• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI PADA SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI PADA SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI PADA

SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN

Iwan Setia Kurniawan

Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia Jln Dr. Setiabudi. Bandung. HP: 081322436719. Email:

[email protected], atau [email protected]

Abstrak

Penelitian ini membandingkan dua sekolah swasta yang berlokasi di perkotaan dan di pedesaan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai implementasi model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan pendekatan Open ended terhadap peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem sirkulasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain randomized control group pretest posttest design. Sampel penelitian ini yaitu siswa SMP kelas VIII sebanyak 35 siswa pada sekolah di perkotaan untuk kelas eksperimen-1, dan sebanyak 31 siswa pada sekolah di pedesaan untuk kelas eksperimen-2. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Problem Based Learning menggunakan pendekatan Open ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa. Hal ini di peroleh dari rata-rata presentase N-gain pretest dan posttest mengalami peningkatan pada kedua kelompok eksperimen. Skor rata-rata N-gain penguasaan konsep kelompok eksperimen-1 sebesar 0,44 dan kelompok eksperimen-2 sebesar 0,52. Skor rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen-1 sebesar 0,54 dan kelompok eksperimen-2 sebesar 0,62. Berdasarkan rata-rata skor N-gain dapat disimpulkan bahwa peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada eksperimen-2 lebih baik daripada eksperimen-1. Hasil analisis data pretest penguasaan konsep antara eksperimen-1 dan eksperimen-2 berbeda secara signifikan dengan z hitung pretest (3,19) dan z tabel dua pihak ± 1,96. Hasil analisis data N-gain penguasaan konsep antara eksperimen-1 dan eksperimen-2 tidak berbeda secara signifikan dengan z hitung N-gain (-1,36) dan z tabel dua pihak ± 1,96. Dari hasil analisis data pretest dan N-gain dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis antara eksperimen-1 dengan eksperimen-2 tidak berbeda secara signifikan dengan z hitung pretest (2,93) dan z hitung N-gain (-1,19) dengan z tabel dua pihak ± 1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa impelmentasi Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended secara konsisten dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok eksperimen.

(2)

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED TO IMPROVED MASTERY OF THE CONCEPT AND CRITICAL THINKING OF STUDENTS ON THE MATERIAL CIRCULATORY

SYSTEM IN SCHOOL URBAN AND RURAL

Abstract

This study compared two private schools located in urban and rural area. The purpose of this study was to obtain information regarding the implementation of Problem Based Learning teaching model using the Open-ended approach to improving the mastery of concepts and critical thinking skills of students on the material circulation system. The method used is a quasi-experimental design with one group pretest posttest design. The sample of this study is junior high school students of class VIII as many as 35 students in urban schools for experimental class-1, and as many as 31 students in rural schools for the experimental class-2. The results showed that the use of Problem Based Learning model with Open-ended approach can improve students critical thinking skills and mastery concepts. The average score of N-gain mastery of the concept of the experimental-1 of 0.44 and an experimental-2 of 0.52. The average score of N-gain critical thinking skills experimental-1 of 0.54 and an experimental-2 of 0.62. Based on the average score of N-gain can be concluded that the increase in mastery of the concept and critical thinking skills of the experiment-2 is better than the experiment-1. Based on the results of the data analysis pretest mastery of concepts between experiment-1 and experiment-2 differs significantly based on z score pretest (3.19) and z tables two tailed ± 1.96. Results of the data analysis N-gain mastery of concepts between experiment-1 and experiment-2 did not differ significantly with z score of N-gain (-1.36) and z tables two tailed ± 1.96. Based on the results of pretest and N-gain data analysis can be concluded that the ability of critical thinking between experimental-1 and experiment-2 did not differs significantly based on z score pretest (2.93) and z score N-gain (-1.19) with z table two tailed ± 1.96. The conclusion that the implementation of Problem Based Learning with Open ended approach can consistently improve the mastery of concepts and critical thinking skills of students in both experimental groups.

(3)

DAFTAR ISI

hal

SAMPUL DALAM i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Problem Based Learning ... 9

1. Pengertian Problem Based Learning ... 9

2. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning ... 15

(4)

4. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning ... 19

5. Implementasi Sintaks Problem Based Learning ... 20

6. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning ... 24

B. Open-ended ... 25

1. Pengertian Open-ended ... 25

2. Tujuan Open-ended ... 26

C. Penguasaan Konsep ... 28

D. Berpikir Kritis ... 34

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 34

2. Indikator Berpikir Kritis ... 41

E. Tinjauan Materi Sistem Sirkulasi ……….. 43

1. Struktur dan Fungsi Jantung, Pembuluh Darah dan Darah ... 43

2. Komponen Darah dan Proses Pembekuan Darah ... 49

3. Tekanan Darah, Golongan Darah dan Tranfusi Darah ... 54

4. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Sirkulasi ... 58

F. Karakteristik Perkotaan dan Pedesaan ... 61

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 62

B. Populasi dan Sampel ... 63

C. Definisi Operasional... 63

D. Hipotesis Penelitian ... 65

E. Instrument Penelitian ... 67

F. Teknik Analisi Instrumen ... 68

1. Validitas Instrumen ... 68

2. Hasil Uji Coba ... 70

G. Teknik Pengumpulan Data ... 71

H. Teknik Pengolahan Data ... 72

1. Uji Statistik ... 72

2. Analisis Kuesioner Siswa ... 74

(5)

I. Prosedur Penelitian... 75

J. Alur Penelitian ... 76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penguasaan Konsep ... 79

1. Hasil Penguasaan Konsep ... 79

2. Pembahasan Penguasaan Konsep... 87

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 95

1. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis ... 95

2. Pembahasan Kemampuan Berpikir Kritis ... 103

C. Hasil dan Pembahasan Kuesioner Siswa ... 112

D. Hasil dan Pembahasan Pedoman Wawancara Guru... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA 122

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pembelajaran di sekolah khususnya biologi masih di dominasi

oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Di

Indonesia hampir sebagian besar sekolah masih menggunakan cara-cara

tradisional dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran tidak diarahkan untuk

mengembangkan karakter dan potensi yang dimiliki siswa, dalam hal ini siswa

tidak diarahkan membentuk manusia yang cerdas, mampu memecahkan masalah

hidup, serta tidak mampu mengarahkan siswa menjadi siswa yang kreatif dan

inovatif. Proses belajar di kelas hanya satu arah, guru tidak lebih hanya sebagai

“penceramah” sedangkan siswa hanya sebagai “pendengar setia”.

Pembelajaran sains khususnya biologi seharusnya lebih menekankan pada

proses, bagaimana siswa membangun pengetahuannya melalui serangkaian

kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Sehingga tujuan

pembelajaran biologi dapat tercapai termasuk pencapaian konsep siswa. Siswa

kurang terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa lebih banyak

mendengar, menulis ulang apa yang ditulis oleh guru dan mengerjakan soal

latihan berdasarkan contoh soal yang diberikan guru. Proses pembelajaran yang

dilakukan lebih banyak hanya bersifat transfer pengetahuan dengan memberikan

konsep-konsep yang utuh tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri

siswa maupun yang ada di sekitarnya, termasuk guru juga tidak memperhatikan

gaya belajar siswanya. Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran biologi masih

berpusat pada guru dan tidak menempatkan siswa sebagai pengkonstruksi

pengetahuan. Siswa cenderung diam dan secara pasif menerima materi pelajaran.

Disamping itu siswa juga kurang berani mengungkapkan gagasannya. Ditambah

lagi dengan kurangnya perhatian guru pada pengembangan kemampuan sosial

siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya interaksi antar

siswa, sehingga bisa dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa sangat

(7)

Guru seharusnya dapat membiasakan siswanya untuk berpikir. Menurut

Eggen dan Kauchak (2012) semakin berkembang keterampilan berpikir seorang

siswa, semakin sering mereka belajar. Semakin sering mereka belajar, maka

semakin baik kemampuan mereka dalam berpikir. Hal ini tentu saja tidak mudah

untuk seorang guru bagaimana membentuk siswanya agar supaya memiliki

kemampuan berpikir kritis. Menurut Fisher (2001) mengemukakan bahwa berpikir

kritis merupakan kemampuan interpretasi dan evaluasi dari observasi dan

komunikasi, informasi dan argumentasi. Menurut Varela et al. (2005) berpikir

kritis adalah suatu proses sadar diri yang menggunakan pertimbangan berdasarkan

bukti, metode dan kriteria tertentu untuk menafsirkan, menganalisis dan

mengevaluasi pengetahuan.

Hal lain yang lebih penting dalam proses pembelajaran adalah penguasaan

konsep siswa terhadap materi yang diberikan. Konsep sangat penting untuk

dikuasai siswa untuk menghindari miskonsepsi. Menurut Dahar (1989) dengan

membiarkan para siswa maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, dapat

menimbulkan masalah-masalah belajar di masa yang akan datang. Hal ini

menjelaskan bahwa begitu pentingnya sebuah konsep untuk dikuasai secara tepat,

karena dengan konsep yang salah akan menimbulkan miskonsepsi. Penguasaan

konsep merupakan dasar bagi siswa dalam mengembangkan pengetahuannya.

Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan karena konsep merupakan batu

pondasi dalam berpikir (Dahar, 1989). Pentingnya sebuah konsep dikuasai oleh

siswa telah mendorong para guru untuk mengubah haluan belajar dari cara

konvensional ke arah konseptual. Guru harus berupaya dengan berbagai macam

strategi agar siswa dapat menguasai konsep secara tepat.

Upaya inovatif untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Salah satu

alternatif dengan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).

Problem Based Learning dirancang untuk mengembangkan keterampilan seperti

berpikir kritis, strategi dalam memecahkan masalah, pembelajaran mandiri dan

kerjasama tim (Steck et al., 2012). Fokus utama Problem Based Learning dalam

upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan peran guru

sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat

(8)

Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan

menghadapkan siswa dengan masalah. Siswa mulai mengembangkan

keterampilan belajar mandiri ketika mereka menentukan jenis materi belajar yang

diperlukan untuk melangkah lebih jauh, bagaimana informasi baru dapat di

sintesis untuk memecahkan masalah (Lambros, 2004). Melalui Problem Based

Learning siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang

dimilikinya terutama dalam memecahkan masalah. Dalam jangka panjang,

diharapkan siswa akan terlatih untuk dapat memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-harinya.

Pembelajaran di kelas tidak cukup hanya dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning, tetapi dibutuhkan beberapa pendekatan

yang tepat agar supaya pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Ketepatan memilih pendekatan inilah yang perlu dipikirkan oleh seorang guru

sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru harus memiliki potensi yang

memadai, cermat dan teliti dalam memilih pendekatan pembelajaran. Memilih

pendekatan yang tepat juga dapat membantu siswa dalam belajar dan memahami

apa yang diajarkan guru.

Pendekatan yang dipilih hendaknya yang dapat mengarahkan siswa belajar

lebih aktif yang dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Open ended. Melalui pendekatan

Open ended siswa diberikan kebebasan berpikir dan melakukan sesuatu sesuai

dengan kehendaknya, sehingga siswa menemukan banyak cara untuk memperoleh

dan memecahkan masalah. Dalam pendekatan Open ended langkah pertama

adalah guru mengajukan masalah terhadap siswa, kemudian siswa mencari hasil

untuk banyak jawaban yang benar untuk masalah yang diberikan untuk

memberikan pengalaman dalam mencari sesuatu yang baru (Imprasitha, 2006).

Dengan keberagaman cara penyelesaian dan jawaban tersebut, maka memberikan

keleluasaan bagi siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa dapat menggali

pengetahuan atau sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menarik suatu

kesimpulan, membuat rencana dan memilih cara atau metode dalam

menyelesaikan masalah. Selain itu siswa dapat melatih kemampuan berpikir

(9)

pengalaman menemukan sesuatu yang baru dalam suatu proses penyelesaian

masalah. Melalui pendekatan Open ended siswa dituntut untuk melakukan

observasi, bertanya, menentukan relasi menampilkan alasan-alasan dan menarik

kesimpulan (Sari, 2013).

Pada penelitian ini dipilih konsep mengenai sistem sirkulasi, dasar pemilihan

konsep tersebut karena siswa kurang begitu memahami akan pentingnya sistem

sirkulasi untuk dipelajari dalam kehidupan mereka, terutama menyangkut

kesehatan. Bagaimana pentingnya menjaga kesehatan jantung, masalah kolesterol

dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi yang selama ini mereka

anggap tidak begitu penting. Hal ini karena kurangnya pengetahuan yang mereka

miliki khususnya mengenai sistem sirkulasi. Menurut Campbell et al. (2004) lebih

dari separuh kematian warga Amerika disebabkan oleh serangan jantung dan

stroke. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya menjaga kesehatan terutama yang

menyangkut sistem sirkulasi. Siswa harus memahami betapa fatalnya penyakit

yang disebabkan oleh gangguan pada sistem sirkulasi yang mengancam kehidupan

mereka. Gaya hidup siswa yang kurang memperhatikan kesehatan terutama dari

konsumsi makanan yang mereka makan. Gaya hidup kebiasaan merokok, kurang

berolahraga, makanan yang mengandung lemak cukup tinggi sehingga

meningkatkan kolesterol dalam darah merupakan faktor-faktor meningkatnya

risiko serangan jantung (Campbell et al., 2004).

Perbedaan karakteristik perkotaan dan pedesaan yang mendorong penulis

untuk melakukan penelitian khususnya dalam bidang pendidikan. Menurut Hanafi

(1981) masyarakat di perkotaan memiliki pendidikan dan ilmu pegetahuan yang

relatif tinggi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan yang umumnya memiliki

pendidikan dan ilmu pengetahuan yang relatif rendah. Menurut Soekanto (1982)

mengemukakan bahwa pola pikir masyarakat di perkotaan lebih rasional daripada

masyarakat di pedesaan. Hal ini yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian

pada kedua lokasi di perkotaan dan di pedesaan. Berdasarkan pengalaman penulis

banyak masyarakat yang berada di pedesaan beranggapan bahwa pendidikan yang

memiliki kualitas baik hanya bagi mereka yang tinggal di kota saja dengan segala

(10)

kemungkinan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas disertai dengan

fasilitas yang memadai.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah Problem Based Learning dengan menggunakan pendekatan Open ended dapat di

implementasikan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan

berpikir kritis siswa pada sekolah yang berada di perkotaan dan di pedesaan pada

materi sistem sirkulasi?”

Untuk memperjelas rumusan masalah, maka perumusan di atas diuraikan

dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa pada materi sistem sirkulasi setelah

diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning Open

ended pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan?

2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem sirkulasi

setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning

Open ended pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi?

4. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Memperoleh informasi pengaruh implementasi Problem Based Learning

Open ended pada materi sistem sirkulasi terhadap penguasaan konsep siswa

antara sekolah yang berada di perkotaan dan sekolah yang berada di

pedesaan.

2. Memperoleh informasi pengaruh implementasi Problem Based Learning

(11)

siswa antara sekolah yang berada di perkotaan dan sekolah yang berada di

pedesaan.

3. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi.

4. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa, guru, calon guru

dan penulis. Adapun beberapa manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis sebagai calon pendidik

untuk meningkatkan mutu pembelajaran biologi.

2. Bahan masukan bagi guru sebagai alternatif model dan metode pembelajaran

yang dapat diterapkan di sekolah.

3. Bahan informasi bagi calon guru dan mahasiswa dalam melakukan penelitian

lebih lanjut dan ruang lingkup yang lebih luas dari permasalahan penelitian

ini.

E. Struktur Organisasi

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model

pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan pendekatan Open

ended dapat diimplementasikan pada dua sekolah yang berlokasi di perkotaan dan

di pedesaan. Uraian singkat setiap bab dalam tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I pada penelitian ini berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

2. Bab II membahas mengenai kajian pustaka atau landasan teoritis terkait

penelitian ini, meliputi pengertian Problem Based Learning (termasuk

didalamnya karakteristik Problem Based Learning, pembelajaran dalam

Problem Based Learning, Sintaks Problem Based Learning dan keunggulan

serta kelemahan Problem Based Learning). Pengertian pendekatatan Open

(12)

keunggulan dan kelemahan pendekatan Open ended). Pengertian pengertian

penguasaan konsep, berpikir kritis, pemilihan materi sistem sirkulasi dan

lokasi penelitian meliputi karakteristik perkotaan dan pedesaan.

3. Bab III pada penelitian ini membahas mengenai metodologi penelitian

meliputi desain penelitian, partisipan dalam penelitian, populasi dan sampel,

definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik

anaisis data.

4. Bab IV membahas mengenai temuan dalam penelitian dan pembahasan hasil

temuan. Pembahasan dilakukan secara tematik dari setiap temuan dalam

penelitian, artinya pembahasan dilakukan secara berurutan mulai dari

pembahasan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, tanggapan siswa

mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

Open ended dan hasil wawancara guru terkait model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended. Hasil dan temuan pada

penelitian ini dikaitkan dengan beberapa teori yang mendukung sebagai

landasan untuk mempertegas beberapa argumen yang di peroleh dari hasil

temuan dalam penelitian.

5. Bab V pada penelitian ini merupakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

meliputi semua kajian semua aspek termasuk hasil dan pembahasan dalam

penelitian ini. Saran meliputi beberapa hal yang diajukan oleh penulis sebagai

(13)
(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu

(quasi experiment) dengan desain penelitian Randomized Control Group

Pretest-Posttest (Fraenkel,2007). Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi

yang merupakan perkiraan terhadap informasi yang dapat diperoleh melalui

eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Desain penelitian

Randomized Control Group Pretest-Posttest digunakan dalam penelitian ini

dengan dasar kedua kelompok dibentuk melalui random assignment, pengukuran

dilakukan dua kali terhadap kedua kelompok. Pengukuran dilakukan dalam waktu

yang sama terhadap dua kelompok (Fraenkel, 2007). Pola desain penelitian ini

secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O1 X2 O2

Keterangan :

O1 = Pretest

O2 = Posttest

X1 = Perlakuan PBL Open ended pada eksperimen-1

X2 = Perlakuan PBL Open ended pada eksperimen-2

Pada pola desain penelitian di atas dilakukan terhadap kelompok siswa pada

dua sekolah yang berbeda. Kedua kelompok diberi perlakuan yang sama pada

mulanya kedua kelompok diberi pretest. Setelah itu, kedua kelompok diberi

(15)

dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi, kemudian diakhiri

dengan pemberian posttest. Hasil tes kedua kelompok tersebut dianalisis dan

dideskripsikan untuk melihat sejauh mana pengaruh implementasi model

pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa pada

materi sistem sirkulasi antara sekolah yang berada di perkotaan (eksperimen-1)

dengan sekolah yang berada di pedesaan (eksperimen-2).

B. Populasi dan sampel

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah swasta yang berbeda. Salah satu

sekolah terletak di perkotaan yaitu SMP Kartika XIX-2 Jl. Pak Gatot Raya No.

70S di Kota Bandung. Dengan jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 14

kelas. Kelas VII sebanyak 4 kelas, kelas VIII sebanyak 4 kelas dan kelas IX

sebanyak 6 kelas. Satu sekolah lainnya terletak di pedesaan yaitu SMP Ganesha

Plus Cimanggung Jln. Parakanmuncang, Gg. Sukawargi RT 03 RW 01 di

Kabupaten Sumedang. Jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 3 kelas,

kelas VII, VIII, dan IX masing-masing hanya satu kelas.

Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kartika Siliwangi yang

berada di kota Bandung dan siswa kelas VIII SMP Ganesha Plus Cimanggung

yang berada di kabupaten Sumedang. Subjek penelitian untuk eksperimen-1

sebanyak 35 siswa dan subjek penelitian untuk eksperimen-2 sebanyak 31 siswa.

Teknik pengambilan sampel dengan purfosive sampling. Dengan pertimbangan

bahwa sekolah yang berada di pedesaan sebagai eksperimen-2 hanya satu kelas.

Sampel penelitian diambil sebanyak satu kelas pada masing-masing sekolah.

Keduanya akan diberikan perlakuan yang sama dengan pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended.

C. Definisi Operasional

Untuk memberikan konsep yang sama dalam upaya menghindari kesalahan

penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka

(16)

1. Implementasi Problem Based Learning (PBL) dalam penelitian ini

dimaksudkan penerapan Problem Based Learning dalam pembelajaran di

dalam kelas. Implementasi Problem Based Learning di dalam kelas

berdasarkan sintaks atau tahapan pembelajaran. Bagaimana sintaks yang

diterapkan didalam kelas mampu meningkatkan penguasaan konsep dan

kemampuan berpikir kritis siswa yang diintegrasikan ke dalam RPP. RPP

dikembangkan berdasarkan sintaks Problem Based Learning. Melalui

Problem Based Learning diharapkan dapat diwujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa, yang berawal dari masalah sebagai

fokus dalam pembelajaran yang harus dipecahkan oleh siswa untuk

menemukan jawaban dan solusi terhadap masalah-masalah untuk diterapkan

dalam pembelajaran sehari-hari (Lambros, 2004).

2. Dalam penelitian ini digunakan Open ended Approach atau pendekatan Open

ended. Dengan pendekatan siswa dituntut untuk dapat belajar menemukan

jawaban ataupun solusi dari suatu permasalahan yang disajikan di kelas..

Siswa harus dapat mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang

berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga penyelesaiannya tidak

hanya satu jawaban yang benar melainkan ada alternatif untuk jawaban yang

benar (Shimada dan Becker dalam Murni, 2013).

3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi mengingat

(C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), menyintesis

(C5), dan mengevaluasi (C6) (Anderson dan Krathwohl, 2001). Dengan ini

bagaimana siswa dapat menguasai konsep-konsep terutama yang berkaitan

dengan sistem sirkulasi. Dari mulai tingkat pemahaman mereka sampai

dengan kemampuan mereka untuk mengevaluasi. Penguasaan konsep siswa di

jaring dengan tes berbentuk pilihan ganda pada materi sistem sirkulasi.

Jumlah soal sebanyak 30 butir, bobot skor untuk setiap soal adalah 3,33.

Penguasaan konsep pada penelitian ini dibagi ke dalam 4 (empat) sub konsep

yaitu; (1) Struktur dan fungsi organ sistem sirkulasi, (2) Komponen darah dan

proses pembekuan darah, (3) Golongan darah, transfusi darah dan tekanan

(17)

4. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi

beberapa indikator yang dikembangkan oleh Ennis di antaranya; (1)

membawa penjelasan yang bersifat elementer dari suatu masalah, (2)

mengumpulkan informasi dasar, (3) membuat inferensi, (4) membawa

penjelasan lebih lanjut, dan (5) sampai pada kesimpulan yang terbaik. Dengan

ini bagaimana siswa dapat mencapai indikator-indikator berpikir kritis dalam

proses pembelajaran. Untuk mencapai indikator-indikator siswa dijaring

dengan tes berbentuk uraian pada materi sistem sirkulasi. Jumlah soal

sebanyak 10 butir soal, skor maksimal 4, bobot skor setiap soal adalah 2,50.

5. Materi sistem sirkulasi yang dipilih pada penelitian ini merupakan materi

pada pelajaran IPA SMP kelas VIII semester dua, yang bertujuan agar siswa

memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan terutama yang berhubungan

dengan sistem sirkulasi. Siswa diharapkan memiliki kesadaran tinggi terhadap

bahaya penyakit atau gangguan yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi yang

setiap saat dapat menjadi ancaman dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu

siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan

memberikan solusi terkait dengan sistem sirkulasi dalam kehidupan

sehari-hari.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah pada penelitian

yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan kajian teori dapat

dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:

a. Perbedaan rata-rata penguasaan konsep siswa sebelum implementasi Problem

Based Learning Open ended :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa

pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi

Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada

sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem

(18)

(H0 : µ1 ≠ µ2)

b. Perbedaan rata-rata penguasaan konsep siswa setelah implementasi Problem

Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa

pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi

Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada

sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem

Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 ≠ µ2)

c. Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebelum implementasi

Problem Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis

siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi

Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa

pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi

Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 ≠ µ2)

d. Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setelah implementasi

Problem Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan setelah

implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem

sirkulasi.

(H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan setelah

implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem

(19)

E. Instrumen penelitian

Jenis intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini merupakan tes konseptual berbentuk pilihan ganda yang

dikembangkan dari beberapa aspek dan indikator. Jumlah pilihan yang

diberikan sebanyak empat pilihan. Tes ini dibuat untuk menguji

penguasaan siswa terhadap materi sirkulasi untuk siswa SMP kelas VIII.

Tes dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan sesudah pembelajaran. Butir

soal tes disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran

yang disesuaikan dengan indikator penguasaan konsep berdasarkan

Taksonomi Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001).

b. Tes kemampuan berpikir kritis siswa

Bentuk tes berupa uraian mengenai materi sirkulasi. Butir soal di susun

dan dikembangkan berdasarkan indikator yang sesuai dengan indikator

berpikir kritis/penalaran menggunakan framework yang dikembangkan

oleh Ennis (1996).

c. Kuesioner Siswa

Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi tentang respon siswa

terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert,

dengan empat kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hasil dari kuesioner ini dideskripsikan

untuk menarik kesimpulan.

d. Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara guru digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning,

kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas. Pedoman

(20)

F. Teknik Analisis Instrumen

1. Validitas Instrumen

Instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Uji validitas

instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji

validitas kriteria (criteria related validity). Validitas isi dilakukan oleh dosen

yang memiliki keahlian di bidangnya, untuk melihat kesesuaian standar isi

yang ada dalam instrument tes.

Untuk uji validitas kriteria pengolahan data menyangkut validitas butir

soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

ANATES V4. Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan

pengujian kesahihan tes di atas adalah:

1. Validitas Butir Soal

Pada penelitian ini validitas butir soal akan dihitung menggunakan

program analisis butir soal ANATES. Interpretasi untuk besarnya koefesien

korelasi adalah ditunjukkan pada Tabel 3.2 (Erman, 2003).

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,70 Sedang

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

< rxy ≤ 0,00 Tidak Valid

(Sumber: Erman, 2003)

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu instrumen ialah keajegan atau kekonsistenan instrumen

tersebut. Suatu tes yang reliabel bila diberikan pada subjek yang sama

(21)

memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Suatu tes dapat dikatakan

memiliki taraf reliabililas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil

yang tetap dan dihitung dengan koefesien reliabilitas (Arikunto 2008). Uji

reabilitas tes akan dihitung dengan menggunakan bantuan program analisis

ANATES. Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen

digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Erman, 2003)

ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Erman, 2003)

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran (P) singkatan dari kata

“proporsi” berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Melihat besarnya

bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan disebut sebagai indeks

kesukaran tetapi indeks kemudahan, karena semakin mudah soal itu, semakin

besar pula bilangan indeksnya. Akan tetapi telah disepakati bahwa walaupun

semakin tinggi indeksnya menunjukkan soal yang semakin mudah tetapi tetap

disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2008). Untuk soal bentuk pilihan ganda

dan soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program

ANATES. Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4.

(22)

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

(Sumber: Arikunto, 2008)

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (Arikunto 2008). Untuk mengetahui sejauh mana setiap butir

soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa

berkemampuan rendah menggunakan bantuan program ANATES. Kategori

daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.5 (Arikunto, 2008).

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

(Sumber: Arikunto, 2008)

2. Hasil Uji Coba

Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dinilai oleh

pakar kemudian dilakukan uji coba kepada siswa. Uji coba ini dilakukan kepada

siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan siswa yang menjadi sampel

penelitian. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan kepada siswa SMP kelas IX

di sekolah yang berada di perkotaan dengan sekolah yang berada di pedesaan

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00 Tidak baik

0.01 – 0.20 Jelek (poor)

0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory)

0.41 – 0.70 Baik (good)

(23)

yang tentunya telah mempelajari materi sistem sirkulasi. Data hasil uji coba

kemudian dianalisis yang meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran dan

reliabilitas. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk

dijadikan instrumen penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data kemampuan berpikir kritis siswa,

penguasaan konsep, data respon siswa dan guru terhadap pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open-ended.

1. Data penguasaan konsep dijaring melalui tes tertulis bentuk pilihan ganda

dengan 4 pilihan jawaban yang dikembangkan dari aspek dan indikator

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis dan

mengevaluasi.

2. Data kemampuan berpikir kritis siswa

Di jaring dengan menggunakan test uraian yang dikembangkan dari indikator

membawa penjelasan yang elementer dari masalah, mengumpulkan informasi

dasar, membuat inferensi, membawa penjelasan lebih lanjut dan kesimpulan

terbaik. Dilengkapi dengan rubrik penilaian.

3. Data kuesioner respon siswa terhadap model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended. Teknik yang digunakan untuk

memperoleh data kuesioner siswa terhadap model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended dilakukan melalui angket

secara kualitatif. Kemudian data kualitatif dikonversi menjadi skala

kuantitatif.

4. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai

proses pembelajaran terutama dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning termasuk kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas. Wawancara mengacu pada

pedoman yang telah disusun oleh peneliti. Hasil wawancara digunakan untuk

melengkapi data yang telah diperoleh sebelumnya terutama digunakan pada

(24)

H. Teknik Pengolahan Data

Data peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep

dianalisis dengan uji statistik dengan menggunakan program Microsoft Excel.

Langkah-langkah dalam penganalisisan data dari hasil tes awal dan tes akhir

kemampuan berpikir kritis siswa dan penguasaan konsep siswa adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan skor dan nilai tes awal dan tes akhir.

2. Menentukan nilai rata-rata dan persentase masing-masing kategori.

3. Menghitung N-gain dari tes awal dan tes akhir untuk menunjukkan

peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa dengan

menggunakan rumus N-gain yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut:

� − ���� = ��� −�� �

�� � −�� � ...(1)

Keterangan:

SPost = skor tes akhir

SPre = skor tes awal

SMaks = skor maksimum

Kategori perolehan N-gain diklasifikasikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Klasifikasi N-gain

Kategori perolehan N-gain Keterangan

N-gain > 0,70 Tinggi

0,30 < N-gain < 0,70 Sedang

N-gain < 0,30 Rendah

(Sumber: Hake, 1999)

1. Uji Statistik

(25)

Uji normalitas data tes awal, tes akhir, dan skor N-gain berpikir kritis dan

penguasaan konsep pada materi sistem sirkulasi antara siswa kelompok

eksperimen-1 dan siswa kelompok eksperimen-2 menggunakan uji

Chi-Square/Chi kuadrat (Sugiyono, 2011) dengan bantuan program SPSS V16.

Normalnya distribusi data dapat diketahui dari nilai Chi kuadrat hitung, jika nilai

Chi kuadrat hitung (χ2 hitung) lebih lebih kecil atau sama dengan Chi kuadrat

tabel (χ2tabel). Jika χ2hitung < χ2 tabel, maka data berasal dari distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS V16 dengan

menggunakan uji Levene. Atau dengan menggunakan uji F. dengan rumus

sebagai berikut (Susetyo, 2010):

� =�2�

�2� � dengan S

2 = varians...(2)

Homogenitas data dapat diketahui dari nilai signifikan output SPSS V16 pada

p-Value uji Levene. Jika p-Value > 0,05, maka data berasal dari varians yang

sama atau homogen. Uji homogenitas juga dapat dilakukan dengan uji F,

homogenitas data dapat diketahui dari nilai signifikansi (2-tailed) output

Microsoft Excel, jika F hitung lebih kecil daripada F tabel maka data berasal dari

varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2002).

3. Uji Hipotesis

Jika data berasal dari distribusi normal dan keduanya homogen, maka

dilanjutkan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan untuk menguji tingkat

signifikansi perbedaan rerata kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep

siswa dilakukan dengan analisis secara statistik. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan uji-z dua ekor (2-tailed) dengan taraf signifikan α =

0,05 (Sugiyono, 2008). Pengujian hipotesis menggunakan bantuan program

Microsoft Excel.

Uji hipotesis data dapat diketahui dari output Microsoft Excel dengan uji-z

(26)

maka H0 diterimapada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1

+ n2– 2). Atau dapat diketahui dari p-Value, jika p-Value > 0,05 pada uji dua ekor

maka H0 diterimapada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1

+ n2 – 2) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok

eksperimen.

(Ho : µ1 = µ2): Tidak ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok

eksperimen.

(Ho : µ1 ≠ µ2): Terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok eksperimen-1 lebih besar dari eksperimen-2

� = Rata-rata kelompok eksperimen-1 � = Rata-rata kelompok eksperimen-2

2. Analisis Kuesioner Siswa

Data yang diperoleh dari kuesioner siswa di hitung dan dideskripsikan untuk

menarik kesimpulan. Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori sangat

setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2,

dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan pernyataan negatif, sangat

setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3,

dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4. Seluruh skor dipersentasekan sebagai

dasar untuk menarik kesimpulan.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian maka diperoleh temuan yang terdiri

atas nilai keterlaksanaan program pembelajaran, N-gain penguasaan konsep,

gambaran kemampuan berpikir kritis siswa, gambaran kuesioner siswa dan guru

terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open

ended, serta temuan keunggulan dan kekurangan model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended. Temuan ini menjadi dasar

pertimbangan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

3. Analisis Wawancara Guru

Dalam penelitian ini hasil analisis wawancara guru dideskripsikan dan

digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan, hasil wawancara mengenai

(27)

Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi,

kesulitan-kesulitan guru dalam pembelajaran di dalam kelas.

I. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menempuh empat tahapan yaitu: studi

pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan data dan pelaporan.

Penjelasan untuk masing-masing tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan

Pendahuluan meliputi identifikasi masalah dan perumusan masalah.

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui pemasalahan yang ada

terutama dalam pembelajaran meliputi kemampuan berpikir kritis siswa,

penguasaan konsep siswa, gaya belajar siswa dan kondisi siswa. Perumusan

masalah meliputi penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran,

materi dan hasil belajar siswa. Studi literatur juga dilakukan untuk mengkaji

temuan-temuan penelitian sebelumnya dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning dan Open ended yang berkaitan

dengan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep. Selain itu

dilakukan kajian beberapa teori yang berkaitan dengan indikator berpikir

kritis dan penguasaan konsep pada materi sistem sirkulasi yang disesuaikan

dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada kurikulum

sekolah. Hasil dari tahapan ini akan digunakan untuk merancang model

pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended untuk

pembelajaran di kelas.

2. Tahap perencanaan

Pada tahap ini model pembelajaran Problem Based Learning dengan

pendekatan Open ended dirancang berdasarkan standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) pada kurikulum sekolah pada materi sistem sirkulasi.

Selanjutnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai

panduan untuk guru dan lembar kerja siswa (LKS) sebagai panduan siswa.

Pada tahap juga menentukan populasi dan sampel yang akan dijadikan

(28)

coba, selanjutnya instrumen hasil uji coba dapat dijadikan pijakan dalam

menyusun intrumen dalam penelitian sesungguhnya. Judgement instrumen

oleh para ahli, dan revisi instumen yang siap untuk di uji coba pada

penelitian. Kuesioner siswa mengenai model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended dan wawancara guru.

3. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi, pelaksanaan pretest baik di sekolah yang berada

di perkotaan dan di sekolah yang berada di pedesaan. Dilanjutkan dengan

implementasi pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

Open ended pada materi sistem sirkulasi pada kedua sekolah (kelompoke

eksperimen-1 dan kelompok eksperimen-2). Selama pembelajaran

berlangsung dilakukan pengamatan terhadap keterlaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa berdasarkan

pedoman yang telah disusun. Pengamatan dilasanakan oleh guru atau pihak

yang berkompeten dibidangnya. Selanjutnya setelah perlakuan, dilaksanakan

posttest baik baik pada kedua sekolah (kelompok eksperimen-1 dan kelompok

eksperimen-2). Selanjutnya diberikan kuesioner tanggapan siswa terkait

model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

Open-ended.

4. Tahap pengolahan data dan pelaporan

Pada tahap ini meliputi pengolahan data pretest dan posttest terhadap

kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dari kedua sekolah,

pengolahan data tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dari kedua

sekolah. Pada tahap pelaporan meliputi pembahasan hasil penelitian,

selanjutnya menarik kesimpulan.

J. Alur Penelitian

Selain prosedur penelitian, penelitian ini juga menggunakan alur penelitian.

(29)

penelitian. Alur dalam penelitian alur penelitian secara ringkas disajikan pada

(30)
(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan dalam penelitian ini

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan konsep siswa pada kedua

kelompok eksperimen pada materi sistem sirkulasi mengalami peningkatan yang

cukup signifikan setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended. Hal ini dibuktikan dengan skor

rata-rata N-gain penguasaan konsep siswa sebesar 0,44 untuk kelompok

eksperimen-1 dan 0,52 untuk kelompok eksperimen-2, peningkatan kedua

kelompok eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang. Kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi sistem sirkulasi mengalami peningkatan yang cukup

signifikan setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended pada kelompok eksperimen-1 dan

kelompok ekaperimen-2. Hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata N-gain

kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,54 untuk kelompok eksperimen-1 dan

0,62 untuk kelompok eksperimen-2, peningkatan kedua kelompok eksperimen

termasuk ke dalam kategori sedang.

Berdasarkan analisis hasil uji signifikansi skor rata-rata N-gain diperoleh

informasi bahwa tidak terdapat perbedaan pada kelompok eksperimen-1 dan

kelompok eksperimen-2 terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berpikir

kritis siswa setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

implementasi Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada

kedua kelompok eksperimen cukup konsisten dalam meningkatkan penguasaan

konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Implementasi model pembelajaran Problem Based Learning dengan

menggunakan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi lebih diterima

oleh siswa pada kelompok eksperimen-2 dari pada siswa pada kelompok

(32)

kelompok eksperimen. Guru pada eksperimen-1 berpendapat bahwa Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended bukan model pembelajaran yang

baru. Penerapan model apapun tidak efektif karena sebagian besar siswa bersikap

acuh, hanya sebagian kecil siswa saja yang mengikuti pembelajaran. kelas kurang

kondusif dan respon siswa sangat kurang dalam proses pembelajaran di kelas.

Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh guru pada kelompok

eksperimen-2 yang menyatakan bahwa Problem Based Learning dengan

pendekatan Open ended merupakan hal yang baru bagi siswa. Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended belum pernah diterapkan di kelas

mengingat fasilitas yang kurang memadai sehingga kadang-kadang kesulitan

untuk menjelaskan konsep yang bersifat abstrak. Sebagian besar siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik, kelas cukup kondusif. Antusias siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran di kelas cukup bagus, apalagi mengenai konsep yang bersifat

abstrak.

B. Saran

Bertitik tolak dari hasil-hasil penelitian dalam meningkatkan penguasaan

konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa, penulis memberikan saran perlu

ketelitian dan kajian lebih dalam untuk menentukan materi terutama materi yang

bersifat abstrak karena akan kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

Open ended. Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment (eksperimen

semu), untuk itu penulis merekomendasikan untuk mengguanakan metode true

experiment (eksperimen sesungguhnya) untuk penelitian lebih lanjut. Mengacu

pada hasil penelitian tanggapan siswa dan guru secara umum cukup baik

mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open

(33)

Daftar Pustaka

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi taksonomi Bloom. (Prihantoro, Trans). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Balta, E. L. (2006). Using Literature and Innovative Assessments to Ignite Interest and Cultivate Critical Thinking Skills in an Undergraduate Neuroscience Course. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 167–174, Summer 2006. DOI: 10.1187/cbe.05–08–0108

Barnet, S. & Bedau, H. (2011). Critical thinking, Reading, and Writing. A bBrief Guide to Argument. Seventh Edition. Boston: Bedford/St. Martin’s.

Boucaud, D. W. & Nabel, M. & Eggers, C. H. (2013). Oxford-Style Debates in a Microbiology Course for Majors: A Method for Delivering Content and Engaging Critical Thinking Skills. Journal of Microbiology & Biology

Education.Vol. 14. num 1. DOI:

http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.433. p. 2-11

Campbell, N.A. & Reece, J.B. & Mitchel, L.G. (2004). Biologi jilid III (Edisi kelima). (W. Manalu: trans). Jakarta : Erlangga.

Christians, E.S. Ishiwata, T. & Benjamin, I.J. (2012). Small Heat Shock Proteins in Redox Metabolism: Implications for Cardiovascular Diseases. International Journals Biochem Cell Biol. 2012 October ; 44(10): 1632–1645. doi:10.1016/j.biocel.2012.06.006.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Darland, D. C. & Carmichael. J. S. (2012). Long-Term Retention of Knowledge and Critical Thinking Skills in Developmental Biology. Journal of Microbiology & Biology Education.Vol. 13. num 2. DOI:http://dx.doi.org/10.1128/jmbe. v13i2.331. p. 125-132.

Dellacà, R.L. Zannin, E. Sancini, G. Rivolta, I. Leone, B.E. Pedotti, A. & Miserocchi, G. (2008). Changes in the mechanical properties of the respiratory system during the development of interstitial lung edema. Respiratory Research 2008, 9:51 doi:10.1186/1465-9921-9-51.

Dhomuddin, N. (2013). Pendekatan Open ended. (online: Posted on 12 Januari

2013 by Nie_dhomuddin). Tersedia di

(34)

Duch, B. J. & Groh, S. E. & Allen, D. E. (2001). The power of Problem-Based Learning. A practical “how to” for teaching undergraduate course in any discipline. Sterling, Virginia : Stylus, LLC.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi keenam. (Wahono, Trans). Jakarta: PT. Indeks.

Ennis, R. H. (1996). Critical thinking. University of Illinois. New Jersey : Prentice-Hall. Inc. Upper Saddle River.

Erman, H. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA FPMIPA.

Fisher, A. (2001). Critical Thinking. An Introduction. United Kingdom: Cambridge University Press.

Fontana, L. Vinciguerra, M. & Longo, V.D. (2012). Growth factors, nutrient signaling, and cardiovascular aging. Circ Res. 2012 April 13; 110(8): 1139–1150. doi:10.1161/CIRCRESAHA.111.246470.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. & Hyun, H. H. (1993). How to design and evaluate research in education. Eighth Edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Gasper, B. J. & Gardner, S. M. (2013). Engaging Students in Authentic Microbiology Research in an Introductory Biology Laboratory Course is Correlated with Gains in Student Understanding of the Nature of Authentic Research and Critical Thinking. Journal of Microbiology & Biology Education. Vol. 14. num 1. DOI: http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.460. p. 25-34.

Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk menerapkan accelarated learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Halme, D. G. & Khodor, J. & Mitchell, R. & Walker, G. C. (2006). A Small-Scale Concept-based Laboratory Component: The Best of Both Worlds. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 41–51, Spring 2006. DOI: 10.1187/cbe.05–02–0065.

Hanafi, A. (1981). Memasyarakatkan ide-ide baru. Surabaya: Usaha Nasional.

http://asalasah.blogspot.com/2013/01/ternyata-golongan-darah-bisa-dirubah.html. Diunduh pada tanggal 26 Desember 2014.

(35)

http://bloghelloekka.blogspot.com/2013/10/proses-pembekuan-darah-dan-gangguan.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014

http://lifqual.com/bagaimana-struktur-jantung-normal/. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2015.

http://sains.me/550/tanyasains-mengapa-darah-berwarna-merah.html/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

https://saniwira.wordpress.com/peredaran-darah-manusia/pembuluh-darah/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://ureport.news.viva.co.id/news/read/301092-manfaat-dan-cara-kerja-sel-darah-putih-manusia. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://zonabiokita.blogspot.com/2013/11/struktur-jantung-manusia.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

Hudiono, (2008). Pembudayaan Pendekatan Open-ended Problem Solving dalam Pengembangan Daya Representasi Matematik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 1.

Ibrahim, M., & Nur, M., (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.

Imprasitha, M. (2006). Open-ended approach and teacher education. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.25, 2006.

Klegeris, A. & Bahniwal, M. & Hurren, H. (2013). Improvement in Generic Solving Abilities of Students by Use of Tutor-less Problem-Based Learning in a Large Classroom Setting. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 73–79, Spring 2013. DOI: 10.1187/cbe.12-06-0081.

Lang, H. R. & Evans, D. N. (2006). Models, Strategies and Methods. For Effective Teaching. Boston: Pearson Education Inc.

Lambros, A. (2004). Problem based learning in middle and highschool classroom. A teacher’s guide to implementation. California: Corwin Press.

Long, N. (1992) Sosiologi Pembangunan Desa. (Bina Aksara Trans). Jakarta: Bumi Aksara.

(36)

Murni, (2013). Open-Ended Approach in Learning to Improve Students Thinking Skills in Banda Aceh. International Journal of Independent Research and Studies – IJIRS. Vol. 2, No.2 (April, 2013) 95-101. Based Learning) Berbantuan Diagram V (Ve) Dalam Pembelajaran

Kimia. Retrived from

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sukisman%20Purtadi, %20M.Pd./PBL%20dengan%20Diagram%20Vee.pdf.

Quitadamo, I. J. & Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 140–154, Summer 2007. DOI: 10.1187/cbe.06–11–0203

Quitadamo, I. J. & Faiola, C. L. & Johnson, J. E. & Kurtz, M. J. (2008). Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 7, 327–337, Fall 2008. DOI: 10.1187/cbe.07–11–0097

Richmond, G. & Merrit, B & Lurian, M. U. & Parker, J. (2010). The Development of a Conceptual Framework and Tools to Assess Undergraduates’ Principled Use of Models in Cellular Biology. CBE— Life Sciences Education. Vol. 9, 441–452, Winter 2010. DOI: 10.1187/cbe.09–11–0082

Ruland, J. P. (2003). Critical Thinking Standards University of Central Florida. Florida: Faculty Centre.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Saleh, S. (2011). The Level of B.Sc.Ed Students’ Conceptual Understanding of Newtonian Physics. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3.

(37)

Shirwany, N.A & Zou, Ming-Hui (2010). AMPK in cardiovascular health and

Soekanto, S. (1982). Sosiologi. Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Steck, T. R. & Biase, W. D. & Wang, C. & Boukthiarov, A. (2012). The Use of Open-Ended Problem-Based Learning Scenarios in an Interdisciplinary Biotechnology Class: Evaluation of a Problem-Based Learning Course Across Three Years. Journal of Microbiology & Biology Education V. 13, num. 1. P.2-10. DOI: http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v13i1.389.

Sudarman, (2007). Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal pendidikan inovatif. volume.2(2). 68-73.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Tan, Oon-Seng. (2003). Problem-based Learning innovation. Using problems to power learning in the 21st century. Singapore: Cengage Learning.

Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing Thinking throught Problem-based Learning Approaches. Singapore: Cengage Learning.

Varela, M. F. & Lutnesky, M. M. F. & Osgood M. P. (2005). Assessment of Student Skills for Critiquing Published Primary Scientific Literature Using a Primary Trait Analysis Scale. Journal of Microbiology Education. Vol. 6. p. 20-27.

White, T. K. & Whitaker P. (2009). The Use of Interrupted Case Studies to Enhance Critical Thinking Skills in Biology. Journal of Microbiology & Biology Education. Vol. 10. p. 25-31.

(38)

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Penelitian.
Table 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes
gambar 3.1. berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

open ended problem memiliki keterkaitan dari segi sebab akibat jika dilihat dari definisi masing-masing maka dibuktikan implementasi serta pengaruh pendekatan

(1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional; (2) Terdapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada menggunakan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended pada materi persegi panjang dan layang-layang terhadap kemampuan berpikir

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan open-ended tidak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif

Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi perangkat pembelajaran fisika berbasis model creative problem solving dengan pendekatan open-ended pada materi usaha dan

Pembelajaran TAI dengan Open Ended Problem untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Tadris Matematika IAIN Curup.. JPMR

Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Antara Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Open-Ended Dibandingkan Dengan Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan