11 II.1. Sistem
Secara umum sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha) mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama tertentu). Atau, dengan kata lain, sistem dapat disebutkan sebagai kumpulan komponen (sub-sistem fisik maupun non-fisik/logika) yang saling berhubungan satu sama lainnya dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan. Secara garis besar, sistem dapat dibagi 2 :
1. Sistem Fisik adalah Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.
2. Sistem Abstrak adalah sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifiksikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemnnya. (Eddy Prahasta; 2009 : 78).
II.1.1. Informasi
Istilah “data dan “informasi” sering kali digunakan secara bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep ruang berbeda. Data merupakan bahasa, mathematical, dan atau simbol-simbol pengganti lain yang (telah) disepakati secara umum di dalam (usaha) menggambarkan suatu objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, atau
objek-objek penting lainnya, singkatnya, data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan Informasi adalah data yang telah ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya.
Informasi masih menurut sumber yang sama, adalah makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan konvensi-konvensi yang telah umum digunakan di dalam representasinya.
Gambar II.1: Relasi (Umum) Antara Data & Informasi; Input, Processing, Output, dan umpan baliknya
(Sumber : Eddy Prahasta; 2009 : 79) II.1.2. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian. (Eddy Prahasta; 2009 : 93).
Pengolahan, Pemrosesan, Konversi, Transformasi, dll. Informasi Data User Input Output Processing Output Data Informasi Pengolahan, Pemrosesan, Konversi, Transformasi, dll. Input User Processing
II.1.2.1 Tujuan & Aktifitas Sistem Informasi
Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi. Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi komunikasi yang diperlukan di dalam mengoprasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan (Eddy Prahasta; 2009 : 94).
II.2. Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Defenisi sistem informasi geografis selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Berikut ini beberapa defenisi-defenisi sistem informasi geografis :
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi dipermukaan bumi (Rice 20).
1. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (mange), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic 20).
2. SIG adalah kumpulan yang terorganisisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memproleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisa dan menapilkan semua bentuk informasi yang berefernsi geografis (Asnida Noor Sholihaty; 2010 : 2).
Kelebihan yang dimiliki SIG antara lain adalah dapat memperbaharui dengan cepat data spasial baik berupa peta maupun data statistik yang cepat berubah dan kadaluwarsa sehingga pelayanan jasa dan informasi khususnya di sektor transportasi menjadi lebih akurat. Kegunaan SIG dalam pengembangan transportasi dalam konteks wilayah antara lain adalah untuk mendukung perencanaan transportasi baik wilayah maupun kota dan simulasi model perencanaan transportasi sehingga didapat pilihan yang tepat terhadap alternatif rencana yang didukung oleh peta, data dan informasi statistik spasial yang tersaji secara cepat dan akurat. Saat ini perangkat lunak SIG yang sudah dikembangkan dan banyak digunakan antara lain : Map Info, Arc Info, ArcView dll.
Penggunaan SIG di bidang transportasi darat masih terbatas mengingat keterbatasan SDM, keterbatasan dana dan data pendukung. Keterbatasan SDM terutama adalah kurangnya tenaga terampil yang menguasai perangkat SIG baik sebagai web. Software ini mendukung berbagai macan script pemrograman seperti HTML, PHP, CSS, JavaScript, CFML, ASP dan JSP.
Dreamweaver 8 didukung dengan cara pemakain yang praktis dan standar, dan juga didukung untuk pengembangan penggunaan CSS, XML, dan RSS dan
kemudahan-kemudahan lain yang diperlukan. Dreamweaver merupkan software yang digunakan oleh Web desainer maupun Web programmer dalam mengembangkan Web. Hal ini disebabkan ruang kerja, fasilitas, dan kemampuan Dreamweaver yang mampu meningkatkan produktivitas dan fektivitas dalam desain maupun membangun sebuah situs Web.
Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan input data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial. Sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi. SIG memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.
Gambar II.2 Pola Keterkaitan GIS (Sumber : Eko Budiyanto; 2005 : 2)
SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG mampu memproses data dengan cepat dan akurat serta menampilkannya kembali. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah (Danny Manongga; 2009: 3).
II.2.1. Subsistem SIG
Jika beberapa defenisi yang disebutkan di atas diperhatikan dengan teliti maka, SIG dapat diuraikan menjadi beberapa sub-sistem sebagai berikut:
a) Data Input: sub-sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format (native) yang dapat digunakan oleh perangkat SIG yang bersangkutan.
b) Data Output: sub-sistem ini menampilkan atau mengahasilkan keluaran dari proses data manipulation. Output tidak boleh sama dengan input karena sebuah informasi haruslah ada proses. Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran sebagian atau seluruh basis data. Output data berupa softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. c) Data Management: sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun atribut kedalam sebuah basis data sehingga mudah untuk dipanggil yaitu update, select maupun delete.
d) Data Manipulation & Analysis: sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan
operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan (Asnida Noor Sholihaty; 2010 : 2).
Gambar II.3: Ilustrasi Sub-Sistem-SIG (Sumber : Eddy Prahasta; 2009 : 119)
Data Manipulation & Analysis Data Management Data Input Data Output
SIG
II.2.2. Komponen SIG
SIG merupakan salah satu sistem yang kompleks dan pada umumnya juga (selain yang stand-alone) terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya di tingkat fungsional dan jaringan (network). SIG sebagai sistem terdiri dari beberapa komponen (sebagai berikut) dengan berbagai karakteristiknya (Gistut94):
a) Perangkat keras pada saat ini SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation hingga
multi-user host yang bahkan dapat digunakan oleh banyak orang secara
bersamaan (simultan) dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat pada karakteristik-karakteristik fisik perangkat kerasnya sehingga keterbatasan memori pada suatu PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG dalak komputer (PC),
mouse, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi , digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
b) Perangkat lunak dari sudut pandang yang lain, SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus perangkat SIG tertentu, setiap sub-sistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi tersendiri.
c) Data & informasi geografi dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung (dengan cara
meng-import-nya dari format-format perangkat lunak SIG yang lain) maupun
secara langsung dengan cara melakukan dijitasi data spasialnya (dijitasi
on-screean atau head-ups di atas tampilan layar monitor, atau manual
dengan menggunakan digitizer) dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.
d) Manajemen suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian (kesesuaian dengan
job-description yang bersangkutan) yang tepat pada semua tingkatan (Eddy
Prahasta; 2009 : 120).
II.3. Coreldraw
CorelDraw adalah software grafis sebaguna yang biasa dipakai untuk ilustrasi dan publikasi. Sehingga banyak digunakan untuk aplikasi percetakan di media kertas, kain, outdoor, elektronik pemetaan lokasi, dll.
CorelDraw merupakan aplikasi grafis yang dengan format vector (koordinat), tidak seperti Macromedia Adobe Photoshop yang lebih mengutamakan format Bitmap (pixel). Dengan format vector maka perlakuan kita bebas mengubah ukurannya tanpa khawatir gambar pecah dan blur seperti Adobe Photoshop. (Asnida Noor Sholihaty: 2010 : 5).
II.4. Unified Modeling Language (UML)
UML adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
Menurut pencetusnya, UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah system. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari system yang sedang dimodelkan. Memahami UML itu sebagai bahasa visual itu penting, karena penekanan tersebut membedakannya dengan bahasa pemrograman yang lebih dekat ke mesin.
Unified Modeling Language (UML) biasa digunakan untuk:
1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor.
2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagrams.
3. Menggambarkan representasi struktur statik sebuah sistem dalam bentuk class diagrams.
4. Membuat model behavior “yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sisem” dengan state transition diagrams.
5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component and development diagrams.
UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem berorientasi objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembangan sistem membuat blue print atas visinya dalam bentuk yang baku. UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dalam sistem melalui sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. Uml mempunyai banyak diagram yang dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. (Yuni Sugiarti ; 2013 : 37).
II.4.1. Notasi Dasar UML 1. Actor
Actor adalah abstraction dari orang dan system yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target system. Orang atau system bisa muncul dalam bebrapa peran. Perlu dicatat bahwa actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Berikut notasi actor dalam UML:
Gambar II.4 : Notasi Actor pada UML
(Sumber : Munawar ; 2005 : 64)
2. Class
Calss, dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar diawal kalimatnya dan diletakkan diatas kotak. Bila calass mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku
kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Berikut notasi class dalam UML:
Mesin Cuci
Gambar II.5 : Notasi Class di UML
(Sumber : Munawar ; 2005 : 35)
3. Use Case
Use Case adalah alat bantu terbaik guna menstimulasi pengguna potensial
untuk mengatakan tentang suatu system dari sudut pndangnya. Tidak selalu mudah bagi pengguna untuk menyatakan bagaimana mereka bermaksud menggunakan sebuah system. Karena system pengembangan tradisional sering ceroboh dalam melakukan analisis, akibatnya pengguna seringkali susah menjawabnya tatkala dimintai masukan tentang sesuatu. Notasi use case dapat dilihat pada gambar II.3 :
Gambar II.6 : Notasi Use Case pada UML
(Sumber : Munawar ; 2005 : 64)
4. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah
scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan diantara obyek-obyek ini dalam use case.
Sistem
Use Case
Komponen utama squence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. Berikut Contoh sequence diagram :
Gambar II.7 : Simbol-simbol yang ada pada Sequence Diagram
(Sumber : Munawar ; 2005 : 89)
5. Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural,
proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah
activity diagram bisa mendukung prilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa.
Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan activity diagram.
Actor Name 1 Name 2
Participant (Obyek) Activation Lifeline Message
Tabel II.1 Simbol-simbol yang sering dipakai pada Activity Diagram Simbol Keterangan
Titik awal Titik akhir Activity
Pilihan untuk pengambilan keputusan
Fork; digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu.
Rake; menunjukkan adanya dekomposisi Tanda waktu
Tanda pengiriman Tanda penerimaan Aliran akhir (Flow Final)
Adapun contoh dari Activity Diagram dapat di lihat pada Gambar II.8.
Gambar II.8 : Contoh Activity Diagram Sederhana
(Sumber : Munawar ; 2005 : 111)
II.5. Database
Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi, karena menjadi tempat untuk menanmpung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam berbagai bentuk. Database merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi. (Budi Sutedjo Dharma Oetomo; 2006 : 99).
Terima Order Kirim Invoice Isi Order Regular Delivery Overnight Delivery Terima Pembayaran Close Order
II.5.1. Hierarki Data Dalam Database
Data dalam sebuah database disusun berdasarkan sistem hierarki yang unik, yaitu:
1. Database merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain, misalnya file data induk karyawan, file jabatan, file penggajian dan lain sebagainya. Kumpulan file yang tidak saling terkait satu sama lain tidak dapat disebt database, misalnya file data induk karyawan, file tamu undangan perkawinan, file barang retail pasar swalayan.
2. File yaitu kumpulan dari record yang saling terkait dan memiliki format field yang sama dan sejenis.
3. Record yaitu kumpulan field yang menggambarkan suatu unit data individu tertentu.
4. Field yaitu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data seperti nama, alamat, dan lain sebagainya.
5. Byte yaitu atribut dari field yang berupa huruf yang membentuk nilai dari sebuah field. Huruf tersebut dapat berupa numerik maupun abjad atau huruf tersebut.
6. Bit yaitu bagian terkecil dari data secara keseluruhan, yaitu berupa karakter ASCII nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte (Budi Sutedjo Dharma Oetomo ; 2006 :102).
II.5.2. MySQL
MySql adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu, ia bersifat Open Source (Anda tidak perlu membayar untuk menggunakannya) pada berbagai platform (kecuali untuk jenis Enterprise, yang bersifar komersial).
MySQL termasuk jenis RDBMS (Rational Database Management
System). Itulah sebabnya, istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada
MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau beberapa kolom. (Abdul Kadir; 2008 : 348).
II.6. Kamus Data
Kamus data (KD) atau data dictionary (DD) atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. (Jogiyanto; 2005 : 725).
Kamus data ikut berperan dalam perancangan dan pembangunan SI (Sistem Informasi) karena peralatan ini berfungsi untuk:
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam penggambaran data flow diagram.
2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran, misalnya data alamat diurai menjadi nama jalan, nomor, kota, negara dan kode pos.
3. Menjelaskan spesifikasi nilai dan satuan yang erelevan terhadap data yang mengalir dalam sistem tersebut.
Sejumlah simbol yang digunakan dalam penggambaran kamus data ditunjukkan dalam tabel II.2.
Tabel II.2 Simbol - simbol dalam kamus data Simbol Uraian
= Terdiri atas, mendefinisikan, diuraikan menjadi, artinya contoh: nama=sebutan+nama1+nama2+gelar1+gelar2
+ Dan
( ) Optional (pilihan boleh ada atau boleh tidak) Contoh: alamat=alamat rumah+(alamat surat)
{ } Pengulangan
Contoh: nama{karakter_valid}
[ ] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif, seleksi Contoh: sebutan = [Bapak|Ibu|Yang Mulia]
* * Komentar
Contoh: *seminar yang akan diikuti*
| Pemisah sejumlah alternatif pilihan antara simbol [ ]
(Sumber : Budi Sutedjo; 2006 : 118)
II.7. Normalisasi
Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya.
Dalam proses normalisasi, persyaratan sebuah tabel masih harus dipecah didasarkan adanya kesulitan kondisi pengorganisasian data seperti untuk menambah atau menyisipkan, menghapus, atau mengubah, serta pembacaan data dari tabel tersebut. Bila masih ada kesulitan, maka tabel harus dipecah menjadi beberapa lagi, dan dilakukan proses normalisasi kembali sampai diperolwh tabel yang optimal. (Budi Sutedjo Dharma Oetomo; 2006 : 131)
Secara umum proses normalisasi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap tidak normal, normalisasi tahap 1, normalisasi tahap 2 dan normalisasi tahap 3. Pada tahap yang ketiga biasanya sudah akan diperoleh tabel yang optimal.
1. Bentuk Tidak Normal. Pada tahap ini, semua data yang akan direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi. Misalnya untuk SI seminar, bentuk tidak normal: kode pembicara, telepon pembicara, spesialisasi, judul seminar, kode seminar, judul seminar, nama pembicara, tanggal, jam, tempat,biaya, kode peserta, nama peserta, alamat peserta, kota peserta, judul seminar, tanggal, jam, tempat, biaya.
2. Normalisasi tahap 1. Pada tahap ini, dibentuk tabel-tabel yang menampung data yang ada dan dikelompokkan berdasarkan suatu karakteristik tertentu. Pada tahap ini harus diusahakan tidak ada field dalam satu tabel yang berulang.
3. Normalisasi tahap 2. Pada tahap ini, dilakukan penentuan field kunci dari masing-masing tabel. Kunci tersebut harus unik dan dapat mewakili tabel.
4. Normalisasi tahap 3. Pada tahap ini, dilakukan penentuan relasi antar tabel, sehingga akan ditemukan adanya field kunci sekunder pada tabel-tabel tertentu.
II.8. PHP
Menurut kamus komputer, PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet. Sedangkan dalam pengertian lain PHP adalah singkatan dari PHP (Hypertext Preprocessor) yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source atau gratis. PHP merupakan script yang menyatudengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). (Rulianto Kurniawan; 2010 : 3).