Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : Ardy Syaeful Hidayat
NIM. 1002914
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Oleh
Ardy Syaeful Hidayat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ardy Syaeful Hidayat 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 14 BANDUNG
Oleh :
Ardy Syaeful Hidayat
NIM. 1002914
Pembimbing
Imas Purnamasari, S.Pd, MM NIP. 19770512 200112 2 001
Mengetahui,
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... 6
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A.Belajar ... Error! Bookmark not defined. 1.Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.Prinsip Belajar ... Error! Bookmark not defined.
3.Teori-teori Belajar ... Error! Bookmark not defined.
a. Teori Belajar Kognitivisme ... Error! Bookmark not defined. b. Teori Behaviorisme ... Error! Bookmark not defined. c. Teori Belajar Kontruktivisme ... Error! Bookmark not defined. 4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
B.Model Contextual Teaching anf Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
1.Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
2.Landasan Contextual Teaching and Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
4.Belajar Dalam Konteks Contextual Teaching and Learning (CTL) ... Error! Bookmark not defined.
5.Prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
6.Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
7.Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)Error! Bookmark not defined.
C.Aktifitas Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 1.Aktifitas dan Keaktifan Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.
2.Kriteria Siswa Aktif ... Error! Bookmark not defined.
3.Jenis-Jenis Siswa Aktif ... Error! Bookmark not defined.
D.Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. E. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. C.Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis. Error! Bookmark not defined.
1.Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
2.Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
G.Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H.Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A.Gambaran Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Profil SMA Negeri 14 Bandung... Error! Bookmark not defined.
2.Sejarah Perkembangan Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
3.Visi SMA Negeri 14 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
5.Tujuan SMA Negeri 14 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
6.Target atau Sasaran SMA Negeri 14 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
7.Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
B.Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Gambaran Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Error! Bookmark not defined.
2.Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model CTLError! Bookmark not defined.
3.Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan Model CTLError! Bookmark not defined.
4.Perbedaan Aktifitas Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). ... Error! Bookmark not defined.
C.Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 1.Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
a. Perhitungan Uji Normalitas Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan .. ... Error! Bookmark not defined. b. Perhitungan Uji Normalitas Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan ... ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B.Saran ... Error! Bookmark not defined.
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Keaktifan Siswa Kelas XII IPS Mata Pelajaran
Akuntansi SMA Negeri 14 Bandung ... 2
Tabel 2.1 Perbandingan Teori Belajar Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme ... 12
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 38
Tabel 3.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 40
Tabel 3.4 Hasil Observasi Awal Keaktifan Belajar Siswa ... 43
Tabel 3.5 Persentase Kriteria Keaktifan Siswa ... 47
Tabel 4.1 Pelaksanaan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pertemuan Pertama ... 54
Tabel 4.2 Pelaksanaan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pertemuan Kedua ... 59
Tabel 4.3 Pelaksanaan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pertemuan Ketiga ... 64
Tabel 4.4 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model CTL ... 68
Tabel 4.5 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan Model CTL ... 70
Tabel 4.6 Perbandingan & Kriteria Keaktifan Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model CTL ... 73
Tabel 4.7 Tabel Penolong Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model CTL ... 75
Tabel 4.8 Perhitungan Z-Score Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model CTL ... 76
Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model CTL ... 77
Tabel 4.10 Tabel Penolong Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan Model CTL ... 78
Tabel 4.11 Perhitungan Z-Score Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan Model CTL ... 79
Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Sesudah Penerapan Model CTL ... 80
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 81
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Uji Beda Proporsi ... 83
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 14 Bandung ... 53 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Sesudah
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. DRAFT WAWANCARA PENELITIAN
2. DOKUMENTASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA – SEBELUM
PENERAPAN MODEL CTL
3. DOKUMENTASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA – SESUDAH
PENERAPAN MODEL CTL
4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
5. UJI NORMALITAS DATA
6. DOKUMENTASI KEGIATAN EKSPERIMEN
LAMPIRAN B 1. TABEL Z
2. TABEL CHI KUADRAT
LAMPIRAN C
1. SURAT IZIN PENELITIAN
2. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
3. LEMBAR REVISI SEMINAR
4. LEMBAR REVISI SKRIPSI
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu hal yang selalu ada dan tidak pernah terlepas
dalam kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peran dalam mengembangkan
sumber daya manusia dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan
manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003:16) bahwa “secara
umum pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan”.
Selanjutnya tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
Pendidikan memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UUSPN. No. 20, 2003). Pendidikan memiliki
tujuan untuk menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep,
mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang
baru. Salah satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai yaitu,
dengan adanya proses belajar.
Inti dari pendidikan yaitu belajar dan mengajar. Mengajar dilakukan oleh
guru, dan belajar dilakukan oleh siswa. Saat belajar, khususnya di sekolah
seharusnya terjadi komunikasi antara siswa dengan guru. Komunikasi antara guru
kepada murid dan murid kepada murid atau terjadi komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah dilakukan agar guru tidak mendominasi pada saat
2
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
berperan untuk memperoleh pemahamannya terhadap semua informasi yang guru
berikan dalam pembelajaran. Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini
menuntut adanya perubahan proses pembelajaran didalam kelas. Peran guru saat
ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar,
bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja sehingga siswa dapat berperan
aktif dalam mengolah bahar ajar yang diberikan oleh guru sesuai kemampuan
masing-masing. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran secara optimal. Menurut Rusman (2011:323) bahwa ”pembelajaran
akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktifitas kegiatan pembelajaran”. Hal tersebut dapat membuat siswa
mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas serta
mendapatkan pengalaman belajar yang dapat diperoleh apabila siswa aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.
Masih banyak pendidikan di sekolah pada praktiknya masih berfokus pada
guru. Sedangkan siswa hanya pasif, tidak berperan aktif ketika pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang terbatas hanya hadir dikelas,
mendengarkan guru dan mencatat tanpa bertanya ataupun menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dan juga berisik apabila guru memberikan soal latihan.
Hal ini terjadi pada saat penulis melakukan observasi pada tanggal 1
September 2014 yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
Persentase Keaktifan Siswa Kelas XII IPS Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri 14 Bandung
Keaktifan Siswa Kelas IPS 1 Kelas IPS 2 Kelas IPS 3 Perhatian siswa terhadap pelajaran 68,8% 94,9% 91,4% Keberanian mengajukan pertanyaan 3,1% 15,4% 34,3% Keberanian menjawab pertanyaan 0% 0% 2,9% Kemampuan mengemukakan pendapat 0% 2,6% 8,6%
Aktif melakukan diskusi 0% 0% 0%
Berpartisipasi dalam kelompoknya 0% 0% 0% Mempresentasikan hasil kerjanya 0% 12,8% 17,1% Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
3
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Rata-rata 21,5% 27,2% 30,4%
Sumber: Hasil Pra Penelitian Diolah
Berdasarkan tabel 1.1 rata-rata keaktifan belajar siswa kelas XII IPS 1
sebesar 21,5%, pada kelas XII IPS 2 sebesar 27,2%, dan pada kelas XII IPS 3
sebesar 30,4%. Angka tersebut jika merujuk kepada pendapat Mulyasa maka bisa
dikatakan tidak aktif atau pasif. Sebagaimana disebutkan menurut pendapat
Mulyasa (2006:256) bahwa “pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara
aktif”. Hal ini diperkuat dengan sikap siswa di kelas yang berperan pasif. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, menulis apa yang disampaikan oleh
guru dan kemudian menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru
selama proses pembelajaran berlangsung tanpa berinisiatif dengan melakukan
konfirmasi dan bertanya terlebih dahulu apabila memiliki pertanyaan mengenai
materi yang diajarkan oleh guru. Hal seperti ini cenderung membuat siswa
menjadi malas, tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi bahkan
menganggap pelajaran akuntansi menjadi pelajaran yang membosankan. Padahal,
semakin tinggi aktifitas siswa dalam pembelajaran maka akan semakin
mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga dapat
menunjang keberhasilan pembelajaran. Selain itu juga, keaktifan belajar siswa
dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru
dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Interaksi tersebut akan menjadi
tinggi sehubungan dengan adanya keaktifan belajar siswa, semakin tinggi
keaktifan belajar maka semakin tinggi juga interaksi siswa. Siswa jadi saling
mempengaruhi dan saling memberikan pendapat satu sama lain. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, yang dimana ciri-ciri dari kelas
kondusif yaitu tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong, kreativitas tinggi, persaudaraan yang kuat, saling berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk kemajuan.
Oleh karena itu perlu adanya perubahan, dimana pembelajaran saat ini yang
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif harus segera
4
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa tidak lagi dijadikan objek belajar,
melainkan sebagai subjek belajar. Hal yang seperti inilah yang disebut dengan
pembelajaran berpusat kepada siswa atau menurut Sanjaya (2010:99) sebagai “Student Centered”.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, sudah banyak model
pembelajaran yang dikemukakan. Salah satu model yang dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa yaitu model Contextual Teaching and Learning (CTL)
atau pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang
membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan
nyata yang dihadapi oleh peserta didik. Guru dapat memilih model pembelajaran
kontekstual karena pembelajaran kontekstual ini berpusat pada keaktifan belajar
siswa. Belajar dalam pembelajaran kontekstual bukan hanya mendengarkan dan
mencatat saja, tetapi berpengalaman secara langsung. Selanjutnya Sanjaya
(2010:261) berpendapat:
CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalan setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarni
(2013) bahwa “penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar menulis siswa kelas III semester I di SD
N 1 Labasari tahun pelajaran 2012/2013 Kecamatan Abang, Kabupaten
Karangasem”.
Menurut uraian di atas bahwa model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat membantu guru dalam mengajar dan lebih menitik beratkan kepada
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan begitu maka, keaktifan belajar
siswa akan meningkat seiring dengan penerapan model Contextual Teaching and
Learning (CTL)..
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
5
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Keaktifan Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA N 14 Bandung”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan keaktifan belajar
siswa sebelum dan sesudah penerapan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA N 14 Bandung.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS
SMA N 14 Bandung.
D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
mengembangkan pendidikan khususnya mengenai pengaruh model
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kajian teori
mengenai penerapan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi.
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang ingin
melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penerapan
model Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap keaktifan
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
a. Bagi Pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran akuntansi.
b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang banyak dalam rangka perbaikan pembelajaran dan
peningkatan kualitas sekolah
c. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:3) “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono
(2014:107) metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dalam eksperimen, terdapat kelompok yang mendapatkan treatment yang berupa model Contextual Teaching and Learning
(CTL). Metode eksperimen yang akan digunakan yaitu pre-experimental design.
Adapun desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-postest design.
Dalam desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui secara akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain penelitian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Observasi Awal Model Observasi Akhir
Eksperimen � � �
Keterangan:
� : Observasi awal pada kelas eksperimen O : Observasi akhir pada kelas eksperimen � : Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
B. Operasionalisasi Variabel
Menurut Arikunto (2006:117) “Variabel adalah besaran yang mempunyai nilai yang bisa berubah-ubah”. Operasionalisasi variabel diperlukan untuk
menjabarkan variabel-variabel penelitian agar pengukuran yang dilakukan
38
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Sumber Data Skala
Keaktifan Belajar Siswa
1. Perhatian siswa terhadap pelajaran
2. Keberanian mengajukan pertanyaan
3. Keberanian menjawab pertanyaan
4. Kemampuan
mengemukakan pendapat 5. Aktif melakukan diskusi 6. Berpartisipasi dalam
kelompoknya
7. Mempresentasikan hasil kerjanya
8. Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk memperkuat pemahaman
Data diperoleh dari hasil observasi
Rasio
C. Populasi dan Sampel a) Populasi
Menurut Riduwan (2010:54) “populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”
Berdasarkan pengertian diatas, populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas XII IPS SMA N 14 Bandung yang terdiri dari 3 kelas
IPS.
b) Sampel
Menurut Riduwan (2010:56) “sampel adalah bagian dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.”
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive.
Riduwan (2010:63) dalam bukunya berpendapat “sampling purposive
adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya
39
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Berdasarkan pertimbangan dari guru Akuntansi SMA Negeri 14
Bandung maka peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 1 kelas,
yaitu kelas XII IPS 1. Kelas XII IPS 1 dijadikan kelas eksperimen yang
diberikan treatment sedangkan kelas lain tidak diberikan treatment.
Alasan pemilihan sampel dilihat dari karakteristik siswa, kondisi
lingkungan kelas dan faktor-faktor lain yang mendukung untuk dilakukan
penelitian serta hasil pra penelitian menunjukkan bahwa Kelas XII IPS 1
memiliki keaktifan belajar siswa yang paling rendah dibandingkan
dengan kelas lainnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dala penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
langsung diambil dari objek penelitian. Untuk memperoleh data mengenai
keaktifan siswa dengan menerapkan model Contextual Teaching Learning, berupa
lembar observasi.
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2014:203), observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses pengamatan
dan ingatan.
E. Prosedur Eksperimen
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
Tahap Persiapan
1) Menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta tujuan pembelajaran.
2) Membuat alat pembelajaran berupa bukti transaksi yang menyerupai
bukti transaksi pada perusahaan-perusahaan dagang dan membuat media
pembelajaran.
40
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Dalam fase pelaksanaan ini peneliti bekerja sama dengan guru
akuntansi melakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan model
Contextual Teaching and Learning (CTL). Pelaksanaan eksperimen
tersebut dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan waktu 90 menit
disetiap pertemuan (dua jam pelajaran). Langkah-langkah dalam
pelaksanaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) ini
dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Langkah-langkah pelaksanaan
Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Konstruktivisme (Contruktivism)
- Guru bertanya kepada siswa mengenai jurnal khusus berdasarkan pengalaman siswa. - Guru memberikan
bukti transaksi kepada siswa untuk dianalisis.
- Siswa mengemukakan pemahaman mereka mengenai jurnal khusus.
- Siswa mendapatkan beberapa bukti transaksi dan menganalisis bukti transaksi tersebut.
10 menit
Tahap 2
Bertanya (Questioning)
- Guru memberikan motivasi dan menstimulus siswa untuk menanyakan hal yang belum mereka pahami setelah mereka menganalisi bukti transaksi yang telah diberikan
sebelumnya.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
- Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai bukti transaksi yang belum mereka pahami kepada guru.
41
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Tahap 3
Menemukan (Inquiry)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk, mengemukakan pemahamannya mengenai meteri jurnal khusus setelah menganalisis bukti transaksi dan melakukan tanya jawab dengan guru.
- Siswa dapat memahami materi jurnal khusus setelah menganalisis bukti transaksi dan melakukan tanya jawab.
- Siswa mengemukakan pemahamannya kepada guru dan siswa lain.
10 menit
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Tahap 4
Masyarakat Belajar
(Learning
Community)
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar.
Guru memberikan tugas kepada siswa yaitu latihan soal berupa bukti transaksi yang harus dicatat kedalam jurnal khusus dan dikerjakan bersama teman
kelompoknya.
- Siswa berbagi pendapat,
pengetahuan dan bekerja sama untuk menentukan jawaban yang benar.
- Siswa mengerjakan tugas bersama kelompoknya masing-masing. 20 menit Tahap 5 Permodelan (Modelling) - Guru mempersilakan siswa untuk mendemonstrasikan di depan kelas cara mencatat bukti transaksi ke dalam jurnal khusus yang telah mereka kerjakan bersama kelompoknya
masing masing. - Guru mengkoreksi
jawaban yang telah siswa kerjakan. - Guru memberikan
- Siswa mempraktikan di depan kelas cara pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus yang telah mereka kerjakan bersama
kelompoknya masing masing.
- Siswa memperhatikan cara mencatat dokumen transaksi ke dalam jurnal khusus yang sedang dicontohkan oleh guru.
42
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
penjelasan tambahan dan penguatan atas jawaban yang telah siswa kerjakan. Tahap 6 Refleksi (Reflection) - Guru mempersilakan siswa untuk memberi
kesimpulan dari pembelajaran
mencatat dokumen transaksi ke dalam jurnal khusus yang telah mereka
- Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran
mencatat dokumen transaksi ke dalam jurnal khusus.
10 menit
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
pelajari.
- Guru memberi penguatan atas jawaban dan pendapat yang telah diberikan oleh siswa.
Tahap 7
Penilaian yang
Sebenarnya
(Authentic
Assesment)
- Guru mengadakan
postest, dalam
bentuk soal essay untuk mengetahui tingkat penguasaan materi, kemudian memberikan nilai dengan kriteria penilaian yaitu cepat dan tepat.
- Guru memberikan penilaian terhadap keaktifan siswa baik individu maupun kelompok.
- Siswa mengerjakan soal posttest dengan cepat dan tepat.
15 menit
43
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Observasi awal dilakukan pada tanggal 1 September 2014 yang dilakukan di
Kelas XII IPS 1 SMA N 14 Bandung pada mata pelajaran akuntansi yang dihadiri
oleh 32 siswa. Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa rata-rata aktifitas
siswa sebesar 21,5% atau dalam frekuensi sebesar 55 kali siswa beraktifitas saat
pembelajaran berlangsung. Indikator mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru untuk memperkuat pemahaman merupakan indikator yang paling banyak
dilakukan oleh siswa dengan 100%. Itu berarti semua siswa mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru untuk memperkuat pemahaman. Indikator
keberanian mengajukan pertanyaan memiliki persentase sebesar 3,1%. Sedangkan
indikator keberanian menjawab pertanyaan, kemampuan mengemukakan
pendapat, aktif melakukan diskusi, berpartisipasi dalam kelompok, dan
mempresentasikan hasil kerjanya memiliki persentase 0%. Ketiga indikator
tersebut menjadi indikator keaktifan terendah dari semua indikator yang ada.
Berikut data hasil observasi awal:
Tabel 3.4
Hasil Observasi Awal Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan Siswa Frekuensi Presentase (%)
Perhatian siswa terhadap pelajaran 22 68,8% Keberanian mengajukan pertanyaan 1 3,1% Keberanian menjawab pertanyaan 0 0% Kemampuan mengemukakan pendapat 0 0%
Aktif melakukan diskusi 0 0%
Berpartisipasi dalam kelompoknya 0 0% Mempresentasikan hasil kerjanya 0 0% Mengerjakan soal-soal yang diberikan
oleh guru untuk memperkuat pemahaman 32 100%
Jumlah/rata-rata 55 21,5%
(Sumber: Hasil pengolahan data)
2. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil
adalah data yang terdistribusi normal. Maksud dari data terdistribusi normal
adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya
44
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Menurut Arikunto (2006:356) mengatakan “jika data berdistribusi normal
maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan
perhitungan statistika parametrik, jika data tidak berdistribusi normal maka dapat
menggunakan statistika non-parametrik.”
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam menguji normalitas
data adalah menggunakan metode Chi Kuadrat (� . Metode ini digunakan untuk
mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang
diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan
(fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau tidak. Berikut ini langkah-langkah
yang digunakan untuk menghitung Chi Kuadrat (� menurut Sudjana :
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
2. Menentukan Rentangan (R) menurut Sudjana (2000 : 77) :
R = skor terbesar – skor terkecil
3. Menentukan banyaknya kelas (BK) menurut Sudjana (2000 : 80) :
BK = 1+3,3 log n (Rumus Sturgess)
4. Menentukan panjang kelas (i)menurut Sudjana (2000 : 79) :
i = � ��
Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No. Kelas Interval �
Nilai
Tengah �� �� �. � �. �� 1
2 Jumlah
5. Menentukan rata-rata �̅
�̅ = ∑∑�. � �
(Sudjana, 2000 : 119)
6. Menentukan simpangan baku (S)
45
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
(Sudjana, 2000 : 165)
7. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
b. Mencari nilai Z-score untuk kelas batas interval dengan rumus :
� = � � � − �̅
(Sudjana, 2000 : 169)
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan
menggunakan angka-angka untuk kelas batas.
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan
angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya.
Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan
dengan angka pada baris berikutnya.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe). Dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden (n).
8. Mencari Chi-Kuadrat hitung (�2h)
� = ∑ − �
� �=
(Sudjana, 2004 : 180)
9. Membandingkan (�2h) dengan (�2t)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1
Dengan kriteria keputusan :
- Jika, �2h≤ nilai �2t , maka distribusi data normal
- Jika, �2h> nilai �2t , maka distribusi data tidak normal
46
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam
penelitian ini diterima atau tidak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
perbedaan keaktifan siswa sebelum dan setelah menerapkan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran akuntansi.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan
perumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
� : � = � Tidak terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran akuntansi
� : � ≠ � Terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran akuntansi
a. Uji Beda Proporsi
Uji beda proporsi digunakan untuk menguji selisih dua
perbandingan dan juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan
persentase yang mencolok ataukan tidak antara dua kelompok yang
sedang dipelajari. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
� =
� � −�� √� − � � + �
Dimana ditaksir oleh perbandingan gabungan dari
sampel-sampel yang digunakan. Dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
� = � + �� + �
(Sudjana, 2004:165)
Dengan menggunakan taraf nyata ∝= 0,05 maka kriteria
pengujiannya:
H diterima jika − � < ℎ� � ≤ �
47
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
observasi keaktifan belajar siswa. Lembar observasi ini berisi daftar
indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui munculnya gejala-gejala yang
menunjukan bahwa siswa memiliki aktifitas belajar yang baik dengan penerapan
model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning pada
saat pembelajaran akuntansi dengan memberi tanda turus pada kolom indikator
yang dinilai. Adapun aspek yang diamati untuk lembar observasi aktifitas belajar
siswa sebagai berikut:
- Perhatian siswa terhadap pelajaran
- Keberanian mengajukan pertanyaan
- Keberanian menjawab pertanyaan
- Kemampuan mengemukakan pendapat
- Aktif melakukan diskusi
- Berpartisipasi dalam kelompoknya
- Mempresentasikan hasil kerjanya
- Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk memperkuat
pemahaman.
H. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara:
a. Memberikan skor dengan menggunakan turus pada lembar observasi
keaktifan belajar siswa
b. Mengukur persentase keaktifan belajar siswa dengan cara:
Semua aktivitas siswa akan diukur dalam persamaan menurut
Sudijono (2009:43) berikut:
� = �� % Keterangan:
48
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
f : jumlah siswa yang melakukan aktivitas
n : jumlah siswa
c. Menggolongkan persentase keaktifan belajar siswa sesuai persentase
kriteria keaktifan siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:125)
siswa yang aktif digolongkan berdasarkan persentase berikut:
Tabel 3.5
Persentase Kriteria Keaktifan Siswa Skala Keaktifan Kategori
80 atau lebih Sangat Aktif
60-79,99 Aktif
40-59,99 Cukup Aktif
20-39,99 Kurang Aktif
0-19,99 Tidak Aktif
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
Terdapat perbedaan keaktifan belajar antara sebelum penerapan model
contextual teaching and learning (CTL) dengan sesudah penerapan model
contextual teaching and learning (CTL). Perbedaan keaktifan belajar tersebut
terlihat dari perbedaan nilai rata keaktifan dari kedua data tersebut. Nilai
rata-rata sesudah penerapan model lebih unggul dibandingkan dengan rata-rata-rata-rata
sebelum penerapan model.
B. Saran
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model contextual teaching
and learning (CTL) secara umum sudah dilaksanakan dengan baik dan terdapat
perbedaan keaktifan belajar antara sebelum dan sesudah menerapkan model
contextual teaching and learning (CTL). Sehingga berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran dari peneliti, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagi Guru
Guru disarankan dapat menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL), karena terbukti dengan menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
2. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sumber dan fasilitas belajar yang
lebih menunjang, seperti infokus, buku paket dari berbagai sumber, jaringan
internet berupa wifi, agar dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam
91
Ardy Syaeful Hidayat, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (ctl) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA N 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian mengenai
model contextual teaching and learning (CTL) dengan menerapkan model
contextual teaching and learning (CTL) pada materi lain bahkan pada mata
pelajaran lain, dapat menerapkan model contextual teaching and learning
(CTL) pada saat eksperimen dengan lebih baik lagi yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran dan alat bantu yang lebih nyata untuk
siswa, bahkan jika memungkinkan siswa diajak langsung ke sebuah tempat
atau lingkungan yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Selain itu,
peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti model contextual teaching
and learning (CTL) pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu pada