif yaitu ketika guru akan mengajarkan

tentang konsep-konsep, aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan

kalkulasi yang kompleks. Komputer dapat menjelaskan konsep tersebut

secara sederhana dengan penggabungan audio dan visual yang

dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

Sementara contoh penggunaan komputer untuk tujuan pembelajaran yang

bersifat psikomotorik yaitu proses pembelajaran yang dikemas dalam

bentuk games dan simulasi dengan tujuan untuk menciptakan kondisi

dunia kerja.

Beberapa contoh program ini antara lain yaitu simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya. Sedangkan proses pembelajaran dengan menggunakan komputer untuk tujuan afektif yaitu pada program komputer yang didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan. Sehingga dengan model pembelajaran media komputer melalui video klip tersebut dapat meningkatkan sikap dan

prilaku siswa.14

B. Media Pembelajaran Power Point

Microsoft power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide

presentasi. Dimana saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam

berbagai bentuk media komunikasi, seperti layar monitor, layar lebar melalui infocus,

head proyektor, LCD, dan internet.15 Program aplikasi microsoft power point ini juga

14

Hidayatullah, op.cit., h. 46 – 48.

15

(44)

merupakan aplikasi yang paling populer dan paling banyak digunakan untuk

merancang presentasi yang menarik dan profesional.

Dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada power point

seperti animation effect, slide transition, sound effect dan fasilitas lainnya yang

tersedia, maka slide presentasi akan tersaji dengan indah dan menarik. Selain dapat

digunakan untuk membuat dan mempresentasikan rencana kerja, laporan kerja,

makalah, seminar, maupun promosi hasil produk, ternyata power point juga dapat

digunakan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Mengenal Menu-Menu Power Point

Microsoft power point merupakan program aplikasi presentasi yang

paling populer untuk membuat dan merancang presentasi yang menarik dan

profesional. Berikut ini menu-menu yang terdapat pada microsoft power

point:

1) Ribbon

Ribbon merupakan tampilan user interface (UI) yang dirancang

untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan presentasi, diantaranya

yaitu:

a. Tab (jendela yang berisi tombol-tombol perintah tertentu) didesain

untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

b. Grup yang berada pada masing-masing tab digunakan untuk

(45)

c. Tombol perintah (command button) pada setiap grup digunakan

untuk sebuah perintah atau menampilkan menu dari

perintah-perintah yang ada.

2) Office Button

Ketika melakukan klik pada office button, maka akan muncul

perintah-perintah dasar seperti New, Open, Save, Print, Prepare, Send,

Publish dan Close.

3) Fasilitas Quick Access Toolbar

Quick Access Toolbar berisi sekumpulan perintah yang berada di

luar tampilan tab. Pengguna dapat menambah tombol-tombol perintah

pada quick access toolbar. Selain itu juga dapat memindahkan quick

access toolbar dari satu lokasi yang ada (di pojok kiri atas atau di bawah

ribbon).

4) Theme dan Quick Style

Theme merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk warna, teks, dan

efek. Theme dapat diaplikasikan ke beberapa slide yang dipilih atau ke

semua slide yang ada. Quick Style merupakan koleksi dari pilihan format

yang digunakan untuk memudahkan pengguna dalam memformat objek.

5) Layout Slide

Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna lebih

leluasa dalam mengatur layout slide. Pengguna dapat membuat kreasi dan

(46)

kotak judul, sub judul, dan teks atau objek seperti grafik, tabel, dan

gambar. Dapat pula berbentuk elemen, seperti SmartArt, audio, video,

termasuk di dalamnya ukuran, posisi, desain latar belakang, dan skema

warna.

6) Grafik SmartArt

Dengan grafik SmartArt, pengguna dapat membuat kreasi ilustrasi

yang dapat diedit dengan mudah tanpa bantuan seorang desainer

profesional. Pengguna juga dapat menambah daya tarik dengan fasilitas

efek visual ke dalam grafik SmartArt, Shape, WordArt, dan grafik,

termasuk di dalamnya efek tiga dimensi, shading, reflection, glow, dan

lainnya.

