12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pendukung penelitian, penulis melakukan Penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pengkajian ini dimaksudkan guna menghindari adanya plagiat secara keseluruhan hasil karya orang lain. Sehingga dengan adanya penelaahan ini penulis dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara permasalahan yang akan diteliti dengan penelitian terhadulu. Berikut ini beberapa penelitian ilmiah yang relevan dengan penelitian ini:
1. Kataev et. al. (2014) yang berjudul “The Model Strategic Planning At The Enterprise With Process Manajement Approach”. Menjelaskan tentang unsur kontrol suatu perusahaan adalah pembentukan rencana strategis pengembangan dan pemantauan proses bisnis dengan lingkungan eksternal. Manajemen strategis perusahaan terhubung dengan proses manajemen bisnis dalam perusahaan dan interaksinya dengan lingkungan eksternal. Perencanaan strategis dari aktifitas perusahaan akan menjadi dasar untuk mengembangkan dan membuat kebijakan perusahaan yang efektif. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa perencanaan strategis akan menghasilkan kebijakan
yang efektif. Maka relevansi dengan penelitian ini yaitu penilaian lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan untuk pengembangan.
2. Gabriel, et.al. (2015) dengan judul “Perencanaan Strategis Pengembangan Industri Rumah Tangga Gula Kelapa (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Gula Kelapa Desa Gledug Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar) penelitian terebut dilakukan untuk memperoleh perumusan strategi yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam upaya mengembangkan Industri Rumah Tangga (IRT) gula kelapa desa Gledug. Sebab IRT tersebut memiliki prospek pasar yang cukup besar, baik dipasar lokak maupun pasar luar negeri. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk merupakan alternatif strategi yang tepat untuk dikembangkan dan diterapkan dalam upaya pengembangan IRT gula kelapa Desa Gledug, Kabupaten Blitar. Dalam penelitian tersebut menjelaskan perlu dibuat perencanaan strategis yang tepat untuk memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga kaitannya dengan penelitian ini adalah peluang-peluang yang ada dimasyarakat dapat dimanfaatkan dalam upaya pengebangan sarana dan prasarana drainase.
3. Arslan Ayub, Muhammad Salman Aslan, Adeel Razzaq, Hanan Iftekhar (2013) “ A conceptual framework on evaluating SWOT analysis as the mediator in strategic marketing planning throgh
marketing intelligence” . analisis ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya intelijen analisis SWOT untuk evaluasi dan untuk memeriksa isu-isu kritis analisis SWOT ddan berusahasecara sistematis. Dampak dari evaluasi pra-job dalam menilai analisis SWOT tampaknya positif bagi perencanaan pemasaran strategis yang efektif.
4. Kaleb Zwingli dan Ronny H. Mustamu (2014) “ Perencanaan Strategis PT. RUMBIA CITRA DARMA dengan Analisis SWOT”
perencanaan strategis dengan analisis SWOT bertujuan untuk memperbaiki agar dapat dikembangkan dipasar industri packaging agar mampu membantu dalam menghadapi persaingan perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks.
5. Paulo Henrique de Aouza Bermejo A. L, 2014. “Using the Bsc for Strategic Planning of it (Information Tehnology) in Brazillian Organizations”. Penelitian ini membahas tentang perencanaan strategis IT dengan menggunakan BSC diterapkan untuk memverifikasi masalah pada perencanaan strategis IT. Yang menunjukkan bahwa BSC bekerja dengan perencanaan IT. Yang mengarahkan prioritas strategis dalam melibatkan unit antara BSC dan ITSP dan bagaimana menggabungkan BSC dalam perencanaan strategis IT.
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu Hasil Metode Relevansi
1 Kataev et. al. (2014) yang berjudul “The Model Strategic Planning At The Enterprise With Process Manajement Approach”.
kontrol suatu perusahaan adalah pembentukan rencana strategis
pengembangan dan pemantauan proses bisnis dengan lingkungan eksternal.
Tinjauan Pustaka Persamaan : Faktor lingkunga dapat dijadikan dasar dalam membuat perencanaan strategis.
Perbedaan : Mengacu pada rencana strategi (Rentra) di Kabupaten Karanganyar
2 Gabriel, et.al. (2015)
dengan judul
“Perencanaan Strategis Pengembangan Industri Rumah Tangga Gula Kelapa (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Gula Kelapa Desa Gledug Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk merupakan alternatif strategi yang
tepat untuk
dikembangkan dan diterapkan dalam
Pendekatan Kualitatif
Persamaan : Peningkatan wisatawan.
Perbedaan : Membuat perencanaan strategis untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi
Blitar) upaya pengembangan IRT gula kelapa Desa Gledug, Kabupaten Blitar.
3 Arslan Ayub,
Muhammad Salman Aslan, Adeel Razzaq, Hanan Iftekhar (2013) “ A conceptual framework on evaluating SWOT analysis as the mediator in strategic marketing planning throgh marketing intelligence”
Dampak dari evaluasi pra-job dalam menilai analisis SWOT tampaknya positif bagi perencanaan
pemasaran strategis yang efektif.
Tinjauan Pustaka
Persamaan : Penelitian menggunkan analsis
SWOT untuk
perencanaan pemasaran strategis yang efektif.
Perbedaan: bertujuan untuk mengetahui pentingnya intelijen pemasaran strategis 4 Kaleb Zwingli dan
Ronny H. Mustamu (2014) “ Perencanaan Strategis PT. RUMBIA CITRA DARMA dengan Analisis SWOT”
Pengembangan pasar industri packaging
agar mampu
membantu dalam menghadapi
persaingan perusahaan
yang semakin
kompetitif dan kompleks.
Tinjauan Pustaka Persamaan : membuat perencanaan strategis dengan menggunakan analisis SWOT
Perbedaan : bertujuan untuk memperbaikin agar dapat dikembangkan dipasar industri
packaging.
5 Paulo Henrique de Aouza Bermejo A. L, 2014. “Using the Bsc for Strategic Planning of it (Information Tehnology)
in Brazillian
Organizations”.
BSC diterapkan untuk memverifikasi
masalah pada
perencanaan strategis
IT. Yang
menunjukkan bahwa BSC bekerja dengan perencanaan IT. Yang mengarahkan prioritas strategis dalam melibatkan unit antara BSC dan ITSP dan bagaimana
menggabungkan BSC dalam perencanaan strategis IT.
.Pendekatan Kualitatif
Persamaan : Membahas perencanaan strategis
Perbedaan : dengan menggunakan BSC untuk memverifikasi masalah.
B. Landasan Teori
Pada kajian pustaka ini penulis akan membahas mengenai pengertian perencanaan strategis, manfaat perencanaan strategis, proses perencanaan strategis, pariwisata, wisatawan, serta peningkatan pariwisata.
1. Proses Perencanaan Strategis 1.1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini maka dari itu perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategis yaitu sebagai komponen yang sangat penting,
Hadari Nawawi (2005:149) mendefinisikan Manajemen Strategis sebagai berikut:
“Manajemen stategis adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategis) yaitu berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan diterapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil) agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan yang berkualitas, dengan arahan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai sasaran (tujuan oprasional) organisasi.
Menurut Wheelen and Hunger, (2012:53), berpendapat bahwa:
“Manajemen startegis adalah sekumpulan keputusan manajerial dan aksi pengambilan keputusan jangka panjang didalam perusahaan. Hal ini termasuk analisis lingkungan (lingkungan eksternal dan internal), formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol”
Elemen dasar dari manajemen strategis menurut Wheelen dan Hunger adalah
1. “Environmental scanning (Pemidaian Lingkungan)”
2. “Strategy formulation (Perumusan Strategi) 3. “Strategy implementation (Implementasi Strategi) 4. “Evaluation and control (Evaluasi dan Kontrol)
Gambar 2.1 Basic elements of the strategic management process
Sumber : Whellen, Thomas L and David J. Hunger (2012), Strategic Management and Business Policy, Reading Mass: Addison-Wesley Publisinging Company
1. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning)
Pemindaian lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-
orang penting dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan perusahaan. Penyusunan strategi, khususnya perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang biasanya berkaitan dengan visi, misi dan kebijaksanaan suatu instansi. Biasanya penyusunan strategi dimulai dengan melakukan analisa situasi untuk mendapatkan kesesuaian antara peluang eksternal dan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan kelemahan internal.
Adapun penjelasan yang lebih rinci dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kekuatan (Strengths): Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan- keunggulan lain, relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah komparatif bagi perusahaan di pasar.
b) Kelemahan (Weaknesses): Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.
c) Peluang (Opportunities): Peluang adalah suatu situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.Kecenderungan- kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.
d) Ancaman (Threats): Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang maupun yang diinginkan perusahaan.
2. Perumusan Strategis (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan suatu organisasi. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi organisasi, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada pada organisasi, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi organisasi. Perumusan strategi meliputi menentukan misi organisasi, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.
Komponen-komponen Rencana Strategis
a) Misi merupakan komponen dasar tentang keberadaan organisasi dalam suatu bisnis. Misi memberikan suatu cara dalam menilai ketepatan dari semua aktivitas potensial yang dilaksanakan oleh organisasi.
b) Tujuan merupaakan komponen penentu posisi yang diinginkan organisasi dimasa depan dan posisi tersebut ditentukan berdasarkan misi yang telah ditentukan. Beberapa model perencanaan strategis memisahkan tujuan dengan sasaran.
c) Strategi merupakan elemen yang menetukan arah umum dimana organisasi memilih untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi
berbagai tujuannya dan untuk mencapai misinya. Strategi ini termasuk pernyataan tentang bagaimana bertindak atas apa yang diinginkan.
d) Kebijakan merupakan strategi merupakan sebuah “Payung Kolektif” bagi komponen kebijakan. Elemen memberikan penilaian yang luas atas struktur organisasi,sistem bisnis, dan berbagai sumber daya yang terdapat didalam strategi-strategi yang dipilih. Kebijakan menyediakan suatu kerangka kerja untuk implementasi atas berbagai perubahan yang perlu dilakukan.
