• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HUKUM PASAR MODAL TERHADAP PRINSIP KETERBUKAAN DALAM TRANSAKSI BACKDOR LISTING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN HUKUM PASAR MODAL TERHADAP PRINSIP KETERBUKAAN DALAM TRANSAKSI BACKDOR LISTING."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

KAJIAN HUKUM PASAR MODAL TERHADAP PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PRAKTIK BACKDOOR LISTING (PENCATATAN SAHAM NON

BURSA) ADHI RAMADHAN

110110090105

Hukum Pasar Modal menganut prinsip keterbukaan. Prinsip ini menjadi sendi utama dalam dunia pasar modal. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksananya telah memuat beberapa hal yang berkaitan dengan pemenuhan prinsip ini. Perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan pendanaan melakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan bentuk penjualan sebagian saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas (pemodal/investor), atau yang lebih dikenal dengan penawaran umum. Di antara berbagai resiko yang ada dalam menjadi perusahaan publik, salah satu hal yang paling siginifikan adalah perlunya tindakan-tindakan dalam memenuhi prinsip keterbukaan oleh perusahaan yang memerlukan biaya besar. Pemenuhan prinsip keterbukaan ini dinilai akan melemahkan perusahaan terhadap perusahaan pesaingnya. Sebagai solusi dari kendala ini, para pelaku usaha telah menemukan strategi guna mendapatkan keuntungan pada bursa layaknya perusahaan publik yang tercatat tanpa memerlukan penawaran umum perdana, yaitu dengan cara backdoor listing. Dengan backdoor listing, perusahaan tertutup atau tidak tercatat di bursa tertentu akan dapat menikmati fasilitas perusahaan terbuka guna mendapatkan keuntungan dari bursa layaknya perusahaan tercatat. Praktik ini memotong tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan yang masuk ke bursa melalui penawaran umum perdana. Hal ini berkonsekuensi terhadap pemenuhan prinsip keterbukaan yang kurang terakomodir. Istilah backdoor listing sendiri dalam peraturan pasar modal Indonesia belum memeiliki definisi dan peraturan yang pasti dan komperhensif. Oleh karena itu, penulis merasa perlu menganalisis bagaimana pengaturan mengenai praktik backdoor listing di bursa Indonesia dikaitkan dengan Hukum Pasar Modal serta bagaimana pemenuhan prinsip keterbukaan sebagai sendi utama pasar modal dalam peraturan-peraturan terkait backdoor listing tersebut.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah secara yuridis normative yang menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dengan spesifikasi deskriptif analitis. Lebih lanjut, analisis data yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Investor Obligasi Tanpa Jaminan Yang Dijalankan Oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Dalam Praktik

Praktik backdoor listing oleh X Bank melalui mekanisme akuisisi dan merger antara PT Z, Tbk dengan PT Bank Y belum memperhatikan perlindungan hukum pemegang saham minoritas PT

Dalam UU No 8 tahun 1995 tentang pasar modal (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, 1995) pasal 1 ayat 25 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan transparansi dalam

Instasi yang terkait dalam pasar modal, antara lain badan pengawas pasar.. modal, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, dan lembaga

Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan praktek perdagangan saham di pasar modal, bagaimana pengaturan praktek perdagangan “orang dalam” pada hukum pasar modal

“Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan

Nasution, Bismar, ”Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal”, Makalah Disampaikan pada Seminar Mengupas serta Mencermati Fenomena Tindak Pidana di Pasar Modal, pada

Kesimpulan lainya adalah informasi tentang masuknya investor institusional bertransaksi di pasar modal merupakan suatu fakta material, karena dapat mempengaruhi harga (yang tercermin