• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DIVISI TEMPA DAN COR PT. PINDAD BANDUNG. Oleh: Ani Yunaningsih ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DIVISI TEMPA DAN COR PT. PINDAD BANDUNG. Oleh: Ani Yunaningsih ABSTRAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA DIVISI TEMPA DAN COR PT. PINDAD BANDUNG Oleh: Ani Yunaningsih

ABSTRAK

Pelatihan adalah salah satu cara untuk dapat meningkatkan produk- tivitas karyawan yang selanjutnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelatihan, pengaruh pelatihan dan pengaruh masing-masing sub variable pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan Divisi Tempa dan Cor pada PT. Pindad Bandung. Populasi penelitian a-dalah karyawan Bagian Tempa dan Cor yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 250 orang. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian verifikatif, metode penelitian survei dan teknik pengumpulan sampel random sampling dengan sampel 120 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan kuesioner dan pencatatan dokumen, sedangkan metode analisis yang digunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan

Kata kunci: Pelatihan, produktivitas kerja.

PENDAHULUAN

Menghadapi persaingan bisnis yang semakin keras dan tajam serta sangat kompetitif seperti sekarang ini, penguasaan teknologi, keunggulan di bidang produk dan jasa yang ditawarkan, serta ketersediaan sumber daya manusia (SDM) menjadi obyek untuk dapat berperan serta dalam persaingan pasar. Semua itu hanya akan diperoleh apabila sebuah peru- sahaan memiliki keunggulan Sumber Daya Manusianya. Untuk dapat mempertahankan perusahaan dan untuk dapat melanjutkan usahanya, setiap perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki secara optimal, karena sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Untuk dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas atau yang bermutu tinggi salah satu caranya adalah dengan diadakannya program pelatihan. Pelatihan memegang peranan penting untuk meningkat kan pengetahuan, Ketrampilan dan sikap sumber daya manusia, khususnya karyawan dunia industri atau dunia usaha sehingga menjadi sumberdaya

(2)

yang berkualitas. Kondisi ini semakin diperlukan karena Indonesia telah memasuki era pasar bebas, di mana perdagangan atau bisnis sudah tidak mengenal batas Negara lagi. Negara lain dapat dan diperbolehkan mem- bawa SDM-nya sendiri apabila SDM yang tersedia di Indonesia kurang atau tidak berkualitas sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Hal ini merupakan pukulan berat bagi SDM yang ada di Indonesia apabila mereka tidak dipersenjatai oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik, karena sejarah memang telah menunjukkan bahwa faktor yang paling menentukan keberhasilan suatu bangsa bukan pada kekayaan alam yang dimilikinya, melainkan kualitas SDM-nya. Bukti ini tercermin dari keberhasilan Negara seperti Jepang, Singapura, Korea, Hongkong, maupun Taiwan. Kebijaksanaan negara-negara tersebut pada dasarnya adalah mengembang- kan SDM berkualitas unggul yang mampu menguasai berbagai bidang IPTEK dan keterampilan serta keahlian professional yang dibutuhkan untuk memacu peningkatan nilai tambah berbagai sektor industri dan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Agar perusahaan dapat tetap bertahan dan berkembang maka lang- kah-langkah yang harus diambil antara lain:

1. Meningkatkan kualitas SDM agar dapat bekerja lebih professional. 2. Berusaha memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan

kebu-tuhan operasional perusahaan.

3. Pembinaan dan pendayagunaan SDM harus secara konsepsional. 4. Berusaha menciptakan keseimbangan SDM sebagai obyek maupun

subyek.

5. Oleh karena ciri khas usaha industri adalah padat modal, padat tekno-logi serta padat resiko, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang profesional untuk mengantisipasi setiap perubahan yang dikarenakan oleh pengaruh baik internal maupun eksternal.

Dengan demikian cukup jelas bahwa betapa pentingnya pelatihan dalam menyiapkan SDM yang profesional dalam bidangnya, apalagi di era global yang tidak dapat dihindari lagi karena penuh dengan perubahan dan persaingan. Peningkatan SDM dewasa ini merupakan salah satu sasaran utama program pengembangan perusahaan, sebab keberhasilan dan kega-galan perusahaan antara lain tergantung pada kualitas SDM. Oleh karena itu meningkatkan SDM merupakan salah satu tantangan perusahaan di bidang pengembangan SDM. Untuk kepentingan itulah didirikan depar- temen pendidikan dan pelatihan di PT. Pindad (Depdiklat) pada tahun

(3)

1993, yang mempunyai visi menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan profesional standar internasional, dengan misi sebagai berikut:

1. Membantu membangun citra PT. Pindad, melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.

2. Mengembangkan sumber daya manusia untuk keunggulan bisnis dengan memanfaatkan SDM secara optimal (maksimal dan efisien). 3. Memperoleh laba dan peningkatan penjualan jasa diklat untuk

pertum-buhan dan kemampuan bersaing unit diklat.

4. Pro aktif terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen/pelanggan.

PT. Pindad juga menyadari bahwa program pelatihan yang telah di-laksanakan masih belum sempurna dan disinyalir belum mampu mening-katkan produktivitas kerja karyawan secara maksimal. Ini berarti adanya kesalahan yang terjadi baik pada penilaian kebutuhan akan pelatihan atau pada saat proses atau pelaksanaan pelatihan atau juga pada evaluasi dari pelatihan tersebut. Bisa saja kesalahan pelaksanaan pelatihan disebabkan oleh materi yang tidak sesuai dengan kebutuhan, atau instruktur yang kurang terampil dalam menyampaikan materinya dan/atau metode yang diberikan sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman sehingga tidak tepat diberikan pada saat pelatihan atau waktu pelatihan yang kurang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian atas pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung.

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelatihan yang terjadi; dan

2. Sejauhmana pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui proses pelatihan yang ter- jadi dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan pada Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung.

(4)

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pelatihan berpengaruh positif terha-dap produktivitas kerja karyawan.

TINJAUAN PUSTAKA Pelatihan

Definisi pelatihan

Pelatihan dapat mempersiapkan karyawan untuk memiliki penge- tahuan, keahlian dan kemampuan untuk dapat beradaptasi dan antisipasi terhadap perubahan-perubahan pada lingkungan bisnis, seperti yang di- kemukakan Bernardin dan Russel (1993), bahwa pelatihan merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan pada pekerjaan saat ini dan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Milkovich dan Bodreau (1997), pelatihan merupakan proses sistematis untuk meng- ubah kebiasaan, pengetahuan dan motivasi karyawan saat ini untuk meningkatkan kesesuaian antara karakteristik karyawan dan persyaratan perusahaan.

Tujuan pelatihan

Penyelenggaraan pelatihan haruslah diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu agar efektif dan efisien. Idealnya, pelatihan haruslah diarah kan secara simultan pada pencapaian tujuan perusahaan dan karyawan. Sehingga menurut Lynton dan Pareek (1992) agar efektif, pelatihan merupakan tanggung jawab organisasi, peserta dan lembaga pelatihan serta didasarkan pada prinsip pembelajaran, terencana dengan baik dan di- desain untuk merespon kebutuhan organisasi. Dua tujuan pelatihan dikemukakan oleh Handoko (1995), yaitu: Pertama, pelatihan dilakukan untuk menutupi kesenjangan antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, melalui pelatihan diharapkan terjadi peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam pencapaian sasaran kerja yang ditetapkan.

Pelatihan sebagai sistem

Bernardin dan Russel (1993) mengemukakan, bahwa pelatihan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga sistem, yaitu penilaian

(5)

kebutuhan, pelaksanaan dan penilaian, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Penilaian Kebutuhan Pelaksanaan Pelatihan Evaluasi Pelatihan

Gambar 2.1. Sistem model pelatihan (Bernardin and Russel, 1993)

Identifikasi atau kriteria pelak- sanaan untuk evaluasi hasil pelatihan:

 Reaksi  Pembelajaran  Perilaku

 Hasil bagi organisasi.

Desain lingkungan pembelajaran:  Karakteristik pembelajaran dewasa  Dasar-dasar pembelajaran

Identifikasi materi & metode pelaksanaan pelatihan

Pelaksanaan pelatihan

Identifikasi kebutuhan untuk pelatihan dengan didasarkan pada 3 analisis:  Organisasi  Pekerjaan  Individu Mendapatkan pengajaran yang obyektif Memiliki desain evaluasi

Evaluasi dan biaya seefektif mungkin dari

(6)

Produktivitas

Filosofi dan spirit produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang.

Makna produktivitas dapat diartikan secara bervariasi oleh setiap organisasi, namun secara umum Bernardin dan Russel (1993) menyatakan: produktivitas menunjukkan rasio antara keluaran dan masukan. Masukan adalah tenaga kerja, jam kerja atau biaya. Keluaran adalah penjualan dan laba. Sedangkan Whitmore dalam Sedarmayanti (2001) menyatakan, bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai ratio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan.

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Ban-dung, pada bulan Juni sampai dengan Nopember 2003.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Data di-kumpulkan dengan metode survei dan wawancara serta memakai alat kue-sioner. Data dianalisis dengan analisis jalur.

Cara Kerja

Populasi adalah karyawan Divisi Tempa dan Cor sebanyak 250 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 120 orang, dengan menggunakan rumus iterasi sebagai berikut:

(Z1-

+ Z1 - )² 1 + P

n = + 3, sedangkan U’p = ½ 1n , dan (Up)² 1 – P

1 + P P U’p = ½ 1n +

(7)

Keterangan:

n = besar ukuran sampel minimal dalam pendidikan ρ = koefisien korelasi terkecil yang diharapkan diperoleh Z1-

= taraf kebermaknaan dari tabel Z (distribusi normal) Z1- = kuasa uji dari tabel Z (distribusi normal)

Menghitung besarnya pengaruh secara simultan X1, X2, dan X3 ter-hadap Y:

k

R²yx1,x2,x3 = ∑ Pyxi ryxi i=1

= 0,535141 = 53,5141%

Koefisien jalur variabel di luar variabel bebas adalah:

Pyε = √1 - R²yx1,x2,x3 = √ 1 - 0,535141 = √ 0,464859 = 0,68181

Sehingga didapat diagram jalur sebagai berikut:

X1 Є Pyx1 = 0,210559 rx1x2=0,509 Pyє= 0,68181 Pyx2 = 0,462013 rx1x3 = 0,744 X2 Y rx2x3 = 0,491 Pyx3 = 0,186643 X3

Gambar 3.1. Diagram jalur pengaruh penilaian kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi pelatihan terhadap produktivitas kerja

(8)

Keterangan:

X1 = Penilaian kebutuhan X2 = Pelaksanaan pelatihan X3 = Evaluasi

Y = Produktivitas kerja

Pyє = Koefisien jalur dari variabel residu R² = Pengaruh pelatihan

Pyx1 = Koefisien jalur dari X1

Pyx2 = Koefisien jalur dari X2

Pyx3 = Koefisien jalur dari X3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pelatihan pada Divisi Tempa & Cor PT. Pindad Bandung

Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa pelatihan pada Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung sudah berjalan dengan baik yaitu dari variabel penilaian Kebutuhan Pelatihan (X1) kategori baik, variabel Pelaksanaan Pelatihan (X2) kategori baik, dan variabel Evaluasi Pelatihan (X3) kategori cukup baik.

Variabel Kebutuhan Pelatihan ada 3 indikator, yaitu analisis organi- sasi, analisis pekerjaan dan analisis individu, semua kategori baik. Varia- bel Pelaksanaan Pelatihan terdiri dari 3 indikator, yaitu pengkondisian karyawan pra pelatihan kategori baik, indikator pengkondisian tingkat pelatihan kategori baik dan indikator penggunaan prinsip belajar kategori cukup baik.

Sedangkan dari hasil kuesioner dan perhitungan tingkat produktivitas kerja karyawan dicantumkan pada Tabel 4.1., sebagai berikut:

(9)

Tabel 4.1. Hasil kuesioner dan perhitungan tingkat produktivitas Kerja, karyawan Divisi Tempa&Cor PT. Pindad Ban- dung

No. Skor Frekuensi Prosentase

1. Sangat produktif 26 21,67%

2. Produktif 15 12,5%

3. Cukup produktif 36 30%

4. Kurang produktif 30 25%

5. Sangat kurang produktif 13 10,83%

Jumlah 120 100%

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Kebutuhan Pela-tihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada Gambar 3.1. menunjuk- kan besarnya pengaruh langsung variabel penilaian kebutuhan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar (0,210559)² x 100% atau 4,4335%.

Pengaruh tidak langsung variabel kebutuhan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan melalui variabel pelaksanaan pelatihan adalah (0,210559 x 0,509 x 0,462013) x 100% = 4,951%. Sedangkan yang melalui variabel evaluasi adalah (0,210559 x 0,744 x 0,186643) x 100% = 2,924%. Jadi total pengaruh variabel kebutuhan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 12,3085%.

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada Gambar 3.1. menunjuk-kan besarnya pengaruh langsung variabel pelaksanaan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar (0,462013)² x 100% atau 21,3456%.

Sedangkan pengaruh tidak langsung variabel pelaksanaan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan melalui variabel kebutuhan pela- tihan adalah (0,462013 x 0,509 x 0,210559) x 100% = 4,9514% dan pengaruh tidak langsung yang melalui variabel evaluasi adalah (0,210559 x 0,744 x 0,186643) x 100% = 4,234%. Jadi, total pengaruh variabel

(10)

pelaksanaan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 30,531 %.

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Evaluasi Terha-dap Produktivitas Kerja Karyawan

Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada Gambar 3.1. menunjuk-kan besarnya pengaruh langsung variabel evaluasi terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar (0,186643)² x 100% atau 3,4836%.

Sedangkan pengaruh tidak langsung variabel evaluasi terhadap produktivitas kerja karyawan yang melalui variabel kebutuhan pelatihan adalah (0,186643 x 0,744 x 0,210559) x 100% = 2,924% dan pengaruh tidak langsung yang melalui variabel pelaksanaan pelatihan adalah (0,186643 x 0,491 x 0,462013) x 100% = 4,234%. Jadi, total pengaruh variabel evaluasi terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 10,642%.

Jadi, pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y adalah sebesar (12,308 % + 30,431 % + 10,642 %) = 53,4815 % dan sisanya sebesar 46,5185 % adalah pengaruh variabel luar (є).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat diambil kesim- pulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan proses pelatihan yang dilaksanakan di Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung berada pada kategori baik, ber- dasarkan penilaian terhadap masing-masing indikator pelatihan, yaitu mulai dari analisis organisasi, analisis pekerjaan, analisis individu yang termasuk kategori baik, pengkondisian karyawan pra pelatihan, pengkondisian lingkungan pelatihan, reaksi, proses belajar termasuk kategori baik, perilaku termasuk kategori cukup baik dan hasil bagi organisasi termasuk kategori baik.

2. Secara simultan dari ketiga variabel pelatihan berpengaruh cukup besar terhadap produktivitas kerja karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad Bandung. Dampak dari pelatihan ternyata dapat meningkatkan kemampuan pengikutinya. Terbukti bahwa suatu pekerjaan yang di- laksanakan oleh karyawan yang mempunyai kemampuan, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Dengan demikian pelaksanaan

(11)

pelatihan yang baik dapat memberikan kontribusi yang cukup besar kepada peningkatan produktivitas kerja karyawan.

S a r a n

Dari hasil kuesioner terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh PT. Pindad Bandung, karena ada beberapa hal yang membuat karya-wan merasa belum puas, yaitu:

1. Harus lebih memotivasi karyawan untuk mengikuti pelatihan dengan motivasi untuk belajar hal-hal yang menunjang kinerja mereka sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat.

2. Perusahaan seharusnya memperhatikan materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Perusahaan harus memperhatikan kualitas instruktur yaitu instruktur yang lebih menguasai materi agar para peserta pelatihan merasa puas dan pelatihan menjadi lebih menarik, juga tidak monoton.

DAFTAR PUSTAKA

Bernardin, H.J., E.A. Russel, 1993. Human Resource Management An Ex-periental Approach, Mc Graw Hill Int., Singapure.

Handoko, H., 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, BPFE, Jakarta.

Lynton, P. & U. Pareek, 1992. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja (Terjemahan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Ma-najemen), Cetakan ke 2, Karya Unipress, Jakarta.

Milcovich, G.T. and J.W. Boudreau, 1991. Human Resource Management, Richard D., Irwin, Inc., Boston.

Muchdarsyah, S., 2000. Produktivitas: Apa dan Bagaimana, Edisi ke 2 Cetakan 4, Bumi Aksara, Jakarta.

Prabu, A., 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosda-karya, Bandung.

Salim, S., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang Unggul, Jurnal Bisnis dan Manajemen, 1, (2), September 2002, FE UNPAD, Bandung.

(12)

Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Bandung.

Suharsimi, A., 1993. Prosedur Penelitian, Edisi ke 9, Rineka Cipta, Jakarta.

Syarif, R., 1991. Produktivitas, Edisi Revisi, Angkasa, Bandung.

Wahyudi, B., 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia I, Sulita, Ban-dung.

BIODATA SINGKAT

Ani Yunaningsih, SE.,M.Si., adalah Dosen Tetap dan Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana (Unla) Bandung. Lulus S1 Jurusan Manajemen Fak. Ekonomi Unla Tahun 1988 dan S2 BKU Ekonomi Manajemen UNPAD, Tahun 2004.

Gambar

Gambar 2.1. Sistem model pelatihan (Bernardin and Russel, 1993)
Gambar 3.1. Diagram jalur pengaruh penilaian kebutuhan pelatihan, pelaksanaan                       pelatihan dan evaluasi pelatihan terhadap produktivitas kerja
Tabel 4.1. Hasil kuesioner dan perhitungan  tingkat  produktivitas  Kerja, karyawan Divisi Tempa&Cor PT

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diatas untuk massa kanker 30 data, untuk massa normal ada 28 data serta untuk massa normal ada 2 data yan tidak dapat di klasifikasikan, mungkin

CIREBON SUPER BLOK MALLGround Floor No. Cipto Mangunkusumo No. Margonda Raya No. MORITZ )Lantai Upper Ground Unit UG -

Sahabat MQ/ Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan/ Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan/ Pengambil kebijakan atas

diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang

Oleh itu, semua pelajar semester satu (1) akan ditawarkan kolej kediaman. PANDUAN UNTUK KE POLITEKNIK SANDAKAN SABAH.. Sila rujuk pelan lokasi Politeknik Sandakan Sabah yang

Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat: mendeskripsikan pelaksanaan Program Magang prodi PGSD, mendapatkan informasi tentang hambatan, dan kendala pelaksanaan Magang

Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia memiliki kedudukan, dan

Berdasarkan penjelasan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah proses dari awal hingga hasil terbitnya sebuah laporan audit yang dilakukan oleh seseorang