7
LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Umum
1.1.1. Data
Data merupakan deskripsi dasar dari suatu hal, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang direkam, dikatehorikan, dan disimpan. Namun data tidak diatur untuk menyampaikan arti yang spesifik (Rainer & Cegielski, 2011).
Data merupakan fakta mentah yang menjelaskan karakteristik dari sebuah kejadian atau obyek (Baltzan, 2014).
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa data merupakan suatu fakta yang berupa deskripsi dari segala hal namun hal tersebut belum memiliki arti yang penting.
1.1.2. Sistem
Sistem merupakan suatu hal yang menerima masukan, menerapkan sekumpulan aturan untuk memproses masukan tersebut dan kemudian mengeluarkan suatu hasil (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012).
Sistem adalah serangkaian prosedur bisnis (atau beberapa komponen) yang saling berhubungan digunakan dalam satu unit bisnis, saling bekerja sama untuk beberapa tujuan (Valacich, George, & Hoffer, 2011).
Mengacu pada pendapat Baltzan (2014) sistem merupakan kumpulan bagian yang terhubung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa suatu sistem bertugas untuk menerima masukan, memproses masukan tersebut, dan kemudian menghasilkan sesuatu yang digunakan untuk tujuan tertentu bagi yang berkepentingan.
1.1.3. Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu perancangan, pengembangan, managemen, dan penggunaan alat dari teknologi informasi untuk membantu pengguna untuk menjalankan sebua tugas yang terkait dengan pemrosesan dan managemen informasi (Rainer & Cegielski, 2011).
Pengertian lain mengenai sistem informasi adalah kumpulan dari Elemen komputer yang saling terhubung yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan hasil berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah bisnis. Sistem informasi biasanya membutuhkan database untuk menyimpan data dari hasil pemrosesan. (Satzinger, Jackson,
& Burd, 2012).
Dari dua definisi diatas, sistem informasi merupakan suatu proses dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi dengan menggunakan perangkat teknologi informasi untuk menyelesaikan suatu masalah bisnis dan menyimpan informasi tersebut di dalam sebuah basis data.
1.2. Pengertian Khusus
1.2.1. Database System Development Lifecycle
Database System Development Lifecycle merupakan hal yang paling fundamental dalam merancang sebuah piranti luncak yang dikembangkan dengan basis data. (Connolly & Begg, 2014)
Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle
Tahapan yang ada di dalam Database System Development Lifecycle antara lain:
1. Database Planning
Database Planning merupakan aktivitas managemen yang memungkinkan tahapan-tahapan yang ada di dalam Database System Development Lifecycle untuk direalisasikan secara efisien dan efektif.
Database planning hendaknya dapat diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem informasi di sebuah organisasi.
Tabel 2.1 Gambaran umum kegiatan yang dilakukan pada Database System Development Lifecycle
Tahapan Kegiatan Utama
Database Planning
Merancang bagaimana tahapan yang ada di dalam daur siklus dapat direalisasikan secara efisien dan efektif
System Definition
Menjabarkan ruang lingkup dan batasan dari sebuah sistem basis data, termasuk pandangan pengguna secara garis besar, penggunanya itu sendiri, dan ruang lingkup aplikasi.
Requirements Collection and Analysis
Mengumpulkan dan menganalisa kebutuhan dari sebuah sistem basis data yang baru
Database Design Perancangan konseptual, logikal, dan fisik dari sebuah basis data
DBMS Selection Memilih DBMS yang sesuai untuk sistem basis data.
Application Design
Merancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data
Di dalam Database Planning, harus menjelaskan Mission Statement dan Mission Objective
• Mission Statement
Mission Statement mendefinisikan tujuan utama dari basis data yang akan dirancang
• Mission Objective
Mission Objective harus mengidentifikasi dan menjelaskan tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data yang akan dirancang.
2. System Definition
Di dalam System Definition, terdapat User View.
User view menjelaskan apa saja hal yang diperlukan untuk merancang basis data dari perspektif peran tertentu di dalam suatu pekerjaan (seperti Manager atau Supervisor ) atau ruang lingkup aplikasi kantoran (seperti penawaran, karyawan, atau kontrol stok).
Gambar 2.2 Contoh user view 3. Requirements Collection and Analysis
Requirements Collection and Analysis merupakan suatu proses mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai bagian dari sebuah organisasi yang akan didukung dengan adanya sistem basis
data, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dari sebuah sistem yang baru. Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi tersebut, salah satunya disebut dengan fact-finding techniques. Informasi dikumpulkan dari setiap pandangan pengguna utama (seperti peran kerja atau ruang lingkup aplikasi organisasi), termasuk deskripsi bagaimana data digunakan atau dihasilkan, rincian bagaimana data digunakan atau dihasilkan, dan tambahan persyaratan yang diperlukan untuk sistem basis data yang baru.
Gambar 2.3 Contoh data yang diambil dari setiap tahapan yang ada di dalam Database System Development Lifecycle
Dalam fact-finding techniques, ada lima teknik yang biasanya digunakan:
• Memeriksa dokumentasi
Memeriksa dokumentasi dapat berguna ketika kita ingin mendapatkan pandangan bagaimana kebutuhan untuk basis data muncul. Kita juga dapat menemukan bahwa dokumentasi dapat membantu untuk menyediakan indormasi dalam bagian dari organisasi yang dikaitkan dengan permasalahan.
• Wawancara
Wawancara merupakan teknik dari fact-finding yang sering digunakan dan sangat berguna. Kita dapat mewawancarai untuk mengumpulkan informasi dari seseorang secara tatap muka.
• Mengamati Operasional dari Suatu Organisasi
Pengamatan merupakan salah satu hal yang sangat efektif dalam fact-finding techniques untuk memahami sebuah sistem. Dengan teknik ini, kita memungkinkan untuk berpartisipasi atau mengamati seseorang melakukan kegiatannya untuk belajar terkait sistem.
Informasi ini kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi persyaratan (atau fungsi) yang akan dimasukkan ke dalam sistem basis data yang baru. Persyaratan ini dijelaskan di dalam dokumen secara kolektif yang dinamakan requirements specifications untuk sistem basis data yang baru.
Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengatur persyaratan dari sistem basis data dengan pandangan dari beberapa orang:
• Centralized Approach
Persyaratan utnuk setiap pandangan pengguna digabungkan menjadi kumpulan tunggal dari persyaratan untuk sebuah basis data yang baru. Sebuah data model merepresentasikan semua pandangan pengguna dibuat selama tahapan perancangan basis data
Gambar 2.4 Contoh centralized approach
• View Integration Approach
Persyaratan dari setiap pandangan user tetap dalam daftar yang terpisah. Data model merepresentasikan setiap pandangan user yang dibuat dan kemudian digabungkan kemudian dalam tahapan perancangan basis data.
Gambar 2.5 Contoh View Integration Approach
• Kombinasi dari centralized approach dan view integration approach.
4. Database design
Menurut Conolly dan Begg (2014), database design merupakan proses membuat perancangan yang akan mendukung mission statement dan mission objectives di dalam organisasi sebagai persyaratan dari sistem basis data.
Terdapat empat pendekatan dari perancangan basis data:
• Pendekatan Bottom Up
Pendekatan Bottom Up dimulai pada tingkatan fundamental dari atribut (seperti properti dari entitas dan relationshipnya), di mana melalui analisa dari asosiasi antara atribut dikelompokkan ke dalam relations yang merepresentasikan jenis entitas dan relationships antara entitas. Pendekatan ini menggunakan normalisasi.
• Pendekatan Top-down
Pendekatan Top-down dimulai dengan pengembangan dari data model yang berisi beberapa entitas tingkat tinggi dan relationships dan kemudian diterapkan perbaikan dari top- down secara berturut-turut untuk mengetahui dan mengidentifikasi entitas tingkat rendah, relationships, dan atribut yang berasosiasi. Pendekatan top-down digambarkan melalui konsep Entity-Relationship (ER) model, dimulai dengan identifikasi entitas dan relationship antar entitas, di mana entitas tersebut menjadi kebutuhan di dalam suatu organisasi.
• Pendekatan Inside Out
Pendekatan ini dihubungkan dengan pendekatan bottom up, namun dibedakan dari yang pertama mengidentifikasi kumpulan entitas utama dan kemudian menyebar untuk mempertimbangkan entitas lain, relationships, dan atribut yang diasosiasikan dengan yang pertama diidentifikasi
• Pendekatan Strategi Campuran
Pendekatan ini menggunakan gabungan dari pendekatan bottom-up dan top-down untuk beberapa bagian tertentu dari model sebelum pada akhirnya menggabungkan semua bagian secara bersamaan.
Terdapat tiga tahapan utama dalam perancangan basis data, yaitu conceptual, logical, dan physical
• Conceptual Database Design
Merupakan proses membangun model dari data yang digunakan dalam sebuah organisasi yang independen dari semua pertimbangan fisik.
• Logical Database Design
Merupaka proses dalam membangun model dari data yang digunakan dalam sebuah organisasi berdasarkan data model yang spesifik, namun independen dari pertimbangan DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.
• Physical Database Design
Merupakan proses menghasilkan deskripsi dari implementasi dari basis data di dalam penyimpanan cadangan; yang mendeskripsikan relasi dasar, pengaturan berkas, dan indeks yang digunakan untuk menghasilkan akses ke dalam data yang efisien, dan integrity constraints yang diasosiasikan serta pengukuran keamanan.
5. DBMS Selection
Merupakan proses pemilihan DBMS yang sesuai unruk mendukung sistem basis data. Tahapan utama dalam memilih DBMS antara lain:
• Menentukan Terms of Reference of study
Terms of Reference untuk pemilihan DBMS dimulai dari tujuan dan ruang lingkup studi dan tugas yang akan dibutuhkan. Dokumen ini mungkin dapat berisi deskripsi dari kriteria (berdasarkan persyaratan spesifikasi dari
pengguna) untuk dapat digunakan dalam mengevaluasi produk DBMS, daftar pendahuluan dari produk yang memungkinkan, dan semua constraint yang dibutuhkan serta jangka waktu untuk studi.
• Membuat daftar singkat dua atau tiga produk.
Kriteria dipertimbangkan menjadi penting untuk mencapai implementasi yang sukses dapat digunakan untuk menghasilkan daftar pendahuluan produk DBMS untuk evaluasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memasukkan produk DBMS mungkun tergantung dari anggaran yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan dengan perangkat lunak yang lain, dan apakah produk DBMS tersebut dapat berjalan di perangkat keras tertentu.
Tambahan informasi yang berguna terkait produk dapat dikumpulkan dengan menghubungi pengguna yang ada, yang mungkin menyediakan penjelasan rinci terkait bagaimana dukungan vendor, bagaimana dukungan produk terhadap aplikasi tertentu, dan sebagai tolok ukur yang tersedia yang membandingkan performa dari produk DBMS.
• Mengevaluasi produk
Ada beberapa fitur yang dapatdigunakan dalam mengevaluasi produk DBMS. Untuk tujuan evaluasi, fitur tersebut dapat dinilai sebagai kelompok (sebagai contoh data definition) atau secara individu (sebagai contoh jenis data yang tersedia).
• Merekomendasikan pemilihan dan membuat laporan Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan proses dan menyediakan pernyataan terkait pencarian dan rekomendasi untuk produk DBMS tertentu.
6. Application Design
Merupakan proses merancang antar muka pengguna dab program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data.
Terdapat hal yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah aplikasi.
Transaction Design
Transaksi merupakan kegiatan, atau serangkaian kegiatan, dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah konten dari basis data. Tujuan dari basis data adalah untuk menjelaskan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang diperlukan di dalam basis data, termasuk:
• Data yang akan digunakan di dalam transaksi
• Karakteristik fungsional dari sebuah transaksi
• Hasil dari transaksi
• Pentingnya pengguna
• Perkiraan tingkat penggunaan.
Terdapat tiga jenis transaksi, antara lain:
• Retrieval transaction
Digunakan untuk menerima data untuk ditampilkan di layar atau pada saat menghasilkan sebuah laporan. Sebagai contoh, operasi untuk mencari dan menampilkan rincian dari properti (diberikan nomor properti) adalah contoh dari retrieval transaction.
• Update transaction
Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record lama, atau mengubah record yang sudah ada di dalam basis data. Sebagai contoh, operasi untuk memasukkan rincian dari properti baru ke dalam basis data.
• Mixed Transactions
Melibatkan retrieval dan update data. Sebagai contoh, operasi untuk mencari dan menampilkan rincian dari properti (diberikan nomor properti) dan kemudian memperbaharui nilai dari sewa bulanan.
User Interface Design Guidelines
Dalam merancang sebuah antarmuka pengguna, harus diperhatikan aspek yang ada di dalam Eight Golden Rules
2.2.2. Eight Golden Rules
Eight Golden Rules merupakan delapan aturan dalam pembuatan antarmuka pengguna. Eight Golden rules merupakan aturan yang didasarkan dari pengalaman pengguna. (Shneiderman, Plaisant, Cohen, & Jacobs, 2009) Aturan yang ada di dalam Eight Golden Rules sebagai berikut:
1 Strive for consistency.
Consistent sequences of actions should be required in similar situations;
identical terminology should be used in prompts, menus, and help screens;
and consistent commands should be employed throughout.
2 Enable frequent users to use shortcuts.
Urutan konsisten dari sebuah tindakan harus diperlukan dalam situasi yang sama; terminologi yang identik harus digunakan pada perintah, menu, dan layar bantuan; dan perintah yang konsisten harus digunakan di seluruh tampilan.
3 Offer informative feedback.
Untuk setiap tindakan operator, harus ada sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dan jarang, respon dapat disederhanakan, sedangkan untuk tindakan jarang dan besar, respon harus lebih besar.
4 Design dialog to yield closure.
Urutan tindakan harus diatur ke dalam kelompok dengan awalan, tengah, dan
akhir. Umpan balik yang informatif pada penyelesaian kelompok tindakan memberikan pengguna sebuah kepuasan, rasa lega, sinyal untuk
menghentikan rencana kontingensi dan pilihan dari pikiran mereka, dan indikasi bahwa terdapat cara yang jelas untuk mempersiapkan tindakan berikutnya.
5 Offer simple error handling.
Sebisa mungkin, merancang sistem sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan serius. Jika kesalahan dibuat, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan bantuan, serta mekanisme yang mudah dipahami untuk menangani kesalahan.
6 Permit easy reversal of actions.
Fitur ini mengurangi kecemasan, karena pengguna tahu bahwa kesalahan dapat dibatalkan; hal ini mendorong pemilihan yang tidak biasa. Satuan reversibilitas mungkin berupa satu tindakan, entri data, atau kelompok lengkap dari sebuah tindakan.
7 Support internal locus of control.
Operator yang berpengalaman sangat menginginkan arti bahwa mereka bertanggung jawab atas sistem dan sistem merespon tindakan mereka.
Rancang sistem untuk membuat pengguna memulai tindakan daripada menjadi pemberi tanggapan.
8 Reduce short-term memory load.
Keterbatasan pemrosesan informasi manusia dalam memori jangka pendek mengharuskan tampilan dibuat sederhana, beberapa halaman ditampilan dengan konsolidasi, mengurangi frekuensi gerak, serta waktu pelatihan yang cukup akan dialokasikan untuk kode, mnemonik, dan urutan tindakan.
2.2.3. Data Definition Language
Data Definition Language merupakan bahasa yang memperbolehkan seorang administrator basis data untuk menjelaskan dan memberi nama entitas, atribut, dan relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersamaan
CREATE TABLE TableName (
{(columName dataType [NOT NULL] [UNIQUE]
[DEFAULT defaultOption] [CHECK (searchCondition)]
[, . . . ]}
[PRIMARY KEY (listOfColumns),]
{[UNIQUE (listOfColumns)] [, . . . ]}
{[FOREIGN KEY (listOfForeignKeyColumns) REFERENCES ParentTableName
[(listOfCandidateKeyColumns)]
[MATCH {PARTIAL | FULL}
[ON UPDATE referentialAction]
[ON DELETE referentialAction]][, . . . ]}
{[CHECK (searchCondition)] [, . . . ]})
dengan integritas dan keamanan constraints yang diasosiasikan. (Connolly &
Begg, 2014).
Data Definition Language memnungkinkan obyek yang ada di dalam basis data seperti skema, domain, tabel, view, dan indeks dapat dibuat atau dihapus.
Fungsi yang ada di dalam DDL antara lain:
• Membuat Basis data
Merupakan proses dalam membuat basis data.
Contoh sintaksnya adalah :
CREATE DATABASE DatabaseName
• Menghapus basis data
Merupakan proses untuk menghapus sebuah basis data Contoh sintaks sebagai berikut:
DROP DATABASE DatabaseName
• Membuat Tabel (CREATE TABLE)
Merupakan proses pembuatan tabel di dalam sebuah basis data. Tabel tersebut nantinya akan berisi primary key beserta kolom yang dibutuhkan.
Contoh dari sintaks CREATE TABLE adalah:
•
Gambar 2.6 Contoh sintaks dari CREATE TABLE
• Mengubah definisi tabel (ALTER TABLE)
Standari ISO menyediakan pernyataan ALTER TABLE untuk mengubah struktur dari sebuah tabel saat tabel tersebut sudah dibuat.
Penjelasan terkait pernyataan ALTER TABLE di dalam standar ISO terdiri dari enam pilihan untuk:
-Menambah kolom baru di dalam tabel -Menghapus kolom yang ada di dalam tabel -Menambahkan constraint tabel baru -Menghapus constraint di dalam tabek -Mengatur default dari kolom
-Menghapus default dari kolom
Contoh sintaks dari ALTER TABLE sebagai berikut:
Gambar 2.7 Contoh sintaks ALTER TABLE
• Menghapus tabel (DROP TABLE)
Merupakan proses untuk menghapus tabel secara keseluruhan yang tersimpan di dalam basis data.
Contoh sintaks dari DROP TABLE adalah:
DROP TABLE TableName [RESTRICT | CASCADE]
ALTER TABLE TableName
[ADD [COLUMN] columnName dataType [NOT NULL] [UNIQUE] [DEFAULT defaultOption]
[CHECK (searchCondition)]]
[DROP [COLUMN] columnName [RESTRICT | CASCADE]]
[ADD [CONSTRAINT [ConstraintName]]
tableConstraintDefinition]
[DROP CONSTRAINT ConstraintName [RESTRICT | CASCADE]]
[ALTER [COLUMN] SET DEFAULT defaultOption]
[ALTER [COLUMN] DROP DEFAULT]
GRANT {PrivilidgeList | ALL PRIVILEDGES}
ON ObjectName
TO {AuthorizationIdList | PUBLIC}
[WITH GRANT OPTION]
• Membuat Indeks (CREATE INDEX)
Indeks merupakan struktur yang menyediakan kecepatan akses sebuah baris di dalam tabel berdasarkan nilai dari salah satu atau lebih kolom.
Contoh sintaks dari CREATE INDEX adalah:
CREATE [UNIQUE] INDEX IndexName
ON TableName (columnName [ASC | DESC] [, . . . ])
• Menghapus indeks (DROP INDEX)
Merupakan proses dalam menghapus indeks yang telah dibuat sebelumnya Contoh sintaks dari DROP INDEX adalah
DROP INDEX IndexName
• Membuat kewenangan kepada pengguna lain (GRANT)
Penyataan GRANT digunakan untuk membuat kewenangan di dalam obyek basis data kepada pengguna tertentu. GRANT biasanya digunakan oleh pemilik tabel untuk memperbolehkan pengguna lain mengakses data di dalam tabel.
Contoh sintaks GRANT sebagai berikut:
Gambar 2.8 Contoh sintaks GRANT
2.2.4. Data Manipulation Language
Merupakan bahasa yang menyediakan kumpulan operasi untuk mendukung operasi dasar manipulasi data yang terjadi di dalam database. (Connolly &
Begg, 2014). Operasi manipulasi data biasanya termasuk di antaranya:
SELECT [DISTINCT | ALL] {* | [columnExpression
[AS newName]] [, . . . ]}
FROM TableName [alias] [, . . . ] [WHERE condition]
[GROUP BY columnList]
[HAVING condition]
[ORDER BY columnList]
INSERT INTO TableName [(columnList)]
VALUES (dataValueList)
• Memasukkan data baru ke dalam basis data
• Mengubah data yang telah tersimpan di dalam basis data
• Menerima data yang ada di dalam basis data
• Menghapus data dari basis data
Pernyataan di dalam SQL meliputi
• SELECT.
Tujuan dari pernyataan SELECT adalah untuk menerima dan menampilkan dari satu atau lebih tabel di dalam basis data.
Gambar 2.9 Contoh sintaks SELECT
• INSERT
Tujuan dari INSERT adalah memasukkan nilai ke dalam baris yang ada di dalam kolom di sebuah tabel
Contoh dari INSERT adalah:
Gambar 2.10 Contoh sintaks INSERT
DELETE FROM TableName [WHERE searchCondition]
UPDATE TableName
SET columnName1 = dataValue1 [, columnName2 =
dataValue2 . . . ]
[WHERE searchCondition]
• UPDATE
Tujuan dari UPDATE adalah untuk memperbaharui nilai yang ada di dalam baris di dalam kolom pada sebuah tabel.
Contoh penggunaan UPDATE adalah:
Gambar 2.11 Contoh sintaks UPDATE
• DELETE
Tujuan dari DELETE adalah untuk menghapus baris yang ada di dalam sebuah tabel.
Contoh dari DELETE adalah:
Gambar 2.12 Contoh sintaks DELETE 2.2.5. Data Model
Data model merupakan koleksi dari konsep yang terintegrasi untuk mendeskripsikan dan memanipulasi data, hubungan antar data, dan constraints di dalam data di sebuah organisasi. (Connolly & Begg, 2014).
Data model dapat terbagi menjadi tiga komponen, di antaranya adalah:
• Bagian struktural, terdiri dari kumpulan aturan di mana menurut aturan tersebut bais data dapat dibangun.
• Bagian manipulatif, mendefinisikan jenis operasi yang diperbolehkan di dalam data
• Kumpulan dari integrity constraints, di mana memastikan bahwa data tersebut akurat.
<html>
<head>
<title>Page Title</title>
</head>
<body>
<h1>This is a Heading</h1>
<p>This is a paragraph.</p>
</body>
</html>
2.2.6. Hyper Text Markup Language (HTML)
Menurut pendapat Satzinger, Jackson, dan Burd (2012) HTML adalah bahasa utama untuk membangun sebuah halaman Web yang berisi tag dan aturan-aturan mengenai bagaimana menampilkan suatu halaman.
Sedangkan pemikiran HTML menurut Connolly dan Begg (2014) merupakan suatu sistem untuk menandai suatu dokumen sehingga dapat ditampilkan ke dalam halaman Web.
Gambar 2.13 Contoh tag HTML
Tabel 2.2 Beberapa tag dasar HTML
<html> Menggambarkan suatu dokumen HTML
<head> Menampilkan informasi mengenai dokumen
<title> Menampilkan judul dari suatu dokumen
<body> Menggambarkan halaman web yang ditampilkan
<h1> Menampilkan sebuah heading atau judul
<p> Menampilkan sebuah paragraf
Dapat disimpulkan bahwa HTML merupakan suatu dokumen yang berisi tag-tag dengan mendeskripsikan Elemen-Elemen agar dapat menjadi sebuah halaman web.
2.2.7. Cascading Style Sheet (CSS)
CSS seperti yang dinyatakan Satzinger, Jackson, dan Burd (2012) merupakan standar penulisan pada halaman Web yang memungkinkan desainer Web untuk menentukan bagian-bagian dari halaman yang akan terlihat sama dan lebih bervariasi. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
Di sisi lain, Robbins (2007) mendefinisikan CSS adalah suatu standar dari W3C untuk menampilkan penyajian dari suatu dokumen yang tertulis di dalam dokumen HTML, XHTML, bahkan beberapa file XML.
Gambar 2.14 Contoh sintaks CSS
Tabel 2.3 Contoh sintaks dasar CSS
Body Dengan atribut background-color memiliki value
#d0e4fe.
Value tersebut menunjukkan kode warna dalam format Hex.
h1 Atribut color memiliki value orange dan text-align memiliki value center.
Value orange menunjukkan warna heading/judul.
Value center menunjukkan posisi heading/judul.
P Atribut font-family memiliki value Times New Roman dan font-size memiliki value 20px.
Value font-family menunjukkan tipe font dalam paragraf.
body {
background-color: #d0e4fe;
} h1 {
color: orange;
text-align: center;
} p {
font-family: "Times New Roman";
font-size: 20px;
}
Value font-size menunjukkan posisi ukuran huruf dalam paragraf.
Dengan kata lain, CSS merupakan suatu standar yang digunakan untuk membuat perancangan suatu halaman web menjadi lebih rapi serta dapat memenuhi kaidah 8 Aturan Emas (8 Golden Rules) dalam Interaksi Manusia Komputer (IMK).
2.2.8. JavaScript (JS)
JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan kita melengkapi dokumen HTML dengan animasi, antar-aktifitas, dan efek visual yang dinamis. (McFarland, 2014).
JavaScript adalah suatu standar tetap untuk pengolahan pada peramban (browser) yang dapat berjalan seperti pada aplikasi desktop.
(Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
JavasScript adalah bahasa skrip biasa yang diletakkan bersama kode HTML untuk menentukkan suatu aksi (Kadir, 2013).
Pengertian umum mengenai JavaScript yakni suatu bahasa pemrograman yang dapat mendukung dokumen HTML untuk mengolah informasi yang diberikan pengguna agar mendapatkan respon tertentu.
2.2.9. PHP HyperText PreProcessor (PHP)
PHP, adalah singkatan dari PHP HyperText Preprocessor, merupakan bahasa program yang populer dan kuat yang digunakan untuk pemrograman server-side. Ketika PHP digunakan untuk halaman web, php selalu perlu mengambil data untuk ditampilkan pada halaman web tersebut (Suehring &
Valade, 2013).
PHP adalah bahasa script server, yang dapat tertanam dalam HTML atau digunakan sebagai biner yang berdiri sendiri (meskipun yang pertama digunakan jauh lebih umum). (Converse, Tim; Park, Joyce; Morgan, Clark;, 2004)
Jadi kesimpulan dari beberapa definisi tentang PHP adalah suatu bahasa pemrograman sisi server yang disisipkan pada bahasa HTML untuk menampilkan halaman web yang hanya dapat dibaca oleh server untuk pengaksesan database.
2.2.10. MySQL
MySQL adalah sistem basis data yang populer dan gratis yang dapat menyimpan informasi dan kemudian mengintegrasikan dengan PHP untuk membuat aplikasi web yang berfungsi penuh (Suehring & Valade, 2013).
MySQL (dibaca My Ess Q El) adalah SQL Sistem Manajemen Basis Data Relasional (RDBMS) yang bebas digunakan (open source) untuk berbagai keperluan (Converse, Tim; Park, Joyce; Morgan, Clark;, 2004).
Jadi kesimpulan dari beberapa definisi tentang MySQL adalah suatu software manajemen basis data yang berbasis open source dan juga dapat menangani basis data pada server client.
2.2.11. Basis Data
Rainer dan Cegielski (2011) mendefinisikan basis data sebagai sebuah kumpulan berkas yang berkaitan secara logikal yang menyimpan data dan hubungan antar data tersebut.
Baltzan (2014) berpendapat bahwa basis data bertugas menjaga informasi terkait berbagai macam jenis objek (inventori), kejadian (transaksi), orang (karyawan), dan tempat (gudang).
Mengacu pada pendapat Dennis (2012), bahwa Basis Data merupakan pengelompokkan informasi yang terkait satu dengan informasi lainnya dalam beberapa cara (misalnya, melalui beberapa field).
Pendapat lain ditulis Connolly dan Begg (2014) yang menyatakan basis data merupakan kumpulan data yang dibagikan terkait dengan logikal beserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan sebuah tempat untuk menyimpan sebuah informasi yang diatur secara logikal untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi.
2.2.12. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem managemen basis data adalah program perangkat lunak (atau kumpulan dari program) yang menyediakan akses ke dalam suatu basis data (Rainer & Cegielski, 2011).
Sistem managemen basis data berfungsi untuk membuat, membaca, memperbaharui, dan menghapus data di dalam basis data sekaligus mengontrol akses dan keamanan dari basis data tersebut. (Baltzan, 2014).
Sistem managemen basis data merupakan sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengatur akses ke dalam basis data (Connolly & Begg, 2014).
Dennis (2012), berpendapat bahwa sebuah sistem manajemen basis data adalah perangkat lunak yang menciptakan dan memanipulasi database tersebut.
Pengertian sistem manajemen basis data dapat diartikan sebagai sebuah piranti lunak untuk mengakses sebuah basis data dan kita dapat mengatur, membuat, atau mengubah basis data tersebut.
Menurut Connolly dan Begg (2014), fungsi dari sistem managemen basis data antara lain:
• Data storage, retrieval, and update
Sebuah DBMS harus memberi pengguna dengan kemampuannya untuk menyimpan, menerima, dan mengubah data di dalam suatu basis data
• A user accessible catalog
Sebuah DBMS harus memberikan katalog di mana deskripsi dari item data disimpan dan di mana hal tersebut dapat diakses oleh pengguna
• Transaction Support
Sebuah DBMS harus mampu menyediakan mekanisme yang akan meyakinkan apakah semua update terhubung dengan transaksi yang diberikan yang telah dibuat atau tidak ada yang dibuat
• Concurrency control services
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memastikan bahwa basis data telah terupdate dengan benar ketika banyak pengguna memperbaharui basis data secara bersamaan.
• Recovery services
Sebuah DBMS harus mampu menyediakan mekanisme terkait pemulihan basis data pada sebuah kejadian di mana basis data rusak
• Authorization services
Sebuah DBMS harus mampu menyediakan mekanisme untuk memastikan hanya pengguna yang telah memiliki izin yang dapat mengakses basis data
• Support for data communication
Sebuah DBMS harus mampu mengintegrasikan dengan perangkat lunak komunikasi
• Integrity Services
Sebuah DBMS harus mampu menyediakan arti untuk memastikan baik data di dalam basis data dan perubahan data tersebut harus mengikuti aturan tertentu
• Services to promote data independence
Sebuah DBMS harus termasuk fasilitas untuk mendukung independen sebuah program dari struktur aktual di dalam basis data
• Utility services
Sebuah DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas
2.2.13. Komponen dari Lingkungan Sistem Managemen Basis Data.
Dalam bukunya, Conolly dan Begg (2014), mengidentifikasi lima komponen utama dalam lingkungan DBMS
Gambar 2.15 Lingkungan Sistem Managemen Basis Data
• Perangkat keras
DBMS dan aplikasi memerlukan perangkat keras untuk dapat berjalan.
Perangkat keras tersebut dapat terdiri dari komputer tunggal atau jaringan kompuer.
• Perangkat lunak
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersamaan dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan di dalam jaringan.
• Data
Data bertindak sebagai penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data mengandung baik itu data operasional maupun metadata, data mengenai data.
• Prosedur
Prosedur diartikan sebagai instruksi dan aturan yang menhatur perancangan dan penggunaan basis data. Pengguna dari sistem dan pegawai yang mengatur basis data memerlukan prosedur yang terdokumentasi bagaimana cara menjalankan sistem.
• Manusia
Komponen terakhir yanng menjalankan sistem managemen basis data
2.2.14. Entity Relationship Modelling
Entity Relationship Modelling / Diagram merupakan pendekatan top- down dari perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang dinamakan entitas dan relationship antara data yang harus direpresentasikan di dalam model. (Connolly & Begg, 2014)
Gambar 2.16 Contoh Entitiy Relationship Diagram
2.2.15. Jenis Entitas
Merupakan kumpulan dari objek yang memiliki properti yang sama, di mana diindentifikasi oleh organisasi sebagaimana memiliki keberadaan yang independen. (Connolly & Begg, 2014). Konsep dasar dari ER model adalah jenis entitas yang merepresentasikan kumpulan dari obyek di dunia nyata dengan properti yang sama. Setiap jenis entitas memiliki keberadaan independen dan dapat menjadi obyek dengan keberadaan fisik (atau nyata) atau obyek dengan eksistensi konseptual (atau abstrak)
Gambar 2.17 Contoh jenis entitas fisik dan konseptual
Terdapat dua jenis entitas
• Strong entity type
Merupakan jenis entitas yang keberadaannya tidak tergantung dengan jenis entitas yang lain. Karakteristik dari strong entity type adalah setiap entity occurence adalah diidentifikasi unik dengan menggunakan atribut primary key dari jenis entitas tersebut.
Strong entity sering disebut dengan parent, owner, atau dominant.
• Weak entity type
Merupakan jenis entitas yang keberadaannya tergantung dengan jenis entitas yang lain. Karakteristik dari weak entity adalah setiap entity occurence tidak dapat diidentifikasi secara untik hanya menggunakan atribut yang terasosiasi dengan jenis entitas tersebut. Weak entity sering disebut dengan entitas child, dependent, atau subordinate
Gambar 2.18 Contoh dari strong dan weak entity.
Entity Occurence
Merupakan objek unik yang dapat diidentifikasi dari sebuah jenis entitas
Gambar 2.19 Contoh jenis entitas, Staff dan Branch
2.2.16. Jenis Relationship
Merupakan kumpulan asosiasi yang memiliki arti di antara jenis entitas. (Connolly & Begg, 2014)
Gambar 2.20 Contoh jenis relationship,’Branch has staff’
Relationship Occurence
Merupakan asosiasi yang diidentifikasi unik yang termasuk satu occurence dari setiap jenis entitas yang terlibat
Tingkatan Jenis Relationship
Merupakan jumlah dari jenis entitas yang terlibat di dalam relationship.Entitas yang terlibat di dalam jenis relationship tertenntu disebut sebagai participants di dalam relationship. Jumlah dari participants di dalam jenis relationship disebut dengan degree dari relationship tersebut. Selain itu, tingkatan dari relationship mengindikasikan jumlah jenis entitas yang terlibat di dalam relationship.
Jenis jumlah tingkatan relationship:
• Binary
Merupakan relationship dua tingkat
Gambar 2.21 Contoh tingkatan binary relationship, ‘Private owner owns property for rent’
• Ternary
Merupakan relationship tiga tingkat
Gambar 2.22 Contoh tingkatan ternary relationship, ‘Staff registers a client at a branch’
• Quarternary
Merupakan relationship empat tingkat
Gambar 2.23 Contoh tingkatan quartenary relationship, ‘A solicitor arranges a bid on behalf of a buyer supported by a financial institution’
Recursive Relationship
Merupakan jenis relationship di mana jenis entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali di dalam roles yang berbeda.
Contoh recursive relationship, ‘Staff (Supervisor) supervises staff (Supervisee)’
Role name juga digunakan ketika dua entitas diasosiasikan melalui satu atau lebih relationship.
Gambar 2.24 Contoh recursive relationship, ‘Manager manages branch office’ &
‘Branch office has member of staff’
2.2.17. Atribut
Merupakan properti dari sebuah entitas atau jenis relationship. Atribut memegang nilai yang mendeskripsikan setiap entity occurence dan mewakili bagian utama dari data yang tersimpan di dalam basis data. (Connolly &
Begg, 2014). Terdapat beberapa hal di dalam atribut, antara lain:
• Attribute Domain
Merupakan kumpulan dari nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut.
• Domain
Merupakan setiap atribut yang diasosiasikan dengan kumpulan dari nilai. Domain menjelaskan nilai potensial di mana atribut dapat memegang dan sejenis dengan konsep domain di dalam relational model.
• Simple Attribute
Merupakan atribut yang dibuat dari komponen tunggal dengan keberadaan independen. Simple attribute tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang kecil. Contohnya adalah atribut Position dan Salary dari entitas Staff
• Composite Attribute
Merupakan atribut yang dibuat dari komponen yang banyak, setiap atribut memiliki keberadaan independen. Beberapa atribut dapat dibagi lebih lanjut menjadi komponen yang lebih kecil dengan keberadaan independen masing-masing. Seperti contoh atribut address dapat dibagi lagi menjadi atribut street, city, dan postcode.
• Single-valued attribute
Merupakan atribut yang memegang nilai tunggal untuk setiap occurrence dari jenis entitas. Seperti contoh setiap occurrence dari jenis entitas Branch memiliki nilai tunggal untuk setiap atribut nomor cabang (branchNo) seperti contoh B003.
• Multi-valued attribute
Merupakan atribut yang memegang banyak nilai untuk setiap occurence dari jenis entitas. Seperti contoh setiap occurrence dari jenis entitas Branch dapat memiliki banyak nilai untuk atribut telNo, (001-0001 dan 001-0002).
• Derived Attributes
Merupakan atribut yang mewakili nilai yang diturunkan dari nilai atribut yang terkait atau kumpulan dari atribut, tidak penting apakah nilai tersebut berada di dalam jenis entitas yang sama. Nilai yang dipegang oleh beberapa atribut mungkin diturunkan. Seperti contoh, nilai dari atribut duration dari entitas Lease adalah mengkalkulasi dari rentStart dan rentFinish.
2.2.18. Candidate key
Merupakan kumpulan minimal dari atribut yang mengidentifikasi secara unik setiap occurrence dari sebuah jenis entitas. (Connolly & Begg, 2014)
2.2.19. Primary key
Merupakan candidate key yang dipilih untuk menjadi identifikasi yang unik untuk setiap occurrence dari sebuah jenis entitas. (Connolly &
Begg, 2014)
2.2.20. Composite key
Merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
(Connolly & Begg, 2014)
Gambar 2.25 Contoh dari primary key, atribute, derived atribute, multi-malued atribute, composite atribute.
2.2.21. Multiplicity
Merupakan jumlah (atau rentang) dari kemungkinan occurrence dari setiap jenis entias yang mungkin berkaitan dengan occurrence tunggal dari sebuah jenis entitas yang terasosiasi melalui relationship tertentu. (Connolly & Begg, 2014)
Terdapat jenis relationship yang umum di dalam binary relationship:
• One to One (1:1) Relationship
One to One Relationship merupakan hubungan antar entitas di mana satu entitas hanya memiliki hubungan dengan satu anggota entitas saja.
Gambar 2.26 Contoh dari One to One (1:1) Relationship
Gambar 2.27 Multiplicity dari One to One (1:1) Relationship
• One to Many (1:*) Relationship
One to Many Relationship merupakan hubungan antar entitas di mana satu entitas memiliki banyak hubungan dengan anggota entitas yang lain
Gambar 2.28 Contoh dari One to Many Relationship
Gambar 2.29 Multiplicity dari One to Many Relationship
• Many to Many (*:*) Relationship
Many to Many Relationship merupakan hubungan antar entitas di mana satu entitas memiliki hubungan dengan anggota entitas yang lain lebih dari satu dan anggota entitas yang lain memiliki hubungan dengan satu entitas saja.
Gambar 2.30 Contoh dari Many to Many Relationship
Gambar 2.31 Multiplicity dari Many to Many Relationship
Tabel 2.4 Ringkasan dari cara untuk mewakili Multiplicity Constraints Cara alternatif untuk mewakili
Multiplicity Contstraints
Arti
0..1 Satu atau banyak entity occurrence
1..1 atau 1 Hanya satu entity occurrence 0..* atau * Nol atau banyak entity occurrence
1..* Satu atau banyak entity occurrence
5..10 Minimal 5 dan maksimal 10 entity occurrence
0, 3, 6-8 Nol, atau tiga, atau enam, atau tujuh, atau delapan entity occurrence
• Participation
Menentukan apakah semua atau hanya beberapa entity occurence yang terlibat di dalam relationship.
Comment [RS1]: Ini termasuk bagian mana?
Gambar 2.32 Contoh dari participation dan cardinality
2.2.22. Normalisasi
Merupakan teknik untuk menghasilkan kumpulan dari hubungan dengan properti yang diinginkan, memberikan persyaratan data dalam sebuah organisasi. (Connolly & Begg, 2014)
Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentidikasi kumpulan yang sesuai dari hubungan yang mendukung persyaratan data dalam sebuah organisasi. Karakteristik dari kumpulan data yang sesuai di antaranya adalah:
• Jumlah minimal dari atribut dibutuhkan untuk mendukung persyaratan data di dalam organisasi
• Atribut dengan hubungan logical yang dekat ditemukan di dalam hubungan yang sama
• Redudansi yang minimal.
Gambar 2.33 Relasi terhadap bentuk normal
Normalisasi merupakan teknik formal untuk menganalisa hubungan berdasarkan primary key dan functional dependencies. Teknik tersbeut melibatkan kumpulan aturan yang dapat digunakan untuk menguji hubungan individual sehingga basis data dapat dinormalisasi ke dalam tingkatan apapun.
Gambar 2.34 Tahapan dalam normalisasi
Tiga bentuk normal dinamakan First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), Third Normal Form (3NF).
• Unnormalized Form
Merupakan tabel yang berisi satu atau lebih kumpulan yang berulang
Gambar 2.35 Contoh dari tabel unnormalized form
• 1NF
Merupakan hubungan di mana antar bagian dari setiap baris dan kolom mengandung satu atau hanya satu nilai
Gambar 2.36 Contoh tabel yang telah melalui tahapan 1NF
Proses normalisasi dimulai dengan tahap awal memindahkan data dari sumber ke dalam bentuk format tabel dengan baris dan kolom. Dalam format ini, tabel dalam bentuk belum dinormalisasi dan sering disebut dengan unnormalized table. Untuk memindahkan tabel yang belum ternormalisasi menjadi 1NF, kita mengidentifikasi dan membuang
Comment [RS2]: Kasih subbab atau point.
Sampai yg 3 NF
kumpulan yang berulang di dalam tabel. Kumpulan tabel yang berulang adalah atribur, atau kumpulan atribut di dalam tabel yang terjadi dengan banyak nilai untuk single occurrence dari nominated key attribute untuk tabel tersebut. Terdapat dua cara dalam membuang kumpulan yang berulang dari tabel yang belum ternormalisasi.
• Dengan memasukkan data yang pantas ke dalam kolom yang kosong di dalam baris yang mengandung data yang berulang
• Menempatkan data yang berulang berikut dengan salinan dari original key attributes di dalam hubungan yang terpisah.
• 2NF
Merupakan hubungan di mana 1NF dan semua yang bukan atribut primary key
dapat berfungsi secara penuh tergantung dari primary key.
2NF
Gambar 2.37 Contoh dari 2NF
• 3NF
Merupakan hubungan di mana 1NF dan 2NF di mana tidak ada atribut yang bukan primary key secara transitif tergantung dari primary key.
Gambar 2.38 Contoh dari 3NF
2.2.23. Metodologi Perancangan
Merupakan pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses dari perancangan. (Connolly & Begg, 2014)
2.2.23.1 Tahapan dari Conceptual Database Design 2.2.23.1.1 Membuat Conceptual Data Model
Bertujuan untuk membuat conceptual data model dari persyartan data di dalam organisasi. Conceptual data model terdiri dari
• Jenis entitas
• Jenis relationship
• Atribut dan domain atribut
• Primary dan alternate key
• Integrity Contstraints 2.2.23.1.2 Mengidentifikasi jenis entitas
Bertujuan untuk mengidentifikasi Jenis entias yang diperlukan
2.2.23.1.3 Mengidentifikasi jenis relationship
Comment [RS3]: Tahapan ini dibuat subbab .
Dan jangan dibuat terllau masuk ke kanan. Tempat untuk nulisnya jadi terbatas. Dibuat lebih ke kiri.
Sampai yang bawah juga
Bertujuan untuk mengidentifikasi relationship yang penting yang muncul di dalam jenis entitas. Dalam mengidentifikasi jenis relationship, digunakan ERD, menentukan multiplicity constraint dari jenis relationship, pengecekan kembali terhadap fan dan chasm traps, serta mendokumentasikan jenis relationship
2.2.23.1.4 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan jenis entitas atau relationship
Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan jenis entitas atau relationship yang pantas.
2.2.23.1.5 Menentukan domain atribut
Bertujuan untuk menentukan domain dari atribut di dalam conceptual data model.
2.2.23.1.6 Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key
Berujuan untuk mengidentifikasi candidate key dari setiap jenis entitas dan jika ada lebih dari satu jenis entitas, pilih satu yang akan menjadi primary key dan sisanya sebagai alternate key.
2.2.23.1.7 Mempertimbangkan menggunakan enhanced modelling concepts (tahapan opsional)
Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan enhanced modelling concepts, seperti spesialisasi/generalisasi, aggregasi, dan komposisi.
2.2.23.1.8 Memeriksa model dari redudansi
Bertujuan utnuk memeriksa apakah ada redudansi yang muncul di dalam model.
2.2.23.1.9 Meninjau conceptual data model dengan pengguna Bertujuan untuk meninjau conceptual data model dengan pengguna untuk memastikan bahwa mereka mempertimbangkan model tersebut untuk menjadi representasi “nyata” dari persyaratan data di dalam organisasi.
2.2.23.2 Tahapan dari Logical Database Design
2.2.23.2.1 Mendapatkan relations untuk logical data model
Bertujuan untuk membuat relations untuk logical data model untuk mewakili entitas, relationship, dan atribut yang sudah teridentifikasi.
Relations didapatkan dari struktur berikut yang mungkin terjadi di conceptual data model:
Jenis entitas kuat
Jenis entitas lemah
Jenis hubungan biner Satu atau banyak
Jenis hubungan biner Satu atau satu
Jenis hubungan rekursif Satu atau satu
Jenis hubungan Superclass/sublclass
Jenis hubungan biner Banyak atau banyak
Jenis hubungan kompleks
Atribut multi-valued
2.2.23.2.2 Validasi hubungan menggunakan normalisasi
Bertujuan untuk memvalidasi hubungan di dalam logical data model menggunakan normalisasi
2.2.23.2.3 Validasi hubungan terhadap transaksi pengguna
Untuk memastikan bahwa hubungan di dalam logical data model mendukung transaksi yang dibutuhkan 2.2.23.2.4 Mengecek integrity constraints
Bertujuan untuk mengecek apakah integrity constraints sudah diwakili di dalam logical data model. Berikut merupakan jenis dari integrity constraints:
• Data yang dibutuhkan
• Constraints dari domain atribut
• Multiplicity
• Integritas entitas
• Referential Integrity
Comment [RS4]: Tahapan ini dibuat subbab .
Dan jangan dibuat terllau masuk ke kanan. Tempat untuk nulisnya jadi terbatas. Dibuat lebih ke kiri.
Sampai yang bawah juga
Comment [RS5]: Kq langsung 2.1?? 1 nya mana?
• Constraints umum
2.2.23.2.5 Meninjau logical data model dengan pengguna
Untuk meninjau logical data model dengan pengguna untuk memastikan mereka mempertimbangkan model sebagai representasi nyata dari persyaratan data di dalam organisasi tersebut.
2.2.23.3 Tahapan dari Physical Database Design
2.2.23.3.1 Menerjemahkan Logical Data Model untuk DBMS tujuan Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dari logical data model yang dapat diimplementasikan ke dalam DBMS tujuan. Terdapat tiga aktivitas di tahap 3, antara lain;
• Merancang relasi dasar
Bertujuan untuk menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang terindentifikasi di dalam logical data model ke dalam DBMS tujuan.
• Merancang representasi dari data turunan Bertujuan untuk menentukan apakan setiap data turunan hadir di dalam logical data model di dalam DBMS tujuan
• Merancang constraints umum
Bertujuan untuk merancang constraints umum untuk DBMS tujuan.
2.2.23.3.2 Merancang File Organizations dan Indexes
Bertujuan untuk menentukan pengaturan berkas yang optimal untuk menyimpan hubungan dasae dan indeks yang diperlukan untuk mencapai performa yang diterima, dalam arah di mana relasi dan tuples akan ditahan di dalam penyimpanan cadangan. Terdapat empat aktivitas di tahap ini, antara lain:
• Menganalisa transaksi
Comment [RS6]: Tahapan ini dibuat subbab .
Dan jangan dibuat terllau masuk ke kanan. Tempat untuk nulisnya jadi terbatas. Dibuat lebih ke kiri.
Sampai yang bawah juga
Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang akan berjalan di dalam basis data dan menganalisa transaksi penting.
• Memilih pengaturan berkas
Bertujuan untuk menentukan pengaturan berkas yang efisien untuk setiap relasi.
• Memilih indeks
Bertujuan untuk menenyukan apakah dengan menambahkan indeks dapat meningkatkan performa dari sistem tersebut.
• Memperkirakan persyaratan ukuran penyimpanan
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh basis data 2.2.23.3.3 Merancang Pandangan Pengguna
Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang mungkin teridentifikasi selama proses pengumpulan persyaratan dan tahap analisa dari alur pengembangan basis data
2.2.23.3.4 Merancang Mekanisme Keamanan
Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan di dalam basis data seperti yang telah dijelaskan oleh pengguna selama tahapan pengumpulan dan persyaratan dari alur pengembangan basis data.