• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUDIT TENURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH AUDIT TENURE"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT TENURE, AUDITOR SWITCHING, UKURAN PERUSAHAAN DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017

OLEH:

ANITA NOVRIANI NASUTION 150503023

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

Telah diuji pada Tanggal 3 Juli 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

Penguji : Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, CPA Pembanding : Dr. Keulana Erwin, S.E, M.Si, Ak

(5)

i

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Auditor Switching, Ukuran Perusahaan dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 3 Juli 2019 Yang Membuat Pernyataan

Anita Novriani Nasution NIM. 150503023

(6)

ii ABSTRAK

PENGARUH AUDIT TENURE, AUDITOR SWITCHING, UKURAN PERUSAHAAN DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

Populasi penelitian ini sebanyak 48 perusahaan property dan real estate.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga diperoleh 42 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2015 - 2017) dengan 126 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial audit tenure, auditor switching, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan, spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik.

Kata Kunci : Audit Tenure, Auditor Switching, Ukuran Perusahaan, Spesialisasi Auditor dan Kualitas Audit.

(7)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDITOR SWITCHING, CLIENT SIZE AND AUDITOR SPECIALIZATION ON AUDIT QUALITY

AT PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

PERIOD 2015-2017

This study aims to determine and analyze whether the influence of Audit Tenure, Auditor Switching, Client Size and Auditor Specialization on Audit Quality at property and real estate company listed on The Indonesia Stock Exchange period of 2015-2017.

The study population by 48 real estate and property companies. The sampling method used is purposive sampling, in order to abtain a sample of 42 companies for 3 years of observation (2015-2017) with 126 units of analysis.

Data were obtained from audited financial statements of the company samples downloaded from the website of the Indonesia Stock Exchange that www.idx.co.id.

The results of this study indicate that as partial, audit tenure, auditor switching, and firm size did not have a effect on audit quality. While, auditor specialization has positive effect on audit quality. Data analysis technique used is descriptive statistical analysis and logistic regression analysis.

Keywords : Audit Tenure, Auditor Switching, Client Size, Auditor Specialization and Audit Quality.

(8)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH AUDIT TENURE, AUDITOR SWITCHING, UKURAN PERUSAHAAN DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2015-2017”.

Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA. selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Wulan Rahmawati, SE, M.Sc. serta Ibu Juwita Agustrisna, SE, M.Si selaku pelaksana tugas Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

(9)

v

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Dosen Penguji dan Bapak Dr. Keulana Erwin, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kepada KEMENRISTEKDIKTI yang selama ini telah memberikan beasiswa kepada penulis sehingga penulis mampu mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai yaitu Ayahanda Marwan Nasution dan Ibunda Anisa Nasution yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasihat serta semangat yang tulus hingga saat ini. Juga untuk semua keluarga, dan kepada abang penulis Budi Nasution, Ari Kurniawan Nasution, Ramadhan Febri Nasution dan adik penulis Taufik Rahman Hidayat Nasution atas segala pengertian, dan dukungan selama ini. Kepada teman-teman penulis Diah, Uwit, Shofi, Tyta, Anggun, Indah, Kiky, Anggie, Sinta, Ade, Intan, Ica, Restu, Cindy, Mei, Rama, Eva, Yogi, Faisal, Cesi, Fitrah yang selalu memberi semangat dan motivasi. Dan juga seluruh teman-teman Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 yang telah bersama dengan penulis yang berjuang untuk mendapatkan ilmu bermanfaat

(10)

vi

agar kelak kita dapat memberikan yang terbaik tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk bangsa dan tanah air.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 3 Juli 2019 Penulis

Anita Novriani Nasution NIM. 150503023

(11)

vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Teoritis ... 12

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 12

2.1.2 Kualitas Audit ... 13

2.1.3 Earnings Surprise Benchmark ... 14

2.1.4 Audit Tenure ... 14

2.1.5 Auditor Switching ... 15

2.1.6 Ukuran Perusahaan ... 17

2.1.7 Spesialisasi Auditor ... 17

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.3.1 Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ... 26

2.3.2 Pengaruh Auditor Switching terhadap Kualitas Audit ... 27

2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit ... 28

2.3.4 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit ... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Definisi Operasional ... 30

3.3.1 Variabel Dependen (Y) ... 31

3.3.2 Variabel Independen (X) ... 31

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.6 Jenis Data ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36

(12)

viii

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

3.8.2 Analisis Regresi Logistik ... 37

3.8.2.1 Menilai Model Fit (Overall Fit Model) ... 37

3.8.2.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 38

3.8.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test)... 38

3.8.3 Model Regresi Logistik yang Terbentuk ... 39

3.8.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 41

4.2 Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 41

4.2.2 Analisis Regresi Logistik ... 45

4.2.2.1 Menilai Model Fit (Overall Fit Model) ... 45

4.2.2.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 47

4.2.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit) ... 48

4.2.3 Model Regresi Logistik yang Terbentuk ... 49

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ... 50

4.2.4.1 Hasil Uji Simultan (Omnibus Tests of Model Coefficients ... 50

4.2.4.2 Hasil Uji Parsial ... 50

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

4.3.1 Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ... 52

4.3.2 Pengaruh Auditor Switching terhadap Kualitas Audit ... 53

4.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit ... 54

4.3.4 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit ... 55

4.3.5 Pengaruh Audit Tenure, Auditor Switching, Ukuran Perusahaan dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan... 58

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 59

5.3 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 64

(13)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Research Gap Kualitas Audit ... 9

2.1 Penelitian terdahulu ... 19

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 34

4.1 Statistik deskriptif ... 42

4.2 Statistik Frekuensi... 43

4.3 Statistik Frekuensi Kualitas Audit ... 43

4.4 Statistik Frekuensi Auditor Switching... 44

4.5 Statistik Frekuensi Spesialisasi Auditor ... 45

4.6 Likelihood Block 0 ... 46

4.7 Likelihood Block 1 ... 46

4.8 Nagelkerke R Square ... 47

4.9 Hosmer and Lemeshow’s Test ... 48

4.10 Variables in the Equation ... 49

4.11 Omnibus Tests of Model Coefficients ... 50

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Grafik Kualitas Audit Perusahaan Property

dan Real Estate Periode 2015-2017 ... 4 2.1 Kerangka Konseptual ... 26

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 64

2 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria... 65

3 Laba/Rugi Bersih 42 Perusahaan Property dan Real Estate Periode 2015-2017 ... 65

4 Total Aset 42 Perusahaan Property dan Real Estate Periode 2015-2017 ... 67

5 ROA 42 Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2015-2017 ... 69

6 Daftar Kualitas Audit pada Perusahaan Property dan Real Estate Periode 2015-2017 ... 70

7 Variabel Audit Tenure ... 71

8 Variabel Auditor Switching ... 73

9 Variabel Ukuran Perusahaan (LnTA)... 74

10 Variabel Spesialisasi Auditor ... 75

11 Output Hasil Pengujian Data dengan Software SPSS versi 23 ... 76

(16)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya bisnis, peran dari profesi akuntan publik sangat dibutuhkan. Berbagai organisasi bisnis sekarang ini membutuhkan jasa dari profesi akuntan publik karena tuntutan dari lingkungan bisnis yang mengharuskan adanya laporan keuangan yang andal yang dapat digunakan oleh pemakai informasi laporan keuangan. Laporan keuangan yang andal dapat digunakan oleh pemakai eksternal maupun internal untuk mengambil keputusan bisnis.

Teori keagenan (Agency Theory) menjelaskan pentingnya jasa independen auditor dalam hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent).

Konflik antara principal sering terjadi dengan adanya perkembangan perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka dalam hal ini manajemen (direksi) mewakili para pemegang saham (investor) dan pihak agent. Teori yang bertentangan dengan teori agensi yaitu teori stewardship dimana manajer akan berperilaku sesuai kepentingan bersama dan meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik dan cenderung berusaha memberikan manfaat maksimal pada organisasi dibanding mementingkan tujuannya sendiri, teori ini relatif baru sehingga kontribusi teoritisnya kurang mantab (Raharjo, 2007). Pendapat bahwa manajemen yang terlibat dalam perusahaan akan selalu memaksimalkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi. Masalah agensi (agency problem) akibat adanya asymetric information akan terjadi karena manajemen memiliki

(17)

2

kepentingan pribadi yang bertolakbelakang dengan kepentingan pemilik perusahaan. Independen auditor (Auditor’s Independent) diperlukan untuk menjadi pihak penengah dalam menangani konflik tersebut sehingga dapat mengurangi masalah agensi.

Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit auditor independen merupakan salah satu aspek yang dilihat untuk menilai apakah perusahaan tersebut telah menyajikan laporan keuangannya sesuai dengan keadaan perusahaan sebenarnya dan terbebas dari kecurangan. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan laporan auditor untuk memberikan kepastian atas laporan keuangan perusahaan.

Di Indonesia terdapat peraturan yang berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK. 04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Peraturan ini menyatakan bahwa emiten dalam membuat laporan tahunan wajib memuat laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan ini disampaikan paling lambat diakhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir kepada Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan peraturan OJK tersebut maka terlebih dahulu laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan independen agar sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

Al-Thuneibat et al. (2011) berpendapat, proses audit dilakukan untuk menentukan kebenaran laporan keuangan yang disajikan dan apakah sudah dengan cara yang adil. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai

(18)

3

kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

Peningkatan kualitas adalah fungsi tidak hanya deteksi auditor dalam hal salah saji material, tetapi juga deteksi terhadap perilaku auditor. Oleh karena itu, jika auditor menemukan salah saji material, menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi, sedangkan kegagalan untuk memperbaiki salah saji material melalui deteksi dan sebelum mengeluarkan laporan audit (atau terlebih kegagalan yang tidak mengungkap salah saji material) menghalangi peningkatan kualitas audit (Al – Thuneibat et al., 2011).

Kualitas audit tidak dapat dipisahkan dari standar umum audit. Standar umum audit menurut Arens et al.( 2015: 39) yaitu “ pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai, sikap mental yang independen, dan kemahiran professional”. Tujuan audit adalah untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (Arens et al., 2015: 39), dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku. Gagasan ini akan meningkatkan keyakinan pemakai terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Auditor diharuskan untuk menggunakan kompetensi dan independensinya semaksimal mungkin dalam melakukan proses audit agar menghasilkan laporan audit yang sesuai karena reputasi auditor juga ikut dipertaruhkan ketika opini ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Kasus yang terkait profesi akuntan dalam menerapkan kompetensi dan independensi dalam melaksanakan audit terjadi pada perusahaan besar Thosiba

(19)

4

yang melakukan penggelembungan laba senilai US$1.22 selama beberapa tahun terakhir (liputan6.com, 26 September 2018, 18:56 WIB) dan telah menambah deretan kasus kecurangan audit seperti pada perusahaan Enron dan Worldcom.

Tahun 2015 di Indonesia juga muncul pemberitaan adanya akuntan publik yang terkena sanksi akibat pelanggaran atas etika profesi dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Kasus tersebut terjadi pada Akuntan Publik Ben Ardi, CPA terkait dengan pembekuan izinnya, sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI pembekuan dilakukan karena standar audit (SA-SPAP) belum sepenuhnya dipatuhi. Hal ini terjadi ketika melakukan pengauditan pada Laporan Keuangan PT Bumi Citra Permai Tbk tahun buku 2013.

Gambar 1.1 berikut ini menyajikan grafik tentang Kualitas Audit pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI Periode 2015-2017.

Gambar 1.1

Kualitas Audit Perusahaan Property dan Real Estate Periode 2015-2017 Sumber: Lampiran 6

28

35

32

0 5 10 15 20 25 30 35 40

2015 2016 2017

KUALITAS AUDIT

EARNINGS SURPRISE BENCHMARK

(20)

5

Pada gambar 1.1 diatas kualitas audit diukur dengan menggunakan earnings benchmark. Kualitas audit tinggi apabila memenuhi kriteria dimana adalah rata-rata Earnings/Total Asset, adalah standar deviasi, dan ROA (Earnings/Total Asset). Dengan demikian kualitas audit dikelompokkan sebagai berikut: (i) kualitas audit tinggi (EARNINGS BENCHMARK=1) bila sampel mempunyai ROA antara -1,38157 dan 11.09457; (ii) kualitas audit rendah (EARNINGS BENCHMARK= 0) bila sampel mempunyai nilai ROA lebih besar dari 11,09475 atau lebih kecil dari -1,38157. Angka -1,38157 merupakan hasil perhitungan dari rerata ROA ) dikurang standar deviasi ROA 42 perusahaan Property dan Real Estate tahun 2015-2017, dimana rerata ROA yaitu 4,8565 dan standar deviasi ROA yaitu 6, 23807 (lampiran 5), maka 4,8565-6,23807) didapatkan angka -1,38175. Angka 11,09457 merupakan hasil perhitungan dari rerata ROA ) ditambah standar deviasi ROA 42 perusahaan Property dan Real Estate tahun 2015-2017, dimana rerata ROA yaitu 4,8565 dan standar deviasi ROA yaitu 6,23807 (lampiran 5), maka 4,8565 + 6,23807) didapatkan angka 11,09475. Grafik diatas menunjukkan perusahaan yang memiliki kualitas audit yang tinggi. Kualitas audit yang tinggi tahun 2015 sebanyak 28 perusahaan, tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu 35 perusahaan, sedangkan tahun 2017 terjadi penurunan menjadi 32 perusahaan yang memiliki kualitas audit yang tinggi. Kualitas audit yang diukur dengan Earnings benchmark masih fluktuasi setiap tahunnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor.

(21)

6

Dalam penelitian ini kualitas audit dihubungkan dengan audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor. Adanya pembatasan terhadap masa perikatan audit sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka akan mencegah perikatan audit yang panjang (Nasser et al., 2006). Pembatasan ini juga bertujuan untuk menghindari terjalinnya hubungan pribadi auditor-klien, karena hubungan tersebut berpengaruh pada sikap mental dan opini auditor. Hubungan yang panjang juga menyebabkan terjadinya keakraban antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor akan terancam. Hubungan jangka panjang antara auditor dan klien mereka memiliki potensi untuk menciptakan kedekatan di antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit (Al-Thuneibat et al., 2011).

Ukuran perusahaan juga menjadi salah satu faktor pengaruh dari kualitas audit.

Ukuran perusahaan terus mengalami peningkatan dan kemungkinan jumlah konflik agensi juga meningkat sehingga dapat meningkatkan adanya perbedaan kualitas auditor. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit pada industri tersebut. Spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pegetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi.

Kurniasih dan Rohman (2014) melakukan penelitian Pengaruh Fee Audit, Audit tenure, Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian menunjukkan fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit,

(22)

7

audit tenure berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit dan rotasi audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

Ardianingsih (2013) melakukan penelitian Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit Dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit, lama perikatan audit, dan audit capacity stress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Febriyanti dan Mertha (2014) melakukan penelitian Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Dan Ukuran Kap Pada Kualitas Audit. Hasil penelitian menunjukkan variabel masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan variabel ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit di perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2009-2012.

Paramita dan Latrini (2015) melakukan penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Publikasi, Masa Perikatan Audit, Pergantian Manajemen Pada Kualitas Audit. Hasil penelitian menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan umur publikasi tidak berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan masa perikatan audit dan pergantian manajemen berpengaruh negatif pada kualitas audit.

Fitriany dkk (2015) melakukan penelitian Pengaruh Tenure, Rotasi dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas Audit:

Perbandingan Sebelum dan Sesudah Regulasi Rotasi KAP di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan secara umum tidak ada pengaruh rotasi akuntan publik dengan kualitas audit, 2 dari 8 persamaan regresi menunjukkan rotasi audit

(23)

8

menurunkan kualitas audit pada periode sebelum dan sesudah regulasi.

Spesialisasi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Kewajiban untuk melakukan rotasi audit tidak cukup efektif untuk meningkatkan kualitas audit.

Setiawan dan Fitriany (2011) melakukan penelitian Pengaruh Workload Dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja memiliki dampak negatif terhadap kualitas audit dan komite audit mengurangi dampak negatif dari workload terhadap kualitas audit. Salah satu regresi menemukan bahwa spesialisasi berpengaruh positif pada kualitas audit namun komite audit tidak berperan dalam memperkuat pengaruh positif dari spesialisasi terhadap kualitas audit.

Chrisnoventie dan Raharja (2012) melakukan penelitian Pengaruh Ukuran Kap Dan Spesialisasi Industri Kap Terhadap Kualitas Audit: Tingkat Risiko Litigasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang tersadaftar di BEI 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran KAP yang ditunjukkan oleh KAP Big 4 berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang ditunjukkan oleh discretionary accruals, Spesialisasi industri kantor akuntan publik terbukti tidak dipengaruhi oleh tingkat risiko litigasi perusahaan sebagai variabel moderasi dan memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian serta penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian pada peneliti untuk variabel penelitian yang

(24)

9

sama. Perbedaan hasil penelitian ini juga disebut dengan Research Gap. Untuk memudahkan, peneliti akan merangkum Research Gap berdasarkan penelitian- penelitian sebelumnya dalam tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Research Gap Kualitas Audit Nama Peneliti

(Tahun)

Variabel Dependen Variabel Independen

Hasil Penelitian Al- Thuneibat

(2011)

Kualitas Audit

Audit tenure

Berpengaruh negatif Kurniasih dan

Rohman (2014)

Berpengaruh negatif

Ardianingsih (2013) Tidak berpengaruh

Febriyanti dan Mertha (2014)

Tidak berpengaruh Kurniasih dan

Rohman (2014)

Auditor Switching

Berpengaruh positif Febriyanti dan

Mertha (2014)

Tidak berpengaruh

Fitriany dkk (2015 Tidak berpengaruh

Febriyanti dan Mertha (2014)

Ukuran Perusahaan

Berpengaruh positif Paramita dan Latrini

(2015)

Tidak berpengaruh Setiawan dan

Fitriany (2011)

Spesialisasi Auditor

Berpengaruh positif

Fitriany dkk (2015) Berpengaruh positif

Chrisnoventie dan Raharja (2012)

Tidak berpengaruh

Berdasarkan uraian latar belakang, fenomena terkait kualitas audit, dan research gap di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Audit Tenure, Auditor Switching, Ukuran Perusahaan dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017”.

(25)

10 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara simultan maupun parsial?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015- 2017 berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara simultan maupun parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa pihak yaitu :

1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan property dan real estate,

2. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi yang bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh audit tenure, auditor switching, ukuran

(26)

11

perusahaan dan spesialisasi auditor pada perusahaan property dan real estate, dan

3. bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang auditing, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan property dan real estate.

(27)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent). Hubungan keagenan ini merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama dari principal dan memberikan wewenang kepada agent untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Kemungkinan bahwa agent akan bertindak sesuai dengan kepentingan principal apabila kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Dasar teori keagenan (Agency Theory) dapat menjelaskan pentingnya jasa independen auditor yaitu hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Konflik antara principal sering terjadi dengan adanya perkembangan perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka dalam hal ini manajemen (direksi) mewakili para pemegang saham (investor) dan pihak agent. Pendapat bahwa manajemen yang terlibat dalam perusahaan akan selalu memaksimalkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi. Masalah agensi (agency problem) akibat adanya asymetric information akan terjadi karena manajemen memiliki kepentingan pribadi yang bertolakbelakang dengan kepentingan pemilik perusahaan. Independen auditor (Auditor’s Independent) diperlukan untuk

(28)

13

menjadi pihak penengah dalam menangani konflik tersebut sehingga dapat mengurangi masalah agensi.

Jensen dan Meckling (1976) mengatakan pemilik (owners) dan pengelola (managers/agents) perusahaan terdapat pemisahan. Hal ini menimbulkan profesi auditor dibutuhkan oleh masyarakat. Auditor dianggap sebagai pihak yang independen antara agen sebagai penyedia informasi (laporan keuangan) dan para stakeholders sebagai pengguna informasi, sehingga mengurangi asymetry information.

2.1.2 Kualitas Audit

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material.

Kemungkinan auditor dalam mendeteksi pelanggaran yang terjadi tergantung pada kemampuan teknologi auditor, prosedur audit yang digunakan pada audit yang diberikan dan tingkat pengambilan sampel. Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada independensi auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut.

Meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan menambah nilai bagi laporan - laporan yang dijadikan alat bagi investor untuk memperkirakan nilai dari perdagangan saham. Peningkatan kualitas adalah sebuah fungsi tidak hanya deteksi auditor atas salah saji material, tetapi juga perilaku auditor terhadap deteksi ini. Maka dari itu, jika auditor memperbaiki salah saji material yang ditemukan, kualitas audit yang lebih tinggi dihasilkan, sementara itu kegagalan

(29)

14

untuk memperbaiki salah saji material dan belum mampu mengeluarkan laporan audit yang bersih, menghalangi peningkatan kualitas audit (Al-Thuneibat et al., 2011). Dalam penelitian ini, earnings surprise benchmark digunakan sebagai proksi kualitas audit.

2.1.3 Earnings Surprise Benchmark

Carey dan Simnett (2006) menggunakan Earnings surprise benchmark sebagai ukuran kualitas audit. Ukuran kualitas audit ini didasarkan pada kualitas laba. Laba dikatakan berkualitas jika bersifat konstan dan memiliki variabilitas yang rendah (smooth). Ukuran ini membandingkan informasi laba dengan suatu benchmark tertentu. Benchmark yang digunakan dapat menggunakan nilai dari laba/aset. Wibowo dan Rossieta (2009) menggunakan proksi tersebut sebagai ukuran kualits audit di dalam penelitiannya. Mereka memodifikasi ukuran yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yakni dengan membandingkan nilai laba terhadap nilai yang ada dalam rentang rata-rata standar deviasinya dalam suatu periode dalam industri yang sama. Earnings surprise benchmark merupakan ukuran kualitas audit dengan menitikberatkan pada ukuran kualitas laba yang dapat mewakili kualitas laba yang dilaporkan oleh perusahaan dan verifikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor.

2.1.4 Audit tenure

Audit tenure adalah lamanya masa perikatan Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2015 tentang

(30)

15

praktik akuntan publik. Peraturan tersebut menyatakan bahwa seorang Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis dibatasi paling lama untuk 5 tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dapat kembali memberikan jasanya pada klien bersangkutan sesudah 2 tahun buku tidak melakukan pengauditan pada perusahaan tersebut. Keputusan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecurangan karena kedekatan antara auditor dengan klien. Hal ini juga memungkinkan auditor kehilangan independensinya. Ketika tenure semakin panjang, auditor akan semakin memahami perusahaan, kecurangan manajemen semakin berkurang, dan kualitas laporan keuangan semakin baik (Fitriany dkk, 2015).

2.1.5 Auditor Switching

Seperti yang disyaratkan oleh Sarbanas-Oxley Act, aturan independensi SEC mewajibkan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah lima tahun. (Partner yang sama tidak akan terlibat dengan kinerja aktual audit tertentu dan kemudian kembali terlibat dengan review pekerjaan sesudah penyelesaian audit tersebut). Meskipun tidak dinyatakan dalam Sarbanas-Oxley Act, SEC mewajibkan “time-out” selama lima tahun bagi pimpinan dan partner audit sesudah rotasi sebelum mereka dapat kembali ke klien audit yang sama.

Partner audit lainnya yang memiliki keterlibatan yang cukup besar pada audit harus dirotasi sesudah tujuh tahun dan terkena periode time-out selama dua tahun.

(Arens et al., 2015).

(31)

16

Adanya regulasi yang mengatur mengenai auditor switching menyebabkan terdapat batasan lamanya masa perikatan audit sehingga akan terjadi auditor switching secara mandatory. Pergantian auditor dapat dibagi menjadi 2 yaitu pergantian auditor yang terjadi karena regulasi pemerintah yang mengikat (mandatory) dan pergantian auditor yang terjadi dikarenakan alasan lain diluar regulasi (voluntary). Perusahaan melakukan auditor switching secara mandatory umumnya dikarenakan kewajiban ataupun peraturan yang membatasi masa jabatan auditor. Sedangkan Perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary pada saat industri sedang berlomba – lomba dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi dengan tujuan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan.

Kebijakan rotasi Kantor Akuntan Publik dan rotasi Akuntan Publik (Partner Auditor) tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2015 tentang praktik akuntan publik. Peraturan tersebut menyatakan bahwa seorang Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis dibatasi paling lama untuk 5 tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dapat kembali memberikan jasanya pada klien bersangkutan sesudah 2 tahun buku tidak melakukan pengauditan pada perusahaan tersebut. Hal tersebut didukung dengan asumsi bahwa semakin lama hubungan antara auditor (baik Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik) dengan kliennya akan mengurangi independensi auditor. Namun demikian, dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk

(32)

17

mempelajari klien barunya daripada Auditor melanjutkan penugasan dari klien terdahulu (Chen et al,, 2004). Penelitian ini fokus pada kajian tentang pergantian Akuntan Publik (AP).

2.1.6 Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besarnya ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan total asset. Ukuran perusahaan juga menjadi salah satu faktor pengaruh dari kualitas audit. Ukuran perusahaan terus mengalami peningkatan dan kemungkinan jumlah konflik agensi juga meningkat sehingga dapat meningkatkan adanya perbedaan kualitas auditor. Perusahaan kecil cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, sehingga perusahaan-perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas (O‟Brien dan Bhushan, 1990).

Penelitian ini akan menggunakan log natural total aset sebagai proksi ukuran perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih dan menyamakan ukuran saat regresi. Log natural dapat menyederhanakan jumlah asset dengan nilai ratusan milyar bahkan triliun tanpa mengubah proporsi dari jumlah asset yang sesungguhnya.

2.1.7 Spesialisasi Auditor

Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit pada industri tersebut.

Spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki

(33)

18

kemampuan dan pegetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi.

Auditor spesialis artinya auditor tersebut memiliki pengalaman yang banyak dalam mengaudit klien dalam industri yang sama. Pengalaman ini berdampak pada meningkatnya pemahaman auditor tentang risiko audit spesifik pada industri tersebut. Spesialisasi ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penentuan kehandalan laporan keuangan klien dan estimasi- estimasinya sehingga auditor akan mempunyai kemampuan mendeteksi kesalahan atau ketidaknormalan pada industri yang diauditnya, sehingga biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan auditor yang bukan spesialis (Solomon et al. 1999).

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai kualitas audit.

(34)

19

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Analisis Hasil

1. Wibowo dan Rossieta (2009)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Tenure,

Spesialisasi KAP, Regulasi.

Analisis Regresi Logistik

Size KAP secara signifikan

berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Regulasi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

2. Al –Thuneibat et.al (2011)

Variabel Dependen:

Kualitas audit Variabel Independen:

Audit tenure dan ukuran

perusahaan audit

Analisis Regresi Linear Berganda

Audit tenure mempengaruhi kualitas audit secara negatif dan ukuran perusahaan audit tidak memiliki

dampak yang

signifikan terhadap kualitas audit 3. Setiawan dan Fitriany

(2011)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Workload Variabel Pemoderasi:

Kualitas Komite Audit

Analisis Regresi Linear Berganda

beban kerja

(workload)

memiliki dampak negatif terhadap kualitas audit dan komite audit mengurangi

dampak negatif dari workload terhadap kualitas audit.

spesialisasi auditor berpengaruh positif pada kualitas audit namun komite audit tidak berperan dalam memperkuat pengaruh positif dari spesialisasi terhadap kualitas audit.

(35)

20

4. Chrisnoventie dan Raharja (2012)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri KAP Variabel Pemoderasi:

Tingkat Risiko Litigasi

Analysis of Covarianc e

(ANCOV A)

Ukuran KAP

berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan spesialisasi industry

KAP tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit.

5. Ardianingsih (2013) Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Komite Audit, Lama Perikatan Audit, dan Audit Capacity Stress

Analisis Regresi Logistik

Komite Audit, Lama Perikatan Audit, dan Audit Capacity Stress tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

6. Kurniasih dan Rohman (2014)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Fee Audit, Audit tenure, Dan Rotasi Audit

Analisis Regresi Logistik

Fee audit

berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, audit tenure berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit, dan rotasi audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

7. Febriyanti dan Mertha (2014)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran KAP

Analisis Regresi Logistik

Masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh pada kualitas audit,

dan ukuran

perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.

(36)

21

8. Paramita dan Latrini (2015)

Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Ukuran

Perusahaan, Umur Publikasi, Masa Perikatan Audit, Pergantian Manajemen

Analisis Regresi Linier Berganda

Ukuran perusahaan dan umur publikasi tidak berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan masa perikatan audit dan pergantian

manajemen

berpengaruh negatif pada kualitas audit.

9. Fitriany dkk. (2015) Variabel Dependen:

Kualitas Audit Variabel Independen:

Tenure, Rotasi dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Analisis Regresi Linear Berganda

Perbandingan sebelum dan sesudah regulasi tidak

signifikan terhadap audit

tenure dan rotasi KAP

mempengaruhi kualitas audit.

Sedangkan pada spesialisasi

KAP terdapat

peningkatan

independensi dan kompetensi

auditor spesialis sehingga

kualitas audit menjadi lebih berkualitas.

10. Turel et.al (2017) Variabel Dependen:

Audit Quality Variabel Independen:

Audit Firm Tenure

Analisis Regresi Linear Berganda dan Analisis Regresi Logistik

Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

1. Wibowo dan Rossieta (2009) melakukan penelitian Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark dengan mengambil objek perusahaan publik yang terdaftar di BEI periode

(37)

22

1999-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa size KAP secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit, Regulasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

2. Al - Thuneibat et al. (2011) melakukan penelitian tentang kualitas audit dengan mengambil objek perusahaan – perusahaan yang listing di Amman Stock Exchange pada periode 2002 - 2006. Audit tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah KAP memberi jasa audit pada laporan keuangan perusahaan tertentu. Kualitas audit diukur dengan menggunakan pendekatan kebijaksanaan akrual (Discretionary Accrual). Ukuran perusahaan audit diukur dengan menghitung nilai pasar saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit tenure berpengaruh secara negatif terhadap kualitas audit dan ukuran kantor audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit . 3. Setiawan dan Fitriany (2011) melakukan penelitian Pengaruh Workload Dan

Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Objek penelitiannya adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode sejak 2006 sampai 2008.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja (workload) memiliki dampak negatif terhadap kualitas audit dan komite audit mengurangi dampak negatif dari workload terhadap kualitas audit. Salah satu regresi menemukan bahwa spesialisasi berpengaruh positif pada kualitas audit namun komite audit tidak berperan dalam memperkuat pengaruh positif dari spesialisasi terhadap kualitas audit.

(38)

23

4. Chrisnoventie dan Raharja (2012) melakukan penelitian Pengaruh Ukuran Kap Dan Spesialisasi Industri Kap Terhadap Kualitas Audit: Tingkat Risiko Litigasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang tersadaftar di BEI 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran KAP yang ditunjukkan oleh KAP Big 4 berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang ditunjukkan oleh discretionary accruals, Spesialisasi industri kantor akuntan publik terbukti tidak dipengaruhi oleh tingkat risiko litigasi perusahaan sebagai variabel moderasi dan memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap kualitas audit.

5. Ardianingsih (2013) melakukan penelitian pengaruh komite audit, lama perikatan audit, dan audit capacity stress terhadap kualitas audit. Objek penelitiannya adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2008 – 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit, lama perikatan audit, dan audit capacity stress tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

6. Kurniasih dan Rohman (2014) melakukan penelitian Pengaruh Fee Audit, Audit tenure, Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, audit tenure berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit, dan rotasi audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

7. Febriyanti dan Mertha (2014) melakukan penelitian Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Dan Ukuran Kap Pada Kualitas

(39)

24

Audit. Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan variabel ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.

8. Paramita dan Latrini (2015) melakukan penelitian Ukuran Perusahaan, Umur Publikasi, Masa Perikatan Audit, Pergantian Manajemen Pada Kualitas Audit.

Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan dan umur publikasi tidak berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan masa perikatan audit dan pergantian manajemen berpengaruh negatif pada kualitas audit.

9. Fitriany dkk (2015) melakukan penelitian Pengaruh Tenure, Rotasi dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas Audit:

Perbandingan Sebelum dan Sesudah Regulasi Rotasi KAP di Indonesia. Objek penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode sebelum regulasi rotasi audit diberlakukan yaitu tahun 1999-2001 dan periode paska regulasi yaitu tahun 2004-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode sebelum regulasi , tidak ada pengaruh lamanya mengaudit terhadap kualitas audit. Namun setelah periode regulasi, lamanya mengaudit memiliki hubungan convex dengan kualitas audit dari sudut pandang netral sampai dengan timeliness. Penelitian ini juga menemukan bahwa secara umum tidak ada pengaruh rotasi akuntan publik

(40)

25

dengan kualitas audit, 2 dari 8 persamaan regresi menunjukkan rotasi audit menurunkan kualitas audit pada periode sebelum dan sesudah regulasi.

Spesialisasi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Kewajiban untuk melakukan rotasi audit tidak cukup efektif untuk meningkatkan kualitas audit.

10.Türel et al. (2017) melakukan penelitian Audit Firm Tenure and Audit Quality Implied by Discretionary Accruals and Modified Opinions: Evidence from Turkey. Objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di bursa instanbul tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit tidak meningkat dengan masa jabatan audit perusahaan yang terbatas.

2.3 Kerangka Konseptual

Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dengan variabel independen yaitu audit tenure, auditor switching, ukuran parusahaan dan spesialisasi auditor. Hubungan sebab akibat antar variabel dalam penelitian ini digambarkan melalui kerangka konseptual yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(41)

26

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

2.3.1 Pengaruh Audit tenure terhadap Kualitas Audit

Mautz dan Sharaft (1961) menyatakan bahwa dengan panjangnya hubungan antara auditor dengan kliennya akan memengaruhi independensi auditor karena objektifitas auditor akan menurun seiring dengan berjalannya waktu.

Turunnya objektivitas ini akan meningkatkan kemungkinan kegagalan mendeteksi kesalahan pada laporan keuangan. Disisi lain masa kerja auditor yang lebih pendek cenderung dikaitkan dengan kualitas audit yang rendah sedangkan masa kerja yang lebih lama menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Masa kerja yang lebih lama memungkinkan auditor meningkatkan keahlian dan kompetensi mereka dan membiasakan diri dengan lingkungan audit klien. Ini juga dapat membuat auditor membangun reputasi mereka dan menghindari kesalahan (J.O., 2015), hal ini sejalan dengan penelitian Turel et.al (2017) yang menyatakan bahwa dengan lamanya masa perikatan audit akan meningkatkan kualitas audit dan kualitas audit tidak memburuk dengan masa kerja perusahaan audit atau kualitas audit meningkat ketika perusahaan audit baru dipertahankan. Dengan demikian semakin panjang tenure, kualitas audit semakin meningkat (hubungan positif).

Audit tenure (X1) Auditor Switching (X2)

Ukuran Perusahaan (X3) xx(Xxxxxxx(X3e

Spesialisasi Auditor (X4)

Kualitas Audit (Y)

(42)

27

2.3.2 Pengaruh Auditor Switching terhadap Kualitas Audit

Kewajiban rotasi dalam perspektif teori agensi dimana teori ini menggambarkan keberadaan perusahaan. Teori perusahaan ini pada dasarnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai : keberadaan perusahaan, batas antara perusahaan dengan pasar, struktur organisasi perusahaan, dan heterogenitas tindakan perusahaan dalam kinerja perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan investor maupun pengguna laporan keuangan, perusahaan berusaha meningkatkan laporan keuangan auditan yang berkualitas pula. Oleh karena itu, perusahaan melakukan rotation audit partner untuk mendapatkan kepercayaan dari pengguna laporan keuangan. Temuan penelitian yang dilakukan oleh Mgbame, et al. (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara rotasi wajib kantor akuntan publik dengan kualitas audit yang terkait dengan laporan auditan. Namun dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari terlebih dahulu klien barunya daripada ketika auditor melanjutkan penugasan dari klien terdahulunya (Chen et al. 2004). Hal inilah yang membuat kualitas audit semakin meningkat karena adanya peningkatan kompetensi auditor yang diperoleh seiring dengan semakin lamanya jangka waktu penugasan auditor. Ketika biaya pergantian atau penggantian auditor dan konsekuensi dari paling rendah dipertimbangkan, keputusan tentang rotasi audit tidak akan menguntungkan dalam meningkatkan kualitas audit (J.O,

(43)

28

2015), sehingga mengakibatkan hubungan negatif antara auditor switching dengan kualitas audit.

2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yaitu besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Semakin besar nilainya maka mencerminkan semakin besar ukuran perusahaan. Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost (Nasser et al., 2006).

Lobo dan Zhou (2006) menemukan bahwa perusahaan besar memiliki peluang yang lebih tinggi untuk meningkatkan laba secara artifisial karena kompleksitas bisnis dan operasionalnya menyulitkan pengguna laporan keuangan untuk mendeteksi manipulasi tersebut. Semakin besar perusahaan, semakin kompleks bisnis dan operasional dan semakin rumit sistem informasi sehingga kemungkinan auditor mendeteksi manipulasi laba yang dilakukan oleh manajemen berkurang, akibatnya semakin besar kemungkinan kualitas audit yang dilakukan akan kurang baik dan mengakibatkan hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan kualitas audit.

2.3.4 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Auditor spesialis artinya auditor tersebut memiliki pengalaman yang banyak dalam mengaudit klien dalam industri yang sama. Pengalaman ini

(44)

29

berdampak pada meningkatnya pemahaman auditor tentang risiko audit spesifik pada industri tersebut. Spesialisasi ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penentuan kehandalan laporan keuangan klien dan estimasi- estimasinya sehingga auditor akan mempunyai kemampuan mendeteksi kesalahan atau ketidaknormalan pada industri yang diauditnya, sehingga biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan auditor yang bukan spesialis (Solomon et al. 1999). Hal ini sejalan dengan penelitian Setiawan dan Fitriany (2011) yang menemukan hubungan positif antara spesialisasi auditor terhadap kualitas audit.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku , fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Audit Tenure, Auditor Switching, Ukuran Perusahaan dan Spesialisasi Auditor pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 berpengaruh terhadap Kualitas Audit baik secara simultan maupun parsial.

(45)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif terdiri dari tiga bentuk hubungan variabel yaitu simetris, kausal dan interaktif/reciprocal. Penelitian ini menggunakan hubungan variabel kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data laporan keuangan tahunan yang telah di audit pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id. Data yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2015 sampai 2017. Waktu penelitian dimulai dari bulan September 2018.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi tentang penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit,

(46)

31

sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor.

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit merupakan kemampuan auditor untuk menemukan dan menggungkapkan kesalahan atau kekeliruan yang terdapat pada sistem akuntansi klien. Kualitas audit diproksikan dengan Earnings Surprise Benchmark yang digunakan oleh Carey dan Simnett (2006) dan telah dimodifikasi oleh Wibowo dan Rossieta (2009), dimana kualitas dari informasi laporan keuangan yang telah diaudit dibandingkan dengan tingkat manajemen laba dari perusahaan yang diaudit tersebut. Earnings benchmark yang digunakan adalah antara μ - σ dan μ + σ, dimana μ adalah rerata earning/total assets dan σ adalah standar deviasinya. a) Earnings Benchmark = 1 ketika memenuhi kriteria μ – σ < ROA > μ + σ, menunjukkan kualitas audit tinggi. b) Earnings Benchmark = 0 untuk ROA > μ + σ di mana manajemen melakukan praktik “windows dressing” atau ROA < μ – σ di mana manajemen melakukan praktik “taking a bath”, yang menunjukkan kualitas audit rendah.

3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah audit tenure, auditor switching, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor.

(47)

32 1. Audit tenure (X1)

Audit tenure merupakan masa perikatan audit ditentukan dengan melihat laporan keuangan yang di audit selama tiga tahun berturut-turut yaitu dimulai dari tahun 2015 sampai 2017. Semakin panjang masa perikatan antara klien dan auditor membuat adanya kedekatan emosional antara klien dan auditor sehingga mampu mengurangi tingkat objektivitas auditor dalam melaksanakan kegiatan auditnya.

Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan dimana auditor dari KAP yang sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun- tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut.

2. Auditor Switching (X2)

Auditor switching merupakan pergantian akuntan publik dimana akuntan publik di Indonesia hanya dapat mengaudit laporan keuangan perusahaan maksimal lima tahun berturut-turut. Oleh karena itu, variabel auditor switching mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014) yaitu auditor switching diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor; nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor.

Gambar

Gambar  1.1  berikut  ini  menyajikan  grafik  tentang  Kualitas  Audit  pada  Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI Periode 2015-2017
Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu
Tabel 4.2  Statistik Frekuensi
Tabel 4.6  Likelihood Block 0
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan klien, ukuran KAP, audit tenure, auditor switching, terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan klien, ukuran KAP, audit tenure, auditor switching, terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah audit tenure, reputasi auditor, spesialisasi audit dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit.Populasi

Hasil ini menunjukkan bahwa 32,9% kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel tenure , ukuran KAP dan spesialisasi auditor dengan kontrol ukuran perusahaan, pertumbuhan,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tenure audit, spesialisasi auditor, dan ukuran KAP terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Hasil ini menunjukkan bahwa 32,9% kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel tenure, ukuran KAP dan spesialisasi auditor dengan kontrol ukuran perusahaan, pertumbuhan,

i PENGARUH MANAJEMEN LABA, FEE AUDIT, AUDITOR SWITCHING, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS AUDIT Studi Empiris Pada Perusahaan Property, Real Estate and Building

ABSTRAK PENGARUH AUDIT TENURE, OPINI AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK