• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA PENANGANAN PASCAPANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "CARA PENANGANAN PASCAPANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

CARA PENANGANAN PASCAPANEN YANG BAIK

(GOOD HANDLING PRACTICES)

KOMODITI HORTIKULTURA

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA DITJEN BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

2004

(2)

b } &

C ara penanganan pascapanen yang baik

n * - - 1- 1 1111 ' 11

2

.

17

lo U

0 0<°- A 3 3 ' t-lh -n '

(GOOD HANDLING PRACTICES)

KOMODITI HORTIKULTURA

O DIREKTORAT « O L A H A N DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

DITJEN BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN PERTANIAN

(3)

PRAKATA

G o o d H a n d lin g P ra c tic e s (G H P ) merupakan Cara Penanganan Pascapanen yang baik yang b e rk a ita n dengan penerapan tekno log i s e rta cara pem anfaatan sarana dan prasarana yang digunakan. Buku ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaku usaha dalam menghasilkan produk segar hasil pertanian yang b erm u tu dan aman bagi konsumen.

Penerapan "Cara Penanganan Pascapanen Yang Baik atau Good Handling P ra ctices (GHP) ini merupakan pilihan sikap dan tanggung jaw ab pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan penanganan pascapanen secara benar agar dicapai m utu produk sesuai s ta n d a r yang diinginkan.

Buku "Cara Pengangonan Pascapanen Yang Baik atau Good Handling P ra ctice s" (GHP) ini merupakan bahan pedoman umum dalam penanganan pascapanen yang baik guna menekan kehilangan hasil dan memperoleh mutu yang baik. Buku GHP ini d ib u a t untuk memedomani petugas, penyuluh dan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan penanganan pasca panen yang baik sehingga d ip erole h produk berm utu.

Diharapkan se tiap produsen produk segar hasil pertanian khususnya hasil h o r tik u ltu ra dapat m engikuti dan menerapkan cara penanganan pascapanen yang baik sesuai panduan GHP, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi S ta n d a r Nasional In do ne sia ( S N I) dan memenuhi harapan konsumen.

J a k a rta , Agustus 2004.

D ire k tu r Je n d e ra l,

Dr. I r . Delima H asri A za h a ri, MS.

(4)

DAFTAR I S I

I. PENDAHULUAN

1.1. L a ta r Belakang 1

1.2. M aksud 1

1.3. T u ju a n 2

1.4. P e n g e rtia n 2

I I . R U A N G L IN G K U P 4

III. P E R S Y A R A T A N

3.1. P e rs y a ra ta n m anajem en 5

3.1.1. S p e s ifik a s i p ro d u k dan penanganan 3.1.2. I d e n t if ik a s i dan k e te lu s u ra n p ro d u k 3.1.3. P ersonil

3.1.4. T ra in in g

3.2. F a s ilita s 6

3.2.1. Lokasi 3.2.2. Bangunan 3 .2 .3 . F a s ilita s s a n ita s i 3.2.4. A la t penanganan

3.3. Proses Penanganan 8

3.3.1. Pengumpulan 3.3.2. S o rta s i

3.3.3. P e m b e rs ih a n /p e n c u c ia n 3.3.4. G ra d in g

3.3.5. Pengemasan 3 .3.6. pem eram an 3 .3.7. Penyimpanan 3 .3.8. T ra n s p o rta s i

3.4. P ro du k a k h ir 13

3.4.1. W a d ah dan pem bungkus 3 .4.2. Pelabelan

3 .4.3. Penyimpanan

(5)

3.5. Pengendalian bahaya te rh a d a p m u tu 15

3.6. P engendalian bahaya keam anan pangan 15

3.6.1. A p lik a s i bahan kim ia 3 .6 .2 . M u tu A ir

3 .6 .3 . L ingkungan dan s a ra n a p ra s a ra n a 3 .6 .4 . P e ra la ta n dan b a h an -b ah an

3 .6 .5 . P e m b e rsih a n dan p e n g e nd alian hama

IV . PE N U TU P 17

D A F T A R P U S T A K A 18

(6)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan pascapanen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ketangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan, kehilangan hasil buah/sayuran masih re la tif tinggi melebihi 20 %.

Kegiatan penanganan pascapanen umumnya masih belum cukup baik dilakukan oleh petani, packing house (rumah kemasan) maupun pedagang. Saat ini kegiatan pascapanen di tingkat petani umumnya dilakukan secara tradisional, dengan alat yang sederhana.

Oleh karena itu, perbaikan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu disertai pengembangan teknologi pemanenan dan penanganan pascapanen merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk mencapai mutu produk yang baik.

1.2. Maksud

Cara Penanganan Pascapanen Hasil H ortikultura yang Baik diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman umum dalam melaksanakan pascapanen hortikultura secara baik dan benar, sehingga kehilangan dan kerusakan hasil dapat ditekan seminimal mungkin dan menghasilkan produk yang bermutu atau memenuhi standar mutu yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SN I).

(7)

1.3. Tujuan

Tujuan penerapan penanganan pascapanen yang baik adalah untuk :

a. Meningkatkan mutu hasil hortikultura yang beredar d i pasaran.

b. Menekan kehilangan hasil atau susut produk hasil hortikultura

c. Meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing ("bargaining position") produk hortikultura.

d. Meningkatkan effisiensi usaha agribisnis hortikultura.

1.4. Pengertian

Dalam Pedoman cara Penanganan Pascapanen H ortikultura Yang Baik, yang dimaksud dengan :

a. Definisi pascapanen menurut pasal 31 UU Nomor 12 /1992, adalah "suatu kegiatan yang m e lip u ti pembersihan, pengupasan, so r tas i, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, sta n d arisa si mutu, dan tra n s p o rta s i hasil

b u d i daya p e rta n ia n".

b. Pengumpulan adalah upaya menyatukan hasil panen pada tempat/wadah/media te rte n tu sebelum dilakukan kegiatan penanganan pascapanen selanjutnya.

c. Sortasi yaitu pemilahan komoditi hortikultura yang baik dari yang rusak atau cacat dan benda asing lainnya.

d. Pembersihan merupakan suatu upaya untuk membuang kotoran pada permukaan kulit buah atau sayuran sebelum komoditi dikonsumsi/ diolah lebih lanjut.

2

(8)

e. Grading adalah kegiatan pengkelasan produk berdasarkan karakteristik fis ik seperti ukuran, bentuk dan warna.

f. Pengemasan adalah proses perlindungan komoditi dari gangguan fa k to r luar yang dapat mempengaruhi masa simpan komoditi dengan memakai media (bahan) tertentu.

Fungsi pengemasan adalah untuk melindungi komoditi dari kerusakan mekanis, menciptakan daya ta rik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk, serta memperpanjang daya simpan produk.

g. Pelabelan adalah pemberian label pada kemasan produk yang berisi nama komoditi dan kelas mutu, nama produsen, alamat produsen, tanggal produksi/panen, tanggal kadaluarsa serta berat bersih.

h. Pemeraman/ripening adalah proses untuk merangsang pematangan buah agar merata masaknya dengan menggunakan gas karbit atau etilen.

i. Pengawetan adalah untuk memperpanjang masa simpan suatu komoditi dengan cara pengeringan, pendinginan dan lainnya.

j. Penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penggunaan (s h e lf H fe )s uatu komoditi.

k. Penyimpanan buah dan sayuran adalah mengendalikan transpirasi, respirasi serta mempertahankan produk dalam bentuk yang masih segar kepada konsumen maupun untuk bahan pengolahan.

l. Standarisasi Mutu adalah pengklasifikasian (grading) produk berdasarkan standar mutu untuk memperoleh produk yang bermutu secara konsisten. Standarisasi mutu dapat mengacu pada Standar Nasional Indonesia (S N I),

(9)

Standar Internasional (S I) atau kesepakatan antara produsen dan pembeli (pedagang atau konsumen).

m. Pengangkutan/Transportasi adalah pemindahan komoditi dari tempat pengumpulan dan atau tempat penyimpanan ke tempat konsumen, atau proses melalui sarana transportasi.

n. Sarana dan prasarana adalah peralatan yang digunakan mulai pembersihan, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan sampai pengangkutan.

II. RUANG LINGKUP.

Ruang lingkup Cara Penanganan Pascapanen H ortikultura Yang Baik meliputi :

2.1. Pengumpulan 2.2. Sortasi

2.3. Pembersihan/pencucian/pelilinan 2.4. Grading/pengkelasan

2.5. Pengemasan 2.6. Pelabelan

2.7. Pemeraman/ripening

2.8. Pengawetan dan Penyimpanan 2.9. Standarisasi mutu

2.10. Pengangkutan

2.11. Sarana dan Prasarana

2.12. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) dan pengelolaan lingkungan

2.13. Pengawasan dan pembinaan

(10)

I I I . PERSYARATAN

3.1. Persyaratan manajemen

3.1.1. Spesifikasi produk dan penanganan

o Persyaratan penanganan, pengemasan dan penyimpanan harus didokumentasikan secara spesifik

o Produk yang telah sesuai standar yang telah ditentukan harus dicek oleh supervisor pemanen dan manager, kemudian menginformasikan kepada pelanggan tentang standar produk yang telah dipenuhi sesuai persyaratan.

3.1.2. Id e n tifik a s i dan ketelusuran produk

o Setiap produk siap kirim harus diberi tanda/kode identitas dan catatan tanggal panen, identitas lot, pengemas dan tanggal pengiriman, asal produk dari blok te rte n tu , dan tujuan produk dikirim .

3.1.3. Personil

Karyawan yang berhubungan dengan penanganan hasil pertanian harus :

a. dalam keadaan sehat;

b. bebas dari luka, penyakit kulit, atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap hasil produksi;

c. mencuci tangan di bak cuci sebelum melakukan pekerjaan;

(11)

d. menahan d iri untuk tidak makan, minum, merokok, meludah atau melakukan tindakan lain selama melakukan pekerjaan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap produk h o rtiku ltu ra dan juga tidak merugikan karyawan lain.

3.1.4. Training

o supervisor penyemprotan seharusnya mempunyai s e rtifik a t penggunaan bahan kimia dari lembaga yang terakre dita si

o s ta f pemanen harus dilatih untuk memenuhi persyaratan-persyaratan minimal dalam penanganan.

o seluruh s ta f harus sudah diinstruksikan untuk melaksanakan prinsip-prinsip higiene personil

3.2. Fasilitas

3.2.1. Lokasi

Bangunan harus berada di tem pat yang bebas dari pencemaran

3.2.2. Bangunan

■ Bangunan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene sesuai dengan jenis produk yang ditangani,

(12)

sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi dan mudah dipelihara.

■ Susunan bagian-bagiannya dia tur sesuai dengan urutan proses penanganan, sehingga tidak menimbulkan kontaminasi silang

■ Penerangan dan suasana kerja dalam ruangan kerja utama serta perlengkapan ruangan harus terang sesuai dengan keperluan dan persyaratan kesehatan serta lampu berpelindung.

3.2.3. Fasilitas sanitasi

Bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene.

a. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan a ir bersih

b. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana pembuangan yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. Bangunan harus dilengkapi sarana to ile t:

i. letaknya tid a k terbuka langsung ke ruang proses penanganan;

Dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel).

3.2.4. A lat penanganan

A lat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk penanganan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene.

(13)

3.3. Proses Penanganan

3.3.1. Pengumpulan

• Lokasi pengumpulan atau penampungan harus didekat-kan dengan tempat pem anen-an, agar tid a k te rja d i penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tem pat penampungan yang terlalu lama/jauh.

• Wadah sebagai tem pat penampung antara lain berupa keranjang, peti, atau karung goni yang digunakan untuk mengangkut hasil panen ke tem pat penampungan sementara atau gudang penyimpanan. Produk segar harus dihindarkan dari kontak langsung dengan sinar matahari.

• Perlakukan/tindakan penanganan dan spesifikasi wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan s ifa t dan ka ra k te ris tik komoditi h o rtiku ltu ra yang ditangani.

8

(14)

3 .3 .2 . S o rta s i

Selama sortasi harus diusahakan agar terhindar dari kontak sinar matahari langsung karena akan me­

nurunkan bobot atau te rja d i pelayuan dan meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat mempercepat proses pematangan/respirasi

3.3.3. Pembersihan/ pencucian

a. Gunakan standar baku mutu a ir (standar air minum) untuk mencuci guna menghindari kontaminasi terhadap produk dari organisme serta bahan pencemar lainnya.

b. Pencucian sekaligus dapat menurunkan panas lapang atau b e rf ungsi sebagai p re cooling.

c. Pencucian buah, umbi &. rimpang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyikatan. S ikat harus lembut sehingga tidak melukai komoditi yang dicuci.

d. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penirisan (spiner) atau hembusan angin kearah komoditas yang telah dicuci.

(15)

3 .3 .4 . G ra d in g

Selama grading harus diusahakan agar terh in d a r dari kontak sinar matahari langsung karena akan menurunkan bobot atau te rja d i pelayuan dan meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat mempercepat proses pematangan/

respirasi.

3.3.5. Pengemasan

Pengemasan adalah untuk melindungi / mencegah komoditi dari kerusakan mekanis, menciptakan daya ta rik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk serta memper­

panjang daya simpan produk.

Bahan kemasan harus disesuaikan dengan jenis produk atau komoditi. Pengemasan yang umum digunakan diantaranya karton/box, kotak kayu, keranjang bambu, keranjang plastik, kantong plastik, ja rin g /n e t, dll.

3.3.6. Pemeraman

Pem eram an/ripening adalah proses untuk merangsang pematangan buah atau sayuran agar matang merata dengan

10

(16)

menggunakan bantuan gas k a rb it atau etilen dan suhu yang digunakan berkisar 18-28°C. Untuk komoditas yang memerlukan pemeraman harus diperhatikan k a ra te ristik biologis/fisiologis dari komoditas tersebut. Jangan mencampurkan komoditas yang mempunyai s ifa t/k a ra te ris tik fisiologis yang berbeda dalam satu tem pat atau satu proses.

3.3.7. Penyimpanan

• Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditi, dan melindungi produk dari kerusakan serta te rk a it e ra t dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti pengangkutan, pengeringan, penjualan dan pengolahan.

• Penyimpanan dapat d i­

lakukan dengan

menggunakan suhu rendah, pengendalian a tm o sfir hipobarik, dan dengan menggunakan suhu kamar.

(17)

4 .3 .8 . T r a n s p o rta s i

Dalam pengangkutan produk h o rtiku ltu ra mulai dari lapangan (tem pat pengumpulan hasil panen) sampai ke konsumen akhir perlu d i­

perhatikan s ifa t/k a ra k te ris tik jenis produk yang diangkut, lamanya perjalanan, serta alat/sarana pengangkutan yang digunakan.

Produk h o rtiku ltu ra yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung selama pengangkutan.

Kondisi udara (terutam a suhu dan kelembaban) didalam alat pengangkut juga perlu dijaga kurang lebih sesuai dengan persyaratan penyimpanan bagi komoditi yang bersangkutan, terutam a apabila lama perjalanan lebih dari 2,5 jam.

Selama pengangkutan, komoditas yang diangkut agar dijaga dari kemungkinan te rja d i benturan, gesekan dan tekanan yang terlalu berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk tersebut.

12

(18)

3.4. Produk akhir

• Produk akhir harus memenuhi standar mutu atau persyaratan yang telah ditetapkan M enteri Pertanian Nomor. 1 7 0 /K p ts /O T /2 1 0 /3 /2 0 0 2 tentang

"Pelaksanaan Standarisasi Nasional Bidang Pertanian "

yang tid a k boleh merugikan atau membahayakan kesehatan.

• Produk akhir yang standar mutu atau persyaratannya belum ditetapkan oleh M enteri Pertanian, persyaratannya ditentukan sendiri oleh pabrik yang bersangkutan.

• Produk akhir sebelum diedarkan harus dilakukan pemeriksaan secara organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan/atau biologi.

3.4.1 Wadah dan pembungkus

Wadah dan pembungkus untuk produk hortiku ltu ra harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar;

b. dibuat dari bahan yang tid a k melepaskan bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu makanan;

c. tahan/tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran;

d. sebelum digunakan wadah harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi;

e. wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering dan ventilasi yang cukup dan

(19)

dicek kebersihan dan infestasi pest sebelum digunakan;

f. pallets dicek sebelum digunakan dari kemungkinan kontaminasi tanah, tetesan bahan kimia, benda asing dan pest. Jika tid a k memenuhi, harus ditolak, dibersihkan atau ditutup dengan bahan yang dapat mencegah kontaminasi.

3.4.2. Pelabelan

a. Label produk h o rtiku ltu ra harus memenuhi ketentuan yang disebut dalam Peraturan Pemerintah (PP No. 69 Tahun 1999) tentang

"Pelabelan dan Periklanan Pangan".

b. Label makanan harus dibuat dengan ukuran, kombinasi warna dan/atau bentuk yang berbeda untuk tiap jenis produk, agar mudah dibeda- bedakan.

c. Pelabelan diberikan pada luar kemasan. Pelabelan berisi nama komoditi dan kelas mutunya, nama produsen, alamat produsen, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa serta berat bersih.

3.4.3. Penyimpanan

a. bahan dan hasil produksi.

Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta produk akhir harus disimpan terpisah dalam masing-masing ruangan yang bersih, bebas serangga, binatang pengerat dan/atau binatang

14

(20)

lain, cukup penerangan, terjam in peredaran udara dan pada suhu yang sesuai.

b. Bahan berbahaya.

Bahan berbahaya seperti insektisida, rodentisida, desinfektan, bahan yang mudah meledak dan lain- lain harus disimpan dalam ruangan terse n diri dan diawasi sedemikian rupa, sehingga tidak membahayakan atau mencemari bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta produk akhir.

3.5. Pengendalian bahaya terhadap mutu

o Tindakan-tindakan pengendalian harus dilakukan selama proses penanganan, pengemasan dan penyimpanan untuk mengendalikan bahaya-bahaya terhadap mutu, yang mungkin tidak nampak szcava fis ik pada pengemasan, dan pengendaliannya dijaga dan dicatat.

o Untuk produk dengan perlakuan pre-cooled, pada saat transportasi berdasarkan persyaratan produk dan penanganan, operasi pre-cooling harus di cek dan dicatat pengendaliannya.

o Untuk dapat memasuki pasar domestik atau pasar impor, maka protokol karantina dan prosedur legal harus diikuti.

3.6. Pengendalian bahaya keamanan pangan

3.6.1. Aplikasi bahan kimia

(21)

o Bahan kimia yang digunakan telah di setujui dan diaplikasikan sesuai dengan instruksi pada label.

Salinan/ copy instruksi pada la b e l atau dari sumber informasi lain harus disimpan sebagai bukti bahwa bahan kimia yang digunakan sudah disetujui

o Catatan bahan kimia yang digunakan untuk proses produksi harus dijaga dan dikendalikan,

o Peralatan yang digunakan untuk mengukur dan aplikasi bahan kimia harus dikalibrasi sesuai dengan instruksi pabrik alat atau pedoman pelatihan dan catatan terjaga,

o Prosedur yang benar harus diikuti pada penyimpanan, penanganan dan pembuangan bahan kimia, limbah makanan untuk mencegah kontaminasi pada produk.

3.6.2. Mutu A ir

o A ir yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan serta distribusi yaitu air yang telah diuji secaro, kimia dan mikrobiologi,

o Jika resiko kontaminasi adalah tinggi, harus dilakukan "tre atm en t" untuk menurunkan resiko kontaminasi. Catatan detail tentang tre a tm e n t harus terjaga.

3.6.3. Lingkungan dan sarana prasarana

o Sarana prasarana yang digunakan untuk penanganan pengemasan dan penyimpanan harus cocok dan sesuai, agar keamanan produk terjam in.

16

(22)

3.6.4. Peralatan dan bahan-bahan

o Peralatan dan bahan-bahan yang mudah kontak langsung dengan produk harus dihindari untuk mencegah kontaminasi secara kimia dan fisika.

3.6.5. Pembersihan dan pengendalian hama

o Instruksi tertulis diikuti untuk pembersihan wadah produk, peralatan yang kontak langsung dengan produk, dan area dimana produk ditangani, dikemas dan disimpan.

o Jika resiko kontaminasi biologi tinggi, wadah produk dan peralatan yang kontak langsung dengan produk harus terlebih dahulu dilakukan sanitasi secara reguler.

o Untuk mengendalikan atau meminimasi hama disekitar lokasi penanganan, pengemasan dan penyimpanan, harus mengikuti instruksi tertulis.

o Perangkap hama yang terbuat dari ram kawat diletakkan pada lokasi yang terhindar dari kontaminasi. Cara pengendaliannya menggunakan bahan kimia pengendali hama.

IV. PENUTUP

Good Handling Practices (Cara Penanganan Pasca Panen Yang Baik) bersifat umum, belum spesifik komoditi dan bersifat dinamis.

Panduan ini akan disesuaikan kembali apabila terjadi perubahan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.

(23)

D A F T A R P U S T A K A

Vademekum Hortikultura, 1997, Direktorat Hortikultura, Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Kajiaan Pengelolaan Pasca Panen Hasil Pertanian, 2001, Ditjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dan PT.

Danaspoe A Co.

Standar Mutu Produk Hortikultura Buah-buahan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), 2003, Dit.

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Ditjen Bina PPH Pertanian.

Postharvest Technology of Presh Procedure fo r ASEAN Countries.

2002 ASEAN-RDK Postharvest Program. Korea Food Research Institute. Seongnan, Republic of Korea.

18

(24)

Tim Penyusun:

Penasehat : Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Ketua Tim : Ir. M. Nasrul Effendi, MSc

Anggota Tim : 1. Ir. Sitti Aminah, MM 2. Ir. Djati Kuntjoro, MM 3. Ir. Dominggus Payung, MM 4. Ernawati HR, SP, MM 5. Reny Maharani, SSi 6. Sidalmiatun 7. Yanto Yunianto

Ilustrator : Heri H.

Kontributor : Ir. Surono, M.Phil.

(25)

D E P A R T E M E N P E R T A N IA N

CAM PENANGANAN PASCAPANEN TANG IAIK (GOOD HAMXJNG PRACTICES J _

mfr i* 'i

Q jmammmm

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA DITJEN OINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN PERTANIAN

D IR E K T O R A T P E N G O L A H A N D A N P E M A S A R A N H A S IL H O R T IK U L T U R A S U B D IR E K T O R A T T E K N O L O G I P E N G O L A H A N H A S IL H O R T IK U L T U R A

G e d u n g D , R u a n g 3 2 . L t. Ill J l. H a r s o n o R M N o . 3 J a k a r ta , T e l p V F a * . : ( 0 2 1 ) 7 8 8 4 2 0 0 7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi penelitian yang akan datang dapat menganalisis faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan keluarga tentang cara penanganan OA dan diharapkan penelitian ini dapat

- Good Catering Practice (GCP) sebagai petunjuk pada konsumen. Penerapan GMP atau cara produksi yang baik merupakan salah satu indikator bahwa sanitasi dalam operasional produksi

Pada penanganan telur ayam, poin yang belum diterapkan dengan baik adalah pada pemajangan telur ayam di tingkat penjual dan penghidangan/ penyajian telur matang atau masakan

Daftar tersebut dapat dilihat pada Pedoman Otorisasi Iradiasi Pangan Secara Umum atau Berdasarkan Kelompok Pangan (Cara Iradiasi Pangan-10/BPOM/2004). Meskipun demikian,

Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Buah yang Baik/Good Agriculture Practices ini adalah untuk menjadi panduan dalam melaksanakan budidaya tanaman buah secara benar dan tepat

1 LS-IndoGAP dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka audit perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi) atas keluhan atau informasi yang ada, serta

Good Handling Practices • Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik Permentan No 22/Permentan/HK.140/4/2015 • Good Fish Handling Practices / CPIB Cara

Dokumen ini berisi pedoman standar pelayanan publik tentang cara pembuatan peralatan kesehatan yang baik dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang