Kebutuhan dasar dan asuhan
kala I dan penyulit komplikasi
1. Mengidentifikasi Persalinan Kala I
Kala I persalinan, dimulainya proses
persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur, adekuat, dan
Lanjutan….
Pembagian kala I persalinan: A. Fase Laten
dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mulas.
B. Fase Aktif
kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 6 jam dibagi dalam 3 subfase :
Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
Periode dilatasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlansung cepat menjadi 9 cm.
2. Penilaian Awal Persalinan Melalui Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bertujuanuntuk menilai
kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta
tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Hasil
persalinan fisik diolah untuk membuat
keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau
Lanjutan….
Hasil persalinan fisik diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu. Langkah – langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik, yaitu
a. Cuci tangan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
b. Bersikaplah lemah lembut dan sopan, tentramkan hati ibu dan bantu ibu agar merasa nyaman. Jika ibu tegang atau gelisah, anjurkan untuk menarik napas perlahan dan dalam.
c. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya ( jika perlu , periksa jumlah urin, protein dan aseton dalam urin )
d. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat kegelisahannya, warna konjungtiva, kebersihan, status nutrisi, dan kecukupan air dalam tubuh.
e. Nilai tanda – tanda vital ibu. Supaya bisa menilai tekanan darah dan nadi ibu dengan akurat
Lanjutan….
Pemeriksaan Abdomen
Dilakukan untuk :
1. Melakukan tinggi fundus uteri
Pengukuran dilakukan pada saat uterus tidak
sedang berkontraksi dan menggunakan pita
ukur. Posisi ibu setengah duduk, lalu tempelkan
ujung ( posisi melebar ) mulai dari tepi atas
simfisis pubis, kemudian rentangkan pita
Lanjutan….
a. Memantau kontraksi uterus
Gunakan jarum dinding atau jam tangan untuk memantau kontraksi uterus. Letakkan tangan penolong di atas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yangterjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi / lama setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif minimal terjadi 2 kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik / lebih. Diantara kontraksi akan terjadi releksasi dinding uterus. b. Memantau denyut jantung janin
Untuk memantau DJJ, gunakan sebuah fetoskop pinnards, atau Doppler guna memantau denyut jantung janin dalam rahim ibu, untuk menghitung DJJ permenit gunakan jarum detik jam dinding/ jam tangan. Tentukan titik tertentu dinding
abdomen di mana DJJ terdengar paling kuat. Nilai DJJ selama daan segera setelah kontraksi uterus . mulailah penilaian selama atau sebelum puncak kontraksi.
Dengarkan DJJ selama minimal 60 detik. c. Menentukan presentasi
lanjut
a. Berdiri di samping ibu, menghadap kea rah kepala ( pastikan lutut di tekuk
b. Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan ( hati – hati tapi mantap ) pegang bagian bawah abdomen ibu , tepat diatas simfisis pubis. Bagian terbawah janin atau presentasi dapat diraba di antara ibu jari dan jari tengah
c. Jika bagian terbawah janin belum masuk ke rongga panggul, bagian tersebut masih bisa digerakkan. Jika bagian terbawah janin sudah masuk dalam panggul, bagian tersebut sudah tidak bisa digerakkan lagi
d. Untuk menentukkan apakah presentasi adalah kepala atau bokong, pertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan bagian tersebut. Jika bulat, keras dan mudah digerakkan mungkin presentasi kepala, atau jika tidak beraturan , lebih besar, tidak keras, dan sulit untuk digerakkan mungkin bokong. Sungsang berarti terbalik dan ini diidentikkan dengan bokong sebagai kebalikan dari kepala.
e. Menentukan penurunan bagian terbawah janin
3. Mendiagnosis persalinan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur ( tata nama ) diagnosis kebidanan. Berdasarkan temuan – temuan dalam riwayat kesehatan, bidan akan
mampu mengambil keputusan apakah ibu dalam persalianan sesungguhnya , dan jika benar demikian , berada dalam fase berapa ibu sekarang. Persalinan patut dicurigia jika setelah 22 minggu usia kehamilan, ibu merasa nyeri abdomen berulang disertai keluarnya cairan lender yang mengandung darah atau show. Agar dapat mendiagnosis persalinan, bidan harus
Lanjutan….
1. Persalinan sesungguhnya Persalinan Semu 2. Serviks menipis dan membuka 1. Tidak ada perubahan serviks 3. Rasa nyeri dengan interval teratur 2. Rasa nyeri tidak teratur
4. Interval antara rasa nyeri yang secara 3. Tidak ada perubahan interval 5. Perlahan semakin pendek antara rasa nyeri
6. Waktu dan kekuatan kontraksi 4. Kebanyakan rasa nyeri di Semakin bertambah depan
7. Lendir darah sering tampak 5. Tidak ada lender darah 8. Ada penurunan kepala bayi 6. Tidak ada kemajuan
4. Pemantauan persalinan kala I
Selama persalianan , selain menilai kemajuan persalinan bidan juga perlu memantau kondisi kesehatan ibu dan bayi ( hasil penilaian dicatat dalam patograf ) Temuan berikut ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I
1. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
2. Kecepatan pembukaan serviks minimal 1cm / jam selama persalinan, fase aktif 3. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalina kala I 1. Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering dalam fase laten
2. Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm / jam selama persalinan fase aktif
Lanjutan….
Agar dapat menilai kemajuan persalinan bidan perlu memeriksa hal – hal berikut
1. His / kontraksi ( frekuensi, lama, dan kekuatan his ) dikontrol ½ jam sekali pada fase aktif
2. Pemeriksaan vagina ( pembukaan serviks, penipisan serviks, penurunan kepala, dan molding) di control setiap 4 jam sekali
3. Kemajuan persalinan normal, kemajuan persalinan sesuai dengan patograf 4. Kemajuan persalinan bermasalah seoerti partus macet atau tidak maju ,
inersia uteri, dan sebagainya, kemajuan persalinan yang tidak sesuai dengan patograf, melewati garis waspada
5. Kegawatdaruratan persalinan, ditemui tanda – tanda kegawatdaruratan ibu atau bayi, bila tidak ditolong segera maka dapat menyebabkan
Lanjutan…
Kemajuan pada kondisi janin adalah sebagai berikut :
1. Jika didapati denyut jantung janin tidak normal <100 atau >180 denyut/ menit, curigai adanya gawat janin
2. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan serviks fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi
3. Jika di dapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi ibu dapat dilihat dari penilaian tanda- tanda kegawatan pada ibu sebagai berikut :
4. Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan . pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau intravena dan berikan analgesic secukupnya
5. Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
5. Asuhan Persalinan Kala 1
A. Dukungan
1. Ketika persalinan sudah maju dan kontraksi menjadi semakin nyeri, ibu biasanya mendapat manfaat besar dari dukungan
berkesinambungan bidan mereka.
2. Bila perlu, bidan dapat menggosok punggung ibu, berbicara dengan ibu di antara kontraksi, mengatakan kepada ibu betapa baiknya ia melakukan koping dan berikan penjelasan maupun kata-kata yang memberi dorongan.
3. Bagian dari pemberian dukungan adalah mendengarkan ibu dan merespon bahasa tubuh verbal maupun nonverbal.
Lanjutan…
B. Mengurangi rasa nyeri 1. Lakukan perubahan posisi.2. Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring kekiri.
3. Sarankan ibu untuk berjalan.
4. Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.
5. Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai dengan kesanggupannya.
6. Ajarkan kepadanya teknik bernafas : Ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu tersa kontraksi.
7. Sentuhan dan masase.
8. Kompres hangat dan kompres dingin. 9. Mendengarkan music.
Lanjutan…
C. Posisi
Ibu yang sedang menjalani persalinan harus mengupayakan posisi yang nyaman baginya dengan catatan tidak ada kontraindikasi dari posisi tersebut . posisi yang dapat diambil antara lain : telentang (dengan kepala tempat tidur pada sudut iklinasi atau datar) , rekumben lateral, dada lutut, tangan lutut, duduk, berdiri, berjalan , dan jongkok.
D. Hidrasi dan Nutrisi
6. Penggunaan Patograf
•Penggunaan Partograf
Partograf merupakan alat untuk mencatat iformasi berdasarkan observasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan; hal tersebut sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
Kegunaan utama Partograf
•Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam
•Menentukan apakah persalinan berjalan normal atau persalinan lama, sehingga bidan bisa membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk melakukan hal-hal berikut :
•Mencatat kemajuan persalinan.
•Mencatat kondisi ibu dan janinnya
•Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
•Menggunakan informasi yang tercatat untuk mengidentifikasi secara dini adanya penyulit.
Lanjutan…
3. Partograf di gunakan harus pada kondisi sebagai berikut :
•Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan, sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik dengan atau tanpa penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam
memantau, mengevaluasi, dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
•Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
7. Konsep dasar pemeriksaan dalam dan amniotomi
Pemeriksaan dalam merupakan pemeriksaan rutin dalam ilmu kebidanan dan
kandungan selain inspeksi. Untuk memantau kehamilan, PD umumnya dilakukan pertama kali pada usia kandungan sekitar 34-36 minggu. PD dilakukan untuk menilai kapasitas panggul apakah tergolong cukup luas, sedang atau sempit untuk dilalui
janin.dengan begitu persalinan dapat di prediksi apakah akan normal atau tidak. Hal-hal yang perlu dinilai saat pemeriksaan dalam adalah:
i.Vulva vagina
ii.Konsistensi portio
Menjadi tipis dan lunak bahkan tidak teraba saat pembukaan lengkap iii.Pembukaan serviks
Dilatasi serviks ditentukan dengan pemeriksaan VT dan dinyatakan dengan diameter serviks
iv.Air ketuban
Lanjutan…
i.Presentasi dan posisi janin
i.Penurunan bagian terbawah janin
ii.Ketinggian bagian terbawah janin dijalan lahir digambarkan dalam hubungannya dengan spina ischiadika yang terletak diantara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
iii.Penyusupan kepala janin/molasw iv.Bagian terbawah janin
v.Pada setiap pemeiksaan dalam, perhatikanlah hal-hal berikut : 1.Warna ciran amnion
2.Dilatasi serviks 3.Penurunan kepala
Lanjutan…
5. jika terdapat kontraksi yang menetap. Periksa ulang ibu setelah 4 jam. Untuk melihat perubahan pada
serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka ibu dalam keadaan inpartu. Jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
6. Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion
Lanjutan…
Indikasi untuk melakukan amniotomi adalah sebagai berikut ,
•Penolong akan memasang elektroda pemantau janin internal
•Pada saat kelahiran, terlihat bahwa bayi akan lahir dengan ketubahn masih utuh
•Kebutuhan untuk menstimulasi persalinan misalnya bila terjadi
disfungsi uterus hipotomik
•Untuk memfasilitasi penurunan janin dan mengurangi kemungkinan bahwa dorongan akibat kontraksi akan menyebabkan ketuban pecah dengan tiba-tiba sehingga terjadi prolaps tali pusat.
Bahaya potensial yang disebabkan oleh amniotomi adalah sebagai berikut.
•Prolaps tali pusat potensial jika ketuban pecah dengan kondisi
kepala janin belum engage atau janin memiliki presentasi gabungan atau presentasi bokong yang tidak cakap atau bayi kecil.
•Infeksi intrauterus potensial jika ketuban pecah sebelum persalinan
Lanjutan…
Tindakan amniotomi berpotensi bahaya, oleh karena itu, bidan hanya dapat melaksanakan amniotomi pada keadaan sebagai berikut.
•Pembukaan lengkap tetapi selaput ketuban belum pecah
•Bayi berada pada posisi puncak kepala dengan kepala menancap. Persiapan Alat
1. Persiapan ibu dan keluarga
2. Memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi (PI) a. Perawatan sayang ibu
b. Pengosongan kandung kemih per 2 jam c. Pemberian dorongan psikologis
3. Persiapan penolong persalinan a. Perlengkapan pakaian
b. Mencuci tangan (sekitar 15 detik) 4. Persiapan peralatan
Lanjutan…
d. Handscoon
e. Klem setengah kocher f. Bengkok
g. Larutan klorin 0.5% h. Pengalas
i. Bak instrument
Teknik Amniotomi
Berikut cara-cara melakukan amniotomi yaitu :
1. Bahas tindakan dan prosedur bersama keluarga 2. Dengar DJJ dan catat pada Partograf
Lanjutan…
4. Gunakan handscoon DTT
5. Diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD), Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di masukkan kedalam jalan lahir sampai sedalam kanalis servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil lainnya (bila tali pusat dan bagian-bagian-bagian-bagian yang kecil dari bayi teraba, jangan pecahkan selaput ketuban dan rujuk segera).
6. Pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang lain, dan memasukkan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan hati-hati. Setelah kedua jari berada dalam kanalis
Lanjutan…
7. Saat kekuatan his sedang berkurang tangan kiri kemudian
memasukan pengait khusus kedalam jalan lahir dengan tuntunan
kedua jari yang telah ada didalam. Tangan yang diluar kemudian
memanipulasi pengait khusus tersebut untuk dapat menusuk dan
merobek selaput ketuban 1-2 cm hingga pecah (dengan
menggunakan separuh klem Kocher (ujung bergigi tajam, steril,
diasukkan kekanalis servikalis dengan perlindungan jari tangan.)
8. Biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan
Lanjutan…
9. Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam dalamlarutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di dalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba talipusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.
Lanjutan…
11. Celupkan tangan yang masih menggunakan
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% lalu
lepaskan sarung tangan dalam kondisi terbalik dan
biarkan terendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
12. Cuci kedua tangan.
13. Periksa kembali Denyut Jantung Janin.
14. Catat pada partograf waktu dilakukan
Lanjutan…
Keuntungan dan Kerugian Amniotomi
1. Ada beberapa keuntungan dari amniotomi, yaitu:
a. Memungkinkan pengamatan atas cairan amniotik terutama ada atau tidaknya mekonium, dimana pemantauan DJJ secara terus menerus di indikasikan, maka elektroda dapat diletakkaan langsung ke atas kulit kepala janin, yang memungkinkan pelacakan yang lebih baik daripada yang diperoleh dengan menempatkan elektroda diatas abdomen ibu.
b. Kateter perekam bisa ditempatkan di dalam uterus dan dapat mengukur tekanan intrauterin secara langsung dan akurat. c. Lamanya persalinan bisa diperpendek.
Lanjutan…
e. Bagian terbawah janin yang berguna sebagai tampon akan menekan plasenta yang berdarah dan perdarahan akan berkurang/berhenti.
f. Partus berlangsung lebih cepat
g. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan regangan SBR sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas
2. Berikut beberapa kerugian dari tindakan amniotomi:
a. Tekanan diferensial yang meningkat disekitar kepala janin bisa menimbulkan cacatnya tulang kepala janin.
b. Berkurangnya jumlah cairan amniotik bisa menambah kompresi tali pusat.
Penyulit dan komplikasi dalam persalinan kala I
Terdapat tanda-tanda partus lama
•Fase laten memanjang
Dintandai dari pembukaan serviks kurang dari 4cm setelah 8 jam dengan kontraksi teratur (lebih dari 2x dalam 10 menit)
•Fase aktif memanjang
1. Istilah fase aktif memanjang mengacu pada kemajuan pembukaan yang tdak adekuat setelah setelah didirikan diagnosa kala I fase aktif,
dengan didasari atas,
a. Kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5cm pada multipara
Lanjutan…
Akibat dari persalinan yang lama
1. Terhadap janin
•Trauma
•Asidosis
•Kerusakan hipoksik •Infeksi
•Peningkatan mortalitas serta morbiditas perinatal
2. Terhadap ibu
•Penurutan semangat •Kelelahan
•Dehidrasi •Asidosis
•Infeksi
•Resiko ruptur uterus
Penanggulangan Kegawatdaruratan Penyulit dan
Komplikasi Kala I
1. Temuan Abnormal pada Partograf A. Denyut Jantung Janin
Abnormal : < 120 x /menit atau > 160 x /menit (curigai adanya gawat janin)
Penanganan :
1. Bila sedang dalam infus oksitosi, segera hentikan. 2. Ibu berbaring miring ke kiri.
3. Cari penyebab DJJ yang abnormal, misalnya ibu demam/efek obat tertentu. Bila penyebab diketahui, atasi permasalahannya.
4. Lakukan PD untuk mengetahui hal-hal berikut : • Kemajuan persalinan
Lanjutan
5. Bila terdapat oligohidramnion akibat ketuban pecah maka kompresi tali pusat diatasi dengan amnio infuse
6. Bila DJJ tetap abnormal, segera akhiri persalinan dengan cara yang sesuai syarat tindakan SC
7. Pada kala II sebanyak 30-40% dapat terjadi bradikardi akibat kompresi, bila persalinan lancar tidak perlu tindakan.
B. Air ketuban
M : Air ketuban bercampur meconium D : Air ketuban bercampur darah
Lanjutan…
Penanganan :
1. Jangan biarkan bayi kedinginan, bersihkan mulut dan jalan nafas.
2. Lakukan resusitasi (respirasi artifisialis) dengan alat yang dimasukkan ke dalam
mulut untuk mengalirkan O2 dengan tekanan 12 mmHg. Dapat juga dilakukan mounth to mounth respiration, heart massae (masase jantung) atau menekan dan melepaskan dada bayi. Pemberian O2 harus hati-hati, terutama pada bayi premature bisa
menyebabkan lenticlar fibrosis oleh pemberian O2 dalam konsentrasi lebih dari 35% dan lebih dari 24 jam sehingga bayi menjadi tua.
3. Gejala perdarahan otak biasanya timbul pada beberapa hari post partum, jadi kepala dapat di rendahkan supaya lendir yang menyumbat pernafasan dapat keluar. 4. Pemberian coramine, lobelin, sekarang tidak dilakukan lagi.
Lanjutan…
C. Perubahan bentuk kepala
Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki. Evaluasi kemajuan persalinan dan posisi/presentasi. Presentasi selain oksiput anterior dengan flexi sempurna
digolongkan dalam malpersentasi. D. Penurunan kepala
• Bagian terbesar kepala tidak masuk panggul.
• Dengan adanya kontraksi kepala tidak mengalami penurunan, kepala mengalami kemajuan yang kurang baik, pada persalinan dapat menyebabkan persalinan lama. Penanganan :
Perubahan bentuk kepala dengan molase tingkat 3 dan kepala tidak turun walaupun ada his
E. Pembukaan mulut rahim/serviks
• Kecepatan pembukaan servik lebih lambat
Lanjutan
Penanganan :
Fase aktif > 8 jam :
a. Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan servik serta tak didapatkan tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya. Kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.
b. Bila didapatkan perubahan dalam penipisan dan pembukaan servik, lakukan drip oxsitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dextrose/NaCl mulai dengan 8 tetes/menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his
Penapisan dalam persalinan
Rujuk ibu apabila didapati salah satu atau lebih penyulit sebagai berikut
• Riwayat bedah sesar • Perdarahan pervaginam
• Persalinan kurang bulan (<37 mgg)
• Ketuban pecah dengan mekonium yang kental • Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
• Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan • Ikterus
• Anemia berat
Preeclampsia/hipertensi dalam kehamilan Tinggi fundus 40cm atau lebih
Gawat janin
Primipara dalam fase aktif saka I persalinan dan kepala janin masih 5/5 Presentase bukan belakang kepala
Kehamilan gemeli