i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI
SMASANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Lodowyk Maghu NIM: 101334043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan sebagai rasa syukur
dan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus Kristus
Kedua kakek saya, alm. Samuel Ndara Maghu dan
Karel Daniel Alberthus.
Kedua nenek saya, alm. Paulina Ra Longngo dan
Salomina Alu Kana
Kedua orang tua tercinta, Bapak Daniel Maghu
dan Ibu Welhelmina Alberthus
Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E
Adik-adik tercinta, Salomina Maghu dan
Melkianus Yunes Maghu dan seluruh keluarga
tercinta
Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2010 yang
selalu bersama dan membantu saya selama
menempuh kuliah
Almamater saya Universitas Sanata Dharma
v MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi
orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)
Lakukan yang terbaik maka Tuhan akan memberikan yang
viii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Lodowyk Maghu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) pada mata pelajaran akuntansi materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah kerja kelompok (Teams), permainan
(Games), dan pertandingan (Tournaments). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ix ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON ACCOUNTING MATERIAL TO DEVELOP THE STUDY INTEREST
AND THE UNDERSTANDING OF CLASS XI STUDENTS IN SMA SANTO MIKAEL SLEMAN ACADEMIC YEAR 2013/2014
Lodowyk Maghu Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This research aims to know the development of students’ study interest and understanding after the application of cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) on accounting subject in which the material is about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm.
Type of this research is classroom action research. The subject of this research is class XI students of SMA Santo Mikael Sleman. The main component of cooperative learning type TGT is team-works (Teams), games (Games), and competitions (Tournaments). This classroom action research is conducted in two cycles in which each cycle consists of four phases which are planning, action, observation, and reflection. The data is collected by using observation, interview, test, questionnaire, and documentation. After that, the collected data is analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Materi
Akuntansi Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Siswa Kelas XI
SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2013/2014.
Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat
masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Rohandi., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan., S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Ig. Bondan Suratno., S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak melungkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran
selama penyusunan skripsi ini.
5. Dosen penguji, terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan
xi
6. Seluruh staf pengajar Proram Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan
pelayanan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
7. Bapak Antonius Dwi Nugroho selaku guru mitra yang telah bersedia
membantu penulis melakukan penelitian bersama. Terima kasih telah
memberikan banyak waktu dan membantu pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman, khusunya kelas XI
IPS yang telah memberikan dukungan dalam melaksanakan penelitian.
Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama
pelaksanaan penelitian.
9. Kadua orang tua tercinta, Daniel Maghu dan Welhelmina Alberthus yang
tidak kenal lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral dan materil
kepada penulis.
10. Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E dan kedua adik tercinta Salomina Maghu
dan Melkianus Yunes Maghu yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat kepada penulis.
11. Seluruh teman mahasiswa Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi 2010 dan
seluruh keluarga besar Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi
12. Teman-teman seperjuangan: Gusti Ketut Sumberdane, Fergia Nambella
Juliandi, Antonius Dwi Nuggroho, Arnold Dwihattomo Widyono, Duwi
Patmantoro Prihono, Stefanus Purwoko, Calvin Febriarto, FX. Prasetya
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penulisan Skripsi ... 4
E. Manfaat Penulisan Skripsi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
xiv
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12
C. TGT (Teams-Games-Tournament)... 19
D. Pengertian Minat Belajar ... 22
E. Pengertian Pemahaman ... 22
F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup ... 24
G. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27
D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindalan Kelas (PTK) ... 28
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 29
F. Instrumen PTK ... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ... 46
H. Pengukuran Variabel Minat Belajar dan Pemahaman Sis-wa ... 48
I. Pengujian Kuesioner ... 51
J. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 57
A. Mengenal SMA Santo Mikael Sleman ... 57
B. Sistem Pendidikan SMA Santo Mikael Sleman ... 60
C. Ketentuan Penilaian ... 66
xv
E. Ketentuan Kelulusan ... 70
F. Kurikulum SMA Santo Mikael ... 70
G. Organisasi Sekolah SMA Santo Mikael ... 70
H. Sumber Daya Manusia SMA Santo Mikael ... 74
I. Siswa SMA Santo Mikael ... 75
J. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Santo Mi-kael Sleman ... 76
K. Proses Belajar Mengajar SMA Santo Mikael ... 79
L. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 80
M. Hubungan antara SMA Santo Mikael dengan Instansi Lain ... 81
N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Kelulusan ... 83
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 86
A. Deskripsi Penelitian ... 86
B. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa dan Pemahaman Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipeTGT... 141
C. Pembahasan ... 146
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 149
A. Kesimpulan ... 149
B. Keterbatasan ... 150
C. Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 152
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Denah Kelas ... 30
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16
Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian ... 41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar ... 49
Tabel 3.3 Skor Minat Belajar Siswa ... 49
Tabel 3.4 Penilaian Acuan Patokan tipe II ... 50
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pemahaman Siklus I ... 50
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pemahaman Siklus II ... 51
Tabel 3.7 Uji Validitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 52
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 54
Tabel 3.9 Komparasi Minat Belajar Siswa ... 55
Tabel 3.10 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus I ... 56
Tabel 3.11 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus II ... 56
Tabel 4.1 Nilai Afektif ... 65
Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Santo Mikael Sleman ... 75
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Tipe TGT... 87
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 88
Tabel 5.3 Hasil Obeservasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 89
xviii
Tabel 5.5 Hasil Observasi Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 91
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Belajar Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Berdasarkan PAP Tipe II ... 92
Tabel 5.7 Nilai Ulangan pada Materi Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ... 95
Tabel 5.8 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus I ... 103
Tabel 5.9 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus I Berdasar PAP Tipe II ... 107
Tabel 5.10 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-TestSiklus I .... 108
Tabel 5.11 Refleksi Siswa Pada Siklus I ... 109
Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111
Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111
Tabel 5.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 114
Tabel 5.15 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 115
Tabel 5.16 Hasil Wawancara Guru pada Siklus I ... 117
Tabel 5.17 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I ... 118
xix
Tabel 5.19 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus II ... 127
Tabel 5.20 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus II Berdasar PAP Tipe II ... 130
Tabel 5.21 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-testSiklus II .... 131
Tabel 5.22 Refleksi Siswa Pada Siklus II ... 132
Tabel 5.23 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru padaPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134
Tabel 5.24 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134
Tabel 5.25 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 136
Tabel 5.26 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sik-lus II ... 137
Tabel 5.27 Hasil Wawancara Guru pada Siklus II ... 138
Tabel 5.28 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 139
Tabel 5.29 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 140
Tabel 5.30 Komparasi Skor Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 141
Tabel 5.31 Rangkuman Tingkat Pemahaman Siswa Awal, Siklus I, dan Siklus II Penelitian Berdasar Kategori ... 142
Tabel 5.32 Komparasi Tingkat Pemahaman Siswa ... 143
xx
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ... 156
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru ... 157
Lampiran 3 Lembar Observasi Kelas ... 160
Lampiran 4a Kuesioner Minat Belajar Siswa Sebelum ... 161
Lampiran 4b Kuesioner Minat Belajar Siswa Setelah ... 163
Lampiran 5a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 166
Lampiran 5b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 176
Lampiran 6a Handout Siklus I ... 186
Lampiran 6b Handout Siklus II ... 190
Lampiran 7a Soal dan Jawaban TeamsSiklus I ... 193
Lampiran 7b Soal dan Jawaban TeamsSiklus II ... 197
Lampiran 8a Soal dan Jawaban GamesSiklus I ... 199
Lampiran 8b Soal dan Jawaban GamesSiklus II ... 202
Lampiran 9a Soal dan Jawaban TournamentSiklus I... 206
Lampiran 9b Soal dan Jawaban TournamentSiklus II ... 216
Lampiran 10a Soal dan Jawaban Pre-testSiklus I ... 223
Lampiran 10b Soal dan Jawaban Pre-testSiklus II ... 226
Lampiran 10c Soal dan Jawaban Post-testSiklus I ... 229
Lampiran 10d Soal dan Jawaban Post-testSiklus II ... 233
Lampiran 11 Refleksi Siswa ... 236
Lampiran 12 Refleksi Guru ... 237
xxii
Lampiran 14 Panduan Wawancara Guru ... 239
Lampiran 15 Tabel r ... 240
Lampiran 16 Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 241
Lampiran 17 Uji Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 253
Lampiran 18 Obervasi Guru Pra Penelitian ... 254
Lampiran 19 Observasi Siswa Pra Penelitian ... 256
Lampiran 20 Observasi Kelas Pra Penelitian ... 257
Lampiran 21 Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa Pra Penelitian ... 258
Lampiran 22 Papan Make A MatchSiklus I ... 259 Lampiran 23 Lembar Skor Siklus I ... 261
Lampiran 24 Nilai Pre-testSiklus I ... 263 Lampiran 25 Hasil Kerja TeamsSiklus I ... 264 Lampiran 26 Prosedur dan Aturan GamesSiklus I ... 276 Lampiran 27 Hasil Kerja dan Skor GamesSiklus I ... 278 Lampiran 28 Prosedur dan Aturan TournamentSiklus I ... 296 Lampiran 29 Skor TournamentSiklus I ... 298 Lampiran 30 Skor Total Siklus I ... 303
Lampiran 31 Skor Minat Belajar Siswa Siklus I ... 304
Lampiran 32 Nilai Post-testSiklus I ... 305 Lampiran 33 Refleksi Siswa Siklus I ... 306
Lampiran 34 Refleksi Guru Siklus I ... 311
Lampiran 35 Observasi Guru Siklus I ... 312
xxiii
Lampiran 37 Papan Make A MatchSiklus II ... 315 Lampiran 38 Nama dan Anggota Kelompok ... 316
Lampiran 39 Lembar Skor Siklus II ... 317
Lampiran 40 Nilai Pre-testSiklus II ... 319 Lampiran 41 Hasil Pengerjaan Teams Siklus II ... 320 Lampiran 42 Prosedur dan Aturan GamesSiklus II ... 325 Lampiran 43 Hasil Pengerjaan dan Skor GamesSiklus II ... 327 Lampiran 44 Skor TournamentSiklus II ... 339 Lampiran 45 Skor Total Siklus II ... 344
Lampiran 46 Skor Minat Belajar Siswa Siklus II ... 345
Lampiran 47 Nilai Post-testSiklus II ... 346 Lampiran 48 Refleksi Siswa Siklus II ... 347
Lampiran 49 Refleksi Guru Siklus II ... 352
Lampiran 50 Observasi Guru Siklus II ... 353
Lampiran 51 Observasi Siswa Siklus II ... 355
Lampiran 52 Nilai Ujian Pra Penelitian ... 356
Lampiran 53a Tugas Fasilitator Siklus I ... 357
Lampiran 53b Tugas Fasilitator Siklus II ... 359
Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian ... 361
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dituntut mampu
berperan aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam
menjalankan tugasnya tersebut, banyak guru belum menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat
sebagai pendukung tercapainya proses pembelajaran yang baik. Dampaknya siswa
yang diajarkan tidak mudah memahami materi pelajaran. Cara-cara tersebut juga
menyebabkan siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran.
Dari pengalaman peneliti, pembelajaran akuntansi yang ada disekolah saat
ini masih kurang tepat yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang
cenderung monoton, sehingga pemahaman yang dimiliki siswa terhadap suatu
materi masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa yang
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga hal tersebut
membuktikan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan.Masalah ini terjadi pada kelas XI IPS di SMA Santo Mikael Sleman,
berdasarkan hasil kuesioner, minat belajar para siswa berada pada kategori minat
belajar yang sangat rendah (rata-rata=73,83) dan berdasarkan hasil tes terakhir
yang dilakukan oleh guru, pemahaman siswa berada pada kategori cukup paham
salah satu negara yang besar sehingga daripadanya hal tersebut harus cepat
diperbaiki karena kalau tidak diperhatikan maka Indonesia akan dipenuhi oleh
orang-orang yang tidak memiliki keterampilan dan kamampuan yang dapat
membantu perkembangan yang seterusnya Indonesia akan semakin tertinggal dari
negara-negara lain, mengingat perekonomian suatu negara merupakan salah satu
bidang yang menunjukkan keadaan suatu negara di mata dunia.
Pembelajaran yang menarik dan menumbuhkanminat belajar bagi siswa
dapat dilakukan dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Dalam materi
akuntansi model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran kooperatif tipe
Teams-Games-Tournament (TGT) sehingga siswa menjadi berminat dalam proses pembelajaran, pembelajaran menjadi menarik dan cenderung tidak
membosankan. TGTmerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6
orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang
berbeda. Didalam model pembelajaran TGT, siswa diharapkan dapat aktif bekerjasama dalam kelompok dalam proses pembelajaran dimana adanya kegiatan
diskusi kelompok, permainan, dan kompetisi antar kelompok, sehingga siswa
akan berminat dan mendatangkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi
yang dipelajari.
Model pembelajaran kooperatif tersebut di atas tepat dalam meningkatkan
pemahaman pada materi akuntansi, karena dalam proses pembelajarannya
menarik dan menyenangkan. Pada umumnya pembelajaran yang terjadi dalam
proses pembelajarannya. Dalam hal ini yang berperan aktif adalah guru,
sedangkan siswanya hanya pasif dengan memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan dari guru, sehingga siswa menjadi malas karena tidak adanya
kegiatanyang menyenangkan, bosan, mengantuk dan tidak fokus dalam proses
pembelajaran. Akibatnya, siswa tidak paham terhadap materi yang dijelaskan.
Idealnya adalah kegiatan belajar mengajar dalam suatu kelas harus ditopang oleh
beberapa faktor, contohnya saja siswa harus selalu memperhatikan ketika guru
menjelaskan, pembelajaran harus menyenangkan tetapi juga harus serius dimana
guru harus mengusahakan agar siswa berfokus untuk mengerti apa yang
dijelaskan oleh guru di depan kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,diharapakan para siswa akan berminat dalam proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi
kelompok, permainan, dan kompetisi dengan kelompok lain, sehingga melalui
cara ini akan memudahkan siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap
materi akuntansi.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas,penulis ingin melakukan
B. Batasan Masalah
Dalam skripsi ini akan dipaparkan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT(Teams-Games-Tournament). Rancangan penerapan model pembelajaran tersebut ditujukan untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa SMA
di dalam proses pembelajaran pada materi akuntansi tentang laporan keuangan
dan jurnal penutup.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah:
Apakah ada peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA
dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament)?
D. Tujuan Penulisan Skripsi
Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui peningkatan minat
belajar dan pemahaman siswa terhadap materi akuntansi dengan penerapan model
E. Manfaat Penulisan Skripsi 1. Bagi siswa
Diharapkan siswadapat berminat dan paham dalam belajar tentang materi
akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament).
2. Bagi guru
Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT(Teams-Games-Tournament) untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini akan memberikan tambahan referensi
bagi universitas sebagai acuan dalam penulisan skripsi bagi mahasiswa yang
bermaksud melakukan pengembangan pembelajaran di kelas.
4. Bagi sekolah
Diharapkan dari penulisan ini dapat memberikan acuan bagi guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Game-Tournament)
karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat bagus dan dapat diterapkan untuk materi yang lain maupun mata pelajaran yang lain. Sehingga
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan
cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama,
2010:7). Menurut David Hopkins (Kunandar,2008:46), PTK adalah suatu
bentuk kegiatan yang bersifat refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas
dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b)
pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana
praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Sedangkan menurut Dave Ebbut
(Arifin, 2011:97), PTK adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk
memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan
(guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari
tindakan tersebut.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
mewujudkan suatu pembelajaran yang inovatif agar siswa dapat memahami
pelajaran yang diajarkan.
2. Karakteristik PTK
Menurut Rochman Natawidjaya (Mulyasa, 2009:14), karakteristik penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
a. Merupakan prosedur penelitian ditempat kejadian yang dirancang untuk
menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;
b. Ditetapkan secara konstektual, artinya variabel-variabel atau
faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana
penelitian;
c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas;
d. Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);
e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan
atas perilaku serta refleksi peneliti;
f. Menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat
memperdulikan pengendalian variabel; dan
g. Bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi
kasus.
3. Prinsip PTK
Selain memiliki keunggulan,PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru disekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Kusumah
&Dwitagama, 2010:17):
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran;
c. Metodologi yang digunakan harus cukup realibel sehingga hipotesis yang
dirumuskan cukup menyakinkan;
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup
merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya;
e. Guru harus berkomitmen terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan
tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh
pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi;
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru
dan dosen);
4. Tujuan PTK
Secara umum menurut Rochman Natawidjaya (Suwandi, 2010:15), tujuan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama
yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi
pengajaran;
b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di
sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau
c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan
guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar
peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil
pelatihan tersebut;
d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran
yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada
umumnya;
e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi
antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademik; dan
f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah,
yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan
pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
5. Kelebihan dan Kekurangan PTK
a. Kelebihan PTK
1) Manfaatnya dapat dirasakan secara langsung;
2) Mandiri atau perseorangan, bila menggunakan orang lain maka
peneliti hanya berperan sebagai fasilitator;
3) Angka kredit yang lumayan tinggi;
4) Biaya yang dikeluarkan tidak banyak karena dapat disesuaikan
dengan kemampuan peneliti;
5) Waktu yang fleksibel, artinya dapat dilaksanakan dengan
b. Kekurangan PTK
1) PTK harus ditulis dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca yang
tepat;
2) Membutuhkan referensi yang banyak;
3) Guru harus peka terhadap keadaan kelas. Bila tidak, maka penilaian
akan cenderung tidak objektif.http://id.shvoong.com
6. Jenis-jenis PTK
Jenis penelitian tindakan kelas ada empat, sebagai
berikut.http://id.shvoong.com
a. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik
Penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitianyang dirancang
dengan menuntun penelitian ke arah suatu tindakan.Dalam hal ini peneliti
mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapatdalam latar belakang
penelitian, sebagai contohnya ialah apabila penelitiberupaya menangani
perselisihan, perkelahian, konflik yang dilakukanantarsiswa yang
terdapat di suatu sekolah atau kelas, dengan caramendiagnosis situasi
yang melatarbelakangi situasi tersebut.
b. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan
Suatu penelitian dikatakan sebagai partisipan apabila peneliti terlibat
langsung di dalam penelitian sejak awal hingga akhir penelitian yang
berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti
senantiasa terlibat. Selanjutnyapeneliti memantau, mencatat dan
melaporkan hasil penelitiannya. Penelitian tindakan kelas partisipan
dapat juga dilakukan di sekolah seperti secara langsung dan
terus-menerus sejak awal penelitian hingga berakhirnya penelitian.
c. Penelitian Tindakan Kelas Empiris
Maksud dari penelitian tindakan kelas empiris adalah apabila peneliti
berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukan apa
yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
Padaprinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan
catatandan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan
sehari-hari.
d. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental
Dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas eksperimental adalah
apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan denganberupaya
menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif danefisien di
dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitannya dengankegiatan
belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategiatau
teknik yang terapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan penelitidapat
menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka
B. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian pembelajaran kooperatif
Roger, dkk. (Huda,2012:29) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di
antara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar
bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Parker (Huda,2012:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai
suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan
bersama. Sementara itu, Davidson (Huda,2012:29) mendefinisikan
pembelajaran kooperatif secara terminologis dan perbedaannya dengan
pembelajaran kolaboratif. Menurutnya, pembelajaran kooperatif merupakan
suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
kelompok yang anggotanya dibentuk secara heterogen berdasarkan jenis
kelamin, tingkat prestasi, dan suku yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan
tertentu. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan kerja sama di
oleh guru. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkembang dalam
kelompok dan saling melengkapi antaranggota kelompok.
2. Tujuan pembelajaran kooperatif
Johnson & Johnson (Trianto,2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok
belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya
dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan
proses kelompok dan pemecahan masalah.
Zamroni (Trianto,2009:57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan
pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar
kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.
Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang
memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial
yang kuat. Dari beberapa tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif yaitu menentukan strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama.
3. Prinsip utama pembelajaran kooperatif
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kriteria yang ditentukan.
b. Tanggungjawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
Tanggungjawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
tanpa bantuan yang lain.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.
Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa
kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
4. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif (Lie, 2004:15) adalah:
a. Saling ketergantungan positif
Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang
dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan
dapat dicapai melalui:
1) Saling ketergantungan mencapai tujuan;
2) Saling ketergantungan menyelesaikan tugas;
3) Saling ketergantungan bahan atau sumber;
5) Saling ketergantungan hadiah.
b. Interaksi tatap muka
Dalam hal ini siswa akan saling tatap muka dalam kelompok sehingga
mereka dapat berdialog. Interaksi ini sangatlah penting karena siswa
merasa lebih mudah belajar dari sesamanya yang juga mencerminkan
konsep pengajaran teman sebaya.
c. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran secara individual. Setelah itu guru akan
memberikan kepada kelompok siapa yang memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas
rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu setiap anggota kelompok
harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian
kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota
kelompok secara penguasaan semua anggota kelompok secara individual
ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi
Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan
pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat
lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi
diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan
memperoleh teguran dari guru dan juga dari sesama siswa.
5. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto,2009:211). Berikut enam
tahapan pembelajaran kooperatif:
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
6. Kelebihan-kelemahan pembelajaran kooperatif
a. Kelebihan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2010:43)
adalah:
1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;
2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;
4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen;
5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois;
6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa;
7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan;
8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;
9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif;
10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik;
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama dan orientasi tugas.
b. Kelemahan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sanjaya, 2006:248)
adalah:
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis Sistem Pembelajaran
Kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita
mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan
semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok;
2) Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa;
3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa;
4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan
hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau
sekali-sekali penerapan strategi ini;
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untukmencapai keduanya, hal itu dalam SPK
C. TGT(Teams-Games-Tournament) 1. Pengertian TGT
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries
dan Keath Edward (Trianto,2009:83). Pada model ini siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan
poin untuk skor mereka.
TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD,SMP)
hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar.
Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang
bersifat terbuka, misalnyaesai atau kinerja.
2. Langkah-langkah pembelajaran TGT
Karakteristik model pembelajaran TGTadalah sebagai berikut: a. Penyajian materi
Dalam TGT, guru mula-mula menyajikan materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan
membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka
b. Teams
Teamsdalam TGTterdiri dari 4-6 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras dan etnis yang bervariasi. Setelah guru menyampaikan
materi, kelompok bertemu untuk lebih mendalami apa yang telah
disampaikan oleh guru.
c. Games
Gamesdisusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi yang
baru saja mereka pelajari.
d. Tournament
Tournament merupakan struktur game yang dimainkan. Pada tahap ini para siswa bersaing untuk mencari skor tertinggi mewakili kelompoknya
masing-masing.
e. Penghargaan kelompok
Tim dimungkinkan untuk mendapat penghargaan atas usaha mereka
apabila skor mereka melebihi kriteria yang telah ditetapkan oleh guru.
3. Keunggulan dan kekurangan TGT
Sebagai sebuah model pembelajaran pembelajaran,TGT memiliki keunggulan tetapi juga TGT memiliki beberapa kekurangan, berikut dipaparkan keunggulan dan kekurangan dari model pembelajaran TGT.
a. Keunggulan TGT
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas;
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam;
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa;
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain;
6) Motivasi belajar lebih tinggi;
7) Hasil belajar lebih baik;
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
b. Kekurangan TGT
1) Bagi guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika
guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh
siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara
menyeluruh.
2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa
yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang
D. Pengertian Minat Belajar
Slameto (1990: 57) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab
dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”. Slameto (1990: 57).
Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard. Hilgard menyatakan “Interst is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan,
mengakhiri, dan menikmati beberapa inti kegiatan tersebut.
Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah
laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.http://pinterdw.blogspot.com
E. Pengertian Pemahaman
Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik seperti orang,
konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu objek abstrak atau fisik
tersebut. http://en.Wikipedia.org//Understanding
Menurut Gleitmen dan Reber, pemahaman siswa dapat diamati melalui
proses belajar mengajar di kelas. Selama proses belajar, guru dapat menilai secara
langsung pemahaman siswanya melalui berbagai teknik, misalnya saja dengan
menggunakan pertanyaan. http://repository.upi.edu
Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal
atau permasalahan, apabila orang tersebut mengerti arti benar dan secara langsung
mampu menjelaskannya.
Menurut Arifin (1995) pemahaman adalah suatu kemampuan yang dimiliki
siswa untuk mengubah, mengadakan interpretasi dan membuat
ekstrapolasi.http://repository.upi.edu
Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan tentang pengetahuan
yang pernah diterimanya dengan caranya sendiri. Menurut Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dengan benar. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman
(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan
ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta–fakta atau konsep.
http://www.masbied.com
F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup 1. Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan
neraca, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Laporan keuangan disusun mulai dari laporan laba-rugi, perubahan modal dan
neraca. Laporan laba-rugi adalah laporan mengenai pendapatan dan
beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Pendapatan merupakan
unsur penambah modal sedangkan biaya adalah unsur pengurangan terhadap
modal. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur
tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir
dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian.
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyajikan perubahan
satu periode akuntansi. Unsur-unsur yang digunakan dalam penyajian laporan
perubahan modal antara lain akun modal, akun prive dan laba atau rugi.
Laporan yang terakhir adalah laporan neraca, dimana neraca menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Laporan ini terdiri dari
harta, utang dan modal yang tersaji dalam bentuk persamaan akuntansi.
Laporan neraca terdapat dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk stafel.
2. Jurnal penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo
akun sementara. Akun pendapatan dan biaya merupakan akun sementara.
Oleh karena itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada akhir
periode akuntansi. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang
harus ditutup pada akhir periode akuntansi. Berikut cara penutupan
akun-akun tersebut.
a. Menutup seluruh akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi
Saldo normal akunpendapatan berada di sebelah kredit. Oleh karena itu,
harus ditutup dengan mendebit akun pendapatan tersebut.
b. Menutup seluruh akun biaya ke ikhtisar laba-rugi
Perkiraan biaya ditutup dengan cara mengkredit jumlah biaya yang ada
dalam laporan laba-rugi karena saldo normal akun biaya ada di sebelah
debit.
c. Menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal
Jumlah ikhtisar laba-rugi yang dibuat jurnal penutupnya, yaitu selisih
d. Menutup akun prive ke akun modal
Pengambilan prive bersaldo normal di sebelah debit sehingga untuk
menutupnya harus dipindah ke sebelah kredit dan modal sebelah debit.
G. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa tanpa membedakan latar belakang para siswa,
melibatkan peran siswa dalam setiap kegiatannya dan mengandung unsur
permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dalam pembelajaran
kooperatiftipe TGT terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) kegiatan dalam kelompok untuk
mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) tournament yang bertujuan menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi kelompok yang
mendapatkan prestasi. Dari kelima tahap tersebut sangat terlihat bahwa siswa
selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada, sehingga para siswa tidak sibuk
dengan kegiatan sendiri melainkan sibuk untuk mengikuti proses pembelajaran
dan tidak hanya itu saja, bagi yang berprestasi akan memperoleh apresiasi, hal ini
akan menambah semangat siswa karena para siswa merasa diperhatikan.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
memungkinkan pembelajaran menjadi menarik dan lebih menyenangkan, serta
mampumengembangkan kemampuan siswa secara optimal, sehingga dapat
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
MenurutSusilo (2007:17), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMA Santo Mikael Sleman.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini diadakan pada bulan April-Meitahun 2014.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Observasi siswa
Sebelum melaksanakan kegiatan PTK, terlebih dahulu peneliti harus
melakukan observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan pada saat
pembelajaran sedang berlangsung untuk melihat kegiatan siswa. Saat
melakukan observasi, peneliti melihat jumlah siswa dan tingkat prestasi
siswa di kelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat daftar presensi
siswa di kelas dan daftar tingkat prestasi siswa yang dimiliki oleh
guru.Dariobservasi tersebut dijadikan sebagai dasar pembagian kelompok
pada pelaksanaan kegiatan PTK. Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan
cara melihat langsung kegiatan pembelajaran di sekolah. Lembar observasi
siswa dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 156.
2. Observasi guru
Dalam pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara meninjau langsung
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah. Yang harus
dilakukan oleh peneliti pada saat observasi yaitu melihat bagaimana metode
yang dilakukan oleh guru dalam penyampaian materi terhadap siswa,
semangat guru dalam menyampaikan materi, komunikasi antara guru dengan
para siswa dan lain sebagainya. Lembar observasi guru dapat dilihat pada
lapiran 2, halaman 157.
3. Observasi kondisi kelas
Dalam observasi ini dilakukan dengan cara melihat secara langsung keadaan
fasilitas-fasilitas, serta bagaimana manajemen kelas tersebut. Tujuan dilakukannya
kegiatan tersebut yaitu menyesuaikan perencanaan terhadap situasi media
yang tersedia di kelas. Lembar observasi kelas dapat dilihat pada lampiran 3,
halaman 160.
4. Observasi Minat Belajar Siswa
Observasi minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa
di dalam kelas maupun di luar kelas, interaksi siswa dalam kelompok selama
proses pembelajaran berlangsung. Siswa dikatakan dapat berinteraksi
dengan baik jika siswa mau bekerjasama dalam mengerjakan tugas dan
mau saling mambantu dalam memahami materi. Siswa tidak mengerjakan
tugas secara individual dan tidak berkeberatan untuk mambantu teman yang
kesulitan. Kuesioner minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 4,
halaman 161.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Siklus I
a. Perencanaan PTK
1) Pembagian kelompok belajar
Sebelum dilakukan penelitian, maka siswa dalam kelas
dibagimenjadi enam kelompok dengan masing-masing anggota
kelompok beranggotakan lima orang dan pembagian masing-masing
kelompok berdasarkan tingkat prestasi belajar siswa secara
rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok. Rancangan ini
berguna agar diskusi berjalan secara kondusif dan lancar. Berikut ini
rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok:
Gambar 3.1 Denah Kelas
Papantulis
Gambar 3.2
Denah Kelas Saat Kegiatan Games
= PapanMake A Match
= Tempat mengambil jawaban dan soal Make A Match
Meja
Kelompok Merah
Kelompok Kuning
Kelompok Biru Kelompok
Hijau
Meja
Kelompok Ungu
Kelompok Putih
Gambar 3.3
Denah Kelas Saat Kegiatan Tournament
Keterangan :
= Meja tournament(dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa)
= Siswa (dikelompokan berdasar penilaian dalam games)
= Viewer untuk menampilkan soal tournament
2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
a) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disediakan untuk setiap pertemuan yang kemudianakan
digunakan oleh guru mitra untuk menjelaskan dan
mengulasmateri. RPP dapat dilihat pada lampiran 5, halaman
166.
Viewer
Meja 1
Meja 2
Meja 3
Meja 1,2,3,4 & 5
Viewer
b) Handout
Handout digunakan siswa untuk berdiskusi mengenai materi yang diberikan, sehingga siswa mudah untuk
mempelajarinya.Handout dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 186.
c) Soal dan jawabanteams
Soal ini diberikan kepada kelompok agar para siswa dapat saling
kerjasama dan saling membantu bila menemukan kesulitan
dalam mengerjakan. Soal dan jawabanteams dapat dilihat padalampiran 7, halaman 193.
d) Soal dan jawaban games
Soal games digunakan untuk memberikan pengujian mengenai materi, namun dikemas dalam sebuah permainan bernama make a match,sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan bagi para siswa. Soal dan jawabangames dapat dilihat pada lampiran 8, halaman 199.
e) Soal dan jawabantournament
Soal tournament digunakan untuk memberikan pengujian terhadap siswa melalui kompetisi siswa dengan siswa yang
laindari kelompok lainnya yang memiliki kemampuan sama
f) Soal dan jawabanPre-testdan Post-test
Soal ini digunakanuntuk menguji siswa sebelum penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatof tipe TGT. Selanjutnya guru melihat keberhasilan metode yang diterapkan dengan cara
membandingkan KKM denganhasilnya. Soal dan jawaban pre-testdan post-testdapat dilihat pada lampiran 10, halaman 223. 3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa:
a) Lembar observasi guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh guru ketika proses
pembelajaran berlangsung.
b) Lembar observasi siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat
mengikuti kegiatan pembelajaran.
c) Lembar observasi kelas
Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data kondisi fisik
kelas yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian
tindakan kelas berlangsung.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat
belajar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
model TGT dan setelah melaksanakan pembelajaran dengan model TGT.
e) Refleksisiswa
Instrumen ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa
terhadap proses pembelajaran yang baru saja berlangsung.
Refleksi juga berguna sebagai bahan evaluasi di dalam proses
pembelajaran. Lembar rekleksi siswa dapat dilihat padalampiran
11, halaman 236.
f) Refleksiguru
Instrumen ini berisi tanggapan guru terhadap proses
pembelajaran yang baru saja berlangsung. Hal ini sangat penting
karena guru lebih mengetahui keadaan atau karakteristik para
siswa seperti apa sehingga sangat membantu dalam proses
evaluasi. Lembar refleksi guru dapat dilihat padalampiran 12,
halaman 237.
g) Panduan wawancara siswa
Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
mewawancarai siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran 13, halaman 238.
Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
mewawancarai guru setelah pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara guru dapat dilihat pada lampiran 14, halaman 238.
i) Tugas fasilitator
Tugas fasilitator ini berisi tugas dari setiap fasilitator untuk
setiap kegiatan yang sedang berlangsung, mulai dari
membagikan soal pre-test, mengumpulkan jawaban pre-test
sampai selesainya kegiatan. Tugas fasilitator dapat dilihat pada
lampiran 53, halaman 357.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a) Guru membuka dan mengecek kesiapan siswa
b) Guru melakukan apersepsi materi yang lalu
c) Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator yang ingin dicapai
d) Kegiatan pre-test
2) Kegiatan inti (70 menit)
a) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang
ditentukan dalam observasi sebelumnya.
b) Guru menjelaskan materi dan memberikan informasi bahwa
mereka akan diskusi dalam kelompok yang sudah ditentukan
c) Kegiatan didalam Teams
(1) Sebelum memulai diskusi, guru menyampaikan
peraturan-peraturan yang harus disepakati seluruh kelompok dan
memberi penjelasan mengenai materi yang menjadi bahan
diskusi kelompok.
(2) Setelah siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya,
selanjutnya guru membagikan soal yang harus didiskusikan
dalam kelompok. Diharapkan semua anggota berperan aktif
dalam proses diskusi kelompok .
(3) Siswa dipersilahkan untuk berdiskusi didalam
kelompoknya. Selama kelompok bekerja, guru melakukan
pengamatan terhadap proses diskusi, memberikan
pendampingan dan memberikan bantuan jika siswa
mengalami kesulitan. Fungsi dari diskusi kelompok adalah
untuk memberi pemahaman yang merata pada setiap
anggota kelompok. Pemahaman yang merata antaranggota
kelompok akan memudahkan siswa dalam melakukan
kegiatangames dan tournamentnanti. d) Pelaksanaan Games
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa
Dimana permainan ini berisi tentang materi yang baru saja
mereka pelajari. Pada tahap ini guru menggunakan teknik
permainan yang bernama ”Make A Match”, dimana siswa dalam satu kelompok diminta untuk menjodohkan beberapa pertanyaan
dengan jawaban yang telah dibuat oleh guru dalam waktu yang
telah ditentukan.Selamaberlangsungnya kegiatannya ini, para
siswa akan diberi skor dan skor inilah yang nantinya akan
dipakai guru untuk memilih siswa yang akan mewakili
kelompok dalam babak tournament. Sebelum memulai permainan, guru menjelaskan prosedur dan aturan kegiatan
games.
e) Pelaksanaan Tournament
Tournamentdilakukan setelah guru melakukan presentasi kelas, kelompok sudah mengerjakan lembar kerja, dan games. Untuk langkah selanjutnya guru menjelaskan bahwa siswa akan
mewakili kelompoknya untuk bersaing dengan anggota dari
kelompok lain dalam kegiatan tournament dengan jenis cerdas cermat, dan guru membacakan aturan main.
Tournament pertama, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja tournament yang disediakan, penentuan meja
Guru mengumumkan peringkat tim. Kelompok yang mendapat
skor paling tinggi akan diberi penghargaan sebagai kelompok
berprestasi dari hasil yang diperoleh. Penghargaan bisa di
lakukan dengan pemberian tepuk tangan atau hadiah.
3) Kegiatan penutup (10 menit)
a) Evaluasi;
b) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang
telah dilakukan dan apa yang dapat diperoleh dalam proses
pembelajaran;
c) Refleksi;
d) Guru memberikan pengantar materi untuk pertemuan
selanjutnya.
c. Observasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1) Observasi guru
Observasi terhadap guru dilakukan pada saat proses berlangsungnya
pembelajaran TGT. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan
video recorder,hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
2) Observasi siswa
Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan video recorder, hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran TGT. Untuk menilai keberhasilan adanya pemahaman belajar siswa dilakukan dengan
membandingkan indikator target keberhasilan dengan indikator yang
terjadi saat proses.
3) Observasi kelas
Observasi kelas dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
kelas dimana pengamatan dilakukan terhadap kondisi kelas selama
proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk melihat
bagaimana suasana pembelajaran dilakukan, ketertiban siswa,
keterlibatan siswa dalam diskusi, kondusif atau tidaknya proses
pembelajaran. Kegiatan pengamatan juga akan dibantu dengan video recorderuntuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.
d. Evaluasi & Refleksi
1) Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi tindakan ini meneliti keberhasilan pencapaian
tujuan dari metode pembelajaran dengan cara membandingkan
antara KKM dan evaluasi. Tabel yang digunakan dalam
Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian
Tabel tersebut digunakan untuk melihat seberapa besar peningkatan
pemahaman siswa setelah diterapkan metode TGT. Cara mencari peningkatan pemahaman dipakai rumus sebagai berikut :
2) Refleksi
Refleksi ditujukan untuk siswa dan guru, refleksi ini dilakukan
segera setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga untuk
menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang dilangsungkan.
Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada
saat kegiatan siklus kedua. Refleksi juga dilakukan untuk
No. Nama
Siswa