SILABUS MATA KULIAH
MATA KULIAH
: Praktikum Taksonomi Hewan Rendah
BEBAN SKS
: 1 SKS
SEMESTER
: I (Satu)
KODE MK
: BIO 4420
PROGRAM STUDI
: Biologi
DOSEN
: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si
1. Profil Lulusan
:
1
.
Menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi.
2. Menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam bidang biologi.
2. Capaian Pembelajaran :
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal.
4. Menguasai konsep biologi.
5. Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
3. Tujuan Pembelajaran
:
1.
Memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah.
2.
Memberikan keterampilan proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah.
3.
Memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi
4. Deskripsi Mata Kuliah :
Matakuliah ini akan mengkaji perihal taksonomi hewan rendah, yang terdiri atas FilumProtizoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes,
Mollusca, Annelida, Nematoda,Arthropoda, dan Echinodermata.
5. Prasyarat
:
---6.
Strategi Pembelajaran Makro:
Pertemu
I Orientasi mata kuliah Kontrak
perkuliahan
Biologi umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet
II Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Protozoa berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Protozoa Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet III Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Porifera berdasarkan ciri-ciri morfologi dan
Filum Porifera Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
contoh-contohnya. & internet
IV Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Cnidaria berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Cnidaria Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet
V Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Platyhelminthes Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet
VI Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Mollusca berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Mollusca Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet VII Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Annelida berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Annelida - Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet VIII Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Nematoda berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Nematoda - Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet
IX Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum Arthropoda
berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Arthropoda - Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Triplehorn &
Johnson, 2005 - Jurnal yang relevan
X Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Echinodermata berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Filum Echinodermata - Biologi
umum
100’ - Brusca & Brusca, 2003
- Campbellet al., 2012 - Jurnal yang relevan
& internet
XI, XII Mampu menulis laporan ilmiah - Triplehorn &
Johnson, 2005 - Jurnal yang relevan
& internet XIII Mampu menulis
laporan ilmiah
Kuliah Lapangan - 100’
---XIV Mampu menulis laporan ilmiah
Identifikasi Spesimen Yang Di Peroleh Dari Kuliah Lapangan
- 100’ - Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012 - Triplehorn &
Johnson, 2005 - Jurnal yang relevan
& internet - Triplehorn &
Johnson, 2005 - Jurnal yang relevan
& internet
XVI Ujian Praktikum - --- 100’
---TATA KELOLA PERKULIAHAN:
1. Menyelesaikan dengan baik semua tugas yang diberikan.
2. Mengikuti semua kegiatan praktikum. Bilamana karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat mengikuti (dengan pemberitahuan resmi
secara tertulis) tidak dapat mengikuti praktikum maka mahasiswa harus melakukan praktikum ulang sendiri didampingi oleh
asisten praktikum selambatnya 2 (dua) minggu setelah praktikum di kelas.
3. Mahasiswa dibagi dalam 8 kelompok dengan anggota disesuaikan dengan jumlah mahasiswa. Mahasiswa berperan aktif dalam
pelaksanaan praktikum dan forum diskusi. Dosen aktif mengikuti, mengarahkan diskusi, dan memberikan penjelasan atau ulasan
tentang topik yang dibahas.
4. Kerja sama dalam kelompok untuk mempresentasikan dan membahas topik yang telah ditentukan, dalam forum diskusi kelas.
2. Tugas-tugas yang tidak dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang disepakati akan memperoleh nilai ”E” atau nol.
3. Bilamana hari perkuliahan tepat pada hari libur nasional atau karena sesuatu hal perkuliahan tidak dapat diadakan, maka akan diganti pada
hari yang lain.
PENILAIAN HASIL BELAJAR:
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana
tercantum di bawah ini:
1. Laporan praktikum...20%
2. Laporan mini riset...30%
3. Presentasi hasil mini riset...20%
4. Ujian praktikum...30%
KONTRAK KULIAH
Nama Mata Kuliah :Praktikum Taksonomi Hewan Rendah Kode Mata Kuliah : BIO4420
Semester / TA : I (Satu) / 2014-2015 Hari Pertemuan / Jam : Jum’at/ 14.10-15.50 WIB
Tempat/ Ruang Kuliah: Laboratorium Biologi/Laboratorium Taksonomi Hewan Nama Dosen : Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si.
Alamat : Jalan Veteran Raya 3 Lau Dendang Telp. / HP : 0852 9699 9214
E-mail :siregarel@gmail.com
1. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
2. Deskripsi Perkuliahan
Annelida,Nematoda, Arthropoda, dan Echinodermata
3. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
4. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran
Profil lulusan Program Studi Biologi adalah menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi dan menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam bidang biologi.
Capaian pembelajaran adalah:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal. 4. Menguasai konsep biologi.
5.
Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
6. Mampu beradaptasi terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang biologi, sosial dan lingkungan yang dihadapi.
