ABSTRAK
Inflamasi adalah respon tubuh terhadap adanya invasi benda asing atau kerusakan dalam jaringan. Tanaman baru cina (Artemisia vulgaris L.) yang mengandung senyawa flavonoid. Tanaman ini dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi infusa herba baru cina terhadap udema kaki mencit betina yang terinduksi karagenin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok I diberikan aquadest, kelompok II diberikan larutan kalium diklofenak dosis 9,1 mg/KgBB, kelompok III, IV, dan V masing-masing diberikan infusa herba baru cina dengan dosis 1120mg/KgBB; 1680mg/KgBB dan 2240mg/KgBB secara oral.Udema pada kaki mencit diukur dengan menggunakan plethysmometer selama sepuluh jam setelah mencit diinduksikan karagenin 3% secara subplantar. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Shapiro-wilk , Levene’s dan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba baru cina memiliki efek antiinflamasi. Persen penghambatan inflamasi oleh infusa herba baru cina pada dosis 1120mg/KgBB; 1680 mg/KgBB; dan 2240mg/KgBB berturut-turut adalah sebsesar 8,918%; 12,533%; dan 17,455%.
Kata kunci: antiinflamasi, infusa, herba baru cina, Artemisia vulgaris L.,
ABSTRACT
Inflammation is a body response to an invasion of foreign object or damaged body tissue. Baru cina(Artemisia vulgaris L.) which contains flavonoid is one of plants that can be used as anti-inflammatory agent. This research aimed to prove the anti-inflammatory effect of baru cina herbs infusion in reducing edema in carrageenan induced hind paw edema.
This research was purely experimental research with randomized complete direct sampling design. A total of twenty five Swiss mice were divided into five treatment groups. Group I was given aquadest, group II was given kalium diclofenac dosed 9,1 mg/KgBW, group III, IV, and V was given Artemisia vulgaris L. herbs infusion dosed of 1120mg/KgBW; 1680mg/KgBW; and 2240mg/KgBW. Hind paw edeme in mices was measured using plethysmometer for ten hours started after mice were induced by carrageenan 3%. The obtained data was analyzed using the Shapiro-wilk test, continued by using the Levene’s test and ANOVA with the 95% trust scale.
The result of this research showed that baru cina herbs infusion had an anti-inflammatory effect. The percentage of inflammation inhibition by baru cina herbs infusion from the smallest dose to the largest dose 1120mg/KgBW; 1680mg/KgBW; and 2240mg/KgBW were 8,918%; 12,533%; and 17,455%.
Keywords: antiinflammation, infusion, baru cina herbs, Artemisia vulgaris L.,
i
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA HERBA BARU CINA (Artemisia vulgaris L.) TERHADAP MENCIT BETINA GALUR
SWISS TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Michael Giovanni
NIM : 128114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA HERBA BARU CINA (Artemisia vulgaris L.) TERHADAP MENCIT BETINA GALUR
SWISS TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Michael Giovanni
NIM : 128114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will spends its whole life believing that it is stupid.” – Albert Einstein
“Cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu duri saya sibakkan. Melangkah lagi. Terhadang lubang saya lompati. Melangkah
lagi. Berjumpa api saya mundur. Melangkah lagi. Berjalan terus dan mengatasi masalah.” – Bob Sadino
Saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Kedua orang tua dan adik saya
Teman-teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi (Abed, Danang, dan Satrio)
Teman-teman Farmasi USD 2012 selama perjalanan kuliah penulis
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya
sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Uji aktivitas antiinflamasi infusa herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) terhadap mencit betina galur swiss terinduksi karagenin menggunakan plethysmometer” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.). Dalam
penyusunan skripsi, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih melalui prakata ini kepada:
1. Drh. Sugiyono, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengetahuan melalui bimbingan, pengarahan, dan sarandari selama proses
skripsi.
2. Ipang Djunarko M,Sc., Apt. dan Yohanes Dwiatmaka M,Si., selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran dari ujian proposal sampai
penyusunan naskah skripsi ini.
3. Kedua orang tua atas usaha, doa, dan dukungan selama perjalanan kuliah
penulis hingga penyusunan skripsi.
4. Adikku (Nadya Vanessa) atas doa, dukungan, dan hiburannya.
5. Abed, Danang, dan Satrio selaku teman seperjuangan sejak awal
perkuliahan hingga penyusunan skripsi atas semangat dan dukungannya.
6. Seluruh anggota Mas Boy 2012 atas semangat dan dukungannya.
7. Abal, Keket, Irest, Resta, Ella, Edo, dan Indra, teman sepermainan yang
selalu memberikan semangat dan mendoakan suksesnya skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman Farmasi USD 2012 selaku almamater dan teman
seperjuangan.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
viii
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam skripsi yang sudah disusun oleh penulis mengingat keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapakan saran dan
kritik yang membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
penelitian antiinflamasi.
ix DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
2.3.4. Pembuatan Larutan Diklofenak ... 4
x
LAMPIRAN ... 13
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel I. Data transformasi AUC kurva rata-rata volume udem terhadap waktu dan % inhibisi udem infusa herba baru cina………… 7
Tabel II. Data hasil uji statistic LSD transformasi AUC kontrol negatif
akuades, kontrol positif kalium diklofenak 9,1mg/kgBB,
Infusa herba baru cina dosis 1,12g/kgBB, 1,68g/kgBB, dan
2,24g/kgBB 15 menit sebelum diinduksi karagenin
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Surat Keterangan Tanaman dari Merapi Farma... 14
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance... 15 Lampiran 3. Hasil analisis statistika uji normalitas kelompok kontrol
negatif, kontrol dan perlakuan... 16 Lampiran 4. Rata-rata transsquare AUC udema dengan standard error (SE)
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan... 17 Lampiran 5. Hasil analisis dengan ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
xiii ABSTRAK
Inflamasi adalah respon tubuh terhadap adanya invasi benda asing atau kerusakan dalam jaringan. Tanaman baru cina (Artemisia vulgaris L.) yang mengandung senyawa flavonoid. Tanaman ini dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi infusa herba baru cina terhadap udema kaki mencit betina yang terinduksi karagenin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok I diberikan aquadest, kelompok II diberikan larutan kalium diklofenak dosis 9,1 mg/KgBB, kelompok III, IV, dan V masing-masing diberikan infusa herba baru cina dengan dosis 1120mg/KgBB; 1680mg/KgBB dan 2240mg/KgBB secara oral.Udema pada kaki mencit diukur dengan menggunakan plethysmometer selama sepuluh jam setelah mencit diinduksikan karagenin 3% secara subplantar. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Shapiro-wilk , Levene’s dan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba baru cina memiliki efek antiinflamasi. Persen penghambatan inflamasi oleh infusa herba baru cina pada dosis 1120mg/KgBB; 1680 mg/KgBB; dan 2240mg/KgBB berturut-turut adalah sebsesar 8,918%; 12,533%; dan 17,455%.
Kata kunci: antiinflamasi, infusa, herba baru cina, Artemisia vulgaris L.,
xiv ABSTRACT
Inflammation is a body response to an invasion of foreign object or damaged body tissue. Baru cina(Artemisia vulgaris L.) which contains flavonoid is one of plants that can be used as anti-inflammatory agent. This research aimed to prove the anti-inflammatory effect of baru cina herbs infusion in reducing edema in carrageenan induced hind paw edema.
This research was purely experimental research with randomized complete direct sampling design. A total of twenty five Swiss mice were divided into five treatment groups. Group I was given aquadest, group II was given kalium diclofenac dosed 9,1 mg/KgBW, group III, IV, and V was given Artemisia vulgaris L. herbs infusion dosed of 1120mg/KgBW; 1680mg/KgBW; and 2240mg/KgBW. Hind paw edeme in mices was measured using plethysmometer for ten hours started after mice were induced by carrageenan 3%. The obtained data was analyzed using the Shapiro-wilk test, continued by using the Levene’s test and ANOVA with the 95% trust scale.
The result of this research showed that baru cina herbs infusion had an anti-inflammatory effect. The percentage of inflammation inhibition by baru cina herbs infusion from the smallest dose to the largest dose 1120mg/KgBW; 1680mg/KgBW; and 2240mg/KgBW were 8,918%; 12,533%; and 17,455%.
Keywords: antiinflammation, infusion, baru cina herbs, Artemisia vulgaris L.,
1 1. Pendahuluan
Respon pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing, kerusakan
jaringan, atau keduanya disebut inflamasi. Penyebab inflamasi antara lain adalah
mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Tujuan
akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat
yang mengalami cedera atau terinvasi agar keduanya dapat mengisolasi,
menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk; membersihkan debris
dan mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan. Gejala respon inflamasi
meliputi, rubor (kemeraham),kalor (panas), dolor (nyeri), dan tumor
(pembengkakan). Respon inflamasi dapat bersifat akut maupun kronik. Inflamasi
akut terjadi setelah terjadi cedera, sedangkan inflamasi kronik merupakan
inflamasi yang berlangsung lebih dari dua minggu dan dapat timbul setelah
inflamasi akut, misalnya karena infeksi yang tidak sembuh (Corwin, 2008).
Inflamasi merupakan reaksi setempat dari jaringan atau sel terhadap
suatu rangsang atau cedera. Setiap ada cedera, terjadi rangsangan untuk
dilepaskanya zat kimia tertentu yang akan menstimulasi terjadinya perubahan
jaringan pada reaksi radang tersebut, diantaranya adalah histamin, serotonin,
bradikinin, leukotrin dan prostaglandin. Histamin bertanggung jawab pada
perubahan yang paling awal yaitu menyebabkan vasodilatasi pada arteriol yang
didahului dengan vasokonstriksi awal dan peningkatan permeabilitas kapiler, hal
ini menyebabkan perubahan distribusi sel darah merah. Oleh karena aliran darah
yang lambat, sel darah merah akan menggumpal, akibatnya sel darah putih
terdesak kepinggir, makin lambat aliran darah maka sel darah putih akan
menempel pada dinding pembuluh darah makin lama makin banyak. Perubahan
permeabilitas yang terjadi menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan
berkumpul dalam jaringan.Bradikinin bereaksi lokal menimbulkan rasa sakit,
vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler.Sebagai penyebab radang,
prostaglandin berpotensi kuat setelah bergabung dengan mediator inflamasi
2
Sejak dahulu, tanaman yang ada di Indonesia ini menjadi bahan
penelitian dan kajian yang mendalam dari pakar dunia. Penelitian terhadap
berbagai tanaman yang berkhasiat terus dilakukan. Berbagai penemuan telah
membawa pandangan baru bagi dunia pengobatan, khususnya sebagai pengobatan
alternatif ketika pengobatan modern perlahan beralih dari masyarakat
(Sulaksana,dkk., 2004).
Salah satu tanaman obat dari kekayaan alam Indonesia adalah tanaman
baru cina (Artemisia vulgaris L.). Tanaman baru cina memiliki banyak kegunaan
diantaranya untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan,
seperti mulas, diare, konstipasi, pencernaan lemah, dan muntah yang
berkepanjangan. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai pencahar untuk obesitas,
epilepsi, sedatif, dan untuk gangguan menstruasi (Heyne, 1987).
Tanaman baru cina memiliki kandungan antara lain : minyak atsiri
(phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria
ester, cineole, terpinen-4-ol, beta-karyophyllene, 1-quebrachitol (Arisandi dan
andriani, 2006), flavonoid, zat-zat fenolik, dan kumarin (Tan, 1998).
Artemisia vulgaris L. yang biasanya disebut mugwort pada penelitan uji
anti-inflamasi pada bagian daun yang diekstrak dengan 70% metanol didapati
bahwa pada dosis 400 mg/kg memberikan penghambatan yang signifikan
terhadap pembentukan jaringan granumolatus yang mengindikasikan bahwa
ekstrak ini dapat menghambat inflamasi sub kronis, yang membuktikan bahwa
tanaman baru cina adalah tanaman yang memilikki potensi untuk digunakan
sebagai bahan baku pada obat-obatan modern (Afsar et al., 2013). Pada uji
antiinflamasi secara akut yang dilakkukan oleh Ashok dan Upadhyaya(2013)
ekstrak methanol herba baru cina menunjukkan efek antiinflamasi pada dosis
400mg/kgBB memberikan hasil inhibisi terhadap udema di telapak kaki tikus
sebesar 50% setelah 3 dan 4 jam.
Sediaan infusa dipilih karena merupakan metode penyarian yang mudah
dilakukan dan tidak memakan waktu serta dapat langsung diaplikasikan oleh
3
apakah infusa herba baru cina memilikki efek antiinflamasi terhadap telapak kaki
mencit yang diinduksi karagenin 3%. Flavonoid juga larut air sehingga
pembuatannya dalam sediaan infusa memungkinkan(Widyawati, Budianta,
Kususma, dan Wijaya, 2014). Kuersetin yang merupakan flavonoid utama yang
terdapat dalam tanaman baru cina juga terbukti dapat larut dalam air meski
kelarutannya kecil dan membutuhkan bantuan panas untuk meningkatkan
kelarutannya (Srinivas, King, Howard, Monrad, 2010).
2. Metode Penelitian
Jenis rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian
eksperimental dan murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Eksperimental murni adalah pemberian perlakuan pada subjek uji dan penggunaan
kontrol untuk pembanding.
2.1. Alat penelitian
Alat dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Plethysmometer merk Ugo Basile yang ada di laboratorium
farmakologi-toksikologi fakultas farmasi USD, satu set panci infusa, termometer, seperangkat
alat gelas (gelas beker, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, corong, pipet tetes,
batang pengaduk), penangas, timbangan mencit, timbangan analitik, alat suntik
subplantar, kanul, kamera digital, dan stopwatch.
2.2. Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : hewan uji yang
merupakan mencit betina galur Swiss umur 2-3 bulan, dengan berat badan
20-30 gram sebanyak 25 ekor yang diperoleh dari LPPT UGM; serbuk simplisia
40/50 herba baru cina yang sudah dikeringkan yang diperoleh dari MERAPI
FARMA; aquadest yang diperoleh dari BRATACHEM; zat inflamatogen
karagenin merk SIGMA ALDRICH yang diperoleh dari laboratorium
farmakologi fakultas farmasi UII; serbuk Cataflam® Fast 50 mg (Novartis
Indonesia) yang mengandung kalium diklofenak 50 mg; dan larutan NaCl
4 2.3. Prosedur penelitian
2.3.1. Pemilihan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit betina Galur Swiss, berat
badan dalam rentang 20-30 gram, umur 2-3 bulan dan dipilih secara acak.
2.3.2. Pembuatan infusa herba baru cina
Serbuk simplisia herba baru cina diayak menggunakan ayakan
nomor 40 dan 50 .Kadar air serbuk simplisia ditentukan berdasarkan
persyaratan serbuk yang baik, yaitu kadar air kurang dari 10% (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makan, 1995). Pengukuran dilakukan
dengan moisture balance pada suhu 105oCselama 15 menit dengan
replikasi sebanyak 3 kali, Kadar air didapatkan sebesar 8,7%. Infusa dibuat
dengan cara menimbang serbuk Herba baru cina sebanyak 10 gram
kemudian ditambahkan 100 ml aquadest di dalam panci infusa. Setelah itu,
campuran tersebut dipanaskan di atas penangas selama 15 menit dimulai
pada suhu 90°C sambil sesekali diaduk. Campuran diambil dan diperas
menggunakan kain flanel hingga didapatkan 100 ml infusa herba baru
cina, jika volume yang didapat kurang dari 100 ml, maka ditambahkan air
sedikit demi sedikit pada ampas hingga didapat volume infusa yang
dikehendaki
2.3.3. Pembuatan larutan karagenin 3%
Larutan karagenin sebagai zat penginduksi udema dibuat dengan
cara melarutkan 3 gram karagenin dalam larutan NaCl fisiologis (0,9 %)
hingga volume 100 mL pada labu takar.
2.3.4. Pembuatan larutan diklofenak
Satu sachet serbuk Cataflam® Fast 50mg (mengandung kalium
diklofenak 50 mg) dilarutkan dalam aquadest hingga diperoleh volume
5 2.3.5. Penentuan dosis
2.3.5.1 Penentuan dosis infusa herba baru cina
Berdasarkan optimasi dosis yang dilakukan selama uji di lab
didapatkandosis rendah sebesar1,12 mg/g BB, diambil dosis
tertinggi dan dosis tengah dengan perhitungan sebagai berikut.
Dosis tertinggi/dosis III = 2 x 1,12 mg/g BB = 2,24mg/gBB
Dosis tengah/ dosis II =1,5x1,12 mg/g BB = 1,68mg/gBB
Dosis terendah/ dosis I =1,12 mg/g BB
2.3.5.2 Penentuan dosis karagenin
Dosis karagenin 3% dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut:
Dosis kalium diklofenak untuk manusia adalah 50 mg untuk
berat badan 50 kg, maka dosis untuk manusia 70 kg adalah sebesar
70 mg. Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 20 g adalah
sebesar 0,0026. Perhitungan dosisnya sebagai berikut:
Dosis = 70 mg x 0,0026
= 0,182 mg/ 20 g BB mencit
= 9,1 mg/kg BB mencit
2.3.6.Penentuan waktu pemberian kalium diklofenak
Kalium diklofenak (kontrol positif) diberikan secara peroral 15 menit
sebelum injeksi karagenin 3% secara subplantar berdasarkan penelitian
6 2.3.7.Perlakuan hewan uji
Mencit dikelompokkan dalam lima kelompok perlakuan dengan setiap
kelompok berjumlah lima mencit. Sebelum perlakuan, masing-masing
mencit diukur tebal kaki kirinya menggunakan plethysmometer. Kelompok
I : kontrol negatif aquadest volume 0,5 ml, setelah 15 menit kaki kiri
2.3.8. Penentuan % penghambatan inflamasi
Persen inhibisi radang dihitung berdasarkan Su, Li, dan Zhu (2011)
sebagai berikut:
% inhibisi 1 1 −�� ��
Vt = volume udema kaki mencitkelompokperlakuan
Vo = volume udema kaki mencitkelompokkontrolnegatif
Data aktivitas antiinflamasi diuji dengan Sphiro-Wilk untuk
mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas
varian antar kelompoknya sebagai syarat analisis parametrik. Kemudian
dilanjutkan dengan analisis pola searah ANOVA dengan taraf kepercayaan
95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Kemudian
dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan masing-masing
antarkelompok bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p>0,05).
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah infusa herba baru cina
(Artemisia vulgaris L.) memiliki efek antiinflamasi pada udema telapak kaki
7
Gambar 1. Grafik rata- rata volume udem uji daya antiinflamasi infusa herba baru cina.
Tabel 1. Data transformasi AUC kurva rata-rata volume udem terhadap waktu dan % inhibisi udem infusa herba baru cina.
Kelompok Perlakuan
Konrol negatif akuades 0,0169 ± 0,00678 -
Kalium diklofenak
9,1mg/kgBB 0,0645 ± 0,00314 16,052
Infusa herba baru cina
1,12g/kgBB 0,0354 ± 0,00433 8,918
Infusa herba baru cina
1,68g/kgBB 0,0484 ± 0,00343 12,533
Infusa herba baru cina
2,24g/kgBB 0,0737 ± 0,00998 17,455
Data rerata AUC yang didapat pada penelitian memilikki distribusi yang
tidak normal sehingga perlu ditransformasikan dalam bentuk kuadrat untuk
8
1.), terlihat bahwa kelompok kontrol negatif yang hanya diberi akuades kemudian
disuntik dengan karagenin 3% tidak menurunkan volume udema secara signifikan
apabila dibandingkan dengan kelompokkontrol positif maupun perlakuan infusa
herba baru cina (Artemisia vulgaris L.). Karagenin menginduksi udema dalam
dua fase (biphasic). Fase awal ditandai dengan pelepasan histamin dan serotonin
yang berakhir pada jam pertama setelah injeksi dan fase kedua yang berhubungan
dengan pelepasan prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
COX. Fase kedua ini berlangsung antara jam pertama setelah injeksi dan berakhir
setelah jam ke-3. Setelah pelepasan mediator inflamasi maka udema akan
bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam
(Suleyman, Demircan, Karagoz, dan Ozta, 2004).
Hasil uji efek antiinflamasi dapat dilihat pada tabel 1, dari hasil ini
diketahui bahwa infusa herba baru cina dosis 2,24g/kgBB memberikan efek
antiinflamasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan infusa herba baru cina
dosis 1,12g/kgBB dan 1,68g/kgBB dilihat dari % inhibisi inflamasinya. Begitu
pula dengan nilai transformasi AUC-nya pada data infusa herba baru cina dosis
2,24g/kgBB memilikki nilai yang lebih besar dibanding dosis 1,12g/kgBB dan
1,68g/kgBB.
Transformasi data dilakukan karena pada uji homogenitas Levene
diketahui data tidak terdistribusi dengan normal karena nilai p>0,05. Untuk
menghomogenkan data dilakukan transformasi dengan menggunakan kuadrat
sehingga didapatkan data yang homogen dengan p>0,05. Uji statistik dilanjutkan
dengan one-way ANOVA.
Tabel 2. Data hasil uji statistik LSD transformasi AUC kontrol negatif akuades, kontrol positif kalium diklofenak 9,1mg/kgBB, Infusa herba baru cina dosis 1,12g/kgBB, 1,68g/kgBB, dan 2,24g/kgBB 15 menit sebelum diinduksi karagenin 3%
Kelompok Perlakuan
Signifikansi Kebermaknaan
9
Tabel II. (Lanjutan)
Kontrol negatif terhadap infusa dosis
1,12g/kgBB 0,044 BB
Kontrol negatif terhadap infusa dosis
1,68mg/kgBB 0,002 BB
Kontrol negatif terhadap infusa dosis
2,24g/kgBB 0,000 BB
Kontrol positif terhadap infusa dosis
1,12g/kgBB 0,003 BB
Kontrol positif terhadap infusa dosis
1,68g/kgBB 0,076 TB
Kontrol positif terhadap infusa dosis
2,24g/kgBB 0,302 TB
Infusa dosis 1,12g/kgBB terhadap infusa
dosis 1,68g/kgBB 0,150 TB
Infusa dosis 1,12g/kgBB terhadap infusa
dosis 2,24g/kgBB 0,000 BB
Infusa dosis 1,68g/kgBB terhadap infusa
dosis 2,24g/kgBB 0,008 BB
Keterangan:
P<0,05 = berbeda signifikan P>0,05 = berbeda tidak signifikan BB = berbeda bermakna TB = berbeda tidak bermakna
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa kontrol negatif akuades berbeda
secara signifikan apabila dibandingkan dengan kontrol positif kalium diklofenak
9,1 mg/kgBB, infusa herba baru cina dosis 1,12g/kgBB, 1,68g/kgBB, dan 2,24
g/kgBB. Kontrol positif kalium diklofenak dosis 9,1mg/kgBB berbeda bermakna
terhadap infusa dosis 1,12g/kgBB sedangkan berbeda tidak bermakna terhadap
10
diuji terbukti memiliki efek antiinflamasi pada mencit betina galur Swiss pada
dosis 1,12g/kgBB, 1,68g/kgBB, dan 2,24g/kgBB. Perbedaan dosis infusa herba
baru cina juga berpengaruh terhadap inhibisi inflamasi bila dilihat dari nilai
signifikansinya dimana terlihat dosis 1,68g/kgBB dan 2,24g/kgBB berbeda
signifikan dengan dosis 1,12g/kgBB dan dosis 1,68g/kgBB juga berbeda
signifikan terhadap dosis 2,24g/kgBB.
Hasil tersebut didukung juga oleh data pada tabel 1 yang menyatakan
bahwa % inhibisi inflamasi infusa herba baru cina dosis 2,24g/kgBB sebesar
17,455% lebih besar dari kalium diklofenak yang sebesar 16,052%, namun tidak
berbeda secara bermakna jika dilihat dari uji statistiknya.
Efek antiinflamasi yang yang terdapat pada herba baru cina diduga
utamanya berasal dari kandungan flavonoid yang terdapat didalamnya.
Kandungan flavonoid utama dari tanaman Artemisia vulgaris L. adalah quercetin 3,7,3’-trimethyl ether yang merupakan sebuah turunan darikuersetin(Nikolova and Velickovic, 2007).Flavonoid sendiri bermanfaat sebagai inhibitor lipooksigenase
yang merupakan langkah pertama pada jalur yang menuju hormon eikosanoid
seperti prostaglandin dan tromboksan.Tidak hanya jalur lipooksigenase yang
dapat dihambat oleh senyawa flavonoid, melainkan jalur siklooksigenase juga
dapat dihambat aktivitas enzimnya oleh flavonoid. Penghambatan jalur
lipooksigenase dan jalur siklooksigenase dapat dilakukan dengan cara
menghambat pelepasan asam arakidonat yang merupakan komponen kemotaktik
(Winarsi, 2007).Kuersetin juga dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan anti
alergi sehingga dapat menaikkan imunitas. Kuersetin lebih selektif menghambat
COX (siklooksigenase) dari pada lipooksigenase, sehingga dapat dikembangkan
sebagai agen inhibitor COX yang merupakan agen kemoterapetik yang berpotensi
terutama pada kanker kolon (Taketo, 1998).Tanaman baru cina memilikki
mekanisme kerja yang sama dengan obat antiinflamasi non-steroida(OAINS) yang
mana mekanisme reaksinya adalah dengan mereduksi sintesis prostaglandin
dengan menghambat enzim siklooksigenase melalui antagonism dengan asam
arakidonat untuk berikatan dengan enzin siklooksigenase (COX) (Mehanna,
11 4. Kesimpulan dan Saran
4.1 . Kesimpulan
Efek inhibisi inflamasi sediaan infusa herba Artemisia vulgaris L.
pada dosis 1,12g/kgBB, 1,68g/kgBB, dan 2,24g/kgBB yang
dinyatakan oleh persen (%) inhibisi inflamasi berturut-turut sebesar
8,918%; 12,533%; 17,455%.
4.2 . Saran
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut terkait dosis yang perlu dilakukan untuk
mendapat dosis efektif,Serta penelitian mengenai toksisitas pemberian
12
DAFTAR PUSTAKA
Afsar, S.K., Rajesh Kumar, K., Venu Gopal, J., Raveesha, P., 2013, Assessment of anti-inflammatory activity of Artemisia vulgaris leaves by cotton pellet granuloma method in Wistar albino rats,journal of pharmacy research 7 ( 2013 ) , India : Elsevier, pp. 463 – 467.
Arisandi, Y., Andriani, Y., 2006, Khasiat berbagai tanaman untuk pengonbatan berisi 158 jenis tanaman obat, Jakarta: Eska Media, hal. 23-25.
Ashok, P.K., Upadhyaya,K., 2013, Evaluation of Analgesic and Anti-inflammatory Activities of Aerial Parts of Artemisia vulgaris L. in Experimental Animal Models, TBAP 3(1) 2013, pp. 101-105.
Corwin, E.J., 2008, Handbook of pathophysiology, 3rd edition, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, pp. 138-143.
Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan ,Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta, hal. 53-58, 85-105.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 46.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Jakarta: Badan litbang departemen kehutanan indonesia, hal.1842-1843.
Nikolova, M. and Velickovic, D., 2007, Phenological Variations in the Surface Flavonoids of Artemisia vulgaris L. and Artemisia absinthium L., Turk J Bot, 31(2007), pp. 459-462.
Mansjoer, S., 1999, Mekanisme kerja obat antiradang, Media farmasi Indonesia 7(1), Hal. 34.
Mehanna, A.S., 2003, NSAIDs: Chemistry and Pharmacological Actions, American J. of Pharm. Edu., 67 :1-5.
Sulaksana, J., Budi, S.,Dadang, I.J., 2004, Tempuyung budi daya dan pemanfaatan untuk obat, jakarta: penebar swadaya, hal. 5.
Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., dan Ozta, N., 2004, Antiinflamattory Effect of selective COX-2 Inhibitors, J.Pharmacoi., 56(6), 775-780. Srinivas, K., King, J.W., Howard, L.R., Monrad, J.K., 2010, Solubility and
Solution Thermodynamic Properties of Quercetin and Quercetin Dihydrate in Subcritical Water, Journal of Food Engineering,100 (2010), Elsevier, pp. 208-218.
Taketo, MM., 1998, Cyclooxygenase-2 inhibitors in tumorigenesis, J Natl Cancer Inst., oct 1998 90(20), pp. 1529-1536.
Tan, R.X., Zhang, W.F., Tang, H.Q., 1998, Biologically active substances from the genus artemisia, Planta med 64, pp. 295-302.
Widyawati, P.S., Budianta, T.D., Kusuma, F.A., Wijaya,E.L., 2014,Difference of Solvent Polarity to Phytochemical Content and Antioxidant Activity of Pluchea indica Less Leaves Extract, International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research , 6(4), pp. 850-855.
13
14
16
Lampiran 3. Hasil analisis statistika uji normalitas kelompok kontrol negatif, kontrol dan perlakuan
Uji normalitas Shapiro-wilk
Tests of Normality
Kelompok Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
trans_squareyangbener2 kelompok kontrol aquadest .864 5 .244
kelompok kontrol diklofenak .881 5 .313
kelompok infusa baru cina
dosis rendah
.918 5 .518
kelompok infusa baru cina
dosis tengah
.830 5 .139
kelompok infusa baru cina
dosis tinggi
17
Lampiran 4. Rata-rata transsquare AUC udema dengan standard error (SE) kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan
20
Lampiran 5. Hasil analisis dengan ANOVA satu arah dan uji LSD nilai transsquare AUC total pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan
kelompok kontrol aquadest kelompok kontrol diklofenak -.04766* .00862 .000
21
kelompok infusa baru cina
dosis tinggi
-.05680* .00862 .000
kelompok kontrol diklofenak kelompok kontrol aquadest .04766* .00862 .000
kelompok infusa baru cina
kelompok kontrol aquadest .01858* .00862 .044
kelompok kontrol diklofenak -.02909* .00862 .003
kelompok infusa baru cina
kelompok kontrol aquadest .03150* .00862 .002
kelompok kontrol diklofenak -.01616 .00862 .076
kelompok infusa baru cina
kelompok kontrol aquadest .05680* .00862 .000
kelompok kontrol diklofenak .00913 .00862 .302
kelompok infusa baru cina
22
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Aktivitas
Antiinflamasi Infusa Herba Baru Cina (Artemisia
Vulgaris L.) TerhadapMencit Betina GalurSwiss
Terinduksi Karagenin
MenggunakanPlethysmometer” yang memiliki
nama lengkap Michael Giovanni, lahir di Jakarta pada
tanggal 11 Desember 1994. Penulis merupakan putra
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Sunarta
dan Sri Hartati. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Carina
Sayang (1998-2000), SD Carina Sayang (2000-2002, 2004-2005),SD Atisa
Dipamkara (2002-2004), SDK Rahmani II (2005-2006) SMP Bruderan
Purwokerto (2006-2009), SMA Bruderan Purwokerto (2009-2012). Penulis
melanjutkan pendidikan strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam masa kuliah penulis aktif dalam kepanitiaan yaituInisiasi Sanata
Dharma (INSADHA)2013 sebagai anggota divisi, Tiga Hari Temu Akrab Farmasi
(TITRASI) 2014 sebagai anggota divisi;2015 sebagai Koordinator divisi,Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I (PPKM I) 2013 sebagai Co-Fasilitator.
Penulis aktif bergabung dalam keorganisasian yaitu UKM PT. Swara Mahasiswa