PELAKSANAAN RITUAL USAHATANI PADI SAWAH
PADA SUBAK KAWASAN PERKOTAAN DAN
KAWASAN PERDESAAN
Kasus: Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
SKRIPSI
Oleh:
DEWA PUTU ARTAJAYA
KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
viii
PELAKSANAAN RITUAL USAHATANI PADI SAWAH
PADA SUBAK KAWASAN PERKOTAAN DAN
KAWASAN PERDESAAN
Kasus: Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
Dewa Putu Artajaya NIM.1205315016
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof.Dr.Ir I Nyoman Sutjipta,MS Dr.Ir.I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si NIP.19471215 197602 1 001 NIP.19601114 198603 1 002
Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP.19630515 198803 1 001
iii ABSTRACT
Dewa Putu Artajaya. NIM.1205315016. Implementation of Rice Farming Ritual at Subak of Urban and Rural Areas. Case: Subak Ayung, Buduk Vilage, Mengwi Distric,t and Subak Sulangai, Sulangai Village, Petang District, of Badung Regency. Supervised by: Prof.Dr.Ir. I Nyoman Sutjipta, MS and Dr. Ir I Dewa Putu Oka Suardi , M.Si.
Cultural diversity provides vivid colors in every area as a tradition that characterizes each tribe in Indonesia. Bali historically has had a tradition, culture, and religious commitment in the form of an organization called Subak. The belief of Subak members in conceiving land as Mother Nature, water as a symbol of Lord Vishnu, and rice as Goddess Sri strengthens the existence of Hinduism-based Subak cultural wisdom. Implementation of ritual activities in the paddy rice farming in Subak of urban and rural areas is not known with certainty. Based on these descriptions, it is interesting to note the implementation and ritual differences of rice farming of Subak in urban and rural areas. The aim of research was to determine the implementation and ritual differences of rice farming on the Subak Ayung and Subak Sulangai. The sampling method was done by using quota sampling, each with 50 respondents. The key informants were pekaseh (Subak head) and management of Subak Ayung and Subak Sulangai. Implementation of ritual activities in paddy rice farming in Subak near urban areas the case of Subak Ayung with the average achievement, the percentage score of 66.50% in the medium category and Subak Sulangai amounted to 72.85% belonging to the frequent/ good category. Subak of rural areas tended to have better ritual implementation compared with Subak of urban areas by a margin of 6.35%. Based on the results of the study, it is expected that Subak Ayung and Subak Sulangai members are more frequent / better to perform rituals of paddy rice farming so as to preserve the culture of Subak.
iv ABSTRAK
Dewa Putu Artajaya. NIM.1205315016. Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi pada Subak Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan. Kasus: Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Dibimbing oleh: Prof.Dr.Ir. I Nyoman Sutjipta, MS dan Dr. Ir I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si.
Keanekaragaman budaya memberikan warna hidup di setiap daerah sebagai tradisi yang mencirikan masing-masing suku di Indonesia. Bali secara historis memiliki tradisi, budaya dan komitmen religius dalam bentuk sebuah organisasi bernama subak. Keyakinan anggota subak mengkonsepsikan tanah sebagai Ibu Pertiwi, air sebagai simbul Dewa Wisnu dan padi sebagai Dewi Sri memperkuat eksistensi kearifan kultural subak bernafaskan agama Hindu. Pelaksanaan aktivitas ritual usahatani padi sawah pada subak di kawasan perkotaan dan perdesaan belum diketahui secara pasti. Berdasarkan uraian tersebut menarik untuk diketahui pelaksanaan dan perbedaan ritual usahatani padi pada subak kawasan perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dan perbedaan ritual usahatani padi sawah di Subak Ayung dan Subak Sulangai. Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik kuota sampling masing-masing sejumlah 50 responden. Informan kunci yaitu pekaseh dan pengurus Subak Ayung dan Subak Sulangai. Pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada subak dekat kawasan perkotaan kasus Subak Ayung dengan pencapaian rata-rata presentase skor 66,50% dengan kategori sedang dan Subak Sulangai sebesar 72,85% tergolong kategori sering/baik. Subak kawasan perdesaan cenderung lebih baik pelaksanaan ritualnya dibandingkan subak kawasan perkotaan dengan selisih 6,35%. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan anggota Subak Ayung dan Subak Sulangai lebih sering/baik melaksanakan ritual usahatani padi sawah sehingga mampu melestarikan kebudayaan subak.
v RINGKASAN
Indonesia memiliki beragam kebudaya dan suku yang menjadi
kebanggaan. Bali merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang masyarakatnya memiliki kearifan lokal budaya. Bali secara historis memiliki tradisi, budaya dan
komitmen religius dalam sebuah organisasi bernama subak.
Organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) di Bali memiliki kearifan lokal dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dalam bidang
pertanian. Keunggulan subak sebagai sistem irigasi yang dikelola oleh petani, tidak hanya terbatas pada organisasi pengelolaan air dan jaringan irigasi, namun
berkaitan erat pada produksi pangan, ekosistem lahan sawah beririgasi, dan kegiatan ritual keagamaan yang terkait dengan budidaya padi.
Dikemukakan oleh Windia (2010) bahwa kearifan religius yang
terkandung dalam organisasi subak, terfokus pada keyakinan tentang ketuhanan, spiritualitas yang merupakan roh kehidupan subak. Masyarakat tradisional Bali
menggunakan darmaning pamaculan sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas pertanian di lahan pertaniannya. Berbagai jenis kegiatan di Bali pada umumnya selalu/sangat baik disertai dengan ritual keagamaan.
Kerifan lokal seperti ritual dalam berusahatani padi sawah membuat petani di Bali tetap mempertahankan kebudayaannya. Pedoman nilai-nilai adat dan
budaya menghasilkan perilaku disiplin bagi para petani yang menjadi anggota subak dalam berusahatani. Pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada subak kawasan perkotaan dan perdesaan belum diketahui secara pasti. Maka dari itu
vi
melihat urgensinya yaitu aktivitas ritual merupakan salah satu indikator yang
mampu dijadikan ukuran untuk mengetahui keberlanjutan organisai subak.
Penelitian pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada kawasan perkotaan dan perdesaan memilih lokasi di Subak Ayung, Desa Buduk,
Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 s.d Juli
2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan perbedaan ritual usahatani padi sawah pada kawasan perkotaan dan perdesaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang menjadi anggota aktif di Subak Ayung sejumlah 325 orang dan 179 orang di Subak Sulangai. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik sampel kuota (quota sampling) masing
masing subak sejumlah 50 orang sample atau responden. Penelitian ini menggunakan informan kunci yaitu pekaseh dan pengurus Subak Ayung dan
Subak Sulangai. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang sudah dihimpun melalui data primer dengan pengukuran skor 1 s.d 5 dan data skunder. Hasil penghimpunan data kemudian diolah dan dibahas menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pelaksanaan ritual usahatani padi
sawah pada subak kawasan perkotaan yang memilih lokasi di Subak Ayung berada pada kategori sedang dengan rata-rata presentase skor sebesar 66,50%. Sedangkan pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada subak kawasan
vii
Pelaksanaan ritual usahatani padi pada subak kawasan perdesaan lebih
baik dibandingkan dengan pelaksanaan ritual usahatani padi pada subak kawasan perkotaan dengan selisih perbandingan sebesar 6,35%. Terdapat perbedaan secara statistik antara pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada kawasan perkotaan
dan kawasan pedesaan kasus Subak Ayung dan Subak Sulangai. Perbedaan pelaksanaan ritual usahatani padi sawah yang tipis antara Subak Ayung dengan
Sulangai dikarenakan petani memiliki kemudahan akses informasi dan teknologi yang tidak terlalu jauh berbeda.
Pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada subak kawasan perkotaan perlu di perhatikan keberlanjutannya oleh petani di Subak Ayung sehingga mampu mempertahankan kebudayaan lokal. Pelaksanaan ritual usahatani padi
sawah pada subak kawasan perdesaan perlu di pertahankan keberlanjutannya oleh petani di Subak Ayung sehingga mampu melestarikan kebudayaan lokal
viii
PELAKSANAAN RITUAL USAHATANI PADI SAWAH
PADA SUBAK KAWASAN PERKOTAAN DAN
KAWASAN PERDESAAN
Kasus: Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
Dewa Putu Artajaya NIM.1205315016
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof.Dr.Ir I Nyoman Sutjipta,MS Dr.Ir.I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si NIP.19471215 197602 1 001 NIP.19601114 198603 1 002
Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP.19630515 198803 1 001
ix
PELAKSANAAN RITUAL USAHATANI PADI SAWAH
PADA SUBAK KAWASAN PERKOTAAN DAN
KAWASAN PERDESAAN
Kasus: Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
Dipersiapkan dan diajukan oleh Dewa Putu Artajaya
NIM.1205315016
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada Tanggal 14 September 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Nomor : 181/UN 14.1.23/DL/2016
Tanggal : 27 September 2016
Tim Penguji Skripsi adalah:
Ketua: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP.,M.Si Anggota
1. Ir. I Wayan Sudarta, MS
x
RIWAYAT HIDUP
Dewa Putu Artajaya lahir di Banjar pada 9 November 1993. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dewa Made Suka (Ayah) dan Desak Komang Wardani (Ibu). Penulis
menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN. 1 Banyuseri tahun 2000 s.d 2006. Melanjutkan ke SMPN. 1 Banjar tahun 2006 s.d 2009.
Selanjutnya menempuh pendidikan di SMKN. 1 Singaraja tahun 2009 s.d 2012. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan tahun 2012,
diterima di Program Studi Agribisnis, memilih kosentrasi Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Selama mengikuti
pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Udayana, penulis merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Penulis aktif dalam berbagi kegiatan organisasi diantaranya anggota divisi Kaderisasi dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) KHLOROFIL Fakultas Pertanian Universitas Udayana periode 2013/2014 dan periode 2014/2015.
Penulis pernah menjabat sebagai Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) KHLOROFIL Fakultas Pertanian Universitas Udayana periode 2015/2016.
xi
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan (Kasus Subak Ayung, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, dan Subak Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung” tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian yang selalu/sangat baik memberikan dorongan dan ramah-tamah kepada mahasiswa
agar bisa menyelesaikan skripsi dan menjadi sarjana pertanian yang unggul.
2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana sekaligus sebagai pembimbing II
yang telah memberikan izin dan penuh perhatian, kesabaran, memberikan masukan, ketulusan dan keramahan dalam memberikan bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini selesai.
3. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutjipta, M.S selaku pembimbing I yang penuh perhatian, kesabaran, ketulusan dan keramahan dalam memberikan bimbingan serta tuntunan kepada penulis sampai skripsi ini selesai.
4. I Made Sarjana, SP. M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis sampai skripsi ini selesai. 5. Keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang selalu
memberikan arahan, masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi. 6. Pekaseh Subak Ayung dan Subak Sulangai beserta petani yang bersedia
menjadi responden peneliti yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah membantu dengan tulus selama pengumpulan data.
xii
8. Sahabat terdekat semeton gradag-grudug H.M.J jumiwa (bayu, kana, juni alias lik, tessa, suwarnadi alias tony, kadek putra, purna, oka, adi marta, haryas, wira, gus wisnu, manik dan angga) yang selalu memberikan semangat super untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Kekasih hati penulis Dwi Junia Puspita Sari yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat organisasi pada pengurus Lembaga Pers Mahasiswa KHLOROFIL periode 2013/2014, 2014/2015 dan 2015/2016, pengurus BEM Fakultas Pertanian periode 2014/2015 dan teman-teman angkatan 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta teman-teman didalam dan diluar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, terima kasih atas semua bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat seperjuangan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode XI Desa Ambengan yang memberikan warna hidup baru dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik peulis terima. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca.
