• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HUMAN RELATION DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN DI PT MITRA KERINCI SOLOK SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN HUMAN RELATION DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN DI PT MITRA KERINCI SOLOK SELATAN"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HUMAN RELATION DAN LINGKUNGAN

KERJA DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN DI

PT MITRA KERINCI SOLOK SELATAN

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasEkonomi Dan Bisnis IslamSebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

PadaProdiEkonomiSyariah

Oleh :

ULFA MEI MEZRI NIM : 1313060438

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ulfa Mei Mezri, NIM : 1313060438, dengan judul skripsi “Hubungan

Human Relation dan Lingkungan Kerja Dengan Etos Keja Karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan”. Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Tahun 2017.

Latar belakang masalah dalam penelitian ini etos kerja karyawan. Etos kerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan, semakin baik etos kerja karyawan maka tujuan perusahaan akan tercapai dengan sempurna, sedangkan semakin buruk etos kerja karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik. Etos kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah human relation dan lingkungan kerja itu sendiri.

Metode yang digunakan berupa metode survei melalui penyebaran kuesioner. Dari populasi sejumlah 1500 orang, dengan menggunakan teknik sampel acak proposional, diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis Korelasi pearson produck moment. Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen terhadap dependen.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan human relation dan Lingkungan Kerja terhadap Etos Kerja karyawan di PT. Mitra Kerinci. lingkungan kerja merupakan lingkungan yang terbentuk dari penerapan hubungan antar manusia. Human relation mengandung arti suatu komunikasi karena sifatnya yang orientasi pada perilaku. Oleh sebab itu, organisasi selayaknya harus memberikan kebebasan bagi karyawan untuk berkomunikasi agar mereka mampu bekerjasama dengan baik dalam pekerjaan mereka. Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan di Solok Selatan.

Hasil perhitungan koefisien determinasi total menunjukkan bahwa 47,7% perubahan variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 52,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, Human Relation memiliki hubungan yang sedang dan signifikan terhadap etos kerja karyawan dengan nilai koefesien sebesar 0,400 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Lingkungan Kerja memiliki hubungan yang rendah dan signifikan terhadap Etos Kerja karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,282 dengan nilai signifikan 0.006 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

(7)

KATA PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyeBut nama tuhanmu

dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan tuhanmulah yang maha mulia

yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya (Qs : al-‘alaQ 1-5)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan Hidup yang sudah menjadi takdirku, Sedih, bahagia dan bertemu orang-orang

Yang memberiku sejuta pengalaman

Bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku Kubersujud dihadapanMu,

Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku

Segala puji bagi Mu ya Allah, Alhamdulillah...

Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Tuhan yang Maha Agung Nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, Atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa

Berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani Kehidupan ini,

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal Bagiku untuk meraih cita-cita besarku...Aamiin...

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan ibunda tercinta(my hero n my angel) Yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat,

(8)

Doa, dorongan, nasehat dan kasih sayannkk serta, Pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat

Menjalani setiap rintangan yang ada didepanku Ayah...ibu...

Terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk Membalas semua pengorbanan mu...

Dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan Segala perasaan tanpa kenal lelah,

Dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya... Maafkan anakmu ini ayah, ibu, hingga saat ini

Masih saja menyusahkan kalian... Terima kasiH Ya Allah telah Engkau

Tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu Ikhlas menjagaku, membimbing ku dan mendidikku

dengan penuh kasih sayang, ya Allah

berikanlah balasan setimpal Syurga Firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya

sengat hawa api nerakaMu....

untukmu Ayah (Syafrion) dan Ibunda (Indramawati) terima kasih, we always love you..dari anak gadismu, putri kecilmu dulu sekarang telah tumbuh menjadi

seorang gadis yang penuh cita-cita dan ambisi.. semoga apa yang telah kita cita-citakan selama ini

dapat tercapai..aamiin....

terim ksih juga buat adik satu-satunya,

teman bertengkar, teman curhat, teman berbagi kesedihan, walaupun seringkali menyebalkan, but thanks for you

my little brother (Afwal Junistro)

semoga selalu menjadi pelindung kakak, ayah, ibu n keluarga. Doakan selalu kakakmu ini semoga bisa mewujudkan

Apa yang selama ini kita impikan..aamiin....

Terima kasih juga buat, kak fira, uda ii, uda dodi, uni titi , Kak uli, kak dian, kak befi, jauz dan alqaf

Yang telah memberikan dukungan selama ini... Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri

Tanpa melibatkan Tuhan dan Orang lain, Spesial for thanks kepada BFF MIFANASAVIEZA Makasih atas semua kebersamaan kita selama 4 tahun ini

(9)

Tanpa kalian upa bukan siapa-siapa yang tak akan menjadi apa-apa. Buat Saudara sekaligus sahabatku selama berada di Padang, For thanks my friend seperjuangan, rovi, roza, rahmi, tesya, dina,

labo, domi,Ari, sugi, denda, nurlita (culit), liza, ikhsan, dan seluruh teman-teman Ekonomi Islam angkatan 2013

yang tidak bisa disebutkan namanya 1/1. For thanks teman- teman kost villa Ladis, Anis, Lia,

Fitri, Ana, Windi, Mbak dewi, Resti, Mita.

Terimakasih juga buat semua Senior yang telah membantu sekaligus Memberikan masukan dan motivasi, bng Zaipul Akbar, SE,

Romi Saputra, SE Bng wahyu, bng adenda, bng joni, bng deki, bng remon, bng afif, kak tika,kak dwi, kak warida,

dan seluruh senior Ekonomi Syariah yang tidak bisa disebutkan 1/1 namanya. Thanks for all....we love you....

Spesial thanks for keluarga Koto Panjang, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan,

makasih telah menjadi keluarga kedua bagi upa, keluarga KKN, Bng je, kak yet, ibu, bapak, n teman” kkn ima, erman, mita n revo

Semoga kita sama-sama sukses buat kedepan nantinya. Spesial buat teman-teman dan adek- adek

KSEI, Semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat wisuda. Aamiinn...

Spesial thans buat seseorang yang masih ada direlung hati, Percayalah bahwa hanya ada satu namamu

yang selalu kusebut- sebut dalam benih-benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud,

InsyaAllah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai,

Untuk jutaan impian yang akan dikejar, Untuk sebuah pengharapan, Agar hidup jauh lebih bermakna,

Hidup tanpa mimpi bagaikan air sungai mengalir tanpa tujuan, Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya..

do the best, be good, then you will the best

“lakukan yang terbaik, bersikap baik, maka kamu akan menjadi yang terbaik” Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata

Ini yang dapat kupersembahkan kepada kalian semua... Terims kasih beribu terimakasih kuucapkan....

(10)

Tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.. Sampai Skripsi ini kupersembahkan....

By , ULFA MEI MEZRI

Padang, 29 Agustus 2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Hubungan Human Relation dan Lingkungan Kerja Dengan Etos Kerja Karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan”. Shalawat beserta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia,

dengan sebagai contoh suru tauladan dalam kehidupan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terikait, yang teristemewa

buat ayahanda Syafrion dan ibunda Indramawati yang telah memberikan doa dan dorongan serta semangat yang tiada hentinya kepada penulis

sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.Terima kasih buat seluruh keluarga

besar atas dukungan dan motivasinya. Semoga Allah membalasnya dengan

pahala yang berlipat ganda.

Secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan

(11)

1. Bapak Rektor, Dr. H. Eka Putra Wirman, MA, Bapak Wakil Rektor Universitas Islam Negeri

2. Bapak Dekan, H. Ahnmad Wira, M.Ag, M.Si, Ph.D Bapak/Ibu wakil Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN IB Padang.

3. Bapak ketua Prodi Ekonomi Syariah Toni Iswadi SE, MM, Ak. Dan Bapak sekrataris Prodi Ekonomi SyariahH. Hari Candra, MA.

4. Bapak/Ibu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan BapaK/Ibu

pegawai akademik mahasiswa (AKAMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam, dan Bapak/Ibu Staf dan Karyawan Perpustakaan Institut Universitas

Islam Negeri.

5. Bapak Irsadunas, SE, M.SI selaku pembimbing 1 dan Ibu Yenti Afrida, M.Ag selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, memberi arahan, dan sumbangan pemikiran

sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Dosen Penasehat Akademik (PA) Ibuk Novia Indriani, SE., M.SI yang telah memberikan ilmu, dukungan dan arahannya selama masa

perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini

Ucapan terimaksih penulis kepada semua pihak yang telah

membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Dalam

(12)

bahkan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan

yang membangun dari berbagai pihak dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Rabbal’alamiin

Padang , 16 Agustus 2017

Ulfa Mei Mezri 1313060438

DAFTAR ISI

Hal PERNYATAAN KEORISINILAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR .viii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Batasan Masalah 5

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 6

F. Ruang Lingkup Penelitian 7

G. Sistematika Penulisan 7

(13)

A. Etos Kerja 9

1. Pengertian Etos Kerja 10

2. Aspek – Aspek Pengukuran Etos Kerja 11

3. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam 15

B. Human Relation 17

1. Pengertian Human Relation 18

2. Faktor – Faktor Persepsi Interpesonal Dalam Human Relation 20

3. Teknik – Teknik Human Relation 21

4. Hambatan Dalam Human Relation 25

5. Hubungan Human Relation dengan Etos Kerja 26

6. Human Relation Dalam Perspektif Islam 26

C. Lingkungan Kerja 28

1. Pengertian Lingkungan Kerja 28

2. Konsep Lingkungan Kerja 29

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 31

4. Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 39

a. Lingkungan Kerja Non Fisik 39

b. Lingkungan Kerja Fisik 41

5. Manfaat Lingkungan Kerja 42

(14)

D. Kerangka Berpikir 42

E. Hipotesis 43

F. Penelitian Relevan 44

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian 47

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian 47

1. Jenis Penelitian 47

2. Pendekatan Penelitian 47

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 48

D. Populasi dan Sampel 49

E. Defenisi Operasional 51

F. Hasil Analisis Deskriptif Penelitian 52

1. Deskriptif Responden 52

2. Deskriptif Variabel Penelitian 54

G. Instrumen Penelitian 55

1. Jenis Instrumen 55

2. Uji Instrumen 56

H. Teknik Pengumpulan Data 57

I. Metode Analisis Data 59

(15)

2. Koefesien Determinan (R2) 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Mitra Kerinci 61

B. Struktur Organisasi PT. Mitra Kerinci 63

C. Visi dan Misi PT. Mitra Kerinci 64

D. Hasil Analisis Deskriptif 65

1. Deskriptif Karakter Responden 65

2. Deskriptiv Variabel Penelitian 67

E. Hasil Analisis Data 71

1. Uji Instrumen Penelitian 71

2. Uji Analisis Data 74

F. Analisa 76

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 80

B. Saran 81

(16)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 1.1 hasil produksi PT.Mitra Kerinci 2

2. Tabel 3.1 Rentang Skala TCR 54

3. Tabel 3.2 Klasifikasi Koefesien Korelasi 59

4. Tabel 4.1 Distribusi responden menurut jenis kelamin 65

5. Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan usia 66

6. Tabel 4.3 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan 67

7. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi variabel human relation 68

8. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi variabel lingkungan kerja 69

9. Tabel 4.6 Distribusi frekuensi variabel etos kerja 70

10. Tabel 4.7 Hasil uji validitas human relation 71

11. Tabel 4.8 Hasil uji validitas lingkungan kerja 72

12. Tabel 4.9 Hasil uji validitas etos kerja 72

(17)

14. Tabel 4.11 Hasil Koefesien korelasi 74

15. Tabel 4.12 Hasil Model Summary(R2) 76

DAFTAR GAMBAR

Hal

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebuah perusahaan pada hakikatnya sekelompok manusia yang saling

bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dari hal tersebut kita mengetahui bahwa pentingnya etos kerja

karyawan dalam sebuah perusahaan. Karyawan merupakan kunci utama

(19)

Sesuai dengan pengertian etos kerja itu sendiri yaitu totalitas

kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan, memandang,

meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang menjadi ciri

khas untuk bekeja dan meraih hasil yang optimal.

Etos kerja ini dapat terbentuk apabila seorang karyawan memiliki

keinginan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang

memuaskan atau hasil yang maksimal. Etos kerja ini harus dimiliki oleh setiap

karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat bekerja

dengan baik dan efektif. Apabila dalam suatu perusahaan karyawannya

memiliki etos kerja yang rendah ketika melakukan pekerjaannya maka

perusahaan itu akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh karyawan

tidak bekerja dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

Sebaliknya dengan etos kerja yang tinggi dapat membantu

meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan memberikan hasil kerja yang

optimal baik secara kualitatif maupun kuantitativ, dengan hasil yang

maksimal dari etos kerja ini secara langsung dapat mempengaruhi kinerja

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka selanjutnya.

Tabel 1.1

Data hasil produksi PT Mitra Kerinci tahun 2012 – 2016. Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Penjualan (ribuan rupiah) 9.574.329 14.464.455 25.475.303 28.377.195 36.731.912

Pucuk basah (kg) 7.863.406 12.243.758 14.434.397 14.390.545 18.000.000

Teh jadi (kg) 1.726.048 2.751.333 3.536.279 3.359.359 4.104.000

(20)

rupiah)

Harga jual rata-rata(rp/kg) 5.523 6.323 6.777 8.382 8.872

Sumber: laporan Mananajemen PT Mitra Kerinci tahun 2016

Dilihat dari hasil produksi PT Mitra Kerinci dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2016, ini dapat disimpulkan bahwa karyawan PT Mitra kerinci

telah memiliki etos kerja yang tinggi, etos kerja karyawan yang tinggi akan

mendapatkan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya etos

kerja antara lain adalah hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan

(human relation), situasi dan kondisi lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, keadaan sosial lingkungan

kerja, perhatian kepada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri

dilingkungan kerja.

Human relation merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi dalam perusahaan atau instansi, penguasaan dalam menciptakan

human relation karyawan dalam perusahaan atau instansi akan sangat membantu seorang pimpinan dalam membantu komunikasi vertikal maupun

komunikasi horizontal. Hubungan yang harmonis akan membuat suasana

kerja yang menyenangkan dan akan mempengaruhi semangat karyawan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Pengertian human relation menurut munasef adalah segala hubungan-hubungan baik formal maupun nonformal yang dijalankan oleh

(21)

usaha untuk memupuk kerja sama yang intim dan selaras guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan atau instansi

merupakan hak yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan

tingkat kepuasan kerja karyawan, ini menjelaskan bahwa situasi ingkungan

perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antar karyawan satu

dengan karyawan yang lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja

dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam

menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia (human relation) dalam instansi merupakan hal yang penting karena itu merupakan jembatan antar

karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.

Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya selain

memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau instansi juga

harus memperhatikan yang ada diluar perusahaan atau instansi yang disebut

dengan kondisi lingkungan kerja, kondisi lingkungan kerja yang

menyenangkan terlebih lagi pada masa-masa jam kerja, itu akan memperbaiki

moral pegawai dan kesungguhan kerja. Peralatan yang baik, perlindungan

terhadap bahaya, karyawan yang cukup, dan keberhasilan bukan saja dapat

meningkatkan efesiensi.

Pada saat peneliti melakukan survei awal ke PT Mitra kerinci ada hal

menarik yang peneliti temukan, karyawan PT Mitra kerinci merupakan

(22)

tersebut PT Mitra kerinci masih bisa menghasilkan produksi yang maksimal.

Ini pasti bukanlah hal yang mudah, ditambah lagi dengan kondisi lingkungan

yang mengharuskan mereka hidup bersama. Melalui fenomena yang ada di

lapangan dan masalah yang sedang terjadi itulah alasan kenapa peneliti

memilih objek penelitian di PT Mitra Kerinci.

Peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui bagaimana hubungan human relation dan lingkungan kerja dengan etos kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengadakan

penelitian dengan mengambil judul: “Hubungan Human Relation dan Lingkungan kerja Dengan Etos Kerja Karyawan di PT Mitra Kerinci Solok Selatan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan tentang

masalah-masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu:

1. Bagaimana hubungan Human Relation dengan Etos Kerja karyawan ?

2. Bagaimana hubungan Lingkungan kerja dengan Etos Kerja karyawan ?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada proposal ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan di PT Mitra Kerinsci unit Kebun Teh,

(23)

2. Adapun variabel yang diteliti meliputi human relation dan lingkungan kerja.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar dapat mengarah ke sasaran dan mendapat

hasil yang diharapkan, adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan Human Relation dengan Etos Kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui hubungan Lingkungan kerja dengan Etos Kerja

karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Disamping hendak mencapai tujuan yang diharapkan dengan

melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi perusahaan atau instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada perusahaan atau instansi sebagai sumbangan pemikiran dan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang

berhubungan dengan usaha peningkatan etos kerja karyawan khususnya

dalam masalah human relation (hubungan antar manusia) dan kondisi

(24)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapakan dapat untuk mengetahui kenyataan yang

terjadi dan menagamati peramasalahan yang diahadapi perusahaan atau

instansi, setelah itu penulis mencoba untuk memberikan alternative

pemecahannya sesuai dengan teori yang telah diperoleh.

3. Bagi Akademisi

Bagi kalangan akademisi penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian serupa dimasa yang akan

(25)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk lebih terarahnya pembahasan dan agar tercapai sasaran yang

hendak dituju, maka ruang lingkup pembahasan perlu ditetapkan. Sehimgga

dalam penulisan ini penulis akan memberi batasan, yaitu penelitian ini hanya

dilakukan di PT.Mitra Kerinci dengan data primer yaitu pembagian angket

atau koesioner hanya pada karyawan saja.

G. Sistmematika Penulisan

Untuk dapat menyapaikan gambaran yang jelas mengenai penelitian

ini, maka disusunlah suatu sistematika yang berisi informasi-informasi dan

hal-hal yang dibahs tiap bab.

Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB 1: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, dan batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, penelitan

terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Pada bab ini berisi landasan teori sebagai kerangka acuan pemikiran

(26)

dalam berbagai literature, serta berisi tentang penelitian terdahulu yang terkait

(27)

Bab III : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian beberap variabel

penelitian yang sudah ditentukan, jumlah sampel yang diteliti, jenis sumber

data, cara pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan untuk

menguji kebenaran penelitian ini.

BAB IV: Pembahasan Dan Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum PT Mitra

Kerinci, hasil pengolahan data, hasil analisis dan pembahasannya.

BAB V : Penutup

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan hasil pembahasan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Etos Kerja

Setiap organisasiatau perusahaan yang selalu ingin maju, akan

melibatkan anggotanya untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya

setiap organisasi harus memiliki etos kerja.

1. Pengertian Etos Kerja

Menurut Tasmara, etos kerja adalah suatu totalitas kepribadian dari

individu serta cara individu mengekspresikan, memandang, meyakini dan

memberikan makna terhadap suatu yang mendorong individu untuk

bertindak dan meraih hasil yang optimal (hight performance).

Menurut Bob Black dalam Iga Manuati Dewi, etos kerja adalah

suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan

yang ingin dipenuhinya.

Menurut Chaplin, etos kerja adalah watak atau karakter suatu

kelompok nasional atau rasial tertentu. Etos kerja dalam suatu perusahaan

tidak akan muncul begitu saja, akan tetatpi harus diupayakan dengan

(29)

semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem dan alat-alat

pendukung.

Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu

sikap, maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna

sebagai aspek evaluatif yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam

memberikan penilaian terhadap kerja. Etos kerja yang baik dalam

perusahaan dapat membantu karyawan untuk memahami bagaimana cara

mereka bekerja menjalankan tugasnya. Etos kerja merupakan suatu

perasaan, pembicaraan serta tindakan manusia yang bekerja di dalam

perusahaan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang ada didalam

perusahaan termasuk didalamnya cara berfikir, bersikap dan bertingkah

laku dipengaruhi oleh etos kerja yang ada di perusahaan. Berdasarkan

uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etos kerja adalah totalitas

kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan,

memandang, meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi kebiasaan yang

menjadi ciri khas untuk bertindak dan meraih hasil kerja yang optimal.

Selain itu dari uraian diatas terdapat beberapa pengertian etos

kerja, antara lain sebagai berikut:

1) Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tigkah laku bagi seseorang,

(30)

2) Etos kerja merupakan prilaku khas suatu komunitas atau organisasi,

mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit

dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode prilaku, sikap-sikap,

aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan

standar-standar.

3) Sehimpunan prilaku positif yang lahir sebagai buah keyakinan

fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja

yang integral.

2. Aspek –Aspek Pengukuran Etos Kerja

Paradigma kerja yang profesional menurut Onong Uchjana Effendy

antara lain adalah sebagai berikut:

1) Kerja adalah rahmat, harus bekerja tulus penuh syukur

2) Kerja adalah amanah, harus bekerja benar penuh integritas

3) Kerja adalah panggilan, harus bekerja tuntas penuh tanggung jawab

4) Kerja adalah aktualisasi, harus bekerja keras penuh semangat

5) Kerja adalah ibadah, harus bekerja serius penuh pengabdian

6) Kerja adalah seni, harus beerja kreatif penuh suka cita

(31)

8) Kerja adalah pelayanan, harus bekerja sempurna penuh kerendahan

hati

Aspek pengukuran dalam etos kerja menurut Handoko yaitu

antara lain sebagai berikut:

1) Aspek dari dalam, merupakan aspek penggerak atau pembagi

semangat dari dalam diri individu, minat yang timbul disini

merupakan dorongan yang berasal dari dalam karena kebutuhan

biologis, misalnya keinginan untuk bekerja akan memotivasi aktivitas

mencari kerja.

2) Aspek motif sosial, merupakan aspek yang timbul dari luar manusia,

aspek ini berwujud suatu objek keinginan seseorang yang ada di ruang

lingkup pergaulan manusia. Pada aspek sosial ini peran human

relation akan tampak dan diperlukan dalam usaha untuk

meningkatkan etos kerja karyawan.

3) Aspek persepsi, merupakan aspek yang berhubungan dengan suatu

yang ada pada diri seseorang yang berhubungan dengan perasaan,

misalnya dengan rasa senang, rasa simpati, rasa cemburu, serta

persaan lain yang timbul dalam diri individu. Aspek ini akan

berfungsi sebagai kekuatan yang menyebabkan karyawan memberikan

perhatian atas persepsi pada sistembudaya organisasi dan aktivitas

(32)

Mengingat kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, unsur

penilaian, maka secara garis besar dalam penelitian itu, dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu penilaian positif dan negatif. Berpangkal tolak dari

uraian itu, maka suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan

memiliki etos kerja tinggi, apabila menunjukkan tanda- tanda sebagai

berikut:

1) Memiiki penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.

2) Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat

luhur bagi eksistensi manusia

3) Kerja yang dirasakan sebagai suatu aktivitas yang bermakna bagi

kehidupan manusia.

4) Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan

dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita.

5) Kerja dilakukan dalam bentuk ibadah.

Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat, yang

memiliki etos kerja yang rendah maka akan mewujudkan ciri-ciri yang

sebaliknya yaitu:

1) Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri.

(33)

3) Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memeroleh

kesenangan

4) Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan.

5) Kerja dihayati sebagai bentuk rutinitas hidup.

Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok

masyarakat, akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya, apabila

dikaitkan dengan situasi kehidupan manusia yang membangun, maka etos

kerja yang tinggi akan dijadikan sebagai prasayarat yang mutlak yang

harus ditumbuhkan dalam kehidupan ini. Karena hal itu akan membuka

pandangan dan sikap kepada manusianya untuk menilai tinggi trhadap

kerja keras dan sungguh- sungguh, sehingga dapat mengikis sikap kerja

yang asala- asalan, tidak berorientasi terhadap mutu atau kualitas kerja

yang semestinya.

Menurut Nitisemito, mengatakan bahwa indikasi turun atau

rendahnya semangat dan kegairahan kerja antara lain sebagai berikut:

1) Turun atau rendahnya produktivitas.

2) Tingkat absensi yang tinggi.

3) Labour turn over ( tingat perputaran buruh) yang tinggi.

(34)

5) Kegelisahan dimana-mana.

6) Tuntutan yang sering terjadi.

7) Pemogokan kerja.

Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa etos kerja adalah sikap yang mendasar baik yang

sebelum, proses maupun hasil yang bisa mewarnai manfaat suatu

(35)

3. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam

Latar belakang dari agama yang bertujuan mengantarkan hidup

manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam

telah membentangkan dan merentangkan pola hidup yang ideal dan

praktis. Pola hidup Islami tersebut dengan jelas dalam Al-qur’an dan

terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah SAW, Islam membuka

pintu kerja setiap setiap muslim agar ia dapat memilih amal yang sesuai

dengan kemampuannya, pengalaman, dan pilihannya. Islam tidak

membatasi suatu pekerjaan secara khusus kepada seseorang, kecuali demi

pertimbangan kemaslahatan masyarakat. Islam tidak akan menutup

peluang kerja bagi seseorang kecuali apabila pekerjaan tersebut akan

merusak dirinya atau masyarakat secara fisik ataupun mental, setiap

pekerjaan yang merusak diharamkan oleh Allah.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“ Bekerjalah untuk duniamu seakan – akan kamu hidup selama- lamanya, dan beribadahlah untuk akhirat mu seakan akan kamu mati besok”

Dalam situasi global saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan

etos kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa

menyeimbangi dengan nilai – nilai Islam yang tentunya tidak boleh

(36)

Menurut Al- Ghazali dalam bukunya “ ihya-u ‘Ulumuddin”, pengertian etos kerja adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari

padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan baik. Etos berasal dari

bahasa yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,

sera keyakinan atas sesuatu. Kata kerja berarti usaha, amal, dan apa yang

harus diperbuat. Dalam kamus besar bahasa indonesia etos kerja adalah

semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu

kelompok. Kerja dalam arti luas adalah semua bentuk usaha yang

dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun

hal –hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.

Islam sangat mendorong orang – orang mukmin untuk bekerja

keras, karena pada hakikatnya kehidupan dunia ini merupakan kesempatan

yang tidak akan pernah terulang untuk berbuat kebajikan atau sesuatu yang

bermanfaat bagi orang lain. Ini sekaligus untuk menguji rang – orang

mukmin siapakah diantara mereka yang paling baik dan tekun dalam

bekerja sebagaimana Allah berfirman:QS Al Qashas: 77



(37)

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (al Qashash: 77).”

Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa bekerja

keras merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang yang

mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan

banyaknya perintah Allah dalam Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk

bekerja, salah satu prasayarat untuk terhindarnya umat manusia dari

kerugian yang sangat besar adalah dengan bekerja yaitu melakukan

pekerjaan – pekerjaan yang baik, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut

dengan Amilusshalihat.

Bekerja secara produktif merupakan ciri dan karakteristik seorang

muslim yang terbaik sesuai dengan implementasi hadist nanbi, tangan

diatas (yang memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (yang

menerima), bekerja disamakan dengan jihad fisabilillah.

B. Human Relation

Human relation merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam

instansi atau perusahaan. Penguasaan dalam menciptakan human relation karyawan dalam perusahaan atau instansi akan sangat membantu seorang

pimpinan dalam membantu komunikasi vertikal maupun komunikasi

(38)

Disisi lain human relation karyawan merupakan hubungan manusia yang selalu dibutuhkan oleh karyawan, dimana fungsinya sebagai makhluk

pribadi dan makhluk sosial, kebutuhan akan orang lain untuk bekerjasama

dalam mencapai tujuan hidupnya. Hubungan yang harmonis akan membuat

suasana kerja yang menyenangkan dan hal ini akan mempengaruhi semangat

karyawan dalam menjalankan segala pekerjaannya.

1. Pengertian Human Relation

Menurut Keith Davis, human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam

organisasi. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab

dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang –orang menuju situasi

kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga

dicapai kepuasan ekonomi, psikologi dan sosial.

Hubungan manusia adalah terjemahan dari human relation.

Orang-orang juga ada yang menterjemahan menjadi “ hubungan manusia”

atau juga diterjemahkan “ hubungan antar manusia” yang sebenarnya tidak

salah. Karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya

saja, disini sifat hubungan sesama manusianya tidak seperti orang

berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang – orang

yang berkomunikasi dimana mengandung unsur – unsur kejiwaan yang

(39)

Dikatakan bahwa hubungan manusia itu merupakan suatu

komunikasi karena sifatnya yang orientsi pada perilaku (action oriented), hal ini mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau

prilaku seseorang.

Ada dua pengertian human relation, yakni hubungan manusia dalam arti sempit dan hubungan antar manusia dalam arti yang luas.

1) Hubungan manusia dalam arti sempit

Hubungan manusia dalam arti sempit adalah interaksi antara

seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi ini hanyalah dalam

situasi kerja dan dalam organisasi kerja ( work organization)

2) Hubungan manusia dalam arti luas

Hubungan manusia dalam arti luas adalah interaksi antara

seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua

bidang kehidupan. Jadi hubungan manusia dilakukan dimana saja,bisa

dilakukan di rumah, di jalan, di dalam kendaraan umum (bus, kereta api)

dan sebagainya.

2. Faktor –Faktor Persepsi Interpesonal Dalam Human Relation

Persepsi kita bukan sekedar rekaman peristiwa atau objek.

Komputer hanya mengolah input yang dimasukkan oleh seseorang. Bila

pada kolom dua belas ditulis tujuh, komputer tidak akan mengubahnya

(40)

kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang

budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau

peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli dan persepsi kita tentang

stimuli itu kita sebut persepsi (percept) maka persepsi tidak selalu sama

dengan distal stimuli.

Proses subjektif secara aktif menafsirkan stimuli disebut Fritz

Heider sebagai construktive process. Proses ini meliputi faktor- faktor sosial seperti pengaruh interpesonal, nilai- nilai kultural dan

harapan-harapan yang dipelajari secara sosial, pada persepsi individu, bukan saja

terhadap objek- objek mati tetapi juga pada objek-objek sosial. persepsi

sosial adalah sebagai mempersepsi objek- objek dan peristiwa –

peristiwa sosial. Untuk tidak mengaburkan istilah dan untuk menggaris

bawahi manusia (dan bukan benda) sebagai objek persepsi, disini

menggunakan istilah persepsi interpesonal. Persepsi pada objek selain

manusia disebut persepsi objek.

Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi

interpesonal.

Pertama, pada persepsi objek, stimuli di tangkap oleh alat indra

kita melalui benda –benda fisik seperti gelombang cahaya, gelombag

(41)

stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang- lambang verbal

atau garis yang diampaikan pihak ketiga.

Kedua, bila kita menanggapai objek , kita hanya menanggapi

sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita tidak

pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Pada

persepsi interpesonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak

pada alat indra kita.

Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak beraksi kepada

kita, kita pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dan yang

keempat, objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Perubahan ini kalau

membingungkan kita, akan memberikan informasi yang salah tentang

orang lain.

3. Teknik –Teknik Human Relation

Hubungan manusia dapat dilakukan untuk menghilangkan

hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan

mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Dalam derajat

intensitas yang tinggi, hubungan manusia dilakukan untuk

menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri

seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya.

Dalam kehidupan sehari-hari siapa pun akan menjumpai masalah, ada

(42)

Akan tetapi masalah yang bagaimana pun akan diusahakan

supaya hilang. Orang tidak akan membiarkan dirinya dipusingkan oleh

masalah dan masalah orang yang satu dengan yain lain tidak lah sama.

Misalkan sakit, tidak lulus ujian, lamaran kerja di tolak, mobil rusak atau

kecelakaan, tidak mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan,

permohonan atas sesuatu hal yang tidak diterima, dan lain-lain semua itu

bisa menyebabkan seseorang frustasi.

Orang yang menderita frustasi dapat dilihat dari tingkah lakunya,

ada yang merenung dengan wajah murung, lunglai tak berdaya, putus

asa, mengasingkan diri, mencari dalih untuk menutupi kemampuannya,

mencari kompensasi, berfantasi diri, atau bertingkah laku

kekanak-kanakan. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan dalam

jumlah yang banyak maka akan menganggu jalannya kegiatan

perusahaan dimana akan menjad rintangan bagi tujuan yang hendak

dicapai oleh perusahaan.

Tidaklah bijaksana jika seseorang pemimpin menangani

karyawannya yang frustasi dengan tindakan kekerasan. Disinilah

pentingnya peran hubungan manusia. Dimana dia harus membawa

penderita dari situasi masalah (problem situation) kepada prilaku penyelesaian masalah dalam kegiatan hubungan ini ada teknik yang bisa

digunakan untuk membantu mereka yang sedang menderita frustasi yakni

(43)

konselor bisa dilakukan oleh pemimpin perusahaan, kepala humas, atau

kepala -kepala lainnya(kepala bagian, seksi dan lain-lain).

Tujuan konselling adalah membantu konseli, yakni karyawan

yang menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk

memecahkan masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana

yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalahnya. Dalam

kegiatan hubungan manusia ini terdapat dua jenis konseling, bergantung

pada pendekatan (approach) yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut adalah directive counselling, yakni konselling yang langsung terarah. Dan non directive counseling yakni konseling yang tdak langsung terarah.

Selain dengan konseling, ada beberapa teknik dalam hubungan

antar manusia, antara lain sebagai berikut:

1) Tindak sosial, menurut Max Weber adalah tindakan seorang individu

yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat.

2) Kontak sosial, kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak

dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial.

3) Komunikasi sosial, proses komunikasi terjadi saat kontak sosial

berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau

(44)

Kunci aktivitas human relation adalah motivasi, memotivasikan karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara

memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan

hidup keluarganya sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan

dirinya sendiri dan lain sebagainya. Seseorang memasuki suatu

organisasi karena dia berpikir organisasi akan dapat membantu dia untuk

mencapai tujuannya. Demikian pula para karyawan dimana mereka

bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemimpin organisasi tersebut dapat mengkoordinasikan

aktivitas-aktivitas para karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka

untuk bekerja bersama-sama. Ini semua tertuju kepada sasaran yang

direncanakan, dan disini komunikasi memegang peranan penting.

Human relation seperti ditegaskan dimuka adalah komunikasi persuasif, dengan melaksanakan human relation itu pemimpin organisasi atau pemimpin kelompok melakukan komunikasi dengan karyawannya

secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama,

sehingga hasilnya memuaskan disamping mereka bekerja dengan hati

yang gembira

4. Hambatan Dalam Human Relation

Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya

mempunyai dua sifat yaitu objektif dan subjektif hambatan yang sifatnya

(45)

manusia yang tidak disengaja dan dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin

disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Hambatan yang

bersifat subjektif adalah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga

merupakan gangguan, penentangan terhadap sesuatu usaha komunikasi.

Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena

adanya pertentangan kepentingan, tamak, iri hati, apatisme dan

sebagainya. Faktor kepentingn dan prasangka merupakan faktor yang

paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator

atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau

isinya yang menganggu suatu kepentingan.

Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk

komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan

pendidikan, atau kepentingannya dan seecara acuh tak acuh

mendiscreditkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti,

gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk

kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi,

dinamakan penghindaran komunikasi (evasion of communication).

5. Hubungan Human Relation dengan Etos Kerja

Human relation dengan etos kerja memiliki hubungan yaitu, semakin baik kerja sama yang dilakukan oleh karyawan maka etos kerja

(46)

dikemukakan oleh Menurut Keith Davis, human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam

organisasi. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab

dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang –orang menuju situasi

kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga

dicapai kepuasan ekonomi, psikologi dan sosial.

6. Human Relation Dalam Perspektif Islam

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan, dalam hubungannya dengan

manusia sebagai makhluk sosial manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan

selalu akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena

itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasayarakat dalam

kehidupannya.

Adapun yang dimaksud dengan hubungan antar manusia di dalam

Al- Qur’an adalah adanya penciptaan Allah yang berbeda – beda dalam

kehidupan manusia seperti laki – laki dan perempuan, suku – suku yang

banyak, berbangsa – bangsa yang berbeda – beda, serta warna kulit

yang tidak sama dan berbagai keanekaragama lainnya agar manusia

tersebut saling mengenal satu sama lainnya dan bukan untuk

(47)

bersatu dengan segala perbedaan tersebut untuk menciptakan sebuah

kehidupan yang harmonis yang penuh dengan kedamaian, karena tidak

akan bisa hidup dengan individu mereka sendiri. Sebagaimana Allah

berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13:



”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”

Ayat ini mengisyaratkan bahwa terjalinnya hubungan satu sama

lain di antara sesama manusia merupakan suatu ketetapan dari Allah, dan

hubungan ini berawal dari berbeda-bedanya ciptaan manusia. Sengaja

diciptakan Allah berbeda-beda, laki-laki, perempuan, bersuku suku, dan

berbangsa-bangsa supaya mereka saling mengenal. Hal ini untuk saling

mengisi sehingga terciptakan manusia terbaik.

Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam

kehidupan antar sesama manusia diperlukan adanya sikap untuk saling

mengenal satu sama lain, karena kehidupan manusia terdiri dari berbagai

macam keanekaragaman dan perbedaan, baik dari segi keyakinan atau

(48)

berbeda – beda, dan bangsa. Karena itu dibutuhkan human relation yang baik untuk menjaga dan saling menghormati segala perbedaan yang telah

Allah tetapkan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan harmonis

antara manusia.

C. Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Supardi, lingkungan kerja adalah keadaan sekitar tempat

kerja baik secara fisik maupun nonfisik yang dapat memberikan kesan

yang menyenangkan, mengamankan menentramkan dan betah dalam

bekerja.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor eksternal yang

sangat berpengaruh dalam menunjang hasil kerja yang maksimal dalam

setiap pekerjaan. Apabila lingkungan kerja kurang kondusif maka akan

menyebabkan kinerja tenaga kerja yang akan menurun ini disebabkan

kurangnya motivasi kerja yang muncul dari dalam diri tenaga kerja untuk

bekerja dengan baik.

Lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dan jenis lokasi pekerjaan dimana karyawan beraktivitas. Produktivitas

karyawan dari pekerjaan bergantung pada tempat dan lingkugan karyawan

(49)

sangat serius dan utama karena merupakan rumah kedua setelah tempat

tinggal.

Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan

pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan

sewaktu bekerja. Fasilitas yang dimiliki organisasi merupakan bagian dari

lingkungan kerja yang harus diwujudkan untuk mendukung aktivitas

pekerjaannya.Lingkungan kerja yang tidak kondusif dan kurang

mendukung pelaksanaan aktivitas kerja dari karyawan akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan karyawan terhadap kerjanya.

Begitupun pula dengan ketersediaan fasilitas yang kurang akan

mempengaruhi efektivitas dan efesiensi waktu bekerja.

Lingkungan kerja harus menjadi perhatian mengingat sebahagian

besar waktu tiap harinya dihabiskan ditempat kerja. Lingkungan kerja

yang tidak sesuai dengan akan menyebabkan gangguan bagi tenaga kerja

yang ada di lingkungan kerja tersebut dan pada akhirnya juga akan

mempengaruhi produktivitas.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat diambil pengertian bahwa

keadaan lingkungan sekitar para karyawan bekerja merupakan suatu

tempat yang menentukan para karyawan dalam bekerja perlu diciptakan

suatu lingkungan yang kondusif yang dapat menentramkan dan betah

(50)

2. Konsep Lingkungan Kerja

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan,

tetapi mempunyai pengaruh atas pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan. Pada umumnya lingkungan tidak dapat dikuasai oleh

perusahaan sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa Lingkungan adalah

segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang

senantiasa berkembang. Pengertian lain juga menyebutkan lingkungan

adalah segala hal yang terkait dengan operasional perusahaan dan

bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat berjalan.Lingkungan kerja

yang baik akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan hal

ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi dan cara produksi, sarana dan

peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan

kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.

Lingkungan perusahaan adalah berbagai hal atau berbagai pihak

yang terkait langsung dengan kegiatan sehari hari organisasi, dan

mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan, hingga

denyut nadinya perusahaan.Lingkungan perusahaan banyak sekali

sehingga sulit disebutkan satu persatu, adapun salah satu yang termasuk

dalam lingkungan perusahaan adalah perundang-undangan beserta

(51)

Syarat-syarat untuk dapat bekerja dengan perasaan tentram, aman

dan nyaman mengandung dua faktor utama yaitu faktor fisik dan non fisik.

Menurut Slamet Saksono berpendapat bahwa: “Segala sesuatu yang yang

menyangkut faktor fisik yang menjadi menjadi kewajiban serta tanggung

jawab perusahaan adalah tata ruangan kerja. Tata ruangan kerja yang baik

adalah yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan

keselamatan bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang

kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan

gangguan yang ditimbulkan terhadap karyawan”

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti

yang dikemukakan Sedarmayanti yaitu:

1) Penerangan

Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor

penerangan, begitu pula untuk menunjang kondisi kerja penerangan

memberikan arti yang sangat penting.Salah satu faktor yang penting

dari lingkungan kerja yang dapat memberikan semangat dalam bekerja

adalah penerangan yang baik. Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan

sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan

keletiah mental, perasaan marah dan gangguan fisik lainnya. Dalam

hal penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik

(52)

Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan dalam

bekerja dan tentunya akan meningkatkan produktivitas, selanjutnya

penerangan yang tidak baik dapat memberikan ketidak puasan dalam

bekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena

penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan

dalam melakukan aktivitas.

Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri adalah

sebagai berikut:

a. Sinar cahaya yang cukup.

b. Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.

c. Tidak terdapat kontras yang tajam.

d. Cahaya yang terang

e. Distribusi cahaya yang merata

f. Warna yang sesuai.

2) Suhu Udara

Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang

oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah

suhu udara. Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu

faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar

karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan

(53)

Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja perlu

diperhatikan juga.Bila sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada

dalam ruangan bisa diganti dengan udara yang bersih yang berasal dari

luar ruangan.

Berbicara tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang

menjadi fokus perhatian yaitu kelembaban, suhu udara dan sirkulasi

udara.Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap aktivitas para

pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi dapat bekerja secara

optimal bila keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut akhirnya

dapat menurunkan semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya

konsentrasi dan tingkat stress karyawan. Mengenai kelembaban, suhu

udara dan sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo Wignosubroto

sebagai berikut:

a) Kelembaban

Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung

di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau

dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana

temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan

menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran.

b) Suhu Udara

Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk

(54)

sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut.

Produktivitas manusia akan mencapi tingkat yang paling tinggi

pada temperatur sekitar 24-27ºC.

c) Sirkulasi Udara

Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam

oksigen di dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur

gas-gas lainnya yang membahayakan kesehatan tubuh.Hal ini

diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal.Kotoran

udara disekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan.

Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan mempengaruhi kesehatan

tubuh dan akan cepat membut tubuh kita lelah. Sirkulasi udara

dengan memberikan ventilasi cukup akan membantu penggantian

udara kotor dengan udara bersih.

3) Bising

Untuk meningkatkan produktivitas kerja suara yang

mengganggu perlu dikurangi. Di lingkungan Call Center Telkomsel

suasana tenang sangat diperlukan karena pada saat officer online

melayani pelanggan harus terbebas dari suara lain yang bisa terdengar

oleh pelanggan. Suara bising ditimbulkan dari suara para officer yang

online pada saat bersamaan dalam satu ruangan bisa mengganggu

(55)

Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja,

untuk itu suara-suara ribut harus diusahakan berkurang.Turunya

konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak

pada meningkatnya stres karyawan.

Menurut Sedarmayanti ada tiga aspek yang menentukan kualitas

suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap

manusia, yaitu

a. Lama bunyi

Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga kita

mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi

pendengaran (tuli).

b. Intensitas kebisingan

Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang

menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas

pendengaran manusia mencapai 70 desibel.

c. Frekuensi

Frekuensi suara menunjukan jumlah dari

(56)

detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz

(HZ).

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa telinga manusia

memiliki batasan dalam pendengaran. Batas pendengaran manusia

mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas

tersebut maka konsentasi manusia akan mudah kabur.

Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat

kerja tetap stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.

4) Penggunaan Warna

Warna ruangan mempunyai pengaruh terhadap gairah kerja dan

semangat para karyawan.Warna ini berpengaruh terhadap kemampuan

mata melihat objek dan memberi efek psikologis kepada para karyawan

karena warna mempuyai pengaruh besar terhadap perasaan

seseorang.Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa

senang, ceria atau sumpek dan lain-lain.

Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka perusahaan

harus memperhatikan penggunaan warna agar dapat mempengaruhi

semangat dan gairah kerja para karyawannya.Untuk ruang kerja

hendaknya dipilih warna-warna yang dingin atau lembut, misalnya

coklat, krem, putih, hijau muda dan sebagainya.Sebagai contoh adalah

warna putih, warna putih dapat memberikan kesan ruangan yang sempit

(57)

Sebenarnya bukan warna saja yang harus diperhatikan tapi

komposisinya juga harus diperhatikan.Hal ini disebabkan komposisi

warna yang salah dapat mengganggu pemadangan sehingga

menimbulkan rasa kurang menyenangkan atau bosan bagi yang

melihat.Rasa menyenangkan atau bosan dapat mempengaruhi semangat

kerja karyawan.

Komposisi warna yang ideal menurut Alex S Nitisemito, terdiri

dari:

a. Warna primer (merah, biru, kuning). Kalau dijajarkan tanpa antara

akan tampak keras dan tidak harmonis serta tidak bisa dijajarkan

dengan yang lain sehingga tidak sedap dipandang.

b. Warna sekunder (oranye, hijau, violet). Kalau dijajarkan akan

menimbulkan kesan yang harmonis, sedap dipandang mata.

c. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang

berada dihadapannya akan menimbulkan warna-warna

komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali dipandang

mata.

d. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang

terdapat disampingnya akan merusak salah satu dari warna tersebut

dan akan terkesan suram.

Komposisi warna sangat berpengaruh terhadap kenyamanan

(58)

dan sumpek sehingga mengurangi kenyamanan dalam bekerja sehingga

semangat kerja akan menurun yang dapat mengganggu produktivitas

kerja.

5) Ruang Gerak

Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat

mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi

semua karyawan yang bekerja di dalamnya.Barang-barang yang

diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa

sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap para karyawan.

Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu-lalang para karyawan

hendaknya tidak dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang

tidak pada tempatnya.Dalam ruangan kerja hedaknya ditempatkan

tempat sampah sehingga kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga.

Ruang kerja hendaknya di desain sedemikian rupa sehingga

memberikan kesan nyaman bagi para karyawan.Untuk itu ruangan kerja

harus ditata mengacu kepada aliran kerja sehingga meningkatkan

efesiensi dan memudahkan koordinasi antar para karyawan. Perusahaan

yang baik akan selalu menyediakan berbagai sarana yang memadai, hal

ini dimaksudkan agar para karyawan merasa senang dan betah di

ruangan kerja.

Menurut Sofyan Assauri mengemukakan bahwa: “Agar para

(59)

karyawan perlu diberikan ruangan yang memadai. Terlalu sempit ruang

gerak akan menghambat proses kerja para karyawan. Sebaliknya

ruangan kerja yang besar merupakan pemborosan ruangan”

Dari pendapat di atas mengenai ruang gerak yang ideal adalah

ruang yang leluasa sehingga dapat membantu kelancaran kerja para

karyawan. Ruangan yang sempit akan mengakibatkan lalu-lintas di

tempat kerja menjadi semrawut, sehingga karyawan akan kehilangan

semangat dalam bekerja. Perusahaan yang memiliki ruang kerja belum

tentu mampu meningkatkan gairah para karyawannya, karena tanpa tata

ruang yang baik akan menghambat proses kerja.

6) Keamanan Bekerja

Keamanan yang diciptakan suatu perusahaan akan mewujudkan

pemeliharaan karyawan dengan baik, namun keamanan bekerja ini

tidak bisa diciptakan oleh pimpinan perusahaan. Keamanan bekerja

akan tercipta bila semua elemen yang ada di perusahaan secara

bahu-membahu menciptakan kondisi keamanan yang stabil.

Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus

diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang

digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Lingkungan kerja harus

memenuhi syarat-syarat keamanan dari orang-orang yang berniat jahat

dan ruangan kerja yang aman dari aktivitas tamu dan pergerakan

(60)

Tentang keselamatan kerja ini sudah ada peraturannya, yang

harus dipatuhi oleh setiap perusahaan. Artinya setiap perusahaan

menyediakan alat keselamatan kerja, melatih penggunaanya. Hal ini

dimaksudkan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.

Alex S Nitisemit berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat

memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam bekerja maka akan

timbul semangat kerja dan gairah kerja”.

Pendapat mengenai keamanan bekerja di atas menggambarkan

bahwa perusahaan bertanggung jawab akan kondisi karyawannya.

Dorongan psikologis para karyawan dalam berkerja yang berupa rasa

aman dan nyaman sangat mempengaruhi konsenntrasi dalam bekerja.

Konsentrasi yang tidak mendukung akan mengakibatkan semangat dan

gairah menurun sehingga mengurangi produktivitas kerja.

4. Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

a. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hbungan dengan atasan

maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan

bawahan.

Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang

(61)

memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah

suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.

Jadi lingkungan kerja non fisik juga merupakan kelompok lingkungan

kerja yang tidak bisa diabaikan.

1) Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap

kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain

status keluarga, jumlah keluarga, tingkat kesejahteraan dan

lain-lain.

2) Faktor status sosial

Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula

kewewnangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan.

3) Faktor hubungan kerja dalam organisasi

Hubungan kerja yang ada dalam organisasi adalah

hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara

karyawan dengan atasan.

(62)

Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila

ada komunikasi yang baik diantara anggota organisasi adanya

komunikasi akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti

sat sama lain dapat menghilangkan perselisihan salah faham.

b. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai

atau karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

1) Faktor lingkungan tata ruang kerja

Tata ruang kerja yang baik akan mendukung

terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan

maupun dengan atasan karena akan mempermudah mobilitas bagi

karyawan untuk bertemu. Tata ruang yang tidak baik akan

membuat ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga menurunkan

kinerja.

2) Faktor kebersihan dan kerapian ruang kerja

Ruang kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan

menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja. Hal ini akan

meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai dan secara tidak

(63)

Kondisi lingkungan yang sehat dan aman merupakan

dambaan setiap orang yang akan lebih baik apabila ditunjang

dengan kondisi perusahaan yang baik dan peralatan yang memadai

maka akan menjadikan kinerja pegawai baik.

5. Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Ishak dan Tanjung , manfaat lingkungan kerja adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja

meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan

orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan

tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan

dalam skala waktu yagn ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh

individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak

pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

6. Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja

Lingkungan kerja dalam perusahaan sangat erat hubungannya

dengan etos kerja hal tersebut dikarenakan semakin baik lingkungan kerja

yang ditempati karyawan maka etos kerja yang dikeluarkan juga semakin

baik, sesuai dengan teori, Alex S Nitisemit berpendapat bahwa “Apabila

perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam

bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”.

Pendapat mengenai keamanan bekerja di atas menggambarkan

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 4.1Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.2Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.3Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dengan motivasi kerja pada

Dalam rangka penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Human Relation ( Hubungan Antar Manusia ) dan Disiplin Kerja Terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dan etos kerja dengan kepuasan kerja, terdapat hubungan antara iklim

Hasil analisis menunjukkan Human Relation tidak memberikan pengaruh terhadap etos kerja di kantor cabang Bank Bukopin Syariah Surabaya, sedangkan kondisi fisik

1) Melakukan perhitungan hasil kuesioner variabel Human Relation (hubungan antar manusia), lingkungan kerja fisik dan etos kerja karyawan. 2) Melakukan uji validitas dan

Pengaruh Human Relation Hubungan Antar Manusia Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Etos Kerja Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara Cabang Cemara Medan.. Journal Economy And

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sekaligus untuk melihat pengaruh signifikan Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Kondisi Lingkungan Kerja baik secara parsial maupun

Pengaruh Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Etos Kerja Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara Cabang Cemara Medan.. Journal Economy