i
(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta)
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
SINTA FITRIANA
A 410 060 258
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti saat ini, sains dan teknologi menjadi suatu nilai
jual yang penting di dunia Internasional. Apabila suatu negara ingin diakui dunia
maka negara tersebut harus memiliki kualitas yang setara dengan negara-negara
besar di dunia, salah satunya dengan kemajuan dalam bidang sains dan teknologi.
sains dan teknologi mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan peradaban
suatu bangsa.
Matematika merupakan salah satu bagian terpenting dalam sains. Selain itu,
matematika juga sebagai bahasa pengantar teknologi sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari karena mata pelajaran ini sangat terkait dengan cabang ilmu
yang lain seperti fisika, kimia, astronomi, ekonomi dan sosial. Menyadari akan
peran penting matematika dalam kehidupan, maka matematika selayaknya
merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan ini
biasa kita sebut pembelajaran. Pembelajaran sebagai muara pentransferan ilmu
antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai penerima.
Keberhasilan
proses
pembelajaran
merupakan hal utama yang diinginkan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran,
yang mengalami kesulitan maupun kegagalan, kesulitan maupun kegagalan dalam
belajar merupakan kasus tersendiri yang tidak terbatas pada mata pelajaran
tertentu, tetapi hampir pada semua mata pelajaran. Kesulitan dalam belajar
disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya guru terlalu monoton dalam
penyampaian materi menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang
optimal. Agar proses pembelajaran berhasil, guru diharapkan mampu menerapkan
metode yang tepat dan sesuai dengan pengajaran matematika, guru diharapkan
pula mampu menanamkan pengenalan lambang-lambang, konsep, prinsip dan
bagaimana menanamkan penggunaan prinsip atau rumus yang ada.
Menurut Ahmad Rohani (2004: 118) Metode mengajar/pengajaran, selain
ditentukan/dipengaruhi oleh tujuan, juga oleh faktor kesesuaian dengan bahan,
kemampuan guru untuk menggunakannya, keadaan peserta didik, dan situasi yang
melingkupinya. Dengan kata lain, penerapan suatu metode pengajaran harus
memiliki :
-
relevansi dengan tujuan
-
relevansi dengan bahan
-
relevansi dengan kemampuan guru
-
relevansi dengan keadaan siswa
tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam merencanakan
kegiatan pengajaran, salah satunya dapat membantu pemilihan metode belajar
mengajar.
Dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan mampu menjelaskan
obyek belajar matematika yang berarti siswa dapat menjelaskan setiap persoalan
dalam matematika dan penyelesainnya tidak hanya dengan satu syarat
kemampuan tetapi harus dengan banyak kemampuan yaitu mengerti akan konsep,
prinsip sebelumnya, dan sekaligus memahami persoalan yang ada. Berdasarkan
buku-buku penunjang pelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum,
banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita hampir pada setiap materi
pokok. Untuk memudahkan siswa menguasai dan memahami penyelesaian soal
matematika, khususnya soal matematika bentuk cerita maka siswa haruslah
menguasai aturan-aturan dan rumus, selain itu perlu disertai banyak latihan
mengerjakan soal karena apabila tidak disertai dengan latihan maka siswa akan
sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
Bangun segiempat merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran
matematika. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan
materi ini, sehingga dalam pembelajarannya selain diperlukan penekanan aspek
Memecahkan persoalan yang berbentuk cerita (verbal) berarti menerapkan
pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk menyelesaikan persoalan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Soal cerita pada kehidupan sehari-hari lebih
ditekankan pada penajaman intelektual anak sesuai dengan kenyataan yang
mereka hadapi. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami arti kalimat-kalimat dalam soal cerita, kurang mampu
memisalkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, kurang bisa
menghubungkan secara fungsional unsur-unsur yang diketahui untuk
menyelesaikan masalahnya, dan unsur mana yang harus dimisalkan dengan suatu
variabel.
Kenyataan
masih
banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
arti kalimat-kalimat dalam soal cerita juga terjadi di SMP Muhammadiyah 8
Surakarta khususnya kelas VII A. Kelas yang terdiri dari 28 siswa ini
menganggap matematika termasuk salah satu pelajaran yang sulit di pahami,
apalagi ketika harus menyelesaikan soal yang berbentuk cerita. Sebagian besar
siswa kurang terampil dalam menyelesaikan soal. Beberapa faktor penyebab
kurang terampilnya siswa dalam menyelesaikan soal yaitu siswa mengalami
kesulitan ketika mengkonstrusikan soal ke dalam model matematika dan
menggunakan rumus yang sesuai. Berdasarkan hasil pengamatan guru
30% siswa yang bersemangat dalam belajar matematika, ini berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang guru dituntut untuk
mengembangkan suatu teori belajar yang dapat diterapkan pada siswa, salah
satunya dengan model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC (
Cooperative
Integrated Reading and Composition
). CIRC merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar secara berkelompok dan guru
memberikan materi untuk dipahami siswa, kemudian siswa menyusun kembali
pemahaman materi yang sudah didiskusikan dengan kelompoknya kemudian
dituangkan dalam kalimat sendiri.
Melalui metode ini, suasana belajar yang ditimbulkan akan lebih terasa
menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya
sendiri. Selain dapat meningkatkan kemampuan siswa secara individu, juga
melatih dalam bekerjasama dalam kelompok yang pada akhirnya memacu
peningkatan hasil belajar siswa.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan penelitian ini
1.
Ada kemungkinan model pembelajaran yang digunakan guru kurang
tepat dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu.
2.
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk
cerita mengakibatkan rendahnya ketrampilan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita.
C.
Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah dari penelitian ini lebih terarah dan tidak jauh
menyimpang, maka masalah yang akan dibahas perlu dibatasi terlebih dahulu
sehingga masalah sebenarnya menjadi jelas. Dari latar belakang dan dari
identifikasi masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka pembatasan
masalah yang dapat dikemukakan adalah
1.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model
cooperative
tipe
CIRC (
Cooperative Integrated Reading and Composition
) untuk
meningkatkan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
2.
Peningkatan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
dibatasi pada pokok bahasan segiempat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di
1.
Apakah model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC dapat meningkatkan
ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan
segiempat ?
2.
Apakah model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan
segiempat ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika pada pokok bahasan segiempat di kelas VII
melalui model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC.
2.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan
soal cerita pada pokok bahasan segiempat melalui model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
1.
Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
cooperative
tipe CIRC, khususnya untuk meningkatan ketrampilan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita.
2.
Manfaat praktis
a.
Manfaat bagi siswa, yaitu:
1)
Dengan diterapkannya model pembelajaran
cooperative
tipe CIRC
diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita.
2)
Pelaksanaan pembelajaran
cooperative
diharapkan dapat
mengembangkan rasa kebersamaan dan kerjasama siswa dengan
siswa lain.
3)
Siswa lebih tertantang pada persoalan-persoalan matematika.
b.
Manfaat bagi guru matematika, yaitu:
1)
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih
strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa.
2)
Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran.
c.
Manfaat bagi peneliti, memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru