PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : BEDULU
KECAMATAN : BLAHBATUH
KABUPATEN/KOTA : GIANYAR
NAMA MAHASISWA : DINDA ANGELA SYAFITRI
NIM : 1303005018
FAK/PS : FAKULTAS HUKUM / BISNIS
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan KK Dampingan di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar tepat pada waktunya. Program ini merupakan salah satu program dari Program KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses pembuatan laporan KK Dampingan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Desa Bedulu 2016 (KKN PPM). Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Bedulu, 29 Agustus 2016
DAFTAR ISI
COVER ……… i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ………iii
LEMBAR PENGESAHAN ……… iv
BAB I ……….……….………..1
BAB II ……….……….……….……....8
BAB III ……….……….………...10
BAB IV ……….……….……….13
BAB V ……….……….……….…...15
DAFTARPUSTAKA ……….……….………15
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM)
Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa pada desa yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini mempunyai tujuan secara umum adalah untuk mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki oleh setiap desa. Salah satu program inti dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Udayana adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera. Tujuan dari diadakannya program keluarga dampingan yaitu untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menemukan solusinya.
Mahasiswa dalam hal ioni berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah serta memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang telah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang mampu, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih
baik.
Program Keluarga Dampingan ini dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap dusun di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar yang terbagi ke dalam 11 Banjar. Masing-masing mahasiswa memiliki tanggung
jawab akan 1 (satu) keluarga kurang sejahtera untuk didampingi. Dalam kesempatan ini, Penulis ber kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Tegallinggah yaitu keluarga Jero Made Murji.
1.1Profil Keluarga Dampingan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Dewa Ketut Alit Bawa 41 SD Wiraswasta
2 Jero Made Murji (KK Dampingan) 41 SD Buruh harian
tangga 4 Dewa Gede Eka Putra 20 SLTA Pelajar/mahasiswa
5 Dewa Gede Sukadana 18 SLTA Pelajar/mahasiswa
6 Dewa Gede Dwipayana 18 Belum tamat
sekolah Pelajar/mahasiswa
7 Dewa Made Mika Krisma 14 Belum tamat
sekolah Pelajar/mahasiswa
8 Dewa Ayu Pratiwi 9 Tidak/belum
sekolah
Belum/tidak bekerja
9 Dewa Ayu Uliantari 8 Tidak/belum sekolah
belum/tidak bekerja
Ibu Jero Made Murji sebagai KK Dampingan, tinggal bersama suami bernama Dewa Ketut Alit Bawa, 3 orang anaknya yang bernama Dewa Gede Eka Putra, Dewa Gede Sukadana, dan Dewa Ayu Pratiwi serta dengan istri kedua yang bernama Ibu Jero Luh Suartini yang juga mempunyai 3 orang anak bernama Dewa Dewa Gede Dwipayana, Dewa Made Mika Krisma dan Dewa Ayu Uliantari. Mereka tinggal dengan dua rumah yang berbeda. Istri pertama, Ibu Jero Made Murji tinggal di sebuah rumah semi permanen, dengan atap alakadarnya (seng), lantai beton non keramik. Rumah tersebut terdiri dari 1 kamar tidur, dapur diluar seadanya dan tanpa kamar mandi. Jadi jika salah satu anggota keluarga memerlukan toilet, mereka terpaksa harus ke sungai sebagai pengganti dari ketiadaan toilet tsb.
Ibu Jero Murji bekerja sebagai buruh harian lepas, merupakan wanita kelahiran Banjar Desa Buruan, Gianyar, yang saat ini berumur 41 tahun. Ia bekerja sebagai buruh harian lepas, atau sebagai pedagang saat tajen. Namun ia hanya sebagai tenaga bantuan untuk berjualan, bukan sebagai pedagang tetapnya. Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari saat tidak ada tajen, Ibu Jero Murji bekerja serabutan yang tidak pasti ada atau tidaknya panggilan untuk bekerja setiap
harinya.
Keluarga Ibu Jero Made Murji tergolong ke dalam keluarga yang tidak mampu. Pendidikan Ibu Jero Made Murji yang hanya sampai SD tidak mampu dilanjutkan akibat keterbatasan dana yang ada.
a. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga Ibu Jero Made Murji tidak menentu, hanya berandalkan pada panggilan tetangganya untuk mencuci dan terutama pada adanya panggilan
untuk menjaga warung ditempat tajen yang tidak menentu (musiman). Sedangkan suaminya, Bapak Dewa Ketut Alit Bawa juga bekerja tidak menentu/serabutan. Baru-baru ini pendapatan keluarga Ibu Jero Made Murji ditunjang dengan pekerjaan anak pertamanya sebagai satpam di Ubud. Sedangkan suaminya, terkadang memenuhi
kewajibannya sebagai suami namun terkadang tidak.
Rata-rata pendapatan keluarga Ibu Jero adalah sekitar Rp 50.000 – Rp 70.000 / harinya, namun dikarenakan tajen yang tidak menentu maka pendapatan dalam sebulannya hanya dihitung selama 15 hari kerja. Pendapatan Ibu Jero sejumlah Rp 750.000 / bulan Jumlah tersebut merupakan hasil dari penjagaan warung yang musiman.
b. Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari keluarga Ibu Jero terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok semata seperti konsumsi, sosial, listrik, namun dalam keperluan air ia tidak perlu mengeluarkan biaya karena tidak adanya kamar mandi. Berikut adalah rincian pengeluaran keluarga Ibu Jero:
a. Konsumsi
Perincian kebutuhan yang diperlukan untuk konsumsi adalah sebagai berikut:
No Nama Bahan
Rincian
Pembelian Harga
Total per Bulan 1 Beras 7 kg / minggu Rp. 15.000 Rp 105.000
2 Lauk pauk Harian Rp. 50.000 Rp 1.500.000
Jumlah tersebut tentunya sangat kurang jika dibandingkan dengan pemasukan keluarga per bulannya, sehingga terkadang jika Ibu Jero dan anak-anaknya kekurangan dana beliau mengandalkan usaha lebih giat lagi dalam mencari uang dan mengambil pekerjaan serabutan yang tidak pasti perharinya dan lebih menghemat demi mencukupi kebutuhan keluarga. Untungnya, anak pertama Ibu Jero sudah bisa menghasilkan uang sendiri dengan bekerja sebagai satpam dan tentunya itu sangat membantu
perekonomian tambahan keluarga.
b. Sosial
Adapun biaya sosial yang dikeluarkan dalam bentuk iuran banjar,
sedangkan untuk biaya sekolah anak-anak Ibu Jero setidaknya sudah terbantu dengan mendapatkan bantuan dana dari sekolah secara gratis yang dalam hal ini, Ibu Jero tsb tidak tahu darimana perbantuan tsb datang. Rata-rata jumlah pengeluaran kedua aspek tsb berjumlah Rp 200.000,- selama kurang lebih satu (1) bulan.
c. Listrik dan Air
No Nama Bahan Rincian Pembelian Harga 1 Pulsa Listrik 1 bulan sekali Rp. 50.000 2 Air Air sumur pribadi / sungai -
Adapun total pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya jika ketiga aspek tersebut diakumulasikan adalah sekitar Rp 1.655.000,- Jadi keluarga Bu Jero memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan setiap bulannya, sehingga hal inilah yang menjadi permasalahan utama dari keluarga tersebut,
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
1.1Permasalahan Keluarga
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Dalam kali pertama mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga Ibu Jero Made Murji sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu seperti pendapatan yang tidak menentu setiap bulannya serta adanya diskriminasi kasih sayang ataupun perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh Bapak Dewa Ketut Alit Bawa sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dikarenakan adanya istri kedua. Sehingga Ibu Jero Made Murji harus bekerja lebih giat lagi demi mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya dan dirinya sendiri.
Kemudian masalah rumah yang tidak layak, dengan atap seadanya dan tidak adanya kamar mandi dalam merupakan juga merupakan salah satu permasalan yang ada dan karena ketidakmampuan Ibu Jero untuk memperbaiki rumah, Ibu Jero hanya bisa berharap adanya bantuan pemerintah untuk memberikan fasilitas bedah rumah.
1.2Masalah Prioritas
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Ibu Jero Made Murji, dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan keluarga Ibu Rumi mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati suasana tempat tinggal keluarga tersebut.
a. Masalah Ekonomi
kepadanya setiap adanya tajen dan jika tidak ada panggilan, ia akan mengalami kesulitan. Seperti kemarin saat awal berkunjung ke KK Dampingan ternyata Ibu Jero sudah hampir sebulan tidak bekerja karena tidak adanya panggilan untuk bekerja.
Sedangkan hasil dari bekerja yang didapatkan oleh suaminya harus dengan terpaksa terbagi menjadi dua, bahkan terkadang lebih banyak diberikan kepada istri kedua dan bukannya sama rata sebagaimana seharusnya terjadi. Namun bagi Ibu Jero hal itu bukan berarti suatu masalah yang harus disesali sampai saat ini, Ia tetap masih bisa bekerja seorang diri meskipun berat, dan bebannya sekarang sudah dapat teringankan dengan anak pertamanya yang sudah dapat membantu perekonomian keluarganya karena sudah mendapat pekerjaan sebagai satpam di Ubud. Setidaknya tanggungan Ibu Jero sudah berkurang satu dari ketiga anaknya.
b. Masalah Kesehatan
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
1.1Program
Selama program KK Dampingan berjalan, program yang dilakukan penulis
dalam memberikan solusi untuk membantu memecahkan masalah yang dialami
oleh keluarga Ibu Rumi hanyalah sebatas pendekatan personal melalui pemberian
motivasi dan dorongan. Adapun kegiatan lain yang dilakukan oleh penulis selama
menjalankan program KK Dampingan adalah selain berbincang-bincang sekaligus
melakukan pendekatan, diakhir pertemuan dengan perbantuan seadanya dalam
wujud pemberian sembako. Selain itu adanya program tambahan oleh Mahasiswa
KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana Desa Bedulu yaitu pemberian
kacamata gratis yang tentunya menurut Ibu Jero sendiri sangat membantu
penglihatannya yang ternyata mengalami rabun jauh yang sebelumnya tidak
pernah ia sadari karena keterbatasan dana untuk pengobatan ataupun membeli
kacamata untuk dirinya.
Adapun penyelesaian masalah pada masing-masing aspek seperti ekonomi dan
kesehatan akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini sebagai berikut:
a. Penyelesaian Masalah Perekonomian
Setelah melakukan beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga Ibu Rumi,
penulis dapat memberikan beberapa saran dan solusi yang diharapkan
dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga diantaranya
adalah:
- Memberikan saran untuk mencoba peruntungan mencari pekerjaan
yang lebih baik di kota, mengingat tempat tinggal keluarga Ibu Jero
yang sebenarnya tidak jauh dari perkotaan.
- Pemberian sembako yang diharapkan setidaknya dapat meringankan
beban keluarga Ibu Jero dalam menuhi kebutuhan pokok (primer)
untuk beberapa hari kedepannya.
- Pemberian informasi mengenai info bedah rumah yang sudah penulis
sampaikan pula kepada Kantor Desa.
Adapun solusi yang dapat penulis berikan untuk membantu memecahkan
masalah kesehatan yang dialami Ibu Jero adalah dengan pemberian
kacamata gratis bagi penderita rabun jauh.
1.2Jadwal Kegiatan
Selama program KK Dampingan berlangsung, penulis sudah melakukan
kunjungan sebanyak 18 kali dengan total jam kunjungan yaitu 94 jam. Dari
jumlah tersebut terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan penulis guna
membantu keluarga Ibu Jero. Adapun rincian jadwal beserta kegiatan yang
dilaksanakan dijabarkan pada tabel di bawah ini.
No Tanggal Waktu
(WITA) Jenis Kegiatan
1 19 Juli 2016 09.00 – 11.00
Diskusi dengan Kepala Desa mengenai
program KK Dampingan dan meminta
daftar KK Dampingan yang diusulkan
oleh Kepala Desa
2 20 Juli 2016 09.00 – 10.00 Mengambil daftar KK Dampingan di
Kantor Kepala Desa
3 21 Juli 2016 15.00 – 16.00 Membagikan daftar KK Dampingan
masing-masing mahasiswa
4 24 Juli 2016 10.00 – 13.00
Kunjungan pertama ke rumah KK
Dampingan (Bu Jero) di Banjar
Tegallinggah
5 25 Juli 2016 11.00 – 16.00 Wawancara mengenai pekerjaan keluarga
Bu Jero
5 27 Juli 2016 13.00 – 17.00 Mendapatkan informasi mengenai
kehidupan keluarga Bu Jero
6 30 Juli 2016 12.00 – 16.00 Diberikan identitas lengkap mengenai
KK Bu Jero
7 31 Juli 2016 14.00 – 19.00 Mencari dan memberikan informasi yang
diperlukan untuk bedah rumah
untuk bedah rumah
9 6 Agustus 2016 13.00 – 18.00 Membantu mengajar anak Bu Jero yang
masih SD
10 7 Agustus 2016 12.00 – 16.00 Membantu memberi makan ayam
11 8 Agustus 2016 08.00 – 13.00 Membantu mengajar anak Bu Jero yang
masih SD
12 9 Agustus 2016 12.00 – 17.00 Memotivasi Bu Jero agar lebih kuat
dalam menjalani deskriminasi kelarga
13 10 Agustus 2016 11.00 – 17.00 Membantu mempersiapkan hal yang
diperlukan untuk bedah rumah
14 11 Agustus 2016 12.00 – 18.00 Memberi makan ayam, mengajar anak Bu
Jero yang masih SD
15 13 Agustus 2016 14.00 – 19.00 Memberi makan ayam, mengajar anak Bu
Jero yang masih SD
16 17 Agustus 2016 12.00 – 17.00
Memberikan informasi mengenai
pemberian kacamata gratis dan
pemeriksaan mata, mengajar anak Bu
Jero yang masih SD
17 18 Agustus 2016 07.00 – 15.00
Mengantar Bu Jero untuk melakukan
pemeriksaan mata dan mendapatkan
kacamata gratis
18 19 Agustus 2016 08.00 – 15.00 Berbincang-bincang dan mengajar anak
Bu Jero yang masih SD
19 20 Agustus 2016 10.00 – 15.00 Membantu memberi makan ayam,
mengajar anak Bu Jero yang masih SD
20 22 Agustus 2016 09.00 – 11.00 Membeli sembako
21 25 Agustus 2015 15.00 – 17.00 Berbincang dan memberikan sembako
kepada keluarga KK dampingan
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
1.1Jenis Kegiatan
a. Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam
Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa
yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan
ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak
21 kali dengan total waktu kunjungan selama 94 jam.
b. Lokasi
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah
ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Br. Tegallinggah, Desa
Bedulu, Kabupaten Gianyar.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM
Periode XIII Universitas Udayana di Desa Bedulu. Kegiatan yang dilakukan
berupa kunjungan ke rumah keluarga Ibu Jero. Selama kunjungan tersebut,
dilakukan obrolan-obrolan santai bersama anggota keluarga untuk
menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan
masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Selain itu
penulis juga membantu dengan memberikan sembako bagi keluarga Ibu Jero
dan pemberian kacamata gratis yang sudah dilaksanakan oleh kelompok KKN
PPM Periode XIII Universitas Udayana Desa Bedulu pada tanggal 18 Agustus
2016.
Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 21 kali
selama sebulan, dimana kunjungan rata-rata 2-7 jam untuk tiap kunjungan,
sehingga total kunjungan mencapai 94 jam.
Berdasarkan saran dan solusi yang diberikan kepada keluarga yang
didampingi tentunya diharapkan akan memberikan hasil dalam bentuk
perubahan semangat hidup untuk memperbaiki kehidupan ke arah yang lebih
baik.
Adapun hasil yang signifikan belum dapat dilihat dalam jangka waktu
yang singkat, namun setidaknya keuletan Ibu Jero untuk aktif bekerja
meskipun adanya deskriminasi perlakuan dari suami antara istri pertama dan
istri kedua, patut menjadi contoh betapa mandiri dan tegarnya Ibu Jero Made
Murji.
e. Kendala Pendampingan Keluarga
Selama program KK Dampingan berlangsung tidak ada kendala berarti
yang dapat penulis sampaikan pada laporan ini. Namun banyaknya program
kerja lain yang harus dilaksanakan oleh penulis sebagai anggota kelompok
KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana Desa Bedulu, dapat
dikategorikan menjadi kendala dalam mengatur waktu untuk bekerja di proker
dan untuk berkunjung ke rumah KK Dampingan.
BAB V
PENUTUP
1.1Kesimpulan
Berdasarkan pendampingan yang telah dilakukan penulis kepada keluarga Ibu
Rumi dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Keluarga Ibu Jero Made Murji tergolong ke dalam keluarga yang tidak
mampu. Hal ini dikarenakan oleh pendapatan keluarga perbulannya yang tidak
menentu, sedangkan biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari jauh di atas pendapatan keluarga.
2. Selain masalah perekenomian, kondisi kesehatan yang sedikit mengganggu
dalam mengambil pekerjaan menjadi salah satu masalah yang perlu
diperhatikan.
3. Keadaan rumah yang tergolong tidak layak huni menjadi problem utama bagi
keluarga Ibu Jero Made Murji.
4. Saran dan solusi yang diberikan penulis sebatas pendekatan personal melalui
pemberian motivasi dan dorongan memberikan kesan yang positif kepada
keluarga yang mendapat pendampingan oleh mahasiswa, pemberian sembako
secara pribadi kepada keluarga KK Dampingan, serta kacamata minus secara
gratis oleh mahasiswa.
1.2Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat penulis berikan kepada keluarga Ibu Jero Made Murji
selaku keluarga yang mendapat pendampingan mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Lebih giat dalam mencari pekerjaan lain atau sambilan yang lebih pasti selain
bekerja sebagai buruh lepas atau penjaga warung musiman.
2. Lebih memperhatikan kesehatan Ibu Rumi yang memiliki kondisi fisik yang
seiring berjalannya waktu akan menua sehingga kemungkinan untuk
terjangkitnya penyakit lain dapat diminimalisir.
3. Penulis sudah berusaha menyampaikan kepada petugas kantor kepala desa
agar segera mengadakan proses bedah rumah, dan agar Ibu Jero Made Murji
DAFTAR PUSTAKA
Suwena, I Ketut dan I Gst Ngr Widyatmaja, 2010, Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata, Udayana University Press, Denpasar.
Waluyo, Bambang, 1996, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika,
LAMPIRAN
Berikut ini penulis paparkan beberapa kegiatan yang dilakukan selama proses
[image:18.595.92.292.161.309.2]pendampingan keluarga berlangsung.
Gambar 1. Suasana Rumah Keluarga Ibu Jero Made Murji
Gambar 4. Pemberian Sembako Kepada Keluarga Ibu Jero sekaligus perpisahan
[image:18.595.90.316.371.517.2]