7) Efek

Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna dapat

menambahkan efek-efek seperti shadow, reflection, glow, soft edges,

bevel, 3-D rotation to shapes, grafik SmartArt, tabel, teks, dan WordArt

dalam dokumen. Pengguna lebih leluasa membuat kreasi efek pada

dokumen. Selain itu, dapat membuat dokumen dengan lebih profesional

dan mudah untuk memodifikasinya secara langsung dalam power point.

8) Tampilan Teks

Pengguna dapat membuat kreasi presentasi secara profesional

dengan banyaknya tampilan teks, termasuk text wrapping, teks dalam

[image:46.612.129.530.209.557.2]
(47)

Pilihan tampilan teks mempersilahkan kepada pengguna untuk memilih

berbagai tampilan teks, juga dapat memilih semua huruf kapital atau huruf

kecil, huruf bergaris tengah, ataupun huruf bergaris tengah ganda.

Pengguna juga dapat menambahkan garis-garis, bayangan, maupun cahaya

(glow).

9) Fasilitas Tabel Dan Grafik

Dalam microsoft power point, tabel dan grafik sudah didesain

ulang menjadi lebih mudah untuk diedit dan dikembangkan dengan

ribbon. Selain itu, pengolahan tabel dan grafik presentasi pada power

point sama dengan pengolahan tabel dan grafik pada microsoft excel.16

2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point

Sebelum mengaktifkan power point, pastikan bahwa komputer/laptop

sudah terinstal microsoft office yang memuat power point. Berikut ini cara

mengaktifkan dan menjalankan microsoft power point:

1) Mengaktifkan Power Point

a. Klik tombol Start yang terdapat pada pojok kiri bawah layar monitor.

b. Klik All Programs – Microsoft Office – Microsoft Office Power Point.

c. Akan tampil slide presentasi baru dengan nama Presentation1 sebagai

nama defaultnya (nama standarnya). Selanjutnya power point siap

untuk digunakan.

16

(48)

2) Membuat Dokumen Baru

Dengan mengaktifkan power point, maka secara otomatis pengguna telah

membuat dokumen baru dengan nama Presentation1. Selanjutnya, untuk

membuat dokumen baru lagi, lakukan langkah-langkah berikut:

a. Klik Office Button yang terdapat pada pojok kiri atas. Klik menu

New.

b. Klik tombol Create, maka akan muncul slide presentasi dengan nama

Presentation2.

c. Klik pada teks Click to add title dan ketik kalimat yang diinginkan.

d. Untuk menulis di slide selanjutnya, klik tab Home, klik tombol New

Slide.

3) Menyimpan Dokumen

Langkah-langkah menyimpan dokumen yang baru dibuat adalah sebagai

berikut:

a. Klik Office Button, klik Save As – Power Point Presentation.

b. Maka akan muncul kotak dialog Save As, tentukan lokasi

penyimpanan pada kotak pilihan Save in dan ketik nama file pada

kotak File Name, lalu klik tombol Save.

4) Membuka Dokumen

Berikut ini cara membuka kembali dokumen yang pernah dibuat

sebelumnya:

(49)

b. Muncul kotak dialog Open. Klik nama dokumen yang diinginkan dan

klik tombol Open, akan muncul dokumen yang diinginkan.

5) Menutup Dokumen

Berikut ini langkah-langkah menutup dokumen yang sedang aktif:

a. Klik Office Button.

b. Klik menu Close.

6) Keluar Dari Power Point

a. Klik Office Button

b. Klik tombol Exit Power Point.17

C. Motivasi Belajar

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya

tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat,

terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.18 Dalam kehidupan

masyarakat modern, setiap lembaga pendidikan dan pengajaran senantiasa memiliki

pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir.

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si

subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak

faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor

intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek

17

Ibid., h. 11-17.

18

(50)

belajar. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih

menitikberatkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa ini pun perlu untuk ditingkatkan.

1) Pengertian Motivasi

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif”

untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”,

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).19

Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang

dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan

dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.20

Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan/mendesak.

Kata Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.

Donald ini mengandung tiga elemen penting.

19

Ibid., h. 73.

20

(51)

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada

pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia

(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),

penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni yujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.21

Sementara M. Ngalim Purwanto di dalam bukunya yang berjudul

Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa menurut kebanyakan definisi,

21

(52)

motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan,

mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, sehingga tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. Menjaga dan menopang tingkah laku, karena lingkungan sekitar juga harus menguatkan (reinforce) intensitas dan

arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. 22

Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel

dalam buku Educational Administration, mengemukakan bahwa motivasi

dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks,

dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension

states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga

kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.

Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa motivasi itu sendiri

yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan

menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.23

2) Fungsi Motivasi

Dari uraian-uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa setiap motivasi itu

bertalian erat dengan suatu tujuan dan suatu cita-cita. Makin berharga tujuan

itu bagi yang bersangkutan, maka makin kuat pula motivasinya. Sehingga

22

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 72.

23

(53)

motivasi itu sangat berguna bagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari

motivasi itu diantaranya yaitu:

a. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motivasi itu

berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Motivasi menyeleksi perbuatan perbuatan kita, artinya menentukan

perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak

bermanfaat bagi tujuan itu.24

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lainnya. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian

prestasi belajarnya.25

3) Pengertian Belajar

Siapa pun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar

mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di

dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam diri setiap

pribadi siswa.

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai atau hutan. Belajar pula merupakan hal yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari guru dan siswa. Ditinjau dari segi

24

Ibid., h. 70-71.

25

(54)

guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Disamping itu ada juga kegiatan belajar yang tidak termasuk

rancangan guru, artinya siswa belajar karena keinginannya sendiri.26

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, maka terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar dari

para ahli.

Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning mengemukakan

bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak

dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan,

atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat,

dan sebagainya).

Gagne, dalam buku The Conditions of Learning mengatakan bahwa

belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari

waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami

situasi tadi.

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan

bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

26

(55)

Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.27

Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan

cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat

dalam arti luas maupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat

diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi

seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan

menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan hal ini, ada pengertian bahwa belajar adalah

penambahan pengetahuan. Definisi atau konsep ini dalam praktiknya banyak

dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/menerimanya.

Kemudian muncul banyak pendapat yang mengatakan bahwa belajar itu

menghafal. Hal ini terbukti ketika siswa itu akan ujian, mereka akan

menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian seperti ini secara

esensial belum memadai.

Selanjutnya ada yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”.

Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

27

(56)

belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa,

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.28

Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagi suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud

bahwa proses interaksi itu adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca

indera perlu ada follow up-nya yakni proses “sosialisasi”. Proses sosialisasi

dalam hal ini dimaksudkan mensosialisasikan atau menginteraksikan atau

menularkan kepada pihak lain. Dalam proses sos

Gambar

gambar-gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat dapat membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis
gambar. Dapat pula berbentuk elemen, seperti SmartArt, audio, video,
Tabel 2 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para siswa mengalami Kesulitan dalam belajar, khususnya dalam mata pelajaran fiqih sebagaimana data yang telah peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan guru dan

Bagaimanakah kesesuaian antara kurikulum muatan lokal Hadits dengan mata pelajaran Fiqih dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV Mata Pelajaran Fiqih di

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI

Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa media gambar sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs

Penggunaan Media Pembelajarn Audio Visual Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

Penggunaan media pembelajaran power point dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII I pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Blitar yang dimaksud

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Power Point Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fikih di MIN 7 Tulungagung ..... Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Hasil Penelitian yang Relevan Proses penelitian dengan menggunakan media pembelajaran Power Point dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan