• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan, sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting. Karena SDM mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap berjalan sesuai aturan, Hartatik (2014). Berelson dan Steiner (1964) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa perencanaan SDM merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. SDM merupakan aset organisasi yang sangat vital. Peran dan fungsi nya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. Dalam suatu organisasi, SDM bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi. Saat ini, kedudukan SDM bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi, serta segala aktivitas organisasi, Sutrisno (2014). SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi.

Sumber daya manusia harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas bersangkut paut dengan jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Sedangkan kualitas terutama dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Pada aspek pendidikan, tinggi rendahnya tingkat pendidikan suatu individu ikut menentukan tinggi rendahnya kualitas dari sumber daya manusia. Kualitas pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 120 negara didunia, peringkat tersebut cukup rendah melihat Indonesia sebagai negara yang berkembang, dikutip berdasarkan laporan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk baik atau buruknya pribadi

manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang

pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi

penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon

(2)

terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen tentang ketentuan umum pasal 1(satu), guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas yang diemban guru bukanlah hal yang ringan, karena sebagian dari masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Tenaga Pendidik atau guru merupakan sumber daya manusia atau salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan, sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting.

Di Indonesia rata-rata gaji guru hanya sebesar USD 2.830 atau sekitar Rp. 34,4

juta per tahun. Sedangkan, di Swiss upah guru terbesar yaitu USD 68.820 per tahun

atau sekitar Rp. 837 juta per tahun, dikutip dari The Guardian (27/11/2014). Secara

umum, gaji atau upah merupakan bentuk motivasi kerja dan kepuasan kerja guru dan

dapat juga berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja guru. Gaji adalah salah satu

penghargaan atau balas jasa dari pihak organisasi untuk memenuhi kepuasan kerja

juga memotivasi kerja guru untuk bekerja lebih baik lagi. Sikap guru terhadap

pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekerjaan

maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Peningkatan kualitas SDM

dapat dilakukan salah satunya dengan cara motivasi. Menurut Uno (2007), motivasi

kerja dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang

yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan,

harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Penelaahan kepuasan kerja

Guru sebaiknya dilakukan dengan teratur sehingga dapat di pastikan bahwa mereka

dalam kondisi puas. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah

tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan kerja yang baik terhadap pekerjaanya

maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang

guru yang mampu bekerja secara profesional, disiplin dalam bekerja dan memilikii

(3)

kompetensi profesional yang tinggi. Disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Disiplin kerja sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi. Riva’i (2004) dalam Hartatik (2014) menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan serta norma-norma sosial yang berlaku. Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap pekerjaan tergantung dari guru bersangkutan maupun kondisi lingkungan. Menurut Walgito (1994) dalam Riva’i (2008), sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal, yaitu berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma, dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur- unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah.

Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai

pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan

pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas

membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,

aktif, kreatif, dan mandiri. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar

mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh

kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru adalah

faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan

sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru

merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di

sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari seorang guru sangat menentukan

mutu pendidikan. Mangkunegara (2013:p67) menyatakan kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(4)

SMK Bina Insan Mandiri ini merupakan pergantian nama dari SMK KESOSI yang berdiri pada tahun 1989-1990 dibawah pimpinan Drs.Dawan. baru sekitar dua belas tahun berjalan, pada tahun 2001 nama SMK KESOSI diganti menjadi SMK Bina Insan Mandiri karena ada peralihan kepemimpinan. SMK Bina Insan Mandiri ini berdiri dan beroperasi dibawah naungan Yayasan Dakwah dan Pendidikan Islam Qoryah Thayyibah sampai sekarang. Dan semenjak berdirinya yayasan tersebut bekerjasama dengan Islamic Village dalam mengembangkan kualitas pendidikan.

Dari hasil wawancara di sekolah dengan Kepala Sekolah ditemukan masalah yang sedang dihadapi oleh sekolah SMK Bina Insan Mandiri seperti tingkat kehadiran atau absensi para pendidik cukup tinggi, masih ada beberapa Guru yang menyalahgunakan kehadirannya, tingkat kedisiplinan kerja yang kurang baik, dilihat dari jam kedatangan yang tidak tepat waktu, sering terjadinya kesalahan pencatatan dalam pembuatan laporan, sehingga hasilnya tidak tepat waktu, sering melakukan pengecekan ulang karena kurang teliti dalam bekerja, sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Begitupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan cukup lama dalam bekerja karena tugas yang diberikan cukup banyak. Dalam pemberian gaji/upah yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dapat dilihat dari semua masalah yang ada menyebabkan kinerja guru kurang baik. Karena sdm mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap berjalan sesuai aturan, maka pengelolaanya tentu harus memperhatikan aspek – aspek penting yang berpengaruh terhadap kinerja. Berikut adalah hasil rekapitulasi tingkat kehadiran guru pada SMK Bina Insan Mandiri periode April 2014 sampai dengan April 2015.

Gambar 1.1 Presentase Rekapitulasi Tingkat Kehadiran Guru

(Sumber: SMK Bina Insan Mandiri, Jakarta)

(5)

Dapat dilihat dari data rekapitulasi tingkat kehadiran guru dari bulan april 2014 sampai dengan april 2015 mengalami peningkatan dan penurunan. Terutama di bulan juni dan juli 2014 dimana absensi dengan alasan penting mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Sekitar 5 orang di bulan juni dan 6 orang di bulan juli guru tidak masuk kerja karena alasan penting. Dan absensi dengan alasan cuti tertinggi ada pada bulan desember 2014 ada sekitar 6 orang dan januari 2015 sekitar 5 orang, absensi izin tertinggi ada di bulan april 2015 ada sekitar 5 orang. Dengan demikian dari data rekapitulasi tingkat kehadiran, dapat disimpulkan bahwa Sekolah mengalami masalah pada kedisiplinan dan kinerja guru pada SMK Bina Insan Mandiri.

Dari semua uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan latar belakang diatas yaitu di SMK Bina Insan Mandiri dengan judul penelitian.“PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK BINA INSAN MANDIRI”.

1.2 Identifikasi Masalah

a. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?

b. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?

c. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?

d. Apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?

e.

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Bina Insan Mandiri.

b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMK Bina Insan Mandiri.

c. Mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMK Bina Insan Mandiri.

d. Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja,

disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMK Bina Insan Mandiri.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah

Secara Praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi berharga mengenai motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja guru yang ada di sekolah. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen sumber daya manusia dalam hal pengambilan keputusan yang dapat membangun kinerja guru agar menjadi baik dan dapat dijadikan bahan informasi dan sumbangan pemikiran dalam bentuk rekomendasi dan rumusan pemikiran yang aktual dan pragmatis bagi para pengambil kebijakan.

b. Bagi Penulis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber yang reliable untuk menambah dan mengembangkan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) khususnya mengenai motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMK Bina Insan Mandiri.

c. Bagi Pembaca

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para pembaca yang bermanfaat untuk penelitian yang akan dilakukan pembaca yang berhubungan dengan motivasi kerja, kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru pada SMK Bina Insan Mandiri. Serta menjadi pembuka bagi penelitian penelitian sejenis di masa mendatang.

1.5 Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas variabel penelitian beserta definisi operasionalnya,

(7)

penentuan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan analisis data.

BAB 5 PENUTUP

Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta saran-

saran, yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan

penelitian selanjutnya.

(8)

Gambar

Gambar 1.1  Presentase Rekapitulasi Tingkat Kehadiran Guru

Referensi

Dokumen terkait

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas