ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2008
12/22/2009 2
BAPPENAS
Dasar Hukum
RKP Tahun 2008 merupakan bagian dari
rangkaian langkah penyempurnaan
perencanaan dan penganggaran
berdasarkan :
UU 17/2003
UU 25/2004
UU 32/2004 dan UU 33/2004
UU 17/2007
BAPPENAS
UU 17/2003
: Keuangan
Negara
KPJM / MTEF
Aggregate fiscal discipline(alokasi dalam batasan budget
constraint sesuai dg kebij.fiskal
jk menengah).
Allocative efficiency (alokasipada prioritas) dan operational
efficiency (sehemat mungkin).
Anggaran berbasis kinerja (outputdan outcome)
12/22/2009 4
BAPPENAS
Perencanaan yang dilakukan ditengah mekanisme pasar, globalisasi, dan desentralisasi.
Perlu dilakukan strategic priorities melalui:
Kerangka regulasi yangmendorong partisipasi masyarakat (karena belanja negara hanya
sekitar 20-25% PDB).
Kerangka pelayanan dan investasi pemerintah, yaitu berupapenyediaan barang dan jasa langsung oleh pemerintah.
Desentralisasi fiskal dengan
prinsip money follow function.
UU No. 25/2004 : SPPN
UU 32/2004 dan
BAPPENAS
UU 17/2007
: RPJPN
Program Pembangunan Nasional periode 2005 – 2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional.
RPJP Nasional sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Daerah yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan
Tema RKP 2008:
Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan
Pengangguran Melalui Pertumbuhan
BAPPENAS PRIORITAS
1. Peningkatan efektifitas penanggulangan Kemiskinan
2. Peningkatan Kesempatan Kerja, Investasi dan EKspor
3. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Pembangunan perdesaan
4. Peningkatan Askes dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
5. Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Pelaksanaan Ferormasi Birokrasi
6. Penguatan Kemampuan Pertahanan dan Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
7. Penanganan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan Peningkata Pemberantasan Penyakit Menular
8. Percepatan Pembangunan Isnfrastruktur dan Peningkatan Pengelolaan Energi
KONDISI UMUM
BAPPENAS
Secara umum, status kesehatan dan
gizi masyarakat meningkat
Secara umum, status kesehatan dan gizi masyarakat meningkat
AKB menurun dari 46 (1997) menjadi 32 per 1.000 kh (2005).
AKI menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000 kh (2002-2003).
UHH meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 69 tahun (2005).
Prevalensi kurang gizi menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 28 persen (2005), namun dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung terjadi stagnasi.12/22/2009 10
BAPPENAS
Sarana Pelayanan Kesehatan
Pada akhir tahun 2006, tersedia 8.015 Puskesmas, 22.000 Pustu, dan 6.132 Pusling.
Hampir seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit
Pos kesehatan desa (poskesdes) telah dikembangkan sejak tahun 2006
Pada tahun 2007 diperkirakan akan terus bertambah
Meskipun demikian sebagian masyarakat belumsepenuhnya dapat mengakses pelayanan kesehatan karena kendala jarak dan biaya transportasi.
BAPPENAS
JPKMM dan Tenaga Kesehatan
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagiMasyarakat Miskin (JPKMM) telah dimanfaatkan oleh masyarakat miskin dan perlu dilanjutkan
Tenaga kesehatan masih belum mencukupi dan penyebarannya belum merata.
Daerah-daerah terpencil dan tertinggal masih kekurangan tenaga kesehatan
Pada tahun 2006 telah ditempatkan PTT di daerah terpencil dengan insentif khusus, namun kebutuhan masih cukup besar sehingga tetap akan menjadi12/22/2009 12
BAPPENAS
Masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol (DBD, TB paru, malaria, diare, infeksi saluran pernafasan dan HIV/AIDS)
2006: 55 kasus terkonfirmasi dan 45 meninggal (CFR 81,8%).
2007 (s.d.12 Februari), 9 kasus terkonfirmasi, 6 meninggal (CFR: 66,7%).
Merupakan tantangan yang perlu ditangani lebih baik terutama dalam hal survailans, penanganan pasien/ penderita, penyediaan obat, sarana dan prasarana rumah sakit.BAPPENAS
Permasalahan gizi utama tahun 2008 meliputi
KEP pada ibu hamil, bayi, dan balita, serta
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium, kurang vitamin A dan kurang zat gizi
mikro lainnya.
Masalah kurang gizi disebabkan berbagai
faktor, oleh karena itu upaya
penanggulangan masalah gizi harus
dilakukan secara sinergis meliputi berbagai
bidang seperti pertanian, pendidikan dan
ekonomi.
12/22/2009 14
BAPPENAS
Obat dan Pengawasan
Pada periode 2004 – 2006, harga obat generik telah diturunkan antara 60 – 80%, serta dilakukan labelisasi obat generik dan sekaligus pencantuman harga obat.
Meningkatnya ketersediaan obat generik esensial yang terjangkau diharapkan dapat mendorong pemakaian obat terutama bagi kelompok miskin.
Pengawasan terhadap obat, makanan dan keamanan pangan serta penyalahgunaan NAPZA menjadi halsangat penting.
Pada tahun 2006 telah dilakukan pemeriksaaan/inspeksi terhadap sarana produksi obat, pedagang besar farmasi, serta apotek.
Dalam hal pengawasan pangan, perlu ditingkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap12/22/2009 16
BAPPENAS
Arah Kebijakan
1. Peningkatan akses, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, melalui pelayanan bagi penduduk miskin di kelas III Rumah Sakit,
pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan
jaringannya, dan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar
2. Peningkatan ketersediaan tenaga medis dan paramedis
terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil dan tertinggal, melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan,
terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya, serta rumah sakit kab/kota dan daerah bencana
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, melalui
penanggulangan penyakit menular, peningkatan surveilans, dan penemuan dan tatalaksana kasus
BAPPENAS
Arah Kebijakan
4. Penanggulangan penyakit flu burung dan kesiapsiagaan pandemi influenza melalui penyusunan dan pelaksanaan
surveilans, penanganan pasien/penderita flu burung,
penyediaan obat flu burung, sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit
5. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu
hamil, bayi dan anak balita, melalui peningkatan pendidikan gizi masyarakat, penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi
buruk, dan peningkatan surveillans gizi;
6. Peningkatan ketersediaan obat generik esensial,
pengawasan obat, makanan dan keamanan pangan, melalui
peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, peningkatan pengawasan obat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), pengadaan sarana dan prasarana BPOM dan peningkatan SDM.
12/22/2009 18
BAPPENAS
Kebijakan tersebut didukung oleh promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan
lingkungan sehat, peningkatan sumber daya kesehatan, pengembangan obat asli Indonesia, pengembangan
kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan.
12/22/2009 20
BAPPENAS PRIORITAS IV : PENINGKATAN AKSESIBILITAS
DAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
Fokus 5:
Peningkatan Aksesibilitas, Pemerataan,
Keterjangkauan dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan terutama Bagi Masyarakat Miskin
Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan peduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya
Pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasarBAPPENAS Prioritas IV ..lanjutan
Fokus 6: Peningkatan Ketersediaan Tenaga Medis dan
Paramedis, terutama untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Daerah Terpencil dan Tertinggal
Pemenuhan tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis, terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakitkabupaten/kota tertutama di daerah terpencil dan daerah bencana
12/22/2009 22
BAPPENAS Prioritas IV ..lanjutan
Fokus 7: Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Penanggulangan penyakit menular
Penelitian penyakit menular tropis untuk TBC, Demam Berdarah dan MalariaCatatan: Pada Prioritas 8 (Penanganan Bencana, Pengurangan
Risiko Bencana, dan Peningkatan Pemberantasan Penyakit Menular), terdapat fokus peningkatan pemberantasan
BAPPENAS Prioritas IV ..lanjutan
Fokus 8: Penanganan Masalah Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Ibu Hamil, Bayi dan Anak Balita
Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk12/22/2009 24
BAPPENAS Prioritas IV ..lanjutan
Fokus 9: Peningkatan Pemanfaatan Obat Generik Esensial, Pengawasan Obat, Makanan dan Keamanan
Pangan
Penyediaan obat esensial termasuk obat program
Pengujian laboratorium sampel obat, obattradisional, kosmetika, NAPZA, makanan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
12/22/2009 26
BAPPENAS
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Program Lingkungan Sehat
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Program Upaya Kesehatan Perorangan
5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Sumber Daya Kesehatan
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
9. Program Pengawasan Obat dan Makanan
10. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
11. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
12. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
12/22/2009 28
BAPPENAS
1. Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 50%; persentase keluarga menggunakan air bersih mencakup 61%; dan
persentase keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 66,5%
3. Meningkanya persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 80%
4. Meningkatnya cakupan rawat jalan mencakup 15%
5. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mencakup 85%
6. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (k4) mencakup 87%; cakupan kunjungan neonatus (KN2) 87%
7. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Puskesmas dan kelas III Rumah Sakit mencakup 100%
BAPPENAS
8. Meningkatnya persentase rumah sakit yang memiliki pelayanan gawat darurat yang memenuhi standar mutu mencakup 50%;
persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif mencakup 70%; meningkatnya persentase rumah sakit yang terakreditasi mencakup 70%
9. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di 28.000 desa
10. Meningkatnya persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) mencakup 95%
11. Meningkatnya Case Detection Rate TB mencakup > 70%
12. Menurunnya angka Acute Flaccid Paralysis menjadi ≤ 1 per 100 ribu anak usia kurang dari 15 tahun
13. Meningkatnya persentase penderita demam berdarah (DBD) yang ditangani mencakup 100%
14. Meningkatnya persentase penderita malaria yang diobati mencakup 100%
12/22/2009 30
BAPPENAS
16. Meningkatnya persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat pertolongan ART mencakup 100%
17. Meningkatnya persentase penderita flu burung yang ditangani mencakup 100%
18. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe mencakup 80%
19. Meningkatnya persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif mencakup 65%
20. Meningkatnya persentase balita yang mendapatkan Vitamin A mencapai 80%
21. Meningkatnya persentase guru, dosen dan instruktur bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya mencakup 12%
22. Meningkatnya persentase peredaran produk pangan yang memenuhi syarat mencakup 70%
23. Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi dalam rangka cara pembuatan obat yang baik (CPOB) mencakup 45%
BAPPENAS
Jadwal penyusunan RKP
27 Februari : Finalisasi Buku I dan II + Pagu Indikatif 1 Maret : Konsep RKP di Meneg PPN/Ka
Bappenas
2 Maret : Rakor Meneg PPN/Ka bappenas dg Menteri Keuangan
3 Maret : Retreat dengan Preiden
6 Maret : SIdang KAbinet Rancangan RKP dan Pagu Indikatif
7 Maret : Rancangan RKP dan Pagu Indikatif terbit 8 Maret : Rakorpus