• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PANCAINDRA (PENGECAP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PANCAINDRA (PENGECAP)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Opersional ... 8

F. Hipotesis Tindakan... 10

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajara ... 11

B. Konsep Belajar ... 24

C. Konsep Hasil Belajar... 25

D. Konsep Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 27

(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……… 42

B. Model Penelitian ………. 42

1. Tahap Perencanaan ………. 42

2. Tahap Pelaksanaan ……….. 43

3. Observasi ……… 44

4. Analisis dan Refleksi ………. 44

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ……… 45

1. Subjek Penelitian ………. 45

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 45

D. Prosedur Penelitian ……….. 45

1. Tahap Perencanaan ………. 47

2. Tahap Pelaksanaan ………. 47

a. Siklus I ……….. 47

b. Siklus II ……….. 49

E. Instrumen Penelitian ……… 50

F. Teknik Pengumpulan data ………. 50

1. Observasi ………. 50

(3)

G. Teknik Pengolahan Data ……….. 50

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi ……… 50

a. Reduksi Data ……… 50

b. Klasifikasi Data ……… 50

c. Display Data ………. 52

d. Interprestasi Data ………. 51

e. Refleksi ……… 51

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ………. 51

a. Scoring ……… 51

b. Menghitung rata-rata ……….. 52

H. Analisis Data Hasil Tes ……… 53

1. Scoring ………. 53

2. Nilai rata-rata ……… 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 55 1. Siklus I ………. 55

a. Perencanaan ……….. 55

b. Pelaksanaan ……….. 56

c. Observasi …………... .. ……… 58

(4)

2. Siklus II ………

62

a. Perencanaan ……… 62

b. Pelaksanaan ……… 62

c. Observasi ………. ……….. 65

d. Refleksi ……… 67

B. Pembahasan ……….. 68

1. Siklus I ……… 68

2. Siklus II ………. 70

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ……… 75

B. Rekomendasi ……….. 76

DAFTAR PUSTAKA ………. 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Instrument Penelitian

b. Hasil Penelitian

c. Foto aktivitas guru dan siswa

d. Surat-surat

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kreatifitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak yang harus

ditingkatkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan IPA.Jalur yang

tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan.Karena

itu, pembaharuan dibidang pendidikan harus terus dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan.

Hal ini disebabkan karena IPA memang memegang peranan penting

sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi.

Agar peserta didik dapat mempelajari IPA dengan benar maka IPA harus

diberikan dengan utuh, baik menyangkut objek persoalan maupun tingkat

organisasi dari benda-benda yang ada dialam sekitar.Hal ini menyebabkan guru

harus benar-benar menjadi seorang fasilitator dan pendorong siswa untuk

menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran

sehingga pelajaran IPA dapat membantu siswa mampu berfikir abstrak.

Pada proses pembelajaran, seorang guru bertugasmenyiapkan situasi yang

menggiring siswa untuk memahami apa yang sedang dipelajari dengan

memberikan fakta, data serta konsep. Oleh karena itu guru sebagai pendidik

(7)

dalam proses belajar mengajar dan kemampuan profesional seorang guru sangat

dibutuhkan, termasuk juga kemampuan dalam memanfaatkan dan menggunakan

metode strategi belajar yang tepat dalam meningkatkan aktivitas dalam proses dan

hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami

pembelajaran dan dengan pembelajaran itu pula siswa akan senang dan

termotivasiuntuk belajar serta tidak jenuh.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah metode belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar

harus tepat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang konsep-konsep IPA. Hasil belajar yang baik dapat

diperoleh jika siswa mengalami sendiri proses belajar. Agar siswa aktif dalam

proses pembelajaran dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi maka guru

hendaknya memiliki strategi dan memahami teknik penyampaian materi atau

metode yang tepat.

Namun kenyataan yang terjadi dikelas peneliti berbanding terbalik dengan

apa yang dijabarkan diatas. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam proses

pembelajaran IPA di kelas IV SDN Tugu 3 menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa tehadap pembelajaran IPA masih rendah. Sebagaimana tertuang pada tabel

(8)

Table 1.1

Rekap Hasil Tes Formatif Kelas IV Sebelum Perbaikan

Yang memperoleh nilai Jumlah siswa

100 2

Sumber : Pengolahan nilai harian siswa (Buku Nilai)

Sedangkan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah

ditetapkan adalah 70.Ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh masih jauh

dibawah KKM.Untuk itu peneliti menganggap sebagai suatu masalah yang perlu

diatasi.

Kemudian peneliti melakukan analisis untuk mengetahui penyebab

rendahnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA.Dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari, materi pembelajaran IPA disampaikan secara teoritis

(9)

bersumber dari apa yang tertulis dubuku pelajaran. Factor tersebut menyebabkan

siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa hanya

mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru kemudian mencatat dan

menghafalkannya.Motivasi belajar siswapun rendah, siswa enggan bertanya jika

tidak mengerti dan siswa tetappun tetap diam saat diberi pertanyaan oleh guru

seputar materi pembelajaran, sehingga pada saat diadakan evaluasi diakhir

pembelajaran masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai topic pancaindera

(pengecap), diperlukan adanya pendekatan. Karena itu, dalam penelitian ini

penulis akan meneliti Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah

Dasar. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Tugu 3 Cimanggis Depok

dimana peneliti pernah melaksanakan Praktek mengajar selama satu semester.

Penelitian ini didasari oleh asumsi bahwa seorang guru harus mampu

menyusun pembelajaran dengan baik dengan memberikan pendekatan yang sesuai

dengan topik yang sedang dibahas. Adapun pendekatan yang digunakan oleh

peneliti dalam konsep pancaindrra (pengecap) adalah penerapan pendekatan

keterampilan proses. Pendekatan ini diharapkan agar siswa mudah memahami

konsep pancaindera (pengecap) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(10)

konsep yang menggiring siswa agar mampu memahami konsep yang abstrak

dengan memberikan contoh-contoh yang konkrit.

Para siswa di kelas IV SDN Tugu 3 Cimanggis Depok menyampaikan

bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPA karena :

1. Sumber belajar yang sangat minim, siswa tidak dilibatkan dalam proses

belajar mengajar.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPA yang cenderung

abstrak.

3. Siswa kurang termotivasi ketika belajar.

4. Cara mengajar yang membosankan.

5. Kesulitan mengkaitkan konsep IPA dengan kehidupan sehari-hari yang

mereka alami atau yang ada di sekitar lingkungan mereka.

Hasil pembelajaran SDN Tugu 3 Cimanggis Depok menampakkan hasil

yang minimum, rata-rata yang kurang memuaskan dalam periode 2012-2013 untuk

semester I sebesar 64,22 diakibatkan salah satunya adalah faktor penyebab dari

proses pembelajaran yang dapat dikatakan kurang optimal. Selain dari hal tersebut

, berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui salah satu faktor penyebabnya adalah

metode yang digunakan dalam kedua pembelajaran tersebut kurang tepat dan tidak

bervariasi akan mengakibatkan proses dan hasil belajar siswa tidak mencapai

tuntutan kompetensi dasar yang diharapkan.

Dampak dari hal ini dapat dirasakan oleh penulis dan siswa ketika sedang

(11)

pembelajaran itu antara lain siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Melalui proses pembelajaran seperti ini, diyakini benar kompetensi dasar yang

diupayakan dalam pembelajaran itu akan tercapai. Namun kenyataannya tidak

demikian, sebagaimana uraian berikut.

1. Proses belajar siswa terkesan kurang aktif, kreatif, inovatif dan

menyenangkan.

2. Antar siswa tidak terjadi saling belajar memberi dan menerima pengetahuan

yang secara positif mendukung pada pencapaian kompetensi dasar.

3. Sebagian siswa kurang berhasil menguasai kompetensi dasar yang menjadi

target pembelajaran.

Dengan data diatas maka penulis menggunakan pendekatan keterampilan

proses. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pokok bahasan

Pancaindera (Pengecap) Di Kelas IV SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis secara

umum mengangkat suatu permasalahan tentang “Bagaimanakah penerapan

pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Tugu 3 pada pokok bahasan pancaindera

(12)

Adapun rincian permasalahan tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan Pancaindera

(pengecap) di kelas IV SD Negeri Tugu 3Cimanggis Depok dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil

belajar siswa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan pancaindera

(pengecap) di kelas IV SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dalam pokok bahasan

pancaindera (pengecap) di kelas IV SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok

setelah dikembangkan melalui pendekatan keterampilan proses?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan umum dari penelitian ini

adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar dan hasil belajar

siswa kelas IV pada pelajaran IPA di SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok melalui

pendekatan keterampilan proses

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tentang perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA

dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas IV SD Negeri

Tugu 3 Cimanggis Depok.

2. Mendeskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan

(13)

selama pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

3. Mendeskripsikan tentang hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tugu 3

Cimanggis Depok dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan

keterampilan proses.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

1. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa dapat belajar

secara aktif dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

2. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses membantu siswa

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

1. Membantu memberikan solusi dan mempermudah dalam penyampaian

pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses.

2. Dapat menambah wawasan bagi guru tentang pendekatan pembelajaran yang

proaktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses yang

disesuaikan dengan siswa dan karakteristik pelajaran yang akan meningkatkan

(14)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti atau persepsi

terhadap istilah –istilah yang digunakan dalam penelitian yang akan penulis

lakukan, maka penulis akan memaparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang

terkandung dalam judul skripsi tersebut. Pemaparan tersebut yaitu sebagai berikut

:

1. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses adalah pembelajaran yang melibatkan

keterampilan fisik dan mental siswa terkait dengan kemampuan-kemampuan

mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan di aplikasikan dalam suatu kegiatan

ilmiah. Yang pelaksanaannya melalui tahap-tahap pada keterampilan proses

berupa :

Pengamatan, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan menerapkan,

merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan

2. Pancaindra (Pengecap) yang terdiri dari :

Adapun proses pembelajarannya meliputi :Menemutunjukan struktur

pengecap (lidah), menyebutkan bagian-bagian pengecap, menyebutkan fungsi

pengecap, menjelaskan cara kerja lidah, menjelaskan cara memelihara

kesehatan lidah, menyebutkan hubungan antara indra pengecap dengan indra

(15)

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar dapat berkenaan dengan ranah

kognitif, efektif dan psikomotor.Hasil belajar dijadikan fokus dalam penelitian

ini adalah hasil belajar yang berada di ranah kognitif. Jenis tes yang akan

dilakukan yaitu tes tertulis, bentuk tesnya berupa soal uraian.

F. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses

akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena lebih mendahulukan prinsip

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (classroom Action Research) yang dikembangkan oleh Kemmis

& Taggart 1988, menurutnya “Perencanaan tindakan menggunakan system spiral

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, perencanaan kembali merupakan

dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan” (Kasbolah, K,

1988:113-114).

B. Model penelitian

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4

tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan

refleksi. Tahapan ini dikembangkanoleh Kurt Lewin seperti yang tampak pada

tabel dibawah ini :

Gambar 3.1

Tahap-tahap dalam PTK atau desain PTK

Metode Kurt Lewin (sumber:Depdikbud, 1999:20)

Perencanaan

Melakukan Refleksi

(17)

Dari tahapan PTK yang telah disebutkan diatas, maka prosedur penelitian

dikembangkan kedalam beberapa tahap. Menurut pendahulunya Kurt Lewin yaitu

Kemmis dan Mc Taggart (Hermawan, R dkk 2007:127-128) tahap penelitian

tindakan kelas terdiri dari :

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan (action)

3. Observasi (obseverfation)

4. Refleksi (reflection)

1. Tahap perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus.Tiap siklus dilaksanakan

dengan satu tindakan sesuai dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang

ingin di capai selama pembelajaran.Pada tahap perencanaan dipersiapkan, RPP,

Media, Instrumen penelitian dan Gambar.

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan adalah dengan intervensi

terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas guru sehari-hari.Pada tahap ini

merupakan pelaksanaan tindakan dari persiapan pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya. Biasanya pembuatan rencana belum sepenuhnya dapat

menggunakan dan memberikan gambaran tentang pelaksanaan tindakan, mungkin

saja pada tahap pelaksanaan ada hal-hal yang belum terfikirkan dan akan berbeda

dengan rencana. Oleh karena itu pada tahap pelaksanaan guru dapat menggunakan

(18)

perencanaan sebelumnya.Selanjutnya dalam upaya meningkatkan dan melihat

keberhasilan dalam setiap siklus maka selama kegiatan tindakan dilakukan

pengamatan dan evaluasi.

3. Observasi

Pada tahapan ini secara operasional adalah untuk mengenal, merekam dan

mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dari proses

pelaksanaan tindakan ataupun dampak dari pelaksanaan tindakan tersebtu. Fungsi

dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah

mengarah pada terjadinya tindakan perubahan kearah positif dalam kegiatan

belajar mengajar.

4. Analisis dan refleksi

Data yang diperoleh lalu analisis untuk kemudian selanjutnya direfleksikan

sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya.Dan juga untuk

menentukan kesimpulan atau hasil dan penelitian.Pada tahap refleksi peneliti

bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan

tindakan.Hasil kemudian di refleksikan dan bila perlu merevisi kegiatan

sebelumnya, apakah kegiatan yang telah dilakukan mengenai sasaran atau

belum.Temuan yang diperoleh kemudian dijadikan acuan bagi perumusan rencana

(19)

C. Subjek dan lokasi penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tugu 3

kecamatan Cimanggis kota Depok. Jumlah siswa yang menjadi penelitian

sebanyak 45 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.Usia

siswa antara 10-11 tahun. Alasan peneliti memilih kelas IV karena siswa kelas

IV mampu berinteraksi dengan baik dan mudah dalam penyampaian materi.

2. Lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tugu 3 kecamatan Cimanggis kota

Depok. Penelitian ini dibantu oleh wakil kelas IV yang bertindak

sebagai pengamat (observer) yang bertugas untuk memberikan

masukan-masukan terhadap kekurangan dalam proses penelitian yang

dilakukan di kelas IV.

b. Waktu penelitian

Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu pada semester I

dibulan Agustus sampai November 2012 dengan melalui dua siklus.

D. Prosedur Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan

dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kasbolah,

1988:113).Dalam melaksanakan penelitian dibuat beberapasiklus untuk

(20)

melakukan studi pustaka, observasi awal, menemukan masalah dan

mengidentifikasinya, merencanakan langkah awal tindakan dan menyusun

rencana tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke I,

kemudian merefleksikannya kembali.Setelah selesai satu siklus yang diakhiri

dengan refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya hingga ditemukan

jawaban sebagai kesimpulan akhir dalam penelitian tindakan kelas yang

dilakukan. Alur dan desain dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar bagan berikut :

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.3 Alur Penelitian Tindakan kelas

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998:13) dikutip dari skripsi Vivia Susanti

Observasi awal

Penyusunan Rencana Tindakan

observasi

Penyusunan Rencana Perbaikan

Observasi

Rencana Tindakan Selanjutnya

Pelaksanaan Tindakan REFLEKSI I

(21)

Dari gambar diatas maka penelitian tersebut dapat dideskripsikan sebagai

berikut :

1. Tahap perencanaan

1) Pengkajian standar isi kelas tahun 2006 dan kurikulum tingkat satuan

pendidikan SDN Tugu 3 Cimanggis Depok, menelaah konsep yang

terdapat dalam mata pelajaran IPA di kelas IV.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk 2X pertemuan,

menyusun langkah-langkah kegiatan untuk melatih pendekatan

keterampilan proses yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,

LKS, alat evaluasi serta alat dan sumber belajar yang digunakan.

3) Peneliti menerapkan rancangan pembelajaran yang telah menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

2. Tahap pelaksanaan

a. Siklus I

1) Setelah mendapat gambaran keadaan kelas, perhatian dan aktifitas

siswa, motivasi belajar, sarana belajar maka dilakukan tindakan kelas

pertama yaitu mendesain kegiatan belajar untuk satu kompetensi

dasar.

2) Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dibantu teman

sejawat untuk memantau/mengobservasi pelaksanaan pembelajaran.

Sasaran pemantauan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan

(22)

3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.

4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan evaluasi hasil

pemantauan.

5) Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi

pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus I yang dilanjutkan

pada siklus II.

3.Tahap Observasi

Pada tahapan ini secara operasional adalah untuk mengenal, merekam dan

mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dari proses

pelaksanaan tindakan ataupun dampak dari pelaksanaan tindakan tersebtu. Fungsi

dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah

mengarah pada terjadinya tindakan perubahan kearah positif dalam kegiatan

belajar mengajar.

4.Tahap Refleksi

Data yang diperoleh lalu analisis untuk kemudian selanjutnya direfleksikan

sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya.Dan juga untuk

menentukan kesimpulan atau hasil dan penelitian.Pada tahap refleksi peneliti

bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan

tindakan.Hasil kemudian di refleksikan dan bila perlu merevisi kegiatan

(23)

belum.Temuan yang diperoleh kemudian dijadikan acuan bagi perumusan rencana

pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.

b. Siklus II

1) Setelah memperoleh gambaran pada desain pembelajaran kegiatan

pertama (siklus I)peneliti mendesain kembali kegiatan pembelajaran

dengan menambahkan atau memfokuskan aspek-aspek yang belum

optimal pada tindakan (siklus I)

2) Melakukan pemantauan (observasi) terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang sedang dilakukan. Sasaran pemantauan adalah

kegiatan siswa dalam merespon pelajaran, sikap guru dalam mengelola

pembelajaran dan efektivitas pembelajran dengan pendekatan

keterampilan proses yang diterapkan.

3) Melakukan evaluasi hasil kegiatan yang sudah dilakukan untuk

mengetahui efektivitas keberhasilan dari penggunaan strategi-strategi

baru pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan hasil

pengamatan.

5) Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi

pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus II, hasil analisis

dan refleksi terhadap tindakan II ini menjadi bahan acuan kesimpulan

(24)

E. Instrument penelitian terdiri dari:

1) Rpp dan Lks

a.Lembar Observasi

b.Lembar Tes

2) Lembar Penelitian

a.Lembar Observasi

b.Lembar Tes

F. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

b. Tes

G. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi

a. Reduksi Data

Menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang

diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. Klasifikasi Data

Mengklasifikasi data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dengan

mengacu pada RPP.Tujuannya untuk mengetahui aktifitas guru dan

siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi juga

untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk

mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai

(25)

1. Data tentang aktifitas siswa

2. Data tentang aktifitas guru

3. Data tentang hasil belajar

c. Display Data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi,

uraian atau dalam bentuk label juga grafik.

d. Interprestasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk

label atau data dalam bentuk grafik.

e. Refleksi

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan

dengan cara melihat kekuatan yang sudah diperoleh atau kelemahan

apa yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan dan

kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan

bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian

ditingkatkan pada tindakan berikutnya.

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

a. Scoring

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa isian (completion)

yang berjumlah 5 soal.Setiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila

siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimum yang

(26)

menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban

benar dengan rumus :

Nilai = Jumlah jawaban x 100% Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

1. Rata-rata hitung hasil belajar (pos tes) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus.

X = X N

X = Rata-rata nilai post tes

x= Jumlah keseluruhan nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingkan dengan

KKM

3. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I ke II dibandingkan dengan

rata-rata nilai belajar konvensional/pra siklus

4. Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rata hitung.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini,

maka dibuat grafik yang menunjukkan efektifitas pembelajaran

sehingga akan tampak jelas pola kecenderungan perubahan hasil

(27)

H. Analisis Data Hasil Tes

1. Scoring

Criteria penilaian pada pos tes siklus I dan siklus II adalah berupa uraian

yang berjumlah 5 soal, dimana setiap soal mempunyai bobot skor 20

apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimum

yang dapat diperoleh adalah 100.

2. Nilai rata-rata

Hasil akhir pos tes (nilai rata-rata) dikelompokkan menjadi beberapa

kategori sebagai berikut :

Tabel 3.1

Nilai dan kategorinya

Menurut Dirjen pendidikan Tinggi Depdikbud Tahun 1989

No Nilai Prosentasi Kategori

1 ≥ 9 ≥ 90 % Baik Sekali

2 7,0 – 8,9 70 % - 89 % Baik

3 5,0 – 6,9 50 % - 69 % Cukup

4 3,0 – 4,9 30 % - 49 % Kurang

(28)

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokkan menurut

kategori sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa

No. Persentase Kategori

1. 70% - 100 % Berhasil (Tuntas)

2. 0% - 64% Belum berhasil (belum Tuntas)

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan mengenai

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Pancaindra (pengecap)

diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan

proses pada pembelajaran IPA tentang pancaindra (pengecap) terbukti efektif

dalam menanamkan pemahaman konsep dan menjadikan siswa menjadi aktif.

pembelajaran terasa lebih bermakna ketika guru tidak hanya sekedar

memberikan konsep kepada siswa, tetapi juga kebermaknaannya dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengalaman

secara langsung untuk membuat suatu karya yang berhubungan dengan

konsep IPA.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan

proses pada pembelajaran IPA tentang pancaindra (pengecap), hasil belajar

siswa mengalami peningkatan yaitu dalam siklus I perolehan hasil belajar

(30)

kemudian siklus II hasil belajar siswa yang mencapai KKM mencapai 71 %

dengan nilai rata-rata 80,89

3. Pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep

pada siswa kelas IV SD Negeri Tugu 3.Sehingga pencapaian pemahaman

konsep tentang pancaindra (pengecap) pada siswa sudah sesuai yang

diharapkan sebab telah memenuhi aspek tingkat penguasaan siswa dalam

ketulusan belajar siswa.

B. Rekomendasi

1. Bagi siswa

Dalam proses pembelajaran siswa sebaiknya lebih aktif dan mandiri.

Tidak perlu takut dalam mengemukakan pendapat ataupun dalam

mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.

2. Bagi guru

a. Guru diharapkan dapat menggunakan penerapan pendekatan keterampilan

proses sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak

hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Guru diharapkan dapat mempererat hubungan baik antara guru dengan

(31)

c. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik seperti

metode pendekatan dalam kelas, memotivasi siswa dan

persiapan-persiapan lainnya.

d. Guru diharapkan dapat menggunakan alat peraga yang ada di sekitar

siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

e. Guru dapat lebih mengeksplor metode-metode pembelajaran lainnya,

sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan.

3. Bagi sekolah

a. Sekolah diharapkan dapat memberikan pelatihan atau pengarahan kepada

guru untuk lebih mengeksplor metode-metode pembelajaran dalam

rangka meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.

b. Sekolah diharapkan menunjang alat peraga yang dapat digunakan dalam

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta : Bp. Cipta Jaya

Gijono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 SD. Depok : Arya Duta

Ihsanudin, E. (2010). Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar. (online) tersedia : http://sdnkampungsawah06.blogspot.com/2010.

Iskandar. (1995). Model-model Pembelajaran IPA. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Bandung :UPI PRES.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malanh : Depdikbud.

Kuraesin, E (2006). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 SD. Bandung : PT. Sarana Panca Karya Nusa

Sri Margaretta Dkk. (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung : UPI PRESS

Mudjono dan Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Mulyasa M. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Posdakarya.

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Semiawan, Conny Dkk. (1990). Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Grasindo.

Usman, U (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung :PT. Remaja Posdakarya.

(33)

Vivia Susanti. (2011) Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Sifat-Sifat Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung : Program PGSD Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Widodo Ari Dkk (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung : UPI PRESS

Gambar

Table 1.1 Rekap Hasil Tes Formatif Kelas IV Sebelum Perbaikan
tabel dibawah ini :
gambar bagan berikut :
Tabel 3.1 Nilai dan kategorinya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rata- rata Persentase Manfaat Hasil Pengetahuan “Mengolah Hidangan Berbahan Terigu (Pasta)” Sebagai Kesiapan Cook Helper Berkaitan Dengan Tahap Persiapan ……… 82

Apakah bapak/ibu mampu tanpa makan bantuan orang

Dari percobaan prosedur pemadatan kedua Alat Pemadat Roller Slab (APRS) dengan penggunaan beban 130kg dan 25 lintasan serta menggunakan agregat 45 kg, didapat kesimpulan

Tanaman anggrek di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk.. dibudidayakan

Melakukan kegiatan pendahuluan lapangan pada SPM negeri yang dijadikan tempat penelitian di kabupaten kepulauan Yapen Serui Papua terdapat: (1) desain dan pelaksanaan

Dalam pengamanan proses komunikasi data tidak lepas dari peranan kriptografi.Kriptografi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari keamanan dalam proses komunikasi

Besar kecilnya penerimaan dalam usahatani diperoleh petani dari

Untuk itu kepala sekolah perlu memberikan motivasi untuk meningkatkan pelajarannya, guru dirangsang agar senantiasa dapat mengembangkan kemampuan dala proses