BAB III
DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
1. Sejarah Berdirinya Desa Sutawinangun
Desa sutawinangun adalah salah satu desa di kabupaten Cirebon yang masuk dalam wilyah Kecamatan Kedawung( dahulu Kecamatan Cirebon barat ). Desa Sutawinangun berdiri sejak tanggal 11 april 1983, dan sampai saat ini sudah berusia 31 tahun.
Desa Sutawinangun terbentuk dari pemekaran desa, yaitu dari desa Kertawinangun dengn berdasarkan surat keputusan nomo;
182/pm.0241-pem/SK/83. Dengan luas wilayah 107, 334 Ha, terdiri dari dua dusun dan lima rukun warga. Dengan batas wilayah : sebelah timur Kelurahan Sukapura dan Kelurahan Pekiringan Kota Cirebon, sebelah selatan desa tuk Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, sebelah barat Desa Kertawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Kuwu yang pada saat itu sebutannya berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah kepala desa, yaitu bapak M. Bani’ah.
Ketika itu bapak Bani’ah sebagai kepala desa Kertawinangun hasil pemilihan di Desa Kertawinangun sebelum tahun 1983.Dalam masa bhakti beliau, Desa Kertawinangun dimekarkan, dan beliau karena domisilinya masuk dalam wilayah pemekaran yaitu Desa Sutawinangun, maka beliau menghabiskan masa jabatnnya sebagai kepala desa di Desa Sutawinangun sampai dengan akhir 1984.
Sehabisnya masa bhakti bapak Bani’ah, pemerintah Desa Sutawinangun melalui lembaga musyawarah Desa menunjuk bapak sarji sebagai penjabat kepala desa Sutawinangun.Pada saat bapak
sarji sebagai penjabat kepala desa sutawinangun yaitu sekitar tahun 1986 dilaksanakan pemilihan kepala desa yang pertama.
Adapaun pelaksanaan pemilihan kepala desa pada saat itu diikuti oleh satu orang calon, yaitu bapak Bani;ah dan beliau terpilih menjadi kepala desa Sutawinangun masa bhakti 1986/1994.
Pada masa bhakti bapak bani’ah, dilakukan pemekaran rukun warga.
Rukun warga (RW) 02 pecilon timur dimekarkan menjadi 2 rukun warga. Wilayah pemekarannya adalah rukun warga 06 dengan nama pecilon timur, inklud dengan pemekaran rukun tetangga. Namun sebelum berakhirnya masa bhakti bapak Bani’ah pada tahun 1991 meninggal dunia.
Sepeninggalan bapak Bani’ah, pihak kecamatan menunjuk bapak Sutani karyawan kecamatan Cirebon barat sebagai pejabat kepala desa untuk mengisi kekosongan kepala desa sutawinangun.
Pada tahun 1993 semasa menjabat kepala desa bapak Sutani diselenggarakan pemilihan kepala desa yang kedua, yang diikuti oleh 3 orang calon yaitu bapak Abdul azziz, bapak Sukarno Triyanto dan bapak Heri Haryadi, dan yang terpilih adalah Heri Haryadi dengan masa bhakti 1993-2001.
Sehabis masa bhakti Heri Haryadi, untuk mengisi kekosongan jabatan kepala desa, maka berdasarkan musyawarah badan perwakilan desa menunjuk saudara Ayi Wawan salah seorang perangkat desa sutawinangun sebagai kepala desa. Pada saat saudara Ayi Wawan menjabat sebagai kepala desa sutawinangun sekitar tahun 2002 dilaksanakan pemilihan kepala desa yang ketiga yang diikuti oleh 2 calon yaitu bapak Heri Haryadi dan bapak Drs. Watno, dan bapak Heri Haryadi terpilih
kembali menjadi kepala desa dengan masa bhakti 10 tahun dan berakhir pada tahun 2012 tepatnya tanggal 23 Oktober 2012.
Pada masa bhakti Heri Haryadi telah 3 kali melakukan pemekaran rukun warga.Pemekaran pertama yaitu rukun warga 01 pecilon duku dimekarkan menjadi 2 rukun warga. Wilayah pemekarannya adalah rukun warga 07 dengan nama pecilon duku, inklud dengan pemekaran rukun tetangga. Yang kedua yaitu rukun warga 05 kertasari dimekarkan menjadi 2 rukun warga. Wilayah pemekarannya adalah rukun warga 08 dengan nama kertasari, inklud pemekaran rukun tetangga. Yang ketiga rukun warga 06 pecilon timur dimekarkan menjadi 2 rukun warga wilayah pemekarannya adalah rukun warga 09 dengan nama pandansari, inklud dengan pemekaran rukun tetangga.
Pada tahun 2012 tepatnya tanggal 9 September 2012 dilaksanakan pemilihan kuwu untuk periode 2012-2016, yang diikuti oleh 4 calon yaitu bapak Drs Toyip, bapak Rabil, bapak Dadang Subada, serta Dedi Suparto, dan calon yang terpilih menjadi kepala desa yaitu bapa Dedi Suparto.
Pada saat ini wilayah desa sutawinangun terdiri dari 2 dusun, 9 rukun warga, 50 rukun tetangga. Dengan jumlah penduduk sampai akhir bulan juni 2014 sebanyak 9.497 jiwa terdiri dari laki-laki 4.928 jiwa, perempuan sebanyak 4.569 dan jumlah pemilih yang sudah tercatat untuk pemilihan kuwu pada saat ini sebanyak 7.008 pemilih, terdiri dari pemilih laki-laki 3.415 jiwa, pemilih perempuan 3.593 jiwa.
2. Letak Geografis Desa Sutawinangun
Luas Desa :107, 334 hektar
Tabel 2
Batas Wilayah Desa Sutawinangun
No Batas Desa Kecamatan
1 Sebelah Utara Kedung jaya Kedawung
2 Sebelah Selatan Tuk Kedawung
3 Sebelah Timur Pekiringan Kesambi
4 Sebelah Barat Kertawinangun Kedawung
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013
Orbital Desa dengan Pusat Pemerintahan :
Jarak dari Desa ke Kecamatan 4 Km
Jarak dari desa ke Kabupaten 12 Km
Jarak dari Desa Ke Propinsi 130 Km
Luas Wilayah
Tabel 3
Luas Wilayah Desa Sutawinangun
No Uraian Luas
1 Luas Pemukiman 60 ha/m2
2 Luas Persawahan 2 ha/m2
3 Luas Kuburan 1 ha/m2
4 Luas Pekarangan 0,66 ha/m2
5 Luas Perkantoran 0,15 ha/m2
6 Luas Prasarana umum lainnya 44,174 ha/m2
7 Total Luas 107.334 ha/m2
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013
Letak Geografis Desa :
Letak geografis Desa berbentuk wilayah daratan rendah dengansuhu berkisar 28 – 32 0 C dengan keadaan curah hujan sedang.
3. Struktur Organisasi di Desa Sutawinangun STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Desa Dedi Suparto
Sekertaris Ayi Wawan
Kaur Kesra
Hanura Kaur
pemerintahan Mei Suryana
Kaur Umum
Hariyanto Kaur Ekbang
Daryono Kaur Keuangan
Fenti
B. Sarana Prasarana Pendidikan di Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
1. Lembaga Formal
Tabel 4
Lembaga Formal di Desa Sutawinangun
No Lembaga Formal Jumlah
1 Play Group 2
2 Taman Kanak-Kanak 2
3 SD/Sederajat 3
4 SMP/Sederajat 1
5 SMA/Sederajat 2
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013 2. Lembaga Non Formal
Majelis ta’lim di setiap Mushola yang berada di Desa Sutawinangun
DTA/MD/TPA : 3
Lembaga Kursus mata pelajaran : 2
Lembaga kursus keterampilan : 1
C. Keadaan Pendidikan dan Remaja 13-19 tahun di Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
1. Keadaan pendidikan di Desa Sutawinangun Tabel 5
Keadaan Pendidikan di Desa Sutawinangun
No Uraian Jumlah
1 Tidak tamat SD 141
2 Tamat SD/Sederajat 1.337
3 Tamat SLTP/Sederajat 1.350
4 Tamat SLTA/Sederajat 1.289
5 Diploma 1.503
6 S1 543
7 S2 505
8 S3 6
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013
Berdasarkan data diatas bahwa warga Desa Sutawinangun sudah menjalankan wajib belajar 12 tahun walaupun belum 100%.Namun dengan angka lulusan SLTA sederajat 1.289 jiwa sudah menandakan bahwa warga sudah sadar bahwa pendidikan wajib belajar 12 tahun sangatlah penting sesuai dengan aturan pemerintah.Dengan demikian fasilitas-fasilitas pendidikan yang diberikan oleh pemerintah untuk pendidikan wajib belajar 12 tahun sudah di rasakan dan di manfaatkan oleh warga desa Sutawinangun.
2. Keadaan Remaja 13-19 Tahun di Desa Sutawinangun
Berdasarkan hasil temuan dilapangan, diketahui bahwa hampir 50% remaja memiliki akhlak yang kurang baik, ini di sebabkan oleh pergaulan mereka yang bisa dikatakan sangat bebas dan kurang pengawasan dari orang tua. Sejauh ini untuk usia remaja yaitu 13-19 tahun, bukan suatu hal yang tabu lagi untuk mereka mengenal rokok, seks bebas, minuman keras, bahkan obat- obat terlarang, bagi mereka semua itu adalah hal yang biasa di dalam pergaulan mereka. Mereka bisa diterima di lingkungan teman sebayanya jika mereka mau melakukan hal-hal tersebut di atas.
Sungguh miris akhlak para remaja zaman sekarang. Banyak faktor-faktor yang mengakibatkan anak remaja terjerumus kepada
hal-hal negatif, salah satunya IT (ilmu teknologi), dengan berkembangnya IT sebagian kecil berdampak baik, tetapi sebagian besar berdampak buruk bagi perkembangan remaja, karena remaja identik dengan masa yang labil masa coba-coba hal baru, seperti remaja bisa dengan mudah mendapatkan video asusila dari jaringan internet, juga game online yang membuat anak malas belajar karena terlalu asik bermain game online bahkan bisa seharian.
Mengenalnya anak dengan perkembangan dunia teknologi yang sudah sangat berkembang ini juga tidak lain karena adanya tugas dari sekolah yang terkadang jawaban dari tugas tersebut mengharuskan anak mencari di internet yang kurang pengawasan orang tua. Padahal dunia teknologi yang sangat canggih ini banyak iklan – iklan yang kurang baik atau tidak pantas dilihat oleh remaja yang berujung pada pergaulan bebas karena rasa penasaran yang timbul akibat iklah-iklan yang dilihat di internet.
Maka dengan adanya kasus-kasus diatas, diperlukan perhatian khusus baik dari lingkungan sekolah, masyarakat terutama dari keluarga untuk mengawasi, mengarahkan juga membentengi mereka agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas yang akan membawa dampak buruk bagi mereka dimasa yang akan datang.
D. Jumlah Penduduk dan Mata pencaharian penduduk Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
1. Jumlah Penduduk Desa Sutawinangun Tabel 6
Jumlah penduduk di Desa Sutawinangun
No Uraian Jumlah
1 Jumlah laki-laki 4928 orang
2 Jumlah perempuan 4569 orang
3 Total Jumlah 9497 orang
4 Jumlah Kepala Keluarga (KK) 2300 KK
5 Kepadatan Penduduk per km
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013 2. Mata Pencaharian Desa Sutawinangun
Tabel 7
Mata Pencaharian Warga Desa Sutawinangun
No Jenis mata pencaharian Jumlah
1 Petani 20 orang
2 Buruh Tani -
3 Buruh migran perempuan -
4 Buruh migran laki-laki -
5 Pegawai negeri sipil 471 orang
6 pengrajin industri rumah
tangga 4 orang
7 Pedagang keliling 10 orang
8 Peternak 5 orang
9 Nelayan -
10 Montir 9 orang
11 Dokter swasta 3 orang
12 Bidan swasta 4 orang
13 Perawat swasta 4 orang
14 Pembantu rumah tangga 8 orang
15 TNI 14 orang
16 POLRI 30 orang
17 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 61 orang
18 Pengusaha kecil dan
menengah 3 orang
19 Pengacara 2 orang
20 Notaris 8 orang
21 Dukun kampung terlatih -
22 Jasa pengobatan alternative 1 orang
23 Dosen swasta 6 orang
24 Pengusaha besar 1 orang
25 Arsitektur -
26 Guru swasta 23 orang
27 Seniman/ artis -
28 Karyawan perusahaan swasta 287 orang 29 Karyawan perusahaan
pemerintah 194 orang
30 Jasa konsultan manajemen -
31 Wiraswasta lain -
32 Buruh harian 1970 orang
33 Pelajar 2909 orang
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013
Berdasarkan data penelitian diatas bahwa warga desa Sutawinangun di dominasi oleh masyarakat dengan mata pencaharian buruh harian.Ini menandakan bahwa angka kemiskinan di desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon masih tinggi. Dari data mata pencaharian saja sudah bisa terbaca, tetapi diperkuat lagi oleh data kemiskinan di Desa Sutawinangun sebagai berikut:
Tabel 8
Data Kemiskinan di Desa Sutawinangun
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013
Dari jumlah penduduk desa Sutawinangun secara keseluruhan yaitu 9497 jiwa, hampir setengahnya warga desa Sutawinangun berada dalam ekonomi menengah kebawah yakni 2036 jiwa. Tetapi data yang di butuhkan oleh peneliti untuk menunjang proses pembuatan Skripsi yang sesuai dengan judul yang telah ditetapkan yaitu Keluarga Karir yang terdiri dari Ayah dan Ibu dengan kata lain Orang Tua yang mempunyai pekerjaan berjenjang seperti, Guru, TNI, Polri, Perawat, Dokter, Karywan BUMN, Bidan, karywan honorer atau yang sudah terikat dinas seperti yang biasa disebut Pegewai Negeri Sipil (PNS).
Berdasarkan data yang didapat dari lapangan bahwa ada 43 keluaga karir, tetapi lebih di spesifikan lagi oleh peneliti, maka hanya keluarga karir yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang ada di RW 06 dan mempunyai anak usia remaja saja yang akan diteliti lebih lanjut.
Berikut data hasil penelitian keluarga karir yang memiliki anak remaja:
No Uraian Jumlah
1 Jumlah kepala keluarga miskin 455 KK
2 Jumlah KK penerima Raskin 455 KK
3 Jumlah penerima Program BLSM 455 KK
4 Jumlah penerima PKH 455 KK
5 Jumlah penerima Jamkesmas 455 KK
Tabel 9
Keluarga Karir khususnya pegawai negeri sipil yang memiliki anak remaja usia 13-19 tahun
No Nama Umur Kedudukan Pekerjaan
1. Sutrisno Endang
Dhifa 13
Tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 2. Endang
Rohayati
Zahra 18
Tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 3. Supraya
Iis Isnaini
Fajar 15tahun
18 tahun
Ayah Ibu Anak Anak
PNS PNS Pelajar Pelajar 4. Endi
Tarunih Danang Rahayu
14tahun 13tahun
Ayah Ibu Anak Anak
PNS PNS Pelajar Pelajar 5. Gunarto
Lely
Hafidz 14 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 6. Idi
Sriyatin
Aulia 19 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 7. Ikhwanudin
Puji
Safira 13 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 8. Zainal
Cahyati
Oryza 18 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar 9. Syifa
Arum
Frido 18 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
Sumber data: Monografi Desa Sutawinangun tahun 2013 E. Pendidikan Keagamaan di Lingkungan Keluarga Karir
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan keluarga karir bahwa sebagai orang tua yang bekerja di luar rumah dan memiliki jabatan di 10. Tusman
Karwita
Fadillah 18 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
11. Ade Yeti
Trisna 18 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
12. Asep Rini
Annisa 16 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
13. Hamrowi Chomasatun
Naufal 13
Tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
14. Deden Rahmayani
Marsya 13
Tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
15. Ulung Sri
Apsara 16 tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
16. Nanang Anin
Fatih 17
Tahun
Ayah Ibu Anak
PNS PNS Pelajar
tempat dimana mereka bekerja bukanlah hal yang mudah dalam meluangkan waktu bersama anak-anak ketika mereka sudah ada di rumah.Tekanan di dalam dunia kerja terkadang membuat mereka merasa lelah ketika sudah sampai di rumah. Maka yang terjadi adalah ketika sudah di rumah, orang tua terkadang lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik untuk anak-anaknya. Pendidikan keagamaan yang menjadi pondasi dalam kehidupan untuk anak-anak dan diberikan langsung oleh kedua orang tuanya di rumah menjadi tidak terlaksana dengan baik karena orang tua yang sedikit memiliki waktu di rumah.Dengan sedikit waktu luang yang dimiliki oleh para orang tua untuk anaknya dirumah biasanya mereka memanfaatkan waktu luang tersebut dengan membahas pelajaran di sekolah, menanyakan apa saja yang diberikan oleh guru di sekolah dan di dalam obrolan tersebut juga terdapat nilai-nilai keagamaan yang disisipkan oleh para orang tua sebagai bentuk pendidikan keagamaan yang diberikan kepada anak. Kurang efektifnya waktu yang dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya dalam memberikan pendidikan keagamaan membuat anak menjadi kurang terarah dalam beragama maupun bersosialisasi di dalam masyarakat.