• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi akuntansi untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2013 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi akuntansi untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2013 2014"

Copied!
384
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI

SMASANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Lodowyk Maghu NIM: 101334043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan sebagai rasa syukur

dan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus Kristus

Kedua kakek saya, alm. Samuel Ndara Maghu dan

Karel Daniel Alberthus.

Kedua nenek saya, alm. Paulina Ra Longngo dan

Salomina Alu Kana

Kedua orang tua tercinta, Bapak Daniel Maghu

dan Ibu Welhelmina Alberthus

Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E

Adik-adik tercinta, Salomina Maghu dan

Melkianus Yunes Maghu dan seluruh keluarga

tercinta

Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2010 yang

selalu bersama dan membantu saya selama

menempuh kuliah

Almamater saya Universitas Sanata Dharma

(5)

v MOTTO

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi

orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)

Lakukan yang terbaik maka Tuhan akan memberikan yang

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Lodowyk Maghu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) pada mata pelajaran akuntansi materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah kerja kelompok (Teams), permainan

(Games), dan pertandingan (Tournaments). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(9)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON ACCOUNTING MATERIAL TO DEVELOP THE STUDY INTEREST

AND THE UNDERSTANDING OF CLASS XI STUDENTS IN SMA SANTO MIKAEL SLEMAN ACADEMIC YEAR 2013/2014

Lodowyk Maghu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to know the development of students’ study interest and understanding after the application of cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) on accounting subject in which the material is about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm.

Type of this research is classroom action research. The subject of this research is class XI students of SMA Santo Mikael Sleman. The main component of cooperative learning type TGT is team-works (Teams), games (Games), and competitions (Tournaments). This classroom action research is conducted in two cycles in which each cycle consists of four phases which are planning, action, observation, and reflection. The data is collected by using observation, interview, test, questionnaire, and documentation. After that, the collected data is analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Materi

Akuntansi Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Siswa Kelas XI

SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2013/2014.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Rohandi., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan., S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno., S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

banyak melungkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran

selama penyusunan skripsi ini.

5. Dosen penguji, terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan

(11)

xi

6. Seluruh staf pengajar Proram Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan

pelayanan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak Antonius Dwi Nugroho selaku guru mitra yang telah bersedia

membantu penulis melakukan penelitian bersama. Terima kasih telah

memberikan banyak waktu dan membantu pelaksanaan penelitian.

8. Teman-teman keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman, khusunya kelas XI

IPS yang telah memberikan dukungan dalam melaksanakan penelitian.

Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama

pelaksanaan penelitian.

9. Kadua orang tua tercinta, Daniel Maghu dan Welhelmina Alberthus yang

tidak kenal lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral dan materil

kepada penulis.

10. Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E dan kedua adik tercinta Salomina Maghu

dan Melkianus Yunes Maghu yang selalu mendoakan dan memberikan

semangat kepada penulis.

11. Seluruh teman mahasiswa Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi 2010 dan

seluruh keluarga besar Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi

12. Teman-teman seperjuangan: Gusti Ketut Sumberdane, Fergia Nambella

Juliandi, Antonius Dwi Nuggroho, Arnold Dwihattomo Widyono, Duwi

Patmantoro Prihono, Stefanus Purwoko, Calvin Febriarto, FX. Prasetya

(12)
(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penulisan Skripsi ... 4

E. Manfaat Penulisan Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

(14)

xiv

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

C. TGT (Teams-Games-Tournament)... 19

D. Pengertian Minat Belajar ... 22

E. Pengertian Pemahaman ... 22

F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup ... 24

G. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindalan Kelas (PTK) ... 28

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 29

F. Instrumen PTK ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Pengukuran Variabel Minat Belajar dan Pemahaman Sis-wa ... 48

I. Pengujian Kuesioner ... 51

J. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 57

A. Mengenal SMA Santo Mikael Sleman ... 57

B. Sistem Pendidikan SMA Santo Mikael Sleman ... 60

C. Ketentuan Penilaian ... 66

(15)

xv

E. Ketentuan Kelulusan ... 70

F. Kurikulum SMA Santo Mikael ... 70

G. Organisasi Sekolah SMA Santo Mikael ... 70

H. Sumber Daya Manusia SMA Santo Mikael ... 74

I. Siswa SMA Santo Mikael ... 75

J. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Santo Mi-kael Sleman ... 76

K. Proses Belajar Mengajar SMA Santo Mikael ... 79

L. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 80

M. Hubungan antara SMA Santo Mikael dengan Instansi Lain ... 81

N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Kelulusan ... 83

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Deskripsi Penelitian ... 86

B. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa dan Pemahaman Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipeTGT... 141

C. Pembahasan ... 146

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 149

A. Kesimpulan ... 149

B. Keterbatasan ... 150

C. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Denah Kelas ... 30

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16

Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar ... 49

Tabel 3.3 Skor Minat Belajar Siswa ... 49

Tabel 3.4 Penilaian Acuan Patokan tipe II ... 50

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pemahaman Siklus I ... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pemahaman Siklus II ... 51

Tabel 3.7 Uji Validitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 52

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 54

Tabel 3.9 Komparasi Minat Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.10 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus I ... 56

Tabel 3.11 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus II ... 56

Tabel 4.1 Nilai Afektif ... 65

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Santo Mikael Sleman ... 75

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Tipe TGT... 87

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 88

Tabel 5.3 Hasil Obeservasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 89

(18)

xviii

Tabel 5.5 Hasil Observasi Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 91

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Belajar Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Berdasarkan PAP Tipe II ... 92

Tabel 5.7 Nilai Ulangan pada Materi Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ... 95

Tabel 5.8 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus I ... 103

Tabel 5.9 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus I Berdasar PAP Tipe II ... 107

Tabel 5.10 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-TestSiklus I .... 108

Tabel 5.11 Refleksi Siswa Pada Siklus I ... 109

Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111

Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111

Tabel 5.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 114

Tabel 5.15 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 115

Tabel 5.16 Hasil Wawancara Guru pada Siklus I ... 117

Tabel 5.17 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I ... 118

(19)

xix

Tabel 5.19 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus II ... 127

Tabel 5.20 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus II Berdasar PAP Tipe II ... 130

Tabel 5.21 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-testSiklus II .... 131

Tabel 5.22 Refleksi Siswa Pada Siklus II ... 132

Tabel 5.23 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru padaPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134

Tabel 5.24 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134

Tabel 5.25 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 136

Tabel 5.26 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sik-lus II ... 137

Tabel 5.27 Hasil Wawancara Guru pada Siklus II ... 138

Tabel 5.28 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 139

Tabel 5.29 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 140

Tabel 5.30 Komparasi Skor Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 141

Tabel 5.31 Rangkuman Tingkat Pemahaman Siswa Awal, Siklus I, dan Siklus II Penelitian Berdasar Kategori ... 142

Tabel 5.32 Komparasi Tingkat Pemahaman Siswa ... 143

(20)

xx

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ... 156

Lampiran 2 Lembar Observasi Guru ... 157

Lampiran 3 Lembar Observasi Kelas ... 160

Lampiran 4a Kuesioner Minat Belajar Siswa Sebelum ... 161

Lampiran 4b Kuesioner Minat Belajar Siswa Setelah ... 163

Lampiran 5a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 166

Lampiran 5b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 176

Lampiran 6a Handout Siklus I ... 186

Lampiran 6b Handout Siklus II ... 190

Lampiran 7a Soal dan Jawaban TeamsSiklus I ... 193

Lampiran 7b Soal dan Jawaban TeamsSiklus II ... 197

Lampiran 8a Soal dan Jawaban GamesSiklus I ... 199

Lampiran 8b Soal dan Jawaban GamesSiklus II ... 202

Lampiran 9a Soal dan Jawaban TournamentSiklus I... 206

Lampiran 9b Soal dan Jawaban TournamentSiklus II ... 216

Lampiran 10a Soal dan Jawaban Pre-testSiklus I ... 223

Lampiran 10b Soal dan Jawaban Pre-testSiklus II ... 226

Lampiran 10c Soal dan Jawaban Post-testSiklus I ... 229

Lampiran 10d Soal dan Jawaban Post-testSiklus II ... 233

Lampiran 11 Refleksi Siswa ... 236

Lampiran 12 Refleksi Guru ... 237

(22)

xxii

Lampiran 14 Panduan Wawancara Guru ... 239

Lampiran 15 Tabel r ... 240

Lampiran 16 Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 241

Lampiran 17 Uji Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 253

Lampiran 18 Obervasi Guru Pra Penelitian ... 254

Lampiran 19 Observasi Siswa Pra Penelitian ... 256

Lampiran 20 Observasi Kelas Pra Penelitian ... 257

Lampiran 21 Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa Pra Penelitian ... 258

Lampiran 22 Papan Make A MatchSiklus I ... 259 Lampiran 23 Lembar Skor Siklus I ... 261

Lampiran 24 Nilai Pre-testSiklus I ... 263 Lampiran 25 Hasil Kerja TeamsSiklus I ... 264 Lampiran 26 Prosedur dan Aturan GamesSiklus I ... 276 Lampiran 27 Hasil Kerja dan Skor GamesSiklus I ... 278 Lampiran 28 Prosedur dan Aturan TournamentSiklus I ... 296 Lampiran 29 Skor TournamentSiklus I ... 298 Lampiran 30 Skor Total Siklus I ... 303

Lampiran 31 Skor Minat Belajar Siswa Siklus I ... 304

Lampiran 32 Nilai Post-testSiklus I ... 305 Lampiran 33 Refleksi Siswa Siklus I ... 306

Lampiran 34 Refleksi Guru Siklus I ... 311

Lampiran 35 Observasi Guru Siklus I ... 312

(23)

xxiii

Lampiran 37 Papan Make A MatchSiklus II ... 315 Lampiran 38 Nama dan Anggota Kelompok ... 316

Lampiran 39 Lembar Skor Siklus II ... 317

Lampiran 40 Nilai Pre-testSiklus II ... 319 Lampiran 41 Hasil Pengerjaan Teams Siklus II ... 320 Lampiran 42 Prosedur dan Aturan GamesSiklus II ... 325 Lampiran 43 Hasil Pengerjaan dan Skor GamesSiklus II ... 327 Lampiran 44 Skor TournamentSiklus II ... 339 Lampiran 45 Skor Total Siklus II ... 344

Lampiran 46 Skor Minat Belajar Siswa Siklus II ... 345

Lampiran 47 Nilai Post-testSiklus II ... 346 Lampiran 48 Refleksi Siswa Siklus II ... 347

Lampiran 49 Refleksi Guru Siklus II ... 352

Lampiran 50 Observasi Guru Siklus II ... 353

Lampiran 51 Observasi Siswa Siklus II ... 355

Lampiran 52 Nilai Ujian Pra Penelitian ... 356

Lampiran 53a Tugas Fasilitator Siklus I ... 357

Lampiran 53b Tugas Fasilitator Siklus II ... 359

Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian ... 361

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dituntut mampu

berperan aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam

menjalankan tugasnya tersebut, banyak guru belum menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat

sebagai pendukung tercapainya proses pembelajaran yang baik. Dampaknya siswa

yang diajarkan tidak mudah memahami materi pelajaran. Cara-cara tersebut juga

menyebabkan siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran.

Dari pengalaman peneliti, pembelajaran akuntansi yang ada disekolah saat

ini masih kurang tepat yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang

cenderung monoton, sehingga pemahaman yang dimiliki siswa terhadap suatu

materi masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa yang

belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga hal tersebut

membuktikan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan.Masalah ini terjadi pada kelas XI IPS di SMA Santo Mikael Sleman,

berdasarkan hasil kuesioner, minat belajar para siswa berada pada kategori minat

belajar yang sangat rendah (rata-rata=73,83) dan berdasarkan hasil tes terakhir

yang dilakukan oleh guru, pemahaman siswa berada pada kategori cukup paham

(25)

salah satu negara yang besar sehingga daripadanya hal tersebut harus cepat

diperbaiki karena kalau tidak diperhatikan maka Indonesia akan dipenuhi oleh

orang-orang yang tidak memiliki keterampilan dan kamampuan yang dapat

membantu perkembangan yang seterusnya Indonesia akan semakin tertinggal dari

negara-negara lain, mengingat perekonomian suatu negara merupakan salah satu

bidang yang menunjukkan keadaan suatu negara di mata dunia.

Pembelajaran yang menarik dan menumbuhkanminat belajar bagi siswa

dapat dilakukan dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Dalam materi

akuntansi model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament (TGT) sehingga siswa menjadi berminat dalam proses pembelajaran, pembelajaran menjadi menarik dan cenderung tidak

membosankan. TGTmerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6

orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang

berbeda. Didalam model pembelajaran TGT, siswa diharapkan dapat aktif bekerjasama dalam kelompok dalam proses pembelajaran dimana adanya kegiatan

diskusi kelompok, permainan, dan kompetisi antar kelompok, sehingga siswa

akan berminat dan mendatangkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi

yang dipelajari.

Model pembelajaran kooperatif tersebut di atas tepat dalam meningkatkan

pemahaman pada materi akuntansi, karena dalam proses pembelajarannya

menarik dan menyenangkan. Pada umumnya pembelajaran yang terjadi dalam

(26)

proses pembelajarannya. Dalam hal ini yang berperan aktif adalah guru,

sedangkan siswanya hanya pasif dengan memperhatikan dan mendengarkan

penjelasan dari guru, sehingga siswa menjadi malas karena tidak adanya

kegiatanyang menyenangkan, bosan, mengantuk dan tidak fokus dalam proses

pembelajaran. Akibatnya, siswa tidak paham terhadap materi yang dijelaskan.

Idealnya adalah kegiatan belajar mengajar dalam suatu kelas harus ditopang oleh

beberapa faktor, contohnya saja siswa harus selalu memperhatikan ketika guru

menjelaskan, pembelajaran harus menyenangkan tetapi juga harus serius dimana

guru harus mengusahakan agar siswa berfokus untuk mengerti apa yang

dijelaskan oleh guru di depan kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut maka

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,diharapakan para siswa akan berminat dalam proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi

kelompok, permainan, dan kompetisi dengan kelompok lain, sehingga melalui

cara ini akan memudahkan siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap

materi akuntansi.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas,penulis ingin melakukan

(27)

B. Batasan Masalah

Dalam skripsi ini akan dipaparkan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT(Teams-Games-Tournament). Rancangan penerapan model pembelajaran tersebut ditujukan untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa SMA

di dalam proses pembelajaran pada materi akuntansi tentang laporan keuangan

dan jurnal penutup.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah:

Apakah ada peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA

dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament)?

D. Tujuan Penulisan Skripsi

Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui peningkatan minat

belajar dan pemahaman siswa terhadap materi akuntansi dengan penerapan model

(28)

E. Manfaat Penulisan Skripsi 1. Bagi siswa

Diharapkan siswadapat berminat dan paham dalam belajar tentang materi

akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament).

2. Bagi guru

Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT(Teams-Games-Tournament) untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini akan memberikan tambahan referensi

bagi universitas sebagai acuan dalam penulisan skripsi bagi mahasiswa yang

bermaksud melakukan pengembangan pembelajaran di kelas.

4. Bagi sekolah

Diharapkan dari penulisan ini dapat memberikan acuan bagi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Game-Tournament)

karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat bagus dan dapat diterapkan untuk materi yang lain maupun mata pelajaran yang lain. Sehingga

(29)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan

cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama,

2010:7). Menurut David Hopkins (Kunandar,2008:46), PTK adalah suatu

bentuk kegiatan yang bersifat refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku

pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas

dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b)

pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana

praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Sedangkan menurut Dave Ebbut

(Arifin, 2011:97), PTK adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk

memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan

(guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari

tindakan tersebut.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa

(30)

mewujudkan suatu pembelajaran yang inovatif agar siswa dapat memahami

pelajaran yang diajarkan.

2. Karakteristik PTK

Menurut Rochman Natawidjaya (Mulyasa, 2009:14), karakteristik penelitian

tindakan kelas sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian ditempat kejadian yang dirancang untuk

menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;

b. Ditetapkan secara konstektual, artinya variabel-variabel atau

faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana

penelitian;

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas;

d. Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan

atas perilaku serta refleksi peneliti;

f. Menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat

memperdulikan pengendalian variabel; dan

g. Bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi

kasus.

3. Prinsip PTK

Selain memiliki keunggulan,PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh guru disekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Kusumah

&Dwitagama, 2010:17):

(31)

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan

sehingga mengganggu proses pembelajaran;

c. Metodologi yang digunakan harus cukup realibel sehingga hipotesis yang

dirumuskan cukup menyakinkan;

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup

merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya;

e. Guru harus berkomitmen terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh

pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi;

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam

perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru

dan dosen);

4. Tujuan PTK

Secara umum menurut Rochman Natawidjaya (Suwandi, 2010:15), tujuan

penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan

dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama

yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi

pengajaran;

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di

sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau

(32)

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan

guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar

peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil

pelatihan tersebut;

d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran

yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada

umumnya;

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi

antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademik; dan

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah,

yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan

pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

5. Kelebihan dan Kekurangan PTK

a. Kelebihan PTK

1) Manfaatnya dapat dirasakan secara langsung;

2) Mandiri atau perseorangan, bila menggunakan orang lain maka

peneliti hanya berperan sebagai fasilitator;

3) Angka kredit yang lumayan tinggi;

4) Biaya yang dikeluarkan tidak banyak karena dapat disesuaikan

dengan kemampuan peneliti;

5) Waktu yang fleksibel, artinya dapat dilaksanakan dengan

(33)

b. Kekurangan PTK

1) PTK harus ditulis dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca yang

tepat;

2) Membutuhkan referensi yang banyak;

3) Guru harus peka terhadap keadaan kelas. Bila tidak, maka penilaian

akan cenderung tidak objektif.http://id.shvoong.com

6. Jenis-jenis PTK

Jenis penelitian tindakan kelas ada empat, sebagai

berikut.http://id.shvoong.com

a. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik

Penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitianyang dirancang

dengan menuntun penelitian ke arah suatu tindakan.Dalam hal ini peneliti

mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapatdalam latar belakang

penelitian, sebagai contohnya ialah apabila penelitiberupaya menangani

perselisihan, perkelahian, konflik yang dilakukanantarsiswa yang

terdapat di suatu sekolah atau kelas, dengan caramendiagnosis situasi

yang melatarbelakangi situasi tersebut.

b. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan

Suatu penelitian dikatakan sebagai partisipan apabila peneliti terlibat

langsung di dalam penelitian sejak awal hingga akhir penelitian yang

berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti

senantiasa terlibat. Selanjutnyapeneliti memantau, mencatat dan

(34)

melaporkan hasil penelitiannya. Penelitian tindakan kelas partisipan

dapat juga dilakukan di sekolah seperti secara langsung dan

terus-menerus sejak awal penelitian hingga berakhirnya penelitian.

c. Penelitian Tindakan Kelas Empiris

Maksud dari penelitian tindakan kelas empiris adalah apabila peneliti

berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukan apa

yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.

Padaprinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan

catatandan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan

sehari-hari.

d. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental

Dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas eksperimental adalah

apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan denganberupaya

menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif danefisien di

dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitannya dengankegiatan

belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategiatau

teknik yang terapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan

diterapkannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan penelitidapat

menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka

(35)

B. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian pembelajaran kooperatif

Roger, dkk. (Huda,2012:29) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan

aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa

pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar

bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Parker (Huda,2012:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai

suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam

kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan

bersama. Sementara itu, Davidson (Huda,2012:29) mendefinisikan

pembelajaran kooperatif secara terminologis dan perbedaannya dengan

pembelajaran kolaboratif. Menurutnya, pembelajaran kooperatif merupakan

suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu dalam kehidupan

sehari-hari.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

kelompok yang anggotanya dibentuk secara heterogen berdasarkan jenis

kelamin, tingkat prestasi, dan suku yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan

tertentu. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan kerja sama di

(36)

oleh guru. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkembang dalam

kelompok dan saling melengkapi antaranggota kelompok.

2. Tujuan pembelajaran kooperatif

Johnson & Johnson (Trianto,2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara

kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya

dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar

belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses kelompok dan pemecahan masalah.

Zamroni (Trianto,2009:57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan

pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan

khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar

kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.

Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang

memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial

yang kuat. Dari beberapa tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran kooperatif yaitu menentukan strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama.

3. Prinsip utama pembelajaran kooperatif

(37)

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai

kriteria yang ditentukan.

b. Tanggungjawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.

Tanggungjawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi

tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.

Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan

rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa

kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

4. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif (Lie, 2004:15) adalah:

a. Saling ketergantungan positif

Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling

membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang

dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan

dapat dicapai melalui:

1) Saling ketergantungan mencapai tujuan;

2) Saling ketergantungan menyelesaikan tugas;

3) Saling ketergantungan bahan atau sumber;

(38)

5) Saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka

Dalam hal ini siswa akan saling tatap muka dalam kelompok sehingga

mereka dapat berdialog. Interaksi ini sangatlah penting karena siswa

merasa lebih mudah belajar dari sesamanya yang juga mencerminkan

konsep pengajaran teman sebaya.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual. Setelah itu guru akan

memberikan kepada kelompok siapa yang memerlukan bantuan dan siapa

yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas

rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu setiap anggota kelompok

harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian

kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota

kelompok secara penguasaan semua anggota kelompok secara individual

ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,

mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan

pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat

lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi

(39)

diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan

memperoleh teguran dari guru dan juga dari sesama siswa.

5. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto,2009:211). Berikut enam

tahapan pembelajaran kooperatif:

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

6. Kelebihan-kelemahan pembelajaran kooperatif

a. Kelebihan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2010:43)

adalah:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

(40)

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen;

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois;

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa;

7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan;

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif;

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik;

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama dan orientasi tugas.

b. Kelemahan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sanjaya, 2006:248)

adalah:

1) Untuk memahami dan mengerti filosofis Sistem Pembelajaran

Kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami

(41)

yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan

semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok;

2) Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.

Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi

cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan

dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa;

3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja

kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa

sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap

individu siswa;

4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran

berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan

hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau

sekali-sekali penerapan strategi ini;

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam

kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara

individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar

bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun

kepercayaan diri. Untukmencapai keduanya, hal itu dalam SPK

(42)

C. TGT(Teams-Games-Tournament) 1. Pengertian TGT

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries

dan Keath Edward (Trianto,2009:83). Pada model ini siswa memainkan

permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan

poin untuk skor mereka.

TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD,SMP)

hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar.

Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang

bersifat terbuka, misalnyaesai atau kinerja.

2. Langkah-langkah pembelajaran TGT

Karakteristik model pembelajaran TGTadalah sebagai berikut: a. Penyajian materi

Dalam TGT, guru mula-mula menyajikan materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan

membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka

(43)

b. Teams

Teamsdalam TGTterdiri dari 4-6 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras dan etnis yang bervariasi. Setelah guru menyampaikan

materi, kelompok bertemu untuk lebih mendalami apa yang telah

disampaikan oleh guru.

c. Games

Gamesdisusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi yang

baru saja mereka pelajari.

d. Tournament

Tournament merupakan struktur game yang dimainkan. Pada tahap ini para siswa bersaing untuk mencari skor tertinggi mewakili kelompoknya

masing-masing.

e. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan untuk mendapat penghargaan atas usaha mereka

apabila skor mereka melebihi kriteria yang telah ditetapkan oleh guru.

3. Keunggulan dan kekurangan TGT

Sebagai sebuah model pembelajaran pembelajaran,TGT memiliki keunggulan tetapi juga TGT memiliki beberapa kekurangan, berikut dipaparkan keunggulan dan kekurangan dari model pembelajaran TGT.

a. Keunggulan TGT

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas;

(44)

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam;

4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa;

5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain;

6) Motivasi belajar lebih tinggi;

7) Hasil belajar lebih baik;

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

b. Kekurangan TGT

1) Bagi guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan

heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika

guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam

menentukan pembagian waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh

siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.

Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara

menyeluruh.

2) Bagi siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit

memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi

kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa

yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu

menularkan pengetahuannya kepada siswa yang

(45)

D. Pengertian Minat Belajar

Slameto (1990: 57) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri

seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab

dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa

minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”. Slameto (1990: 57).

Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di

antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard. Hilgard menyatakan “Interst is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan,

mengakhiri, dan menikmati beberapa inti kegiatan tersebut.

Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi

yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

belajar adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah

laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.http://pinterdw.blogspot.com

E. Pengertian Pemahaman

Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik seperti orang,

(46)

konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu objek abstrak atau fisik

tersebut. http://en.Wikipedia.org//Understanding

Menurut Gleitmen dan Reber, pemahaman siswa dapat diamati melalui

proses belajar mengajar di kelas. Selama proses belajar, guru dapat menilai secara

langsung pemahaman siswanya melalui berbagai teknik, misalnya saja dengan

menggunakan pertanyaan. http://repository.upi.edu

Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal

atau permasalahan, apabila orang tersebut mengerti arti benar dan secara langsung

mampu menjelaskannya.

Menurut Arifin (1995) pemahaman adalah suatu kemampuan yang dimiliki

siswa untuk mengubah, mengadakan interpretasi dan membuat

ekstrapolasi.http://repository.upi.edu

Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam

mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan tentang pengetahuan

yang pernah diterimanya dengan caranya sendiri. Menurut Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita

mengerti dengan benar. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman

(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan

(47)

ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta–fakta atau konsep.

http://www.masbied.com

F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup 1. Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:Laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan

neraca, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan disusun mulai dari laporan laba-rugi, perubahan modal dan

neraca. Laporan laba-rugi adalah laporan mengenai pendapatan dan

beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Pendapatan merupakan

unsur penambah modal sedangkan biaya adalah unsur pengurangan terhadap

modal. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur

tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir

dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian.

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyajikan perubahan

(48)

satu periode akuntansi. Unsur-unsur yang digunakan dalam penyajian laporan

perubahan modal antara lain akun modal, akun prive dan laba atau rugi.

Laporan yang terakhir adalah laporan neraca, dimana neraca menunjukkan

posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Laporan ini terdiri dari

harta, utang dan modal yang tersaji dalam bentuk persamaan akuntansi.

Laporan neraca terdapat dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk stafel.

2. Jurnal penutup

Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo

akun sementara. Akun pendapatan dan biaya merupakan akun sementara.

Oleh karena itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada akhir

periode akuntansi. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang

harus ditutup pada akhir periode akuntansi. Berikut cara penutupan

akun-akun tersebut.

a. Menutup seluruh akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi

Saldo normal akunpendapatan berada di sebelah kredit. Oleh karena itu,

harus ditutup dengan mendebit akun pendapatan tersebut.

b. Menutup seluruh akun biaya ke ikhtisar laba-rugi

Perkiraan biaya ditutup dengan cara mengkredit jumlah biaya yang ada

dalam laporan laba-rugi karena saldo normal akun biaya ada di sebelah

debit.

c. Menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal

Jumlah ikhtisar laba-rugi yang dibuat jurnal penutupnya, yaitu selisih

(49)

d. Menutup akun prive ke akun modal

Pengambilan prive bersaldo normal di sebelah debit sehingga untuk

menutupnya harus dipindah ke sebelah kredit dan modal sebelah debit.

G. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa tanpa membedakan latar belakang para siswa,

melibatkan peran siswa dalam setiap kegiatannya dan mengandung unsur

permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dalam pembelajaran

kooperatiftipe TGT terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) kegiatan dalam kelompok untuk

mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) tournament yang bertujuan menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi kelompok yang

mendapatkan prestasi. Dari kelima tahap tersebut sangat terlihat bahwa siswa

selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada, sehingga para siswa tidak sibuk

dengan kegiatan sendiri melainkan sibuk untuk mengikuti proses pembelajaran

dan tidak hanya itu saja, bagi yang berprestasi akan memperoleh apresiasi, hal ini

akan menambah semangat siswa karena para siswa merasa diperhatikan.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memungkinkan pembelajaran menjadi menarik dan lebih menyenangkan, serta

mampumengembangkan kemampuan siswa secara optimal, sehingga dapat

(50)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

MenurutSusilo (2007:17), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Santo Mikael Sleman.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diadakan pada bulan April-Meitahun 2014.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

(51)

D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Observasi siswa

Sebelum melaksanakan kegiatan PTK, terlebih dahulu peneliti harus

melakukan observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan pada saat

pembelajaran sedang berlangsung untuk melihat kegiatan siswa. Saat

melakukan observasi, peneliti melihat jumlah siswa dan tingkat prestasi

siswa di kelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat daftar presensi

siswa di kelas dan daftar tingkat prestasi siswa yang dimiliki oleh

guru.Dariobservasi tersebut dijadikan sebagai dasar pembagian kelompok

pada pelaksanaan kegiatan PTK. Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan

cara melihat langsung kegiatan pembelajaran di sekolah. Lembar observasi

siswa dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 156.

2. Observasi guru

Dalam pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara meninjau langsung

proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah. Yang harus

dilakukan oleh peneliti pada saat observasi yaitu melihat bagaimana metode

yang dilakukan oleh guru dalam penyampaian materi terhadap siswa,

semangat guru dalam menyampaikan materi, komunikasi antara guru dengan

para siswa dan lain sebagainya. Lembar observasi guru dapat dilihat pada

lapiran 2, halaman 157.

3. Observasi kondisi kelas

Dalam observasi ini dilakukan dengan cara melihat secara langsung keadaan

(52)

fasilitas-fasilitas, serta bagaimana manajemen kelas tersebut. Tujuan dilakukannya

kegiatan tersebut yaitu menyesuaikan perencanaan terhadap situasi media

yang tersedia di kelas. Lembar observasi kelas dapat dilihat pada lampiran 3,

halaman 160.

4. Observasi Minat Belajar Siswa

Observasi minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa

di dalam kelas maupun di luar kelas, interaksi siswa dalam kelompok selama

proses pembelajaran berlangsung. Siswa dikatakan dapat berinteraksi

dengan baik jika siswa mau bekerjasama dalam mengerjakan tugas dan

mau saling mambantu dalam memahami materi. Siswa tidak mengerjakan

tugas secara individual dan tidak berkeberatan untuk mambantu teman yang

kesulitan. Kuesioner minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 4,

halaman 161.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Siklus I

a. Perencanaan PTK

1) Pembagian kelompok belajar

Sebelum dilakukan penelitian, maka siswa dalam kelas

dibagimenjadi enam kelompok dengan masing-masing anggota

kelompok beranggotakan lima orang dan pembagian masing-masing

kelompok berdasarkan tingkat prestasi belajar siswa secara

(53)

rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok. Rancangan ini

berguna agar diskusi berjalan secara kondusif dan lancar. Berikut ini

rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok:

Gambar 3.1 Denah Kelas

Papantulis

(54)

Gambar 3.2

Denah Kelas Saat Kegiatan Games

= PapanMake A Match

= Tempat mengambil jawaban dan soal Make A Match

Meja

Kelompok Merah

Kelompok Kuning

Kelompok Biru Kelompok

Hijau

Meja

Kelompok Ungu

Kelompok Putih

(55)

Gambar 3.3

Denah Kelas Saat Kegiatan Tournament

Keterangan :

= Meja tournament(dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa)

= Siswa (dikelompokan berdasar penilaian dalam games)

= Viewer untuk menampilkan soal tournament

2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran

a) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disediakan untuk setiap pertemuan yang kemudianakan

digunakan oleh guru mitra untuk menjelaskan dan

mengulasmateri. RPP dapat dilihat pada lampiran 5, halaman

166.

Viewer

Meja 1

Meja 2

Meja 3

Meja 1,2,3,4 & 5

Viewer

(56)

b) Handout

Handout digunakan siswa untuk berdiskusi mengenai materi yang diberikan, sehingga siswa mudah untuk

mempelajarinya.Handout dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 186.

c) Soal dan jawabanteams

Soal ini diberikan kepada kelompok agar para siswa dapat saling

kerjasama dan saling membantu bila menemukan kesulitan

dalam mengerjakan. Soal dan jawabanteams dapat dilihat padalampiran 7, halaman 193.

d) Soal dan jawaban games

Soal games digunakan untuk memberikan pengujian mengenai materi, namun dikemas dalam sebuah permainan bernama make a match,sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan bagi para siswa. Soal dan jawabangames dapat dilihat pada lampiran 8, halaman 199.

e) Soal dan jawabantournament

Soal tournament digunakan untuk memberikan pengujian terhadap siswa melalui kompetisi siswa dengan siswa yang

laindari kelompok lainnya yang memiliki kemampuan sama

(57)

f) Soal dan jawabanPre-testdan Post-test

Soal ini digunakanuntuk menguji siswa sebelum penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatof tipe TGT. Selanjutnya guru melihat keberhasilan metode yang diterapkan dengan cara

membandingkan KKM denganhasilnya. Soal dan jawaban pre-testdan post-testdapat dilihat pada lampiran 10, halaman 223. 3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa:

a) Lembar observasi guru

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh guru ketika proses

pembelajaran berlangsung.

b) Lembar observasi siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat

mengikuti kegiatan pembelajaran.

c) Lembar observasi kelas

Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data kondisi fisik

kelas yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian

tindakan kelas berlangsung.

(58)

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat

belajar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan

model TGT dan setelah melaksanakan pembelajaran dengan model TGT.

e) Refleksisiswa

Instrumen ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa

terhadap proses pembelajaran yang baru saja berlangsung.

Refleksi juga berguna sebagai bahan evaluasi di dalam proses

pembelajaran. Lembar rekleksi siswa dapat dilihat padalampiran

11, halaman 236.

f) Refleksiguru

Instrumen ini berisi tanggapan guru terhadap proses

pembelajaran yang baru saja berlangsung. Hal ini sangat penting

karena guru lebih mengetahui keadaan atau karakteristik para

siswa seperti apa sehingga sangat membantu dalam proses

evaluasi. Lembar refleksi guru dapat dilihat padalampiran 12,

halaman 237.

g) Panduan wawancara siswa

Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk

mewawancarai siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran 13, halaman 238.

(59)

Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk

mewawancarai guru setelah pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara guru dapat dilihat pada lampiran 14, halaman 238.

i) Tugas fasilitator

Tugas fasilitator ini berisi tugas dari setiap fasilitator untuk

setiap kegiatan yang sedang berlangsung, mulai dari

membagikan soal pre-test, mengumpulkan jawaban pre-test

sampai selesainya kegiatan. Tugas fasilitator dapat dilihat pada

lampiran 53, halaman 357.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)

a) Guru membuka dan mengecek kesiapan siswa

b) Guru melakukan apersepsi materi yang lalu

c) Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator yang ingin dicapai

d) Kegiatan pre-test

2) Kegiatan inti (70 menit)

a) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang

ditentukan dalam observasi sebelumnya.

b) Guru menjelaskan materi dan memberikan informasi bahwa

mereka akan diskusi dalam kelompok yang sudah ditentukan

(60)

c) Kegiatan didalam Teams

(1) Sebelum memulai diskusi, guru menyampaikan

peraturan-peraturan yang harus disepakati seluruh kelompok dan

memberi penjelasan mengenai materi yang menjadi bahan

diskusi kelompok.

(2) Setelah siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya,

selanjutnya guru membagikan soal yang harus didiskusikan

dalam kelompok. Diharapkan semua anggota berperan aktif

dalam proses diskusi kelompok .

(3) Siswa dipersilahkan untuk berdiskusi didalam

kelompoknya. Selama kelompok bekerja, guru melakukan

pengamatan terhadap proses diskusi, memberikan

pendampingan dan memberikan bantuan jika siswa

mengalami kesulitan. Fungsi dari diskusi kelompok adalah

untuk memberi pemahaman yang merata pada setiap

anggota kelompok. Pemahaman yang merata antaranggota

kelompok akan memudahkan siswa dalam melakukan

kegiatangames dan tournamentnanti. d) Pelaksanaan Games

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa

(61)

Dimana permainan ini berisi tentang materi yang baru saja

mereka pelajari. Pada tahap ini guru menggunakan teknik

permainan yang bernama ”Make A Match”, dimana siswa dalam satu kelompok diminta untuk menjodohkan beberapa pertanyaan

dengan jawaban yang telah dibuat oleh guru dalam waktu yang

telah ditentukan.Selamaberlangsungnya kegiatannya ini, para

siswa akan diberi skor dan skor inilah yang nantinya akan

dipakai guru untuk memilih siswa yang akan mewakili

kelompok dalam babak tournament. Sebelum memulai permainan, guru menjelaskan prosedur dan aturan kegiatan

games.

e) Pelaksanaan Tournament

Tournamentdilakukan setelah guru melakukan presentasi kelas, kelompok sudah mengerjakan lembar kerja, dan games. Untuk langkah selanjutnya guru menjelaskan bahwa siswa akan

mewakili kelompoknya untuk bersaing dengan anggota dari

kelompok lain dalam kegiatan tournament dengan jenis cerdas cermat, dan guru membacakan aturan main.

Tournament pertama, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja tournament yang disediakan, penentuan meja

(62)

Guru mengumumkan peringkat tim. Kelompok yang mendapat

skor paling tinggi akan diberi penghargaan sebagai kelompok

berprestasi dari hasil yang diperoleh. Penghargaan bisa di

lakukan dengan pemberian tepuk tangan atau hadiah.

3) Kegiatan penutup (10 menit)

a) Evaluasi;

b) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang

telah dilakukan dan apa yang dapat diperoleh dalam proses

pembelajaran;

c) Refleksi;

d) Guru memberikan pengantar materi untuk pertemuan

selanjutnya.

c. Observasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1) Observasi guru

Observasi terhadap guru dilakukan pada saat proses berlangsungnya

pembelajaran TGT. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan

video recorder,hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

2) Observasi siswa

Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran

(63)

menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan video recorder, hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran TGT. Untuk menilai keberhasilan adanya pemahaman belajar siswa dilakukan dengan

membandingkan indikator target keberhasilan dengan indikator yang

terjadi saat proses.

3) Observasi kelas

Observasi kelas dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

kelas dimana pengamatan dilakukan terhadap kondisi kelas selama

proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk melihat

bagaimana suasana pembelajaran dilakukan, ketertiban siswa,

keterlibatan siswa dalam diskusi, kondusif atau tidaknya proses

pembelajaran. Kegiatan pengamatan juga akan dibantu dengan video recorderuntuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.

d. Evaluasi & Refleksi

1) Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi tindakan ini meneliti keberhasilan pencapaian

tujuan dari metode pembelajaran dengan cara membandingkan

antara KKM dan evaluasi. Tabel yang digunakan dalam

(64)

Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian

Tabel tersebut digunakan untuk melihat seberapa besar peningkatan

pemahaman siswa setelah diterapkan metode TGT. Cara mencari peningkatan pemahaman dipakai rumus sebagai berikut :

2) Refleksi

Refleksi ditujukan untuk siswa dan guru, refleksi ini dilakukan

segera setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga untuk

menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang dilangsungkan.

Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada

saat kegiatan siklus kedua. Refleksi juga dilakukan untuk

No. Nama

Siswa

Gambar

Tabel 2.1Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Gambar 3.1Denah Kelas
Tabel 3.1Evaluasi Penilaian
Tabel 3.5Kisi-kisi Pemahaman Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Laboratorium Virtual Dalam Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata

Objek dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada

Skripsi berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok.. Listrik Dinamis di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan keterampilan sosial dan

Solusi agar prestasi belajar Matematika dapat meningkat, maka diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe TGT dipilih,

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta

Adapun judul skripsi yang telah tersusun adalah “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa

Modet Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Di sMpN z Sumbergempol Tahun Ajaran 201612017'o ini