• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA MASALAH DAN SOLUSI HOLE PROBLEMS PADA LAPAN- GAN PANAS BUMI SUMUR X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA MASALAH DAN SOLUSI HOLE PROBLEMS PADA LAPAN- GAN PANAS BUMI SUMUR X"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

122

ANALISA MASALAH DAN SOLUSI HOLE PROBLEMS PADA LAPAN- GAN PANAS BUMI SUMUR X

Dwiki Anggara Tedi Syahputra1* ,Didin Chaerudin Irwansyah1, Sulistiyono1

1Produksi Minyak dan Gas, PEM AKAMIGAS, Jawa Tengah, Cepu, 58112

*E-mail: dwikianggara100@gmail.com

ABSTRAK

Operasi pemboran mempunyai tugas utama yaitu membuat lubang dari permukaan sampai titik target secara aman. Titik target itu dapat berupa formasi yang mengandung hidrokarbon atau reservoir panas bumi. Operasi pemboran memiliki resiko besar dan biaya yang sangat tinggi, oleh karena itu agar kegiatan operasi pemboran memperoleh hasil yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan yang baik dan matang. Perlunya dilakukan Operasi pemboran sesuai dengan rencana pemboran agar didapat hasil pemboran yang baik . Namun dalam kenyataannya banyak permasalahan tidak terduga yang terjadi saat pemboran berlangsung dan dapat menyebabkan melebarnya waktu dan biaya . Permasalahan yang tidak terduga itu disebut NPT ( Non Productive Time ), contoh NPT ( Non Productive Time ) seperti terjadinya problem pada surface dan problem pada subsurface . Maka dari itu perlunya dilakukan Analisa tentang masalah dan solusi dalam proses pengeboran ( Hole problems ) tersebut agar dapat menjadi acuan dan pembelajaran pada pemboran selanjutnya.

Kata kunci: Operasi Pemboran , Hole problems , NPT (Non Productive Time)

1. PENDAHULUAN

Geothermal adalah energi baru dan terbarukan yang kini banyak dikembangkan. Panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan secara tidak langsung tersebut memerlukan tahap-tahap kegiatan yang kompleks dan studi yang mumpuni hingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu bentuk pemanfaatan energi panas bumi. Namun, tidak semua sistem panas bumi dapat digunakan untuk pembangkit listrik, melainkan hanya sistem panas bumi yang memiliki entalpi tinggi. Untuk sistem berentalpi rendah dapat dimanfaatkan secara langsung, antara lain untuk pemanas ruangan, pemandian air hangat, dll. Seperti halnya dengan energi fosil (minyak dan gas), energi panas bumi juga melalui tahapan antara lain survei pendahuluan, eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, hingga pemanfaatan. Dalam tahap- tahap tersebut, Pemboran adalah salah satu kegiatan pembuatan lubang tegak atau miring kedalam bumi untuk mencapai reservoir. Operasi pemboran memiliki resiko besar dan biaya yang sangat tinggi, oleh karena itu agar kegiatan operasi pemboran memperoleh hasil yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan yang baik dan matang. Perlunya dilakukan Operasi pemboran sesuai dengan rencana pemboran agar didapat hasil pemboran yang baik . Namun dalam kenyataannya banyak permasalahan tidak terduga yang terjadi saat pemboran berlangsung dan dapat menyebabkan melebarnya waktu dan biaya . Permasalahan yang tidak terduga itu disebut NPT ( Non Productive Time ), contoh NPT ( Non Productive Time ) seperti terjadinya problem pada surface dan problem pada subsurface . Maka dari itu perlunya dilakukan Analisa tentang masalah dan solusi dalam proses pengeboran ( Hole problems ) tersebut agar dapat menjadi acuan dan pembelajaran pada pemboran selanjutnya.

(2)

123

2. METODE

A. Literature Study / Studi Literatur

Pada tahap ini, penulis bermaksud untuk memastikan kesesuaian terdahap teori berupa buku maupun studi kasus serupa yang telah ada dengan cara mempelajarinya .Sehingga output pada tahap ini berupa informasi apa saja yang harusnya dimuat dan/atau mendukung Analisa Offset well .

B. Data DDR Sumur X

Pada tahap ini pengumpulan data untuk menunjang penelitian kerta kerja wajib, penulis menggunakan data yang sudah dikumpulkan berupa DDR Sumur X. Setelah dikumpulkan dilakukan pengolahan data berupa analisis guna mengkaji data menjadi kesesuaian dengan yang dibutuhkan atau output berupa Data NPT pada sumur X yang dapat di Analisa penyebab dan solusi NPT pada sumur tersebut.

C. NPT

Pada tahap ini dilakukan perencanaan program Analisa penyebab Hole problems pada sumur X dan solusi untuk Hole problems tersebut.Sehingga output pada tahap ini berupa :

Penyebab dan Solusi Problem Loss Circulation

Pada sub tahap ini dilakukan pembacaan DDR dan membandingkan data geologi dapat diketahui dimana letak Problem Loss Circulation tersebut . Dari Penyebab Problem Loss Circulation tersebut dapat dicari solusi yang tepat untuk sumur tersebut.

Penyebab dan Solusi Problem Stuck pipe

Pada sub tahap ini dilakukan pembacaan DDR dan membandingkan data geologi dapat diketahui dimana letak Problem Stuck pipe tersebut . Dari Penyebab Problem Stuck pipe tersebut dapat dicari solusi yang tepat untuk sumur tersebut.

D. Finish / Kesimpulan

Hasil penyusunan penelitian terhadap studi kasus Sumur X akan penulis simpulkan berdasarkan penelitian, sehingga hipotesis dapat dijawab serta maksud dan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat disimpulkan.

3. PEMBAHASAN

A. Well Completion Time Analysis

Untuk menganalisis durasi penyelesaian sumur pada sumur X, maka perlu dilakukan penguraian terlebih dahulu penyelesaian sumur pada tiap section. Setelah dilakukan analisa per section, kemudian diakumulasi dan dibedakan menjadi dua parameter yaitu Productive Time (PT) dan Non-Productive Time (NPT). Setelah itu dilakukan perbandingan seperti yang ditunjukan pada Grafik 1 , dengan melihat total waktu well completions per section berdasarkan nilai PT maupun NPT. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui nilai presentase parameter waktu yang terjadi selama operasi pemboran.

(3)

124

PT 88%

NPT

12%

Sumur X PT NPT

PT NPT

Grafik 1. Diagram PT vs NPT

B. NPT Breakdown

Setelah mengetahui nilai PT dan NPT, tahap selanjutnya adalah membedah nilai NPT untuk dianalisa lebih detail. Nilai tersebut didapatkan berdasarkan data Daily Drilling Report (DDR) pada sumur X, kemudian dikelompokan dalam bentuk nilai presentase seperti pada Grafik 2 NPT terbesar yang terjadi pada sumur X adalah Stuc pipe 46%, reaming sebesar 26% dan Lost circulation sebesar 20%. Dari Data-data pada grafik 2, diambil 80% Total NPT ( Stuc pipe , reaming, Lost circulation ) dan akan dianalisis pada penelitian ini.

Grafik 2 Sumur X NPT Breakdown

STUC 46%

REAM 26%

LOST 20%

RREP 6%

DFAL

1% FLUD

1%

Sumur X NPT Breakdown

STUC REAM LOST RREP DFAL FLUD

(4)

125

C. Hasil dan Analisa

Untuk kedalaman yang dangkal ( 0-500m ) Loss Sirkulasi yang terjadi pada sumur X disebabkan karena terdapat formasi yang belum kompak ( terjadi karena proses fisik dimana sedimen dikonsolidasikan , menghasilkan pengurangan ruang pori karena butiran dikemas lebih dekat , lebih rapat satu sama lain ) sehingga lumpur pemboran dapat masuk ke dalam formasi yang belum kompak tersebut. Untuk kedalaman dibawah 500m Loss Sirkulasi yang terjadi pada sumur X terdapat 2 penyebab yaitu rekahan dan kontak batuan/litologi ( misal tufa dibawahnya ada lapisan lava trus dibawah nya ada tufa lagi , dari yang padat kemudian lembut, kemudian pada itu diantara itu menimbulkan permeabilitas , di permeabilitas itulah yang biasanya muncul Loss Circulation pada drilling .Masih belum diketahui penyebab pastinya apakah terjadi lost sirkulasi yang disebabkan karena rekahan atau Loss sirkulasi yang disebabkan karena adanya kontak batuan/litologi disebabkan karena terbatasnya data pada Kertas Kerja Wajib ini . Untuk mengetahui penyebab problem lost sirkulasi diperlukannya data drilling parameter , litologi.

Loss sirkulasi yang terjadi pada sumur X terutama disebabkan oleh jenis formasinya yang banyak terdapat formasi yang belum kompak , rekahan alami dan adanya kontak litologi sehingga pada waktu pemboran menembus formasi yang terdapat formasi yang belum kompak , rekahan alami dan adanya kontak litologi lumpur pemboran akan hilang atau masuk kedalam formasi tersebut.

• Jika terdapat banyak air dilapangan

Dilakukan sirkulasi LCM karena disini kita ingin menahan lumpur pemboran agar tidak masuk kedalam formasi yang belum kompak , rekahan alami dan adanya kontak litologi.

• Jika tidak banyak air dilapangan

Dilakukan Cement Plug , karena tingkat ke-efektifannya yang tinggi dalam menyumbat formasi dan tidak membutuhkan air yang banyak . Namun Cement Plug memilik kekurangn yaitu harus WOC ( waiting on cement ) , dan waktu WOC bisa menyampai waktu 10 jam hal ini juga dapat menambah biaya sewa rig.

Untuk pemboran yang sudah mencapai lubang 17 ½ untuk mengatasi tidak diperlukannya lcm karena lcm dapat menghambat zona produksi panas bumi ( zona rekah) , maka dilakukannya blind drilling.

Selanjutnya untuk masalah Tight hole dan stuck . Untuk kedalaman yang dangkal ( 0-500m ) Tight hole dan stuck yang terjadi pada sumur X disebabkan karena Runtuhnya batuan-batuan ( Pack off ) yang tidak terkompaksi dengan baik di dasar lubang bor.

Untuk kedalaman yang dalam ( 500m-kebawah) Tight hole disebabkan oleh Pack off . Pack off yang disebabkan karena incompetent formation. Incompetent formation: yaitu batuannya sudah mengalami pembebanan yang tinggi dan tidak bisa menahan berat beban dari keadaan normalnya. Biasanya ini dikarenakan pada saat drilling , terlalu berat lumpur pemboran dan terlalu beratnya .Biasanya Pack off juga terjadi pada saat ngedrill yang punya kemiringan dan load terlalu berat juga.batuan yang kompak biasanya bersifat ductile dan gampang pecah .Pack off juga terjadi karena adanya rekahan pada formasi . Kurangnya data seperti drilling parameter membuat penelitian ini kurang sempurna.

Untuk problem Tight hole perlunya dilakukan wash dengan air drilling atau aerated mud untuk mengangkat cutting Sebelum melakukan ream dilakukan memompa hi-vis ke bagian Tight hole ( agar tergerus ) lalu dilakukan reaming untuk menghilangkan Tight hole tersebut.

Untuk problem stuck dilakukan jars terlebih dahulu , jars disini berfungsi untuk menyentak agar tidak terjadi stuck , jika cara ini tidak berhasil dilakukan wash dengan air drilling atau aerated mud ( agar tergerus ) untuk mengangkat cutting atau mengangkat

(5)

126

runtuhan ( Pack off ) Tight Hole lalu dilakukan reaming untuk menghilangkan Tight Hole tersebut.

4. SIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasl penelitian skripsi Analisa problem dan solusi dalam drilling Geothermal, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan LCM kita dapat menutup zona Loss dan mengatasi masalah hilangnya lumpur

b. Hilangnya lumpur dapat terjadi karena adanya formasi yang tidak kompak , kontak batuan dan adanya rekahan

c. Dengan menggunakan Sirkulasi yang baik Tight Hole dapat dihilangkan

d. Reaming dapat menghilangkan Tight Hole , memperhalus lubang dan membesarkan lubang sumur

e. Tight Hole dapat disebabkan karena adanya pack off yaitu runtuhnya batuan formasi akibat formasi tidak kompak dan Pack off yang disebabkan karena incompetent formation.

f. Stuck pipe dapat erjadi karena adanya cutting yang menumpuk , cutting yang menumpuk ini disebabkan oleh kurang baiknya pekerjaan hole cleaning

g. Stuck pipe juga dapat terjadi karena adanya pack off

h. Stuck pipe dapat diatasi dengan penggunaan jars, wash dan reaming

i. Solusi yang diberikan diharapakan menjadi acuan dan dapat menekan NPT yang terjadi untuk pemboran sumur selanjutnya.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Bowes, C. (1997). Driller Stuck pipe Handbook Communication.

[2] Rabia H. (2001): Well engineering and construction. Entrac Consulting,

[3] Adams, N. J. (1981). Drilling Drilling Engineering Engineering.

https://doi.org/10.1067/moe.2002.124764 [4] Amoco. (1996). Drilling Manual

[5] Bourgoyne Jr., Bourgoyne Jr., A. T., Millhelm, K. K., Chenevert, M A. T., Millhelm, K. K., Chenevert, M. E., & Young J . E., & Young Jr., F. S. (1991). r., F. S.

(1991). Applied Applied Drilling Drilling Engineering Engineering. Spe Textbook Series.

https://doi.org/10.1007/s00277-007-0425-0

[6] Baker Hughes. (1995). Drilling Drilling Engineering Engineering Workbook . Baker Hughes INTEQ (Vol. 77073).

[7] Bowes, C. (1997). Driller Stuck Driller Stuck pipe Handbook Pipe Handbook . Communication.

[8] Mitchell, R. F., & Miska, S. Z. (2011). Fundamentals of Drilling Engineering. Society of Petroleum Engineers Journal February.

[9] Heriot-watt. (1940). Drilling Engineering. US Patent 2,206,835.

https://doi.org/10.1039/b402521k

[10] Mitchell, B. (1995). OIL WELL ADVANCE DRILLING ENGINEERING.

[11] Hussain, R. (2001). Well Engineering & Construction Hussain Rabia.

[12] Rubiandini, Rudi. ( 2012 ): Teknik Operasi Pemboran 2

[13] Sarit Rattanachan and Mukesh Maheshwari ( 2014 ) : Successful Strategy to Minimise Non Productive Time for DrillingDeepwater Well with Newbuild 6th Generation Drillship

[14] https://doi.org/10.2118/170479-MS

[15] Le Bot, P. (2004), 'Human reliability data, Human error and accident models—illustration through the Three Mile Island accident analysis', Reliability Engineering & system safety, vol. 83, no. 2, pp. 153-67.

[16] Harrald, J.R., Marcus, H.S. & Wallace, W.A. (1990), 'The Exxon Valdez: An assessment of crisis prevention and management systems', Interfaces, vol. 20, no. 5, pp. 14-30.

(6)

127

[17] Hollnagel, E. (1993), Human reliability analysis: context and control, Academic Press London

[18] Natalia Krygier and Adebowale Solarin ( 2020 ) : A Drilling Company's Perspective on Non Productive Time NPT Due to WellStability Issues

[19] https://doi.org/10.2118/200732-MS

[20] Gregoriana Fiesta Saraswati, Mulia Ginting, Simorangkir , (2015 ) : ANALISA WAKTU YANG TIDAK PRODUKTIF (NPT) PADA OPERAS' PEMBORAN SUMUR LEPAS PANTAI "NS-AAA" LAPANGAN xy, TOTAL INDONESIA KALIMANTAN TIMUR

Daftar Simbol

m = satuan pokok untuk ukuran panjang dalam sistem SI

inch = satuan imperial untuk mengukur panjang

= bentuk bilangan yang mewakili sebagian

atau keseluruhan sebuah nilai atau barang dengan membentuk rasio per seratus.

$ = mata uang resmi Amerika Serikat joint = Panjang sambungan

ft = satuan panjang non-SI yang umum digunakan di Britania Raya dan Amerika Serikat.

gpm = Gallon (fluid, US) per minute

Gambar

Grafik 2  Sumur X NPT Breakdown

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Penatalaksanaan fisioterapi menggunakan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation ( TENS) dan terapi latihan pada kondisi Post ORIF Fraktur Fibula Distal

program pelayanan sosial berbasis keluarga dengan tujuan untuk memberikan rasa kasih sayang yang telah hilang dari anak-anak yang seharusnya mereka dapatkan dari

Berdasarkan grafik hasil analisa komparasi kapasitas dukung tiang pancang diatas untuk luas penampang 0,016 m 2 dapat dijelaskan bahwa, penampang cincin

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

antara Kecerdasan Emosional dengan komunikasi antar pribadi pada. siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga, dari hasil

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi" rus kas yang mengambil

ekstra untuk menyelesaikan penelitian yang akan saya gunakan untuk tesis ini, karena saat itu saya sedang hamil,” tutur Roisah Nawatila, ketika ditemui UNAIR NEWS

Dan sering kali matematika sulit untuk dipahami oleh usia sekolah dasar bahkan siswa SMA sekalipun, sehingga dirasakan ada beberapa hal yang harus dilakukan