3. Implementas Strategis (Strategy Implementation)
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
a. Program
Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.
Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
b. Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
Angaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan proforma yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan.
c. Prosedur
Prosedur atau sering disebut dengan standard operating procedures (SOP) adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program- program perusahaan.
4. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control)
Evaluasi dan kontrol mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh perusahaan. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil yang diharapkan perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang akan dicapai.
Elemen-elemen dasar diatas dapat dijabarkan sehingga model dari manajemen strategis dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2: Strategic management model
Sumber : Whellen, Thomas L and David J. Hunger (2012), Strategic Management and Business Policy, Reading Mass: Addison-Wesley Publisinging Company
Pengertian atau definisi mengenai perencanaan strategi lebih jelasnya dikemukakan oleh Karadal, et.al (2014:764) :
“strategic plans have the answer of these three facts:what is dine, for whom it is done and how it is performed. Moreover, strategic plans can differentiate in terms of their size nad shape but at least all of them should have these components: a mission statement indicating the reason of existence of the organization a vission statement defining the future position of organization, values statement including core belief a SWOT analysis, competitive advantage showing organization’s efficiency,
short/long –term strategic objectives and financial assessment allowing the organization to gain the control itself”
( Perencanaan strategis memiliki jawaban atas ketiga fakta : apa yang dilakukan, untuk siapa hal itu dilakukan, dan bagaimana hal itu dilakukan. Selain itu, rencana strategis dapat membedakan dalam ukuran dan bentuk tujuan tetapi setidaknya mereka semua harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut : pernyataan misi yang menunjukan alasan keberadaan organisasi, pernyataan visi yang menentukan posisi masa depan organisasi, pernyataan nilai-nilai yang termassuk keyakinan, analisis SWOT, keunggulan kompetitif yang menunjukan efisiensi organisasi, menentukan tujuan strategis jangka pendek atau panjang dan penilaian keuangan yang memungkinan organisasi untuk mendapatkan kontrol itu sendiri).
Dengan begitu perencanaan strategis merupakan rancangan tentang arah serta perubahan konstruktif sebuah organisasi ke depan dan menetukan misi dan visi yang tepat serta menentukan tujuan strategis jangka pendek dan panjang.
Kematangan dan kesalahan dalam perencanaan strategis mampu memberi pengaruh positif dan negatif pada masa yang akan datang, sehingga suatu perencanaan strategis yang dibuat adalah selalu memikirkan dampak jangka panjang yang mungkin akan di alami.
Perencanaan strategis justru muncul sebagai paradigma alternatif dalam bidang perencanaan, menggantikan model perencanaan lama, yakni perencanaan jangka panjang (long-range planning) maupun perencanaan yang berstandar objectif.
Logika dasar dari perencanaan strategis adalah bahwa dalam lingkungan dunia yang berubah secara pesat dan tak menentu, suatu organisasi memerlukan penangkapan lingkungan eksternal dari organisasi
serta upaya terus-menerus senantiasa melakukan penelaahan kemampuan dan kelemahan internal menjadi prasyarat bagi organisasi untuk tetap strategis
Menurut Karadal, et. al. (2014:764) menerangkan bahwa:“Strategic planning is designed to help public and non-profit organization respond effetively to their new situations”(perencanaan strategis dirancang untuk membantu masyarakat dan perusahaan-perusahaan non profit menanggapi situasi baru mereka secara efektif.)
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa perencanaan strategis adalah suatu keputusan fundamental yang akan mengarahkan organisasi pada pencapaian-pencapaian strategis sesuai visi organisasi dimasa depan. Perencanaan strategis berkaitan dengan apa visi, misi,tujuan, sasaran, dan pencapaian organisasi dimasa depan serta berkaitan dengan bagaimana organisasi bisa menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu organisasi juga diharuskan mengetahui kondisi internal dan eksternalnya, sehingga dapat dimanfaatkan dalam menghadapi perubahan.
1.2. Manfaat Perencanaan Strategis
Berikut ini adalah manfaat perencanaan strategis bagi organisasi publik (Bryson, 2005:12-13) antara lain;
a) Berfikir secara strategis dan mengembangkan strategis-strategis yang efektif.
b) Memperjelas arah masa depan.
c) Menciptakan prioritas.
d) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan.
e) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan keputusan.
f) Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.
g) Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
h) Memecahkan masalah utama organisasi i) Memperbaiki kinerja organisasi
j) Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif k) Membangun kerja kelompok dan keahlian.
Perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas jika perencanaan itu diimplementasikan dengan baik, karena perencanaan strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur, dan alat maka dari itu para perencana perlu bersikap sangat hati-hati mengenai bagaimana mereka ikut serta dalam perencanaan strategis tersebut. Selain membawa manfaat tidak dipungkiri juga bahwa perencanaan strategi juga mempunyai keterbatasan, kendala serta rintangan dalam pelaksanaannya, karena didalam melaksanakan rencana strategis memerlukan waktu dan alokasi dana yang tidak sedikit. Selain itu membangun komitmen bagi organisasi publik untuk dapat menjalankan dengan baik tugas dan
tanggungjawabnya.Dalam melakukan perencanaan strategis dibutuhkan pengumpulan data yang luas, agar rencana yang dibuat benar-benar membantu oragnisasi dalam menghadapi perubahan dimasa yang akan datang. Perencanaan strategis dibutuhkan untuk dapat bertindak strategis, Bryson menjelaskan bahwa perencanaan strategis ditentukan oleh suatu proses perencanaan.
1.3. Proses Perencanaan Strategis
Menurut Mercer (Salusu, 1996:505). Dia menawarkan enam elemen kunci dalam suatu perencanaan strategis yang efektif, antaralain:
1) Scanning lingkungan yang mencangkup analisis SWOT 2) Pernyataan tentang misi organisasi
3) Seperangkat strategi yang menegaskan apa yang harus dilakukan untuk mencapai misi itu
4) Sasaran dari setiap strategi
5) Taknik dan rencana operasional jangka pendek untuk merealisasikan sasaran tersebut
6) Kontrol , yaitu pengendalian dang langkah-langkah evaluasi yang menentukan sebaik mana rencana strategis itu dijalankan.
Berdasarkan elemen yang sudah disebutkan, maka peneliti menggunakan empat elemen kunci,alasan peneliti mengambil empat elemen ini adalah bahwa dalam proses perencanaan strategis harus mengarah pada tindakan dan hasil untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, maka dengan kata lain peneliti beranggapan bahwa
empat elemen yang digunakan itu sebagai dasar acuan dalam menyusun suatu perencanaan strategis yang efektif,yaitu:
1. Scanning lingkungan yang mencangkup lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan SWOT
2. Pernyataan tentang misi organisasi
3. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi 4. Merumuskan strategis untuk mengolah isu-isu.
untuk penjelasannya sebagai berikut:
1. Scanning lingkungan yang mencangkup lingkungan internal dan eksternal menggunakan analisis SWOT
Dalam menghadapi perubahan lingkungan, organisasi harus terus mencermati lingkungan baik internal maupun eksternalnya.
Penanganan lingkungan merupakan proses perencanaan strategis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta adanya peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi yang selanjutnya dapat mengidentifikasi isu-isu strategis yang ada.
A. Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal merupakan langkah untuk mengenali kondisi dan situasi di dalam organisasi yang terkait dengan mandat, tugas, dan fungsi organisasi dalam mencapai tujuannya. Sedangkan analisis terhadap lingkungan internal Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.Lingkungan internal memiliki dua sisi, yaitu
I. Kekuatan
Merupakan situasi dalam kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keunggulan strategis dalam mencapai sasaran.
II. Kelemahan
Merupakan situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya.
B. Lingkungan Eksternal
Merupakan proses mengenali kondisi dan situasi yang ada diluar organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuan.
Lingkungan eksternal Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga sangat luas dan kompleks serta selalu berubah-ubah. Perubahan yang terjadi sangat cepat baik perubahan yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Lingkungan eksternal organissasi sangat berpotensi menimbulkan peluang dan ancaman.
Lingkungan eksternal terdiri dari dua sisi, yaitu:
I. Peluang
Merupakan situasi dan faktor ekternal yang membantu organisasi mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya.
II. Ancaman
Merupakan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan organisasi tidak mencapai sasaran.
Analisis lingkungan menunjukkan dinamika pasar, peluang bisnis dan tantangan,harapan pelanggan, kemajuan teknologi dan kapasitas internal perusahaan dan ini menjadi dasar pemilihan strategi.Pengertian analisis SWOT adalah sebagai berikut: Menurut Rangkuti (2006: 18-19) yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah:
“Identifikaasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT merupakan singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknes serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman ( Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaksnes)”
Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan- keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan
peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Dengan demikian analisis SWOT dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai bagaimana situasi dan kondisi perusahaan dengan membandingkan antara lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Cara yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah dengan menggunakan matrik SWOT. Dimana matrik tersebut dapat mendeskripsikan secara jelas bagaimana keterkaitan antara peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan serta kekuatan dan kelehaman yang dimikili oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika organisasi di hadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yang dapat dilihat pada gambar (Rangkuti, 2006: 31)
Tabel 2.2
Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Stengths (S) Tentukan faktor kekuatan internal
Weakness (W)
Tentukan faktor kelemahan internal Opportunities (O)
Tentukan faktor peluang eksternal
Strategi SO Ciptakan
strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)
Tentukan faktor ancaman eksternal
Strategi ST Ciptakan
strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan ancaman ( Sumber : Rangkuti, 2006:31)
Keterangan :
1. IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary, yaitu terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2. EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary, yaitu terdiri dari peluang dan ancaman perusahaan.
3. Strategi SO strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.
4. Strategi ST strategi ini merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
5. Strategi WO strategi ini adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
6. Strategi WT strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2. Pernyataan tentang Misi Organisasi
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.Misi merupakan kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk melaksanakan visi yang telah disepakati. Arti lainnya adalah Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya untuk mewujudkan Visi.Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju
serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk bekerja.
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p.
46-47)
”Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.”
Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini.Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan kan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.
3. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi
Mengidentifikasi isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Dikatakan penting karena identifikasi isu strategis memiliki peran sentral dan sangat mempengaruhi keputusan yang
mengidentifikasi bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan dan mengapa organisasi itu mengerjakannya. Perencanaan strategis dapat meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi, beberapa keputusan, dan kerangka aksi.
Proses identifikasikan isu strategis ini diharapkan menghasilkan agenda isu strategis yang melekat pada organisasi. Manfaat yang diperoleh dengan mengidentifikasi isu strategis adalah:
1. Perhatian difokuskan kepada apa yang benar-benar penting.
2. Perhatian difokuskan pada isu, bukan jawaban.
3. Identifikasi isu biasanya menciptakan ketegangan yang berguna dan diperlukan untuk mendorong agar terdapat adanya perubahan dalam organisasi tersebut.
4. Identifikasi strategi harus memberikan petunjuk yang bermanfaat mengenai bagaimana memecahkan isu yang muncul.
5. Memperjelas proses perencanaan strategis bagi para partisipan.
Menurut Bryson (2005: 65-66), pernyataan isu strategi harus mengandung tiga unsur, yaitu antara lain :
a. Isu harus disajikan ringkas, lebih baik dalam satu paragraf, isu tersebbut harus dibingkai menjadi pertanyaan bahwa suatu organisasi dapat mengerjakan sesuatu.
b. Adanya faktor yang menyebabkan suatu isu menjadi sebuah persoalan kebijakan penting yang harus didaftar.
Khususnya faktor mandat, visi, misi serta analisis lingkungan (kekuatan kelemahan, peluang, dan ancaman).
c. Harus ada penegasan kosekuensi kegagalan dalam menghadapi isu.
Untuk mengidentifikasi isu strategi dengan baik maka perlu adanya pendekatan. Menurut Barry yang dikutip oleh Bryson (2005: 66-67) pendekatan dibegakan menjadi 3, yaitu:
1. Pendekatan langsung (direct approach), meliputi jalan lurus dari ulasan terhadap mandat, misi dan SWOT sehingga identifikasi isu-isu strategis. Pendekatan langsung dapat bekerja di dunia yang pluralisti, partisan, terpolitisasi, dan relatif terfragmentasi di sebagian besar organisasi publik, sepanjang ada koalisi dominan yang cukup kuat dan cukup menarik untuk membuatnya bekerja.
2. Pendekatan sasaran (goals approach), lebih sejalan dengan teori pendekatan konvensioanal, yang menetapkan bahwa organisasi harus menciptakan sasaran dan tujuan bagi dirinya sendiri dan kemudian mengembangkan strategi untuk mencapainya. Pendekatan ini dapat bekerja jika ada kesepakatan yang agak luas dan mendalam tentang sasaran dan tujuan organisasi, serta jika sasaran dan tujuan itu cukup terperinci dan spesifik untuk memandu pengembangan strategi.
3. Pendekatan visi keberhasilan (vision of success), di mana organisasi mengembangkan suatu gambar yang terbaik atu ideal mengenai dirinya sendiri di masa depan sebagai organisasi yang sangat berhasil memenuhi misinya. Pendekatan ini lebih mungkin bekerja dalam organisasi nirlaba ketimbang organisasi sektor publik.
Apabila isu tersebut telah diidentifikasi dengan baik dan tepat maka isu tersebut selanjutnya diurutkan berdasarkan prioritas sebagai pendahuluan bagi pengembangan perencanaan strategis. Untuk mengembangkan ukuran bagaimana strategis isu tersebut maka perlu digunakan Tes Litmus atau
“ Litmus Test ” yang telah dikembangkan oleh Hennepin. Test Litmus berguna untuk mengembangkan beberapa ukuran tentang bagaimana strategisnya isu tersebut selain itu Test Litmus digunakan untuk menyaring isu-isu strategis.
Setiap isu strategis yang telah diidentifikasi diberikan 13 pertanyaan yang kemudian diberikan penilaiannya. Isu yang benar-benar strategis adalah isu yang memiliki skor tinggi pada semua dimensi, sedangkan isu yang operasional adalah isu dengan skor rendah dalam semua dimensi.
Menurut Bryson (2007:185) Penilaian skor sebagai berikut:
a. Skor 1 = untuk isu yang bersifat operasional b. Skor 2 = untuk isu yang cukup strategis c. Skor 3 = untuk isu yang sangat strategis
Dari hasil perkalian antara jumlah soal dan skor diperoleh dari nilai tertinggi 39 dan nilai terendah adalah 13, sehingga dapat diterapkan kategori sebagai berikut:
Nilai 13-21 = isu kurang strategis
Nilai 22-30 = isu cukup strategis
Nillai 31-39 = isu sangat strategis
Berikut ini sajian analisis Litmus terhadap isu strategis :
Tabel 2.3
Daftar pertanyaan Tes Litmus
No Pertanyaan (1) (2) (3)
1. Kapan tantangan atau peluang isu-isu strategis yang ada dihadapan anda?
Sekarang Satu tahun Dua tahun/
lebih dari sekarang 2. Seberapa luas isu akan
berpengaruh pada organisasi anda?
Unit atau disivi tunggal
Beberapa divisi
Seluruh departemen 3. Seberapa banyak resiko/
peluang keuangan organisasi anda?
Kecil Sedang Besar
4. Apakah strategi pemecahan isu membutuhkan:
a) Pengembangan sarana dan program pelayanan baru
Tidak Ya
b) Perubahan signifikan dalam sumber-sumber atau jumlah pajak?
Tidak Ya
c) Perubahan signifikan dalam ketetapan dan peraturan?
Tidak Ya
d) Penambahan atau modifikasi fasilitas?
Tidak Ya
e) Penambahan staf yang signifikan?
Tidak Ya
5. Bagaimana pendekatan Jelas, siap untuk Parameter Terbuka luas
terbaik bagi pemecahan isu? diimplementasikan luas, agak terperinci 6. Tingkat manajemen
manakah yang dapat menetapkan bagaimana menanggulangi isu?
Pengawas staf lini Kepala divisi Kepala departemen
7. Kosekuensi apakah yang mungkin terjadi bila isu itu tidak diselesaikan?
Ada gangguan, inefisiensi
Kekacaua pelayanan, kehilangan sumber dana
Kekacauan pelayanan jika pjg, biaya besar, merosotnya penghasilan 8. Seberapa banyak departemen
lain dipengaruhi oleh isu ini dan harus dilibatkan dalam pemecahaan ?
Tidak ada Satu – tiga 4 atau lebih
9. Bagaimana sensitifitas isu ini terhadap nilai sosial, politik, religious, dan kultural?
Lunak Sedang Keras
(Sumber : Bryson, 2007 : 184-185)
4. Merumuskan strategis untuk mengola isu-isu
Merumuskan strategi adalah merumuskan program-program strategis atau alternatif-alternatif kebijakan mendasar yang akan dilakukan organisasi untuk menanggapi isu strategis yang berada pada tahap sebelumnya.
Menurut Allison dan Jude Kaye (2013 : 3)
Strategi merupakan prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi mencagkup pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang melibatkan usaha-usaha yang memadukan organisasi dengan perubahan lingkungan dengan cara
yang paling menguntungkan organisasi. Perencanaan strategis meliputi adaptasi organisasi dengan memperhatikan lingkungan internalnya yaitu kekuatan (Strenghts) – Kelemahan (Weakness) – yang dimiliki organisasi terhadap lingkungan ekternal organisasi berupa peluang (Opportunities) – ancaman (Theats).
Strategi yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : (Bryson, 2005:69)
a. Strategi yang efektif secara teknis harus dapat bekerja,secara politik dapat diterima olehh para stakeholders kunci, dan harus sesuai dengan filosifi dan nilai organisasi.
b. Strategi yang efektif harus menjadi etika,moral dan hukum organisasi.
c. Strategi yang efektif harus menghadapi isu strategi yang harus diselesaikan
Dengan demikian ciri strategi yang utama adalah
1. Goal-directed actions, yaitu aktifitas yang menunjukan
“apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana”
mengimplementasikannya.
2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan. (Kuncoro, 2005:12).
Adapun strategi-strategi yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar yang dimaksud untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas bagi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar antara lain sebagai berikut:
a) Strategi pemahaman setiap aparatur terhadap tujuan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.
(Core Strategy)
b) Strategi penentuan insentif yang tepat bagi aparatur Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, agar dapat menimbulkan semangat kompetitif yang sehat.
(Consequences Strategy)
c) Strategi memfokuskan pertanggungjawaban kegiatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kepada para pengguna jasa/masyarakat. (Costomer Strategy)
d) Strategi yang memberikan kesempatan kepada jajaran aparatur level bawah untuk diikut sertakan dalam hal pengambilan keputusan, dalam rangka mewujudkan peran dan fungsi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar sebagai organisasi publik yang luwes, serta memiliki kemampuan untuk menghasilkan keputusan yang proaktif, adaptif, dan responsif. (Control Strategy).
e) Strategi untuk menciptakan nilai, norma, sikap serta harapan-harapan stakeholders sesuai dengan tujuan, sistem insentif, sistem akuntanbilitas dan sistem struktur Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.
(Culture Strategy)
2. Peningkatan Wisatawan
2.1 Pariwisata
Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain.
Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat. Yang bila dirangkai menjadi satu istilah pariwisata, yang berarti : pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus. Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9, BAB I, Pasal 1, Tahun 1990 yang dimaksud dengan Pariwisata adalah kegatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara suka-rela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Sementara Marpaung (2002:13) mendefinisikan pariwisata sebagai:
“Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama mereka tinggal ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.”
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9, BAB I, Pasal 1, Tahun 1990 yang dimaksud dengan Pariwisata adalah kegatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara suka-rela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Jadi pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan manusia ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya dalam waktu paling tidak satu malam dengan tujuan perjalanannya bukan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan ditempat tujuan.
Definisi pariwisata menurut Damanik dan Weber (2006:1) sebagai berikut:
“Pariwisata adalah fenomena pengerakan manusia, barang dan jasa yang sangat komplek. Ia terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan dan sebagainya.”
Menurut Undang – Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, maka tujuan pembangunan pariwisata adalah :
i)Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional;
ii)Berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian dan sumber daya (pesona) alam lokal dengan memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat dan;
iii)Mengembangkan serta memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri.
Pariwisata disebut sebagai Generator pembangunan karena mampu menjadi sektor andalan untuk menghasilkan devisa . Kegiatan pariwisata memiliki peran penting dalam strategi-strategi ekonomi diberbagai negara termasuk Indonesia.
Unsur-unsur pariwisata, menurut Pendit (2006) terdiri dari:
1. Politik pemerintah, merupakan sikap pemerintah terhadap kepariwisataan yang ada. Politik pemerintah dapat bersifat secara langsung, yaitu sikap pemerintah terhadap wisatawan yang datang ke daerah wisata dan tak langsung yaitu kondisikestabilan politik, ekonomi, dan keamanan daerah yang bersangkutan.
2. Kesempatan berbelanja, tersedianya tempat belanja yang dibutuhkan wisatawan juga barang-barang khas tempat wisata.
3. Promosi adalah propaganda kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau propaganda secara teratur dan kontinu ke dalam negeri maupun luar negeri.
4. Harga yaitu harga barang-barang, sarana dan prasarana yang ada.
Pada intinya wisatawan sama seperti konsumen pada umumnya yang menginginkan harga murah dengan kualitas yang baik.
5. Pengangkutan, meliputi: keadaan jalan, alat angkut, dan kelancaran transportasi ditempat wisata.
6. Akomodasi merupakan rumah sementara bagi wisatawan. Hal yang penting diperhatikan dari akomodasi adalah kenyamanan, pelayanan yang baik dan kebersihan sanitasinya.
7. Atraksi adalah segala pertunjukan yang mempunyai nilai manfaat untuk dilihat atau diperhatikan termasuk objek wisata itu sendiri.
8. Jarak dan waktu, berkaitan dengan lamanya waktu yang harus dikorbankan wisatawan untuk mencapai tempat wisata. Semakin cepat mencapainya semakin baik.
9. Sifat ramah tamah, wisatawan sangat menyenangi keramahan dari penduduk yang ada ditempat wisata tersebut.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi.
Diwakili dari kegiatan yang semula hanya diminati oleh segelintir orang- orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20 kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia.
Menurut Pendit (1994), ada beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:
a.Wisata Budaya
b.Wisata Kesehatan
c.Wisata Olahraga
d.Wisata Kormersial
e.Wisata Industri
f.Wisata Bahari
g.Wisata Cagar Alam
h.Wisata Bulan Madu
2.2 Wisatawan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan.
a.Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
b.Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
Wisatawan memiliki beragam motif, minat, ekspektasi, karakteristik, sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Menurut United Nation Conference on Travel and Tourism dalam Pitana dan Gayatri (2005 : 42) yaitu “ setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya untuk berbagaii tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi”. Batasan ini hanya berlaku untuk wisatawan domestik dengan membagi negara atas daerah.
WTO (World Tourism Organization) dalam Eridiana (2008: 25) mendefinisikan wisatawan sebagai berikut:
“Seseorang dikatakan sebagai Tourist apabila dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam (24) jam didaerah yang dikunjungi. Sedangkan visitor itu sendri diartikan orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya kurang dari 12 bulan dan tujuan perjalanan bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan ditempat tujuan.”
Jadi wisatawan mempunyai beberapaa elemen yang dianut dalam beberapa batasan, batasan tentang wisatawan juga sangat bervariasi, mulai dari yang umum sampai dengan yang sangat spesifik. Yaitu tujuan perjalanan sebagai pesiar (leasure),jarak/batas, perjalanan darri tempat asal,durasi atau waktu lamanya perjalanan dan tempat tinggal orang yang melakukan perjalanan.
Berdasarkan sifat perjalanan,lokasi dimana perjalanan dilakukan wisatawan dapat diklarifikasikan sebagai berikut ( Karyono, 1997).
1.Foreign Tourist (Wisatawan asing)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara diaman ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.
2.Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal disuatu negara karena tugas dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan belanda yang mendapatkan cuti tahunan,
tetapi ia tidak pulang ke Belanda, dan melakukan perjalanan wisata diIndonesia (Tempat ia bertugas).
3.Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)
Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga negara indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disingkat Wisnus.
4.Indigenous Foreign Tourist
Warga negara suatu negara tertentu yang karena tugasnya atau jabatannya berada diluar negeri, pulang ke negera asalnya dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negaranya sendiri. Misalnya, warga negara prancis yang bertugas sebagai konsultan diperusahaan asing diIndonesia, ketika liburan ia kembali ke Prancis dan melakukan perjalanan wisata disana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.
5.Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatau negara tertentu yang terpaksa singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
6.Businnes Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuan yang utama selesai.
Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan.
Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas.
Dan kegiatan ini merupakan suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut dengan tujuan untuk bersenang-senang.
2.3 Peningkatan jumlah wisatawan
Perencanaan dan pengembangan seluruh objek wisata yang ada diKabupaten Karanganyar dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan baik domestik maupun mancanegara agar berkunjung ketempat-tempat wisata yang ada diKabupaten Karanganyar. Peningkatan jumlah wisatawan memerlukan sebuah perencanaan strategis dan pengembangan agar berjalan sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 ke enam bagi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata bahwa tujuan pengembangan Kepariwisataan adalah:
a.Menyiapkan informasi yang lengkap dibidang kebudayaan dan pariwisata.
b.Meningkatkan kerjasama dengan daerah dan kerjasama internasional dalam rangka menunjang promosi pariwisata Indonesia.
c.Mendorong pengembangan destinasi pariwisata unggulan.
d.Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian peningkatan budaya dan daya tarik wisata.
Pengaruh kunjungan wisatawan sangat berarti untuk mengembangkan industri pariwisata dan tentunya pendapatan asli daerah. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka akan memberi dampak positif bagi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan tentunya akan memberikan keuntungan dan manfaat bagi pelaku pembangunan ( Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha).
B.Kerangka Berpikir
Kerangka pikir ini digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Kerangka berpikir ditetapkan sebagai dasar dalam pengembangan berbagai konsep maupun teori yang digunakan dan hubungannya dengan masalah yang dirumuskan.
Kerangka berpikir yang ditetapkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan konsep perencanaan strategis. Dalam proses perencanaan strategis yang dikemukakan oleh Mercer (Salusu1996:505) suatu perencanaan strategis mencakup enam elemen kunci yang perlu dilakukan untuk dapat menghasilkan suatu rencana strategis yang baik dan efektif. Dari enam langkah tersebut pertama yang dilakukan adalah scanning lingkungan yang mencangkup analisis SWOT . yang kedua pernyataan tentang misi organisasi yang ketiga seperangkat strategi yang menegaskan apa yang harus dilakukan untuk mencapai misi itu, yang keempat sasaran dari setiap strategi,yang kelima taknik dan rencana operasional jangka pendek untuk merealisasikan sasaran tersebut, yang keenam kontrol , yaitu pengendalian dang langkah-langkah evaluasi yang menentukan sebaik mana rencana strategis itu dijalankan
Dari enam elemen tersebut peneliti hanya menggunakan empat elemen pokok langkah pertama yang dilakukan adalah melihat visi dan misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga selanjutnya menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dengan melakukan analisis SWOT,kemudian
dilakukan identifikasi isu strategis, setelah mengidentifikasi isu strategis, selanjutnya merumuskan strategi yang tepat untuk mengola isu. Setelah menemukan strategi apa saja yang perlu dilakukan, tahap yang terakhir adalah memperbaiki perencanaan strategis Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga agar dapat dipergunakan dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang mana strategi tersebut merupakan rekomendasi yang diajukan oleh penulis guna membantu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk peningkatan jumlah wisatawan yang ada diKabupaten Karanganyar. Untuk lebih memperjelas kerangka berpikir, maka penulis menyertakan bentuk gambar, seperti bawah ini:
Gambar 2.3
Bagan Kerangka Berpikir
Tahap Perencanaan Strategis Bagaimana Perencanaan Strategis Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam
Peningkatan Wisatawan diKabupaten Karanganyar?
Lingkungan Internal -kekuatan - kelemahan
Lingkungan Eksternal -peluang -ancaman
Analisis SWOT
Identifikasi Isu Strategis
Perencanaan Strategis Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
dalam Peningkatkan Wisatawan diKabupaten Karanganyar