HUBUNGAN HUMAN RELATION DAN LINGKUNGAN
KERJA DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN DI
PT MITRA KERINCI SOLOK SELATAN
Skripsi
DiajukanKepadaFakultasEkonomi Dan Bisnis IslamSebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
PadaProdiEkonomiSyariah
Oleh :
ULFA MEI MEZRI NIM : 1313060438
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ABSTRAK
Ulfa Mei Mezri, NIM : 1313060438, dengan judul skripsi “Hubungan
Human Relation dan Lingkungan Kerja Dengan Etos Keja Karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan”. Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Tahun 2017.
Latar belakang masalah dalam penelitian ini etos kerja karyawan. Etos kerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan, semakin baik etos kerja karyawan maka tujuan perusahaan akan tercapai dengan sempurna, sedangkan semakin buruk etos kerja karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik. Etos kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah human relation dan lingkungan kerja itu sendiri.
Metode yang digunakan berupa metode survei melalui penyebaran kuesioner. Dari populasi sejumlah 1500 orang, dengan menggunakan teknik sampel acak proposional, diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis Korelasi pearson produck moment. Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen terhadap dependen.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan human relation dan Lingkungan Kerja terhadap Etos Kerja karyawan di PT. Mitra Kerinci. lingkungan kerja merupakan lingkungan yang terbentuk dari penerapan hubungan antar manusia. Human relation mengandung arti suatu komunikasi karena sifatnya yang orientasi pada perilaku. Oleh sebab itu, organisasi selayaknya harus memberikan kebebasan bagi karyawan untuk berkomunikasi agar mereka mampu bekerjasama dengan baik dalam pekerjaan mereka. Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan di Solok Selatan.
Hasil perhitungan koefisien determinasi total menunjukkan bahwa 47,7% perubahan variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 52,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, Human Relation memiliki hubungan yang sedang dan signifikan terhadap etos kerja karyawan dengan nilai koefesien sebesar 0,400 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Lingkungan Kerja memiliki hubungan yang rendah dan signifikan terhadap Etos Kerja karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,282 dengan nilai signifikan 0.006 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
KATA PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyeBut nama tuhanmu
dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan tuhanmulah yang maha mulia
yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya (Qs : al-‘alaQ 1-5)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan Hidup yang sudah menjadi takdirku, Sedih, bahagia dan bertemu orang-orang
Yang memberiku sejuta pengalaman
Bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku Kubersujud dihadapanMu,
Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku
Segala puji bagi Mu ya Allah, Alhamdulillah...
Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Tuhan yang Maha Agung Nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, Atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa
Berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani Kehidupan ini,
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal Bagiku untuk meraih cita-cita besarku...Aamiin...
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan ibunda tercinta(my hero n my angel) Yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat,
Doa, dorongan, nasehat dan kasih sayannkk serta, Pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
Menjalani setiap rintangan yang ada didepanku Ayah...ibu...
Terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk Membalas semua pengorbanan mu...
Dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan Segala perasaan tanpa kenal lelah,
Dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya... Maafkan anakmu ini ayah, ibu, hingga saat ini
Masih saja menyusahkan kalian... Terima kasiH Ya Allah telah Engkau
Tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu Ikhlas menjagaku, membimbing ku dan mendidikku
dengan penuh kasih sayang, ya Allah
berikanlah balasan setimpal Syurga Firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya
sengat hawa api nerakaMu....
untukmu Ayah (Syafrion) dan Ibunda (Indramawati) terima kasih, we always love you..dari anak gadismu, putri kecilmu dulu sekarang telah tumbuh menjadi
seorang gadis yang penuh cita-cita dan ambisi.. semoga apa yang telah kita cita-citakan selama ini
dapat tercapai..aamiin....
terim ksih juga buat adik satu-satunya,
teman bertengkar, teman curhat, teman berbagi kesedihan, walaupun seringkali menyebalkan, but thanks for you
my little brother (Afwal Junistro)
semoga selalu menjadi pelindung kakak, ayah, ibu n keluarga. Doakan selalu kakakmu ini semoga bisa mewujudkan
Apa yang selama ini kita impikan..aamiin....
Terima kasih juga buat, kak fira, uda ii, uda dodi, uni titi , Kak uli, kak dian, kak befi, jauz dan alqaf
Yang telah memberikan dukungan selama ini... Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri
Tanpa melibatkan Tuhan dan Orang lain, Spesial for thanks kepada BFF MIFANASAVIEZA Makasih atas semua kebersamaan kita selama 4 tahun ini
Tanpa kalian upa bukan siapa-siapa yang tak akan menjadi apa-apa. Buat Saudara sekaligus sahabatku selama berada di Padang, For thanks my friend seperjuangan, rovi, roza, rahmi, tesya, dina,
labo, domi,Ari, sugi, denda, nurlita (culit), liza, ikhsan, dan seluruh teman-teman Ekonomi Islam angkatan 2013
yang tidak bisa disebutkan namanya 1/1. For thanks teman- teman kost villa Ladis, Anis, Lia,
Fitri, Ana, Windi, Mbak dewi, Resti, Mita.
Terimakasih juga buat semua Senior yang telah membantu sekaligus Memberikan masukan dan motivasi, bng Zaipul Akbar, SE,
Romi Saputra, SE Bng wahyu, bng adenda, bng joni, bng deki, bng remon, bng afif, kak tika,kak dwi, kak warida,
dan seluruh senior Ekonomi Syariah yang tidak bisa disebutkan 1/1 namanya. Thanks for all....we love you....
Spesial thanks for keluarga Koto Panjang, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan,
makasih telah menjadi keluarga kedua bagi upa, keluarga KKN, Bng je, kak yet, ibu, bapak, n teman” kkn ima, erman, mita n revo
Semoga kita sama-sama sukses buat kedepan nantinya. Spesial buat teman-teman dan adek- adek
KSEI, Semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat wisuda. Aamiinn...
Spesial thans buat seseorang yang masih ada direlung hati, Percayalah bahwa hanya ada satu namamu
yang selalu kusebut- sebut dalam benih-benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud,
InsyaAllah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai,
Untuk jutaan impian yang akan dikejar, Untuk sebuah pengharapan, Agar hidup jauh lebih bermakna,
Hidup tanpa mimpi bagaikan air sungai mengalir tanpa tujuan, Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya..
do the best, be good, then you will the best
“lakukan yang terbaik, bersikap baik, maka kamu akan menjadi yang terbaik” Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata
Ini yang dapat kupersembahkan kepada kalian semua... Terims kasih beribu terimakasih kuucapkan....
Tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.. Sampai Skripsi ini kupersembahkan....
By , ULFA MEI MEZRI
Padang, 29 Agustus 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Hubungan Human Relation dan Lingkungan Kerja Dengan Etos Kerja Karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan”. Shalawat beserta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia,
dengan sebagai contoh suru tauladan dalam kehidupan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terikait, yang teristemewa
buat ayahanda Syafrion dan ibunda Indramawati yang telah memberikan doa dan dorongan serta semangat yang tiada hentinya kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.Terima kasih buat seluruh keluarga
besar atas dukungan dan motivasinya. Semoga Allah membalasnya dengan
pahala yang berlipat ganda.
Secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan
1. Bapak Rektor, Dr. H. Eka Putra Wirman, MA, Bapak Wakil Rektor Universitas Islam Negeri
2. Bapak Dekan, H. Ahnmad Wira, M.Ag, M.Si, Ph.D Bapak/Ibu wakil Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN IB Padang.
3. Bapak ketua Prodi Ekonomi Syariah Toni Iswadi SE, MM, Ak. Dan Bapak sekrataris Prodi Ekonomi SyariahH. Hari Candra, MA.
4. Bapak/Ibu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan BapaK/Ibu
pegawai akademik mahasiswa (AKAMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, dan Bapak/Ibu Staf dan Karyawan Perpustakaan Institut Universitas
Islam Negeri.
5. Bapak Irsadunas, SE, M.SI selaku pembimbing 1 dan Ibu Yenti Afrida, M.Ag selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, memberi arahan, dan sumbangan pemikiran
sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Dosen Penasehat Akademik (PA) Ibuk Novia Indriani, SE., M.SI yang telah memberikan ilmu, dukungan dan arahannya selama masa
perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini
Ucapan terimaksih penulis kepada semua pihak yang telah
membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Dalam
bahkan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan
yang membangun dari berbagai pihak dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Rabbal’alamiin
Padang , 16 Agustus 2017
Ulfa Mei Mezri 1313060438
DAFTAR ISI
Hal PERNYATAAN KEORISINILAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR .viii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Batasan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 6
E. Manfaat Penelitian 6
F. Ruang Lingkup Penelitian 7
G. Sistematika Penulisan 7
A. Etos Kerja 9
1. Pengertian Etos Kerja 10
2. Aspek – Aspek Pengukuran Etos Kerja 11
3. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam 15
B. Human Relation 17
1. Pengertian Human Relation 18
2. Faktor – Faktor Persepsi Interpesonal Dalam Human Relation 20
3. Teknik – Teknik Human Relation 21
4. Hambatan Dalam Human Relation 25
5. Hubungan Human Relation dengan Etos Kerja 26
6. Human Relation Dalam Perspektif Islam 26
C. Lingkungan Kerja 28
1. Pengertian Lingkungan Kerja 28
2. Konsep Lingkungan Kerja 29
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 31
4. Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 39
a. Lingkungan Kerja Non Fisik 39
b. Lingkungan Kerja Fisik 41
5. Manfaat Lingkungan Kerja 42
D. Kerangka Berpikir 42
E. Hipotesis 43
F. Penelitian Relevan 44
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian 47
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian 47
1. Jenis Penelitian 47
2. Pendekatan Penelitian 47
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 48
D. Populasi dan Sampel 49
E. Defenisi Operasional 51
F. Hasil Analisis Deskriptif Penelitian 52
1. Deskriptif Responden 52
2. Deskriptif Variabel Penelitian 54
G. Instrumen Penelitian 55
1. Jenis Instrumen 55
2. Uji Instrumen 56
H. Teknik Pengumpulan Data 57
I. Metode Analisis Data 59
2. Koefesien Determinan (R2) 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Mitra Kerinci 61
B. Struktur Organisasi PT. Mitra Kerinci 63
C. Visi dan Misi PT. Mitra Kerinci 64
D. Hasil Analisis Deskriptif 65
1. Deskriptif Karakter Responden 65
2. Deskriptiv Variabel Penelitian 67
E. Hasil Analisis Data 71
1. Uji Instrumen Penelitian 71
2. Uji Analisis Data 74
F. Analisa 76
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan 80
B. Saran 81
DAFTAR TABEL
Hal
1. Tabel 1.1 hasil produksi PT.Mitra Kerinci 2
2. Tabel 3.1 Rentang Skala TCR 54
3. Tabel 3.2 Klasifikasi Koefesien Korelasi 59
4. Tabel 4.1 Distribusi responden menurut jenis kelamin 65
5. Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan usia 66
6. Tabel 4.3 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan 67
7. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi variabel human relation 68
8. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi variabel lingkungan kerja 69
9. Tabel 4.6 Distribusi frekuensi variabel etos kerja 70
10. Tabel 4.7 Hasil uji validitas human relation 71
11. Tabel 4.8 Hasil uji validitas lingkungan kerja 72
12. Tabel 4.9 Hasil uji validitas etos kerja 72
14. Tabel 4.11 Hasil Koefesien korelasi 74
15. Tabel 4.12 Hasil Model Summary(R2) 76
DAFTAR GAMBAR
Hal
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan pada hakikatnya sekelompok manusia yang saling
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dari hal tersebut kita mengetahui bahwa pentingnya etos kerja
karyawan dalam sebuah perusahaan. Karyawan merupakan kunci utama
Sesuai dengan pengertian etos kerja itu sendiri yaitu totalitas
kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan, memandang,
meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang menjadi ciri
khas untuk bekeja dan meraih hasil yang optimal.
Etos kerja ini dapat terbentuk apabila seorang karyawan memiliki
keinginan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang
memuaskan atau hasil yang maksimal. Etos kerja ini harus dimiliki oleh setiap
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat bekerja
dengan baik dan efektif. Apabila dalam suatu perusahaan karyawannya
memiliki etos kerja yang rendah ketika melakukan pekerjaannya maka
perusahaan itu akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh karyawan
tidak bekerja dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.
Sebaliknya dengan etos kerja yang tinggi dapat membantu
meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan memberikan hasil kerja yang
optimal baik secara kualitatif maupun kuantitativ, dengan hasil yang
maksimal dari etos kerja ini secara langsung dapat mempengaruhi kinerja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka selanjutnya.
Tabel 1.1
Data hasil produksi PT Mitra Kerinci tahun 2012 – 2016. Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Penjualan (ribuan rupiah) 9.574.329 14.464.455 25.475.303 28.377.195 36.731.912
Pucuk basah (kg) 7.863.406 12.243.758 14.434.397 14.390.545 18.000.000
Teh jadi (kg) 1.726.048 2.751.333 3.536.279 3.359.359 4.104.000
rupiah)
Harga jual rata-rata(rp/kg) 5.523 6.323 6.777 8.382 8.872
Sumber: laporan Mananajemen PT Mitra Kerinci tahun 2016
Dilihat dari hasil produksi PT Mitra Kerinci dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016, ini dapat disimpulkan bahwa karyawan PT Mitra kerinci
telah memiliki etos kerja yang tinggi, etos kerja karyawan yang tinggi akan
mendapatkan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya etos
kerja antara lain adalah hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan
(human relation), situasi dan kondisi lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, keadaan sosial lingkungan
kerja, perhatian kepada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri
dilingkungan kerja.
Human relation merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi dalam perusahaan atau instansi, penguasaan dalam menciptakan
human relation karyawan dalam perusahaan atau instansi akan sangat membantu seorang pimpinan dalam membantu komunikasi vertikal maupun
komunikasi horizontal. Hubungan yang harmonis akan membuat suasana
kerja yang menyenangkan dan akan mempengaruhi semangat karyawan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Pengertian human relation menurut munasef adalah segala hubungan-hubungan baik formal maupun nonformal yang dijalankan oleh
usaha untuk memupuk kerja sama yang intim dan selaras guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan atau instansi
merupakan hak yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan
tingkat kepuasan kerja karyawan, ini menjelaskan bahwa situasi ingkungan
perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antar karyawan satu
dengan karyawan yang lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja
dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam
menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia (human relation) dalam instansi merupakan hal yang penting karena itu merupakan jembatan antar
karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya selain
memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau instansi juga
harus memperhatikan yang ada diluar perusahaan atau instansi yang disebut
dengan kondisi lingkungan kerja, kondisi lingkungan kerja yang
menyenangkan terlebih lagi pada masa-masa jam kerja, itu akan memperbaiki
moral pegawai dan kesungguhan kerja. Peralatan yang baik, perlindungan
terhadap bahaya, karyawan yang cukup, dan keberhasilan bukan saja dapat
meningkatkan efesiensi.
Pada saat peneliti melakukan survei awal ke PT Mitra kerinci ada hal
menarik yang peneliti temukan, karyawan PT Mitra kerinci merupakan
tersebut PT Mitra kerinci masih bisa menghasilkan produksi yang maksimal.
Ini pasti bukanlah hal yang mudah, ditambah lagi dengan kondisi lingkungan
yang mengharuskan mereka hidup bersama. Melalui fenomena yang ada di
lapangan dan masalah yang sedang terjadi itulah alasan kenapa peneliti
memilih objek penelitian di PT Mitra Kerinci.
Peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana hubungan human relation dan lingkungan kerja dengan etos kerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengadakan
penelitian dengan mengambil judul: “Hubungan Human Relation dan Lingkungan kerja Dengan Etos Kerja Karyawan di PT Mitra Kerinci Solok Selatan.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan tentang
masalah-masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu:
1. Bagaimana hubungan Human Relation dengan Etos Kerja karyawan ?
2. Bagaimana hubungan Lingkungan kerja dengan Etos Kerja karyawan ?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di PT Mitra Kerinsci unit Kebun Teh,
2. Adapun variabel yang diteliti meliputi human relation dan lingkungan kerja.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar dapat mengarah ke sasaran dan mendapat
hasil yang diharapkan, adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan Human Relation dengan Etos Kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui hubungan Lingkungan kerja dengan Etos Kerja
karyawan.
E. Manfaat Penelitian
Disamping hendak mencapai tujuan yang diharapkan dengan
melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan atau instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada perusahaan atau instansi sebagai sumbangan pemikiran dan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang
berhubungan dengan usaha peningkatan etos kerja karyawan khususnya
dalam masalah human relation (hubungan antar manusia) dan kondisi
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapakan dapat untuk mengetahui kenyataan yang
terjadi dan menagamati peramasalahan yang diahadapi perusahaan atau
instansi, setelah itu penulis mencoba untuk memberikan alternative
pemecahannya sesuai dengan teori yang telah diperoleh.
3. Bagi Akademisi
Bagi kalangan akademisi penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian serupa dimasa yang akan
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk lebih terarahnya pembahasan dan agar tercapai sasaran yang
hendak dituju, maka ruang lingkup pembahasan perlu ditetapkan. Sehimgga
dalam penulisan ini penulis akan memberi batasan, yaitu penelitian ini hanya
dilakukan di PT.Mitra Kerinci dengan data primer yaitu pembagian angket
atau koesioner hanya pada karyawan saja.
G. Sistmematika Penulisan
Untuk dapat menyapaikan gambaran yang jelas mengenai penelitian
ini, maka disusunlah suatu sistematika yang berisi informasi-informasi dan
hal-hal yang dibahs tiap bab.
Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB 1: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, dan batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, penelitan
terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini berisi landasan teori sebagai kerangka acuan pemikiran
dalam berbagai literature, serta berisi tentang penelitian terdahulu yang terkait
Bab III : Metodologi Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian beberap variabel
penelitian yang sudah ditentukan, jumlah sampel yang diteliti, jenis sumber
data, cara pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan untuk
menguji kebenaran penelitian ini.
BAB IV: Pembahasan Dan Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum PT Mitra
Kerinci, hasil pengolahan data, hasil analisis dan pembahasannya.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan hasil pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI A. Etos Kerja
Setiap organisasiatau perusahaan yang selalu ingin maju, akan
melibatkan anggotanya untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya
setiap organisasi harus memiliki etos kerja.
1. Pengertian Etos Kerja
Menurut Tasmara, etos kerja adalah suatu totalitas kepribadian dari
individu serta cara individu mengekspresikan, memandang, meyakini dan
memberikan makna terhadap suatu yang mendorong individu untuk
bertindak dan meraih hasil yang optimal (hight performance).
Menurut Bob Black dalam Iga Manuati Dewi, etos kerja adalah
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan
yang ingin dipenuhinya.
Menurut Chaplin, etos kerja adalah watak atau karakter suatu
kelompok nasional atau rasial tertentu. Etos kerja dalam suatu perusahaan
tidak akan muncul begitu saja, akan tetatpi harus diupayakan dengan
semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem dan alat-alat
pendukung.
Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu
sikap, maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna
sebagai aspek evaluatif yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam
memberikan penilaian terhadap kerja. Etos kerja yang baik dalam
perusahaan dapat membantu karyawan untuk memahami bagaimana cara
mereka bekerja menjalankan tugasnya. Etos kerja merupakan suatu
perasaan, pembicaraan serta tindakan manusia yang bekerja di dalam
perusahaan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang ada didalam
perusahaan termasuk didalamnya cara berfikir, bersikap dan bertingkah
laku dipengaruhi oleh etos kerja yang ada di perusahaan. Berdasarkan
uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etos kerja adalah totalitas
kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan,
memandang, meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi kebiasaan yang
menjadi ciri khas untuk bertindak dan meraih hasil kerja yang optimal.
Selain itu dari uraian diatas terdapat beberapa pengertian etos
kerja, antara lain sebagai berikut:
1) Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tigkah laku bagi seseorang,
2) Etos kerja merupakan prilaku khas suatu komunitas atau organisasi,
mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit
dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode prilaku, sikap-sikap,
aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan
standar-standar.
3) Sehimpunan prilaku positif yang lahir sebagai buah keyakinan
fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja
yang integral.
2. Aspek –Aspek Pengukuran Etos Kerja
Paradigma kerja yang profesional menurut Onong Uchjana Effendy
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Kerja adalah rahmat, harus bekerja tulus penuh syukur
2) Kerja adalah amanah, harus bekerja benar penuh integritas
3) Kerja adalah panggilan, harus bekerja tuntas penuh tanggung jawab
4) Kerja adalah aktualisasi, harus bekerja keras penuh semangat
5) Kerja adalah ibadah, harus bekerja serius penuh pengabdian
6) Kerja adalah seni, harus beerja kreatif penuh suka cita
8) Kerja adalah pelayanan, harus bekerja sempurna penuh kerendahan
hati
Aspek pengukuran dalam etos kerja menurut Handoko yaitu
antara lain sebagai berikut:
1) Aspek dari dalam, merupakan aspek penggerak atau pembagi
semangat dari dalam diri individu, minat yang timbul disini
merupakan dorongan yang berasal dari dalam karena kebutuhan
biologis, misalnya keinginan untuk bekerja akan memotivasi aktivitas
mencari kerja.
2) Aspek motif sosial, merupakan aspek yang timbul dari luar manusia,
aspek ini berwujud suatu objek keinginan seseorang yang ada di ruang
lingkup pergaulan manusia. Pada aspek sosial ini peran human
relation akan tampak dan diperlukan dalam usaha untuk
meningkatkan etos kerja karyawan.
3) Aspek persepsi, merupakan aspek yang berhubungan dengan suatu
yang ada pada diri seseorang yang berhubungan dengan perasaan,
misalnya dengan rasa senang, rasa simpati, rasa cemburu, serta
persaan lain yang timbul dalam diri individu. Aspek ini akan
berfungsi sebagai kekuatan yang menyebabkan karyawan memberikan
perhatian atas persepsi pada sistembudaya organisasi dan aktivitas
Mengingat kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, unsur
penilaian, maka secara garis besar dalam penelitian itu, dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu penilaian positif dan negatif. Berpangkal tolak dari
uraian itu, maka suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan
memiliki etos kerja tinggi, apabila menunjukkan tanda- tanda sebagai
berikut:
1) Memiiki penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.
2) Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat
luhur bagi eksistensi manusia
3) Kerja yang dirasakan sebagai suatu aktivitas yang bermakna bagi
kehidupan manusia.
4) Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan
dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita.
5) Kerja dilakukan dalam bentuk ibadah.
Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat, yang
memiliki etos kerja yang rendah maka akan mewujudkan ciri-ciri yang
sebaliknya yaitu:
1) Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri.
3) Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memeroleh
kesenangan
4) Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan.
5) Kerja dihayati sebagai bentuk rutinitas hidup.
Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok
masyarakat, akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya, apabila
dikaitkan dengan situasi kehidupan manusia yang membangun, maka etos
kerja yang tinggi akan dijadikan sebagai prasayarat yang mutlak yang
harus ditumbuhkan dalam kehidupan ini. Karena hal itu akan membuka
pandangan dan sikap kepada manusianya untuk menilai tinggi trhadap
kerja keras dan sungguh- sungguh, sehingga dapat mengikis sikap kerja
yang asala- asalan, tidak berorientasi terhadap mutu atau kualitas kerja
yang semestinya.
Menurut Nitisemito, mengatakan bahwa indikasi turun atau
rendahnya semangat dan kegairahan kerja antara lain sebagai berikut:
1) Turun atau rendahnya produktivitas.
2) Tingkat absensi yang tinggi.
3) Labour turn over ( tingat perputaran buruh) yang tinggi.
5) Kegelisahan dimana-mana.
6) Tuntutan yang sering terjadi.
7) Pemogokan kerja.
Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa etos kerja adalah sikap yang mendasar baik yang
sebelum, proses maupun hasil yang bisa mewarnai manfaat suatu
3. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam
Latar belakang dari agama yang bertujuan mengantarkan hidup
manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam
telah membentangkan dan merentangkan pola hidup yang ideal dan
praktis. Pola hidup Islami tersebut dengan jelas dalam Al-qur’an dan
terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah SAW, Islam membuka
pintu kerja setiap setiap muslim agar ia dapat memilih amal yang sesuai
dengan kemampuannya, pengalaman, dan pilihannya. Islam tidak
membatasi suatu pekerjaan secara khusus kepada seseorang, kecuali demi
pertimbangan kemaslahatan masyarakat. Islam tidak akan menutup
peluang kerja bagi seseorang kecuali apabila pekerjaan tersebut akan
merusak dirinya atau masyarakat secara fisik ataupun mental, setiap
pekerjaan yang merusak diharamkan oleh Allah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“ Bekerjalah untuk duniamu seakan – akan kamu hidup selama- lamanya, dan beribadahlah untuk akhirat mu seakan akan kamu mati besok”
Dalam situasi global saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan
etos kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa
menyeimbangi dengan nilai – nilai Islam yang tentunya tidak boleh
Menurut Al- Ghazali dalam bukunya “ ihya-u ‘Ulumuddin”, pengertian etos kerja adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan baik. Etos berasal dari
bahasa yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,
sera keyakinan atas sesuatu. Kata kerja berarti usaha, amal, dan apa yang
harus diperbuat. Dalam kamus besar bahasa indonesia etos kerja adalah
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Kerja dalam arti luas adalah semua bentuk usaha yang
dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun
hal –hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Islam sangat mendorong orang – orang mukmin untuk bekerja
keras, karena pada hakikatnya kehidupan dunia ini merupakan kesempatan
yang tidak akan pernah terulang untuk berbuat kebajikan atau sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain. Ini sekaligus untuk menguji rang – orang
mukmin siapakah diantara mereka yang paling baik dan tekun dalam
bekerja sebagaimana Allah berfirman:QS Al Qashas: 77
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (al Qashash: 77).”
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa bekerja
keras merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang yang
mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya perintah Allah dalam Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk
bekerja, salah satu prasayarat untuk terhindarnya umat manusia dari
kerugian yang sangat besar adalah dengan bekerja yaitu melakukan
pekerjaan – pekerjaan yang baik, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut
dengan Amilusshalihat.
Bekerja secara produktif merupakan ciri dan karakteristik seorang
muslim yang terbaik sesuai dengan implementasi hadist nanbi, tangan
diatas (yang memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (yang
menerima), bekerja disamakan dengan jihad fisabilillah.
B. Human Relation
Human relation merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam
instansi atau perusahaan. Penguasaan dalam menciptakan human relation karyawan dalam perusahaan atau instansi akan sangat membantu seorang
pimpinan dalam membantu komunikasi vertikal maupun komunikasi
Disisi lain human relation karyawan merupakan hubungan manusia yang selalu dibutuhkan oleh karyawan, dimana fungsinya sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial, kebutuhan akan orang lain untuk bekerjasama
dalam mencapai tujuan hidupnya. Hubungan yang harmonis akan membuat
suasana kerja yang menyenangkan dan hal ini akan mempengaruhi semangat
karyawan dalam menjalankan segala pekerjaannya.
1. Pengertian Human Relation
Menurut Keith Davis, human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam
organisasi. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab
dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang –orang menuju situasi
kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga
dicapai kepuasan ekonomi, psikologi dan sosial.
Hubungan manusia adalah terjemahan dari human relation.
Orang-orang juga ada yang menterjemahan menjadi “ hubungan manusia”
atau juga diterjemahkan “ hubungan antar manusia” yang sebenarnya tidak
salah. Karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya
saja, disini sifat hubungan sesama manusianya tidak seperti orang
berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang – orang
yang berkomunikasi dimana mengandung unsur – unsur kejiwaan yang
Dikatakan bahwa hubungan manusia itu merupakan suatu
komunikasi karena sifatnya yang orientsi pada perilaku (action oriented), hal ini mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau
prilaku seseorang.
Ada dua pengertian human relation, yakni hubungan manusia dalam arti sempit dan hubungan antar manusia dalam arti yang luas.
1) Hubungan manusia dalam arti sempit
Hubungan manusia dalam arti sempit adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi ini hanyalah dalam
situasi kerja dan dalam organisasi kerja ( work organization)
2) Hubungan manusia dalam arti luas
Hubungan manusia dalam arti luas adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua
bidang kehidupan. Jadi hubungan manusia dilakukan dimana saja,bisa
dilakukan di rumah, di jalan, di dalam kendaraan umum (bus, kereta api)
dan sebagainya.
2. Faktor –Faktor Persepsi Interpesonal Dalam Human Relation
Persepsi kita bukan sekedar rekaman peristiwa atau objek.
Komputer hanya mengolah input yang dimasukkan oleh seseorang. Bila
pada kolom dua belas ditulis tujuh, komputer tidak akan mengubahnya
kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang
budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau
peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli dan persepsi kita tentang
stimuli itu kita sebut persepsi (percept) maka persepsi tidak selalu sama
dengan distal stimuli.
Proses subjektif secara aktif menafsirkan stimuli disebut Fritz
Heider sebagai construktive process. Proses ini meliputi faktor- faktor sosial seperti pengaruh interpesonal, nilai- nilai kultural dan
harapan-harapan yang dipelajari secara sosial, pada persepsi individu, bukan saja
terhadap objek- objek mati tetapi juga pada objek-objek sosial. persepsi
sosial adalah sebagai mempersepsi objek- objek dan peristiwa –
peristiwa sosial. Untuk tidak mengaburkan istilah dan untuk menggaris
bawahi manusia (dan bukan benda) sebagai objek persepsi, disini
menggunakan istilah persepsi interpesonal. Persepsi pada objek selain
manusia disebut persepsi objek.
Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi
interpesonal.
Pertama, pada persepsi objek, stimuli di tangkap oleh alat indra
kita melalui benda –benda fisik seperti gelombang cahaya, gelombag
stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang- lambang verbal
atau garis yang diampaikan pihak ketiga.
Kedua, bila kita menanggapai objek , kita hanya menanggapi
sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita tidak
pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Pada
persepsi interpesonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak
pada alat indra kita.
Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak beraksi kepada
kita, kita pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dan yang
keempat, objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Perubahan ini kalau
membingungkan kita, akan memberikan informasi yang salah tentang
orang lain.
3. Teknik –Teknik Human Relation
Hubungan manusia dapat dilakukan untuk menghilangkan
hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan
mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Dalam derajat
intensitas yang tinggi, hubungan manusia dilakukan untuk
menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri
seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya.
Dalam kehidupan sehari-hari siapa pun akan menjumpai masalah, ada
Akan tetapi masalah yang bagaimana pun akan diusahakan
supaya hilang. Orang tidak akan membiarkan dirinya dipusingkan oleh
masalah dan masalah orang yang satu dengan yain lain tidak lah sama.
Misalkan sakit, tidak lulus ujian, lamaran kerja di tolak, mobil rusak atau
kecelakaan, tidak mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
permohonan atas sesuatu hal yang tidak diterima, dan lain-lain semua itu
bisa menyebabkan seseorang frustasi.
Orang yang menderita frustasi dapat dilihat dari tingkah lakunya,
ada yang merenung dengan wajah murung, lunglai tak berdaya, putus
asa, mengasingkan diri, mencari dalih untuk menutupi kemampuannya,
mencari kompensasi, berfantasi diri, atau bertingkah laku
kekanak-kanakan. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan dalam
jumlah yang banyak maka akan menganggu jalannya kegiatan
perusahaan dimana akan menjad rintangan bagi tujuan yang hendak
dicapai oleh perusahaan.
Tidaklah bijaksana jika seseorang pemimpin menangani
karyawannya yang frustasi dengan tindakan kekerasan. Disinilah
pentingnya peran hubungan manusia. Dimana dia harus membawa
penderita dari situasi masalah (problem situation) kepada prilaku penyelesaian masalah dalam kegiatan hubungan ini ada teknik yang bisa
digunakan untuk membantu mereka yang sedang menderita frustasi yakni
konselor bisa dilakukan oleh pemimpin perusahaan, kepala humas, atau
kepala -kepala lainnya(kepala bagian, seksi dan lain-lain).
Tujuan konselling adalah membantu konseli, yakni karyawan
yang menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk
memecahkan masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana
yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalahnya. Dalam
kegiatan hubungan manusia ini terdapat dua jenis konseling, bergantung
pada pendekatan (approach) yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut adalah directive counselling, yakni konselling yang langsung terarah. Dan non directive counseling yakni konseling yang tdak langsung terarah.
Selain dengan konseling, ada beberapa teknik dalam hubungan
antar manusia, antara lain sebagai berikut:
1) Tindak sosial, menurut Max Weber adalah tindakan seorang individu
yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat.
2) Kontak sosial, kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak
dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial.
3) Komunikasi sosial, proses komunikasi terjadi saat kontak sosial
berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau
Kunci aktivitas human relation adalah motivasi, memotivasikan karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara
memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan
hidup keluarganya sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan
dirinya sendiri dan lain sebagainya. Seseorang memasuki suatu
organisasi karena dia berpikir organisasi akan dapat membantu dia untuk
mencapai tujuannya. Demikian pula para karyawan dimana mereka
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemimpin organisasi tersebut dapat mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas para karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka
untuk bekerja bersama-sama. Ini semua tertuju kepada sasaran yang
direncanakan, dan disini komunikasi memegang peranan penting.
Human relation seperti ditegaskan dimuka adalah komunikasi persuasif, dengan melaksanakan human relation itu pemimpin organisasi atau pemimpin kelompok melakukan komunikasi dengan karyawannya
secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama,
sehingga hasilnya memuaskan disamping mereka bekerja dengan hati
yang gembira
4. Hambatan Dalam Human Relation
Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya
mempunyai dua sifat yaitu objektif dan subjektif hambatan yang sifatnya
manusia yang tidak disengaja dan dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin
disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Hambatan yang
bersifat subjektif adalah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga
merupakan gangguan, penentangan terhadap sesuatu usaha komunikasi.
Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena
adanya pertentangan kepentingan, tamak, iri hati, apatisme dan
sebagainya. Faktor kepentingn dan prasangka merupakan faktor yang
paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator
atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau
isinya yang menganggu suatu kepentingan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk
komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan
pendidikan, atau kepentingannya dan seecara acuh tak acuh
mendiscreditkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti,
gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk
kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi,
dinamakan penghindaran komunikasi (evasion of communication).
5. Hubungan Human Relation dengan Etos Kerja
Human relation dengan etos kerja memiliki hubungan yaitu, semakin baik kerja sama yang dilakukan oleh karyawan maka etos kerja
dikemukakan oleh Menurut Keith Davis, human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam
organisasi. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab
dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang –orang menuju situasi
kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga
dicapai kepuasan ekonomi, psikologi dan sosial.
6. Human Relation Dalam Perspektif Islam
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan, dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena
itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasayarakat dalam
kehidupannya.
Adapun yang dimaksud dengan hubungan antar manusia di dalam
Al- Qur’an adalah adanya penciptaan Allah yang berbeda – beda dalam
kehidupan manusia seperti laki – laki dan perempuan, suku – suku yang
banyak, berbangsa – bangsa yang berbeda – beda, serta warna kulit
yang tidak sama dan berbagai keanekaragama lainnya agar manusia
tersebut saling mengenal satu sama lainnya dan bukan untuk
bersatu dengan segala perbedaan tersebut untuk menciptakan sebuah
kehidupan yang harmonis yang penuh dengan kedamaian, karena tidak
akan bisa hidup dengan individu mereka sendiri. Sebagaimana Allah
berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13:
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”
Ayat ini mengisyaratkan bahwa terjalinnya hubungan satu sama
lain di antara sesama manusia merupakan suatu ketetapan dari Allah, dan
hubungan ini berawal dari berbeda-bedanya ciptaan manusia. Sengaja
diciptakan Allah berbeda-beda, laki-laki, perempuan, bersuku suku, dan
berbangsa-bangsa supaya mereka saling mengenal. Hal ini untuk saling
mengisi sehingga terciptakan manusia terbaik.
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam
kehidupan antar sesama manusia diperlukan adanya sikap untuk saling
mengenal satu sama lain, karena kehidupan manusia terdiri dari berbagai
macam keanekaragaman dan perbedaan, baik dari segi keyakinan atau
berbeda – beda, dan bangsa. Karena itu dibutuhkan human relation yang baik untuk menjaga dan saling menghormati segala perbedaan yang telah
Allah tetapkan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan harmonis
antara manusia.
C. Lingkungan Kerja
1. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Supardi, lingkungan kerja adalah keadaan sekitar tempat
kerja baik secara fisik maupun nonfisik yang dapat memberikan kesan
yang menyenangkan, mengamankan menentramkan dan betah dalam
bekerja.
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor eksternal yang
sangat berpengaruh dalam menunjang hasil kerja yang maksimal dalam
setiap pekerjaan. Apabila lingkungan kerja kurang kondusif maka akan
menyebabkan kinerja tenaga kerja yang akan menurun ini disebabkan
kurangnya motivasi kerja yang muncul dari dalam diri tenaga kerja untuk
bekerja dengan baik.
Lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dan jenis lokasi pekerjaan dimana karyawan beraktivitas. Produktivitas
karyawan dari pekerjaan bergantung pada tempat dan lingkugan karyawan
sangat serius dan utama karena merupakan rumah kedua setelah tempat
tinggal.
Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan
pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan
sewaktu bekerja. Fasilitas yang dimiliki organisasi merupakan bagian dari
lingkungan kerja yang harus diwujudkan untuk mendukung aktivitas
pekerjaannya.Lingkungan kerja yang tidak kondusif dan kurang
mendukung pelaksanaan aktivitas kerja dari karyawan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan karyawan terhadap kerjanya.
Begitupun pula dengan ketersediaan fasilitas yang kurang akan
mempengaruhi efektivitas dan efesiensi waktu bekerja.
Lingkungan kerja harus menjadi perhatian mengingat sebahagian
besar waktu tiap harinya dihabiskan ditempat kerja. Lingkungan kerja
yang tidak sesuai dengan akan menyebabkan gangguan bagi tenaga kerja
yang ada di lingkungan kerja tersebut dan pada akhirnya juga akan
mempengaruhi produktivitas.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diambil pengertian bahwa
keadaan lingkungan sekitar para karyawan bekerja merupakan suatu
tempat yang menentukan para karyawan dalam bekerja perlu diciptakan
suatu lingkungan yang kondusif yang dapat menentramkan dan betah
2. Konsep Lingkungan Kerja
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan,
tetapi mempunyai pengaruh atas pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan. Pada umumnya lingkungan tidak dapat dikuasai oleh
perusahaan sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa Lingkungan adalah
segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang
senantiasa berkembang. Pengertian lain juga menyebutkan lingkungan
adalah segala hal yang terkait dengan operasional perusahaan dan
bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat berjalan.Lingkungan kerja
yang baik akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan hal
ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi dan cara produksi, sarana dan
peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.
Lingkungan perusahaan adalah berbagai hal atau berbagai pihak
yang terkait langsung dengan kegiatan sehari hari organisasi, dan
mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan, hingga
denyut nadinya perusahaan.Lingkungan perusahaan banyak sekali
sehingga sulit disebutkan satu persatu, adapun salah satu yang termasuk
dalam lingkungan perusahaan adalah perundang-undangan beserta
Syarat-syarat untuk dapat bekerja dengan perasaan tentram, aman
dan nyaman mengandung dua faktor utama yaitu faktor fisik dan non fisik.
Menurut Slamet Saksono berpendapat bahwa: “Segala sesuatu yang yang
menyangkut faktor fisik yang menjadi menjadi kewajiban serta tanggung
jawab perusahaan adalah tata ruangan kerja. Tata ruangan kerja yang baik
adalah yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan
keselamatan bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang
kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan
gangguan yang ditimbulkan terhadap karyawan”
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti
yang dikemukakan Sedarmayanti yaitu:
1) Penerangan
Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor
penerangan, begitu pula untuk menunjang kondisi kerja penerangan
memberikan arti yang sangat penting.Salah satu faktor yang penting
dari lingkungan kerja yang dapat memberikan semangat dalam bekerja
adalah penerangan yang baik. Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan
sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan
keletiah mental, perasaan marah dan gangguan fisik lainnya. Dalam
hal penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik
Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan dalam
bekerja dan tentunya akan meningkatkan produktivitas, selanjutnya
penerangan yang tidak baik dapat memberikan ketidak puasan dalam
bekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena
penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan
dalam melakukan aktivitas.
Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri adalah
sebagai berikut:
a. Sinar cahaya yang cukup.
b. Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
c. Tidak terdapat kontras yang tajam.
d. Cahaya yang terang
e. Distribusi cahaya yang merata
f. Warna yang sesuai.
2) Suhu Udara
Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang
oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah
suhu udara. Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu
faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar
karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan
Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja perlu
diperhatikan juga.Bila sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada
dalam ruangan bisa diganti dengan udara yang bersih yang berasal dari
luar ruangan.
Berbicara tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang
menjadi fokus perhatian yaitu kelembaban, suhu udara dan sirkulasi
udara.Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap aktivitas para
pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi dapat bekerja secara
optimal bila keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut akhirnya
dapat menurunkan semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya
konsentrasi dan tingkat stress karyawan. Mengenai kelembaban, suhu
udara dan sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo Wignosubroto
sebagai berikut:
a) Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung
di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana
temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran.
b) Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk
sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut.
Produktivitas manusia akan mencapi tingkat yang paling tinggi
pada temperatur sekitar 24-27ºC.
c) Sirkulasi Udara
Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam
oksigen di dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur
gas-gas lainnya yang membahayakan kesehatan tubuh.Hal ini
diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal.Kotoran
udara disekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan.
Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan mempengaruhi kesehatan
tubuh dan akan cepat membut tubuh kita lelah. Sirkulasi udara
dengan memberikan ventilasi cukup akan membantu penggantian
udara kotor dengan udara bersih.
3) Bising
Untuk meningkatkan produktivitas kerja suara yang
mengganggu perlu dikurangi. Di lingkungan Call Center Telkomsel
suasana tenang sangat diperlukan karena pada saat officer online
melayani pelanggan harus terbebas dari suara lain yang bisa terdengar
oleh pelanggan. Suara bising ditimbulkan dari suara para officer yang
online pada saat bersamaan dalam satu ruangan bisa mengganggu
Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja,
untuk itu suara-suara ribut harus diusahakan berkurang.Turunya
konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak
pada meningkatnya stres karyawan.
Menurut Sedarmayanti ada tiga aspek yang menentukan kualitas
suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap
manusia, yaitu
a. Lama bunyi
Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga kita
mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi
pendengaran (tuli).
b. Intensitas kebisingan
Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang
menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas
pendengaran manusia mencapai 70 desibel.
c. Frekuensi
Frekuensi suara menunjukan jumlah dari
detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz
(HZ).
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa telinga manusia
memiliki batasan dalam pendengaran. Batas pendengaran manusia
mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas
tersebut maka konsentasi manusia akan mudah kabur.
Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat
kerja tetap stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.
4) Penggunaan Warna
Warna ruangan mempunyai pengaruh terhadap gairah kerja dan
semangat para karyawan.Warna ini berpengaruh terhadap kemampuan
mata melihat objek dan memberi efek psikologis kepada para karyawan
karena warna mempuyai pengaruh besar terhadap perasaan
seseorang.Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa
senang, ceria atau sumpek dan lain-lain.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka perusahaan
harus memperhatikan penggunaan warna agar dapat mempengaruhi
semangat dan gairah kerja para karyawannya.Untuk ruang kerja
hendaknya dipilih warna-warna yang dingin atau lembut, misalnya
coklat, krem, putih, hijau muda dan sebagainya.Sebagai contoh adalah
warna putih, warna putih dapat memberikan kesan ruangan yang sempit
Sebenarnya bukan warna saja yang harus diperhatikan tapi
komposisinya juga harus diperhatikan.Hal ini disebabkan komposisi
warna yang salah dapat mengganggu pemadangan sehingga
menimbulkan rasa kurang menyenangkan atau bosan bagi yang
melihat.Rasa menyenangkan atau bosan dapat mempengaruhi semangat
kerja karyawan.
Komposisi warna yang ideal menurut Alex S Nitisemito, terdiri
dari:
a. Warna primer (merah, biru, kuning). Kalau dijajarkan tanpa antara
akan tampak keras dan tidak harmonis serta tidak bisa dijajarkan
dengan yang lain sehingga tidak sedap dipandang.
b. Warna sekunder (oranye, hijau, violet). Kalau dijajarkan akan
menimbulkan kesan yang harmonis, sedap dipandang mata.
c. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang
berada dihadapannya akan menimbulkan warna-warna
komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali dipandang
mata.
d. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang
terdapat disampingnya akan merusak salah satu dari warna tersebut
dan akan terkesan suram.
Komposisi warna sangat berpengaruh terhadap kenyamanan
dan sumpek sehingga mengurangi kenyamanan dalam bekerja sehingga
semangat kerja akan menurun yang dapat mengganggu produktivitas
kerja.
5) Ruang Gerak
Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat
mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi
semua karyawan yang bekerja di dalamnya.Barang-barang yang
diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap para karyawan.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu-lalang para karyawan
hendaknya tidak dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang
tidak pada tempatnya.Dalam ruangan kerja hedaknya ditempatkan
tempat sampah sehingga kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga.
Ruang kerja hendaknya di desain sedemikian rupa sehingga
memberikan kesan nyaman bagi para karyawan.Untuk itu ruangan kerja
harus ditata mengacu kepada aliran kerja sehingga meningkatkan
efesiensi dan memudahkan koordinasi antar para karyawan. Perusahaan
yang baik akan selalu menyediakan berbagai sarana yang memadai, hal
ini dimaksudkan agar para karyawan merasa senang dan betah di
ruangan kerja.
Menurut Sofyan Assauri mengemukakan bahwa: “Agar para
karyawan perlu diberikan ruangan yang memadai. Terlalu sempit ruang
gerak akan menghambat proses kerja para karyawan. Sebaliknya
ruangan kerja yang besar merupakan pemborosan ruangan”
Dari pendapat di atas mengenai ruang gerak yang ideal adalah
ruang yang leluasa sehingga dapat membantu kelancaran kerja para
karyawan. Ruangan yang sempit akan mengakibatkan lalu-lintas di
tempat kerja menjadi semrawut, sehingga karyawan akan kehilangan
semangat dalam bekerja. Perusahaan yang memiliki ruang kerja belum
tentu mampu meningkatkan gairah para karyawannya, karena tanpa tata
ruang yang baik akan menghambat proses kerja.
6) Keamanan Bekerja
Keamanan yang diciptakan suatu perusahaan akan mewujudkan
pemeliharaan karyawan dengan baik, namun keamanan bekerja ini
tidak bisa diciptakan oleh pimpinan perusahaan. Keamanan bekerja
akan tercipta bila semua elemen yang ada di perusahaan secara
bahu-membahu menciptakan kondisi keamanan yang stabil.
Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus
diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang
digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Lingkungan kerja harus
memenuhi syarat-syarat keamanan dari orang-orang yang berniat jahat
dan ruangan kerja yang aman dari aktivitas tamu dan pergerakan
Tentang keselamatan kerja ini sudah ada peraturannya, yang
harus dipatuhi oleh setiap perusahaan. Artinya setiap perusahaan
menyediakan alat keselamatan kerja, melatih penggunaanya. Hal ini
dimaksudkan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.
Alex S Nitisemit berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat
memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam bekerja maka akan
timbul semangat kerja dan gairah kerja”.
Pendapat mengenai keamanan bekerja di atas menggambarkan
bahwa perusahaan bertanggung jawab akan kondisi karyawannya.
Dorongan psikologis para karyawan dalam berkerja yang berupa rasa
aman dan nyaman sangat mempengaruhi konsenntrasi dalam bekerja.
Konsentrasi yang tidak mendukung akan mengakibatkan semangat dan
gairah menurun sehingga mengurangi produktivitas kerja.
4. Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hbungan dengan atasan
maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan
bawahan.
Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah
suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
Jadi lingkungan kerja non fisik juga merupakan kelompok lingkungan
kerja yang tidak bisa diabaikan.
1) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain
status keluarga, jumlah keluarga, tingkat kesejahteraan dan
lain-lain.
2) Faktor status sosial
Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula
kewewnangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan.
3) Faktor hubungan kerja dalam organisasi
Hubungan kerja yang ada dalam organisasi adalah
hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara
karyawan dengan atasan.
Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila
ada komunikasi yang baik diantara anggota organisasi adanya
komunikasi akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti
sat sama lain dapat menghilangkan perselisihan salah faham.
b. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai
atau karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Faktor lingkungan tata ruang kerja
Tata ruang kerja yang baik akan mendukung
terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan
maupun dengan atasan karena akan mempermudah mobilitas bagi
karyawan untuk bertemu. Tata ruang yang tidak baik akan
membuat ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga menurunkan
kinerja.
2) Faktor kebersihan dan kerapian ruang kerja
Ruang kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan
menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja. Hal ini akan
meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai dan secara tidak
Kondisi lingkungan yang sehat dan aman merupakan
dambaan setiap orang yang akan lebih baik apabila ditunjang
dengan kondisi perusahaan yang baik dan peralatan yang memadai
maka akan menjadikan kinerja pegawai baik.
5. Manfaat Lingkungan Kerja
Menurut Ishak dan Tanjung , manfaat lingkungan kerja adalah
menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja
meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan
orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan
tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan
dalam skala waktu yagn ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh
individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak
pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.
6. Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja
Lingkungan kerja dalam perusahaan sangat erat hubungannya
dengan etos kerja hal tersebut dikarenakan semakin baik lingkungan kerja
yang ditempati karyawan maka etos kerja yang dikeluarkan juga semakin
baik, sesuai dengan teori, Alex S Nitisemit berpendapat bahwa “Apabila
perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam
bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”.
Pendapat mengenai keamanan bekerja di atas menggambarkan