5. Analisis Instruksional dan Materi Kajian
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan di laboratorium. Luaran yang diharapkan pada mata kuliah ini, mahasiswa dapat membuat laporan ilmiah yang baik dan benar.
Materi kajian pada matakuliah ini adalah Filum Protozoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes, Mollusca , Annelida, Nematoda, Arthropoda, danEchinodermata.
6. Strategi Makro Perkuliahan
Mata kuliah ini menggunakan pendekatan student centered, menggunakan model cooperative learning.
7. Materi Bahan Bacaan Perkuliahan / Sumber Belajar
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Triplehorn CA, Johnson NF. 2005. Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects. Belmont (US): Thomson. 4. Jurnal yang relevan dan internet.
8. Tugas – Tugas / Tagihan Perkuliahan
1. Laporan praktikum 2. Laporan mini riset 3. Presentasi hasil mini riset 4. Ujian praktikum
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana tercantum di
bawah ini: 1. Laporan praktikum...20%
2. Laporan mini riset...30%
3. Presentasi hasil mini riset...20%
4. Ujian praktikum...30%
10. Jadwal Perkuliahan
Hari / Tanggal Topik Bahasan Bacaan / Bab
Jum’at/29 Agst 2014 Orientasi matakuliah dan kontrak
perkuliahan
---Jum’at/05Sept 2014
Filum Protozoa
1,2, dan 4Jum’at/12Sept2014
Filum Porifera
1,2, dan 4Jum’at/19Sept 2014
FilumCnidaria
1,2, dan 4Jum’at/26Sept 2014
Filum Plathyhelminthes
1,2, dan 4Jum’at/29 Agst 2014
FilumMollusca
1,2, dan 4Jum’at/03Okt 2014
FilumAnnelida
1,2, dan 4Jum’at/10 Okt 2014
Filum Nematoda
1,2, dan 4Jum’at/17 Okt 2014
FilumArthropoda
1,2, dan 4Jum’at/24 Okt 2014
FilumEchinodermata
1,2, 3, dan 4Jum’at/31 Okt 2014&
07Nov 2014
Penulisan proposal mini riset
1,2, 3, dan 4 Jum’at/14 Nov 2014Kuliah lapang
---Jum’at/21Nov 2014
Identifikasi & pembahasan hasil mini
riset / kuliah lapang
1,2, 3, dan 4Jum’at/28Nov 2014
Laporan dan presentasi hasil mini
riset / kuliah lapang
---11. Kontrak Etika
Dosen :
1. Dosen harus mengajar mahasiswa sesuai dengan jadwal perkuliahan. 2. Dosen harus mengajar paling sedikit 75% dari total pertemuan.
3. Dosen yang belum menjalankan perkuliahan minimal 75% tidak dapat melaksanakan ujian praktikum.
4. Dosen berhak mengganti jam perkuliahan yang tidak dapat dilaksanakan dengan catatan tidak mengganggu proses perkuliahan yang lain. Hari/jam pengganti perkuliahan telah didiskusikan dengan mahasiswa peserta kuliah.
5. Dosen yang tidak hadir pada perkuliahan harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di lingkungan Jurusan Biologi.
6. Dosen yang terlambat hadir di kelas harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di lingkungan Jurusan biologi.
7. Dosen harus mengoreksi tugas dan ujian formatif mahasiswa dengan sungguh-sungguh dan objektif.
8. Dosen harus mengembalikan tugas-tugas mahasiswa setelah dikoreksi dan menerima klarifikasi mahasiswa tentang hasil ujiannya. 9. Dosen harus menilai mahasiswa secara objektif.
10. Dosen harus bertutur kata yang sopan dan ilmiah. 11. Dosen harus berpakaian rapi.
12. Dosen berhak memberi sanksi pada mahasiswa yang melanggar kontrak kuliah.
Mahasiswa :
1. Kegiatan pembelajaran dimulai sesuai dengan jam perkuliahan pada jadwal. Mahasiswa harus sudah berada di dalam kelas paling lambat 5 menit sebelum perkuliahan dimulai.
2. Mahasiswa yang terlambat masuk ke ruang kuliah maksimal 10 menit setelah perkuliahan dimulai, diizinkan mengikuti perkuliahan bila memiliki alasan yang rasional.
3. Mahasiswa harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak memakai kaos oblong, dan sandal. Mahasiswa yang melanggar peraturan tersebut tidak diizinkan mengikuti kuliah.
4. Mahasiswa tidak diizinkan makan dan minum di dalam ruang perkuliahan selama perkuliahan berlangsung. 5. Mahasiswa boleh meninggalkan ruang kuliah untuk kepentingan tertentu dengan izin dosen.
6. Mahasiswa harus bertutur kata yang santun ketika berkomunikasi dengan dosen maupun teman.
75% tidak diizinkan mengikuti ujian praktikum.
8. Mahasiswa berhak mendapatkan pengajaran dari dosen paling sedikit 75% dari total pertemuan satu semester.
9. Mahasiswa harus mengerjakan dan menyerahkan tugas yang diberikan dosen sesuai dengan prosedur, jadwal dan ketentuan lain dengan memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah.
10. Mahasiswa harus mengikuti semua ujian formatif yang diberikan dosen sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
11. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan kertas ujian dan tugas yang telah diperiksa dosen serta berhak menyampaikan klarifikasi terhadap nilai yang diberikan dosen dalam kertas ujian atau tugas dengan argumen yang kuat dan logis.
12. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan nilai secara objektif.
13. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, nada dering HP mahasiswa harus dinonaktifkan atau digetarkan. Jika ada berita penting yang harus diterima oleh mahasiswa, maka mahasiswa tersebut diizinkan menerima telepon di luar kelas dengan izin dosen.
14. Mahasiswa akan diberi sanksi oleh dosen jika melanggar kontrak kuliah ini.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP
)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Protozoa
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Protozoa berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri Kelas Protozoa beserta contohnya
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Protozoa berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Protozoa.
II. Peta Konsep
Protozoa
Kelas Flagellata (Mastigophora)
Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
III. Uraian Materi
Protozoa termasuk Kingdom Protista. Protozoa Protozoa merupakan unisel (bersel tunggal) dengan ukuran 3-1000µ, hidup sendiri atau hidup dalam koloni, dan tidak terbentuk jaringan. Setiap individu Protozoa memiliki organel-organel yang digunakan untuk berpindah tempat, mendapatkan makanan, menerima rangsangan, tanggap terhadap rangsangan perlindungann dan regulasi air. Beberapa Protozoa memiliki ciri-ciri bentuk, struktur, maupun fisiologi mirip tumbuhan.
Reproduksi Protozoa dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terdiri atas pembelahan, sporulasi atau pembelahan multipel, plasmotomi, dan pertunasan. Reproduksi seksual terjadi karena persatuan sel (isogamet atau heterogamet) membentuk individu baru. Atau, persatuan sementara dan pertukaran inti (konyugasi) dari dua Protozoa untuk menghasilkan vigor hibrida. Beberapa spesies Protozoa mempunyai tahap aseksual dan seksual dalam siklus hidupnya.
Protozoa dapat hidup secara bebas, misalnya bergerak bebas, mengapung secara bebas, atau menetap, dan tidak hidup dalam atau pada organisme lainnya. Protozoa yang hidup bebas tersebar di air tawar, air payau, lautan, dan daratan yang lembab. Sebagian Protozoa hidup di dalam atau pada organisme lainnya, yaitu dengan cara komensalisme, mutualisme, dan parasitisme. Nutrisi diperoleh Protozoa dengan cara holozoik (dimana makanan ditelan),
saprozoik (menyerap larutan bahan gizi), holofitik (menghasilkan makanan secara fotosintesis), dan miksotrofik (kombinasi antara cara holofitik dan saprozoik).
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Rhizopoda (Sarcodina), dicirikan dengan tidak memiliki alat gerak khusus, gerakan dilakukan dengan protoplasma yang membentuk kaki semu (pseudopodia); hidup bebas di air tawar atau laut yang mengandung bahan organik, atau bersifat parasit baik pada tubuh hewan atau manusia; berkembangbiak dengan cara membelah diri.ContohnyaAmoeba proteus, Entamoeba histolytica, dan Entamoeba coli. (2) Flagellata (Mastigophora), dicirikan dengan bentuk tubuh tetap walaupun tidak memiliki kerangka luar; tubuh dilengkapi dengan alat gerak berupa flagella; hidup bebas di air laut, tawar, atau parasit pada hewan atau manusia; berkembangbiak secara vegetatif dengan
cara membelah diri.Contohnya: Euglena viridis, Tripanosoma sp., dan Trichomonas buccalis. (3) Cilliata (Infusoria), dicirikan dengan bentuk tubuh bervariasi, dilengkapi dengan alat gerak berupa cilia (rambut getar); umumnya hidup di air tawar dan sebagian di air laut.Contohnya: Paramecium sp.,
Stentor sp., dan Vorticella campanula. (4) Sporozoa, dicirikan dengan tubuh bersel tunggal dantidak memiliki alat gerak; bersifat parasit pada hewan maupun manusia; tidak memiliki vakuola kontraktil.Contohnya: Plasmodium falciparum (pada manusia), Eimeria stiedae (pada kelinci), dan Gregarina asefalin (pada cacing tanah).
V. Evaluasi
Laporan praktikum
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran No PembelajaranTahapan
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang Filum Protozoa. - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal preparat basah di bawah mikroskop
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Bertanya kepada mahasiswa tentang ciri-ciri Protozoa beserta contohnya.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat basah Protozoa.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim
dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat basah Protozoa
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Porifera
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Porifera berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh Porifera
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Porifera berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Porifera.
II. Peta Konsep
Porifera
Kelas Demospongiae
Kelas Hexactinellida
III. Uraian Materi
Porifera dikenal juga sebagai ‘spons’ dan bersifat menetap. Spons merupakan hewan basal; artinya hewan yang merepresentasikan garis keturunan yang bermula di dekat akar pohon filogenetik hewan. Ukuran tubuh berkisar mulai beberapa milimeter hingga beberapa meter dan hidup di perairan tawar maupun lautan. Spons merupakan pemakan suspensi (suspension feeder), partikel makanan yang tersuspensi di dalam air ditangkap ketika melewati tubuhnya. Pada beberapa spesies, tubuh spons menyerupai kantong yang berpori-pori. Air ditarik melalui pori-pori ke dalam rongga tengah atau spongosol, dan kemudian mengalir ke luar dari spons melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum.
Umumnya spons adalah hermaprodit dan hampir semua bersifat hermaproditisme sekuensial, yaitu berfungsi sebagai salah satu jenis kelamin dan kemudian menjadi jenis kelamin yang satu lagi. Gamet spons muncul dari koanosit atau amubosit. Telur menetap di dalam mesohil, namun sperma dibawa ke luar dari spons oleh aliran air. Fertilisasi silang dihasilkan dari beberapa sperma yang ditarik ke dalam individu-individu disekitarnya. Fertilisasi terjadi di dalam mesohil, tempat zigot berkembang menjadi larva berflagela yang bisa berenang dan menyebar dari spons induk. Setelah menetap di substrat yang cocok, larva berkembang menjadi dewasa yang sesil.
Spons tidak memiliki jaringan sejati. Tubuh spons mengandung beberapa tipe sel yang berbeda, misalnya lapisan interior spongosol disebut
koanosit berflagela atau sel kerah. Tubuh spons terdiri atas dua lapisan sel yang dipisahkan oleh wilayah bergelatin yang disebut mesohil. Sel-sel yang mengembara melalui mesohil disebut amoebosit, yang berfungsi untuk mengambil makanan dari air dan koanosit, mencernanya dan mengankut nutrien kesel-sel yang lain; dan serat rangka(skeleton) yang kokoh di dalam mesohil. Pada beberapa kelompok spons, serat-serat ini merupakan spikula tajam yang tersusun dari kalsium karbonat atau silika. Spons yang lain menghasilkan serat-serat yang lebih fleksibel, tersusun atas protein yang disebut spongin; rangka lentur ini dijual sebagai spons mandi yang lembut dan berwarna coklat.
Hexactinellida/Hyalospongiae (spon bersilikat), spikula terdiri atas silika (H2Si3O7) berjari-jari 6 (heksatin) dan beberapa selalu membentuk anyaman;badan biasanya berbentuk silinder atau berbentuk corong;koanosit terdapat di dalam kamar berbentuk seperti jari (sikonoid); ukuran panjang sampai 90cm;hidup di lautan pada kedalaman 90m hingga 5000m. Contohnya: Hyalonema sp. dan Euplectella aspergillum (keranjang bunga venus). (3) Demospongiae, spikula terdiri dari silika atau spongin, atau kedua unsur tersebut, atau tanpa kerangka. Spikula jika ada berjari -6, umumnya monakson atau terakson. Tipe kanal ialah leukonoid, umumnya hidup di air laut. Contoh: Microciona sp., Spongilla sp., dan Euspongia sp. (spons untuk mandi).
V. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumPorifera. - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Menyampaikan manfaat spesies Porifera dalam Ekosistem.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Bertanya kepada mahasiswa tentang ciri-ciri Porifera a beserta contohnya.
- Mengarahkan mahasiswa untuk membuat laporan
- Menyimpulkan Filum Porifera berdasarkan
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Porifera.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetan Porifera
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Cnidaria
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Cnidaria berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Cnidaria.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Cnidaria berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Cnidaria.
II. Peta Konsep
Cnidaria
Kelas Anthozoa
Kelas Scyphozoa
Kelas Hydrozoa
III. Uraian Materi
Semua hewan, kecuali spons dan segelintir kelompok lain,tergolong ke dalam klad Eumetazoa, hewan dengan jaringan sejati. Salah satu garis keturunan tertua di dalam klad ini adalah Filum Cnidaria. Sebagian besar Cnidaria masih menunjukkanbangun tubuh diploblastik radial yang relatif sederhana.
Bangun tubuh dasar Cnidaria adalah kantong dengan kompartemen pencernaan pusat, rongga gastrovaskuler. Satu bukaan tunggal ke rongga ini berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Ada dua variasi bentuk tubuh, yaitu polip yann sesil dan medusa yang motil. Polip berbentuk silindris yang melekat ke substrat dengan ujung aboral tubuhnya (ujung yang berlawanan dengan mulut) sambil menjulurkan tentakelnya untuk menanti mangsa. Medusa
merupakan versi polip yang pipih dengan mulut di sebelah bawah. Medusa bergerak bebas di dalam air dengan kombiasi hanyutan pasif dan kontraksi tubuhnya yang berbentuk lonceng.
Cnidaria termasuk karnivora, menggunakan tentakelnya yang yang tersusun melingkar di sekeliling mulut untuk menangkap mangsa dan mendorong makanan ke dalam rongga gastrovaskuler, tempat dimulainya pencernaan. Sisa-sisa yang tidak tercerna dibuang melalui mulut/anus. Tentakel dilengkapi dengan serangkaian knidosit (cnidocyte), sel-sel yang hanya dimiliki oleh Cnidaria yang berfungsi dalam pertahanann dan penangkapan mangsa. Knidosit memiliki knide (dari kata Yunani cnide, jelatang), organel mirip kapsul yang mampu meletus ke luar, dan menjadi sumber nama Filum Cnidaria. Knide terspesialisasi disebut nematokist (nematocyst) mengandung seuntai benang vpenyengat yang mampu menembus dinding tubuh mangsanya. Knide-knide jenis lain memiliki benang-benang panjang yang menempel atau melilit mangsa kecil yang menabrak tentakel-tentakelnya.
Cnidaria dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu: (1)Hydrozoa, umumnya hidup di laut dan hanya sedikit di perairan tawar; kebanyakan spesies memiliki tahap polip dan medusa; tahap polip seringkali membentuk koloni. Contohnya: Obelia sp., dan Hydra sp. (2) Scyphozoa, hidup di laut; tidak memiliki tahap polip atau tereduksi; berenang bebas; medusa dapat berdiameter lebih dari 2m. Contoh: ubur-ubur (Aurelia aurita), dan jelatang laut. (3)
Cubozoa,semua hidup di laut; medusa berbentuk kotak; mata kompleks; sangat berbisa. Contohnya: tawon laut (Chironex fleckeri) dan ubur-ubur kotak. (4)
Anthozoa, semua hidup di laut; tidak ada tahap medusa sama sekali;kebanyakan sesil; banyak yang membentuk koloni. Contohnya: koral merah (Corralium rubrum), kipas laut (Gorgonea sp.), dan anemon laut (Metridium sp.).
V. Evaluasi
Laporan
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
No Tahapan
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumCoelentrata - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal - Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciri-ciri Coelentrata beserta contohnya.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetanCnidaria.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai pendapat orang
lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetanCnidaria
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : FilumPlatyhelminthes
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Platyhelminthes
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Platyhelminthes.
II. Peta Konsep
Platyhelminthes
Kelas Monogenea
Kelas Turbellaria
III. Uraian Materi
Sebagian besar spesies hewan tergolong dalam Klad Bilateria, yang dicirikan dengan simetris tubuh bilateral, dan perkembangan tripoblastik. Umumnya Bilateria merupakan selomata. Bilateria terdiri atas Klad Lophotrochozoa, Ecdysozoa, dan Deuterostomia. Klad Lophotrochozoa diidentifikasi berdasarkan data molekuler, namun namanya berasal dari ciri-ciri yang ditemukan pada sejumlah anggotanya. Beberapa Lophotrochozoa mengembangkan sebuah struktur yang disebut lofofor (lophophore), mahkota tentakel bersilia yang berfungsi untuk menangkap makanan, sedangkan yang lain, memiliki tahap khas yang disebut larva trokofor (trochophore larva). Anggota yang lain dari kelompok ini tidak memiliki kedua ciri di atas. Lophotrochozoa merupakan klad hewan yang memiliki bentuk tubuh paling beraneka ragam. Lophotrochozoa mencakup 18 Filum hewan, labih dari dua kali lipat dari jumlah filum dalam Klad Bilateria yang lain. Pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah, kita hanya membahas 3 filum yaitu Platyhelminthes, Mollusca, dan Annelida.
Platyhelminthes hidup di habitat-habitat laut, perairan tawar, dan daratan yang lembab. Selain bentuk yang hidup bebas, Platyhelminthes banyak juga yang bersifat parasit. Platyhelminthes dinamakan cacing pipih karena memiliki tubuh kurus yang memipih secara dorsoventral (antara permukaan dorsal dan ventral). Cacing pipih yang paling kecil merupakan spesies yang hidup bebas dan berukuran hampir mikroskopik, dan beberapa cacing pipih ada yang berukuran lebih dari 20m.
Cacing pipih bersifat tripoblastik dan aselomata (tidak memiliki rongga tubuh). Yubuhnya yang pipih menempatkan semua sel-selnya dekat dengan air di lingkungan sekitar atau di saluran pencernaannya. Karena kedekatannya dengan air, pertukaran gas dan pembuangan zat sisa bernitrogen atau amonia dapat terjadi melalui difusi menyeberangi permukaan tubuh. Cacing pipih tidak memiliki organ yang terspesialisasi untuk pertukaran gas, dan aparatus ekskresinya sangat sederhana terutama berfungsi untuk menjaga keseimbangan osmotiknya dengan lingkungan. Aparatus ini terdiri atas protonefridia
(protonephridia), jejaring tubula dengan struktur bersilia yang disebut dengan sel api yang menarik cairan melalui saluran bercabang-cabang yang membuka ke luar. Umumnya cacing pipih memiliki rongga gastrovaskular dengan hanya satu bukaan. Meskipun tidak memiliki sistem sirkulasi, cabang-cabang rongga
gastrovaskular yang halus mengedarkan makanan secara langsung ke sel-sel cacing pipih.
Platyhelminthes dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Turbellaria, kebanyakan hidup bebas di laut, beberapa di air tawar, dan segelintir hidup di darat; predator dan pemakan bangkai; permukaan tubuh bersilia. Contohnya: Planaria sp., Polycelis coromata, dan Dugesia tigrina. (2) Monogenea, hidup parasit di laut dan perairan tawar;kebanyakan menginfeksi permukaan eksternal ikan; siklus hidup sederhana; larva bersilia memulai infeksi pada inang. (3) Trematoda(cacing hati), hidup parasit terutama padavertebrata; dua pengisap melekat ke insang; kebanyakan siklus hidupnya mencakup inang perantara dan inang akhir. Contohnya: Fasciola hepatica, Schistosoma sp., dan Opisthorchis sinensis. (4) Cestoda (cacing pita), hidup parasit pada
vertebrata;skoleks melekat ke insang; proglotid menghasilkan sel-sel telur dann putus setelah fertilisasi; tidak memiliki kepala atau sistem pencernaan; siklus hidup dengan satu atau lebih inang perantara. Contohnya: Taenia solium, Moniezia expanza, dan Echinococcus granulosus.
V. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang Filum Platyhelminthes - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal a kepada mahasiswa tentang ciri-ciri Platyhelminthes beserta
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Platyhelminthes.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. LaptopL
3. CD Proyektor
4. Preparat awetanPlatyhelminthes
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : FilumMollusca
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Mollusca berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Mollusca
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Mollusca berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Mollusca.
II. Peta Konsep
Mollusca
Kelas Gastropoda
Kelas Polyplacophora
III. Uraian Materi
Filum Mollusca hidup di laut, beberapa spesies hidup di perairan tawar, dan beberapa siput dan siput telanjanng hidup di daratan. Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak (berasal dari kata latin molluscus, lunak), namun sebagian besar menyekresikan cangkang pelindung keras yang terbuat dari kalsium karbonat. Siput telanjang, cumi-cumi, dan gurita memiliki cangkang internal yang tereduksi atau telah kehilangan seluruh cangkangnya selama evolusi.
Meskipun berbeda, semua Mollusca mempunyai bangun tubuh yang sama. Mollusca adalah selomata, dan memiliki tiga bagian utama, yaitu: kaki
yang berotot, biasanya digunakan untuk bergerak; massa viseral, yang terdiri dari sebagian besar organ internal; dan mantel, lipatan jaringann yang membungkus massa viseral dan menyeakresikan cangkang (jika ada). Pada banyak Mollusca, mantel membentang melebihi massa viseral, menghasilkan sebuah rongga yang berisi air, disebut rongga mantel yang menampung insang, anus, dan pori-ori ekskresi. Banyak Mollusca yang menangkap makanan dengan organ pemarut yang mirip sabuk, disebut radula untuk menggerus makanan.
Kebanyakan Mollusca memiliki jenis kelamin yang terppisah, dan gonadnya (ovarium atau testis) terletak di dalam massa viseral. Akan tetapi banyak siput merupakan hermaprodit. Siklus hidup kebanyakan Mollusca laut memiliki sebuah tahap larva bersillia, yaitu larva trokofor.
Berdasarkan bangun tubuhnya Mollusca dibedakan menjadi delapan kelas, namun pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah akan dikaji 4 kelas, yaitu: (1) Polyplacophora, hidup di laut; cangkang dengan delapan lempengan; lokomosi dengan kaki; memili radula; tidak berkepala. Contohnya:
Lepidopleurus sp. (tanpa keping insersio), Cryptochiton sp., dan Katherina sp. (karnivora). (2) Gastropoda, hidup di laut, perairan tawar, ataupun darat; berkepala; tubuh simetris, biasanya dengan cangkang mengumpar; cangkang tereduksi atau tidak ada; lokomosi dengan kaki; memiliki radula. Contohnya:
Achatina sp. (keong racun), siput, siput telanjang. (3) Bivalvia, hidup di laut dan perairan tawar; cangkang pipih dengan dua belahan; kepala tereduksi; insang berpasangan; tidak ada radula; kebanyakan merupakan pemakan suspensi; mantel membentuk sifon. Contohnya: Contoh: Odonanta woodiana (kijing
Taiwan), kima, kerang, remis, tiram. (4) Cephalopoda, hidup di laut; kepala dikelilingi oleh tentakel pencengkeram, biasanya dengan pengisap; cangkang eksternal, internal, atau tidak ada; mulut dengan atau tanpa radula; lokomosi dengan semburan pendorong menggunakan sifon yang terbentuk dari kaki. Contohnya: Sepia sp. (sotong), Loligopealii (cumi-cumi), dan Octopus sp. (gurita), nautilus berkabin.
V. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumMollusca. - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal ciri Mollusca beserta contohnya.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Mollusca.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui
model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetan Mollusca.
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Annelida
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Annelida berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Annelida.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Annelida berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Annelida.
II. Peta Konsep
Annelida
III. Uraian Materi
Annelida berarti cincin-cincin keci, mengacu pada kemiripan tubuh Annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu. Annelida adalah cacing beruas yang hidup di lautan, disebagian besar habitat air tawar, dan di tanah lembab. Annelida merupakan selomata dan panjangnya sekitar 1mm hingga 3m, yaitu panjang cacing tanah australia raksasa.
Phyilum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: (1) Oligochaeta (cacing tanah), hidup di perairan tawar, laut, dan darat; sebagian besar hidup di laut; kepala tereduksi; tidak ada parapodia, namun memiliki seta.contohnya: Tubifex sp., Lumbriculus sp, dan Lumbricus terrestris. (2) Polychaeta, banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik; setiap segmen biasanya memiliki parapodia dengan banyak seta; hidup bebas. Contohnya: Eunice sp. (cacing palolo), Arenicola sp. (cacing pasir), dan Neanthes virens. (3) Hirudinae (lintah), tubuh biasanya pipih dengan selom yang tereduksi, dan segmentasi; seta biasanya tidak ada;pengisap di ujung anterior dan posterior; parasit, predator, dan pemakan bangkai; hidup di air tawar, di laut, dan daratan. Contohnya:
No Tahapan
Dosen Mahasiswa Teori Prak
tek
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumAnnelida - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal - Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciri-ciri Annelida beserta contohnya.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
V. Evaluasi
Tes:
Kunci jawaban:
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Annelida.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi
tim dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap
penyajian tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
c. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif
diterapkan agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu
anggotanya. Melalui model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih
lanjut model pembelajaran ini diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan
meminpin, berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
d. Preparat awetanAnnelida
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I. Identitas
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : FilumNematoda
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Nematoda berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Nematoda.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Nematoda berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Nematoda.
III. Uraian Materi
Hewan yang termasuk dalam Filum ini mempunyai tubuh simetri bilateral, bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen, memiliki saluran pencernaan, tidak memiliki sistem peredaran darah, sudah dapat dibedakan antara cacing jantan dan cacing betina.Tempat hidup menempati hampir semua tempat, ada yang hidup bebas dapat dijumpai dalam sistem perairan tawar atau laut, darat, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh hewan, tumbuhan atau tubuh manusia.
Kelas nematode adalah salah satu angggota filum yang paling sering dijumpai. Cacing yang termasuk kelas tersebut antara lain :
Ascarislumbricoides, Ancylostomaduodenale. Ciri-ciri cacing yang termasuk dalam kelas nematode adalah tubuh gilig, langsing dengan ujung runcing diselubungi oleh kutikula, mempunyai otot memanjang, tidak bersegmentasi, saluran pencernaan lengkap, sifat kelamin diesus, hidup bebas di dalam tanah, air tawar atau parasit.
V. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumNematoda - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Bertanya kepada mahasiswa tentang ciri-ciri Nematoda beserta contohnya.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
VI. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Nematoda.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim
dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
diterapkan agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu
anggotanya. Melalui model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut
model pembelajaran ini diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin,
berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetanNematoda
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Arthropoda
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap subfilumdari Arthropoda berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Arthropoda.
i. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Arthropoda berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Arthropoda.
II. Peta Konsep
Arthropoda
Subfilum Myriapoda
Subfilum Insekta
Subfilum Crustacea
II. Uraian Materi
Filum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. mempunyai appendage yang beruas-ruas, b. tubuhnya simetris bilateral dan dibungkus zat kitin, c. biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga memudahkan ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan, d. sistem saraf berpasangan yang tersusun seperti tangga sehingga dikenal sebagai sistem saraf tangga tali, e. bernafas dengan insang, trakea, permukaan tubuh, atau dengan paru-paru buku, f. termasuk golongan hewan tripoblastik selomata, yaitu mempunyai rongga sejati dan tiga lapisan tubuh, g. tubuhnya dapat dibedakan atas caput (kepala), toraks (dada) dan perut (abdomen), h. Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan melakukan
partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan jantan) dan paedogenesis (terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat kelamin hewan ini sudah terpisah.
Arthropoda terbagi menjadi empat subfilum, yaitu: (1) Crustacea, tubuh hewan ini mengandung zat kitin dan kapur, sehingga disebut sebagai hewan bercangkang; mempunyai antenna yang berjumlah dua pasang, dan kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5 pasang kaki jalan; kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks;bagian kepala dan dada dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas;
alat mulut;susunan saraf tangga tali;.sistem pernapasan dengan trakea;mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara; sistem peredaran darah terbuka; alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur; hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang benyak mengandung sampah, misalnya kebun dan di bawah batu-batuan. Kelas nematode adalah salah satu angggota filum yang paling sering dijumpai. Cacing yang termasuk kelas tersebut antara lain : Ascarislumbricoides, Ancylostomaduodenale. Ciri-ciri cacing yang termasuk dalam kelas nematode adalah tubuh gilig, langsing dengan ujung runcing diselubungi oleh kutikula, mempunyai otot memanjang, tidak bersegmentasi, saluran pencernaan lengkap, sifat kelamin diesus, hidup bebas di dalam tanah, air tawar atau parasit.
IV. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan - Triplehorn &
Johnson. 2005
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan - Triplehorn &
Johnson. 2005
- Bertanya kepada mahasiswa tentang
ciri-- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan - Triplehorn &
Johnson. 2005
V. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Arthropoda.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim
dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
model pembelajaran ini diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin,
berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop dan LCD Proyektor
3. Preparat awetan Arthropoda
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003.
Invertebrates, Second Ed.
Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012.
Biologi,Edisi 8 Jilid 2
. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Triplehorn CA, Johnson NF. 2005.
Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects.
Belmont (US): Thomson.
4. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Rendah
Semester : Ganjil
Beban Studi : 1 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Filum Echinodermata
Standar Kompetensi : Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar : Mampu membedakan setiap subfilumdari Echinodermata berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya. Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Echinodermata.
i. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Echinodermata berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Echinodermata.
VII. Peta Konsep
Echinodermata
Kelas Holothuroidea
Kelas Ophiuroidea
Kelas Asteroidea
II. Uraian Materi
Echinodermata merupakan kelompok hewan berkulit berduri, hidup di laut, bentuk tubuh beraneka ragam ada yang berbentuk seperti bintang, bulat pipih, bintang menjari atau ketimun. Hewan yang tergolong ke dalam Filum ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: umumnya permukaan tubuh simetri radial, memiliki kaki buluh atau kaki amulakral, saluran pencernaan sederhana, respirasi dilakukan dengan insang kecil atau papulae yang tersembul dari coelom tetapi beberapa Echinodermata bernafas dengan menggunakan kaki ambulakral sedangkan pada Holothuroidea menggunakan batang-batang seperti pohon yang terdapat dalam kloaka.
Filum ini terbagi atas 5 kelas, yaitu: (1)Asteroidea, tubuh berbentuk bintang dengan lima lengan; permukaan kulit tubuh pada bagian dorsal dan aboral terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran; di sekitar dasar duri terdapat bentuk jepitan pada ujungnya yang disebut pedicellariae; pada salah satu bagian antara dua bagian tubuh radial atau lengan terdapat lempeng saringan madriporit sebagai tempat masuknya air dalam system vascular air atau ambulakral, di bagian tengah tubuh sebelah dorsal terdapat lubang anus;pada permukaan tubuh sebelah ventral atau oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh membran peristom dengan lima alur ambulakral pada lengan tubuh; pada tiap alur ambulakral terdapat dua deret atau empat deret kaki. (2)Ophiuroidea, tubuh betbentuk bola cakram kecil dengan lima lengan bulat panjang; setiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama, yang masing-masing terdapat dua garis tempat melekatnya yang terliput oleh empat lempeng; mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. (3) Echinoidea, tubuh berbentuk bundar, tidak berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan, anus terletak di pusat tubuh pada permukaan aboral, terletak di antara lempengan kapur yang besar yang mengandung lima atau empat atau dua lubang genital, mulut terletak di daerah oral yang dikelilingi oleh lima buah gigi yang kuat dan tajam. (4) Holothuroidea, tubuh tidak berlengan, bentuk memanjang mengikuti sumbu oral-aboral, alur ambulakral tertutup. Sebagian kaki tabung termodifikasi menjadi tentakel oral. Kaki tabung berpenghisap atau tidak. Tidak memiliki pedicellariae ataupun duri. (5)Crinoidea, dikenal sebagai lili laut; tubuh mempunyai lengan yang bercabang; anus dan mulut berada di permukaan oral; kaki tabung tidak
berpenghisap dan alur ambulakral terbuka;tidak memiliki duri ataupun pedicellariae.
IV. Evaluasi
Dosen Mahasiswa Teori Praktek
Lap
- Bertanya kepada mahasiswa tentang topik yang akan dibahas. - Menyampaikan
deskripsi singkat tentang FilumEchinodermata - Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal - Bertanya kepada
mahasiswa tentang
ciri-- Campbellet al. 2012. - Internet & jurnal
yang relevan
V. Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah. Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Echinodermata.