• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan metilprednisolon sebagai pereda nyeri pada pasien nyeri punggung bawah akut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan metilprednisolon sebagai pereda nyeri pada pasien nyeri punggung bawah akut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METILPREDNISOLON SEBAGAI PEREDA NYERI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH AKUT DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH

SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tiara Triasari

NIM: 138114011

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGGUNAAN METILPREDNISOLON SEBAGAI PEREDA NYERI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH AKUT DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH

SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tiara Triasari

NIM: 138114011

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Apa yang kita lakukan, kita berikan untuk kebaikan meski itu susah maka yang akan datang pada kita adalah kebaikan yang lebih baik dari yang kita berikan”

Qur’an Surah Ad-Dhuha (4)

Karya ini saya persembahkan untuk Ibu, (alm) Bapak, semua saudara, dan untuk siapapun yang ingin terus belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi kebaikan semua

(6)
(7)
(8)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, ridho dan

bimbingannya sehingga skripsi yang berjudul “Penggunaan Metilprednisolon sebagai Pereda

Nyeri pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Akut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Bethesda

Yogyakarta” dapat diselesaikan untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm).

Keberhasilan dalam skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Maka, dengan

penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si, Ph.D., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

2. Bapak Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes., Sp.S selaku pembimbing utama yang

selalu memberikan dukungan dan bimbingan dari awal hingga akhir penelitian sampai

terselesaikannya naskah skripsi ini.

3. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc.,

Apt. selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan arahan demi kemajuan

skripsi ini.

4. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Bapak Jaka Marjono yang memberikan

izin untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

5. Seluruh perawat Poliklinik Saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas kesediaannya

membantu dalam melakukan penelitian.

6. Ibunda Qomariyati yang dengan ikhlas, sabar, dan penuh kasih mendukung penulis

hingga tahap ini. Almarhum Bapak Ismugiyanto yang menjadi motivasi dalam

menyelesaikan naskah ini.

7. Kakak-kakak terkasih, Rosari Rahmawati dan Novina Primasari yang mendukung dan

memberikan kasih sayangnya.

8. Keponakan-keponakan, Ghani Alfarizi Hakim dan Syailendra Dhira Wijaya yang

memberikan penulis semangat untuk terus berjuang.

9. Teman-teman seperjuangan, Immanuel Cahyo, Maria Atika, Florentina Kassandra,

(9)

viii

10.Teman-teman yang memberi penulis semangat, Lusia Sekar, Caroline Sekar, Rosalia

Swari, Maria Margareta, Aven dan Lalitya

11.Teman-teman yang selalu mendoakan dari jauh, May Larasati, Dewi Fatma, Linda

Patmasari, Rizky Nur, Sentagi Sesotya, Faradienna Raushan, Ami, Muh, Fahrrurrizal

dan Riga Enrilia

12.Teman-teman FSM A dan FKK A

13.Alfian Reza Almadjid yang menjadi motivasi untuk selalu menjadi orang yang

bermanfaat.

14.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terlibat dalam

menjalankan studi dan penyusunan naskah ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang ada dan dengan senang hati

menerima kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembacanya. Terima kasih.

Penulis

(10)

ix

ABSTRAK

Pendahuluan : Nyeri punggung bawah (NPB) akut adalah nyeri yang terjadi merupakan penyakit umum dan penyebab keterbatasan dalam bekerja maupun melakukan aktivitas sehari-hari yang terjadi selama kurang dari 12 minggu atau terjadi selama 6 bulan dengan interval tanpa nyeri. Pada penelitian sebelumnya diberikan hasil bahwa penambahan metilprednisolon untuk terapi NPB tidak memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan tanpa metilprednisolon. Tujuan : Mengukur penurunan nilai VAS serta mengidentifikasi outcome dan efek samping aktual yang terjadi pada penambahan metilprednisolon pada pasien NPB akut di instalasi rawat jalan rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Metode : Observasional-analitik dengan rancangan kohort. Subyek penelitian pada penelitian ini adalah pasien NPB akut yang dikelompokkan berdasarkan jenis terapi yang diterima yaitu kelompok analgesik nonsteroid dengan atau tanpa tambahan metilprednisolon 4 mg. Data diukur dengan VAS (Visual Analog Scale), dan diidentifikasi dengan kuisioner subyektif dan obyektif. Hasil : Diperoleh 30 NPB akut yang terdiri dari 11 pasien laki-laki (36.67%) dan 19 pasien perempuan (63.33%) dengan 40% pasien berusia > 62 tahun, 46.67% 41-62 tahun, dan 13.33% pasien berusia 18-41 tahun. Sebanyak 15 pasien masuk dalam kelompok terapi NPB akut tanpa metilprednisolon dan 15 pasien masuk dalam kelompok dengan tambahan metilprednisolon 4 mg untuk terapi NPB akut. Hasil analisis penambahan metilprednisolon 4 mg terhadap pengurangan nyeri tidak terdapat perbedaan bermakna pada rata-rata penurunan nilai VAS sebelum dan setelah terapi (p = 0.253), outcome terapi berupa pengurangan nyeri saat beraktivitas (p = 0.589) dan menjelang atau saat tidur (p = 0.330), efek samping aktual pada kedua kelompok, dan rata-rata selisih nilai VAS pada tiga kelompok berdasarkan regimen dosis metilprednisolon tidak berbeda bermakna (p = 0.792). Kesimpulan : Penambahan metilprednisolon untuk terapi NPB akut dapat menurunkan nilai intensitas nyeri, tercapainya outcome terapi, dan tidak terdapat perbedaan efek aktual namun tidak berbeda bermakna dengan terapi NPB akut tanpa metilprednisolon.

(11)

x

ABSTRACT

Introduction : Acute low back pain (LBP) is a pain commonly known as the major cause of working and daily activities limitation that happened in less than 12 weeks or it happened in 6 months with intervals without pains. In previous researches the results of the use of

methylprednisolone didn’t give any better results in reducing low back pain compared to

reducing low back pain without methylprednisolone. Aims : To measure the reducing of VAS score, and to identify therapy outcomes and actual side effects of acute low back pain patients in ambulatory department of Bethesda Hospital Yogyakarta.. Study method : Observational-analytic with cohort design. Subjects of this research are acute low back pain patients that were divided into two groups based on addition of methylprednisolone 4 mg in acute low back pain therapy. Data measured with VAS (Visual Analog Scale) and identified with subjective and objective questionnaire. Results : there were 11 male patients (36.67%) and 19 female patients (63.33%) with 40% of them are on age > 62 years old, 46.67% are 41-62 years old and 13.33% are 18-40 years old. Fifteen patients are in analgetic alone group and 15 patients are in analgetic with addition of methylprednisolon 4 mg for acute low back pain therapy group. Results of the addition of methylprednisolone for pain reducing analysis not significantly different on the average of VAS scores before and after taking methylprednisolone (p = 0.253), the therapy outcomes on reducing pain while doing an activity (p = 0.589) and reducing pain before or at sleep time (p = 0.330), the side effects between two groups, and the average of VAS score differences between the three groups that were divided based on the dose regimen of Methylprednisolone (p = 0.792) compared to the analgetic alone group in low back pain therapy. Conclusions : The use of methylprednisolone for acute low back pain reduced the average of pain intensities before and after therapy, achieved the therapy outcomes, and there were no differences in side effects but the statistically not significant different compared to the analgetic alone group in low back pain therapy.

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

PRAKATA ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

II. METODE PENELITIAN... 2

2.1 Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ... 2

2.2 Subyek Penelitian ... 3

2.3 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 4

(13)

xii

2.5 Pengambilan dan Analisis Data ... 4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

IV. KESIMPULAN ... 11

V. SARAN ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

LAMPIRAN ... 14

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Deskripsi Subyek Penelitian ... 6

Tabel II. Karakteristik Subyek Penelitian... 7

Tabel III. Penurunan Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi ... 8

Tabel IV. Perbandingan Nilai VAS pada 2 Kelompok Terapi ... 9

Tabel V. Perbandingan terapi NPB Akut dengan Analgesik Nonsteroid, Analgesik Nonsteroid + metilprednisolon 4 mg 1x/hari dan Analgesik Nonsteroid + metilprednisolon 4mg 2x/hari ... 9

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 14

Lampiran 2. Ethical Clearence Penelitian ... 15

Lampiran 3. Lembar Informasi Subyek Penelitian (Halaman 1)... 16

Lampiran 4. Lembar Informasi Subyek Penelitian (Halaman 2)... 17

Lampiran 5. Informed Concent ... 18

Lampiran 6. Form Pengambilan Data Obyektif ... 19

Lampiran 7. VAS (Visual Analog Scale) ... 20

Lampiran 8. Form Pengambilan Data Subyektif ... 21

Lampiran 9. Surat Keterangan Surat Keterangan Analisis CE & BU (Clinicapidemiology and Biostatical Unit)... 22

Lampiran 10. Uji Normalitas Data dengan Uji Saphiro Wilk ... 23

Lampiran 11. Jenis Terapi dengan Usia pada 2 Kelompok ... 24

Lampiran 12 Jenis Terapi dengan Jenis Kelamin pada 2 Kelompok. ... 25

Lampiran 13. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (OAINS) pada 2 Kelompok... 26

Lampiran 14. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Analgesik Nonopioid) pada 2 Kelompok ... 27

Lampiran 15. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Menerima lebih dari 1 Analgesik) pada 2 kelompok ... 28

Lampiran 16. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Celecoxib) pada 2 Kelompok... 29

Lampiran 17. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Antidepresan) ... 30

(17)

xvi

Lampiran 19. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Muscle Relaxant) ... 32

Lampiran 20. Terapi dengan Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi ... 33

Lampiran 21. Jenis Terapi dengan Nilai VAS Sebelum Terapi, Sesudah Terapi dan

Selisih Nilai VAS pada 2 kelompok ... 34

Lampiran 22. Jenis Terapi dengan Selisih Nilai VAS pada 3 Kelompok ... 35

Lampiran 23. Jenis Terapi dengan Outcome Terapi (Pengurangan Nyeri Saat

Beraktivitas) pada 2 kelompok ... 36

Lampiran 24. Jenis Terapi dengan Outcome Terapi (Pengurangan Nyeri Saat

Menjelang Tidur) pada 2 kelompok ... 37

Lampiran 25. Jenis Terapi dengan Selisih Nilai VAS pada 3 Kelompok ... 38

Lampiran 26. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek samping (Gangguan GI) pada 2

kelompok ... 39

Lampiran 27. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek Samping (Gangguan Nafsu

Makan) pada 2 kelompok ... 40

Lampiran 24. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek Samping (Gangguan Tidur) pada 2

(18)

1

I. PENDAHULUAN

Nyeri Punggung Bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP) merupakan penyakit

umum dan penyebab keterbatasan dalam bekerja maupun melakukan aktivitas

sehari-hari. Nyeri punggung bawah (NPB) adalah penyakit yang dapat menurunkan

produktivitas penderitanya (Patrianingrum, 2015). Angka kejadian NPB adalah 1

diantara 4 dewasa mengalami NPB dalam 1 hari selama rentang waktu 3 bulan atau

mereka mengalami NPB sekali seumur hidupnya (Friedman, et al, 2008). Nyeri

punggung bawah yang terjadi selama kurang dari 12 minggu atau kurang dari 3

bulan maka nyeri punggung tersebut masuk dalam nyeri punggung akut. Nyeri

punggung akut juga merupakan nyeri yang berulang selama 6 bulan dengan adanya

interval tanpa nyeri (Piccoliori, et al, 2013). Populasi lanjut usia ataupun populasi

produktif mempunyai faktor risiko untuk mengalami NPB (Docking, et al, 2011).

Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh bermacam hal seperti kelainan pada

bagian tulang belakang, kelainan kongenital, trauma minor, fraktur, herniasis diskus

intervertebralis, degeneratif, arthritis, tumor pada tulang primer, kelainan vaskular

dan sikap tubuh (Fauci, et al, 2008).

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati NPB adalah golongan anti inflamasi,

opiod, paracetamol dan muscle relaxant. Anti inflamasi yang diberikan terdapat dua

golongan yaitu obat anti inflamasi non steroid (OAINS) atau non steroid anti

inflamatory drugs (NSAID) dan steroid (Piccoliori, et al, 2013).

Kortikosteroid merupakan golongan hormon steroid yang sangat penting yang

berefek pada fisiologi manusia. Mekanisme aksi kortikosteroid sebagai anti

inflamasi adalah dengan menghambat sintesis asam arakidonat oleh pospolipid agar

tidak membentuk prostaglandin dan leukotrien untuk mengeluarkan mediator

inflamasi serta menurukan permeabilitas vaskular pada daerah yang mengalami

inflamasi (Gupta dan Bhatia, 2008).

Metilprednisolon diindikasikan untuk penekanan inflamasi dan kelainan

hipersensitivitas, inflamasi bowel parah, edema serebral disertai dengan keganasan,

rematik, dan inflamasi kulit. Dosis metilprednisolon untuk indikasi tersebut adalah

2-40 mg/hari secara peroral, sedangkan dosis dengan pemberian secara

(19)

2

Pharmaceutical Society, 2015). Metilprednisolon mempunyai waktu paruh 18-36

jam dan dapat mencapai kadar plasma puncak (Cp max) dalam waktu minimal

1,1-2,2 jam (Prashar, et al, 2016).

Menurut Finckh (2006), penggunaan steroid pada pasien yang terdiagnosa

sciatica efek terapi steroid tidak berlangsung lama dan efek tidak teratur dalam

beberapa hari. Pada penelitian yang dilakukan Friedman, et al, (2008) tentang

penggunaan metilprednisolon pada pasien NPB menunjukkan hasil bahwa pada

kelompok plasebo dengan tambahan metilprednisolon mengalami perbaikan nilai

nyeri dibanding kelompok kontrol stelah dilakukan terapi selama 1 bulan. Meskipun

rata-rata nilai intensitas nyeri pada kelompok plasebo dengan tambahan

Metilprednisolon lebih baik, namun uji statistik untuk intensitas nyeri diperoleh p =

0.10 (selang kepercayaan : 95%). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

penggunaan steroid berbeda tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol

mendukung tidak digunakannya steroid sebagai terapi NPB di beberapa guideline.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur efek Metilprednisolon dalam

menurukan nyeri pada pasien NPB akut dan untuk mengetahui efek samping dari

penggunaan metilprednisolon pada pasien NPB akut di instalasi rawat jalan rumah

sakit Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengukur

penurunan nyeri dan efek samping potensial/aktual dari metilprednisolon yang

sering digunakan akibat tingginya kejadian NPB akut di instalasi rawat jalan rumah

sakit Bethesda Yogyakarta.

II.METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional-analitik dengan racangan kohort. Variabel

dalam penelitian ini terbagi dalam 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat/tergantung. Variabel bebas adalah jenis/golongan obat yang diterima pasien

untuk terapi NPB akut. Dalam penelitian ini variabel bebas dibagi menajdi 2

kelompok yaitu kelompok terapi analgesik nonsteroid dan kelompok terapi

(20)

3

nonsteroid dengan metilprednisolon dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan

regimen dosis pemberian Metilprednisolon yaitu metilprednisolon 4 mg 2x/hari dan

metilprednisolon 4 mg 1x/hari. Variabel terikat adalah nilai VAS setelah terapi

diberikan dan efek samping aktual pada pasien NPB akut di instalasi rawat jalan di

rumah sakit Bethesda Yogyakarta.

2.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pasien NPB akut dan menerima metilprednisolon

di instalasi rawat jalan di rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang belum pernah

mendapat terapi dengan metilprednisolon atau pasien yang menerima

metilprednisolon sebelumnya namun tidak melanjutkan terapi minimal 1 minggu.

Kriteria inklusi meliputi pasien dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan,

usia >18 tahun, dan telah terdiagnosis NPB akut, pasien menerima metilprednisolon

untuk terapi farmakologi NPB akut untuk pertama kalinya atau baru menerima

metilprednisolon setelah menghentikan terapi minimal selama 1 minggu. Kriteria

eksklusi adalah pasien dengan data rekam medik tidak lengkap, tidak dapat

difollow-up selama penelitian, tidak menyetujui informed consent dan pasien telah rutin

melakukan terapi dengan metilprednisolon untuk penyakit lain. Besar sampel

minimal yang diperloeh dengan menggunakan rumus adalah 11.

� =�2 �∙� −�2 ,9 2∙ , , 2− , , = , ≈

Nilai merupakan nilai Zpada derajat kemaknaan pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 1,96. Perhitungan besar sampel minimal menggunakan proporsi (p) 15,6%

berdasarkan penelitian Rumawas dan Purba (2002) dengan presisi (e) yang

diasumsikan peneliti sebesar 5% kesalahan yang dapat diterima dalam penelitian.

Pada penelitian ini diambil 30 pasien NPB yang sesuai kriteria inklusi dan

dibagi menjadi dalam 2 kelompok besar berdasarkan terapi dimana masing-masing

(21)

4 2.3 Bahan dan Instrumen Penelitian

Bahan penelitian ini adalah catatan dalam rekam medis elektronik (Electronic

Medical Record) di poliklinik saraf instalasi rawat jalan rumah sakit Bethesda

Yogyakarta yang berisi data subyektif dan obyektif pasien yang diisi oleh dokter,

electronic prescription, dan data kunjungan pasien. Instrumen dalam penelitian ini

adalah lembar VAS (Visual Analog Scale) , lembar data obyektif pasien dan

kuisioner terkait outcome terapi dan efek samping aktual yang dialami pasien

setelah menjalani terapi.

2.4 Persiapan Penelitian

Ethical clearance untuk penelitian dikeluarkan oleh komisi etik penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dan surat izin

penelitian dikeluarkan oleh rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Disiapkan lembar

informed concent sebagai bukti kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian.

2.5 Pengambilan dan Analisis Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengukur nilai VAS pada pasien NPB

pada saat belum menerima terapi dan 3-14 hari setelah menjalankan terapi, pengisian

kuisioner outcome dan kejadian efek samping, dan pengisian data obyektif pasien

terkait terapi. Pengukuran nilai VAS digunakan untuk mengukur nilai nyeri sebelum

dan sesudah terapi NPB. Pengisian kuisioner digunakan untuk menghitung

persentase angka kejadian efek samping dan outcome terapi. Data obyektif

digunakan untuk memperoleh data terkait riwayat penyakit, pengobatan yang

diterima melalui electronic prescription ,dan data pendukung yang tidak dapat

diambil langsung dari pasien.

Data dianalisis univariat untuk melihat karakteristik subyek penelitian.

Kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara jenis terapi

dan regimen dosis terhadap penurunan nilai VAS, outcome dan efek samping aktual.

Pengukuran nilai VAS digunakan untuk mendapatkan selisih nilai VAS (dalam cm)

pada masing-masing kelompok besar (analgesik nonsteroid dan analgesik

(22)

5

(n < 30) dan diperoleh hasil data terdistribusi normal (signifikansi p > 0,05).

Perbedaan rata-rata nilai VAS sebelum dan sesudah terapi pada setiap kelompok

terapi dianalisis dengan uji t berpasangan. Selisih nilai VAS pada kelompok besar

dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan selisih nilai VAS pada kelompok kecil

(analgesik nonsteroid, analgesik nonsteroid + metilprednisolon 4mg 1x/hari, dan

analgesik nonsteroid + metilprednisolon 4 mg 2x/hari) dianalisis dengan uji

ANOVA. Data nominal dianalisis dengan uji Chi-kuadrat. Semua uji statistik diuji

menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22 lisensi Universitas Gajah Mada.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 30 pasien NPB akut di poliklinik saraf Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi yang terdiri dari 11 pasien laki-laki

dan 19 pasien perempuan. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan

terapi yang diterima yaitu kelompok analgesik nonsteroid (kelompok 1) dan kelompok

analgesik nonsteroid dengan tambahan metilprednisolon 4 mg (kelompok 2).

Masing-masing kelompok terdiri dari 15 pasien NPB akut. Kelompok analgesik nonsteroid +

metilprednisolon 4 mg dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan regimen dosis

metilprednisolon 4 mg yaitu kelompok metilprednisolon 4 mg 1 kali dalam 1 hari

(23)

6

Tabel I. Deskripsi subyek Penelitian

Karakteristik Responden

Analgesik nonsteroid (kelompok 1) Analgesik nonsteroid +

metilprednisolon 4mg 1x/hari (kelompok 2)

Analgesik nonsteroid + metilprednisolon 4mg 2x/hari

Rentang umur pada kelompok analgesik tanpa metilprednisolon adalah 29-83

tahun dengan rata-rata umur pasien adalah 59,0 ± 15,26 tahun. Rentang umur pada

kelompok 2 adalah 40-75 tahun dengan rata-rata umur pasien adalah 58,13 ± 10,33 tahun.