Om Santih, Santih, Santih Om
Denpasar, 14 September 2016
xiii DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... ii
ABTRACT ... iii
2.2 Konsep Ritual dalam Usahatani Padi Sawah ... 10
xiv
3.5 Populasi, Sampel dan Informan Kunci ... 35
3.6 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran ... 36
3.7 Batasan Operasional ... 38
3.8 Metode Analisis Data ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 44
4.1 Gambaran Umum Subak Ayung ... 44
5.1 Karakteristik Responden ... 52
5.1.1 Jenis kelamin ... 52
5.1.2 Usia ... 52
5.1.3 Tingkat pendidikan formal ... 54
5.1.4 Pekerjaan ... 56
5.1.5 Luas lahan garapan ... 58
5.1.6 Pengalaman berusahatani ... 60
5.2 Pelaksanakan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan ... 61
5.2.1 Mendak toya ... 63
5.2.2 Ngendag ... 63
5.2.3 Ngurit ... 64
xv
5.2.13 Ngungnghang pantun ring lumbung ... 71
5.2.14 Nedunang pantun saking lumbung ... 72
5.2.15 Nyimpen beras ring pulu ... 72
5.3.13 Ngungnghang pantun ring lumbung ... 86
5.3.14 Nedunang pantun saking lumbung ... 87
5.3.15 Nyimpen beras ring pulu ... 88
5.3.16 Nanggluk merana ... 89
xvi
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 98
6.1 Simpulan ... 98
6.2 Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
xvii
DAFTAR TABEL
No.Tabel Teks Halaman
3.1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan dan kawasan
Perdesaan Kasus: Subak Ayung Desa Buduk Kecamatan Mengwi dan Subak Sulangai Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung ... 37 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di
Subak Ayung ... 55 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di
Subak Sulangai ... 55 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan di
Subak Ayung ... 57 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan di
Subak Sulangai ... 58 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Subak
Ayung ... 59 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Subak
Sulangai ... 59 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di
Subak Ayung ... 60 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di
Subak Ayung ... 61 5.11 Distribusi Responden dalam Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi
Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan Kasus: Subak Ayung ... 62 5.12 Pencapaian Skor Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah di Subak
Ayung Desa Buduk Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 74 5.13 Distribusi Responden dalam Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi
Sawah pada Subak Kawasan Perdesaan Kasus: Subak Sulangai ... 77 5.14 Pencapaian Skor Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah di Subak
xviii
5.15 Perbedaan Pencapaian Skor Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi sawah di Subak Ayung dan Subak Sulangai ... 92 5.16 Uji Normalitas Data Pelksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada
Subak Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan kasus Subak Ayung dan Subak Sulangai ... 94 5.17 Hasi Analisis Independent Sample T test Pelaksanaan ritual Usahatani
Padi Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan kasus Subak Ayung dan Subak Sulangai ... 95 5.18 Perbedaan Istilah Ritual pada Subak Kawasan Perkotaandan Subak
xix
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Halaman
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Teks Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 103 Lampiran 2 Data uji Validitas dan Reliabelitas Kuesioner Pelaksanaan
Ritual Usahatani Padi Sawah di Subak Sulangai ... 107 Lampiran 3 Data Tabulasi Skor Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah
di Subak Ayung ... 109 Lampiran 4 Data Tabulasi Skor Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah
di Subak Sulangai ... 111 Lampiran 5 Tabulasi Data Karakteristik Responden di Subak Ayung ... 113 Lampiran 6 Tabulasi Data Karakteristik Responden di Subak Sulangai ... 116 Lampiran 7 Uji Normalitas Data ... 119 Lampiran 8 Uji Beda Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada