SISTEM INFORMASI ASSET ALAT PERAGA (LIVE DEMO UNIT) DI
PT. TRIKOMSEL OKESHOP PADANG
Renita Astri1 Zufahmi2
Sistem Informasi, Universitas Dharma Andalas Jl. Sawahan No. 103-A Simpang Haru Padang, Sumbar-Indonesia, 0751-37135
rethakamal@unidha.ac.id
Abstrak
Salah satu bentuk pengolahan data yang dilakukan pada PT. Trikomsel Okeshop Padang adalah pengolahan data asset alat peraga (live demo unit) di bagian logistic dan masih menggunakan Ms. Office sebagai media pengolahan datanya. Masalah yang sering timbul diantaranya adalah pada saat entry data asset baru, pengeluaran data asset lama, dan mutasi antar outlet, dimana data diketik satu persatu secara rinci, kemudian dicetak tanda terima untuk setiap outlet yang akan dikirim demo unit tersebut. Demikian juga dalam hal pelaporan, masih sering terjadi keterlambatan informasi pada saat dibutuhkan. Sehingga untuk menangani masalah di atas dirancanglah sebuah sistem informasi yang terpadu untuk dapat digunakan oleh PT. Trikomsel Okeshop Padang. Dengan menggunakan metode Prototype, perancangan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan software sehingga dapat dikembangkan sebuah model awal software menjadi sebuah sistem yang final.
Kata kunci: alat peraga, informasi, sistem, pelayanan
Abstract
One form of data processing conducted at PT. Trikomsel Okeshop Padang is data processing asset props (live demo unit) in logistic section and still using Ms. Office as a medium of data processing. Problems that often arise include when the entry of new asset data, expenditure of old asset data, and mutations between outlets, where data typed one by one in detail, then printed a receipt for each outlet to be sent demo unit. Likewise, in terms of reporting, there is often a delay in the information when needed. So to handle the above problems is designed an integrated information system to be used by PT. Trikomsel Okeshop Padang. By using Prototype method, designing is done by identifying software requirement so that can be developed an early model of software become a final system.
Keywords: live demo unit, information, systems, services
PENDAHULUAN
PT. Trikomsel Okeshop Padang adalah perusahaan yang memiliki 8 cabang penjualan di provinsi Sumatera Barat. Salah
Selama ini pengolahan semua data live demo unit yang ada di 8 outlet penjualan masih menggunakan Ms. Office sebagai media pengolahan datanya. Masalah yang sering timbul yaitu pada saat pemasukan data asset baru, pengeluaran data asset lama, dan mutasi antar outlet. Pada saat proses pemasukan asset yang masuk didata dengan mengetik satu persatu secara rinci, lalu setelah itu dicetak tanda terima satu persatu ke outlet mana yang akan dikirim demo unit tersebut. Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk mengetik satu persatu data asset yang ada. Diluar itu karyawan masih dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk menangani masalah di atas dirancanglah sebuah sistem informasi yang terpadu untuk dapat digunakan oleh PT. Trikomsel Okeshop Padang. Dengan menggunakan metode Prototype, perancangan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan software sehingga dapat dikembangkan sebuah model awal software menjadi sebuah sistem yang final.
Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa penerapan sistem baru ini adalah untuk memperbarui sistem yang lama, dimana sistem baru lebih mempermudah dalam proses pemasukan, pengeluaran, mutasi dan pembuatan laporan data asset untuk menghindari terjadinya redudansi data dan kehilangan data yang tidak diinginkan. Serta dengan adanya sistem ini diharapkan proses pencatatan dan pembuatan laporan pada PT. Trikomsel Okeshop Padang lebih menghemat waktu dan tenaga.
METODE PROTOTYPE
Dalam pembuatan software, dikenal beberapa metode untuk membuat software yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan user yang memerlukan software tersebut. Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan yang dimana model tersebut harus representative dari produk akhirnya. Prototyping model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta melakukan pengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working model).
Prototyping perangkat lunak (software prototyping) atau siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja, dimana tujuannya adalah mengembangkan model menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari metodologi ini adalah pengembang sistem (system developer), klien, dan pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
bersama-semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3. 4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Gambar 1 : Prototyping Model
HASIL DAN PEMBAHASAN Usecase Diagram
Gambar 2. Use Case Diagram
Sequence Diagram
Gambar 4.Sequence Diagram Input, Update, Delete
Gambar 5.Sequence Diagram Cetak
Hasil Output
a. Laporan Aset Masuk
b. laporan Aset Keluar
Gambar 7. Laporan Aset Keluar
c. Laporan Aset Mutasi
Gambar 8. Laporan Aset Mutasi
SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi atau uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dikesimpulkan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi pihak yang bersangkutan.
Kesimpulan yang dapat dikemukakan antara lain :
1. Dengan adanya sistem informasi yang baru data dapat terjamin keakuratannya serta lebih efektif dan efisien.
2. Dengan sistem informasi yang baru kinerja karyawan lebih teroptimalkan karena akan mempermudah dalam melakukan pengolahan data.
3. Penyediaan laporan akan lebih mudah karena adanya media penyimpanan data yang akurat sehingga akan membantu bila sewaktu-waktu laporan dibutuhkan dalam waktu yang cepat.
4. Penerapan sistem informasi ini akan membantu dalam mengambil keputusan dengan menganalisa laporan-laporan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Gordon B, Management Information System : Conceptual Condation Structure And
Development, (International Student Edition, Tokyo:1974 h:5).
Fitzgeral, Jerry, Analisis Sistem Dan Analisis Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Andi Offset:1981.
Jogiyanto, HM., Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta: 1995.
Kusumo, Aryo Suryo Drs., Buku Latihan Pemrograman Database dengan Visual Basic 6.0, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta: 2002.
Petroutsos, Evangelos, Pemrograman
Database dengan Visual Basic 6.0 PT. Elex Media Komputindo, Jakarta:2002.
Tata Subandri, Sistem Informasi