• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Arab (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Arab (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Arab bagi Mahasiswa

Kesalahan penulisan bahasa Arab melalui metode imla terkadang dilakukan oleh mahasiswa yang baru belajar bahasa Arab, terutama dalam kajian imla manzur atau penulisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesalahan penulisan bahasa Arab mahasiswa program studi bahasa Arab tingkat awal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan (8) model kesalahan penulisan atau imla manzur mahasiswa program studi bahasa Arab mahasiswa tingkat awal, yaitu (1) pengurangan dan penambahan huruf, (2) penggantian huruf, (3) membedakan kemiripan bunyi huruf, (4) menyambung kata yang seharusnya terpisah, (5) menyambung huruf dan isim yang beralif lam, (6) kesalahan penulisan huruf maftuhah dan marbutah dan (7) memisah sebuah kata. Akhirnya, penelitian ini menegaskan akan pentingnya pengajaranImla Manzur bagi mahasiswa tingkat awal yang memiliki core keilmuan kajian keislaman di perguruan tinggi keagamaan Islam Indonesia.

Kata-Kata Kunci: Imla Manzhur, Bahasa Arab, IAIN Kendari

A. Pendahuluan

Penulisan bahasa Arab itu tidak sulit namun juga tidaklah mudah. Hal ini karena kita harus memperhatikan tanda baca dan bentuk huruf yang berbeda. Huruf-huruf dalam penulisan bahasa Arab itu juga tidak semua dapat disambung. Ada pula yang tidak dapat disambung. Oleh karena itu, siswa harus mengenal dan memahami huruf Hijaiyah dalam bahasa Arab. Siswa memerlukan kemampuan menulils agar bisa menyalin, mencatat untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dalam kehidupan bermasyarakat orang memerlukan kemampuan menulis ini agar mampu mengirim surat, mengisi formulir atau membuat catatan.

Imla Mandzhur ialah penulisan Bahasa Arab yang gurunya terlebih dahulu memperlihatkan teks atau bacaan kepada siswa dan di beri waktu untuk melihat dan mempelajari teks bacaan tersebut, kemudian teksnya di tutup dan guru mendiktekan kembali teks bacaan tersebut dan siswa menulisnya.

Berdasarkan hasil observasi lapangan diterapkan hasil bahwa masih banyak mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab itu yang sendiri belum bisa menulis dengan benar. Mahasiswa masih ada yang belum bisa menyambungkan huruf yang satu dengan yang lainnyaseperti ﻰ ِﻓ ِس ْﻣ ﱠﺷ ﻟ ا, mahasiswa masih banyak yang menulis ِﺲ ْﻤ ﱠﺸ ِﻓ belum bisa membedakan bunyi huruf yang mirip yang hampir sama, seperti huruf َق dan َك , dan bahkan huruf yang sangat berbeda seperti َح dan َع.

Penelitian analisis kesalahan Penulisan Bahasa Arab sudah banyak di lakukan para peneliti terdahulu seperti Ainun Rosyidah dan Abdul Basid, Analisis diagnostik kesulitan Maharah Al-Kitabah mahasiswa jurusan Bahasa Arab dan Sastra Arab angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gejala- gejala yang tampakserta faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar dalam mata kuliah maharah Al-Kitabah. Metode penelitian yang di gunakan, metode kualitatif. Hasil penelitian adalah a) gejala yang tampak dari mahasiswa Jurusan Bahasa Arab berupa penurunan nilai maharah Al-Kitabah dengan presentasi mencapai 50% (Ilmu Nahwu), 56,9% (Mufradat), b) faktor penyebab kesulitan belajar adalah kurangnya latihan serta manajemen waktu.

Rahma Ayu Pratiwi,dkk: Penerapan Metode Imla Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Arab (studi deskriptif di SMA PGII 1 Kota Bandung, Tuhan Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan imla’ siswa, menggambarkan proses penerapan metode imla’ dalam pembelajaran Menulis Bahasa Arab serta mengetahui bagaimana proses penerapan metode imla dalam pembelajaran menulis Bahasa Arab. Metode penelitian yang di gunakan metode kualitatif deskriptif.

(2)

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian dengan dua penelitian di atas terletak pada tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji sampai dimana mahasiswa PBA itu sendiri menguasai jurusanya khususnya dalam tulisan yang benar.

B. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data di lakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara di lakukan secara singkat kepada 21 orang mahasiswa. Peneliti melalukan penelitian terhadap mahasiswa jurusan pendidikan bahasa arab semester 1 IAIN kendari. Adapun tekhnik pengumpulan data yang di lakukan oleh penulis yaitu membuat jadwal untuk masuk ke kelas PBA semseter I kemudian membagikan teks bacaan dan memberi waktu kepada mahasiswa untuk menganalisis teks tersebut, adapun waktu menganalisis teks di berikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Setelah waktu selesai dan mahasiswa sudah siap maka imlanya di mulai dengan peneliti mendikte teks bacaan yang sudah di pelajari oleh mahasiswa sebelumnya, setelah selesai peneliti mulai mengelompokkan data yang sudah di dapatkan dengan menegelompokkan kesalahan-kesalahan yang sama

C. Hasil dan Pembahasan

Imla berarti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi bahasa dan pembelajarannya. Imla adalah pelajaran yang melatih siswa untuk dapat menulis dengan benar dari apa yang di dengar dan diketahui dengan menggunakan bahasa arab. Tujuan imla adalah agar siswa mampu menulis dengan benar dan betul, melatih panca indra, melatih konsentrasi dan tenang, rajin dan tertib waktu.(Susilowati, Ullfa,

Manajemen Mutu Pembelajaran Bahasa Arab Di Perguruan Tinggi, Salatiga:Stain Salatiga, Press, 2009).

Imla adalah pelajaran al-imla memiliki kegunaan praktis maupun pedagogis. Secara praktis murid dapat menulis berbagai kalimat (kata) dengan benar, jika terjadi salah tulis maka pembaca akan mengalami kebingungan apa yang di maksud. Al-imla’ (dikte) bisa melatih mata, telinga dan tangan untuk memperhatikan, mendengarkan serta menulis dengan benar. Mata wajib di latih untuk mengamati atau meneliti berbagai kalimat, bahkan sampai yang rumit dan mendetail sehingga tergores dalam benak. Tangan perlu mendapat latihan kecekatan menulis dengan lancar, benar dan tepat, demikian pula telinga agar di biasakan mendengarkan ucapan-ucapan yang fasih. Ucapan yang fasih yang dapat diwujudkan dalam tulisan yang benar. Al-imla’ dapat di gunakan sebagai alat bantu pelajaran L-Insya, dimana mereka dapat mengekspresikan kalimat-kalimat indah. Hal itu memungkinkan sekali jika guru dapat memilih maudu’ yang bagus. Dengan imla’ murid akan memperoleh cakrawala pengetahuan Bahasa Arab secara luas.

Imla merupakan bagian dari mahara al kitabah. Maharah alkitaba atau ketrampilan menulis sendiri mencakup tiga tiga muatan dasar. Pertama, maharah al-tahhajji bi thariqatin salimatin, keterampilan menyalin huruf secara benar. Kedua, maharah wadhi alamata-al-tarqim fi mawadhi’iha keterampilan meletakkan tanda baca yang benar. Ketiga, maharah rasmi wadhih jamil li huruf wa al-kaliamt, yaitu keterampilan menulis indah dan seni kaligrafi.

Kesalahan dalam menulis terkadang berakibat fatal. Ketika sahabat Umar menerima surat Abu Musa Al-Asy’ari yang waktu itu menjadi gubernur Basrah, ia mengirimkan balasan yang isinya, “ ... amma ba’du. Hendaklah kamu ( Abu Musa) mencambuk sekretarismu karena ia telah salah dalam menulis...”. Andaikan kesalahan tulisan sekretaris Abu Musa tidak berakibat fatal niscaya sahabat Umar tidak akan akan mengintruksikan kepada Abu Musa untuk mencambuk sekretarisnya agar selanjutnya lebih hati-hati dalam menulis surat-surat penting . Imla’ mempunyai kelebihan di banding ilmu-ilmu lain. Sebab imla’ dibutuhkan hampir semua disiplin ilmu. Karena penyusunan ilmu-imu tersebut berdasarkan tulisan yang tersusun dari sekian banyak huruf.

(3)

untuk cermat dan teliti saat membaca tulisan dan menyalinnya. Imla mandhur: siswa melihat dan mempelajari teks bacaan atau kalimat yang ada di kitab atau di papan tulis, lalu menutup kitab atau yang ada di papan tulis. Selanjutnya guru mendiktekan tek bacaan atau kalimat yang sama. Imla’ mandhur tidak hanya menuntut siswa lebih cermat dan teliti saat membaca, tapi juga harus mengingat bentuk tulisannya dan berkonsentrasi dengan guru. Mata, telinga dan kekuatan daya ingat harus saling mendukung. Imla’ mandhur diterapkan dikelas menengah. Pada adasarnya imla ini sama hampir sama dengan imla al-manqul dari segi memindahkan atau menyalin tulisan. Tetapi dalam proses penyalinannya para pelajar tidak boleh melihat tulisan yang di salin oleh gurunya. Pelajar dala hal ini sedapat mungkin harus menyalin tulisan hasil penglihatan mereka sebelumnya. Imla ini sedikit lebih tinggi kesulitannya di bandingkan dengan imla al-manqul. Maka dalam prakteknya akan lebih cocok di berikan kepada pemula yang lebih maju. Imla ghairu al-mandhur (masmu’): siswa menulis teks bacaan atau kalimat yang dibacakan guru tanpa melihatnya terlebih dahulu (seperti pada metode ke dua). Metode ini untuk tahapan lebih tinggi, di mana siswa telah menguasai dengan baik teori-teori imla’ yang telah diajarkan. Ketika siswa mendengarkan bacaan guru, siswa mendeskripsikan (dalam benak) bentuk tulisannya sesuai dengan teori-teori yang ada di memori otaknya, lalu menuliskannya dengan cepat. Imla ikhtibari: Adalah bentuk imla’ yang diberikan kepada siswa yang telah menguasai dan memahami dengan baik teori-teori imla’ ikhtibari lebih banyak muatan praktik dari pada muatan teori.

Berdasarkan kajian teori yang di tulis pada penelitian ini, peneliti meneliti tulisan bahasa arab mahasiswa program studi pendidikan bahasa arab semester I kelas B melalui imal al-mandzhur. Penelitian yang di lakukan peneliti pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa arab semester 1 kelas B yang berjumlah 30 orang tetapi pada saat pengambilan data yang sempat hadir hanya 21 orang, yang terdiri dari 6 orang putra dan 15 orang putri, 9 orang lainnya izin. Setelah mengadakan penganalisaan data di temukan masih banyak pada mahasiswa program study pendidikan bahasa arab semester I kelas B belum bisa menulis bahasa arab dengan benar. Berdasarkan 21 data terdiri dari 21 peserta hanya 3 data yang benar semua tulisannya, dan yang 18 data lainnya terdapat kesalahan dalam penulisannya. Kemudian peneliti mengelompokkan kesalahan-kesalahan yang di dapatkan dalam 8 data yang salah terbagi menjadi 8 kelompok kesalahan yaitu:

1. Pengurangan dan Penambahan huruf

Keselahan yang banyak terjadi yaitu dalam penulisan bahasa arab yang di diktekan kebanyakan dari mahasiswa yang dalam penulisannya ada terjadi pengurangan dan penambahan huruf contoh salah satu kata dalam penambahan ( ِﻦْﯾ َر ْﻮَﺛdi tulis ِنْﯾ َر ْوﱠﺛﻟا) kemudian contoh salah satu pengurangan ( ﺎَﮭِﻧ ْﺣَطِﻟ

di tulis َﮫِﻧ ْﺣَطِﻟ). Dan masih banyak kesalahan yang lain lagi yang termasuk dalam pengelompokkan kesalahan yang sama yaitu pengurangan dan penambahan.

2. Penggantian Huruf

(4)

3. Keliru membedakan huruf yang bunyinya hampir sama.

Kesalahan pada poin ketiga ini yaitu sebagian mahasiswa juga keliru membedakan bunyi huruf yang hampir sama, seperti hurufnya (ه dan ح ). Adapaun kesalahan yang di dapatkan pada analisis data salah satu terdapat kata (ه ﺎ َﻨ ْﺒ ِﻛ َرdi tulisح ﺎ َﻨ ْﺒ ِﻛ َر ).

4. Menyambungkan kata yang seharusnya terpisah.

Kesalahan yang di dapat dalam poin keempat ini, kesalahan penulisan yang seharusnya terpisah akan tetapi ia menulisnya bersambung, contoh yang di dapatkan di data penulisan ٌﻊ ِﻓ ﺎ َﻧ ا ّﺪ ِﺟ ( di tulis ًاّد ِﺟ ْﻧ ُﻌ ِﻓ ﺎ َﻧ).

5. Keliru menyambungkan huruf dan isim yang beralif lam.

(5)

6. Kesalahan huruf (ta), seharusnya ta marbutha tetapi di tuliskan ta maftuha

Kesalahan yang di dapatkan dalam data sesuai dengan bunyi pada poin enam yaitu di dapatkan di data pada tulisan mahasiswa kesalahan penulisan (

ت

)yang seharusnya ta marbutha (

ة

) akan tetapi dituliskan dengan Ta maftuha (

ت

). Contoh terdapat pada kata (

ِﺔ َﻠ ِﺴ ْﻠ ِﺳ

di tulis

ِﺖ َﻠ ِﺴ ْﻠ ِﺳ

).

7. Memisahkan kata yang seharusknay satu kata

Kesalahan yang terdapat pada poin tujuh yaitu kesalahan pada penulisan kata yang harusnya satu kata akan tetapi di tuliskan dalam dua kata. Dalam data di dapatkan kesalahan tersebut dalam bunyi kata (

ِﺔَﻠْﯿِﻘّﺜﻟا

di tulis

ﻰ ِﺘ ﱠﻟ ا ﻰ ِﻘ ﱠﺜ ﻟ ا

).

8. Kesalahan huruf (ta) seharusnya ta maftuha tetapi di tulis dengan ta marbutha.

(6)

Berdasarkan hasil pennelitian yang di dapatkan oleh peneliti yang telah di paparkan di atas, kesalahan-kesalahan yang banyak di lakukan oleh mahasiswa yang lulusan dari SMA umum yang memang sebelumnya belum pernah belajar bahasa arab apa lagi menulis bahkan imla manqulpun (menyalin tulisan yang di tulis di papan sambil melihat) belum pernah di lakukan. Akan tetapi ada juga sebagian mahasiswa yang dari lulusan Alia bahkan pondok pesantren salah satunya yang juga melakukan kesalahan dalam penulisannya. Adapun saran dari peneliti agar mahasiswa program study pendidikan bahasa arab bisa menulis dengan benar, seharusnya ada salah satu program mata kuliah yang khusus mempelajari bagaimana penulisan bahasa arab yang benar (bukan khat), dan di programkan pada awal tahun masuk mahasiswa program studi bahasa arab. Agar mahasiswa yang sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan keagamaan bisa mempelajari dari dasar, dan yang dari Alia dan pondok pesantren mengulang kembali, agar yang sempat di lupa akan di ingat kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Dedeng Rosyidin, Metodeik Khusus Pengajaran Bahasa Arab (Membaca, Ta’bir, Berbicara, Menulis, Imla, Nahwu, Insya, Dan Khath)

Facrudin,2006,Metodologi Pelajaran Bahasa Arab,Salatiga: Stain Salatiga Press, (online) HermawanAcep, 2011,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Rosda Karya

Susilowati, ullfa, 2009, Manajemen Mutu Pembelajaran Bahasa Arab Di Perguruan Tinggi,

Referensi

Dokumen terkait

Pujiati M,Soc.Sc Ph.d selaku Ketua Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang banyak membantu hingga dapat menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu

dalam upaya peningkatan pemahaman teks bacaan bahasa arab pada mata kuliah Bahasa Arab I Tahun Akademik 2015/2016 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Kelas

Pembelajaran menulis di SMP Miftahul Iman Bandung merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Arab. Materi pelajaran bahasa Arab kelas VIII semester dua yaitu mengenai

membaca teks bahasa Arab tidak semudah membaca teks berbahasa latin. Penyebab dari sulitnya mempelajari bahasa Arab dikarenakan adanya perbedaan dari

Pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa non PBA di IAIN Metro terdiri dari mata kuliah bahasa Arab 1 yang diprogramkan pada semester ganjil dan bahasa Arab 2 yang

Namun, pada kaedah penulisan Arab Melayu Riau saat ini, semua kosa-kata ditulis sesuai dengan konsonannya tanpa membedakan antara kosa-kata yang berasal dari bahasa Arab atau

Penelitian ini membahas tentang kesalahan penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi mahasiswa prodi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penelitian

Kemampuan dalam menulis papan nama toko bukanlah semata-mata untuk golongan berbakat menulis, melainkan dapat ditulis oleh orang lain dengan persyaratan harus sesuai dengan