Rata-rata umur pada kedua kelompok berbeda tidak bermakna (p = 0,781).

Tabel 2 menunujukkan perbandingan jenis kelamin pada kelompok analgesik nonsteroid dan analgesik nonsteroid dengan metilprednisolon 4 mg adalah 5 : 10 dan 6

: 9 dengan nilai p yang diperoleh dengan uji Chi-kuadrat adalah (p = 0,705). Terapi lain

yang diterima pasien selain golongan analgesik seperti antidepressan, muscle relaxant,

antikonvulsan dan atau menerima lebih dari sama dengan 2 jenis analgesik lain dianalisis

dengan uji Chi-kuadrat dan diperoleh nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

pemberian golongan obat lain pada kedua kelompok berbeda tidak bermakna dan

golongan obat lain dan penambahan terapi selain golongan analgesik tidak memberikan

(24)

7

Tabel II. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Kelompok terapi Nilai p Analgesik

nonsteroid

Analgesik nonsteroid + metilprednisolon

lebih dari 1 golongan Ya

*Signifikansi p < 0,05 dengan uji t tidak berpasangan

**Signifikansi p < 0,05 dengan uji Chi-kuadrat

Hubungan Kelompok Terapi terhadap Penurunana nilai VAS, Outcome Terapidan Efek Samping Aktual.

Analisis ini digunakan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara jenis

kelompok terapi pada NPB akut dengan outcome terapi (tabel IV) dan efek samping

aktual yang terjadi (tabel VI). Dilakukan uji t berpasangan untuk melihat penurunan

(25)

8

nilai VAS pada 2 kelompok besar dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan data nilai

VAS pada 3 kelompok kecil diuji dengan uji ANOVA dengan batas nilai signifikansi p <

0,05. Data nominal outcome terapi dan efek samping aktual dianalisis dengan uji

Chi-kuadrat dengan batas nilai signifikansi p < 0,05.

Tabel III. Penurunan Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi

Kelompok Terapi Rata-rata ± SD nilai VAS Nilai p Sebelum Terapi Sesudah terapi

Analgesik nonsteroid 5,65 ±2,94 3,17 ±2,43 0,001*

Analgesik nonsteroid +

Metilprednisolon 4 mg 6,6 3± 2,43 4,50 ± 3,17 0,001*

*Signifikansi p < 0,05 dengan uji t berpasangan

Gambar 1. Grafik Rata-rata Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi pada 2 kelompok

Hasil analisis hubungan terapi dengan nilai VAS sebelum dan sesudah terapi pada

kedua kelompok dengan uji t berpasangan diperoleh nilai p < 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai VAS sebelum dan setelah terapi

atau pemberian terapi pada kedua kelompok mempengaruhi intensitas nyeri yang diukur

dengan VAS.

Pada analisis hubungan perbedaan jenis terapi yang diterima oleh subyek

peneltian pada masing-masing kelompok terapi terhadap selisih nilai VAS diperoleh hasil

(26)

9

terdapat perbedaan antara terapi NPB akut dengan atau tanpa tambahan metilprednisolon

4 mg sebagai pereda nyeri. Menurut Friedman, et al (2008), penggunaan metilprednisolon

tidak memberikan perbaikan yang signifikan atau berbeda bermakna pada pasien NPB

akut dibandingkan dengan pasien NPB akut tanpa metilprednisolon. Selisih nilai VAS

untuk pemberian regimen dosis metilprednisolon yang berbeda dianalisis dengan uji

ANOVA dan diperoleh nilai p = 0,755 (tabel V) dimana tidak ada pengaruh regimen

dosis metilprednisolon yang ditambahkan pada terapi NPB akut terhadap selisih nilai

VAS sebelum dan sesudah terapi.

Tabel IV. Perbandingan Nilai VAS pada 2 Kelompok terapi

Analgesik

*Signifikansi p < 0,05 dengan uji t tidak berpasangan

Tabel V. Perbandingan terapi NPB Akut dengan Analgesik Nonsteroid , Analgesik Nonsteroid + metilprednisolon 4 mg 1x/hari dan Analgesik Nonsteroid +

metilprednisolon 4mg 2x/hari

(27)

10

Tiga dari 15 pasien (20%) pada kelompok analgesik nonsteroid dengan tambahan

metilprednisolon cenderung merasakan tidak adanya pengurangan nyeri saat beraktivitas

dan 4 dari 15 pasien (26,67%) pada kelompok tersebut juga mengeluhkan nyeri saat atau

menjelang tidur setelah menerima terapi, namun analisis data dengan uji Chi-kuadrat

diperoleh nilai p > 0,05 untuk kedua outcome terapi.

Tabel VI. Outcome Terapi dengan tambahan Metilprednisolon 4 mg pada terapi NPB Akut

Mengurangi nyeri saat beraktivitas Ya

*Signifikansi p < 0,05 dengan uji Chi-Kuadrat

Menurut Casazza (2012) dan Evaniew, et al. (2015), penggunaan steroid dapat

menimbulkan efek samping seperti gangguan gastrointestinal. Gangguan gastrointestinal

akibat penggunaan golongan steroid dikarenakan mekanisme dari steroid yang

menghambat asam arakidonat oleh pospolipase sehingga tidak terbentuk prostaglandin

termasuk prostaglandin 1 (PGE1) dan prostaglandin 2 (PGE2) yang berfungsi sebagai

pelindung gastrointestinal. Pada penelitian Friedman (2008), tidak ada laporan mengenai

gangguan gastrointestinal pada kelompok dengan tambahan metilprednisolon. Hasil pada

penelitian ini menunjukkan pada kedua kelompok terapi tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap kejadian gangguan gastrointestinal setelah menerima terapi (p =

1,00). Gangguan nafsu makan juga dapat terjadi pada penggunaan steroid. Steroid dapat

mempengaruhi Gonadal Steroid Hormone (GSH) untuk menstimulasi nafsu makan

(Asarian dan Geary, 2006). Pada penelitian ini tidak terdapat kejadian peningkatan nafsu

(28)

11

kelompok analgesik tanpa penambahan metilprednisolon 4 mg. Obat-obatan golongan

steroid dapat mensupresi slow-wave sleep (SWS) sehingga seseorang akan sulit untuk

tidur atau insomnia (Malangu, 2012). Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan untuk

kedua kelompok terapi terhadap efek samping insomnia.

Efek samping jangka panjang dari metilprednisolon seperti deposit lemak pada

jaringan lemak pipi dan lengan, imunosupresif, thromboemboli, pendarahan

gastrointenstinal, osteoporosis, DM, dan hipertensi tidak berpontesi untuk terjadi karena

penggunaan metilprednisolon pada terapi NPB akut hanya diresepkan untuk 8-10 hari

dengan dosis 4-8 mg/hari. Penghentian metilprednisolon untuk penggunaan kurang dari 7

hari tidak memerlukan tapering off karena tidak terjadi supresi

hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) dan kadar kostisol dalam darah akan kembali normal dalam waktu 5-7

hari (Prashar, et al, 2016).

Kekurangan dari penelitian ini adalah kurangnya waktu melakukan pengamatan,

pasien tidak seragam di awal pengamatan, dan kesulitan untuk melakukan follow up nilai

VAS maupun mengisi kuisioner outcome dan efek samping terapi melalui telepon tepat

waktu (dalam waktu yang ditentukan).

IV. KESIMPULAN

4.1 Terjadi penurunan nilai VAS pada penambahan metilprednisolon pada terapi

NPB akut di instalasi rawat jalan rumah sakit Bethesda Yogyakarta.

4.2 Penurunan nilai VAS dan kejadian efek samping pada penggunaan

metilprednisolon tidak berbeda dengan terapi NPB akut tanpa metilprednisolon.

V. SARAN

Tidak direkomendasikan penggunaan metilprednisolon sebagai pereda nyeri pada

pasien NPB akut. Saran bagi penelitian berikutnya adalah perlu memperpanjang waktu

(29)

12

DAFTAR PUSTAKA

Asarian, L., Geary, N., 2006, Modulation of Appetite by Gonadal Steroid Hormon, The

Royal Society, p. 1251

Casazza B.A, 2012, Diagnosis and Treatment of Acute Low Back Pain, Indian Journal of

Clinical Practice, Vol. 23, pp. 158-159

Docking, RE., Fleming, J., Brayne C., Zhao J., Macfarlane GJ., Jones GT., 2011,

Epidemiology of Back Pain in Older Adults : Prevalence and Risk Factors for

Back Pain Onset, British Society for Rheumatology, Oxford University Press, 50 :

1645-1653

Evaniew N., Noonan V.K., Fallah N., Kwon B.K., Rivers C.S., Ahn H., et al, 2015,

Methylprednisolone for the Treatment of Patients with Acute Spinal Cord

Injuries: A Propensity Score-Matched Cohort Study from a Canadian Multi

Center Spinal Cord Injury Registry, Journal Of Neurotrauma, p. 1675

Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al., 2008, Back and Neck Pain. Harrison’s

Principles of Internal Medicine. 17th Edition. McGraw-Hill, New York

Finckh A, et al., 2006, Short-Term Efficacy of Intravenous Pulse Glucocorticoids in

Acute Discogenic Sciatica. A randomized controlled trial. Spine; 31(4):377–81. [PubMed: 16481946]

Friedman, BW., Esses, D., Solorzano, C., Choi, HK., Cole, M., Davitt, Bijur, et al, 2008,

A Randomized Placebo Controlled Trial of Single Dose IM Corticosteroid for

Radicular Low Back Pain, NIH Public Access, 33(18):E624-E629, pp. 2,5,6

Gupta, P., Bhatia, V., 2008, Corticosteroid Physiology and Priciples Therapy, Indian

Jurnal Pediatric, vol.75, p.1039,1042

Malangu, N., 2012, Drug Inducing Insomnia as an Adverse Effect, dalam : Can’t Sleep? Issue of Being an Insomniac, South Africa, In Tech, pp. 24, 30.

Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., Surahman, E., 2015, Prevalensi dan Faktor Risiko

Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr.

Hasan Sadikin Bandung, Jurnal Anestesi Perioperatif, Vol. 3, hal. 47.

Piccoliori, G., Engl A., Gatterer, D., Sessa, E., Schimetten, J.I.D., Abholz, H.H., 2013,

(30)

13

anobservational study among 25 general practices in South Tyrol (Italy), BMC Family

Practice, 14:148, p. 4

Prashar, DV., Pahwa, D., Kalia, V., Jindal, G., Kaur, R., 2016, A Comparative Evaluation

of The Effect of Diclofenac Sodium with or without Per-Orally Administrated

Methylprednisolone on The Sequelae of Impacted Mandibular Third Molar

Removal : A cohort randomized double blind clinical trial, Indian Journal of

Dentistry, vol.7, pp. 12, 14

Royal Pharmaceutical Society, 2015, British National Formulary 69, Pharmaceutical

(31)

14

LAMPIRAN

(32)
(33)

16

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

21

(39)

22

Lampiran 9. Surat Keterangan Analisis CE&BU (Clinicapidemiology and Biostatical

(40)

23

Lampiran 10. Uji Normalitas Data dengan Uji Saphiro Wilk

Tests of Normality

Jenis Terapi yang diterima ( 1 =

Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik

nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Shapiro-Wilka

Selisih Nilai VAS Setelah

dan Sesudah Terapi

1 .951 15 .542

(41)

24

Lampiran 11. Jenis Terapi dengan Usia pada 2 kelompok

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

Upper

Usia

Equal variances assumed 11.081

(42)

25

Lampiran 12. Jenis Terapi dengan Jenis Kelamin pada 2 Kelompok

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .144a 1 .705

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .144 1 .705

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .139 1 .710

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.

(43)

26

Lampiran 13. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (OAINS) pada 2 Kelompok

OAINS (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.200a 1 .273

Continuity Correctionb .533 1 .465

Likelihood Ratio 1.208 1 .272

Fisher's Exact Test .466 .233

Linear-by-Linear Association 1.160 1 .281

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.

(44)

27

Lampiran 14. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Analgesik Non-Opioid) pada 2 Kelompok

Analgesik Non-Opioid (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid +

Metilprednisolon 4mg

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.200a 1 .273

Continuity Correctionb .533 1 .465

Likelihood Ratio 1.208 1 .272

Fisher's Exact Test .466 .233

Linear-by-Linear Association 1.160 1 .281

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.

(45)

28

Lampiran 15. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Menerima lebih dari 1 Analgesik) pada 2

Kelompok

Lebih dari saman dengan 2 analgesik nonsteroid (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .144 1 .705

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .139 1 .710

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.

(46)

29

Lampiran 16. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Celecoxib) pada 2 Kelompok

Celecoxib (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 2.143a 1 .143

Continuity Correctionb .536 1 .464

Likelihood Ratio 2.916 1 .088

Fisher's Exact Test .483 .241

Linear-by-Linear Association 2.071 1 .150

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

(47)

30

Lampiran 17. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Antidepresan) pada 2 Kelompok

Antidepresan (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.154a 1 .283

Continuity Correctionb .288 1 .591

Likelihood Ratio 1.200 1 .273

Fisher's Exact Test .598 .299

Linear-by-Linear Association 1.115 1 .291

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

(48)

31

Lampiran 18. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Antikonvulsan) pada 2 Kelompok

Antikonvulsan (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .536a 1 .464

Continuity Correctionb .134 1 .714

Likelihood Ratio .537 1 .464

Fisher's Exact Test .715 .358

Linear-by-Linear Association .518 1 .472

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.

(49)

32

Lampiran 19. Jenis Terapi dengan Terapi Lain (Muscle Relaxant) pada 2 Kelompok

Muscle Relaxant (Ya = 1,Tidak = 0) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .600a 1 .439

Continuity Correctionb .150 1 .699

Likelihood Ratio .603 1 .437

Fisher's Exact Test .700 .350

Linear-by-Linear Association .580 1 .446

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.

(50)

33

Lampiran 20. Terapi dengan Nilai VAS sebelum dan Sesudah Terapi

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower

Pair 1 Nilai VAS sebelum terapi -

Nilai VAS setelah terapi 2.47333 2.31408 .59749 1.19184

Pair 2 Nilai VAS sebelum terapi -

Nilai VAS setelah terapi 2.12000 1.88156 .48582 1.07802

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence

Interval of the

Difference

Upper

Pair 1 Nilai VAS sebelum terapi - Nilai

VAS setelah terapi 3.75483 4.140 14 .001

Pair 2 Nilai VAS sebelum terapi - Nilai

(51)

34

Lampiran 21. Jenis Terapi dengan Nilai VAS Sebelum Terapi, Setelah Terapi, dan

Selisih Nilai VAS pada 2 Kelompok.

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

Equal variances assumed .243 .626 -.994

Equal variances not

assumed -.994

Nilai VAS setelah menerima

terapi

Equal variances assumed 1.671 .207 -1.290

Equal variances not

assumed -1.290

Selisih Nilai VAS Setelah

dan Sesudah Terapi

Equal variances assumed .060 .809 .906

Equal variances not

assumed .906

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Nilai VAS sebelum menerima

terapi

Equal variances assumed 28 .329 -.98000

Equal variances not assumed 27.038 .329 -.98000

Nilai VAS setelah menerima

terapi

Equal variances assumed 28 .208 -1.33333

(52)

35 Selisih Nilai VAS Setelah dan

Sesudah Terapi

Equal variances assumed 28 .373 .63333

Equal variances not assumed 27.968 .373 .63333

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai VAS sebelum

menerima terapi

Equal variances assumed .98616 -3.00005 1.04005

Equal variances not

assumed .98616 -3.00330 1.04330

Nilai VAS setelah menerima

terapi

Equal variances assumed 1.03344 -3.45023 .78357

Equal variances not

assumed 1.03344 -3.45680 .79013

Selisih Nilai VAS Setelah

dan Sesudah Terapi

Equal variances assumed .69892 -.79833 2.06500

Equal variances not

(53)

36

Lampiran 22. Jenis Terapi dengan Selisih Nilai VAS pada 3 Kelompok

ANOVA

Selisih nilai VAS sebelum dan setelah terapi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.387 2 1.194 .284 .755

Within Groups 113.515 27 4.204

(54)

37

Lampiran 23. Jenis Terapi dengan Outcome Terapi (Pengurangan Nyeri Saat

Beraktivitas) pada 2 Kelompok

Pengurangan nyeri saat beraktivitas (0 = tidak, 1 = ya) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Continuity Correctionb .288 1 .591

Likelihood Ratio 1.200 1 .273

Fisher's Exact Test .598 .299

Linear-by-Linear Association 1.115 1 .291

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

(55)

38

Lampiran 24. Jenis Terapi dengan Outcome Terapi (Pengurangan Nyeri Menjelang/Saat Tidur) pada 2 Kelompok

Pengurangan nyeri saat/menjelang tidur (0 = tidak, 1 = ya) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .960 1 .327

Likelihood Ratio 2.288 1 .130

Fisher's Exact Test .330 .165

Linear-by-Linear Association 2.088 1 .148

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.

(56)

39

Lampiran 25. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek Samping (Gangguan GI) pada 2

Kelompok

Gangguan GI (0 = tidak, 1 = ya) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .759

Linear-by-Linear Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

(57)

40

Lampiran 26. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek Samping (Gangguan Nafsu Makan)

pada 2 Kelompok

Gangguan Nafsu Makan (0 = tidak, 1 = ya) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 30

a. No statistics are computed

because Gangguan Nafsu Makan (0

(58)

41

Lampiran 27. Jenis Terapi dengan Kejadian Efek Samping Obat (Gangguan Tidur) pada

2 Kelompok

Gangguan Tidur (0 = tidak, 1 = ya) * Jenis Terapi yang diterima ( 1 = Analgesik nonsteroid, 2 = analgesik nonsteroid + Metilprednisolon 4mg)

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 30

a. No statistics are computed

because Gangguan Tidur (0 = tidak,

(59)

42

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Metilprednisolon

sebagai Pereda Nyeri pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Akut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” memiliki nama lengkap Tiara Triasari, lahir di Bantul 7 Mei 1994. Putri

ketiga dari pasangan Ismugiyanto dan Qomariyati. Penulis

mengawali pendidikan di SDN 1 Pundung Wukirsari pada tahun

2001-2007, SMPN 1 Bantul Yogyakarta pada tahun 2007-2010,

SMAN 1 Bantul Yogyakarta 2010-2013, dan melanjutkan studi S1 di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013. Selama menjadi mahasiwa di

Fakultas Farmasi penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan dan kepanitiaan

seperti menjadi pengurus JMKI (Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia) sebagai

Koordinator divisi Pengembangan dan Pengkaderan Organisasi periode 2015-2016,

menjadi panitia Upgrading 1 JMKI (2015) dan Upgrading 2 JMKI (2015), dan beberapa

kepanitiaan yang diadakan oleh FISTARA (Farmasi Islam Sanata Dharma) Fakultas

(60)

Gambar

Tabel III. Penurunan Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi ....................... 8
Gambar 1. Penurunan Nilai VAS Sebelum dan Sesudah Terapi ...................... 8
Tabel I. Deskripsi subyek Penelitian
Tabel II. Karakteristik Subyek Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Campuran Sc dan Ti dipisahkan dengan melewatkannya melalui kolom silika gel Pada penentuan pelepasan skandium dari silika gel menggunakan radioperunut Sc-46, didapatkan data

Latarbelakang: Keluhan yang disampaikan oleh pasien batu ureter tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan

Desa Srimartani merupakan salah satu desa di Kabupaten Bantul yang menjadi binaan dari Universitas Gadjah Mada yang bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Hasil penelitian menunjukkan : (1) sering terjadinya kebakaran lahan di Kecamatan Rasau Jaya disebabkan masih dilakukan penyiapan lahan dengan cara dibakar terutama untuk

Animasi kemudian membentuk suatu bidang baru dalam ilmu komputer yaitu grafika komputer yang dapat digunakan untuk menggambarkan cara kerja suatu alat dan menampilkan

Posisi Kelapa Sawit, Karet dan Kakao dalam Matriks General Electric .... Posisi Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao dalam Matriks

bantuan lainnya agar dana yang diterima daerah dapat meningkat; melakukan berbagai bentuk kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga keuangan agar berbagai program pembangunan

Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah